Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pembangunan di suatu negara harus semakin dikembangkan seiring dengan
kemajuan zaman. Salah satunya adalah pembangunan dibidang industri, terutama
industri kimia. Pengembangan industri kimia sangat penting, karena dapat dapat
mengurangi pengeluaran devisa untuk mengimpor bahan-bahan kebutuhan
penduduk Indonesia negara kita menjadi negara yang mandiri karena tidak lagi
harus bergantung terhadap industri luar negeri. Salah satu industri yang perlu dan
telah dikembangkan di negara kita adalah garam dapur (NaCl).
Garam ini merupakan salah satu pelengkap kebutuhan pangan dan
merupakan sumber elektrolit bagi tubuh manusia. Kebutuhan masyarakat akan
garam dengan kualitas baik justru diimpor dari luar negeri, terutama dalam hal ini
garam yang mengandung iodium serta garam industri.
Garam industri dengan kadar NaCl >95% yaitu sekitar 1.200.000 ton sampai
saat ini seluruhnya masih diimpor, hal ini dapat dihindari mengingat Indonesia
sebagai negara maritim yang kaya akan lautan.

1
1.2. Rumusan Masalah
a. Bagaimanakah sejarah industri garam NaCl?
b. Bagaimanakah karakteristik garam NaCl?
c. Apa sajakah bahan baku dan sumber garam NaCl?
d. Bagaimanakah proses pembuatan garam NaCl?
e. Apa sajakah manfaat garam NaCl?
f. Apa sajakah bahaya penggunaan garam NaCl?

1.3 Tujuan
a. Mengetahui sejarah industri garam NaCl.
b. Mengetahui karakteristik garam NaCl.
c. Mengetahui bahan baku dan sumber garam NaCl.
d. Mengetahui proses pembuatan garam NaCl.
e. Mengetahui manfaat garam NaCl.
f. Mengetahui bahaya penggunaan garam NaCl.

2
BAB II
URAIAN PROSES

2.1 Karakteristik Garam NaCl


Garam NaCl adalah padatan berwarna putih berbentuk kristal yang
merupakan kumpulan senyawa dengan bagian terbesar natrium klorida (>80%)
serta senyawa lainnya seperti magnesium klorida, magnesium sulfat, kalsium
klorida, dan lain-lain. NaCl memilikiikatan ionik; sifat higroskopis yang berarti
mudah menyerap air, bulk density (tingkat kepadatan) sebesar 0,8 - 0,9; titik lebur
pada tingkat suhu 8010C, massa molar 58,44 g/mol; densitas 2,16 g/cm3; titik
didih 1465oC kelarutan dalam air 35,9 g/100mL (25oC); 35,6 g/100 mL (0oC) 39,1
g/100mL (100oC); larut dalam gliserin, ethylene, glycol; dan tidak berbau.

2.2 Bahan Baku dan Sumber Garam

1. Air laut, air danau asin (3% NaCl)


Yang bersumber air laut terdapat di Mexico, Brazilia, RRC, Australia dan
Indonesia yang mencapai ± 40 %. Adapun yang bersumber dari danau asin
terdapat di Yordania (Laut Mati), Amerika Serikat (Great Salt Lake) dan Australia
yang mencapai produksi ± 20 % dari total produk dunia.

2. Deposit dalam tanah, tambang garam (95-99% NaCl)


Terdapat di Amerika Serikat, Belanda, RRC, Thailand, yang mencapai
produksi ± 40 % total produk dunia.

3. Sumber air dalam tanah


Sangat kecil, karena sampai saat ini dinilai kurang ekonomis maka jarang
(sama sekali tidak) dijadikan pilihan usaha. Di Indonesia terdapat sumber air
garam di wilayah Purwodadi, Jawa Tengah

4. Larutan garam alamiah (20-25% NaCl)


Dari jumlah 41 ton produksi garam di USA bersumber pada batuan garam
(30%), larutan garam alamiah (56%) dan air laut (14%), sedangkan pemakaiannya

3
adalah : 50% untuk pembuatan NaOH, 6% untuk pembuatan Na2CO3, 21% untuk
dipakai d jalan raya dan 3% sebagai bahan pengawet dan makanan.

2.3 Jenis dan kegunaan garam


a. Garam Industri
Garam industri yaitu jenis garam dengan kadar NaCl sebesar 97 % dengan
kandungan impurities (sulfat, magnesium dan kalsium serta kotoran lainnya) yang sangat
kecil. Kegunaan garam industri antara lain untuk industri perminyakan, pembuatan soda
dan chlor, penyamakan kulit dan pharmaceutical salt.

b. Garam Konsumsi
Garam konsumsi merupakan jenis garam dengan kadar NaCl sebesar 97 % atas
dasar bahan kering (dry basis), kandungan impuritis (sulfat, magnesium dan
kalsium)sebesar 2%, dan kotoran lainnya (lumpur, pasir) sebesar 1% serta kadar air
maksimal sebesar 7%. Kelompok kebutuhan garam konsumsi antara lain untuk konsumsi
rumah tangga, industri makanan, industri minyak goreng, industri pengasinan dan
pengawaten ikan .

c. Garam Pengawetan
Jenis garam ini biasa ditambahkan pada proses pengolahan pangan tertentu.
Penambahan garam tersebut bertujuan untuk mendapatkan kondisi tertentu yang
memungkinkan enzim atau mikroorganisme yang tahan garam (halotoleran) bereaksi
menghasilkan produk makanan dengan karakteristik tertentu. Kadar garam yang tinggi
menyebabkan mikroorganisme yang tidak tahan terhadap garam akan mati. Kondisi
selektif ini memungkinkan mikroorganisme yang tahan garam dapat tumbuh. Pada
kondisi tertentu penambahan garam berfungsi mengawetkan karena kadar garam yang
tinggi menghasilkan tekanan osmotik yang tinggi dan aktivitas air rendah. Kondisi
ekstrim ini menyebabkan kebanyakan mikroorganisme tidak dapat hidup. Pengolahan
dengan garam biasanya merupakan kombinasi dengan pengolahan yang lain seperti
fermentasi dan enzimatis. Contoh pengolahan pangan dengan garam adalah pengolahan
acar (pickle), pembuatan kecap ikan, pembuatan daging kering, dan pembuatan keju.

4
d. Garam Dapur
Garam dapur/laut dibuat melalui penguapan air laut, dengan proses sederhana, dan
meninggalkan sejumlah mineral dan elemen lainnya (tergantung sumber air). Jumlah
mineral yang tidak signifikan menambah cita rasa dan warna pada garam laut. Sehingga,
tekstur garam laut di pasaran lebih bervariasi. Beberapa diantaranya lebih kasar, namun
ada juga yang lebih halus. Garam jenis ini mengandung ± 0,0016% yodium.

Komposisi rata-rata garam dapur (menurut standar SNI) yaitu:


NaCl = minimal 94,9 %
Air (H2O) = maksimal 5 %
Iodium = 30- 80 mg /kg sebagai KIO3
Fe2O3 = maksimal 100 mg/kg
Ca dan Mg = maksimal 1 % dihitung sebagai Ca
SO4= maksimal 2%
Bagian yang tidak larut dalam air = maksimal 0,5%
Ciri-ciri garam dapur :

a. Garam dapur dibuat melalui proses sederhana dari penguapan atau evaporasi air
laut, sehingga dianggap sebagai garam yang paling alamiah dengan tekstur yang
lebih kasar.
b. Mengandung yodium dalam jumlah yang sedikit.

e. Garam Meja
Berbeda dengan garam laut, garam meja ditambang dari cadangan garam di bawah
tanah. Proses pembuatan garam meja lebih berat untuk menghilangkan mineral dan
biasanya mengandung aditif untuk mencegah penggumpalan. Kebanyakan dari garam
meja di pasaran telah ditambahkan yodium, nutrisi penting yang terjadi secara alami
dalam jumlah kecil dalam garam laut. Garam ini bebas yodium, Mg, Ca dan K2.

Ciri-ciri garam meja :


a. Garam meja merupakan hasil tambang dari dalam tanah, dan diproses secara lebih
rumit untuk menghilangkan mineral lain yang ikut dalam proses penambangan
tersebut. Teksturnya lebih halus sehingga lebih mudah larut dalam air, biasanya
diberi tambahan zat adiktif untuk mencegah penggumpalan dan tambahan zat gizi
lain agar komposisinya menyerupai garam air laut.

