Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keramik adalah satu kerajinan tertua yang ada di muka bumi. Hal ini dapat dilihat
dengan adanya penemuan benda-benda purbakala yang tertanam di dalam tanah. Salah
satu jenis benda-benda yang ditemukan itu adalah benda-benda keramik berupa wadah-
wadah, seperti: guci, peralatan makan dan minum, alat sesaji dan lainya. Keramik
merupakan suatu benda yang terbuat dari material organic, nonlogam yang mengandung
unsur logam dan nonlogam yang berikatan ionik dan kovalent. Komposisi kimia dari
material keramik sangat bervariasi, dari senyawa sederhana hingga campuran dari banyak
fasa kompleks. Material keramik sangat bervariasi karena terdepat perbedaan dalam
ikatan. Umumnya material keramik keras dan rapuh dengan kekerasan dan daktilitas
yang rendah.
Keramik masih digunakan hingga saat ini, tetapi mayoritas dari masyarakat tidak
mengerti sejarah awal bagaimana peradaban manusia mulai memahami teknologi primitif
ini. Ilmuan-ilmuan sejarah dunia mensetujui bahwa peradaban manusia pada jaman
dahulu kala ingin mengetahui bagaimana cara mereka menampung air hujan dalam suatu
wadah. Mereka mendapatkan ide dari melihat daun-daun besar yang ada di hutan dapat
mewadahi air hujan tanpa terjadinya kebocoran. Pada saat itu, manusia pada jaman dahulu
membuat wadah air dari daun-daunan yang kering sebagai penahan dan tanah liat sebagai
tubuh wadah, yang dimana tanah liat tersebut dapat di dapat dimana saja dan dapat di
bentuk dengan mudah. Lalu wadah tanah liat tersebut dibakar oleh manusia jaman dahulu
dikarenakan sudah tidak digunakan, dengan tidak sengaja mereka menemukan tanah liat
yang mengeras dan memiliki ukiran yang di bentuk dari daun-daunan yang kering
tersebut yang telah habis terbakar. Sejak penemuan tersebut peradaban manusia memulai
mengembangkan teknologi primitif ini untuk digunakan dalam bebagai hal seperti seni
dan alat rumah tangga.
Keramik saat ini dalam pemanfaatannya masih terbatas hanya sebagai media alat
bantu sekunder bagi sebagian masyarakat dunia. Yang apabila kita mampu mempelajari
kadungan penyusun dari sebuah keramik bukan tidak mungkin kita mampu
mengembangkan nilai guna dari suatu keramik. Hal ini sedikit banyak akibat kurangnya
informasi tentang sejarah bagaimana lahirnya kerajinan keramik, sehingga untuk dapat
melakukan pengembangan terhadap kerajinan keramik terhambat. Oleh sebab itu, perlu
dilakukan suatu penelitian non eksperimental yang membahas tentang sejarah keramik,
kelebihan dan keistimewaan keramik sehingga dapat digunakan sebagai bahan study
dalam pengembangan nilai guna dari keramik.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang digunakan dalam peneitian ini adalah, bagaimana sejarah
awal keramik di dunia dan di negara-negara potensial penghasil keramik ?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui sejarah lahirnya keramik di dunia
2. Untuk mengetahui berbagai jenis keramik dan persebaran di awal kelahirannya

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Mampu memberikan informasi asal usul keramik
2. Mampu memberikan informasi perkembangan keramik dari zaman ke zaman
3. Sebagai media study atau referensi informasi mengenai keramik
BAB II
TINJAUAN SEJARAH

2.1 Sejarah Keramik


Keramik adalah salah satu hasil kerajinan tertua yang ada di muka bumi. Hal ini dapat
ditemukan dalam penemuan benda-benda purbakala yang tertanam di dalam tanah. Salah
satu jenis benda-benda yang ditemukan itu adalah benda-benda keramik berupa wadah
wadah, yaitu guci, peralatan makan minum, alat sesaji, selain penemuan benda-benda
yang terbuat dari batu dan \logam.
Pada umumnya ditemukan juga bentuk-bentuk figurin berupa manusia dan binatang.
Hasil dari benda-benda keramik walaupun masih terlihat sederhana, namun terdapat
aplikasi seni berupa motif-motif hewan atau tumbuhan yang digunakan tidak hanya untuk
memperindah namun juga untuk menyiratkan symbol yang menandakan kemajuan suatu
peradaban

