Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia adalah negara kepulauan yang terletak di antara benua
Asia dan Australia.Indonesia juga diapit oleh 2 samudra, Samudra Pasifik
dan Samudra Hindia.Letak Indonesia yang diapit dua benua dan berada
di antara dua samudra berpengaruh besar terhadap kehidupan penduduk
maupun keadaan alam. Sumatera adalah salah satu dari lima pulau besar
di Indonesia. Pulau Sumatera memiliki luas 443.065,8 km 2.Pulau
Sumatera merupakan pulau yang kaya dengan hasil bumi. Dari lima
provinsi kaya di Indonesia, tiga provinsi terdapat di pulau Sumatera, yaitu
provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Riau dan Sumatera Selatan. Hasil-
hasil utama pulau Sumatera ialah kelapa sawit, tembakau, minyak bumi,
timah, bauksit, batu bara dan gas alam. Tempat-tempat penghasil barang
tambang di pulau Sumatera ialah :
a. Arun (NAD), menghasilkan gas alam.
b. Pangkalan Brandan (Sumatera Utara), menghasilkan minyak bumi
c. Duri, Dumai, dan Bengkalis (Riau), menghasilkan minyak bumi
d. Tanjung Enim (Sumatera Selatan), menghasilkan batu bara
e. Plaju dan Sungai Gerong (Sumatera Selatan), menghasilkan
minyak bumi
f. Tanjung Pinang (Kepulauan Riau), menghasilkan bauksit
g. Indarung (Sumatera Barat), menghasilkan semen

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini meliputi:
1. Bagaimana tahapan proses pada industri pencairan gas alam?
2. Alat-alat apa saja yang sangat berperan dalam proses
pencairan gas alam?
3. Apa saja kandungan yang terdapat dalam minyak bumi
mentah?

1
4. Apa yang dimaksud dengan LNG?
5. Apa nama alat utama yang digunakan dan bagaimana
kinerjanya pada industri pencairan gas alam?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk:
1. Mengetahui bagaimana tahapan proses dalaam industri
pencairan gas alam.
2. Mengetahui alat apa saja yang digunakan dalam proses
pencairan gas gas alam.
3. Mengetahui apa saja kandungan dalam minyak bumi mentah.
4. Mengetahui apa itu LNG.
5. Mengetahui alat utama yang digunakan dalam proses pencairan
gas alam.

2
BAB II
URAIAN PROSES

2.1 Liquefied Natural Gas (LNG) dan Kondensat.


Dari dalam perut bumi gas alam diperoleh dengan berbagai macam
kandungan zat. Disamping hidrokarbon ringan yang dalam keadaan jenuh,
gas-gas lain yang terkandung misalnya karbon dioksida, nitrogen,
hidrogen sulfida, hidrogen, helium dan argon. Dalam prakteknya, hanya
gas yang banyak mengandung gas alam yang dikatakan sebagai gas
alam. Gas tersebut terperangkap di dalam sebuah reservoir (cadangan)
yang terbentuk secara alami dari batu-batuan berpori yang tersegmentasi
di bawah kubah batu-batuan (caprock).
Di bawah daerah yang ditempati gas alam, batu-batuan biasanya
berisi air. Di samping itu minyak juga dapat bersama-sama gas alam. Gas
yang berasosiasi seperti ini merupakan gas yang terlarut dalam lapisan
minyak. Gas alam terbentuk di dalam perut bumi melalui proses degadrasi
zat-zat organik yang menumpuk dalam jutaan tahun. Bersamaan dengan
kemajuan teknologi yang ada, maka beberapa metode rekayasa telah
dikembangkan dalam perancangan fasilitas untuk memproduksi gas alam
dari perut bumi, untuk memisahka kondensta yang terikut, proses
pemurnian, transportasiinya dan lain sebagainya. LNG adalah singkatan
dari ”Liquefied Natural Gas”, yang berarti gas alam yang dicairkan. Prinsip
utama dari pencairan ini adalah menurunkan suhu gas dari 32 oC menjadi
-160oC. proses pencairan gas alam dilakukan dengan cara pendinginan
dan ekspansi pada temperatur yang sangat rendah yang disebut proses
cryogenic temperature.
Tujuan pencairan gas alam ini adalah untuk mempermudah
pengangkutan ke tempat-tempat yang jauh, sebab perbandingannya
adalah 630:1, artinya bila gas sejumlah 630 m 3, maka setelah dicairkan
menjadi 1 m3 cairan LNG. Dengan demikian dapat menghemat pemakaian

