PENDAHULUAN
bertingkat. Metoda ini dikenal juga dengan istilah proses distilasi bertingkat. Titik
didih dari senyawa hidrokarbon yang terkandung pada minyak bumi dapat dilihat
pada tabel di bawah.
Tabel 1.2.2 Titidk didih senyawa hidrokarbon pada minyak bumi
Fraksi
Jumlah Atom
Gas-Gas Petroleum
14
< 30
Petroleum Eter
56
30 60
20 135
Bensin (Gasolin)
6 12
50 180
11 16
170 290
14 18
260 350
Minyak Pelumas
16 24
300 370
Ligroin
Parafin, Aspal
> 25
Ketika temperatur diturunkan lagi hingga 260 Celcius, maka minyak diesel
dalam fasa uap akan berubah ke fasa awalnya yaitu minyak diesel cair. Fenomena
ini merupakan prinsip dari proses destilasi pada pengolahan minyak bumi/mentah
menjadi fraksi-fraksi bahan bakar. Proses ini dikenal dengan istilah proses
fraksinasi. Secara skematika, pengolahan minyak bumi/mentah dapat dilihat pada
gambar dibawah.
produk.
Baik senyawa hidrokarbon maupun senyawa bukan hidrokarbon keduanya
akan menentukan cara-cara pengolahan yang dilakukan dalam kilang minyak.
Walaupun senyawa hidrokarbon yang terdapat dalam minyak bumi sangat banyak
jumlahnya tetapi senyawa tersebut dapat dibagi dalam tiga senyawa hidrokarbon,
yaitu senyawa hidrokarbon parafin, naften dan aromatik. Disamping senyawasenyawa hidrokarbon tersebut dalam produk minyak bumi juga terdapat senyawa
hidrokarbon olefin dan diolefin yang terjadi karena perengkahan dalam proses
pengolahan minyak bumi dalam kilang, misalnya distilasi minyak mentah dan
proses perengkahan.
Densitas minyak adalah massa persatuan volume pada suhu tertentu, atau
dikenal juga dengan perbandingan massa minyak dengan volume pada kondisi
tekanan dan temperature tertentu. Selain densitas, salah satu sifat minyak bumi
yang penting dan mempunyai nilai dalam perdagangan adalah specific gravity
( gravitasi jenis). Specific gravity minyak adalah perbandingan antara berat jenis
minyak pada temperature standar dengan berat jenis air dengan temperature yang
sama dapat di tulis :
SG =
Q
W
Di Indonesi biasanya berat jenis dinyatakan dalam fraksi, misalnya 0.5 : 0,1
untuk minyak bumi suhu yang digunakan adalah 15O C atau 60O F. Dalam dunia
perdagangan terutama yang dikuasai oleh perusahaan Amerika, gravitasi jenis atau
lebih sering disingkat dengan SG ini dinyatakan dalam API grafity dan juga API
( American Petroleum Institute ) yang sangat mirip dengan Baume gravity adalah
suatu besaran yang merupakan fungsi dari berat jenis yang dapat dinyatakan
dengan persamaan :
SG =
O
API =
SG =
m
v .. (Persamaan 1)
o
w . (Persamaan 2)
141.5
SG
131.5 .. (Persamaan 3)
141.5
131.5+ API ......(Persamaan 4)
API gravity minyak bumi sering menunjukan kualitas dari minyak bumi
tersebut. Makin kecil SG-nya atau makin tinggi OAPI-nya, maka minyak bumi itu
makin berharga karena lebih banyak mengandung bensin. Sebaliknya makin
rendah OAPI atau makin besar SG-nya, maka mutu minyak itu kurang baik karena
lebih banyak mengandung lilin (wax) atau residu (aspal). Perhatikan table
dibawah ini:
Tabel 1.2.3 Componen, API dan SG
Componen
Specific Gravity
Minyak Ringan
Minyak Berat
Tar
>20
10-20
<10
< 0.934
0.934-1.000
>1.000
API
Bensin Motor
Bensin motor adalah campuran kompleks senyawa hidrokarbon, yang
mempunyai daerah titik didih ASTM 40 - 200C.
3.