2.2 Serjarah Keramik Di Dunia


Sejarah dari keramik memliki umur yang tua dimana waktu sejarah munculnya
keramik di berbagai negara memiliki berbeda beda. Seperti negara China, Indonesia,
Jepang, Mesir, Yunani, Korea, Thailand, Peru, Philipina, Vietnam dan lain sebagainya.
Ketrampilan dalam membuat keramik muncul dan tumbuh secara alami. Beberapa negara
ada yang tumbuh dalam waktu yang bersamaan tanpa adanya pengaruh hubungan
kebudayaan satu dengan lainnya, tetapi ada pula yang muncul akibat pertukaran budaya
karena perdagangan. Muncul nya keterampilan membuat keramik memiliki umur yang
tua, sama halnya saat manusia mengenal dan memanfaatkan api pertama kali
Sejarah keberadaan dan penggunakan keramik pertama kali, hingga kini belum
terungkap secara pasti. Berdasarkan data yang dilandasi perbandingan hasil-hasil temuan
penilitian yang dilakuakn oleh ahil arkeolog, diperkirakan keramik mulai dibuat dan
digunakan sejak tahun 30.000 SM. Waktu ini setua dengan manusia mengenal api. Ada
beberapa ahli juga yang berpendapat bahwa sejarah tentang keramik dimulai pada 30
ribu tahun yang lalu. Periode ini dalam sejarah disebut zaman Palaeolithic atau zaman
Batu Kuno (500 ribu10 ribu SM) karena alat pemotong atau senjata tajam pada masa itu
terbuat dari batu. Hal ini di perkuat dengan penemuan tembaga, perunggu, dan besi masih
jauh dari jaman ini. Nenek moyang kita adalah pemburu dan peramu makanan yang
hidupnya berpindah-pindah (nomaden). Mereka belajar bagaimana membuat api untuk
pertama kalinya sebagai upaya melindungi diri dari dingin, binatang buas, memasak
daging dan juga membakar tanah liat.
Bukti arkeologis menunjukkan bahwa orang-orang di zaman batu kuno di sebagian
belahan bumi telah membuat tungku pembakaran sederhana dan karya primitif sekitar 30
ribu tahun yang lalu. Walaupun gaya hidup masyarakat pada zaman batu tergolong
primitif, akan tetapi masyarakat pada zaman tersebut mampu membuat gambar-gambar
sederhana yang tampak hidup dan realis. Gambar sebagian besar dilukis pada dinding
batuan, dan sebagian dimodelkan dari tanah lihat. Sebagian besar gambar gambar
tersebut berupa gambar hewan yang mereka buru. Lukisan dinding di dalam gua pada
zaman batu kuno yang populer adalah Caves of Lascaux di Prancis dan Caves of Altamira
di spanyol. Para ahli arkeolog memperkirakan umur dari lukisan ini sekitar 20 ribu tahun.
Selain perbedaan pendapat mengenai waktu pertama kali muncul keramik. Ada
beberapa ahli juga yang berpendapat bahwa keramik mulai ada sejak tahun 12.000 SM.
Vincent memperkirakan pada tahun 10.000 SM dan 5.000 SM melihat bentuk keramik
pmasa Neolitik (Vincent A.Roy, 1969). Berikut ini beberapa sejarah keramik dibeberapa
belahan dunia, yaitu china, jepang, indonesia, dan mesir.

