Anda di halaman 1dari 2

KISAH PERSAHABATAN 5 ORANG ANAK MUDA

Judul Novel : 5 cm
Pengarang : Dhonny Dhirgantoro
Tahun terbit : 2005
Tebal Buku : x + 380 halaman

5 cm adalah novel karya Dhonny Dhirgantoro pada tahun 2005 yang diterbitkan oleh Grasindo.


Novel ini menceritakan tentang perjalanan 5 sahabat yakni Arial, Riani, Zafran, Ian dan Genta.
Novel ini mengajarkan tentang harapan, impian, tekad, cinta dan persahabatan.
Lima sahabat telah menjalin persahabatan selama tujuh tahun. Mereka adalah Arial yang paling
tampan, Riani sebagai satu-satunya wanita dalam kelompok itu, Zafran yang berlagak seperti
seorang penyair, Ian yang paling subur badannya, dan Genta yang dianggap sebagai leader
dalam kelompok itu. Kegemaran mereka adalah mengeksekusi hal-hal yang tidak mungkin dan
mencoba segala hal, mulai dari kafe paling terkenal di Jakarta, sampai nonton layar tancap.
Semuanya penggemar film, dari film Hollywood sampai film yang tidak jelas, kecuali film India
karena mereka punya prinsip bahwa semua persoalan di dunia atau masalah pasti ada jalan
keluarnya, tetapi bukan dalam bentuk joget.
Suatu saat, karena terdorong oleh rasa bosan di antara satu dan yang lain, mereka memutuskan
untuk tidak saling berkomunikasi dan bertemu satu sama lain selama tiga bulan. Selama tiga
bulan berpisah itulah telah terjadi banyak hal yang membuat hati mereka lebih kaya dari
sebelumnya. Pertemuan setelah tiga bulan yang penuh dengan rasa kangen akhirnya terjadi
dan dirayakan dengan sebuah perjalanan. Sebuah perjalanan untuk mendaki Gunung Semeru
sampai menuju puncak. Sebuah perjalanan yang telah mengubah mereka menjadi manusia
sesungguhnya, bukan Cuma seonggok daging yang bisa berbicara, berjalan, dan punya nama.

***
Kelebihan buku ini ialah ceritanya yang menarik, sarat semangat dan petualangan. Penulis
memakai bahasa yang gampang dimengerti, dan alur kisah yang tidak menjemukan sehingga
pembaca hendak membaca buku ini sampai halaman terakhir. Dalam buku ini, tidak sedikit
kata-kata yang menjadikan kita terinspirasi. Dalam ceritanya, diselipkan lagu-lagu yang cocok
dengan keadaan yang sedang terjadi, sehingga menjadikan kita semakin terhanyut dalam cerita.

Ditambah lagi dengan penggambaran setting masa-masa dan lokasi yang paling detail namun
tidak berlebihan seakan menjadikan seolah anda ikut tercebur di dalamnya, laksana perjalanan
mereka dari Jakarta (stasiun Senen) hingga ke atas puncak Mahameru. Pembaca laksana berada
di sana, menikmati dinginnya Ranu Pane, indahnya Ranu Kumbolo, mistisnya Kalimati, dan
menakjubkannya puncak Mahameru. Pesan moral yang dikatakan pun paling baik sampai-
sampai memotivasi pembaca supaya bisa mengejar mimpi mereka dan menjadi nyata.

***
Kekurangannya, buku ini punya alur yang sangat mudah ditebak. Konflik yang ditawarkan dalam
buku ini juga kurang menggugah, atau jika perlu saya bilang buku ini nyaris tidak ada konfliknya.
Konflik yang ditawarkan seolah-olah menghilang dan selesai dengan sendirinya. Ending dari
cerita di novel ini juga terkesan dipaksakan.
novel mengandung redaksi jenaka yang sering dilontarkan para tokoh-tokohnya. Uniknya,
meskipun kocak, apa yang mereka ucapkan ada benarnya. Realistis dan inspiratif. Menurut saya
pribadi, ini lah alasan mengapa novel ini bisa menjadi mega best seller di pasar buku nasional.
Pembaca tidak akan bosan membalik lembar demi lembar buku ini hingga selesai.

Anda mungkin juga menyukai