Anda di halaman 1dari 2

Nama : Adam William Fernanta

NRP : 21415256
BAB XXII
Di bab keduapuluhdua ini membahas tentang pengujian beton keras. Kekuatan
beton bervariasi dengan alam dan arah dari tegangan terhadap bidang. Jenis
kekuatan yang dialami beton yaitu kekuatan tarik, kekuatan geser, benturan,
kelelahan, dan kekuatan di bawah beban tetap.
Dalam pengujian beton keras, ada hal yang harus dilakukan yaitu pengambilan
benda uji, pengujian kuat tekan, mekanisme keruntuhan, pengujian kuat lentur,
pengujian kuat tarik, pengujian yang dipercepat, pengujian ketahanan beton,
penetrasi ion klorida, potensial setengah sel, resistivitas beton, dan permeabilitas
beton. Semua pengujian itu dilakukan karena berbagai alasan yaitu untuk
mengamati hukum fisik tentang sifat beton dan menentukan sifat mekanis dari
beton jenis tertentu untuk penerapan khusus.

BAB XXIII
Di bab keduapuluhtiga ini membahas tentang kekuatan struktur yang ada.
Kebutuhan evaluasi dari kekuatan beton ini dilihat dari elemen struktur selama
konstruksi dan elemen strukural pada umur kemudian. Dalam mengevaluasi
kekuatan beton terdapat metode-metode umum yang dibagi dalam 2 kategori yaitu
pembebanan langsung sampai servis dan pengujian non-destruktif. Pembebanan
langsung adalah mahal dan tidak selalu sederhana, kecuali masing-masing elemen
bisa dibebani secara langsung. Pada umunya pengujian dilakukan pada elemen
lentur seperti pada balok atau plat. Dalam pengujian non-destruktif dibagi dalam 3
kelompok yaitu pengujian pada permukaan, pengujian dekat permukaan, dan
pengujian dalam. Secara umum, pengujian non-destruktif ini dilakukan di
laboratorium untuk memonitor perubahan properti beton akibat banyak faktor
seperti bahan campuran dan proporsinya, metode perawatan, kehancuran karena
lingkungan agresif, dan sebagainya. Akhir-akhir ini penggunaanya berkembang
dengan cepat. Teknik dan prosedur yang asalnya dilakukan di laboratorium kini
dilakukan di lapangan. Ini menyebabkan kesulitan dalam interpretasi hasil pengujian.
Kadang-kadang pengujian lebih lanjut diperlukan untuk pengecekan atau verifikasi.

BAB XXIV
Di bab keduapuluhempat ini membahas tentang perencanaan campuran atau
bisa disebut juga mix design. Tujuan utama mempelajari sifat-sifat beton adalah
untuk perencanaan campuran yaitu pemilihan dari bahan-bahan beton yang
memadai, serta menentukan proporsi masing-masing bahan untuk menghasilkan
beton yang ekonomis dengan kualitas yang baik.
Prosedur perencanaan ini meliputi 3 tahap. Tahap pertama adalah
menngumpulkan persyaratan penggunaan struktur beton tersebut, kondisi
lingkungannya, ukuran penampang, dan sebagainya. Tahap kedua adalah
menentukan data yang merupakan dasar perencanaan campuran yaitu kuat rencana,
slump, ukuran butir terbesar, dan sebagainya. Tahap ketiga adalah perhitungan.
Selain mengikuti persyaratan, dasar perencanaan, dan perhitungan kita tidak boleh
lupa akan satu hal yang penting yaitu kita juga harus memperhitungkan
keekonomisan. Supaya ekonomis, jumlah semen harus minimum, tanpa
mengorbankan kualitas. Karena kualitas terutama tergantung pada faktor air-semen,
maka kadar air juga harus minimum untuk mengurangi kebutuhan semen.

Anda mungkin juga menyukai