PENDAHULUAN
Bakteri berasal dari kata latin yaitu “bacterium” yang merupakan kelompok raksasa
dari organisme hidup. Bakteri memiliki ukuran yang sangat kecil (mikroskopis) dan
kebanyakan uniselular (bersel tunggal), dengan struktur sel yang relatif sederhana
tanpa nukleus atau inti sel, sitoskeleton, dan organel lain seperti mitokondria dan
kloroplas.
Bakteri adalah organisme yang paling berkelimpahan dari semua organisme. Bakteri
tersebar (berada di mana-mana) di tanah, air, dan sebagai simbiosis dari organisme
lain. Banyak bakteri yang bersifat patogen. Bakteri biasanya hanya berukuran 0,5-5
μm. Bakteri umumnya memiliki dinding sel, seperti sel hewan dan jamur, tetapi
dengan komposisi sangat berbeda. Banyak yang bergerak menggunakan flagela.
Khamir merupakan bagian dari kelompok kapang dan dibedakan dari hampir semua
jamur yang lain oleh sifatnya yaitu bersel tunggal dan membelah diri secara
bertunas. Pengetahuan yang perlu untuk mikrobiologi hanyalah pengetahuan
tentang klasifikasi dalam genus dan spesies. Klasifikasi pada tingkat ini didasarkan
atas kemampuannya membentuk spora, bentuk dan jumlah spora yang dihasilkan
setiap askus.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bakteri dengan ukuran yang kecil (sekitar 0,7-1,3 μm), sudah pasti luput dari
perhatian kita, namun terdapat hampir di seluruh bagian bumi. Bakeri hidup di
darat, air, dan udara. Bahkan bakteri ada yang hidup di mata air panas yang dapat
membakar kulitmu.
4. Ribosom adalah organel yang tersebar dalam sitoplasma, tersusun atas protein
dan RNA.
Bakteri memiliki bentuk sel yang bervariasi, bulat (coccus), batang (bacillus) dan
lengkung (vibrio, coma atau spiral). Bagian tubuh bakteri pada umumnya dapat
dibagi atas 3 bagian yaitu dinding sel, protoplasma (di dalamnya terdapat membran
sel, mesosom, lisosom, DNA, endospora), dan bagian yang terdapat di luar dinding
sel seperti kapsul, flagel, pilus. Di antara bagian tersebut ada yang selalu didapatkan
pada sel bakteri, yaitu membran sel, ribosom dan DNA.
Sedangkan bagian-bagian yang tidak selalu ada pada setiap sel bakteri, misalnya
dinding sel, flagel, pilus, dan kapsul, bagian-bagian ini disebut varian.
1. Membran Sel
2. Ribosom
DNA merupakan materi genetik, terdapat dalam sitoplasma. DNA bakteri berupa
benang sirkuler (melingkar). DNA bakteri berfungsi sebagai pengendali sintesis
protein bakteri dan pembawa sifat. DNA bakteri terdapat pada bagian menyerupai
inti yang disebut nukleoid. Bagian ini tidak memiliki membran sebagaimana inti sel
eukariotik.
4. Dinding sel
Gambar 2.1.1 Dinding Sel pada Bakteri
Dinding sel bakteri tersusun atas makromolekul peptidoglikan yang terdiri dari
monomer-monomer tetrapeptidaglikan (polisakarida dan asam amino). Berdasarkan
susunan kimia dinding selnya, bakteri dibedakan atas bakteri gram-positif dan
bakteri gram-negatif. Susunan kimia dinding sel bakteri gram-negatif lebih rumit
daripada bakteri gram-positif. Dinding sel bakteri gram-positif hanya tersusun atas
satu lapis peptidoglikan yang relatif tebal, sedangkan dinding sel bakteri gram-
negatif terdiri atas dua lapisan. Lapisan luar tersusun atas protein dan polisakarida,
lapisan dalamnya tersusun atas peptidoglikan yang lebih tipis dibanding lapisan
peptidoglikan pada bakteri gram-positif. Dinding sel bakteri berfungsi untuk memberi
bentuk sel, memberi kekuatan, melindungi sel dan menyelenggarakan pertukaran
zat antara sel dengan lingkungannya.
