Anda di halaman 1dari 7

Resensi Novel Fiksi

Nama :

1. Bunga Febriyani H.
2. Nandya Satyaning R.

Kelas : XII MIPA 5

1. Identitas :
 Judul : Critical Eleven
 Tahun terbit : 2015
 Kota terbit : Jakarta
 Pengarang : Ika Natassa
 Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
 Tebal buku : 351 halaman
 Warna kulit buku : didominasi oleh warna biru
 Ilustrasi gambar : diatasnya terdapat judul dan gambar pesawat

2. Sinopsis
Anya dan Ale bertemu di dalam pesawat, dalam perjalanan menuju Sydney. Mereka duduk
bersebelahan, lalu terlibat obrolan, yang lama-lama makin hangat. Dalam dunia penerbangan ada
yang namanya critical eleven. Sebelas menit yang paling kritis di dalam pesawat, yaitu tiga menit
setelah take off dan delapan menit sebelum landing. karena secara statistik delapan puluh persen
kecelakaan pesawat umumnya terjadi dalam rentang waktu sebelas menit itu. Di lain kata ini sama
seperti ketika bertemu seseorang, tiga menit pertama penilaian kita ketika bertemu seseorang dan
delapan menit terakhir sebelum berpisah dengan seseorang dengan melihat senyumnya, tindak
tanduknya, ekspresi wajahnya, tanda-tanda apakah akhir pertemuan itu akan menjadi “andai kita
punya waktu bareng lebih lama lagi” atau justru menjadi perpisahan yang sudah ditunggu dari tadi
Sebelum berpisah, mereka sempat bertukar nomor telepon, tapi butuh waktu lama sebelum
mereka akhirnya bertemu lagi. Anya dan Aldebaran Risjad mulai berpacaran hanya sebulan setelah
pertemuan mereka dipesawat, tepatnya setelah bertemu intens selama tujuh hari. Tidak ada
komunikasi antara Anya dan Ale setelah turun dari pesawat di sydney, sebulan setelah itu
sesampainya Ale di jakarta, Ale mengajak anya makan ketoprak ciragil kesukaan Ale yang kebetulan
juga kesukaan Anya. Mereka berpacaran selama setahun, lalu menikah. Awalnya, mereka bak
pasangan suami-istri paling bahagia di dunia. Namun, semua berubah sejak enam bulan sebelumnya
Kini, lima tahun setelah perkenalan itu, Ale dan Anya dihadapkan pada satu tragedi besar yang
membuat mereka mempertanyakan pilihan-pilihan yang mereka ambil, termasuk keputusan pada
sebelas menit paling penting dalam pertemuan pertama mereka. Kamar mereka yang sudah berubah
menjadi kamar Anya, dan Ale tidur dikamar lain
Siklus pertemuan anya dengan ale mau tidak mau harus mengikuti siklus pekerjaan ale yang lima
minggu menetap di teluk meksiko lalu break lima minggu yang selalu dihabiskannya di Jakarta.
Setelah pernikahan yang menurut Anya menjadi entah apa namanya kehadiran Aldebaran Risjad
hanya membuat Anya tidak nyaman dan tidak betah dirumah. Anya menjadi sosok yang dingin bagi
Ale
Ayah dan ibu mengundang mereka untuk makan siang bersama, saatnya sandiwara rutin bagi
Anya dan Ale. Ibu ale sangat baik, dan Anya benci harus mengelabui perempuan sebaik dan setulus
ibu. Ayah ale seorang jendral, dan ale dibesarkan untuk mengikuti jejak ayahnya. Namun Ale
menolak diluar ekspektasi ayahnya dan memilih untuk meraih cita-citanya. Ayahnya sangat marah
dan mereka bertengkar hebat. Itu sebabnya semenjak itu ayah dan ale tidak terlalu dekat. Tapi hari
ini ayah dan Ale sedang bermain catur bersama dihalaman belakang, lalu ibu menyuruh Anya untuk
membawakan es kacang merah buat Ale dan ayahnya. lagi- lagi mereka harus berpura-pura layaknya
suami istri yang saling perhatian. Tetapi ayah ternyata mengetahui bahwa Anya dan Ale sedang tidak
baik-baik saja dan ibunya tidak tahu. Ayah banyak cerita ke Ale dan ini pertama kali ayah berbicara
sepanjang itu dan pertama kali Ale mengangguk. Setelah seharian lalu mereka kembali kerumah dan
kembali ke aktivitas masing-masing layaknya bagi Anya yang tidak menganggap keberadaan Ale
7 Januari 2014, jam setengah sepuluh malam waktu Holstein lewat skype, tiga tahun setelah
mereka menikah, istri kesayangan Ale itu memberi hadiah paling indah dalam hidup Ale yaitu Anya
hamil dan Ale sangat senang karena dia akan menjadi sosok ayah. Ale baru bisa pulang setelah tiga
minggu itu. Empat bulan setelah itu, istri Ale memberi hadiah dahsyat lagi yaitu bayi mereka laki-laki.
anya masih kerja seperti biasa, masih olahraga seperti biasa. Ale sempat keberatan waktu anya
masih sering terbang menemui klien. Anya berkeras dia tidak apa- apa dan kata dokter Risjad junior
ini kuat dan sehat. Hari selasa, 26 Agustus 2014 sekitar seminggu sebelum due date Anya sesuai
perkiraan dokter, dan sehari sebelum Ale terbang ke indonesia, email dari Anya masuk dan
mengabarkan kalau bayinya anteng tidak nendang-nendang. Tapi setelah itu Anya bilang tidak lama
setelah Anya email Ale, bayinya nendang lagi. Ale lega. Kamis malam Ale berangkat dari JFK ke
