1
I. SEJARAH SEMEN DAN BETON
1.1 Permulaan Penggunaan
3
4
Sekitar tahun 3000 SM tersebut, orang Mesir
kuno menggunakan tanah liat yang
dikombinasikan dengan jerami untuk mengikat
batu bata yang dikerngkan, dan membuahkan
piramida-piramida Rameses yang terkenal.
Mereka juga memakai kapur sebagai bahan
pengikat pada bangunan piramida di Giza.
Beberapa peneliti mengatakan sebagai beton
kapur, sedangkan penulis lain mengatakan
perekatnya dibentuk dari gamping (gypsum,
kapur yang dibakar). Pada masa yang sama,
bahan perekat digunakan untuk mengikat
bamboo pada perahu dan Tembok Besar di
Tiongkok Daratan.
5
Ilustrasi proses pengecoran beton yang paling
dini terdapat pada mural di Thebes, dari tahun
1950 SM.
Keterampilan membuat beton kemudian
menyebar dari Mesir ke Laut Tengah
(Mediterranean) bagian timur dan pada tahun
500 Sm digunakan di Yunani Kuno. Orang
Yunani menggunakan komposisi dasar kapur
untuk menutupi dinding dari bata yang tidak
dibakar. Istana Croesus dan Attalus dibangun
dengan cara ini, beton masa itu terdiri dari
batu-batu besar yang diikat menjadi satu oleh
mortar kapur dan pasir.
6
1.2 Ditemukannya Semen Alami
Sekitar tahun 300 SM orang Romawi menyempurnakan
perekat tersebut diatas. Mereka memakai gamping
pada bangunan Koloseum, jaringan aquaduct dan
berbagai struktur lainnya. Pada Abad ke 2 SM orang
Romawi menggali bahan seperti pasir berwarna jambu
dari sumber di Pozzuoli, dekat gunung Vesuvius Italia.
Mereka menduga sebagai pasir sehingga dicampur
dengan kapur. Ternyata campuran itu malah lebih kuat.
Penemuan ini sangat berpengaruh pada bangunan
dalam 400 tahun berikutnya karena material tersebut
bukanlah pasir tetapi abu gunung berapi yang
mengandung silica dan alumina yang kombinasinya
secara kimiawi dengan kapur menghasilkan apa yang
dikenal sebagai Semen Pozzolan. Salah satu bangunan
besar yang menggunakan material ini adalah teater di
Pompeii yang dibangun pada tahun 75 SM.
7
8
9
Beton jaman ini yang disebut Opus Caemen
ticium, merupakan kombinasi mortar dan
agregat (caementa). Agregatnya berukuran
besar 5 – 15 cm
Orang Rowami berusaha memberi tulangan
pada bangunannya dengan strip dan batangan
dari kuningan. Usaha ini kurang berhasil karena
kuningan mempunyai kecepatan ekspansi
thermal yang lebih tinggi dari beton sehingga
menyebabkan retak dan terpecah. Beton
bertulang yang sekarang yang kita pakai
menggunakan baja tulangan karena mempunyai
koefisien ekspansi dan kontraksi yang sama
dengan beton sehingga peningkatan dan
penurunan temperature pada beton dan baja
terjadi regangan yang hampir sama.
10
Karena gagal menggunakan kuningan, orang
Romawi membuat desain bangunan mereka
untuk menahan beban dalam tegangan tekan,
dan ini menghasilkan struktur dengan dinding
tebal, terkadang bias lebih dari 8 meter.
Hal ini mendorong dikembangkannya beton
ringan. Pertama dicoba meringankan beton
dengan menuangkan tempayan tanah liat ke
dalam dinding. Kemudian diikuti oleh batu apung
yang dihancurkan sebagai agregat. Sekitar tahun
200 SM, beton ringan dipakai pada beberapa
lengkungan pada bangunan Coloseum dan juga
pada kubah bangunan Pantheon di Roma yang
bertahan sampai saat ini. Kubah Pantheon
berdiameter 43,2 m yang terbesar di dunia. 11
12
13
Keberhasilan bangunan tersebut
disebabkan 3 hal :
Pondasi beton yang berbentuk cincin
yang kokoh, yang lebarnya 10,3 m
dan tebalnya 4,5 m.