5. Flagel
6. Pilus
Pada permukaan sel bakteri gram-negatif seringkali terdapat banyak bagian seperti
benang pendek yang disebut pilus atau fimbria (jamak dari pilus). Pilus merupakan
alat lekat sel bakteri dengan sel bakteri lain atau dengan bahan-bahan padat lain,
misalnya makanan sel bakteri.
7. Kapsul
Gambar 2.1.1 Kapsul pada Bakteri
Kapsul merupakan lapisan lendir yang menyelubungi dinding sel bakteri. Pada
umumnya kapsul tersusun atas senyawa polisakarida, polipeptida atau protein-
polisakarida (glikoprotein). Kapsul berfungsi untuk perlindungan diri terhadap
antibodi yang dihasilkan sel inang. Oleh karenanya kapsul hanya didapatkan pada
bakteri patogen.
8. Endospora
Miselium vegetatif tumbuh di dalam medium, dan miselium udara ada di permukaan
medium. Bakteri ini dapat berkembang biak dengan spora, secara fragmentasi dan
segmentasi, dengan chlamydospora, serta dengan bertunas. Bakteri ini umumnya
mempunyai habitat pada lingkungan dengan pH yang tinggi. Cara hidupnya ada
yang bersifat saprofit, simbiosis dan beberapa sebagai parasit. Frankia adalah
actinomycetes yang mampu menambat nitrogen dan dapat bersimbiosis dengan
tanaman.
3. Bakteri Berselubung
3. Spirillia (spiral)
c. Spirochaeta
Bakteri ini mempunyai struktur mirip tangkai atau tunas yang merupakan tonjolan
dari sel, atau hasil pengeluaran lendir. Contoh: Hypomicrobium, Caulobacter,
Prosthecomicrobium, Ancalomicrobium, Gallionella, Nevskia.
Bakteri bentuk L atau bakteri dalam bentuk protoplas, tidak berdinding sel. Hal ini
dapat terjadi karena mutasi atau dibuat.
Bakteri ini mempunyai ciri berpigmen fotosintetik. Ada yang berbentuk kokus,
batang, dan lengkung. Berdasarkan sifat fisiologinya dapat dibagi menjadi:
Bakteri ini termasuk Myxophyceae atau Cyanophyceae. Sifatnya yang mirip bakteri
adalah dinding selnya terdiri mukokompleks, tidak berdinding inti, tidak ada
mitokondria dan kloroplas. Sifatnya yang berbeda adalah dapat berfotosintesa mirip
tumbuhan tingkat tinggi, dan menghasilkan O2.
Bakteri ini mempunyai klorofil a dan fikobilin (fikosianin dan fikoeritrin). Bentuk
selnya tunggal (uniselular), koloni, dan benang-benang (filamen). Selnya dapat
bergerak meluncur tetapi sangat lambat, meskipun tidak berflagela. Cara hidupnya
bebas, dan berasosiasi simbiosis. Umumnya dapat menambat nitrogen dari udara,
dan bersifat fotoautotrof obligat. Contoh: Gloeobacter, Gloeocapsa, Dermocarpa,
Spirulina, Nostoc, Anabaena, Oscillatoria, Calothrix, Cylindrospermum. Anabaena
azollae dapat bersimbiosis dengan tanaman paku air Azolla sp. dan Nostoc
bersimbiosis dengan jamur membentuk Lichenes.
a. Reproduksi Aseksual
Masing-masing sel anakan akan membentuk dua sel anakan lagi, demikian
seterusnya. Proses pembelahan biner diawali dengan proses replikasi DNA menjadi
dua kopi DNA identik, diikuti pembelahan sitoplasma dan akhirnya terbentuk dinding
pemisah di antara kedua sel anak bakteri.
b. Reproduksi Seksual
Bakteri berbeda dengan eukariota dalam hal cara penggabungan DNA yang datang
dari dua individu ke dalam satu sel. Pada eukariota, proses seksual secara meiosis
dan fertilisasi mengkombinasi DNA dari dua individu ke dalam satu zigot. Akan
tetapi, jenis kelamin yang ada pada ekuariota tidak terdapat pada prokariota.