2.3 Sejarah Keramik Di Mesir


Pada era keemasan Islam, sudah menggunakan lantai keramik sebagai motif hiasan
utama dalam arsitekturnya. Pada masa kekhalifahan, negeri-negeri di Timur Dekat seperti
Iran, Irak, Suriah dan Mesir merupakan sentra utama produsen keramik Islam. Menurut
Stockin Sejarah keramik Islam yang berkembang di sentra industri keramik itu dapat
dibagi dalam tiga periode. Pertama adalah periode awal yang berlangsung dari abad 9 M
hingga abad 11 M. Kedua adalah periode pertengahan dari abad 12 M hingg abad 14 M.
Periode ketiga berlangsung dari abad 15 M hingga abad 19 M.
Pada periode awal seniman Muslim sudah mengembangkan ide tentang lusterware
jenistembikar atau porselin dengan lapisan metalik yang memberi efek warna. Pembuatan
lusterware melalui 3 proses pembakaran. Pada masa itu di era kekuasaan Dinasti
fatimiyah, keramik atau porselin diproduksi di Mesir. Tembikar khas negeri Piramida itu
dilukis dengan gambar burung, hewan-hewan serta manusia. Lusterware juga
dikembangkan dan diproduksi di Persia dan Afghanistan.
Sepanjang abad 1175 M 1225 M industri keramik berkembang dengan pesat di
kawasan Timur Dekat. Pada era itu, kota Rayy dan Kashan, di utara Persia tengah menjadi
sentra beragam jenis tembikar. Pada abad ke-13 M, keramik mulai muncul di Kashan,
Mesir. Sepanjang abad ke-13 14 M, beragam jenis keramik diproduksi di Kashan. Pusat
industri keramik itu juga diakui sebagai penghasil ubin lantai yang termasyhur. Pada
periode pertengahan, Mesir juga menjelma menjadi sentra industri keramik yang maju
yang saat itu berada di bawah kekuasaan Dinasti Mamluk. Terlebih, negeri tiu tidak
mampu ditembus oleh tentara Mongol.
Pada masa kekuasaan Mamluk, produksi keramik berkembang pesat karena banyak
seniman dari wailayah yang ditarik untuk berkreasi di Mesir. Ciri khas keramik yang
diciptakan seniman Mamluk adalah menampilkan tema-tema keagamaan. Pada periode
akhir, ada tiga jenis keramik atau tembikar yang berkembang di dunia Islam. Salah satu
keramik yang terkenal adalah tembikar Kubachi dan Iznik. Salah satu pusat industri
keramik pada periode terakhir berada di Kirman. Para pembuat keramik membuat tiruan
keramik Cina. Teknik dan desain keramik Islam telah memberikan pengaruh terhadap
seni keramik di negara-negara Eropa seperti Italia, Prancis, Spanyol dan Inggris. Bahkan
para seniman Spanyol sering menggunakan desain Islam dalam mebuat aneka produk
keramik yang dikenal dengan nama Hispano-Moresque.
Ciri khas keramik Islam dimana para seniman mampu memadukan bahan seperti
emas dan perak. Sehingga tembikar yang dihasilkan diakui sangat anggun dan cantik.
Selain itu juga menghadirkan kilauan metalik yang memukau. Para seniman Muslim di
era kekhalifahan selain membuat lantai keramik yang digunakan untuk menghiasi dinding
dan lantai, merekapun membuat beragam barang kebutuhan sehari-hari seperti cangkir,
gelas, piring, mangkuk, botol dan penampung air dari tembikar.
Pada era Dinasti Abbasiyah, mulai berkembang keramik dengan desain ukiran. Ciri-
ciri keramik jenis ini memiliki desain geometris atau bentuk-bentuk flora yang
dimasukkan dengan cara distempel. Keramik jenis ini dapat ditemukan di Samara, Irak,
Fustat dan Mesir. Penaklukan daerah akibat ekspansi oleh kerajaan akan berpengaruh dari
perkembangan seni, sehingga muncul perpaduan seni antara keduanya.

