BAB I
PENDAHULUAN
Albite Na(Si,Al)O
Anorthite Ca(Si,Al)O
Orthoclase K(Si,Al)O
Celsian Ba(Si,Al)O
5. Finishing Greenware
Finishing Greenware. Clay (lempung) yang sudah menjadi greenware
difinishing terlebih dahulu, finishing yang dilakukan biasanya menghaluskan
bagian pinggir atau lekukan-lekukan yang masih tajam, termasuk kaki bawah
greenware. Greenware ini dihaluskan menggunakan mesin putar yang
bernama pottery wheel untuk mengamplasnya menggunakan busa halus yang
mengandung air yang disebut sponge roll. Greenware yang telah selesai
difinishing lalu disusun dalam conveyor untuk selanjutnya dibakar dalam
kiln.
6. Pengglasiran
Pengglasiran merupakan tahap yang dilakukan sebelum dilakukan
pembakaran glasir. Benda keramik biskuit dilapisi glasir dengan cara dicelup,
dituang, disemprot, atau dikuas. Untuk benda-benda kecil-sedang pelapisan glasir
dilakukan dengan cara dicelup dan dituang untuk benda-benda yang besar
pelapisan dilakukan dengan penyemprotan. Fungsi glasir pada produk keramik
adalah untuk menambah keindahan, supaya lebih kedap air, dan menambahkan
efek-efek tertentu sesuai keinginan.
7. Pembakaran
Proses akhir pada pembuatan keramik ialah pembakaran.alat yang
digunakan pada proses pembakaran ini yaitu Roller Kiln. Roller Kiln ini
merupakan alat utama/ jantungnya pabrik Keramik. Pembakaran produk
keramik bertujuan untuk mendapatkan produk yang bersifat tidak berubah
bentuknya, keras, cukup kuat menahan beban, tahan air, padat dan tahan
terhadap pengaruh cuaca lainnya.
Proses yang terjadi pada keramik selama pembakaran terdiri dari beberapa
tahap, yaitu :
a. Tahap penguapan air mekanis sisa pengeringan.
Jumlah air yang terkandung di dalam bahan mentah keramik setelah
pengeringan A± 3 Se 10 0/0. Pada tahap awal pembakaran, perlu
dilakukan pengeringan air bebas ini. Pada tahap ini, pembakaran
dilakukan secara perlahan-lahan dengan suhu relatif rendah ( 40 -
'SOAK) untuk menghindari penguapan secara mendadak yang
menyebabkan benda retak. Kenaikan suhu pembakaran biasanya
diatur antara 5 atau 'OAK/jam.
b. Tahap Penguapan air mineral.
Pada umumnya air yang terkandung di dalam masa lempung tidak
lepas pada suhu di bawah 200A°C dan umumnya lepas pada suhu di
atas 500)5.0C - 700)5.0C. Pada tahap ini, benda keramik menjadi lebih
berpori dan kurang kuat.
c. Tahap Pembakaran Cepat.
Pada tahap ini dimaksudkan agar terjadi sedikit peleburan pada
dinding partikel lempung sehingga partikel satu dengan yg lainnya
melekat. Untuk beberapa produk keramik yang memerlukan
penyerapan air rendah, maka dilakukan peleburan lebih lanjut
sehingga pori-pori yang ditinggalkan air bebas maupun air mineral
menjadi tertutup. Jenis jenis tungku pembakaran :
1. Tungku berkala (periodik). Tungku yang digunakan untuk
pembakaran secara berkala, dimana sejumlah bahan keramik
dibakar sekaligus sampai masak kemudian tungku didinginkan
lagi dan hasil bakarannya dibongkar. Demikian dilakukan
berulang secara berkala. Cara ini terlalu boros karena panas yang
hilang banyak sekali, terutama panas untuk memanasi badan
tungku dan sewaktu tungku dingin kembali.Jenis-jenis tungku
berkala :
a. Tungku ladang, tungku yang biasa digunakan untuk membakar
bata merah, bersifat tidak permanen. Lamanya pembakaran dari
mulai memanasi tungku sampai tungku dingin kembali adalah 5
Se 7 hari. Hasil bakaran pada umunya menghasilkan rendamen
rendah (60%).
b. Tungku berkala permanen. Tungku ini berbentuk ruangan
permanen (berbentuk segi empat dan lingkaran). Pada sisi bawah
tungku diberi lubang-lubang pembakaran. Hasil bakaran pada
umumnya merata dan menghasilkan rendamen antara 70 Se 85
0
/0.