Meiosis dan fertilisasi tidak terjadi, sebaliknya ada proses lain yang akan
mengumpulkan DNA bakteri yang datang dari individu-individu yang berbeda.
Proses-proses ini adalah pembelahan transformasi, transduksi dan konjugasi.
a. Transformasi
b. Transduksi
Pada proses transfer DNA yang disebut transduksi, faga membawa gen bakteri dari
satu sel inang ke sel inang lainnya. Ada dua bentuk transduksi yaitu transduksi
umum dan transduksi khusus. Keduanya dihasilkan dari penyimpangan pada siklus
reproduktif faga. Diakhir siklus litik faga, molekul asam nukleat virus dibungkus di
dalam kapsid, dan faga lengkapnya dilepaskan ketika sel inang lisis. Kadangkala
sebagian kecil dari DNA sel inang yang terdegradasi menggantikan genom faga.
Virus seperti ini cacat karena tidak memiliki materi genetik sendiri. Walaupun
demikian, setelah pelepasannya dari inang yang lisis, faga dapat menempel pada
bakteri lain dan menginjeksikan bagian DNA bakteri yang didapatkan dari sel
pertama.
Beberapa DNA ini kemudian dapat menggantikan daerah homolog dari kromosom
sel kedua. Kromosom sel ini sekarang memiliki kombinasi DNA yang berasal dari dua
sel sehingga rekombinasi genetik telah terjadi. Jenis transduksi ini disebut dengan
transduksi umum karena gen-gen bakteri ditransfer secara acak.
Untuk transduksi khusus memerlukan infeksi oleh faga temperat, dalam siklus
lisogenik genom faga temperat terintegrasi sebagai profaga ke dalam kromosom
bakteri inang, di suatu tempat yang spesifik. Kemudian ketika genom faga
dipisahkan dari kromosom, genom faga ini membawa serta bagian kecil dari DNA
bakteri yang berdampingan dengan profaga. Ketika suatu virus yang membawa DNA
bakteri seperti ini menginfeksi sel inang lain, gen-gen bakteri ikut terinjeksi
bersama-sama dengan genom faga. Transduksi khusus hanya mentransfer gen-gen
tertentu saja, yaitu gen-gen yang berada di dekat tempat profaga pada kromosom
tersebut.
Konjugasi merupakan transfer langsung materi genetik antara dua sel bakteri yang
berhubungan sementara. Proses ini, telah diteliti secara tuntas pada E. Coli. Transfer
DNA adalah transfer satu arah, yaitu satu sel mendonasi (menyumbang) DNA, dan
"pasangannya" menerima gen. Donor DNA, disebut sebagai "jantan", menggunakan
alat yang disebut piliseks untuk menempel pada resipien (penerima) DNA dan
disebut sebagai "betina". Kemudian sebuah jembatan sitoplasmik sementara akan
terbentuk diantara kedua sel tersebut, menyediakan jalan untuk transfer DNA.
Plasmid adalah molekul DNA kecil, sirkular dan dapat bereplikasi sendiri, yang
terpisah dari kromosom bakteri. Genom faga bereplikasi secara terpisah di dalam
sitoplasma selama siklus litik, dan sebagai bagian integral dari kromosom inang
selama siklus lisogenik. Plasmid hanya memiliki sedikit gen, dan gen-gen ini tidak
diperlukan untuk pertahanan hidup dan reproduksi bakteri pada kondisi normal.
Walaupun demikian, gen-gen dari plasmid ini dapat memberikan keuntungan bagi
bakteri yang hidup di lingkungan yang banyak tekanan.
3. Lactobacillus bulgaricus yang membantu dalam proses pembuatan keju dari susu
kacang hijau.