Jakarta, lewat Frankfurt. Sesampainya di Frankfurt delapan jam kemudia ale menyalakan iphone dan
ada iMessage dari Anya bilang kalau bayinya ngambek lagi, tidak bergerak seharian. Jagoan kecil
mereka memang aktif banget, jadi begitu anteng lebih dari empat jam tentu cemas. Jumat pagi Ale
masih mendarat di changi dan jam setengah sembilan pagi baru mendarat di Soekarno Hatta. Tidak
ada kabar lagi dari Anya, Ale langsung ke rumah sakit waktu Ale sampai dirumah sakit Anya sudah
dibawa kedalam untuk diperiksa dan lima menit kemudian Ale dipanggil masuk. Jagoan kecil mereka
sudah tidak ada. Anya setiap malam selalu menghabiskan waktu dikamar Aidan bahkan sampai
tertidur sambil memeluk baju Aidan lalu menangis hampir begitu setiap hari dan selalu memimpikan
Aidan
Anya rindu tertawa. Ini pertama kali yang anya sadari sewaktu terbangun dikamar Aidan sudah
pukul setengah sebelas pagi. Ale yang bingung karena Anya belum keluar kamar sejak tadi akhirnya
memberanikan diri membuka pintu kamar tidur yang sudah berbulan-bulan tidak Ale masuki tapi
Anya tidak ada dikamar lalu Ale menanyakan keberadaan Anya dan bibi Tini bilang kalau Anya tidak
pernah tidur dikamarnya melainkan tidur dikamar Aidan. Ale terkejut dan merasa menyesal.
6 bulan pisah kamar dan ini pertama kalinya Ale tahu Anya ternyata tidur dikamar anak meraka
Ale terakhir kali masuk kamar Aidan 2 bulan sebelum Aidan lahir dengan kamar yang sudah di
dekorasi. Ale sangat menyesal dengan apa yang dia ucapkan 6 bulan terakhir yang sangat membuat
hati anya sakit. Ale pernah bilang “mungkin kalau dulu kamu ngga terlalu sibuk, Aidan masih hidup,
nya” mulai dari situ Anya tidak mau berbicara lagi dengan Ale sampai saat ini
Mulai kemarin Ale memutuskan sudah cukup menjauh dari Anya, Anya tidak tidak pantas
sendirian karna Anya memebutuhkan seorang suami untuk menemaninya. Ale tahu bagi Anya sejak
6 bulan lalu bukan sosok yang pantas untuk membahagiakan Anya Cuma untuk menyakiti Anya dan
melihat dia terbaring di kamar jagoan kecil sendirian membuat Ale tidak tahan lagi, Ale mualai
berusaha untuk dekat dengan Anya lagi dengan strategi-strateginya.
Hari ini Anya bertemu sahabatnya yaitu Tara. Tara memberitahu kalau dia sedang hamil dan
Anya mendengar itu dia langsung merasa sedih. Sebenarnya ada satu lagi sahabat Anya yaitu Agnes
tapi tidak bisa hadir.
Hari ini Ale bermain dengan Nino anak Raisa ade dari Ale. Lalu Anya menyusul Nino dan Ale, Ale
menyibukan diri dengan merakit robot yang disuruh oleh Nino dan Anya menyuapi Nino tapi tidak
lama setelah itu Anya ada urusan jadi Anya meninggalkan Ale dan Nino. Ale melihat bibir Anya
menyunggingkan senyum tipis setelah kalimat yang diucap kan Ale dan inipertama kalinya senyum
setelah 6 bulan yang lalu.
Sejujurnya Anya masih tidak bisa menjauh dari Ale. Hari ini Harris (adik ale yg ke 2) menyuruh
Anya lewat telpon untuk memberi kejutan buat ulang tahun Ale . Harris menyuruh Anya kabur dari
rumah.
Ale ulang tahun hari ini yang ke33 yang akan jadi ulang tahunnya dengan Anya yang ke5 Ale
membenci perayan dan tidak suka kejutan dan bahkan dia lupa dengan hari ulang tahunya sendiri.
Anya mengikuti sekenaria yang sudah dibuat oleh Harris dan Raisa. Sesampai Ale dirumah bibi bilang
kalau Anya kabur terus Ale melihan ada tulisan di lemari dengan kata yang rasanya begitu sakit bagi
Ale, dia mencoba menelpon Anya tapi tidak di angkat oleh Anya dan Ale terlihat kepanikan.
Harris tiba-tiba datang membantu Ale untuk mencari Anya kemudian Harris mengajak Ale
ketempat dimana Ale dikasih kejutan, Harris memberitahu Ale kalau ada Anya disana tapi nyatanya
tidak ada. Lalu Ale panik dan dia akhirnya berlanjut mencari keberadaan Anya, setelah itu saat Ale
baru membuka pintu ada Anya baru sampai sambil membawa kado yaitu jam tangan, Ale langsung
memeluk Anya dengan erat karena saking khawatirnya. Dan mereka merayakan hari ulang tahun Ale
bersama –sama dengan bahagia dan tentunya sandiwara mereka berdua didepan keluarga masing-
masing.
Terlalu banyak cerita anya dan ale yang tersimpan di jengkal-jengkal ibukota Jakarta. Dua bangku
kayu di ketoprak Ciragil yang jadi saksi kencan pertama mereka. Pempek megaria yang jadi teman
mengobrol kami berdua sampai tempatnya tutup. Dan ada Benhil, yang menyimpan catatan penting
dalam lembaran cerita Anya dan Ale
Pagi ini Anya bertugas ke Singapura, Harris datang untuk mengambil kunci mobil yang ia
tinggalkan tadi malam sekaligus mengajak Ale bermain basket. Ale sudah sangat tahu adiknya jika
mengajak nongkrong atau main bareng pasti mau cerita sesuatu. Maka Ale setuju bermain basket
bersama Harris
Setiap kali Ale sedang di Jakarta, Jumat pagi adalah waktu yang Ale dedikasikan sepenuhnya
