Anda di halaman 1dari 3

KELOMPOK 9:

a. Esther Chyntia Charolina Sibarani 02511940000023


b. Oktavia Maharani Widyaningtyas 02511940000081
c. Indra Carllistya Pramadio 02511940000087
d. Lula Salsabila Napitupulu 02511940000119

1. Definsisi Gelas dan perbedaan gelas dengan keramik.


Gelas merupakan benda padat, dan strukturnya berbeda dengan keramik. Gelas
merupakan senyawa kimia dengan susunan kompleks, diperoleh dengan pembekuan
lelehan melalui pendiginan.
a. Padatan amorf
b. Produk fusianorganik yang telah didinginkan hingga kondisi kaku tanpa krisalisasi
c. Bahan yang dibentuk dengan mendinginkan dari keadaan cair normal, tetapi menjadi
lebih atau kurang kaku melalui peningkatan vikositas yang grogresit

No Glass Ceramic
1 Transparan Buram
2 Dapat dilebur dan dicetak ulang Tidak dapat dilebur dan dicetak
3 Tidak memiliki titik leleh Memiliki titik leleh yang sangat tinggi
4 Non-crystalline Crystalline

2. Contoh dari Keramik


Salah satu jenis bahan yg termasuk golongan keramik adalah magnesia/magnesium
oksida, dengan rumus kimia MgO. Magnesia merupakan keramik modern karena terbuat
dari oksida logam.

3. Sejarah Keramik
Keramik berasal dari bahasa yunani yaitu 'keramikos' yang memiliki arti suatu bentuk
dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. pada kamus dan ensiklopedia
tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk
menghasilkan suatu benda dari tanah liat yang dibakar, contohnya seperti, genteng atau
atap rumah, posrelein, gerabah, tembikar, dan sebagainya. tetapi saat ini tidak semua
keramik berasal dari tenah liat, sehingga definisi dari pengertian keramik yang terbaru
mencakup semua bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat (Yusuf, 1998:2).

Keramik diperkirakan sudah tua umurnya, sebagaimana halnya sejarah keramik


diberbagai belahan Dunia, seperti China, Jepang, Mesir, Yunani, Korea, Thailand, Peru,
Philipina, Vietnam dan lain sebagainya. Di mana ketrampilan membuat keramik tersebut
muncul dan tumbuh secara alami, ada yang tumbuh dalam waktu yang bersamaan tanpa
adanya pengaruh hubungan kebudayaan satu dengan lainnya. Kepandaian membuat
keramik dapat dikatakan setua manusia semenjak mengenal api dan dapat
memanfaatkannya.
Penemuan teknik membuat keramik atau pengetahuan mengenai sifat tanah liat yang
mengeras setelah dibakar, diperoleh secara tidak sengaja oleh orang primitif pada zaman
Pra-sejarah. Mayer menyatakan bahwa kebanyakan seni primitif dibuat dari kayu, batu dan
tanah liat, yang diciptakan untuk beberapa tujuan relegi atau tujuan yang praktis (Mayer,
1969). Awal mulanya keramik dibuat cenderung sebagai “wadah”. Inspirasi pembuatan
wadah tersebut berasal dari pemanfaatan buah-buahan berkulit tebal seperti labu, kelapa
dan sebagainya, yang isinya dikeluarkan. Juga dari ruas-ruas pohon bambu, daun-daunan
berukuran besar seperti daun pisang daun talas dan lainnya. Adanya cekungan bekas
telapak kaki dan batu pada tanah basah yang digenangi air hujan juga memberi inspirasi,
dimana air yang tergenang tersebut dapat bertahan lama bahkan bisa berhari-hari lamanya.
Berdasarkan kenyataan tersebut, suatu ketika orang memakai keranjang bambu yang
dilapisi tanah liat sebagai tempat atau wadah cairan (liquid) dan wadah semacam ini tentu
tidak bertahan lama. Secara tidak sengaja keranjang tersebut dibuang keperapian dengan
maksud untuk dimusnahkan. Namun yang terjadi keranjangnya musnah, sedang tanah
pelapis masih tersisa dan ditemukan mengeras dengan meninggalkan bekas anyaman
keranjang. Dari pengalaman-pengalaman itulah, orang mulai dengan sengaja membentuk
tanah liat secara utuh sebagai wadah keperluan sehari. Khusus keramik putih yang bermutu
tinggi (porcelain) mengalami perkembangan secara sempurna di dataran China. Kemudian
lebih kurang pada abad XV pengetahuan tersebut dibawa ke Eropa oleh Marcopolo. Di
Eropa yang pertama kali dapat memproduksi keramik jenis porcelain dengan baik adalah
seorang berkebangsaan Jerman yaitu Johnn Friedrich Bottger (1682-1719). Bottger yang
bekerja pada istana Augustus, Kepala negara Saxon dan Raja Polandia, berhasil menyusun
porselin keras yang asli. Hasil penemuannya disebut Porcelain Moistener. Dicatatnya
penemuan ini pada jam lima sore, 15 Januari 1708 ( Herman, 1984).
DAFTAR PUSTAKA
1. Pengetahuan Keramik. Ambar Astuti 1977
2. https://studylib.net/doc/25428067/1st-meeting--ceramic-and-glass-
3. https://sites.ualberta.ca/hanifi/Ceramics%20and%20Glasses.html
4. https://www.slideshare.net/LindaMah/chap-9-glass-n-ceramic

Anda mungkin juga menyukai