Selain beberapa hal tersebut diatas, berikut ini merupakan manfaat daripada bakteri
dalam kehidupan manusia :
10 Polymyka Menghasilkan
polimixin (antibiotik)
11 Lactobacillus cassei Produksi yoghurt
12 Thiobacillus thiozidans Produksi asam sulfat
13 Entamoeba coli Membusukkan sisa
pencernaan
14 Rhizopus oligosporus Pembuatan tempe
15 Aspergillus oryzae Pembuatan tauco
16 Neurospora crassa Pembuatan oncom
17 Streptococcus laktis Pembuatan keju
18 Streptococcus cremoris Pembuatan keju
19 Rhizobium leguminosarum Fiksasi nitrogen dalam
akar kacang
20 Entero bacteria Bakteri pengurai
Hampir semua sayuran dapat mengalami fermentasi bertipe asam laktat, yang
biasanya dilakukan oleh berbagai jenis Sterpcococcus, Lactobacillus Leuconostoc,
dan Pediococcus. Organisme-organisme ini mengubah gula yang terdapat dalam
sayuran terutama menjadi asam laktat yang mengatasi pertumbuhan organisme lain
dan memberi rasa unik pada sayuran yang terfermentasi. Setelah fermentasi,
sayuran semacam itu sering disebut “teracarkan” dan tidak jarang terlihat botol-
botol acar bit, acar kacang hijau, atau acar wortel.
Saurkraut ialah produk fermentasi asam laktat kubis yang diparut. Kubis segar selalu
mengandung sejumlah jenis Leuconostoc dan Lactobacillus, sehingga tidak perlu
ditambahkan bakteri untuk memulai fermentasi.
3. Acar
Zaitun hijau semula diperlakukan dengan 1 sampai 2 persen larutan alkalis selama
24 jam untuk menghilangkan sebagian dari rasa pahit. Setelah dicuci dengan
sempurna untuk menghilangkan air alkalis, zaitun diletakkan dalam tong dan
direndam dengan larutan garam 6 sampai 9 persen. Fermentasi asam laktat yang
kemudian berlanjut berlangsung selama 6 hingga 10 bulan, yang setelah itu zaitun
hijau dipilah dan dikemas.
5. Daging Terfermentasi
Sosis adalah satu-satunya produk daging terfermentasi. Sosis yang telah diolah
kemudian disimpan pada suhu 8oC selama 40 hari atau lebih, yang selama waktu itu
terjadi fermentasi asam laktat disertai dehidrasi daging yang cukup. Tentu saja hal
ini meningkatkan kadar garam yang bersama dengan asam laktat mencegah
pertumbuhan organisme yang merusak.
Berbagai penyakit atau infeksi yang berbeda-beda mungkin terjadi karena memakan
makanan yang terkontaminasi dengan organisme patogen. Infeksi makanan terjadi
karena memakan makanan yang mengandung organisme hidup yang mampu
sembuh atau bersporulasi dalam usus yang menimbulkan penyakit.
1. Infeksi Makanan
Infeksi makanan terjadi karena memakan makanan yang mengandung organisme
hidup yang mampu sembuh atau bersporulasi di dalam usus yang menimbulkan
penyakit. Organisme penting yang menimbulkan infeksi makanan meliputi
Clostridium Perfringens, Vibrio parahaemolyticus, dan sejumlah jenis Salmonela yang
berlainan.
2. Keracunan Makanan
a. pH
pH menentukan macam mikroba yang tumbuh dalam makanan, dan setiap mikroba
masing-masing mempunyai pH optimum, pH minimum dan pH maksimum untuk
pertumbuhannya. Bakteri paling baik tumbuh pada pH netral, beberapa suka
suasana asam, sedikit asam atau basa.
Pertumbuhan mikroba tidak pernah terjadi tanpa adanya air. Air dalam substrat yang
dapat digunakan untuk pertumbuhan mikroba biasanya dinyatakan dengan “Water
Activity” (AW). AW dibedakan dengan RH (Relative Humidity), AW digunakan untuk
larutan atau bahan makanan, dan RH untuk udara atau ruangan.
c. Kandungan Nutrien
Beberapa unsur dalam bahan makanan mempunyai sifat antimikroba. Susu sapi
mengandung laktoferin, konglutinin, lisozim, laktenin dan sistem laktoperoksidase.
Bahan antimikroba dalam telur adalah lisozim, konalbumin, ovomukoid, avidin.
