Anda di halaman 1dari 2

Nama : Adam William Fernanta

NRP : 21415256
BAB XIX
Di bab kesembilanbelas ini membahas tentang kekedap-airan, kebakaran, dan
perbaikan. Tidak ada beton yang betul-betul kedap air. Namun, secara praktis, beton
dapat dibuat tahan air. Cara membuat beton kedap air adalah dengan cara memberi
batas minimum dam maksimum pada agregat halus, membatasi ukuran aregat,
memakai semen yang sangat halus dan menambah material pozzolan, dan memakai
bahan kimia tambahan. Untuk bangunan hidraulis dan maritim, masalah kekedap-
airan ini lebih utama daripada kekuatannya.
Sifat beton adalah bahwa temperatur akibat kebakaran tidak menyebabkan
perubahan mendadak, seragam dan mungkin berbahaya pada sifat keseluruhan
bangunan. Tanda-tanda visual yang muncul saat terjadi kebakaran pada bangunan
adalah perubahan warna beton, retak pada tembok, mengelupasnya plesteran, retak
dan pengelupasan beton, perubahan bentuk beton, kerusakan atau keruntuhan
komponen struktur. Pada umumnya temperatur puncak terjadi pada waktu-waktu
awal yang relatif singkat, kemudian menurun. Temperatur yang sangat tinggu terjadi
hanya pada lokasi-lokasi tertentu danbukan merupakan temperatur secara
keseluruhan.
Tindakan penanganan dan perbaikan yang perlu dilakukan adalah
pengamanan darurat, memperkirakan temperatur, penyidikan kerusakan, lendutan
diukur, dan penilaian kerusakan. Selain itu, kita juga harus memperhatikan bahan-
bahan perbaikan seperti dasar resin, dasar semen, dan shotcrete. Setelah itu
permukaan yang terbakar dikupas. Tulangan yang tampak disikat bersih kemudian
disemprot lagi dengan angin bertekanan tinggi. Pilihan lain adalah memodifikasi
struktur lama yaitu dengan menambah balok, kolom, dan dinding baru.

BAB XX
Di bab keduapuluh ini, membahas tentang pengujian bahan beton. Pada
pengujian semen perlu diingat bahwa sifat yang diukur tergantung pada beberapa
faktor, antara lain faktor air-semen, jangka waktu setelah dicampur, dimensi, derajat
pemadatan, temperatur, dan kelengasan. Secara umum, bagi pengguna di lapangan,
pengujian sudah dilakukan oleh para pemanufaktur semen. Jadi pengujian lapangan
umumnya hanya dilakukan apabila terdapat keraguan atas kehilangan nyala dari
semen akibat disimpan terlalu lama, terkena hujan, atau karena sebab lain.
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk pengujian beton ini adalah
analisis kimia, pengujian fisik dan kinerja, oengujian semen yang lain, pengujian
agregat,pengambilan contoh agregat, pengujian gradasi, pengujian bentuk butiran,
pengujian kadar lengas, pengujian kekuatan agregat, pengujian substansi perusak,
pengujin stabilitas kimiawi, dan yang terakhir adalah pengujian air.

BAB XXI
Di bab keduapuluhsatu ini membahas tentang pengujian beton segar. Dalam
pengujian beton segar yang perlu dilakukan adalah menguji kelecakan terlebih
dahulu. Kelecakan beton adalah kemudahan suatu campuran beton segar untuk
dikerjakan dan dipadatkan. Cara menguji kelecakan ada 2 cara yaitu dengan
memberi pengaruh tertentu dan mengukur perubahan bentuk pada beton segar
yang diakibatkannya atau sebaliknya. Pengaruh tersebut bisa secara statis atau
dinamis.
Jika ditinjau secara keseluruhan, terdapat banyak hal yang akan diuji dalam
beton segar ini. Yang pertama adalahn yang tadi sudah dibahas di atas yaitu
pengujian kelecakan. Lalu diikuti slump test, uji meja alir, remolding test, vebe
consistometer test, kelly ball penetration test, compacting factor test, pengetesan
yang dipakai sesuai keadaan beton, pengukuran kadar udara, pengukuran kadar
semen, pengukuran kadar air, pengukuran komposisi, dan pengukuran setting time.

Anda mungkin juga menyukai