BIOBRIKET
PROSES OPERASI INDUSTRI
HASIL PERKEBUNAN DAN PANGAN
Disusun Oleh
ANUGRAH PRATAMA PUTRA
18/19998/THP-STPK B
1
= [ ∑ (223,29 + 107,12 + 211,44 + 175,4 )] – 8,263
4
= 173,54
1
10 menit =
n
[ ∑ ( X12 + X22 + X32 + X42 )]- X́ 2
1
= [ ∑ (237,19 + 99,4 + 67,8 + 69,7 )] – 14,046
4
= 104,47
1
15 menit =
n
[ ∑ ( X12 + X22 + X32 + X42 )] - X́ 2
1
= [ ∑ (120,6 + 108,9 + 123,6 + 134,2 )] – 14,841,3
4
= 106,98
4) Indeks pencampuran (M)
( So ) 2−(S) 2
5 Menit =
( So ) 2− ( Sr ) 2
0,21−173,54
=
0,21−0
= -825,38
( So ) 2−(S) 2
10 menit = ( So ) 2− ( Sr ) 2
0,21−104,47
=
0,21−0
= -496,50
( So ) 2−(S) 2
15 menit = ( So ) 2− ( Sr ) 2
0,21 – 106,98
=
0,21−0
= -504,42
3.2 Pembahasan
Pencampuran (mixing) adalah proses perdispersian suatu komponen dalam
komponen lain. Komponen dari cmpuran bisa berwujud padat dan padat,
padat dann cair, cair dan cair, gas dan gas. Pada dasarnya tujuan pencampuran
adalah untuk memperoleh suatu campuran yang homogen, yang mengandung
komponen dengan proporsi yang sama dengan seluruh bahan. Banyak bentuk
mixer yang telah diproduksi dari waktu ke waktu, namun peralatan tersebut
dapat diktegorikan menjadi 3 macam yaitu: liquid mixer, powder and particle
mixer, dough and pasta mixer (Anonim, 2020).
Briket arang biomassa atau biobriket dibuat dari arang biomassa baik
berupa bagian yang memang sengaja dijadikan bahan baku briket maupun sisa
atau limbah proses produksi/pengolahan agroindustri. Misalnya kayu,
tempurung kelapa, arang tempurung kelapa sawit, limbah bambu, tandan buah
kosong kelapa sawit, sekam padi, dan limbah batang tembakau dapat menjadi
bahan baku untuk biobriket. Pembuatan biobriket memerlukan bahan
penunjang seperti tanah liat, lem kanji, air, dan bahan pencampur lainnya.
Komposisi bahan tersebut sangat tergantung dari jenis bahan baku untuk
pembuatan biobriket.
Briket Batubara adalah bahan bakar padat yang terbuat dari batubara
dengan sedikit campuran perekat. Briket batubara ini dibagi lagi menjadi dua
jenis, yaitu briket batubara terkarbonisasi (melalui proses pembakaran) dan
briket tanpa karbonisasi (tanpa proses pembakaran). Briket bio-batubara
adalah briket campuran antara batubara dan biomassa dengan sedikit perekat.
Biobriket adalah bahan bakar padat yang terbuat dari bahan baku biomassa
dengan campuran sedikit perekat. Biomasa dalam kehidupan sehari-hari
merupakan bahan hayati yang biasanya dianggap sebagai sampah dan sering
dimusnahkan dengan cara dibakar (Jeni, 2009).
Biobriket mempunyai temperatur penyalaan (ignition temperature) yang
lebih rendah dan burn out time yang lebih pendek dibandingkan dengan briket
batubara. Ketika briket dipanasi temperaturnya naik, setelah mencapai
temperatur tertentu, volatile matter keluar dan terbakar disekitar briket.
Temperatur ini disebut temperatur nyala. Temperatur nyala turun jika
carnpuran biomasa lebih banyak (Naruse, 2001).
Selain tempurung kelapa, limbah biomassa yang banyak dijumpai adalah
limbah kayu baik berupa serbuk gergaji, potongan-potongan dan ranting-
ranting pepohonan. Rata-rata limbah yang dihasilkan oleh industri
penggergajian adalah 49,15%, dengan perincian serbuk gergaji sebesar 8,46%,
sedetan sebesar 24,41%, dan potongan - potongan kayu sebesar 16,28%.
Beberapa jenis serbuk gergaji kayu yang banyak digunakan dalam industri
antara lain kayu jati, kayu surain dan kayu cempaka (Otong, 2017).
