0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
44 tayangan10 halaman
Semen telah ada selama 12 juta tahun dan digunakan oleh bangsa Mesir Kuno, Yunani, dan Romawi dengan bahan organik dan bahan vulkanik. Pada abad ke-18, insinyur Inggris John Smeaton menemukan kembali penggunaan campuran kapur dan abat untuk membangun menara. Kemudian pada tahun 1824, insinyur Inggris Joseph Aspdin mematenkan proses pembuatan semen portland dari campuran kapur dan tanah liat.
Semen telah ada selama 12 juta tahun dan digunakan oleh bangsa Mesir Kuno, Yunani, dan Romawi dengan bahan organik dan bahan vulkanik. Pada abad ke-18, insinyur Inggris John Smeaton menemukan kembali penggunaan campuran kapur dan abat untuk membangun menara. Kemudian pada tahun 1824, insinyur Inggris Joseph Aspdin mematenkan proses pembuatan semen portland dari campuran kapur dan tanah liat.
Semen telah ada selama 12 juta tahun dan digunakan oleh bangsa Mesir Kuno, Yunani, dan Romawi dengan bahan organik dan bahan vulkanik. Pada abad ke-18, insinyur Inggris John Smeaton menemukan kembali penggunaan campuran kapur dan abat untuk membangun menara. Kemudian pada tahun 1824, insinyur Inggris Joseph Aspdin mematenkan proses pembuatan semen portland dari campuran kapur dan tanah liat.
AISAH FITRI ALMIRZA MUHAMMAD R BAYU OKTASANDI GUSTIRANDA RIVALDI SUNDIAH ANNISA YEZIL YULIA ANDHIKA
SEJARAH SEMEN sejarah semen
Semen telah ada selama
setidaknya 12 juta tahun. Ketika itu bumi mengalami perubahan geologi intens alam, saat itulah semen juga tercipta. Akhirnya, manusia menemukan cara untuk memanfaatkannya. Menurut Walter H. Duda 1985, nama semen berasal dari bahasa latin yaitu “Caementum” yang berarti pengikat. Secara umum pengertian semen adalah bahan perekat yang dapat mengikat atau mempersatukan material padatan menjadi satu kesatuan massa yang kuat. Dalam bidang teknologi, pengertian semen adalah suatu campuran bahan – bahan kimia yang mempunyai sifat bila dicampur dengan air akan bereaksi dan berubah menjadi suatu satuan massa yang padat dan mengeras. Pada jaman Mesir kuno, bangsa Mesir sudah mampu membangun pyramid yang batu penyusunnya terikat satu sama lain dan tahan cuaca sampai berabad – abad lamanya. Bahan – bahan perekat yang digunakan adalah bahan organik seperti batu gamping (quick lime), gypsum dan pozzolan (trass). BangsaYunani membuat semen dengan cara mengambil abu gunung berapi di pulau Satorin yang dikenal dengan Satorin Cement, sedangkan bangsa Romawi menggunakan semen yang diambil dari material vulkanik yang disebut dengan nama Pozzolan cement. Seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris bernamaYoseph Aspadin pada tahun 1784 berhasil membuat semen dari kalsinasi batu kapur, pada proses pembuatannya batu kapur dan tanah liat digiling menjadi lelehan, dengan ditambah air kemudian campuran dibakar dengan tanur sehingga terjadi proses peruraian batu kapur tohor dan karbondioksida. Kapur tohor akan bereaksi dengan senyawa – senyawa lain membentuk klinker, kemudian klinker digiling sampai menjadi tepung yang dikenal dengan nama semen Portland. Pada awalnya perekat dan penguat bangunan merupakan hasil percampuran batu kapur dan abu vulkanis. Pertama kali ditemukan di zaman Kerajaan Romawi, tepatnya di Pozzuoli, dekat teluk Napoli, Italia. Bubuk itu lantas dinamai pozzuolana. Sedangkan kata semen sendiri berasal dari caementum (bahasa Latin), yang artinya kira-kira “memotong menjadi bagian-bagian kecil tak beraturan”. Meski sempat populer di zamannya, nenek moyang semen made in Napoli ini tak berumur panjang. Menyusul runtuhnya Kerajaan Romawi, sekitar abad pertengahan (tahun 1100 – 1500 M) resep ramuan pozzuolana sempat menghilang dari peredaran. Baru pada abad ke-18 (ada juga sumber yang menyebut sekitar tahun 1700-an M), John Smeaton – insinyur asal Inggris – menemukan kembali ramuan kuno berkhasiat luar biasa ini. Dia membuat adonan dengan memanfaatkan campuran batu kapur dan tanah liat saat membangun menara suar Eddystone di lepas pantai Cornwall, Inggris. Tahun 1797 James Parker, berkebangsaaan Inggris membuat semen hydraulic dengan cara membakar batu kapur dan Tahun 1802 Semen diproduksi diPrancis dari butiran (nodule) Tahun 1810 Edgar Dobbs, Dari Inggris membuat semen dari batu kapur dan tanah liat Tahun 1822 James frost, dari Inggris mulai membuat semen dari batu kapur dan tanah liat Tahun 1850 David O Saylor, dari Pennsylvania batuan semen diproduksi dengan tungku tegak. Ironisnya, bukan Smeaton yang akhirnya mematenkan proses pembuatan cikal bakal semen ini. Adalah Joseph Aspdin, juga insinyur berkebangsaan Inggris, pada 1824 mengurus hak paten ramuan yang kemudian dia sebut semen portland. Dinamai begitu karena warna hasil akhir olahannya mirip tanah liat Pulau Portland, Inggris. Hasil rekayasa Aspdin inilah yang sekarang banyak dipajang di toko-toko bangunan. Kira-kira 20 tahun kemudian setelah pembaharuan oleh Joseph Aspidin, barulah mulai diproduksi semen dengan kualitas yang dapat diandalkan. Dalam hal penelitian tentang pembuatan semen ini, prestasi dari I.C. Johson yang mulai meletakkan dasar-dasar proses kimia dan fisika dalam pembuatan semen Portland. SEKIAN DAN TERIMA KASIH