3
ruang dan juga dapat mempertinggi efisiensi pengangkutan dan
penyimpanan.
Pada awalnya, pemakaian gas alam sebagai sumber energi masih
belum mendapat perhatian karena kesulitan dalam pengangkutan dan
penyimpanan. Orang berfikir bahwa gas alam hanya dapat dipakai oleh
konsumen jika masing-masing konsumen mempunyai pipa khusus untuk
penyaluran gas alam dari pabrik. Disamping itu alam yang dihasilkan juga
sulit untuk diangkut ke tempat-tempat terpencil dan jauh, tapi seiring
dengan kemajuan teknologi, kendala tersebut dapat diatasi. Beberapa
kelebihan yang dimiliki oleh LNG adalah:
a. Sifatnya yang hampir tidak mengakibatkan polusi udara
b. Tidak beracun
c. Aman
d. Lebih ringan dari udara
e. Mempunyai nilai bakar tinggi
Perbandingan nilai kalor dari berbagai jenis bakar dapat dilihat pada Tabel
3.1 berikut ini:
Tabel 2.1 Nilai Kalor berbagai jenis bahan bakar
Jenis Bahan Bakar Nilai Kalor Kotor (GCV)
Gas alam 9.350 kKal/Nm3
Minyak tanah 11.100 kKal/kg
Minyak diesel 10.800 kKal/kg
Minyak diesel ringan (L.D.O) 10.700 kKal/kg
LSHS (low sulphur heavy stock) 10.600 kKal/kg
Minyak Tungku/Furnace 10.500 kKal/kg
Batubara Indonesia 5.500 kKal/kg
Sumber: Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia, 2004
Batasan komposisi dari LNG didominasi oleh CH 4 (metana) dan
sedikit C2H6 (etana) dan C3H8 (propana). Adapun komposisi feed gas yang
akan diproses menjadi LNG dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 2.2 Komposisi Feed Gas


Komposisi % Mol

4
N2 0,957
C1 70,747
CO2 22,369
C2 3,666
C3 1,183
i - C4H10 0,277
n - C4H10 0,322
i – C5H12 0,149
n – C5H12 0,091
+
nC6 0,239
Total 100
Sumber: Production Division Laboratory, PT. Arun NGL (12 Februari
2009)
Di samping LNG, PT. Arun NGL juga menghasilkan kondensat
sebagai produk samping yang merupakan fraksi-fraksi hidrokarbon berat
yang terikut bersama-sama gas alam dari sumber ladang gas Arun.
Kondensat yang diproduksi harus mempunyai persyaratan dan spesifikasi
yang telah ditentukan yaitu mempunyai RVP (Rate Vapor Pressure)
maksimum 13 psi pada temperatur 100ºC dengan specifik gravity 0,760
(54ºAPI). Adapun batasan komposisi kondensat dapat dilihat pada Tabel
3.3.
Tabel 2.3 Komposisi Kondensat
Komposisi % Mol % Volume % Berat
C2 (Etana) 9,473 6,686 3,556
C3(Propana) 14,772 10,726 8,132
Total C4(Butana) 3,873 3,249 2,811
Total C5 (Pentana) 4,036 3,869 3,636
Total C6+
66,772 74,990 81,651
(Hexana)
Sumber: Production Division Laboratory, PT. Arun NGL (12 Februari
2009)
Produk kondensat umumnya diekspor ke negara-negara seperti
Jepang, Singapura, Amerika, Australia, Perancis dan Selandia Baru. Di
negara-negara tersebut, kondensat digunakan sebagai bahan baku
industri petrokimia yang berguna sebagai penghasil polimer, plastik,
pelarut dan sebagainya atau dapat juga diolah kembali pada kilang
minyak untuk dijadikan bahan bakar minyak.
2.2 Proses LNG