Hasil pengamatan komposisi fraksi (garam tepung kanji dalam 10 gram
sampel) didapatkan komposisi fraksi seletlah 5 menit pencampuran X 1 15,274
g, X2 10,350 g, X3 15,541 g, X4 13,247 g, dan X rata-rata 17,804 g. Kemudian
pada 10 menit X1 15,401 g, X2 9,970 g, X3 8,24 g, X4 8,35 g, dan X rata-rata
13,987 g. Terakhir pada 15 menit X 1 10,985 g, X2 10,440 g, X3 11,212 g, X4
11,585 g, dan X rata-rata 11,033 g.
Hasil perhitungan indeks pencampuran 5 menit S02 0,21, Sr2 ∞, S2 -7536,7
dan M -35888,5. Kemudian 10 menit S02 0,21, Sr2 ∞, S2 -3393,2 dan M
16159,09. Terakhir 15 menit S02 0,21, Sr2 ∞, S2 118,1 dan M -591,38.
Setelah dilakukan pengeringan (penjemuran) pada biobriket yang telah
dibuat, dimana terdapat 2 jenis biobriket (yang menggunakan oksidator dan
yang tidak menggunakan oksidator). Pada saat dilakukan tes pembakaran pada
biobriket yang telah kering, didapatkan hasil bahwa biobriket dengan
oksidator lebih cepat terbakar daripada biobriket yang tidak menggunakan
oksidator. Hal ini dikarenakan kandungan KMnO4 1%, yang mana KMnO4 1%
ini bisa mengikat oksigen sehingga biobriket lebih mudah terbakar. Karena
pada dasarnya api memerlukan oksigen untuk menyala dan apabila pada suatu
bahan ada oksidator (pengikat oksigen) yang mana pada percobaan ini
menggunakan KMnO4 maka bahan yang memiliki oksidator akan lebih cepat
terbakar.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum pencampuran bahan dalam
pembuatan biobriket adalah sebagai berikut :
1. Tujuan pencampuran adalah untuk memperoleh suatu campuran yang
homogen, yang mengandung komponen dengan proporsi yang sama
dengan seluruh bahan.
2. Banyak bentuk mixer yang telah diproduksi dari waktu ke waktu, namun
peralatan tersebut dapat diktegorikan menjadi 3 macam yaitu: liquid
mixer, powder and particle mixer, dough and pasta mixer.
3. Biobriket mempunyai temperatur penyalaan (ignition temperature) yang
lebih rendah dan burn out time yang lebih pendek dibandingkan dengan
briket batubara.
4. Komposisi fraksi seletlah 5 menit pencampuran X1 15,274 g, X2 10,350
g, X3 15,541 g, X4 13,247 g, dan X rata-rata 17,804 g. Kemudian pada
10 menit X1 15,401 g, X2 9,970 g, X3 8,24 g, X4 8,35 g, dan X rata-
rata 13,987 g. Terakhir pada 15 menit X1 10,985 g, X2 10,440 g, X3
11,212 g, X4 11,585 g, dan X rata-rata 11,033 g.
5. Hasil perhitungan indeks pencampuran 5 menit S02 0,21, Sr2 ∞, S2
-7536,7 dan M -35888,5. Kemudian 10 menit S02 0,21, Sr2 ∞, S2 -3393,2
dan M 16159,09. Terakhir 15 menit S02 0,21, Sr2 ∞, S2 118,1 dan M
-591,38.
6. Setelah dilakukan pengeringan (penjemuran) terdapat 2 jenis biobriket
(yang menggunakan oksidator dan yang tidak menggunakan oksidator).
7. Api memerlukan oksigen untuk menyala dan apabila pada suatu bahan
ada oksidator (pengikat oksigen) atau KMnO4 maka bahan yang
memiliki oksidator akan lebih cepat terbakar.
4.2 Saran
Saran saya pada praktikum kali ini adalah semoga untuk kedepannya
agar para Co. Ass memperhatikan praktikan yang tidak bekerja.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2020. Modul Praktikum Blok Proses Operasi Industri Hasil Perkebunan
dan Pangan. Yogyakarta : Institut Pertanian Stiper Yogtakarta.
Fariadhie, Jeni. 2009. Perbandingan Briket Tempurung Kelapa Dengan Ampas
Tebu, Jerami Dan Batu Bara. Demak : Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Sultan Fatah.
Naruse, L. dkk., 2001. Fundamental Characteristic on Co Combustion ofI ow
Rank Coal with Biomass. Pittsburgh : Pittsburgh coal Conference.
Nurhilah, O dan Suryaningsih, S., 2017. Karakterisasi Biobriket Campuran
Serbuk Kayu Dan Tempurung Kelapa. Bandung : Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran.
Mengetahui