METODE PENELITIAN
Hasil Pertanian dan Laboratorium Kimia dan Biokimia Hasil Pertanian, Fakultas
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah: kedelai kuning, karagenan
(ĸ-karagenan), polisorbat 80, gula pasir, sorbitol, minyak sawit, natrium sitrat,
vanili, air, dan asam asetat 25%. Sedangkan bahan kimia yang digunakan untuk
analisa kimia adalah: aquades, CuSO4, H2SO4, NaOH 35%, H3BO3 4%, indikator
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: neraca analitik, gelas ukur,
baskom, panci, saringan, blender, kompor, kain saring, sendok pengaduk, gelas
piala, stopwatch, thermometer, oven, pipet tetes dan botol jam steril. Sedangkan
alat-alat yang digunakan untuk analisa kimia adalah: labu kjeldahl, lemari asam,
stopwatch, gelas piala, neraca analitik, erlenmeyer, pipet tetes, alat distilasi,
perlakuan penambahan bahan penstabil karagenan (K) yang terdiri dari enam taraf
perlakuan, yaitu:
dari berat curd protein yang digunakan. Setiap perlakuan diulang sebanyak empat
Kedelai yang digunakan adalah kedelai kuning yang diperoleh dari Desa
Rantau Rasau Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Biji kedelai dibersihkan dari
kotoran, kerikil, pasir, potongan ranting dan batang kedelai. Biji rusak, hitam dan
berkapang harus dibuang. Selanjutnya kedelai dibagi sebanyak 300 gram untuk
setiap sampel, kemudian biji kedelai dicuci sampai bersih. Kotoran dan biji yang
Biji kedelai yang telah dicuci direndam dalam air dengan perbandingan 1:3
(b/v) selama 12 jam, kemudian dicuci dan ditiriskan. Selanjutnya biji kedelai direbus
pada suhu 80⁰C selama 10 menit dan ditiriskan. Hasil rebusan yang telah ditiriskan
ditambahkan dengan air panas (80⁰C) dan digiling dengan blender selama 7 menit.
Perbandingan antara kedelai kering dan air panas yang ditambahkan adalah 1:8 (b/v).
Bubur kedelai yang diperoleh dipanaskan kembali hingga mencapai suhu 90⁰C
selama 10 menit. Selanjutnya disaring dengan kain saring, sehingga diperoleh susu
kedelai.
proteinnya. Perbandingan asam asetat dan air = 1:90 (v/v), dan perbandingan
larutan asam asetat dan susu kedelai = 1:2 (v/v). Pengendapan dilakukan selama 5
menit, kemudian dilanjutkan dengan pemisahan antara curd protein dan whey
protein menggunakan kain saringan. Curd protein ditimbang seberat 200 gram
pasir (30%), natrium sitrat (1,0%), sorbitol (1,0%), vanili (1,0%) dan minyak sawit
hasil RBD (Refined bleached and deodorized) (1,0%) sambil dicampur dan diaduk
sampai terbentuk emulsi. Diagram air pembuatan produk oles dapat dilihat pada
Lampiran 1.
Sampel sebanyak + 0,4 gram dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl 100 ml.
Selanjutnya pada tahap destruksi, semua bahan dalam labu Kjeldahl dipanaskan
dalam lemari asam. Tahap destruksi dilakukan mula-mula dengan api kecil (low)
indikator metil merah. Distilat dihentikan sampai volume distilat meniadi dua kali
volume semula. Hasil distilasi dititrasi dengan HCI 0,1 N. Akhir titrasi ditandai
dengan perubahan warna larutan dari biru menjadi merah muda. Dilakukan juga
ditambahkan lagi 12,5 ml minyak sawit sambil diaduk menggunakan mixer selama
detik dengan kecepatan tinggi. Hasil pengadukan dipindahkan ke dalam gelas ukur
50 ml. Perubahan volume emulsi, minyak dan air dicatat pada interval waktu 60
dilakukan adalah pada awalnya pH meter dinyalakan dan dibiarkan stabil selama
15-30 menit. Selanjutnya suhu pH meter disesuaikan dengan suhu larutan buffer.
kertas tissue pada bagian pinggir dan ujung elektroda, kemudian pH meter
buffer pH 4 dan set pengatur pH, kemudian elektroda dibiarkan beberapa saat
sehingga setimbang dengan larutan buffer dan diperoleh bacaan yang stabil. Dan
produk oles adalah daya oles yang menggambarkan sifat plastisitas produk. Daya
oles diuji dengan menggunakan uji perbandingan jamak yaitu untuk mengetahui
tingkat perbandingan daya oles sampel yang dihasilkan dengan sampel dari produk
oles (peanut butter) yang telah dipasarkan. Pengujiannya melibatkan para panelis
agak terlatih yang terdiri dari mahasiswa Teknologi Hasil Pertanian Fakultas
Petanian Universitas Jambi sebanyak 15 panelis. Sampel yang akan diuji, disajikan
dalam wadah (cup) plastik transparan dan disertai dengan sampel baku yaitu selai
mentega kacang (peanut butter). Pengamatan daya oles dilakukan dengan cara
Lembar pengujian (kuisioner) dan skor penilaian uji perbandingan jamak dapat
Warna, aroma, dan rasa diuji dengan menggunakan uji hedonik, untuk
disajikan. Pengujiannya melibatkan para panelis agak terlatih yang terdiri dari
sebanyak 15 panelis. Lembar pengujian (kuisioner) dan skor penilaian uji hedonik
ragam Fisher (Steel dan Torrie, 1993) untuk data kuantitatif, yang model
Yij = ε
μ + τi + ij
τi = Pengaruh perlakuan
sangat nyata (1%), maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji pembanding
12
Xr2 = bk (k+1) ∑ Rj2 – 3b (k + 1)
K = banyak perlakuan
Bila data hasil analisis Friedman menunjukkan pengaruh nyata, maka dilakukan
√𝑏𝑘 (𝑘+1)
│Rj – Rj'│≥ z 6
k = banyak perlakuan