untuk Aidan. Ale ke makamnya, ale bersihkan, sambil ngobrol salam hati dengan anaknya. Lalu Ale
mengaji dan Ale bacakan doa-doa untuk jagoan kecil ini sampai menjelang waktu salat Jumat. Ale
tutup dengan mencium batu nisannya, Ale salat Jumat di masjid di depan taman pemakaman, baru
Ale pulang. Ale tidak pernah tahu seberapa sering Anya menjenguk Aidan disini, anya gapernah
cerita. Semenjak ulang tahun Ale, Ale merasa sudah berbaikan dengan Anya. Maka ini baru hari
selasa, tapi Ale sudah dijalan menuju makam anaknya. Tidak sabar ingin cerita ke anaknya kalau ibu
dan ayahnya sudah berbaikan. Tapi pagi ini ada mobil lain yang sudah terparkir di depan masjid.
Sedan ayah. Entah kenapa mata Ale terasa langsung panas. Jujur Ale tidak tahu Ayah ternyata juga
sangat memperhatikan Aidan. Karena saking penasaran seberapa sering Anya ke sini, Ale nanya ke
Pak Idris, penjaga makam. Tetapi kata Pak Idris anya belum pernah berkunjung ke makam Aidan
Ale tahu betul anya sayang Aidan setengah mati. Berbulan-bulan ini anya tidur di lantai kamar
Aidan sambil memeluk pakaiannya sampai pagi, dia bahkan sampai membawa pakaian Aidan
kedalam tasnya. Tapi kenapa anya tidak mau lihat Aidan ke makamnya.
JSejak ale menikahi Anya, si Kack ini entah bagaimana bisa mengerti dan dia langsung
memosisikan dirinya sebagai penjaga Anya. Tiba-tiba ayah nelpon untuk mengajak Ale ke
Pandeglang untuk melihat kebun milik keluarga Ale. Ale tertegun sudah lama banget ayah tidak
mengajak Ale ke kebun
Hal yang selalu Ale tunggu adalah makan keluar bareng ayah. Tempat favorit kami namanya
mandala, restoran Chinese food di Wolter Monginsidi. Selain itu hal yang selalu ale tunggu adalah
jalan-jalan ke kebun kopi di pandeglang disetiri Ayah dengan jip militernya. Ayah cerita banyak lagi,
ale senang. Dan malam ini Ale tersadar seberapa besar Ale kangen Ayah selama enam belas tahun
terakhir
Bukan Ibu namanya kalo Ale tidak disodori makanan macam-macam begitu ini meja sudah
seperti prasmanan. Karena Anya sedang di singapura, Ibu menyuruh Ale menginap dirumah orang
tuanya. Anya mendadak disuruh kembali ke jakarta karena ada urusan kerjaan yang penting besok.
Ale belum pernah cerita ke Anya kalau dulu Ale membeli cincin untuk melamarnya waktu pegi
bersama Raisa waktu berkeliling dimall Ale melihan toko cincin tiba-tiba teringat Anya lalu ia
membelinya.
Anya hari ini bertemu sahabatnya dan dia baru menceritakan apa yang dia alami 6 bulan terakhir
lalu Agnes dan Tara menenangkan hati Anya dan memberi saran untuk memmaafkan Ale.
Ale mengira dia dan anya sudah baik-baik saja semenjak ulanh tahun ale. Tapi malam itu , Ale
melihat mata Anya bengkak seperti habis menangis lalu Ale bertanya kepada anya dan Anya
meminta untuk berpisah tempat tidur lagi. Ale makin bingung dengan sikap Anya. Anya berfikir kalau
Ale tidak pernah perduli sama Aidan karena Ale tidak pernah masuk kamar Aidan semenjak
meninggal padahal Anya sendiri tidak pernah kemakam Aidan.
Anya selalu memimpikan Aidan. Anya tertegun entah berapa lama subuh tadi saat terbangun.
Berulang kali sampai Anya bisa melihat jelas setiap garis wajah Aidan, setiap detail ekspresinya
,senyumnya, matanya,allisnya,rambutnya,telinganya,bibinya,giginya, setiap detail nada suaranya
,cadelnya kupeluk bantal aidan sekali lagi, kali ini lebih erat sampai air mata Anya membasahi sarung
bantalnya.
Setelah Anya meminta mereka pisah kamar lagi, Ale masih tetap berkeras tidur dikamar yang
sama tapi Anya tetep menentang tanpa konfrontasi. Dia biarkan Ale tidur dikamar mereka, dan Anya
tidur dikamar Aidan. Setiap hari Ale menunggu anya pulang kerja dan setiap malam Anya masuk
tanpa berkata apa-apa, dia hanya menganggap Ale seperti meja tempat tidur bantal,sofa,pajangan
yang tidak perlu di sapa pada malam ke5 Ale menyerah. Ale menghabiskan waktu di Jakarta bersama
Nino, Ale tipe orang yang ingin membuat dirinya berguna buat semua orang. Ale habis
menyelesaikan rangkaian lego yang Ale belikan untuk Nino, ternyata Nino sudah tertidur. Ale
bereskan lego ke dalam plastik lalu ale gendong Nino ke lift menuju parkiran. Di lift, ada sepasang
suami istri. Suaminya itu menggendong anak laki-lakinya yang umurnya sekitar 2 tahun dan dari sini
Ale mulai teringat kembali waktu Anya mengandung Aidan. Lalu tiba-tiba Ale merasakan sesuatu
menghantamnya dan semua mendadak gelap. Anya yang sedang berada dirumah tiba-tiba
mendapat WA dari Raisa kalau Ale masuk UGD
Anya langsung bergegas kerumah sakit. Sesampainya dirumah sakit Anya memakirkan mobil
sekenanya didepan pintu ruang UGD dan langsung lari ke dalam, bahkan Anya tidak peduli dia sudah