5
Pabrik LNG Arun mengolah gas alam dari lapangan Exxon Mobil,
yang berasal dari dua lapangan gas alam yang berlokasi di daratan serta
lepas pantai. Lapangan darat disebut dengan Arun Field berlokasi di

Lhoksukon ± 30 km dari pabrik LNG. Lapangan gas lepas pantai


dinamakan anjungan NSO (North Sumatra Off-Shore) yang berlokasi
sekitar 107,6 km dari kilang PT.Arun NGL.PT.Arun NGL mengoperasikan
pabrik gas alam, yang meliputi fasilitas LNG dan Condensate. Fasilitas
pengolahan LNG meliputi pemisahan, pembersihan, fraksinasi,
penyimpanan, dan pemuatan LNG, disamping menggunakan beberapa
macam proses untuk menghasilkan LPG (Liquefied Petroleum Gas) yang
saat ini tidak beroperasi lagi.
Umpan gas alam dan un-stabilized kondensat dikirim ke kilang Arun
melalui sistem pemipaan terpisah. Jalur pipa 42 in membawa umpan gas
alam dan jalur pipa 20 inmembawa umpan un-stabilized kondensat. Feed
gas alam mengalir ke drum pemisah atau disebut dengan “first stage flash
drum” dengan tekanan 43 kg/cm2 dan temperatur 43ºC. First stage
flashdrum ini berfungsi untuk memisahkan gas dan kondensat.
Hidrokarbon ringan (gas) selanjutnya dialirkan ke proses II unit pemurnian
gas (gas treating unit), dimana gas-gas pengotor seperti Merkuri (Hg),
Karbondioksida (CO2), dan Hidrogen Sulfida (H2S) akan dipisahkan dari
umpan gas.
Gas alam yang sudah bersih dari pengotor selanjutnya mengalir ke
unit pencairan gas, pendinginan awal dengan pendingin propana sebelum
masuk ke proses yang bertujuan untuk scrub tower untuk memisahkan
gas, dimana akan terjadi proses dehidrasi untuk memisahkan uap air dari
umpan hidrokarbon berat dari gas. Kemudian gas alam dicairkan pada
alat pendingin campuran atau disebut “Mixed Component Refrigerant”
(MCR). LNG selanjutnya dipompa ke tangki penyimpanan dan siap untuk
dikapalkan.Sementara hidrokarbon berat (kondensat) yang terdapat
dibagian bawah drum pemisah bergabung dengan condensate feed dari
Point-A dan condensate yang datang dari NSO, selanjutnya dikirim ke unit

