OLEH
NADHILA IDRIS
NIM. H041171518
Salah satu sifat bahan yang mengandung kadar air tinggi adalah mudah rusak setelah
diproses, sehingga dibutuhkan proses pengawetan untuk daya simpan yang lebih lama. Proses
pengawetan pada bumbu basah yang dilakukan yang biasa dilakukan adalah dengan
menggunakan pengawet buatan serta penggunaan garam dapur kadar yang lebih tinggi.
Penelitian ini bertujuan untuk studi proses pembuatan bumbu basah dengan penambahan
asap cair sebagai bahan pengawet alami, untuk mengetahui daya simpan bumbu basah setelah
diberi pengawet asap cair sebagai pengawet alami, serta uji organoleptik.
Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu tahap penelitian pendahuluan dan penelitian
utama. Penelitian pendahuluan bertujuan untuk menentukan jumlah garam dapur (NaCl) yang
ditambahkan dalam bumbu basah. Konsentrasi garam dapur yang diuji pada bumbu basah
Penelitian utama bertujuan untuk melihat kondisi bumbu basah yang sudah diberi
perlakuan penambahan bahan pengawet alami selama penyimpanan 35 hari. Bahan pengawet
yang digunakan adalah asap cair dan garam dapur. Konsentrasi asap cair yang digunakan
adalah 0%, 0,5 %, 1,0%, 1,5%, dan 2,0% sedangkan konsentrasi NaCl yang digunakan
berdasarkan hasil penelitian pendahuluan. Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisa total mikroba, uji organoleptic terhadap warna dan rasa dan, pH.
Analisa data menggunakan metode desktriptif dan analisa rancangan acak lengkap
terhadap varaiabel yang diamatai. Sedangkan uji lanjutan menggunakan Duncan,s multiple
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bumbu adalah jenis-jenis bumbu
dapur yang biasa dibuat bumbu basah berupa bumbu kari dan bumbu kuning. Bahan yang
dipergunakan adalah garam dapur (NaCl), asap cair grade 1 (food grade) sebagai pengawet
alami, serta bahan kimia untuk analisis laboratorium adalah NaCl, PCA, sukrosa.
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah botol bening dengan ukuran
yang seragam sebanyak 360 buah beserta tutupnya serta mesin giling. Alat pengukuran yang
Bumbu-bumbu yang sudah bersih, masing-masing jenis digiling dengan alat gilingan
Bumbu halus dicampur dengan asap cair pada konsentrasi 0%, 0,5 %, 1,0 %, 1,5 % dan
2,0 %. Pengamatan dilakukan selama 35 hari dengan selang pengamatan 5 hari pada
suhu kamar. Sebelumnya perlu penelitian pendahuluan untuk menentukan jumlah garam
dapur (NaCl) yang digunakan sebagai perasa dan pengawet. Jumlah garam yang dapat
ditambahkan kedalam bumbu basah dilakukan pada penelitian pendahuluan karena garam
1. PENELITIAN PENDAHULUAN
Diagram alir mengenai penambahan jumlah garam dapur dapat dilihat pada gambar
bumbu digoreng dan dilakukan uji organoleptik terhadap tingkat keasinan bumbu
. Bumbu Segar
(300 Grm)
Sortasi
Pencucian
Selesai
sebagai pengawet pangan alami dikombinasikan dengan pemanasan terhadap mutu dari
dua jenis bumbu yang berbeda selama penyimpanan pada suhu kamar.
Jenis bumbu yang dipakai adalah bahan yang matang segar. Setelah dilakukan
disortasi, bumbu dicuci dan ditriskan. Bumbu yang sudah bersih digiling halus dengan
alat giling cabai. Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah masing-masing jenis bumbu
ditimbang dan dicampur dengan NaCl konsentrasi sesuai dengan hasil penelitian
pendahuluan. Selanjutnya cabai yang telah dicampur dengan NaCl dibagi menjadi lima
bagian untuk masing-masing jenis bumbu. Asap cair ditambahkan ke dalam masing-
masing cabai giling sebesar 0%, 0,5 %, 1,0%, 1,5 %, dan 2,0 %. (b/b). Bumbu giling
diaduk sampai homogen. Setelah itu cabai giling dimasukkan ke dalam botol dan ditutup.