Sistem laktoperoksidase terdiri dari laktoperoksidase, tiosianat dan peroksidase.
Ketiga komponen ini diperlukan untuk efek antimikroba. Susu kambing mengandung
lebih banyak lisozim dibandingkan susu sapi. Meskipun demikian kandungan lisozim
susu lebih rendah bila dibandingkan dengan putih telur. Laktoferin adalah protein
penangkap Fe dalam susu dan dapat disamakan dengan konalbumin putih telur.
Lisozim yang terdapat dalam telur menyebabkan lisis lapisan peptidoglikan dinding
sel bakteri. Kandung lisozim dalam telur adalah 3,5 %.
2. Faktor ekstrinsik
a. Kelembaban,
b. Suhu
d. Udara
Ketika makanan terbuka dan terkena udara maka diperkirakan akan terjadi
kontaminasi bakteri yang ada di udara sehingga jumlah bakteri akan bertambah.
Khamir merupakan bagian dari kelompok kapang dan dibedakan dari hampir semua
jamur yang lain oleh sifatnya yaitu bersel tunggal dan membelah diri secara
bertunas. Pengetahuan yang perlu untuk mikrobiologi hanyalah pengetahuan
tentang klasifikasi dalam genus dan spesies. Klasifikasi pada tingkat ini didasarkan
atas kemampuannya membentuk spora, bentuk dan jumlah spora yang dihasilkan
setiap askus, bentuk sel dan cara perbanyakan sel seperti pertunasan multipolar
atau bipolar, pembentukan pseodomiselium dan berbagai ragam uji biokimia dan
fisiologis seperti fermentasi gula dan asimilasi serta penggunaan nitrogen.
Berdasarkan pada uji-uji tersebut diatas, para ahli taksonomi khamir mengenal
sekitar 40 genus khamir yang terdiri dari sekitar 400 spesies yang berbeda.
Khamir ada yang bermanfaat ada pula yang membahayakan bagi manusia.
Fermentasi khamir banyak digunakan dalam pembuatan roti, bir, wine, vinegar dan
sebagainya dalam bentuk ragi. Khamir yang tidak diinginkan adalah yang pada
makanan dan menyebabkan kerusakan pada saurkraut, juice buah, sirup, molase,
madu, jelly, daging dan sebagainya.
Khamir termasuk cendawan, tetapi berbeda dengan kapang karena bentuknya yang
terutama uniseluler. Reproduksi vegetatif terjadi dengan cara pertunasan. Sebagian
sel tunggal khamir tumbuh dan berkembang biak lebih cepat dibandingkan kapang
yang tumbuh dengan pembentukan filamen. Berdasarkan sifat metabolismenya,
Khamir dibedakan menjadi dua yaitu, khamir fermentasi dan oksidatif. Khamir
fermentasi atau fermentative dapat melakukan fermentasi alkohol yaitu dengan
memecah glukosa dengan jalur glikolisis.
Bentuk khamir dapat berbentuk bulat oval, seperti jeruk, silindris, segitiga,
memanjang seperti miselium sejati atau meselium palsu, ogival yaitu bulat panjang
dengan salah satu ujung runcing, segitiga melengkung, dan lain-lain. Bagian struktur
yang terlihat adalah dinding sel, sitoplasma, vakuola, butir lemak, albumin, dan pati.
Ukuran dan bentuk sel dalam kultur yang sama mungkin berbeda karena pengaruh
perbedaan umur dan kondisi lingkungan selama pertumbuhan. Sel muda mungkin
berbeda bentuknya dari yang tua karena adanya proses ontogeny, yaitu
perkembangan individu sel. Contoh Khamir yang berbentuk apikulat umumnya
berasal dari tunas berbentuk bulat sampai bulat oval yang terlepas dari induknya,
kemudian tumbuh dan membentuk tunas sendiri.
Seperti bakteri, sel-sel khamir mempunyai lapisan dinding luar yang terdiri dari
polisakarida kompleks dan di bawahnya terletak membran sel. Sitoplasma
mengandung suatu inti yang bebas (discreate nucleus) dan bagian yang berisi
sejumlah besar cairan yang disebut vakuola
Khamir dapat tumbuh dalam media cair dan padat dengan cara yang sama seperti
bakteri. Khamir kebanyakan berkembangbiak secara aseksual atau pertunasan.