6
20B (tidak melewati first stage flash drum D-2001ABCD) untuk proses
penstabilan dan pengumpulan kondensat atau disebut dengan “second
stage flash drum” untuk pengolahan lebih lanjut.
Berdasarkan hasil studi secara kontinyu yang dilakukan oleh
Technical Engineer dan Operation, ketika condensate feed masuk ke unit
20B sudah ada indikasi penurunan secara bertahap, maka Technical mulai
mengantisipasinya, dimana tindakan yang diambil adalah diatur kembali
ke kondisi operasi, terutama flow, pressure dan suhu yang disesuaikan
dengan condensate feed yang tersedia, dengan cara melakukan
modifikasi dan meng-off-line sebagian equipment dan piping system yang
tidak diperlukan lagi.Pada saat proyek ReBOG dikerjakan, sistem yang
dimatikan adalah booster compressor KM-2501, Condensate Stabilizer
Column serta mengalihkan aliran yang masuk ke D-2002AB dari aliran
paralel ke aliran seri. Setelah dilakukan modifikasi dan isolating system
secara bertahap, equipment yang masih difungsikan sampai sekarang
adalah D-2002AB system (D-2002A online sedang D-2002B stand-by), fin
fan dan line-nya, coolers E-2003/E-2007 system.
Kondensat dari first stage flash drum masuk ke second stage flash
drum melalui bagian puncak. Proses pemisahan disini sama prinsipnya
dengan first stage flash drum, hanya tekanan operasinya yang berbeda.
Gas yang dipisahkan dari kondensat keluar dari puncak second stage
flash drum mengalir melalui pipa 8 in, dan dikirim ke Unit 75. Sedangkan
kondensat keluar dari bagian dasar drum dan dialirkan ke Condensate
Rundown Tank F-2101.
Debutanizer bottom produck (condensate feed) dari unit 52 dengan
flow rate rata-rata 3.800 bbls/d, tekanan ±7,5 kg/cm 2 dan suhu 32,9ºC
dialirkan ke inlet E-2003AB/E-2007AB dan bergabung dengan aliran
kondensat yang mengalir dari Condensate Rundown Tank, selanjutnya
dialirkan ke tangki penyimpanan dan siap dikapalkan. Sedangkan gas dari
first stage flash drum menuju proses II untuk pemurnian gas. Proses
pembuatan LNG dapat dilihat pada Gambar 3.1

7
Gambar 3.1 Blok diagram proses pembuatan LNG (Annonimous,
1984)

2.3 Stasiun Pengumpul (Cluster)


Pada ladang gas alam, diinjeksikan gas ke dalam reservoir dengan
tekanan 499 kg/cm2, sedangkan tekanan sebelum sampai Christmas Tree
turun menjadi 254 kg/cm 2 pada temperatur 132ºC. Pada kondisi ini gas
dialirkan ke fin fan gas didinginkan sehingga temperatur menjadi 54ºC.
Dari fin fan gas mengalir ke tube heat exchanger untuk memanaskan gas
ke luar dari drum pemisah tingkat pertama dan sekaligus untuk
mendinginkan gas hingga temperatur 48ºC dengan tekanan tetap 141
kg/cm2. Selanjutnya gas mengalir melalui sebuah press control valve
untuk mengatur tekanan di dalam separator.
Pada control valve tekanan dan temperatur turun kembali menjadi
83 kg/cm2 dan 25oC. Pada kondisi ini, fraksi berat akan mencapai titik
embun sedangkan fraksi ringan tetap berupa gas. Dengan demikian
terjadi pemisahan antara gas dan kondensat. Gas ini akan mengalir dari
puncak drum pemisah tingkat pertama menuju gas to gas exchanger agar
mencapai suhu 47ºC dan dialirkan ke pipe line control dengan memakai
pipa 30 in. Sedangkan kondensat turun ke tingkat dua dan dihisap oleh

8
pompa sentrifugal 8 tingkat untuk menaikkan tekanan menjadi 94 kg/cm 2,
lalu dialirkan ke pipe line control dengan pipa 12 in. Pipe line control
berfungsi untuk menerima produksi dari tiap cluster dan mengalirkan ke
point B.

2.4 Proses I
Secara umum tugas dari proses I ini adalah sebagai berikut:
a. Menerima gas dan kondensat dari point A Lhoksukon dan gas alam
dari ladang NSO.
b. Menjaga kestabilan penyediaan gas ke proses selanjutnya untuk
bahan pembuatan LNG.
c. Mensuplai gas ke PT. PIM
d. Menyiapkan bahan-bahan untuk Multi Component Refrigerant
(MCR).
Pada proses ini meliputi unit 17 (unit perpipaan gas), unit 18 (unit
perpipaan kondensat), unit 19 (unit perpipaan gas untuk pabrik PIM), unit
20A (inlet facilities), unit 20B (unit penstabilan kondensat), unit 25 (unit
feed booster compressor), dan unit fraksinasi.