Zat Pelarut
Zat pelarut atau solven yang berasal dari minyak bumi terdiri dari senyawa
hidrokarbon prafin, naften dan aromatis. Zat pelarut hidrokarbon cukup
satabil yaitu bahwa zat pelarut ini umumnya tidak bereaksi dengan bahanbahan lain dan tidak terurai pada temperatur sedang.
Kegunaan zat pelarut antara lain :
4.
Kerosin
Kerosin adalah fraksi minyak bumi yang lebih berat dari bensin dan
mempunyai daerah didih antara 340 - 530F. Penggunaan utama kerosin
ialah bahan bakar lampu penerangan.
5.
6.
Minyak Pelumas
Sesuai dengan namanya, minyak pelumas mempunyai tugas utama
melumasi bagian-bagian mesin yang berkontak dan bergerak satu terhadap
yang lain sehingga menghindarkan terjadinya keausan.
1.2.4
Piknometer
Berat jenis suatu zat dapat dihitung yaitu mengukur secara langsung berat
zat dalam piknometer (dengan menimbang) dan volume zat (ditentukan dengan
piknometer).Prinsip metode ini didasarkan atas penentuan massa cairan dan
penentuan rungan yang ditempati cairan ini. Ruang piknometer dilakukan dengan
menimbang air. Ketelitian metode piknometer akan bertambah sampai suatu
optimum tertentu dengan bertambahnya volume piknometer. Optimum ini terletak
sekitar isi ruang 30 ml.Ada dua tipe piknometer, yaitu tipe botol dengan tipe pipet.
1.2.5
Hidrometer
Hidrometer adalah suatu alat terbuat dari kaca yang berguna untuk
mengukur density. Terdapat banyak jenis hidrometer seperti untuk mengukur berat
jenis air, berat jenis minyak dan berat jenis larutan lainnya. Tetapi ada juga
hidrometer yang digunakan untuk mengukur kadar suatu zat.
BAB II
METODOLOGI
BAB III
PENGOLAHAN DATA
3.1 Data Pengamatan
Tabel 3.1.1 Data Kenaikan Temperatur
No.
1
2
3
4
5
6
7
Waktu
9:40
9:50
10:00
10:10
10:20
10:30
10:40
T1
31
51
74
93
113
146
189
T2
30
32
34
38
40
41
44
T3
29
30
31
33
34
36
38
T4
29
30
31
32
34
34
36
T5
135
249
300
319
332
344
353
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
10:50
11:00
11:10
11:20
11:30
11:40
11:50
12:00
12:10
12:20
12:30
12:40
12:50
13:00
13:10
13:20
13:30
13:40
13:50
14:00
14:10
14:20
14:30
14:40
14:50
15:00
15:10
245
254
256
258
255
256
262
258
259
258
259
260
253
257
259
261
263
260
260
262
258
262
266
262
262
262
262
42
56
58
65
70
65
73
74
82
74
79
79
80
80
87
77
83
84
152
138
127
123
126
124
121
119
132
38
43
46
49
53
47
50
50
57
56
56
57
57
54
61
57
56
57
53
52
50
51
50
54
52
51
52
36
39
43
46
46
45
47
47
51
50
50
51
49
51
54
46
48
46
43
41
40
41
39
41
41
40
42
363
365
371
371
372
372
373
374
373
375
375
374
375
374
375
375
377
376
375
372
371
373
372
371
371
373
372
T1
252
T2
44
T3
38
T4
36
T5
364
Massa (gram)
Pikno kosong
Pikno + isi
Bensin
(gram)
15,8870
(gram)
23,6951
Kerosin
29,7937
34,1716
Titik didih
rata-rata (oC)
51
57
Solar
15,8870
23,8383
112
BAHAN
3
(kg/m )
Bensin
780,81
Kerosin
742,02
Solar
795,13
SG (
(kg/m )
999,007
60
o
60 F
API
0,7816
49,5389
0,7427
59,0211s
0,7959
46, 2861
Gelas Ukur
BAB IV
PEMBAHASAN
Percobaan kali ini bertujuan untuk menetukan specific gravity dan oAPI dari
fraksi hasil proses destilasi crude oil dan membandingkan specific gravity yang
didapat dengan specific gravity standar.