5
Perbandingan Garam Dapur dan Garam Meja
Garam dapur dan garam meja memiliki nilai gizi yang sama, dan secara kimiawi
juga mengandung NaCl (sodium klorida) dalam jumlah yang sama pula. Atau dengan
kata lain baik garam meja ataupun garam dapur memiliki kadar sodium dan kadar klorida
yang sama. Kandungan kedua mineral ini di dalam garam dapur/laut pun tidak ada
bedanya dengan garam meja. Namun, secara komersial, garam dapur/laut lebih alami dan
lebih menyehatkan dibandingkan garam meja. Jadi, perbedaan utama garam dapur/ laut
dengan garam meja terletak pada rasa, tekstur dan proses pembuatannya, bukan pada
campuran zat kimianya.

2.3.1 Manfaat garam

1. Minuman kesehatan.
Produk minuman kesehatan terutama dirancang sebagai produk minuman untuk
mengembalikan kesegaran tubuh dan mengganti mineral-mineral yang keluar bersama
keringat dari tubuh selama proses metabolisme atau aktivitas olah raga yang berat. Pada
umumnya produk-produk minuman kesehatan selain mengandung pemanis dan zat aktif,
juga mengandung mineral-mineral dalam bentuk ion seperti ion natrium (Na+), kalium
(K+), magnesium (Mg2+), kalsium (Ca2+), karbonat - bikarbonat (CO32- dan HCO32-), dan
klorida (Cl-).

2. Garam mandi.
Garam mandi didefinisikan sebagai bahan aditif (tambahan) untuk keperluan
mandi yang terdiri dari campuran garam NaCl dengan bahan kimia anorganik lain yang
mudah larut, kemudian diberi bahan pewangi (essentials oil), pewarna, dan mungkin juga
senyawa enzim. Garam mandi ini dirancang untuk menimbulkan keharuman, efek
pewarnaan air, kebugaran, kesehatan dan juga menurunkan kesadahan air. Komponen
utama garam mandi adalah garam NaCl yaitu sekira 90% - 95%. Kegunaan garam mandi
secara umum sangatlah beraneka ragam, di antaranya adalah untuk membersihkan tubuh
saat berendam, menumbuhkan suasana relaks, menurunkan rasa stres, dan sebagai sarana
refreshing. suasana relaks terutama akibat adanya campuran pewangi yang dipercaya
dapat memengaruhi emosi serta suasana hati secara signifikan. Sedangkan fungsi khusus
di bidang kesehatan terutama karena adanya garam NaCl adalah untuk melenturkan otot
yang tegang, mengurangi rasa nyeri pada otot yang sakit, menurunkan gejala inflamasi
(peradangan), serta menyembuhkan infeksi. Untuk fungsi kecantikan, garam mandi antara

6
lain dapat membantu menghaluskan kulit (cleansing), memacu pertumbuhan sel kulit
sekaligus meremajakannya (rejuvenating).

3. Garam konsumsi.
Garam dapur merupakan media yang telah lama digunakan untuk pemberantasan
gangguan akibat kekurangan iodium (gaki), yaitu dengan proses fortifikasi (penambahan)
garam menggunakan garam iodida atau iodat seperti KIO3, KI, NaI, dan lainnya.
Pemilihan garam sebagai media iodisasi didasarkan data, garam merupakan bumbu dapur
yang pasti digunakan di rumah tangga, serta banyak digunakan untuk bahan tambahan
dalam industri pangan, sehingga diharapkan keberhasilan program gaki akan tinggi.
Selain itu, didukung sifat kelarutan garam yang mudah larut dalam air, yaitu sekira 24
gram/100 ml.
4. Cairan Infus
Dikenal beberapa jenis cairan infus yaitu cairan infus glukosa 5%, cairan infus
NaCl 0,9 % + KCl 0,3% atau KCl 0,6%, cairan infus natrium karbonat dan cairan infus
natrium laktat. Cairan infus NaCl adalah campuran aquabidest dan garam grade
farmasetis yang berguna untuk memasok nutrisi dan mineral bagi pasen yang dirawat di
rumah sakit.

5. Sabun dan sampo.


Sabun dan sampo merupakan bahan kosmetik yang digunakan untuk keperluan
mandi dan mencuci rambut, garam NaCl merupakan satu bahan kimia di antara beberapa
komposisi bahan dalam pembuatan sabun dan sampo.
6. Cairan dialisat.
Cairan dialisat merupakan cairan yang pekat dengan bahan utama elektrolit
(antara lain garam NaCl) dan glukosa grade farmasi yang membantu dalam proses cuci
darah bagi penderita gagal ginjal. Seperti diketahui pasen gagal ginjal diharuskan
mengganti darah atau proses cuci darah dalam periode tertentu. Dalam proses pencucian
darah tersebut darah yang akan 'dibersihkan' akan dilewatkan pada suatu alat membran
(hemodialisis) dalam media cairan dialisat. Dalam dialiser ini darah dibersihkan, 'sampah-
sampah' metabolisme secara kontinyu menembus membran dan menyeberang ke
kompartemen dialisat.

7
7. Penyedap rasa
Garam NaCl merupakan ingredient yang paling banyak digunakan di industri
pengolahan daging untuk proses pengawetan.

2.4. Proses Produksi Garam


Ada beberapa cara yang umum dilakukan untuk memproduksi garam.
Proses produksi garam tergantung dari bahan baku yang digunakan, diantaranya
dengan cara solar evaporation, open pan, multiple effect evaporation dan
pembuatan garam dari batuan garam.

1. Penguapan Air Laut (Solar Evaporation)


Langkah–langkah yang dibutuhkan dalam pembuatan garam melalui solar
evaporation yakni:
a. Pengeringan Lahan
Tahap Pengeringan Lahan untuk pembuatan garam terdiri dari :
1) Pengeringan Lahan Pemenihan.
2) Pengeringan Lahan Kristalisasi.
Lahan pembuatan garam dibuat secara berpetak-petak secara bertingkat,
sehingga dengan gaya gravitasi air dapat mengalir ke hilir kapan saja
dikehendaki. Kalsium dan magnesium sebagai unsur yang cukup banyak
dikandungdalam air laut selain NaCl perlu diendapkan agar kadar NaCl yang
diperolehmeningkat. Kalsium dan magnesium dapat terendapkan dalam
bentukgaram sulfat, karbonat dan oksalat. Dalam proses pengendapan
ataukristalisasi garam karbonat dan oksalat mengendap dahulu, menyusul
garamsulfat, terakhir bentuk garam kloridanya.

8
b. Pengolahan Air Peminihan/Waduk
1) Pemasukan air laut ke Peminihan.
2) Pemasukan air laut ke lahan kristalisasi.
3) Pengaturan air di Peminihan.
4) Pengeluaran air garam ke meja kristal dan setelah habis dikeringkan
selama seminggu.
5) Pengeluaran Brine selanjutnya dari peminihan tertua melalui Brine Tank.
6) Apabila air peminian cukup untuk memenuhi meja kristal, selebihnya
dipompa kembali ke waduk.
c. Pengolahan Air dan Tanah
1) Proses Kristalisasi
Pada proses pengkristalan apabila seluruh zat yang terkandung
diendapkan/dikristalkan akan terdiri dari campuran bermacam-macam zat yang
terkandung, tidak hanya Natrium Klorida yang terbentuk tetapi juga beberapa zat
yang tidak diinginkan ikut terbawa (impurities). Proses kristalisasi yang demikian
disebut “kristalisasi total”.
2) Proses Pungutan
a) Umur kristal garam 10 hari secara rutin (tergantung intensitas cahaya
matahari).
b) Pengaisan garam dilakukan hati-hati dengan ketebalan air meja cukup
atau 3-5 cm.
c) Angkut garam dari meja ke timbunan membentuk profil (ditiriskan),
kemudian diangkat ke gudang dan siap untuk proses pencucian.

d. Proses Pencucian
1) Pencucian bertujuan untuk meningkatkan kandungan NaCl dan
mengurangi unsur Mg, Ca, SO4 dan kotoran lainnya.
2) Air pencuci garam yang digunakan semakin bersih dari kotoran maka
akan menghasilkan garam cucian lebih baik dan lebih bersih.