2.4 Sejarah Keramik di China


Seni Keramik Prasejara di dataran China berkembang di zaman Neolitikum antara
tahun 2500 SM 1500 SM adalah seni keramik prasejarah. Pada dinasti Shang tahun
1500 1000 SM yang berkedudukan di lembah sungai kuning seni keramik tumbuh
berdampingan dengan seni perunggu khas di china.
Zaman dinasti Han (206 SM220 SM) merupakan periode kreatif pertama di Cina.
Awal periode ini produk keramik yang dihasilkan belum berglasir, baru pada akhir
periode ini ditemukan benda-benda keramik yang berglasir. Pada masa dinasti Tang (61
906 M), keramik berglasir dibuat dengan berbagai macam warna. Seni keramik kemudian
berkembang pesat sepanjang masa pemerintahan dinasti Shung (960 1279 M), dinasti
Yuan Kang His (16621722 M). Benda keramik yang dihasilkan memiliki kualitas yang
tinggi baik dari pewarnaan, tekstur maupun bentuk. Karya keramik pada masa itu apabila
dibandingkan dengan produk keramik Amerika dan Eropa saat ini, kualitas produk dan
kemampuan pengrajin keramik Cina di abad 16 belum bisa dikalahkan. (Helen Marie
Evans dan Carla Davis Dumesnil. An Invitation To Design : 166).

Gambar 2.12 Lady China, Tang Dinasti


Sumber: wikimedia.org

Tomb figure of a Lady (Gambar 2.13), tembikar warna abu-abu dengan detil goresan
yang tadinya dilukis, ditemukan di arah utara Wei periode (abad ke-6). Dengan gaya dan
hiasan kepala tinggi yang menjadi khas dari periode ini. Model of a tomb dignitary
(Gambar 2.14), merupakan tembikar yang dicat berasal dari T'ang dinasti, abad ke 7-8,
terdapat di dalam pusara-pusara. Figur-figur seperti itu dipercaya terkait dengan
kesejahteraan atau kesehatan di masa depan bagi orang yang telah meninggal.

Gambar 2.13 Tomb figure of a Lady (kiri) dan Model of a Tomb dignitary (kanan)
Sumber: World Ceramics
Group of musicians and dancers (Gambar 2.15). Merupakan tembikar yang dicat.
Dari dinasti T'ang, pada abad ke 7, patung-patung keramik ini memperlihatkan
rombongan dari musisi dan penari pada waktu itu.