Ketika percobaan dilakukan dengan bahan baku yang sudah encer perlu
waktu yang lama. Smoke pertama kali terbentuk pada jam 10:52 dan untuk
menghasilkan produk pada waktu 13:50 baru pertama kali menetesnya tray 1.
Sedangkan tray 2 terbentuk pada jam 14:10 .
Pada praktikum ini diperoleh nilai specific gravity bensin, kerosin, dan solar
berturut-turut adalah 0,7816 ; 0,7427 ; dan 0,7959. Hal ini menunjukkan nilai s.g
kerosin lebih besar dari pada bensin dan solar. Namun hasil ini tidak sesuai
dengan teori s.g refrensi yang menyatakan bahwa semakin berat fraksi maka nilai
s.g semakin besar pula.
Pada praktikum ini juga diperoleh nilai oAPI untuk bensin, kerosin, dan solar
masing-masing adalah 49,5389 ; 59,0211 ; dan 46,2861. Hal ini juga
menunjukkan bahwa kerosin memiliki nilai oAPI lebih besar dari pada bensin dan
solar. Hal ini juga tidak sesuai dengan teori oAPI referensi yang menyatakan
bahwa semakin berat fraksi maka nilai oAPI semakin kecil, jadi nilai s.g dan oAPI
berbanding terbalik.
Teori tentang mengapa s.g itu dari fraksi ringan ke berat nilai x semakin
tinggi Teori tentang mengapa oAPI itu dari fraksi ringan ke berat nilai x semakin
kecil.
Berdasarkan hasil praktikum didapatkan temperatur rata-rata untuk masingmasing tray maka didapatkan temperatur untuk tray pertama yaitu solar sebesar
112oC , tray ke 2 yaitu kerosin sebesar 57oC, dan tray top yaitu bensin sebesar
51oC. Hal ini berbeda dari rentang temperatur berdasarkan teori, temperatur untuk
bensin yaitu 40 - 200oC, kerosin 171,11 276,67oC, dan solar 148,89 371,11oC.
Yang memasuki range suhu hanya fraksi bensin, namun yang lainnya dibawah
dari range yang ada. Hal ini lah yang mnyebabkan tidak sesuainya nilai-nilai yang
didapatkan dibandingakan dengan nilai-nilai berdasarkan refrensi
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
a. Menentukan specific gravity dan oAPI dari fraksi hasil proses destilasi
crude oil
Nilai specific gravity dan oAPI
Bensin: 0,7816 ; 49,5389
Kerosin: 0,7427 ; 59,0211
Solar : 0,7959 ; 46,2861
b. Hal ini menunjukkan nilai s.g kerosin lebih besar dari pada bensin dan
solar. Namun hasil ini tidak sesuai dengan teori s.g refrensi yang
menyatakan bahwa semakin berat fraksi maka nilai s.g semakin besar pula.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1
PERHITUNGAN
o Dari pengamatan diperoleh data-data sebagai berikut :
Massa picnometer kosong
Massa gelas ukur kosong
Volume Picnometer
Massa picnometer + bensin
Massa picnometer + solar
Massa gelas ukur + kerosin
Volume kerosin
o Menghitung berat jenis masing-masing fraksi
=
1. Bensin
=
23,6951 gr 15,8870 gr
=0,78081 gr /ml
10 ml
2. Solar
=
3. Kerosin
23,8383 gr15,8870 gr
=0,79513 gr /ml
10 ml
34,1716 gr29,7937 gr
= specific gravity
=0,74202 gr /ml
o Menghitung
5,9 ml
1. Bensin
2. Solar
sg=
sampel
airref
780,81
kg
//m
m33
795,13
kg
sg=
sg=999,007 kg / m33=0,7816
=0,7959
999,007 kg /m
3. Kerosin
742,02 kg /m3
sg=
=0,7427
999,007 kg /m 3
= 15,8870 gr
= 29,7973gr
= 10 ml