9
3) Air garam (Brine) dengan kepekatan 20-24oBe. (Secara kasar, 1oBe nilainya
10 gram per liter. Jadi kalau air laut itu 3,0oBe berarti kandungan garamnya
30 gram per liter).
4) Kandungan Mg ≤ 10 gr/Liter.

Gambar Flow Sheet Pembuatan Garam Evaporasi

Pada proses pengkristalan apabila seluruh zat yang terkandung


diendapkan/dikristalkan akan terdiri dari campuran bermacam-macam zat yang
terkandung, tidak hanya Natrium Klorida yang terbentuk tetapi juga beberapa zat yang
tidak diinginkan ikut terbawa (impurities). Proses kristalisasi yang demikian disebut
“kristalisasi total”.
Untuk mengurangi impuritis dalam garam dapat dilakukan dengan kombinasi dari
proses pencucian dan pelarutan cepat pada saat pembuatan garam. Sedangkan
penghilangan impuritis dari produk garam dapat dilakukan dengan proses kimia, yaitu
mereaksikannya dengan Na2CO3 dan NaOH sehingga terbentuk endapan CaCO3 dan
Mg(OH)2. Reaksi kimia yang terjadi adalah sebagai berikut:
CaSO4 + Na2CO3 -> CaCO3 (putih) + Na2SO4

10
MgSO4 + 2NaOH -> Mg(OH)2 (putih) + Na2SO4
CaCl2 + Na2SO4 -> CaSO4 (putih) + 2NaCl
MgCl2 + 2NaOH -> Mg(OH)2 (putih) + 2NaCl
CaCl2 + Na2CO3 -> CaCO3 (putih) + 2NaCl
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi garam NaCl melalui penguapan air
laut diantaranya yaitu :

a) Air Laut
Mutu air laut (terutama dari segi kadar garamnya (termasuk kontaminasi dengan air
sungai), sangat mempengaruhi waktu yang diperlukan untuk pemekatan (penguapan).
b) Keadaan Cuaca

 Panjang kemarau berpengaruh langsung kepada “kesempatan” yang diberikan


kepada kita untuk membuat garam dengan pertolongan sinar matahari.
 Curah hujan (intensitas) dan pola hujan distribusinya dalam setahun rata-rata
merupakan indikator yang berkaitan erat dengan panjang kemarau yang
kesemuanya mempengaruhi daya penguapan air laut.
 Kecepatan angin, kelembaban udara dan suhu udara sangat mempengaruhi
kecepatan penguapan air, dimana makin besar penguapan maka makin besar
jumlah kristal garam yang mengendap.

c) Tanah

 Sifat porositas tanah mempengaruhi kecepatan perembesan (kebocoran) air laut


kedalam tanah yang di peminihan ataupun di meja.
 Bila kecepatan perembesan ini lebih besar daripada kecepatan penguapannya,
apalagi bila terjadi hujan selama pembuatan garam, maka tidak akan dihasilkan
garam.
 Jenis tanah mempengaruhi pula warna dan ketidakmurnian (impurity) yang
terbawa oleh garam yang dihasilkan.

11
d) Pengaruh air
 Pengaturan aliran dan tebal air dari peminihan satu ke berikutnya dalam
kaitannya dengan faktor-faktor arah kecepatan angin dan kelembaban udara
merupakan gabungan penguapan air (koefisien pemindahan massa).
 Kadar/kepekatan air tua yang masuk ke meja kristalisasi akan mempengaruhi
mutu hasil.
 Pada kristalisasi garam konsentrasi air garam harus antara 25–29°Be. Bila
konsentrasi air tua belum mencapai 25°Be maka gips (Kalsium Sulfat) akan
banyak mengendap, bila konsentrasi air tua lebih dari 29°Be Magnesium akan
banyak mengendap.

e) Cara pungutan garam


Segi ini meliputi jadwal pungutan, umur kristalisasi garam dan jadwal pengerjaan
tanah meja (pengerasan dan pengeringan). Demikian pula kemungkinan dibuatkan alas
meja dari kristal garam yang dikeraskan, makin keras alas meja makin baik.
f) Air Bittern
Air Bittern adalah air sisa kristalisasi yang sudah banyak mengandung garam-
garam magnesium (pahit). Air ini sebaiknya dibuang untuk mengurangi kadar Mg dalam
hasil garam, meskipun masih dapat menghasilkan kristal NaCl. Sebaiknya kristalisasi
garam dimeja terjadi antara 25–29°Be, sisa bittern ≥ 29°Be dibuang.

2. Proses Open Pan

Gambar Flow sheet Pembuatan Garam dengan Proses Open Pan

12
Pembuatan garam dengan proses open pan ini menggunakan bahan baku
brine yang berasal dari proses pemanasan air laut. Proses ini disebut juga proses
“Grainer”, dimana air laut dijenuhkan dengan cara memanaskan pada heater pada
suhu 230oF (110oC). Larutan brine panas kemudian diumpankan pada graveller
yang berfungsi untuk memisahkan calcium sulfate pada larutan brine. Larutan
brine kemudian didinginkan pada flasher dengan suhu yang dijaga agar garam
(NaCl) masih dalam kondisi larut dalam air. Larutan brine dingin kemudian
diumpankan ke open pan yang berfungsi untuk menguapkan air dengan suhu
205oF (96oC) sehingga dihasilkan kristal garam yang kemudian dipisahkan dari
mother liquor pada sentrifuge. Mother liquor kemudian direcycle kembali pada
open pan, sedangkan kristal garam yang terpisah kemudian ditambahkan kalium
iodat untuk penambahan kandungan yodium pada garam sehingga dihasilkan
sodium chloride.
Sodium chloride kemudian dikeringkan pada dryer dan kemudian disaring
untuk mendapatkan ukuran yang seragam. Sodium chloride kemudian siap
dikemas dan dipasarkan. Yields yang dihasilkan pada proses ini adalah 99,9%.

3. Penambangan Batuan Garam (Rock Salt)


Di zaman kuno, sumber utama garam adalah batuan garam, batu kristal yang
ditambang sama seperti batu bara, dan endapan garam kering yang ditemukan di
area dekat laut, seperti rawa-rawa. Batuan garam umum ditemukan di berbagai
lokasi di dunia. Namun, tambang garam tertua di dunia tampaknya yang ada di
Lembah Araxes di Azerbaijan. Dikenal dengan nama area endapan garam
Duzdagi, area ini ditemukan oleh para arkeolog pada tahun 1970-an, sebagai
peninggalan milenium kedua sebelum masehi.
Batuan garam didapatkan dari hasil penggalian yang tidak begitu dalam.
Batuan garam juga terkenal dengan sebutan karang garam, batuan garam
terbentuk akibat mengeringnya samudra pada jutaan tahun yang lalu. Cadangan
terbesar batuan garam ditemukan di Amerika Serikat, Kanada, Jerman, Eropa
timur, dan Cina. Karena adanya tekanan dari dalam bumi maka tebentuklah kubah