2. Tungku Kontinu
Tungku yang bekerja secara terus menerus (tak berhenti) kecuali
produksi berhenti. Proses pembakaran berlangsung berhari-hari,
berbulan-bulan, dan hasilnya diambil setiap hari atau dalam
jangka waktu tertentu. Jenis tungku ini ada 2, yaitu :
a. Tungku kamar, dikenal dengan tungku Hofman. Berbentuk lorong
yang bersekatsekat menjadi beberapa ruangan. Dengan tungku ini
hasil produksi cukup besar, dimana 1 kamar menghasilkan A±
3500 bata dan lebih hemat bahan bakar. Umumnya dipakai untu
produksi keramik bangunan skala besar (bata & genteng).
b. Tungku terowongan. Berbentuk terowongan yang beratap.
Pemabakaran dari samping, masa yang dibakar berjalan melalui
lorong ini dengan kereta/lori. Jenis tungku ini termasuk modern
untuk saat ini dg bahan bakar cair atau gas. Umumnya dipakai
untuk produksi keramik halus, produk-produk keramik missal
yang mutu dan harganya tinggi seperti produk sanitair.
8. Dekorasi (Sortir)
Setelah proses firing selesai, ubin yang keluar dari mesin Kiln langsung
masuk ke line yang menuju bagian sortir, Proses yang terdapat pada tahap
sortir adalah:
1. Penempelan decal
Decal adalah lembaran gambar yang berupa motif, ataupun gambar
hias lainnya. Sebelumnya decal ini dicetak dan diperbanyak terlebih
dahulu oleh divisi printing.
2. Lining
Lining ini merupakan kegiatan memberikan motif garis pada pinggir body
keramik, biasanya warna yang sering digunakan yaitu warna gold ataupun warna
platinum. Alat yang digunakan hanyalah kuas dengan berbagai macam ukuran
dan meja putar.
b. Warna Clay
Adanya warna clay ini disebabkan karena adanya perbedaan unsur logam yang
terkandung didalamnya, antara lain :
- Merah
- Putih
- Abu-abu
2. Silica Sand
Silica Sand atau pasir silica sering disebut juga dengan pasir kuarsa yang
merupakan bagian untuk
penguat keramik agar keramik lebih keras dan kuat. Silica Sand juga berfungsi
untuk mengurangi susut
dan menurunkan plastisitas. Silica Sand mempunyai komposisi yang cukup besar
dalam pembuatan
sebuah badan keramik karena pada pembakaran Silica Sand dengan kapur akan
menghasilkan suatu
kerangka atau badan yang mempunyai titk lebur yang tinggi. Silica Sand
mempunyai struktur kimia SiO2.
3. Dolomit
Dolomit merupakan suatu batu-batuan dari pegunungan kapur yang telah
mengalami
metamorfosis dari segi morfologinya. Dolomit mempunyai struktur kimia CaCo 3
.Mg.Co 3.
4. U5
U5 juga berupa batuan gunung, tetapi jika dihancurkan bentuk serbuknya lebih
kasar dibanding dolomit
dan warnanya coklat muda. U5 ini berasal dari Pati, Jawa Tengah. Selain dari
bahan-bahan yang
disebutkan diatas, terdapat juga bahan baku pembantu yang digunakan dalam
pembuatan keramik, antara
lain:
1. Water Glass (Na2SiO3). Water Glass merupakan bahan pengencer yang
berfungsi untuk mengencerkan clay.
2. Air
3. Pigmen / Stain
· Spray Drier
Spray Drier adalah alat yang digunakan untuk mengubah body slip menjadi
powder dengan menggunakan proses pengeringan dan pemanasan. Body slip
yang telah masuk di spray drier disemprotkan oleh nozzle yang ada di dalam
spray drier dengan tekanan 20 – 30 Bar. Body slip tadi kemudian dikeringkan
dengan suhu 400 – 600oC dan dengan panas yang merata. Udara panas yang
dihasilkan spray drier adalah ± 120oC dan dibuang ke atas melalui sebuah
cerobong. Setelah keluar dari spray drier maka body slip tersebut akan berupa
powder. Powder yang dihasilkan ada dua macam yaitu powder satuan besar
dan powder satuan kecil. Sebelum sampai ke konveyor belt, keduanya telah
tercampur. Powder tersebut akan disaring sebanyak tiga kali melalui konveyor
belt lalu ditampung di silo dan siap untuk proses selanjutnya yaitu proses
Pressing. Silo yang ada di Body Preparation ini untuk silo powdernya ada 10
buah. Stok maksimum dalam 1 silo adalah 190.000 m2.