Pertunasan yaitu suatu proses penonjolan protoplasma keluar dari dinding sel
seperti pembentukan tunas, pembesaran, dan akhirnya pelepasan diri menjadi
sebuah sel khamir baru. Mula-mula timbul suatu gelembung kecil dari permukaan sel
induk. Gelembung ini secara bertahap membesar, dan setelah mencapai ukuran
yang sama dengan induknya terjadi pengerutan yang melepaskan tunas dari
induknya. Sel yang baru terbentuk selanjutnya akan memasuki tahap pertunasan
kembali. Bagi kebanyakan khamir seperti Sacharomyces Cerevisae, tunas dapat
berkembang dari setiap bagian sel induk (pertunasan multipolar), tetapi bagi
beberapa spesies hanya pada bagian tertentu saja.
2. Kisaran Aw
Batas aktivitas air khamir terendah untuk pertumbuhan berkisar antara 0,88-0,94.
Selain itu banyak kamir yang bersifat osmofilik yakni dapat tumbuh pada medium
dengan aktivitas air relative rendah, yaitu 0,62-0,65.
4. Kebutuhan Khamir
Khamir bersifat aerob yaitu mutlak memerlukan oksigen. Kecuali khamir yang
bersifat fermentatif yang hidup dalam keadaan anaerob yaitu tidak memerlukan
oksigen bebas. Nutrisi yang diperlukan khamir untuk pertumbuhan yaitu nitrogen
dalam bentuk sederhana atau kompleks misalnya dalam bentuk ammonia dan urea
atau asam amino dan polipeptida. Khamir tidak berperan dalam penyakit yang
ditularkan melalui makanan.
Askospora (spora) khamir dapat dibunuh pada suhu 5 - 10oC lebih besar dari sel
vegetatifnya. Sebagian besar askospora khamir terbunuh pada suhu 60oC selama
10-15 menit. Ada juga yang resisten pada keadaan tersebut tetapi pada umumnya
tidak dapat hidup pada suhu 100oC. Sel khamir vegetatif terbunuh pada suhu 50oC -
58oC dalam waktu 10 – 15 menit. Spora mempunyai sel vegetatif khamir pada suhu
terbunuh pada proses pasteurisasi pada suhu 62,8oC dalam waktu 30 menit atau
pada suhu 71,7oC dalam waktu 15 detik.
2.9.2 Sistem Reproduksi Khamir
1. Pertunasan
2. Pembelahan
4. Sporulasi atau pembentukan spora yang dapat dibedakan atas dua macam yaitu:
a. Spora aseksual
b. Spora seksual
Reproduksi dengan cara pertunasan pembelahan, pembelahan tunas dan
pembentukan spora aseksual disebut reproduksi vegetatif, sedangkan reproduksi
dengan cara membentuk spora seksual disebut reproduksi seksual.
Batas aktivitas air terendah untuk pertumbuhan khamir berkisar antara 0,88-0,94
misalnya untuk khamir bir adalah 0,94 untuk khamir yang ditemukan pada susu
kental adalah 0,90, sedangkan untuk khamir roti adalah 0,905. Banyak khamir
bersifat osmofilik, yaitu dapat tumbuh pada medium dengan aktivitas air relatif
rendah, yaitu sampai 0,62-0,65 pada sirup, meskipun beberapa khamir osmofilik
tidak dapat tumbuh pada aktivitas air sekitar 0,78 dalam larutan garam maupun
sirup. Masing-masing khamir mempunyai batas aktivitas air minimal dan kisaran
aktivitas air untuk pertumbuhan berbeda-beda, yaitu dipengaruhi oleh berbagai
faktor, seperti kandungan nutrien substrat, pH, suhu, tersedianya oksigen, ada
tidaknya senyawa penghambat, dan sebagainya. Kisaran suhu untuk pertumbuhan
kebanyakan khamir pada umumnya hampir sama dengan kapang, yaitu dengan
suhu optimum 25-30°C dan suhu maksimum 35-47°C.