13
garam, kejadian ini bisa ditemukan di Amerika Serikat di sepanjang pantai teluk
Texas dan Lousian.
Pengolahan batuan garam secara umum terdiri dari beberapa tahap mulai
dari penggalian batuan lalu proses crushing, grinding, screening lalu dihasilkan
garam.
Berikut ini adalah tahapan secara detail pengolahan batuan garam yang
dilakukan oleh beberapa perusahaan tambang garam.
a. Sedimen garam bawah tanah biasanya ditemukan oleh prospectors dengan
mencari air atau minyak. Ketika garam terdeteksi, bor berongga digunakan
untuk mengambil sampel di beberapa lubang teratur di seluruh area
sedimen. Sampel ini dianalisis untuk menentukan apakah pertambangan
garam akan menguntungkan.
b. Ketika sebuah area telah dipilih untuk mulai pertambangan, lubang digali
hingga ke tengah sedimen atau deposit garam. Kemudian mesin bergergaji
digunakan untuk memotong slot dengan tinggi sekitar 6,0 inci (15 cm), lebar
sekitar 66 kaki (20 m), dan kedalaman sekitar 10 kaki (3 m) hingga ke dasar
lapisan. Proses ini dikenal sebagai undercutting. Serangkaian lubang dibor
ke dalam garam yang telah di-undercut dengan bor listrik yang mengandung
sedikit tungsten karbida. Lubang ini diisi dengan bahan peledak seperti
dinamit atau amonium nitrat. Tutup peledak listrik dipasang dengan kabel
panjang, dan ledakan dilakukan dari jarak yang aman. Pemotongan dan
peledakan diulang dan meninggalkan bentuk pilar garam untuk mendukung
daerah atap pertambangan. Hal ini dikenal sebagai metode ruang-dan-pilar
dan juga digunakan di tambang batubara.
c. Potongan-potongan batuan garam yang telah hancur lalu diangkut ke area
penghancuran bawah tanah dan melewati kisi yang dikenal sebagai grizzly.
Grizzlyakan mengumpulkan potongan-potongan kecil berukuran sekitar 9
inci (23 cm). Potongan yang lebih besar hancur dalam silinder berputar di
antara rahang dengan logam berduri. Garam tersebut kemudian diangkut ke
luar tambang menuju ke area proses penghancuran sekunder dimana grizzly
yang lebih kecil dan crusher yang lebih kecil akan mengurangi ukuran

14
partikel garam menjadi sekitar 3,2 inci (8 cm). Pada proses ini benda asing
sepertik kotoran akan dihilangkan dari garam, proses yang dikenal sebagai
picking. Logam akan dihilangkan oleh magnet dan bahan-bahan lain dengan
tangan. Material batuan-batuan juga dapat dihilangkan dalam Penghancur
Bradford, yaitu drum metal yang berputar dengan lubang kecil di bagian
bawah. Garam dimasukkan ke drum, lalu dipecah ketika bertubrukan di
bagian bawah, dan melewati lubang. Batuan-batuan umumnya lebih keras
dari garam, sehingga tidak pecah dan tidak akan melewati alat tersebut.
Garam yang lolos kemudian dipindahkan ke area penghancuran tersier, di
mana grizzly paling kecil dan crusher akan menghasilkan ukuran partikel
sekitar 1,0 inci (2,5 cm). Jika diinginkan partikel garam lebih kecil, maka
garam dilewatkan melalui penggiling terdiri dari dua silinder logam bergulir
terhadap satu sama lain. Jika diinginkan garam murni, maka garam
dilarutkan dalam air untuk membentuk air garam untuk diproses lebih
lanjut. Biasanya garam dihancurkan atau ditumbuk lalu dilewatkan melalui
penyaring untuk dipisahkan berdasarkan ukuran. Kemurnian garam hasil
tambang berbeda-beda dalam komposisinya, bergantung pada lokasi, namun
biasanya mengandung 95-99,5%. Selanjutnya garam hasil ini dituangkan ke
dalam bag packing, dan dikirim ke konsumen.

15
4. Multiple Effect Evaporation

Gambar Flow Sheet Pembuatan garam dengan multiple effect evaporator

Pada proses ini biasanya digunakan saturated brine (leburan garam jenuh)
alami, yang terkandung didalam tanah atau danau. Saturated brine dapat juga
diperoleh dari hasil samping produksi natrium karbonat dengan proses Solvey.
Pertama-tama saturated brine (leburan garam) dari air dalam tanah dengan
kadar H2S yang terlarut dalam garam NaCl maksimum 0.015%. Perlakuan
pendahuluan dari bahan baku brine adalah dengan aerasi untuk menghilangkan
kandungan hidrogen sulfida. Penambahan sedikit klorin dimaksudkan untuk
mempercepat penghilangan H2S dalam brine. Brine setelah proses aerasi,
kemudian diumpankan dalam tangki pengendap untuk mengendapkan lumpur atau
solid yang tidak diinginkan seperti kalsium, magnesium dan ion besi.
Pengendapan dibantu dengan penambahan campuran caustic soda, soda ash dan
brine sehingga didapat larutan garam. Setelah proses pengendapan, kemudian
larutan garam dipekatkan pada evaporator multi efek. Larutan garam pekat
kemudian dicuci dengan brine untuk memurnikan garam. Larutan garam
kemudian difiltrasi pada filter untuk proses pemisahan garam dan larutan brine.
Garam yang terpisah kemudian ditambahkan kalium iodat untuk penambahan
kandungan yodium pada garam sehingga dihasilkan sodium chloride. Sodium

16
chloride kemudian dikeringkan pada dryer dan kemudian disaring untuk
mendapatkan ukuran yang seragam. Sodium chloride kemudian siap dikemas dan
dipasarkan. Yields yang dihasilkan pada proses ini adalah 99,8%.
Proses dengan multiple effect evaporation merupakan proses yang paling
klasik untuk produksi garam. Jumlah evaporator yang diterapkan bervariasi antara
2, 6, mungkin 7. Langkah-langkah prosesnya adalah sebagai berikut :
a. Umpan yang berupa larutan NaCl 26% dipanaskan terlebih dahulu di
preheater.
b. Larutan NaCl yang sudah dipanaskan dimasukkan ke dalam evaporator 5
tahap. Evaporator divakumkam sehingga dari satu evaporator ke evaporator
berikutnya, titik didihnya semakin menurun. Di evaporator larutan garam
dipanaskan dengan steam.
c. Uap yang dihasilkan pada proses sebelumnya digunakan lagi untuk proses
penguapan di evaporator berikutnya.
d. Dari evaporator dihasilkan slurry garam yang selanjutnya dialirkan ke alat
sentrifugasi.
e. Di alat sentrifugasi kristal garam terpisahkan dari air namun masih basah.
f. Garam yang basah tersebut dikeringkan lalu dipak dan siap didistribusikan.

2.4 Rekristalisasi
Rekristalisasi merupakan suatu pembentukan kristal kembali dari larutan atau
leburan dari material yang ada. Sebenarnya rekristalisasi hanyalah sebuah proses lanjut
dari kristalisasi. Apabila kristalisasi (dalam hal ini hasil kristalisasi) memuaskan
rekristalisasi hanya bekerja apabila digunakan pada pelarut pada suhu kamar, namun
dapat lebih larut pada suhu yang lebih tinggi. Hal ini bertujuan supaya zat tidak murni
dapat menerobos kertas saring dan yang tertinggal hanyalah kristal murni. (Fessenden,
1983)

Proses Kristalisasi terdiri dari beberapa tahapan umum seperti :


a) Pendinginan
Larutan yang akan dikristalkan didinginkan sampai terbentuk kristal pada larutan
tersebut. Metode ini digunakan untuk zat yang kelarutan mengecil bila suhu diturunkan.

17
Pendinginan dilakukan 2x yaitu pendinginan larutan panas sebelum penyaringan dan
pendinginan sesudah penguapan.
b) Penguapan Solvent
Larutan yang dikristalkan merupakan senyawa campuran antara solven dan solut.
Setelah dipanaskan maka solven menguap dan yang tertinggal hanya kristal. Metode ini
digunakan bila penurunan suhu tidak begitu mempengaruhi kelarutan zat pada
pelarutnya. Penguapan bertujuan untuk menghilangkan atau meminimalizir solvent atau
zat pelarut sisa yang terdapat pada filtrat.
c) Evaporasi Adiabatis
Metode ini digunakan dalam ruang vakum, larutan dipanaskan, dimasukkan dalam
tempat vakum yang mana tekanan total lebih rendah dari tekanan uap solvennya. Pada
suhu saat larutan dimasukkan ke ruang vakum solven akan menguap dengan cepat dan
penguapan itu akan menyebabkan pendinginan secara adiabatis.
d) Salting Out
Prinsipnya adalah menambah suatu zat untuk mengurangi zat yang akan
dikristalkan. Pengeluaran garam dari larutan dengan zat baru ke dalam larutan bertujuan
menurunkan daya larut solven terhadap suhu pada pengatur tersebut. Peningkatan harga
k, jika kedalam suatu larutan ditambah dengan zat elektrolit. (Cahyono, 1998)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kristalisasi adalah diantaranya :


a) Laju pembentukan inti (nukleous)
Laju pembentukan inti dinyatakan dengan jumlah inti yang terbentuk dalam satuan
waktu. Jika laju pembentukan inti tinggi, maka banyak sekali kristal yang terbentuk,
tetapi tak satupun akan tumbuh menjadi besar, jadi yang terbentuk berupa partikel-
partikel koloid.
b) Laju pertumbuhan kristal
Merupakan faktor lain yang mempengaruhi ukuran kristal yang terbentuk selama
pengendapan berlangsung. Jika laju tinggi kristal yang besar akan terbentuk, laju
pertumbuhan kristal juga dipengaruhi derajat lewat jenuh.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan pembentukan kristal adalah :


 Derajat lewat jenuh.
 Jumlah inti yang ada, atau luas permukaan total dari kristal yang ada.
 Pergerakan antara larutan dan kristal.
 Viskositas larutan.