2. Pressing
Proses Pressing merupakan proses yang dilakukan setelah Body Preparation.
Pada dasarnya proses Pressing ini adalah proses yang membuat biscuit tile dari
powder yang dihasilkan dari body preparation. Output yang dihasilkan dari
proses ini adalah suatu biscuit tile yang disebut green tile. Green Tile ini
merupakan bentukan dari suatu powder sehingga kekuatannya pun masih
belum sempurna dikarenakan masih banyaknya kadar air yang tersimpan di
dalam tile. Ada tiga tahap dalam Proses Pressing yaitu :
1. Proses transfer powder (dari Body Preparation ke Pressing)
Powder ditransfer dari silo powder yang terdapat pada Body Preparation
dengan menggunakan konveyor, menuju proses silo press. Sebelum
ditampung dilakukan penyaringan sebanyak satu kali yaitu saringan 50 Mesh.
Setelah itu powder akan ditransfer ke plotting grid dan filler box. Plotting
grid dan filler box akan bergerak maju mundur untuk mengisi lower die box
dengan powder sampai cetakan penuh.
4. Glaze Preparation
Proses Glaze Preparation ini merupakan proses awal sebelum Glaze
Application. Proses ini bertujuan untuk mempersiapkan bahan-bahan yang
dibutuhkan untuk membuat permukaan depan tile yang bermotif atau memiliki
suatu corak tertentu. Bahanbahan tersebut adalah untuk mempersiapkan
engobe, glasur, dan pasta yang akan digunakan pada proses Glaze Application.
Formulasi untuk engobe, glasur, dan pasta akan diproses di laboratorium.
Berikut ini akan digambarkan diagram alir proses pada Glaze Preparation.
Engobe
Engobe berfungsi untuk menghubungkan dan menyatukan antara body dengan
glasur, diletakkan
pada lapisan pertama. Selain itu, engobe juga berfungsi untuk penahan air yang
datang dari bagian
belakang tile sehingga tidak tembus ke bagian depan. Engobe ada juga yang
dipakai di bawah tile yang
biasa disebut E.U.T (Engobe Under Tile). E.U.T berfungsi untuk menjaga tile
agar tidak lengket pada
roller kiln dalam proses pembakaran. Formula dasar untuk Engobe antara lain :
· Sodium Feldspar
· Clay
· Zircobit
· Kaolin
· Bentoinite
· Silica
· Frit
Glasur / Glaze
Glasur merupakan bahan yang melapisi keramik dan sebagai warna dasar dari
keramik, serta
mengatur tingkat kilapan dari keramik. Bahan untuk glasur banyak
mengandung frit. Bahan dasar frit
adalah silica, sehingga tidak mudah larut dalam air. Untuk memberi warna
pada glasur, dapat dilakukan
dengan mesin ball mill atau pada tangki.
Formula dasar pada glasur antara lain :
• FAB 41704
• FJ 328
• FAT 40477
• Zircobit dan Kaolin SFF
Pasta
Pasta digunakan untuk memberikan warna pada motif yang digunakan. Pasta
dibuat dengan mesin mikronet untuk rotocolor ± ½ jam, sedangkan untuk
printing ± 2 jam. Formula dasar dalam
pembuatan pasta antara lain :
· FLT 567
· PS 98
· Kaolin SFF
· Bentoinite
· Stain / Pigmen
· Inkoil / Minyak
Formula dasar tersebut tinggal ditambah zat pewarna dengan komposisi
tertentu.