mengunci pintu atau belum. Mata Anya langsung mencari Raisa atau siapapun yang Anya kenal.
Mereka menunggu setengah jam lagi sampai apapun yang dilakukan dokter ke Ale selesai. Waktu Ale
akhirnya keluar, Anya langsung lemas melihat T-shirt putihnya yang sebagian sudah merah oleh
darah dan perban putih yang menutupi kening atas kanannya. Lalu Ale dan Anya pulang bersama
dengan disetiri Anya, dan Ale masih bisa tersenyum karena saking rindunya Ale kepada Anya. Dan
akhirnya setelah 24 hari, Ale bisa merasakan lagi disayangi oleh seorang Anya
Kemarin sekitar sejam setelah Ale berbaring, keluarganya datang ke rumah untuk menjenguk,
udah seperti Ale sakit parah saja. Semuanya lengkap. Dan ada Harris yang bercerita kalau Harris ingin
melamar pacarnya. Pagi ini yang memenuhi kepala Anya adalah tentang Anya dan Ale. Bahwa untuk
menjauhkan diri dari seseorang yang telah menjadi teman hidup selama empat tahun tidak semudah
membangun jarak, menyuruh Ale disana dan Anya tetap disini, tidak semudah membangun tembok
diantara Anya dan Ale. Dan seperti sekaran Anya yang mengkhawatirkan keadaan Ale sekarang.
Anya tiba di Sampoerna Strategic Square jam delapan kurang, sedikit lebih cepat dari biasanya, lalu
ke lift naik ke kantornya di lantai dua puluh. Keluar lift lalu berjalan ke pantry kantor baru lima
langkah tiba tiba Anya merasa seperti mau pingsan dan seluruh ruangan rasanya berputar. Dengan
satu tangan Anya mencengkram meja terdekat supaya tidak jatuh
Tadi pagi setelah hampir pingsan di kantor, sarah ngotot membawa Anya ke rumah sakit
walaupun Anya sudah bilang mungkin ini cuma karena Anya kurang tidur. Dokter memeriksa Anya,
lantas menyuruhnya melakukan berbagai macam test pagi ini juga, dan apa yang dikatakan dokter
setelah hasil testnya keluar sejam kemudian membuat Anya berada disini sekarang, di makam Aidan.
Utuk pertama kalinya. Satu jam yang anya butuhkan untuk mengumpulkan keberanian didalam
mobil, sampai Anya sanggup membuka pintu. Turun dari mobil. Lalu Anya menangis. Anya peluk
batu nisannya dan menangis
Ale diberi laporan kalau Anya sedang berada di makam Aidan sekarang. Ale langsung bergegas
mencari kunci mobil dan ke garasi. Bi Tini kaget karena kondisi Ale yang belum memungkinkan tapi
Ale tetap mengabaikan Tini. Ale yang sedang menyetir menyusul Anya ini, adalah Ale yang berusaha
melakukan yang terbaik lagi buat Anya. Dua jam setelah Ale berangkat dari rumah, baru Ale sampai.
Masih ada mobil Anya di situ dan Pak Sudi yang nongkrong menunggu.
Menjelang magrib mereka pulang. Ale tinggalkan mobilnya dan ikut mobil Anya. Pak Sudi
menyetir membawa mereka pulang, di bangku belakang Ale merangkul Anya yang menyandarkan
kepalanya di dada Ale, tanpa berkata apa-apa. Dia sudah berhenti menangis, tapi Ale tahu hari ini
pasti menusuk banget buat Anya. Sesampainya dirumah, Anya tahu apa yang harus dilakukan buat
Ale. Anya hampiri Ale, pegang tangannya, temani Ale ke tempat yang dulu Ale rencanakan,
persiapkan, dan kerjakan dengan binar-binar semangat di matanya yaitu kamar anak mereka yang
sudah sekian lama tidak di masuki Ale. Ale berdiri kaku di tengah-tengah kamar Aidan. Anya
menghela napas waktu Ale melepaskan tangannya dari genggamannya. Anya sudah siap-siap kalau
Ale langsung meninggalkan kamar ini, mungkin Ale memang belum siap. Namun yang Ale lakukan
justru melangkah menuju boks bayi berwarna putih di sudut. Boks bayi yang dulu mereka beli sama-
sama bahkan sebelum tahu jenis kelamin jagoan kecil. Ale berdiri lama di depan boks bayi itu,
memunggungi Anya. Lalu dia pegang pinggirannya dengan kedua tangan. Makin lama makin kuat.
Untuk pertama kali sejak Anya bertemu Ale lima tahun yang lalu, Anya melihat Ale menangis.
Perlahan Anya memanggil Ale dan menarik tangannya dan Anya letakkan diperutnya. Anya tatap
kedua matanya, dan tersenyum. Siap-siap ya, Dan, Mama mau memberitahu Papa, kamu sebentar
lagi akan punya adik. Mama ngga tahu papa kamu nanti akan menangis terharu atau malah teriak-
teriak kegirangan seperti waktu pertama kali tahu Mama mengandung kamu. Mama kadang juga
tidak tahu apa yang ada di dalam pikiran Papa kamu, tapi ada satu hal yang Mama tahu pasti. Dia
sayang kamu, sayang Mama, dan sama-sama kita bertiga nanti menyayangi dan menjaga adik kamu
ya, Nak.
3. Kelebihan dan kekurangan :
 Kelebihan:
Buku dituliskan dengan alur campuran, dan dalam sudut pandang kedua tokoh utama secara
bergantian, namun tidak membingungkan. Pembaca dibawa dalam kerumitan rumah tangga
Ale dan Anya, karena diceritakan dari awal bertemu, konflik, dan akhir cerita secara jelas.
Seperti biasanya, Ika Natassa selalu menyelipkan pengetahuan-pengetahuan yang membuat
pembaca semakin berilmu.