18
 Jenis serta banyaknya pengotor. (Handojo, 1995)
 Proses rekristalisasi terdiri dari:
 Melarutkan zat tak murni dalam terlarut tertentu pada atau dekat tiik leleh.
 Menyaring larutan panas dari partikel bahan tak larut
 Mendinginkan larutan panas sehingga zat terlarut menjadi kristal
 Memisahkan kristal – kristal dari larutan.

Memperoleh suatu senyawa kimia dengan kemurnian yang sangat tinggi


merupakan hal yang sangat esensi bagi kepentingan kimiawi. Metode pemurnian suatu
padatan yang umumyaitu rekristalisasi (pembentukan kristal berulang ). Metode ini pada
dasarnya mempertimbangkan perbedaan daya larut padatan yang akan dimurnikan dengan
pengotornya dalam pelarut tertentu maupun jika mungkin dalam pelarut tambahan yang
lain yang hanya melarutkan zat – zat pengotor saja. Pemurnian demikian banyak
dilakukan pada industri – industri (kimia) maupun laboratorium untuk meningkatkan
kualitas zat yang bersangkutan.

Persyaratan suatu pelarut yang baik untuk dipakai dalam proses rekristalisasi,
antara lain yaitu:

1) Memberikan perbedaan kelarutan yang cukup signifikan antara zat yang akan
dimurnikan dengan pengotornya.
2) Kelarutan suatu zat dalam pelarut merupakan suatu fungsi temperatur, umumnya
menurun dengan menurunnya temperatur
3) Mudah dipisahkan dari kristalnya
4) Tidak meninggalkan zat pengotor di dalam kristal zat yang dimurnikan
5) Bersifat inert terhadap zat yang dimurnikan.

Rekristalisasi dalam pembuatan garam dapur intinya merupakan metode pemurnian


suatu kristal garam dari pengotor-pengotornya. Campuran senyawa yang akan
dimurnikan dilarutkan dalam pelarut yang bersesuaian dalam temperatur yang dekat
dengan titik didihnya. Selanjutnya untuk memishkan pengotor atau zat lain dari zat yang
diinginkan dilakukan penyaringan sampai terbentuk kristal. (Cahyono,1991)

Rekristalisasi garam batu adalah sebuah proses yang dilakukan untuk


menghasilkan garam dengan kemurnian yang sangat tinggi dengan menggunakan sedikit
energi panas, sedangkan langkah-langkah prosesnya adalah sebagai berikut :

19
a. Bahan baku dialirkan ke dissolver untuk dipisahkan dengan pengotor. Dan
pengotor yang terendapkan dibuang.
b. Dari dissolver larutan garam dialirkan ke preheater untuk dipanaskan sampai suhu
108 oC dan larutan yang masih mengandung kotoran dialirkan ke clarifier untuk
dipisahkan dengan kotoran yang masih tersisa.
c. Larutan garam yang sudah bersih dimasukkan ke evaporator tiga tahap. Larutan
garam diuapkan sehingga menghasilkan slurry garam dan larutan brine.
d. Slurry garam dialirkan ke slurry tank lalu dialirkan ke sentrifuge, sedangkan
larutan brine yang dingin ditampung di tangki lalu dialirkan ke sentrifuge.
e. Di sentrifuge kristal garam terpisahkan dari air.
f. Kristal garam yang masih basah lalu didinginkan.

Kristalisasi bertingkat, rekristalisasi, dan pencucian garam.


Pada dasarnya pembuatan garam dari air laut terdiri dari langkah-langkah proses
pemekatan (dengan menguapkan airnya) dan pemisahan garamnya (dengan kristalisasi).
Bila seluruh zat yang terkandung diendapkan/dikristalkan akan terdiri dari campuran
bermacam-macam zat yang terkandung, tidak hanya Natrium Klorida yang terbentuk
tetapi juga beberapa zat yang tidak diinginkan ikut terbawa (impurities). Proses
kristalisasi yang demikian disebut “kristalisasi total”.
Untukmeningkatkan kemurnian garam dengan cara kristalisasi bertingkat, maka di
perlukan air pencuci. Air pencuci garam semakin bersih dari kotoran akan dapat
menghasilkan garam cucian yang lebih abik atau bersih. Syarat air pencuci antara lain :
- Air garam (Brine) dengan kepekatan 20–24°Be
- Kandungan Mg ≤ 10 g/liter.
Dalam mengukur sampel air laut digunakan alat beumeter yaitu skala untuk
menunjukkan nilai konsentrasi/kelarutan zat dalam larutan.
˚Be = 145-145/sg
Bila terjadi kristalisasi komponen garam tersebut diatur pada tempat-tempat yang
berlainan secara berturut-turut maka dapatlah diusahakan terpisahnya komponen garam
yang relatif lebih murni. Proses kristalisasi demikian disebut kristalisasi bertingkat. Untuk
mendapatkan hasil garam Natrium Klorida yang kemurniannya tinggi harus ditempuh
cara kristalisasi bertingkat, yang menurut kelakuan air laut, tempat kristalisasi garam
(disebut meja garam) harus mengkristalkan air pekat dari 25°Be sehingga menjadi 29°Be,

20
sehingga pengotoran oleh gips dan garam-garam magnesium dalam garam yang
dihasilkan dapat dihindari/dikurangi.

Pemurnian dengan penambahan bahan pengikat pengotor.


Tanpa adanya proses pemurnian, maka garam dapur yang dihasilkan melalui
penguapan air laut masih bercampur dengan senyawa lain yang terlarut, seperti MgCl2,
MgSO4, CaSO4, CaCO3 dan KBr , KCl dalam jumlah kecil (Jumaeri, 2003).
Bahan pengikat pengotor adalah bahan atau zat yang dapat digunakan untuk
mengikat zat-zat asing yang keberadaannya tidak dikehendaki dalam zat murni. Secara
teori garam yang beredar di masyarakat sebagai garam konsumsi harus mempunyai kadar
NaCl minimal 94,7% untuk garam yang tidak beriodium (Nitimihardja, 2005:6). Sesuai
SNI nomor 01-3556-2000 (Anonim, 1994), garam beriodium adalah garam konsumsi
yang mengandung komponen utama NaCl (Natrium Klorida/mineral) 94,7%, air
maksimal 7 % dan Kalium Iodat (KIO3) mineral 30 ppm, serta senyawa-senyawa lain
sesuai dengan persyaratan yang ditentukan, namun pada kenyataannya kadar NaCl pada
garam dapur jauh di bawah standar.

Cara yang dapat dilakukan adalah lima puluh mL air garam diuapkan hingga
membentuk kristal kering, kemudian kristal yang diperoleh ditimbang dan ditentukan
kadar air, kadar pengotor dan kadar NaCl. Kristalisasi garam dapur dengan penambahan
bahan pengikat pengotor ke dalam 50 ml air tua ditambahkan Na2CO3 dengan
konsentrasi bervariasi (0,1; 0,5; 1) M. Kemudian ditambahkan larutan Na 2C2O4 (0,1; 0,5;
1) M tetes demi tetes sampai tidak membentuk endapan lagi. Larutan dibiarkan 10 menit,
kemudian disaring. Filtrat diuapkan hingga kering. Kristal yang diperoleh ditentukan
kadar air, kadar pengotor dan kadar NaClnya. Perlakuan yang sama juga dilakukan pada
penambahan bahan pengikat pengotor Na2CO3– NaHCO3.

Sampel garam dapur hasil kristalisasi sebelumnya sebanyak 2 gram dimasukkan


dalam botol timbang lalu dikeringkan pada suhu 110˚C selama 2 jam. Kemudian
didinginkan dalam desikator dan ditimbang hasilnya. Kadar air ditentukan sebelum dan
sesudah garam dapur dimurnikan dengan bahan pengikat pengotor.