Ball Mill
Bagian laboratorium mempersiapkan formula dari glasur / engobe / pasta
yang akan dibuat dan
memberikannya pada operator produksi untuk ditimbang. Bahan-bahan yang
telah ditimbang kemudian
dimasukkan ke ball mill untuk digiling selama 10 – 13 jam. Namun proses ini
dapat lebih lama bila
spesifikasi belum tercapai. Penggilingan dilakukan dengan batuan alubit seperti
yang terdapat pada ball
mill, body preparation, dengan kecepatan tertentu. Kemudian dicampur dengan
air sebanyak 32 % dari
total berat kering material. Batu alubit berbentuk bola dengan 3 macam ukuran
kecil (25 %), sedang
(50%), dan besar (75 %). Pada FT 4 terdapat 23 buah ball mill dengan
spesifikasi:
· Ball mill 6000 kg = 7 buah
· Ball mill 2000 kg = 6 buah
· Ball mill 800 kg = 2 buah
· Ball mill 300 kg = 2 buah
· Ball mill 200 kg = 2 buah
· Ball mill 200 kg = 2 buah
· Ball mill 150 kg = 2 buah
· Ball mill 100 kg = 2 buah
Pengecekan
Pengecekan yang dilakukan untuk gkasur, engobe, dan pasta meliputi
pengecekan terhadap
density, viscosity, residu serta pengecekan secara visual. Pengecekan density
menggunakan piknometer
200 cc dengan standar sebagai
berikut:
· Untuk Engobe : 1800 – 2000 gram / liter
· Untuk E.U.T : 1100 – 1500 gram / liter
· Untuk Glasur : 1800 – 2000 gram / liter
· Untuk Pasta : 1600 – 2000 gram / liter
Selain pengecekan diatas, dilakukan juga pengecekan yang dilakukan oleh
central laboratory yang
meliputi : fusin flow, gallenkamp spindle, ΔE, ΔH. ΔE dan ΔH merupakan
pengecekan terhadap
kecocokan pewarna dari pasta terhadap standar yang telah ditetapkan. Standar
< 0,5. Pada proses kerja
Glaze Preparation setelah dimiling di ball mill dilakukan pengecekan, antara
lain:
• Color
Pengecekan color dilakukan dengan alat yang bernama chronometer.
• Surface
Pengecekan surface atau cacat permukaan dilakukan dengan kasat mata,
misalnya cacat
pinhole (lubang jarum).
• Glossiness
Pengecekan glossiness/kemengkilapan dilakukan dengan alat glossymeter.
• Autoclaf
Pengecekan autoclave (autoclave) adalah pengecekan apakah keramik tersebut
mempunyai ketahanan
cuaca yang baik. Ini dilakukan dengan alat autoclave. Alat ini untuk menguji
cacat retak rambut (crazing).
5. Glaze Application
Proses glaze application ini merupakan proses pengaplikasian glasur/engobe/pasta
pada biscuit
tile. Glasur/engobe/pasta yang digunakan berasal dari glaze preparation. Biscuit
tile berasal dari biscuit
kiln yang ditampung pada biscuit storage. Pada proses single firing dilakukan
secara direct yaitu setelah
biscuit tile keluar dari mesin press langsung masuk ke mesin drier lalu keluar daru
drier masuk ke glazing
line. Itu semua dalam line / jalur yang menggunakan conveyor.
BAB III
TUGAS KHUSUS
Klasifikasi Tungku menurut Bahan Bakarnya Bahan apapun yang dapat terbakar
dapat digunakan untuk membakar keramik, tetapi sejak dulu pembakaran
mempergunakan kayu dan batu bara, sedangkan pada perkembangan terakhir
pembakaran menggunakan minyak dan gas. Sekarang sumber panas yang baru
untuk pembakaran keramik ialah listrik. Jenis tungku berdasarkan bahan bakar
(sumber panas) yang digunakan dapat digolongkan menjadi lima macam, yaitu:
1). Tungku bahan bakar gas Tungku pembakaran keramik dengan bahan bakar gas
saat ini dirasakan relatlf Iebih murah dan mudah dibandingkan dengan tungku
lainnya. Dengan menggunakan tungku gas maka kondisi pembakaran netral,
oksidasi atau reduksi dapat dengan mudah dicapai, dengan mengatur gas, saluran
udara primer dan damper.