Gambar 2.15. Group of musicians and dancers


Sumber : World Ceramics

2.5 Sejarah Keramik Di Jepang

Barang tanah liat pertama kali dibuat di kepulauan Jepang sekitar 13.000 tahun yang
lalu. Periuk besar dan dalam yang digunakan untuk merebus adalah yang paling umum.
Tanah liatnya dihias dengan menggiling atau menekan tali berkepang pada
permukaannya. Karena pola tali inilah, barang tanah liat dari jaman ini disebut dengan
jomon doki (jo = tali; mon = pola; doki = barang tanah liat). Sekitar 5000 tahun yang lalu,
selama jaman Jomon, beberapa desain yang sangat dinamis muncul, termasuk ornamen
ombak pada bibir periuk dan pola-pola aneh yang menutupi setiap bagian luarnya.
Pada jaman Yayoi berikutnya, penanaman padi dan jenis tembikar baru
diperkenalkan dari semenanjung Korea. Tembikar Yayoi merupakan bagian dari
kehidupan sehari-hari, digunakan terutama banyak untuk penyimpanan, memasak dan
makan. Tembikar jenis ini tidak semeriah barang tembikar Jomon, dan warnanya yang
muda menciptakan kesan lembut.
Sekitar awal abad ke-5, terjadi perubahan besar ketika teknik baru memasuki Jepang
dari semenanjung Korea. Sebelumnya, tanah liat dibakar di api unggun, tetapi jenis
tembikar baru, yang disebut dengan tembikar Sueki, dibakar dengan suhu tinggi di dalam
tempat pembakaran dengan cerobong (terowongan) yang dibangun loreng. Tembikar
Sueki adalah tembikar yang sebenarnya.
Sekitar pertengahan abad ke-7, para pengrajin tembikar Jepang pergi untuk
mempelajari teknik-teknik Korea dan Cina, dan belajar cara menggunakan glasir dan
membakar tanah liat dengan suhu yang cukup rendah. Beberapa glasir dari sini berwarna
hijau tua, sedangkan barang Nara Sansai menonjol dengan tiga warna, seringkali
berwarna merah, kuning, dan hijau. Akan tetapi, barang-barang ini digunakan hanya di
istana, keluarga bangsawan, dan kuil-kuil, dan sekitar abad ke-11 tidak dibuat lagi.
Kemajuan yang diperoleh tembikar Sueki menyebabkan pembangunan tempat-
tempat pembakaran di banyak bagian di Jepang. Tidak lama kemudian, para pengrajin
menemukan bahwa abu kayu di dalam tempat pembakaran yang panas bereaksi dengan
tanah liat sehingga menciptakan glasir alami. Hal ini mendorong mereka untuk
menaburkan abu dari tanaman yang dibakar secara sengaja ke atas tanah liat sebelum
dibakar. Teknik glasir abu alami ini pertama sekali dilakukan di tempat pembakaran
Sanage di propinsi Owari (sebelah barat daya propinsi Aichi sekarang).
Tembikar Sueki di jaman pertengahan menjadi pondasi untuk teknik- teknik baru dan
menjamurnya pembangunan tempat pembakaran. Enam kota tempat tembikar bersejarah
di Jepang yakni Seto, Tokoname, Echizen, Shigaraki, Tanba dan Bizen dimulai pada masa
ini, dan tempat pembakaran mereka masih berproduksi. Hampir semuanya membuat
gerabah yang terlihat alami. Hasil produksi mereka kebanyakan guci besar, jambangan
besar dan periuk. Sampai sekitar abad ke-16, Seto adalah satu-satunya tempat di Jepang
yang terus memproduksi tembikar berglasir.
Perang saudara yang melanda seluruh negeri Jepang pada jaman Warring States
(1467-1568), dan para pengrajin di Seto pergi ke utara ke daerah pegunungan menuju
Mino (kini propinsi Gifu bagian selatan). Disana mereka memelopori gaya baru unik
Jepang, yang terbaik adalah tembikar Kiseto, Seto- guro, Shino, dan Oribe. Sekitar pada
saat inilah upacara minum teh mulai menarik perhatian. Kebiasaan minum teh berasal
dari China pada akhir abad ke-12, dan pada abad ke-16 telah menjadi kebiasaan untuk
mengadakan acara yang berfokus pada upacara penyajian teh.
Dengan mulainya jaman Momoyama (akhir tahun 1500-an) berakhirlah perang
saudara, penggabungan Jepang, dan penyempurnaan upacara minum teh. Ini adalah saat
transformasi untuk barang tembikar Jepang. Toyotomi Hideyoshi memulai kampanye
militer di semenanjung Korea, dan hal ini menciptakan kesempatan bagi para samurai
menyenangi upacara minum teh untuk membawa pengrajin tembikar Korea ke Jepang
dan menyuruh mereka membangun tempat pembakaran. Banyak pusat produksi baru
termasuk Karatsu, Hagi, Agano, Takatori dan Satsuma didirikan di bagian-bagian yang
berlainan di Kyushu.