Sampel garam dapur hasil kristalisasi sebelumnya sebanyak 0,025 gram dilarutkan
dalam labu takar 10 mL dan diencerkan sampai batas. pH larutan dicek, bila terlalu asam
ditambahkan larutan NaHCO3 0,1 M tetes demi tetes sampai netral, bila terlalu basa
ditambahkan larutan HNO3 0,1 M tetes demi tetes sampai netral, Ditambahkan 1 mL

21
indikator K2CrO4 5%. Larutan dititrasi dengan larutan AgNO3 yang telah distandarisasi
sampai warna merah coklat dan dihitung kadar NaCl. Ion-ion yang akan ditentukan
adalah ion Fe3+, ion Ca2+ dan ion Mg2+. Kadar ion pengotor ditentukan dengan
menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom.

Dalam tahap kristalisasi dengan menggunakan bahan pengikat ini, csmpuran


pengikat yang paling efektif untuk digunakan adalah campuran Na2C2O4 dan. Hal ini
dapat dilihat dari berbagai aspek antara lain :

a. Kadar air berdasarkan variasi penambahan Na2C2O4 dan Na2CO3

Kadar
Konsentrasi Konsentrasi air
Variasi Na2C2O4 Na2CO3 (

(M) (M) %
)

1 0,1 0,1 14,186

2 0,1 0,5 9,970

3 0,1 1,0 11,203

4 0,5 0,1 0,626

5 0,5 0,5 0,438

6 0,5 1,0 11,323

7 1,0 0,1 8,295

8 1,0 0,5 14,012

9 1,0 1,0 7,100

Pada variasi penambahan Na2C2O4 dan Na2CO3 kadar air tertinggi diperoleh pada
penambahan Na2C2O4 1,0 M dan NaHCO3 0,1 M yaitu sebesar 24,9327 % dan kadar air
terendah pada penambahan Na2C2O4 0,5 M dan Na2CO3 1,0 M, yaitu sebesar 14,2633 %.

22
b. Kadar NaCl berdasarkan variasi penambahan Na2C2O4 dan Na2CO3

Konsentra Konsentra
si si KadarNa
Varia
Cl
si Na2C2O4 Na2CO3 (%)
(M) (M)

1 0,1 0,1 77,043

2 0,1 0,5 87,764

3 0,1 1,0 77,698

4 0,5 0,1 76,890

5 0,5 0,5 96,460

6 0,5 1,0 85,467

7 1,0 0,1 80,124

8 1,0 0,5 81,001

9 1,0 1,0 79,347

Pada penambahan Na2C2O4 dan Na2CO3 diperoleh kadar NaCl tertinggi pada
penambahan Na2C2O4 0,5M dan Na2CO3 0,5M yaitu sebesar 96,460 %.

23
c. Hasil karakterisasi sampel garam dengan penambahan Na2C2O4 dan
Na2CO3

Parameter uji Kadar pada garam kotor

NaCl 96,460 %

Mg2+ 0,00396 %

Ca2+ Tidak terdeteksi

Fe3+ Tidak terdeteksi

Kadar air 0,4376 %

Limbah proses produksi garam


Proses produksi garam rakyat, melalui berbagai tahapan, diantaranya : penyediaan
lahan (tambak), pengaliran air laut kelahan, proses penguapan air laut, proses kristalisasi
garam, pemisahan garam dari airnya sehingga diperoleh garam rakyat.
Air sisa dari proses produksi garam rakyat ini, berwarna kuning muda, dibuang
(tidak dimanfaatkan), disebut dengan istilah "Air Tua" atau "Bittern". Air tua (bittern) ini
merupakan air limbah dari proses produksi garam rakyat, jumlahnya cukup besar
sehingga dibutuhkan pengelolaan yang dapat dimanfaatkan. Kualitas air limbah industri
garam ini (bittern) :

Kandungan ion magnesium (Mg) : 36,45 gram/L


Kandungan ion kalium (K) : 10,95 gram/L
Kandungan ion kalsium (Ca) : 0,14 gram/L
Kandungan ion sulfat (SO4) : 52,14 gram/L
Berat Jenis : 1,250 gram/ml

Beberapa manfaat dari air limbah garam antara lain :


1. Produksi pupuk multinutrien phosphate-base
Langkah-langkah pembuatan pupuk multinutrien phosphate-base adalah sebagai
berikut :

a. Larutan air limbah (bittern) dimasukan kedalam tangki reaksi

24
b. Tambahkan Larutan NaH2PO4 (sesuai stoikiometrinya)
c. Tambahkan Larutan NaOH (sesuai stoikiometrinya)
d. Lakukan Pengadukan dengan kecepatan putaran pengaduk 135 rpm, waktu
pengadukan 60 menit
e. Lakukan proses pemisahan produk pupuk dari larutannya dengan proses filtrasi
f. Produk pupuk dilakukan proses pencucian dengan air untuk menghilangkan
kandungan NaCl nya
g. Produk pupuk dilakukan proses pengeringan untuk mengurangi kandungan airnya
*Kondisi temperatur produksi : 30 C.

* kondisi pH : 10

Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :


4 MgCl2 + KCl + 3NaH2PO4 + 6NaOH → MgKPO4↓ + Mg3(PO4)2 ↓ + 9NaCl + 6H2O
Produk : MgKPO4 dan Mg3(PO4)2·4H2O
Kualitas Produk :
a. Kandungan ion phosphate (PO4) : 53,92 % berat
b. Kandungan ion magnesium (Mg) : 19,95 % berat
c. Kandungan ion kalium (K) : 5,40 % berat
d. Kandungan ion boron (B) : 0,05 % berat
e. Kandungan ion kalsium (Ca) : 0,07 % berat

25
2. Sebagai penyelamat jantung
Masyarakat Jepang lebih beruntung. Mereka terbiasa minum nigari sebagai
sumber magnesium. Nigari alias sari air laut adalah air laut tua atau yang berada di
lapisan teratas, kira-kira setebal 10 cm, dalam pembuatan garam. Sementara lapisan
bawah bakal menjadi garam. Supaya menjadi sari air laut, air tua itu diproses dengan
otoklaf kristalisasi. Biasanya air tua terbuang dalam proses pembuatan garam. Satu ton
produksi garam, membutuhkan 50 m3 air laut. Jumlah air tua yang terbentuk 1,9 m3.
Nigari berupa bubuk magnesium klorida kerap dipakai untuk koagulan (pengeras) alami
dalam pembuatan tofu alias tahu jepang serta bahan pendingin alami ikan.
Di negeri Matahari Terbit itu, nigari yang pahit memang beken. Anak-anak hingga
orang tua terbiasa mengkonsumsinya dalam kehidupan sehari-hari. Meski budaya
memproduksi garam sangat tua di Indonesia, tetapi nigari baru diperkenalkan setahun
terakhir. Dr. Nelson Sembiring periset Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah
Provinsi Jawa Timur yang memperkenalkannya. Nelson mengetahui khasiat nigari saat
belajar di Jepang.
Limbah air garam kaya mineral seperti magnesium sulfat, natrium klorida,
magensium klorida, dan Kalsium klorida. Kandungan utamanya magnesium, mineral
terbanyak keempat dalam tubuh. Jika limbah itu diekstraksi, sarinya bisa dimanfaatkan
untuk kebutuhan manusia, terutama untuk kecukupan gizi magnesium. Magnesium
berperan menjkesehatan jantung. “Ia mampu mencegah pengendapan lemak pada dinding
pembuluh darah jantung.” kata Prof Dr Bambang Wirjatmadi dari bagian gizi Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Surabaya.
Menurut Bambang, kurangnya asupan magnesium bisa mempercepat timbulnya
endapan lemak pada pembuluh darah jantung. “Padahal pembuluh darah jantung itu kan
ukurannya sangat kecil. Endapan lemak bisa menyebabkan pembuluh tersumbat.
Akibatnya, kerja jantung terhambat,” tambah alumnus Fakultas Kedokteran Unair itu.
Untuk mencegah penyakit jantung, Bambang biasa melarutkan 20 tetes nigari dalam 20
liter air minum.