 Kekurangan:
Ada beberapa bagian yang terlalu bertele-tele, dan diceritakan berulang kali.

4. Unsur instrinsik
 Tema : kasih sayang sebuah keluarga
 Alur :
a) Kualitas : Renggang. Karena ketika membacanya bila dilewat tidak akan
ketinggalan jalan cerita, masih nyambung
b) Kuanitas : alur maju-mundur
 Latar :
a) Latar tempat : Sydney, Jakarta, Pandeglang
b) Latar waktu : pagi hari, malam hari
c) Latar suasana : mengharukan, sedih, bahagia
 Sudut pandang : sudut pandang orang pertama dari kedua tokoh utama
 Penokohan
1) Tanya baskoro (anya) : baik , friendly, penyayang, egois, dingin
2) Aldebaran risjad (ale) : baik, tanggung jawab, keras kepala
3) Ayah ale : tegas, ramah
4) Ibu ale : penyayang, baik
5) Raisa : baik, ramah
6) Harris : baik, usil, ramah
7) Agnes : baik, friendly, setia
8) Tara : baik, friendly, setia
 Amanat
Jika berbicara lebih berhati-hati selalu jaga omongan karena sekalinya omongan
yang keluar dari mulut kita tidak akan bisa dikembalikan. Dan belum tentu semua
orang tidak tersinggung terhadap omongan kita karena hati setiap manusia berbeda
dan selalu bersyukur atas segala pemberian dari Tuhan. Baik itu kesenangan
maupun kesedihan
 Gaya bahasa
1) Gaya hiperbola : “.. tanganku sedang terulur spontan memegang tisu ingin
membantu mengelap peluh yang mengalir deras di dahi” (hal 25)
 Ungkapan
Dalam novel ini jika di baca dengan serius maka akan terbawa suasananya ada sedih
dan kesalnya
 Peribahasa
Tidak terdapat peribahasa