= 23,6951 gr
= 23,8383 gr
= 34,1716 gr
= 5,9 ml
o Menghitung oAPI
141.5
O
API = SG 60
131.5
60
0
o
F praktek
Perhitungan API secara
1. Bensin
API =
2. Solar
API =
141.5
0,7816
131.5 =
141.5
0,7959
131.5 =
3. Kerosin
141.5
0,7424 131.5 =
o
Perhitungan API secara teori
1. Bensin
O
API =
141.5
0,713
131.5 =
141.5
0,893
131.5 =
141.5
0,820
131.5 =
API =
2. Solar
API =
3. Kerosin
API =
Lampiran 2
Specific Gravity - Liquids
Specific gravity of some common liquids and fluids as alcohol,
oils, benzene, water and many more
The specific gravity of some common liquids and fluids can be found in the table
below:
Temperature
Fluid
Specific Gravity
( C)
SG
Acetic Acid
25
1.052
Acetone
25
0.787
Acetylene, liquid
-121oF
0.62
Acetylene, liquid
70oF
0.38
Temperature
Fluid
( C)
Adipic acid
Alcohol, ethyl (ethanol)
Specific Gravity
SG
0.72
25
0.787
0.791
Alcohol, propyl
25
0.802
Ammonia (aqua)
25
0.826
Aniline
25
1.022
Benzene
25
0.876
Benzil
25
1.084
Bromine
25
3.12
Butane, liquid
25
0.601
Caproic acid
25
0.924
Carbolic acid
15
0.959
Carbon disulfide
25
1.265
Carbon tetrachloride
25
1.589
Carene
25
0.860
Oil, Castor
25
0.959
Chloride
25
1.56
Chloroform
25
1.469
Citric acid
25
1.665
Coconut Oil
15
0.927
15
0.929
Cresol
25
1.027
Creosote
15
1.070
60oF
0.918
60oF
0.976
60oF
0.876
Temperature
Fluid
Specific Gravity
( C)
SG
Cumene
25
0.862
Decane
25
0.728
Dodecane
25
0.757
Ethane
-89
0.572
Ether
25
0.716
Ethylamine
16
0.683
Ethylene glycol
25
1.100
25
1.480
25
1.315
25
1.197
Formaldehyde
45
0.815
Fuel oil
60oF
0.893
Furan
25
1.421
Furforal
25
1.159
Gasoline, natural
60oF
0.713
Gasoline, Vehicle
60oF
0.739
Glycerin
25
1.263
Glycerol
25
1.129
Heptane
25
0.681
Hexane
25
0.657
Hexanol
25
0.813
Hexene
25
0.673
Hydrazine
25
0.797
Kerosene
60oF
0.820
Linolenic Acid
25
0.902
Linseed Oil
25
0.932
Temperature
Fluid
Specific Gravity
( C)
SG
Mercury
25
13.633
Methane
-164
0.466
Milk
1.035
Naphtha,Petroleum Naphtha 15
0.667
Wood
25
0.701
Napthalene
25
0.963
Nonanol
25
0.823
Octane
25
0.701
Olive Oil
15
0.703
Oxygen
-183
1.14
Palmitic Acid
25
0.853
Pentane
25
0.755
Phenol
25
1.075
Phosgene
1.381
Phytadiene
25
0.826
Pinene
25
0.858
Propane
-40
0.585
Propane
25
0.495
Propylene
25
0.516
Propylene glycol
25
1.036
Pyridine
25
0.968
Parole
25
0.969
Resorcinol
25
1.272
Sabiname
25
0.814
Sea water
25
1.028
Silane
25
0.719
Sorbaldehyde
25
0.898
Temperature
Fluid
Specific Gravity
( C)
SG
Stearic Acid
25
0.941
Styrene
25
0.906
Terpinene
25
0.850
Toluene
25
0.865
Turpentine
25
0.871
Water, pure
39.2oF (4oC)
1.000
Water, sea
77oF
1.025
T(oF) = [T(oC)](9/5) + 32
PR O PE RTI E S
LIMITS
TEST METHODS
Min
Max
IP
ASTM
1.
0.82
0.87
D-1298
2.
Color astm
3.0
D-1500
3.
Centane Number or
45
D-613
48
1.6 35
5.8 45
D-88
Pour Point 0C
65
D-97
6.
Sulphur strip % wt
0.5
D-1551/1552
7.
No.1
D-130
8.
0.1
D-189
9.
Water Content % wt
0.01
D-482
10.
Sediment % wt
11.
Ash Content % wt
12.
Neutralization Value :
13.
No.0.01
0.01
Nil
0.6
Sumber : www.Pertamina.com
150
D-473
D-482
D-93
Lampiran 3