26
3. Manfaat lain :

 Pelangsing No. 1 di Jepang Ranpa Diet Ketat & Olahraga Berat


Tatsuya Kosaka meriset untuk membuktikannya. Menurut direktur Institut
Penelitian Nigari itu, magnesium dalam sari air laut bisa membakar lemak dan
mengeluarkan cairan tak berguna dalam tubuh. Wajar jika di Jepang, kalangan anak
muda, terutama remaja perempuan, senantiasa membawa sari air laut. Gunanya menjaga
tubuh tetap langsing dan terhindar dari penyakit kolesterol walau memakan apa pun.

 Kecantikan kulit
Magnesium pada nigari mampu memperlambat proses penuaan sehingga kulit
tidak gampang keriput. Selain itu, kolagen kulit pun bisa diperbaiki, jadi kulit muka
semakin kenyal dan kencang.
 Detoksifikasi: Mengeluarkan Racun Tubuh
 Perawatan Kulit: Mengangkat Kulit Mati, Mengurangi Jerawat, Memperbaiki
Kualitas Kulit, Merangsang Pembentukan Kolagen
 Mencegah Osteoporosis
 Mencegah Kerusakan Gigi, Tulang, & Gusi

Di Selandia Baru, pemerintahnya menyarankan anak-anak usia 3-13 tahun untuk


mengkonsumsi sari air laut. Di negeri kiwi itu pertumbuhan tulang pada usia itu sangat
lambat. Nah, kalsium pada nigari bekerja sama dengan magnesium bisa berperan dalam
pembentukan tulang dan gigi.

 Memblokir Gula
 Memcegah & Mengatasi Diabetes
 Memblokir & Membakar Lemak
 Memblokir pembentukan Trigliseida & Kolesterol
 Mencegah Batu Ginjal & Batu Saluran Kencing
 Mencegah Kejang Otot
 Mengatur Detak Jantung
 Mencegah Jantung Koroner
 Mencegah Hipertensi & Stroke
 Mengatasi Sembelit & Pencernaan

27
Beberapa saran penggunaan :
 Untuk Menjaga Kesehatan, agar tetap Fit & Segar:
 Gunakan 50-60 tetes Nigarin per hari ke dalam makanan atau minuman
 Sebagai Isotonic Essence: Tambahakn 15ml (3 sendok teh) Nigarin dalam 1 galon
(19lt) air minum
 Untuk Kecantikan: Pelembab, campurkan 10 ml (200 tetes) Nigarin dalam lotion
pelembab.
 Cleansing, campurkan 5 tetes Nigarin pada busa sabun wajah.
 Mandi Spa, campurkan 100 – 200 ml Nigarin dalam 180 Liter Air

28
BAB III
TUGAS KHUSUS
3.1 Rotary Dryer
Rotary dryer atau bisa disebut drum dryer merupakan alat pengering
berbentuk sebuah drum yang berputar secara kontinyu yang dipanaskan dengan
tungku atau gasifier. Alat pengering ini dapat bekerja pada aliran udara melalui
poros silinder pada suhu 1200-1800oF tetapi pengering ini lebih seringnya
digunakan pada suhu 400-900oF.
Rotary dryer sudah sangat dikenal luas di kalangan industri karena proses
pengeringannya jarang menghadapi kegagalan baik dari segi output kualitas
maupun kuantitas. Namun sejak terjadinya kelangkaan dan mahalnya bahan bakar
minyak dan gas, maka teknologi rotary dryer mulai dikembangkan untuk
berdampingan dengan teknologi bahan bakar substitusi seperti burner batubara,
gas sintesis dan sebagainya.
Pengering rotary dryer biasa digunakan untuk mengeringkan bahan yang
berbentuk bubuk, granula, gumpalan partikel padat dalam ukuran besar.
Pemasukkan dan pengeluaran bahan terjadi secara otomatis dan
berkesinambungan akibat gerakan vibrator, putaran lubang umpan, gerakan
berputar dan gaya gravitasi. Sumber panas yang digunakan dapat berasal dari uap
listrik, batubara, minyak tanah dan gas. Debu yang dihasilkan dikumpulkan oleh
scrubber dan penangkap air elektrostatis.
Secara umum, alat rotary dryerterdiri dari sebuah silinder yang berputar di
atas sebuah bearing dengan kemiringan yang kecil menurut sumbu horisontal,
rotor, gudang piring, perangkat transmisi, perangkat pendukung, cincin meterai,
dan suku cadang lainnya.. Panjang silinder biasanya bervariasi dari 4 sampai lebih
dari 10 kali diameternya (bervariasi dari 0,3 sampai 3 m). Feed padatan
dimasukkan dari salah satu ujung silinder dan karena rotasi, pengaruh ketinggian
dan slope kemiringan, produk keluar dari salah satu ujungnya. Pengering putar ini
dipanaskan dengan kontak langsung gas dengan zat padat atau dengan gas panas
yang mengalir melalui mantel luar, atau dengan uap yang kondensasi di dalam

29
seperangkat tabung longitudinal yang dipasangkan pada permukaan dalam
selongsong.

Pada alat pengering rotary dryer terjadi dua hal yaitu kontak bahan dengan
dinding dan aliran uap panas yang masuk ke dalam drum. Pengeringan yang
terjadi akibat kontak bahan dengan dinding disebut konduksi karena panas
dialirkan melalui media yang berupa logam. Sedangkan pengeringan yang terjadi
akibat kontak bahan dengan aliran uap disebut konveksi karena sumber panas
merupakan bentuk aliran. Pada pengeringan dengan menggunakan alat ini
penyerapan panas mudah dilakukan dan terjadi penyusutan bobot yang lebih tajam
dibandingkan dengan penurunan pembobotan yang dialami tray dryer.
Pengeringan pada rotary dryer dilakukan pemutaran berkali-kali sehingga
tidak hanya permukaan atas yang mengalami proses pengeringan, namun juga
pada seluruh bagian yaitu atas dan bawah secara bergantian, sehingga
pengeringan yang dilakukan oleh alat ini lebih merata dan lebih banyak
mengalami penyusutan. Selain itu rotary ini mengalami pengeringan berturut-turut
selama satu jam tanpa dilakukan penghentian proses pengeringan. Pengering
rotary ini terdiri dari unit-unit silinder, dimana bahan basah masuk diujung yang
satu dan bahan kering keluar dari ujung yang lain.

30
Proses pengeringan terjadi ketika bahan dimasukkan ke dalam silinder
yang berputar kemudian bersamaan dengan itu aliran panas mengalir dan kontak
dengan bahan. Didalam drum yang berputar terjadi gerakan pengangkatan bahan
dan menjatuhkannya dari atas ke bawah sehingga kumpulan bahan basah yang
menempel tersebut terpisah dan proses pengeringan bisa berjalan lebih efektif.
Pengangkatan memerlukan desain yang hati-hati untuk mencegah dinding yang
asimetri. Selain itu bahan bergerak dari bagian ujung dryer keluar menuju bagian
ujung lainnya akibat kemiringan drum. Bahan yang telah kering kemudian
keluar melalui suatu lubang yang berada di bagian belakang pengering drum.
Sumber panas didapatkan dari gas yang diubah menjadi uap panas dengan cara
pembakaran.
Kontak yang terjadi antara padatan dan gas pada alat pengering rotary
dryerdilengkapi dengan flights, yang diletakkan di sepanjang silinder rotary dryer.
Volume material yang ditransport oleh flights antara 10 sampai 15 % dari total
volume material yang terdapat di dalam rotary dryer. Mekanismenya sebagai
berikut, pada saat silinder pengering berputar, padatan diambil keatas oleh flights,
terangkat pada jarak tertentu kemudian terhamburkan melalui udara. Kebanyakan
pengeringan terjadi pada saat seperti proses ini, dimana padatan berkontak dengan
gas. Flights juga berfungsi untuk mentransfer padatan melalui silinder.
Proses yang terjadi di dalam rotary dryer sangat kompleks dan masih
sedikit dimengerti dengan baik sehingga menjadi obyek penelitian dari banyak
peneliti. Untuk dapat menganalisis dan mendesain sistem rotary dryer secara
benar dan meyakinkan, perlu difahami fenomena perpindahan panas, perpindahan
massa dan transportasi partikel padat di dalam rotary dryer. Mula-mula panas
dipindahkan dari gas ke padatan basah, karena adanya driving force suhu, dan
temperatur padatan akan naik dan kehilangan uap air. Uap air berpindah ke aliran
gas karena adanya gradien tekanan uap. Hal ini merupakan proses simultan dari
perpindahan massa dan perpindahan panas yang terjadi pada saat partikel padat
bergerak secara kontinyu membentuk pancaran berputar di seluruh silinder dari
masukan sampai keluaran. Metoda perpindahan panas yang terjadi adalah
konveksi dan konduksi.