2.4.1 Sistem Fasilitas Masukan (Inlet Facilities)


Fasilitas masukan menerima gas dan kondensat mentah dari
ladang gas, mengalirkan gas mentah untuk industri pupuk (unit 19) dan
melakukan pemisahan awal gas dan kondensat untuk proses lebih lanjut.
Gas dan kondensat dialirkan dari point A ke point B melalui dua pipa
paralel, yaitu unit 17 dan unit 18.
Unit 17 adalah pipa gas alam 42 in. yang membawa gas umpan
dari ladang Arun ke kilang LNG. Unit 17 juga termasuk sistem penerima
pig scraper. Secara periodik, pig mekanis digunakan untuk menggarut
saluran pipa dari point A ke point B. Alat ini mengangkat sisa-sisa
peninggalan atau cairan yang berkumpul di bagian yang rendah di
sepanjang pipa yang dapat menahan aliran dalam saluran

9
pipa.Pembersihan saluran pipa dengan menggunakan pig scrapper ini
dilakukan tiap bulan sebanyak 1-2 kali.Unit 18 adalah saluran pipa 20 in
yang membawa umpan kondensat tidak stabil dari point A ke point B.
Saluran pipa kondensat paralel dengan saluran pipa gas dan
sebagaimana unit 17, mempunyai sistem penerima pig scraper.Unit 19
terdiri dari saluran pipa gas yang membawa gas dari point A ke pabrik
pupuk dan sebuah bejana yang memisahkan segala cairan dari umpan
gas. Umpan gas dan umpan kondensat dikombinasikan tepat sebelum
memasuki 4 inlet pemisah gas dalam unit 20A yang dikenal sebagai “first
stage flash drums”. Di dalam pemisah, campuran antara umpan gas dan
cairan kondensat yang memisahkan dalam sekejap hidrokarbon ringan
dan berat ke dalam uap sebagai produk atas dan cairan kondensat
sebagai produk bawah.

2.4.2 Sistem penstabilan kondensat (Condensate recovery)


Umpan kondensat tidak stabil dari unit 20A mengalir ke unit 20B ke
dalam second stage flash drums. Kondensat diizinkan untuk sekali lagi
dipisahkan dalam tekanan rendah. Uap produk atas ini dialirkan ke unit 75
(sistem bahan bakar gas) melalui pipa 8 in., tekanannya di kontrol oleh
pressure control system PT/PIC/PV-2014 yang di set pada 4,5 kg/cm2,
tekanan vapor ini juga dimanfaatkan untuk mengaliri kondensat dan
menjaga kestabilan tekanan di dalam drum.
Selanjutnya kondensat dialirkan ke Condensate Rundown Tank F-
2101. Debutanizer bottom produck (condensate feed) dari unit 52 dengan
flow rate rata-rata 3.800 bbls/d, tekanan ±7,5 kg/cm 2 dan suhu 32,9ºC
dialirkan ke inlet E-2003AB/E-2007AB dan bergabung dengan aliran
kondensat yang mengalir dari Condensate Rundown Tank, selanjutnya
dialirkan ke tangki penyimpanan dan siap dikapalkan.Kondensat yang
diproduksi di Unit 20B harus memenuhi persyaratan/spesifikasi yang
ditentukan, yaitu mempunyai RVP (Reid Vapor Pressure) maximum 13
Psia pada suhu 100ºF (37,8ºC) dengan SG ±0,75 (57 ºAPI).