Tiap-tiap botol diisi dengan lk. 30 gram bumbu giling. Selain itu dilakukan uji
organoleptic terhadap warna dan tingkat warna bumbu setelah penyimpanan 35 hari dan
bumbu Segar
Sortasi
Pencucian
Penggilingan
Penambahan NaCl
Pembotolan
Selesai
1. Total Mikroba
Sebanyak 1 ml dari sampel tersebut diinokulasikan pada cawan petri steril. Media PCA
yang steril pada suhu 45 – 50°C dituangkan pada pada cawan petri sebanyak 10 – 15 ml.
Cawan petri digoyang dan dibiarkan membeku. Inkubasi dilakukan pada suhu kamar
selama 48 jam. Jumlah koloni yang tumbuh dilaporkan sebagai total mikroba. Pada
penelitian utama, uji total mikroba diakukan dalam selang 5 hari selama 35 hari
2. pH
dengan 5 ml aquades. Larutan didiamkan selama 1 jam. Setelah itu diukur dengan
ditunjukkan oleh angka yang tertera pada layar pH-meter. Uji pH dilakukan dengan
3. Uji Organoleptik
Uji organoleptic pada penentuan kadar garam dilakukan untuk menentukan tingkat
keasinan cabai yang diinginkan. Uji organoleptic pada penelitian utama dilakukan
terhadap tingkat kesukaan warna dan pengurutan tingkat warna dari merah sampai merah
tua. Jumlah panelis dalam penelitian ini sebanyak 30 orang pada penelitian pendahuluan
dan 25 orang pada penelitian utama. Kuisiner uji organoleptic terhadap warna dan kadar
E. PENGOLAHAN DATA
1. Secara Deskriptif
diagram garis. Selanjutnya grafik dibandingkan antara jenis bumbu yang sejenis tetapi
2. Analisis Varian
Analisis varian dengan RAL (Rancangan Acak Lengkap) dilakukan untuk melihat
pengaruh tingkat konsentrasi asap cair pada tiap-tiap jenis bumbu. Faktor perlakuan yang
diuji adalah konsentrasi asap cair dengan lima taraf, yaitu, 0%, 0,5 %, 1,0%, 1,5% dan
Y (ij) = µ + λi + Єij
Dimana :
Y (ij) = Respon percobaan terhadap pengaruh factor λ taraf ke-I pada ulangan j
Y (ij) = Pengaruh kesalahan percobaan pada ulangan ke-j karena pengaruh Y (ij)
(j = 1,2)
Uji lanjutan yang digunakan untuk anova adalah Duncan’s multiple range test.
1. Uji Statistik terhadap data uji organoleptik
Data uji organoleptic penelitian utama diolah menggunakan uji Chi Square
∑(Oi-Ei)2
X2hit =
Ei
(Xi)(Xj)
Ei =
No Kuisioner :
Nama Panelis :
Tanggal :
2. Asin
3. Biasa
4. Tidak Asin
1 A1
2 A2
3 A3
4 B1
5 B2
6 B3
Lampiran 2. Kuisioner Uji Organoleptik Bumbu terhadap warna, Aroma, dan
Kepekatan Warna
No Kuisioner :
Nama Panelis :
Tanggal :
Petunjuk Penilaian :
1. Tentukan tingkat kesukaan anda terhadap warna dan aroma cabai merah dengan skala
nilai:
Nilai 2 : Suka
Nilai 3 : Biasa
2. Bandingkan sampel warna dengan control dan tentukan kepekatan warna dengan
skala nilai:
Nilai 3 : Sama
1 A11
2 A12
3 A21
4 A22
5 B11
6 B12
7 B21
8 B22
Lampiran 3. Kuisioner Uji Organoleptik Bumbu terhadap warna, dan Kepekatan
Warna
No Kuisioner :
Nama Panelis :
Tanggal :
Petunjuk Penilaian :
Nilai 2 : Suka
Nilai 3 : Biasa
Urutkan tingkat warna dari 1 – 10 mulai warna merah cerah sampai dengan merah
tua/hitam
Tabel 1. Uji Organoleptik Bumbu terhadap warna, aroma dan Kepekatan Warna
1 O1
2 02
3 03
4 04
5 05
6 M1
7 M2
8 M3
9 M4
10 M5