5. Unsur ekstrinsik
a) Nilai-nilai
1. Nilai moral : novel ini mengajarkan bahwa kasih sayang terhadap keluarga itu harus dan
sangat penting.
2. Nilai agama : di dalam novel ini kita diajarkan untuk selalu bersabar dan selalu bersyukur
terhadap apa yang sudah diberikan Tuhan. Jangan mudah mengeluh dan rajinlah
beribadah

b) Biografi pengarang

Ika Natassa. Seorang banker yang memiliki hobi menulis dan fotografi. Critical Eleven adalah novel
ketujuhnya. Novel-novel lainnya antara lain A Very Yuppy Wedding (2007), Divortiare (2008),
Underground (2010), Antologi Rasa (2011), Twivortiare (2012) dan Twivortiare 2 (2014). Critical
Eleven sendiri sudah mendapatkan penghargaan, yaitu Anugerah Pembaca Indonesia untuk Sampul
Buku Fiksi Terfavorit dan Nominasi Buku dan Penulis Fiksi Terfavorit - Shortlist (2015).

6. Penilaian terhadap novel

Novel ini sangat layak untuk dibaca, kisah romansa yang banyak memberikan pelajaran hidup
terutama dalam hubungan rumah tangga. Peran dan karakter tokoh pun terasa seperti nyata.
Ditambah dengan kutipan – kutipan indah di dalam ceritanya menjadikan novel ini lebih menarik.

Anda mungkin juga menyukai