Kualitas mortar yang baik
14
1.3 Mulai Dibuatnya Semen Artifisial
17
Pada tahun 1824 hampir 70 tahun kemudian
setelah Smeaton tukang batu Joseph Aspdin
mengajukan hak paten di Inggris untuk
pembuatan semen artifisial yang pertama
dengan membakar campuran kapur dan tanah
liat di tungku dapur rumahnya kemudian
menggilingnya menjadi bubuk halus, bubuk ini
disebut Semen Portland. Disebut demikian
merupakan istilah generik karena warnanya
yang kelabu dan kekuatan menyerupai semen
alami berasal dari Pulau Portland di Inggris.
Josep Apsdin membangun pabrik semen di
Wakefield pada tahun 1828 dipakai untuk
membangun terowongan pada Sungai Thames.
18
19
Sementara ilmuwan Eropa lainnya juga menangani
semen Louis Vicaat dari Perancis misalnya menyiapkan
kapur hidraulis buatan dengan kalsinasi campuran batu
kapur dan tanah liat. Vicaat menganalisis kualitas
semen menyempurnakan semen dan mengembangkan
teori baru tentang hidrolisis dan pembuatan klinker.
Baru 20 tahun kemudian J.D.White membangun pabrik
semen Portland di Kent yang kemudian berkembang
pesat di Inggris, juga di Belgia dan Jerman. Semen
Portland mulai digunakan untuk membangun sistem
selokan di London pada tahun 1859 sampai 1867.
Baru tahun 1880 Ransome membuat kiln bersambung
yang pertama sehingga biaya pembuatan semen
portland menjadi semakin murah.
20
21
22
23
24
Perkembangan semen di indonesia
25
Pengertian Beton
Beton adalah suatu material
yang secara harfiah
merupakan bentuk dasar dari
kehidupan sosial modern.
Beton sendiri adalah
merupakan campuran yang
homogen antara semen, air
dan aggregat. Karakteristik
beton adalah mempunyai
tegangan hancur tekan yang
tinggi serta tegangan hancur
tarik yang rendah.
26
Sejarah penemuan teknologi
beton
Aspdin (1824) Penemu Portland Cement;
J.L Lambot (1850 ) memperkenal konsep dasar konstruksi komposit
(gabungan dua bahan konstruksi yang berbeda yang bekerja
bersama – sama memikul beban);
F. Coignet (1861) melakukan uji coba penggunaan pembesian pada
konstruksi atap, pipa dan kubah;
Gustav Wayss & Koenen ( 1887) serta Hennebique memperkenalkan
sengkang sebagai penahan gaya geser dan penggunaan balok “ T ”
untuk mengurangi beban akibat berat sendiri;
Neuman melakukan analisis letak garis netral;
Considere menemukan manfaat kait pada ujung tulangan; dan
E. Freyssinet memperkenalkan dasar – dasar beton pratekan.
27
Contoh Pemakaian Konstruksi
Beton pada Jamannya
Bangunan kubah Pantheon didirikan th 27 SM;
Pemakaian Pot bunga dari beton yang menggunakan kawat
anyaman (produk dipatenkan oleh Joseph Monier tahun
1867);
Pembuatan kapal beton yang dilengkapi penulangan (tahun
1855);
Jembatan Lamnyong-Darussalam; dan
Menara Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh.
28
Sejarah Analisis dasar
perhitungan di Indonesia
PBI 1955 – PBI 1971 yang lebih dikenal
dengan perhitungan lentur cara – n; dan
29
Sifat dan karakteristik beton
• Karakteristik beton adalah mempunyai tegangan hancur tekan yang
tinggi serta tegangan hancur tarik yang rendah;
• Beton tidak dapat dipergunakan pada elemen konstruksi yang
memikul momen lengkung atau tarikan;
• Beton sangat lemah dalam menerima gaya tarik, sehingga akan
terjadi retak yang makin – lama makin besar;
• Proses kimia pengikatan semen dengan air menghasilkan panas dan
dikenal dengan proses hidrasi;
• Air berfungsi juga sebagai pelumas untuk mengurangi gesekan antar
butiran sehingga beton dapat dipadatkan dengan mudah;
• Kelebihan air dari jumlah yang dibutuhkan akan menyebabkan
butiran semen berjarak semakin jauh sehingga kekuatan beton akan
berkurang;
30
Sifat dan karakteristik beton (Lanjutan)
31
Sifat dan karakteristik beton (Lanjutan)
32
33