2). Tungku listrik, Tungku listrik merupakan alat pembakaran benda keramik
dengan menggunakan tenaga listrik. Tenaga listrik tersebut diubah menjadi tenaga
panas dan tenaga panas inilah yang akan mematangakan badan tanah liat menjadi
keramik. Pembakaran dengan tungku listrik merupakan cara pembakaran yang
paling mudah dan efisien karena dalam tungku listrik biasanya telah dilengkapi
perlengkapan kontrol yang memadai, seperti saklar/tombol penyala yang
sekaligus berfungsi sebagai regulator (pengatur energi listrik), program
pembakaran (waktu maupun suhu pembakaran), thermocouple-pyrometer sebagai
penunjuk suhu bakar. Bagian-bagian tungku listrik:
Keterangan: · Vent, lubang pada bagian atas tungku yang berfungsi untuk
keluarnya uap air pada saat proses pembakaran berlangsung. · Pyrometer, alat
pengukur tinggi temperatur bakar di dalam ruang pembakaran. · Thermocouple,
alat yang berfungsi untuk memancarkan informasi temperatur ruang tungku
pembakaran ke pyrometer. · Element, kumparan untuk menghaliskan panas pada
tungku pembakaran · Spy hole, lubang untuk mengintai pancang suhu yang
terpasnga dalam ruang tungku pembakaran · Safety interlock, pengaman pintu
tungku pembakaran untuk mencegah pintu terbuka selama proses pembakaran. ·
Fire brick, bata tahan api yang berfungsi sebagai isolasi panas yang efektif dan
aman. · Heat input control, pengendali temperature selama proses pembakaran
berlangsung. · Indicator light, lampu indicator yang menunjukkan ada tidaknya
aliran listrik yang masuk. · Heat fuse, alat untuk mencegah tungku pembakaran
dari pembakaran yang terlalu tinggi.
3). Tungku bahan bakar padat (kayu, batu bara), Tungku pembakaran keramik
dengan bahan bakar kayu merupakan cara pembakaran tradisional yang
sederhana. Salah satu pembakaran sederhana yaitu pembakaran sistem ladang.
Cara ini dilakukan di ladang terbuka dengan menggunakan bahan bakar jerami,
kayu, serbuk gergaji atau bahan yang mudah terbakar lainnya. Jenis ini
merupakan salah satu cara pembakaran keramik yang paling tua. Saat ini tungku
tradisional yang paling banyak dijumpai adalah tungku bak terbuka yang banyak
digunakan oleh perajin.
Tungku jenis ini memerlukan alat untuk pengapian (burner) yang didesain secara
khusus biasanya dilengkapi dengan alat penghembus udara (blower), pada tungku
dengan bahan minyak tanah ini tekanan minyak sangat diperlukan sehingga
penempatan drum atau tanqki minyak harus dletakkan pada tempat yang cukup
tinggi sehingga denqan gaya gravitasi bumi minyak dapat mengalir apabila kran
dibuka. Secara umum cara kerja kompor pembakar adalah untuk menghasilkan
panas dengan merubah minyak menjadi gas dengan bantuan udara baik alami
(sekitar) maupun udara dari blower sehingga mudah terbakar.
2) Tungku listrik
Tungku jenis ini banyak digunakan di studio-studio atau di sekolah-sekolah
karena mudah dioperasikan. Tungku ini dilengkapi dengan kumparan-kumparan
yang akan membara apabila dialiri arus listrik. Bentuk, volume, dan spesifikasi
tungku listrik sangat bervariasi dan masing-masing mempunyai keunggulan
sendiri.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
1. Keramik berasal dari bahasa Yunani yang artinya suatu bentuk tanah liat yang
telah mengalami proses pembakaran.
2. Jenis keramik ada berbagai macam berdasarkan jenisnya
permukaannya,berdasarkan jenis tepinya,dan berdasarkan kepadatannya.
3. Secara umum sifat keramik,yaitu:
a) Keras,kuat,tetapi mudah pecah.
b) Tahan terhadap korosi.
c) Kapasitas panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah.
d) Sifat listriknya dapat menjadi isolator.
e) Dapat bersifat magnetik dan non magnetik.
4.Komposisi keramik pada umumnya terdiri dari empat bahan,yaitu : tanah
liat,flint,feldspar,dan serbuk kaca.
5. Adapun tahapan pada industri keramik ini adalah : Penyediaan bahan baku,
proses pembuatan dan finishing
6. hal yang sangat penting dalam tahapan proses adalah pada proses pembakaran
karena proses pembakaran menentukan kualitas dari kramik itu sendiri