31
Pada umumnya kebanyakan alat pengering, panas dipindahkan dengan
lebih dari satu cara, tetapi pengering industri tertentu (misalnya pengeringan
makanan) mempunyai satu metoda perpindahan panas yang dominan. Sedangkan
pada rotary dryer, perpindahan panas yang dominan adalah perpindahan panas
konveksi, panas yang diperlukan biasanya diperoleh dari kontak langsung antara
gas panas dengan padatan basah. Pengeringan dalam rotary dryer menggunakan
suhu tidak lebih dari 70oC dengan lama pengeringan 80-90 menit, dan putaran
rotary dryer 17-19 rpm. Untuk memperoleh hasil pengeringan yang baik selain
ditentukan oleh suhu dan putaran mesin juga ditentukan oleh kapasitas mesin
pengering. Kapasitas per batch mesin pengering ditentukan oleh diameter mesin
itu.

Rotary dryerdiklasifikasikan sebagai direct, indirect-direct, indirect dan


special types. Istilah tersebut mengacu pada metode transfer panasnya, istilah
direct digunakan pada saat terjadi kontak langsung antara gas dengan solid.
Peralatan rotary dryerdapat diaplikasikan untuk pemrosesan material solid secara
batch maupun kontinyu. Material solid harus mempunyai sifat dapat mengalir
bebas dan berwujud granular .
Dalam merencanakan alat pengering rotary dryer hendaklah diketahui
kadar air input, kadar air output, densiti material, ukuran material, maksimum

32
panas yang diijinkan, sifat fisika atau kimia, kapasitas output, dan ketersediaan
jenis bahan bakar sehingga dapat ditentukan dimensi rotary dryer, sistem pemanas
(langsung atau tidak langsung), arah gas panas (co-current atau counter current),
volume dan tekanan udara, kecepatan dan tenaga putar, dan dimensi siklon.
Pengering rotari telah menjadi andalan bagi banyak industri yang
menghasilkan produk dalam tonase yang tinggi. Pengeringan ini biasanya
membutuhkan modal yang besar dan kurang efisien, tetapi sangat fleksibel.
Penggunaan tabung uap yang dibenamkan dalam sel yang berputar membuat
pengeringan pancuran (cascanding rotary dryer) lebih efisien secara termal.
Pengering rotary memiliki keuntungan dari struktur yang wajar,
manufaktur yang sangat baik, output tinggi, konsumsi energi yang rendah, operasi
yang mudah digunakan dan sebagainya. Pengering rotary berlaku untuk bahan
partikel, dan juga berlaku untuk bahan pasta dan kental yang bercampur dengan
bahan partikel, atau bahan yang kadar air tinggi. Ini memiliki keuntungan dari
volume produksi yang besar, berbagai aplikasi, hambatan aliran kecil, rentang
disesuaikan besar, dan operasi yang mudah digunakan, dll.
Secara umum, unit pemanas langsung merupakan unit yang sederhana dan
paling ekonomis. Unit ini digunakan pada saat kontak langsung antara padatan
dan flue gas dapat ditoleransi. Karena beban panas total harus diberikan dan
diambil, sejumlah volume total gas yang besar dan kecepatan yang tinggi
diperlukan. Kecepatan gas yang ekonomis biasanya kurang dari 0,5 m/s.

33
Bagian dalam alat yang berbentuk silindris ini, semacam sayap yang
banyak. Melalui antara sayap-sayap tersebut dialirkan udara panas yang kering
sementara silinder pengering berputar. Dengan adanya sayap-sayap tersebut bahan
seolah-olah diaduk sehinga pemanasan meratadan akhirnya diperoleh hasil yang
lenih baik. Alat ini dilengkapi 2 silinder, yang satu ditempatkan di bagian dekat
pemasukan bahan yang akan dikeringkan, dan yang satu lagi di bagian dekat
tempat pengeluaran bahan hasil pengeringan. Masing- masing silinder tersebut
berhubungan dengan sayap-sayap (kipas) yang mengalirkan secara teratur udara
panas disamping berfungsi pula sebagai pengaduk dalam proses pengeringan,
sehingga dengan cara demikian pengeringan berlangsung merata.

 Keuntungan penggunaan rotary/drum dryer sebagai alat pengering adalah :

1. Dapat mengeringkan baik lapisan luar ataupun dalam dari suatu padatan
2. Penanganan bahan yang baik sehingga menghindari terjadinya atrisi
3. Proses pencampuran yang baik, memastikan bahwa terjadinya proses
pengeringan bahan yang seragam/merata
4. Efisiensi panas tinggi
5. Operasi sinambung
6. Instalasi yang mudah

34
7. Menggunakan daya listrik yang sedikit

 Kekurangan dari penggunaan pengering drum diantaranya adalah :

1. Dapat menyebabkan reduksi kuran karena erosi atau pemecahan


2. Karakteristik produk kering yang inkonsisten
3. Efisiensi energi rendah
4. Perawatan alat yang susah
5. Tidak ada pemisahan debu yang jelas

35
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

1. Garam pada masa lampau dipakai untuk membayar gaji para pekerja dan
prajurit dengan salarium (garam). Istilah salarium (Latin) yang maksudnya
“garam” itu dipakai untuk gaji yang kemudian diambil dalam bahasa Inggris
salary. Lucunya garam dalam bahasa Inggris kuno adalah “Sealt”. Bila kita
hilangkan dua huruf terakhir –lt, kita akan dapatkan kata “Sea” yang artinya
laut. Mungkin juga maksudnya begitu karena air laut rasanya asin dan garam
berasal dari laut.
2. Garam NaCl adalah padatan berwarna putih berbentuk kristal yang
merupakan kumpulan senyawa dengan bagian terbesar natrium klorida
(>80%) serta senyawa lainnya seperti magnesium klorida, magnesium sulfat,
kalsium klorida, dan lain-lain.
3. Bahan baku dan sumber garam meliputi Air laut, air danau asin (3% NaCl),
Deposit dalam tanah, tambang garam (95-99% NaCl), Sumber air dalam
tanah, dan Larutan garam alamiah (20-25% NaCl)
4. Proses produksi garam terdiri dari Penguapan Air Laut (Solar Evaporation),
Proses Open Pan, Penambangan Batuan Garam (Rock Salt), dan Multiple
Effect Evaporation
5. Manfaat garam bagi kehidupan meliputi minuman kesehatan, garam mandi,
garam konsumsi, cairan infus, sabun dan sampo, cairan dialisat, pengawetan,
garam sebagai bahan poles, pembersih, garam sebagai pembersih pipa
saluran, membebaskan jendela kaca dan kaca mobil dari embun, menggosok
periuk dan panci, menghilangkan noda teh dan noda kopi, mensterilkan
spons, dan penakluk serangga
6. Asupan garam yang berlebihan di dalam tubuh akan menyebabkan stroke dan
serangan jantung, bahkan bisa berakibat lebih parah. Tingginya kadar garam

36
di dalam cairan tubuh akan mempengaruhi fungsi organ tubuh yang lain atau
otak.

37
DAFTAR PUSTAKA

Adshead, Samuel A.M. Salt and Civilization. MacMillan, 1992.

Multhauf, Robert P. Neptune's Gift. Johns Hopkins, 1978.

Rumahpintar.kimia,2011.http://rumahpintarkimia.blogspot.com/2011/06/la
poran-praktikum.html

Ketut Arhie. 2010. http://www.scribd.com/doc/76868720/Kristalisasi-


garam-Kasar

http://hurahura.wordpress.com/2011/02/23/di-manakah-tambang-garam-
pertama-di-dunia/

http://yusufzae.blogspot.com

38
39

Anda mungkin juga menyukai