2.6 Sejarah Keramik di Indonesia


Di Indonesia, keramik sudah dikenal sejak jaman Neolithikum, diperkirakan rentang
waktunya mulai dari 2500 SM1000 SM. Pening galan zaman ini diperkirakan banyak
dipengaruhi oleh para imigran dari Asia Tenggara berupa pengetahuan tentang kelautan,
pertanian dan peternakan. Alat-alat berupa gerabah dan alat pembuat pakaian kulit kayu.
Kebutuhan manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu mengalami perubahan sesuai
perkembangan zaman.
Awalnya manusia membuat alat bantu untuk kebutuhan hidupnya, mulai dari
membuat kapak dari batu. Seperti di Sumatra ditemukan pecahan-pecahan periuk belanga
di Bukit Kulit Kerang. Meskipun pecahan tembikar tersebut kecil dan berkeping-keping
namun telah terlihat adanya bukti nyata membuat wadah dari tanah liat. Teknik
pembuatannya dilakukan dengan tangan, dan untuk memadatkan serta menghaluskan
digunakan benda keras seperti papan. Cara menghias dilakukan dengan menekankan
sebuah kayu berukir, atau menekan tali, anyaman bambu, duri ikan, dan sebagainya, pada
permukaan keramik (mentah) setelah selesai pembentukan. Cara seperti ini paling banyak
dilakukan oleh perajin tradisional di berbagai daerah di pelosok tanah air. Di pantai
selatan Jawa tepatnya diantara Yogyakarta dan Pacitan ditemukan pecahan tembikar yang
berhiaskan teraan anyaman atau tenunan seperti hasil tenun yang di buat di Sumba. Di
daerah Melolo (P. Sumba) ditemukan pula periuk belanga yang berisikan tulang-tulang
manusia.
Peninggalan-peninggalan prasejarah ini juga ditemukan didaerah Banyuwangi,
Kelapa Dua-Bogor, Kalumpang serta Minanga di Sulawesi, Gilimanuk di Bali dan juga
penemuan pada waktu peninggalan arkeologis di sekitar candi Borobudur dan di
Trowulan-Mojokerto. Termasuk juga peninggalan zaman Kerajaan Majapahit (abad 16
M) banyak di temukan bata-bata dan genteng dari tanah liat yang dibakar sebagai bahan
bangunan, namun juga benda-benda seperti celengan. Pecahan-pecahan tembikar juga
ditemukan di situs Batujaya, di Karawang Jawa Barat. Ditemukan juga fragmen yang
terbuat dari terracotta. Sesuai penandaaan maka tembikar-tembikar ini ada pada abad ke
3 atau 4 masehi. Gambar tembikar juga terdapat pada relief hiasan bangunan dan patung-
patung, contohnya terdapat pada relief candi Prambanan dan Borobudur. Keramik rakyat
dari zaman ke zaman berkembang secara evolusioner, demikian dengan bentuk dan teknik
pengolahan serta pembakarannya. Pembakaran dilakukan hanya dengan menggunakan
daun-daun tau ranting-ranting pohon yang telah kering.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
1. Sejarah awal keramik pertama kali di dunia menurut ahli bahwa keramik dimulai
pada 30 ribu tahun yang lalu. Periode ini dalam sejarah disebut zaman Palaeolithic
atau zaman Batu Kuno (500 ribu10 ribu SM) karena alat pemotong atau senjata
tajam pada masa itu terbuat dari batu.
2. Sejarah keramik pertama kali di negara Mesir. Menurut Stockin Sejarah keramik
Islam yang berkembang di sentra industri keramik itu dapat dibagi dalam tiga periode
yaitu: Periode awal dengan ciri-ciri terdapat lukisan hewan-hewan dan manusia
(abad 9 M - abad 11 M), Periode pertengahan dengan ciri-ciri sudah dapat
memadukan bahan seperti emas dan perak (abad 12 M - abad 14 M) Periode terakhir
dengan ciri-ciri memiliki desain flora dan terdapat paduan antara emas dan perak
(abad 15 M - abad 19 M).
3. Sejarah keramik pertama kali di negara china. Seni Keramik Prasejara di dataran
China berkembang di zaman Neolitikum antara tahun 2500 SM 1500 SM adalah
seni keramik prasejarah. Pada dinasti Shang tahun 1500 1000 SM yang
berkedudukan di lembah sungai kuning seni keramik tumbuh berdampingan dengan
seni perunggu khas di china.
4. Sejarah keramik pertama kali di negara jepang. Barang tanah liat pertama kali dibuat
di kepulauan Jepang sekitar 13.000 tahun yang lalu. Periuk besar dan dalam yang
digunakan untuk merebus. Tanah liatnya dihias dengan menggiling atau menekan
tali berkepang pada permukaannya. Karena pola tali inilah, barang tanah liat dari
jaman ini disebut dengan jomon doki (jo = tali; mon = pola; doki = barang tanah liat).
5. Sejarah keramik pertama kali di negara indonesia. Keramik sudah dikenal sejak jaman
Neolithikum, diperkirakan rentang waktunya mulai dari 2500 SM1000 SM.
Peninggalan zaman ini diperkirakan banyak dipengaruhi oleh para imigran dari Asia
Tenggara berupa pengetahuan tentang kelautan, pertanian dan peternakan. Alat-alat
berupa gerabah dan alat pembuat pakaian kulit kayu.

Anda mungkin juga menyukai