Beberapa khamir dapat tumbuh pada suhu 0°C atau kurang. Kebanyakan khamir
lebih menyukai tumbuh pada keadaan asam, yaitu pada pH 4-4,5, dan tidak dapat
tumbuh dengan baik pada medium alkali, kecuali jika telah beradaptasi. Khamir
tumbuh baik pada kondisi aerobik, tetapi yang bersifat fermentasi dapat tumbuh
secara anaerobik meskipun lambat. Metabolisme dan Substrat untuk Pertumbuhan
Khamir dapat dibedakan atas dua kelompok berdasarkan sifat metabolisme, yaitu
yang bersifat ; (1) fermentatif, dan (2) oksidatif. Khamir fermentatif dapat mela-
kukan fernentasi alkohol, yaitu memecah glukosa melalui jalur glikolisis dengan total
reaksi sebagai berikut:
Kelompok khamir sejati (true yeasts) kebanyakan khamir yang digunakan dalam
industri termasuk dalam kelas Ascomycetes, terutama jenis Saccharomyces. Dalam
industri fermentasi yang menggunakan khamir dikenal istilah khamir liar (wild
yeast), yaitu khamir yang tidak diinginkan tumbuh dalam suatu fermentasi. Jadi
khamir yang digunakan dalam suatu industri, jika mengkontaminasi industri lainnya
yang menggunakan khamir berbeda dapat disebut khamir liar. Khamir yang sering
menimbulkan masalah dalam industri fermentasi adalah yang tergolong khamir tidak
berspora (asporogenous) atau disebut “false yeasts”.
Penggunaan khamir dalam industri terutama adalah dalam produksi alkohol dari
sumber karbohidrat, misalnya pati dan molase, prisip fermentasi ini digunakan dalam
produksi alkohol, anggur, brem, minuman keras, dan sebagainya. Jika sebagai
sumber karbohidrat digunakan pati, misalnya pati jagung, ubi kayu, beras, dan pati
lain-lainnya, pati tersebut harus terlebih dahulu dihidrolisis menjadi gula-gula
sederhana yaitu glukosa. Hidrolisis pati dapat dilakukan dengan beberapa cara,
misalnya menggunakan enzim dari malt barlel atau kapang, atau dengan kombinasi
asam dan pemanasan. Selain untuk memproduksi alkohol, khamir juga digunakan
dalam industri lainnya misalnya dalam pembuatan roti untuk memproduksi gas
karbondioksida secara cepat sehingga membuat lubang-lubang pada roti dan
mengembangkan roti, pembuatan protein sel tunggal, dan pembuatan makanan-
makanan tradisional seperti tape dan brem.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bakteri adalah organisme yang paling berkelimpahan dari semua organisme. Bakteri
tersebar (berada di mana-mana) di tanah, air, dan sebagai simbiosis dari organisme
lain. Banyak bakteri yang bersifat patogen. Bakteri biasanya hanya berukuran 0,5-5
μm. Bakteri umumnya memiliki dinding sel, seperti sel hewan dan jamur, tetapi
dengan komposisi sangat berbeda. Banyak yang bergerak menggunakan flagela.
Penyakit yang paling mendapat perhatian adalah penyakit-penyakit makanan yang
disebabkan oleh organisme yang biasanya dianggap ada. Seperti Infeksi dan
keracunan makanan.
Khamir merupakan bagian dari kelompok kapang dan dibedakan dari hampir semua
jamur yang lain oleh sifatnya yaitu bersel tunggal dan membelah diri secara
bertunas. Pengetahuan yang perlu untuk mikrobiologi hanyalah pengetahuan
tentang klasifikasi dalam genus dan spesies. Klasifikasi pada tingkat ini didasarkan
atas kemampuannya membentuk spora, bentuk dan jumlah spora yang dihasilkan
setiap askus.
1. Pertunasan
2. Pembelahan
4. Sporulasi atau pembentukan spora yang dapat dibedakan atas dua macam yaitu:
a. Spora aseksual
b. Spora seksual
DAFTAR PUSTAKA