10
2.4.3 Sistem Fraksinasi (Persiapan Refrigerant)
Fungsi unit 51 dan 52 adalah sama, jadi dapat digambarkan
dengan menjelaskan salah satu unit saja. Saat ini unit 52 dalam
operasional sedang unit 52 stand-by. Sistem persiapan refrigerant (unit
5X) menggunakan tiga kolom fraksinasi dan sistem refrigerasi propana
untuk menghasilkan sejumlah produk. Unit 5X menerima umpan dari
produk bawah scrub tower.Di dalam pengolahan gas menjadi LNG
diperlukan suatu komponen yang disebut MCR yang terdiri dari Nitrogen
2,0%, Metana 40,1%, Etana 47,0%, Propana 10,9%.
Unit 52 berfungsi untuk memisahkan bahan-bahan yang didapat
dari produk bawah scrub tower unit 4X dan ditambah dengan fraksi
hidrokarbon berat yang berasal dari bottom deethanizer unit 5U LPG
menjadi komponen-komponen etana, propana, butana, dan fraksi yang
lebih berat berdasarkan perbedaan titik didihnya. Unit 52 yang biasa
disebut “Refrigerant Preparation Unit” mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Menfraksinasikan hidrokarbon liquid untuk mendapatkan
komponen (fraksi-fraksi) yang diinginkan.
b. Menyediakan media pendingin untuk MCR make-up yang akan
digunakan di train, seperti etana dan propana.
c. Mengirim kembali excess atau kelebihan ethana, propana untuk
re-injection ke Main Heat Exchanger E-4X18 di train-train dimana
pengirimannya dialirkan setelah didinginkan terlebih dahulu.
d. Mengirim butane liquid sebagai butane reycle ke unit 4X (D-
4X11) untuk menjaga suhu di puncak scrub tower di setiap train,
disamping itu diperlukan untuk menjaga nilai BTU dalam LNG.
e. Mengalirkan bottom product debuthanizer ke unit 20B setelah
melalui fase pendinginan.
f. Menyiapkan propane liquid dan menirim ke propane Spherical
Tank D-6201, yang digunakan untuk MCR make-up dan propanemake-
up di unit 4X.

11
g. Mengirim fraksi ringan (metana) ke HP fuel Gas line unit 75.
Sistem deetanizer digunakan untuk mengekstrak dan memproduksi
etana. Etana overhead dari kolom deetanizer digunakan untuk refluks
kolom deetanizer, umpan atau reinjeksi ke Main Heat Exchanger (MHE)
dan untuk MCR make up. Produk bawah deetanizer diumpankan ke kolom
depropanizer. Sistem depropanizer digunakan untuk mengekstrak dan
memproduksi propana. Propana overhead dari kolom depropanizer
digunakan untuk refluks kolom depropanizer, refrigerant make up dan
reinjeksi propana ke MHE. Produk bawah depropanizer digunakan
sebagai umpan untuk debutanizer. Sistem debutanizer digunakan untuk
mengekstrak dan memproduksi butana, butana overhead dari kolom
debutanizer digunakan untuk injeksi pada kondensat stabil dan reinjeksi
ke MHE. Produk bawah debutanizer menjadi bagian dari produk
kondensat yang distabilkan.

2.5 Proses II dan Proses III


Proses II dan proses III meliputi sistem pemurnian gas (gas treating
system) dan sistem pencairan (liquefaction). Diagram alir proses
pencairan gas alam dapat dilihat pada Lampiran B.

2.5.1 Sistem Pemurnian Gas (Gas Treating System)


Unit 30 ini berfungsi untuk memisahkan impurities (CO2, H2S, Hg
dan hidrokarbon berat) dari dalam feed gas. Merkuri diadsorpsi oleh
karbon aktif yang diperkaya dengan sulfur dan membentuk HgS dalam
carbon bed adsorber (mercury adsorber). CO2 dan H2S dihilangkan
dengan proses absorbsi pada carbonate absorber dan dilanjutkan dengan
DEA absorber (sistem ini dikenal dengan nama Benfield High Pure
System). Proses pemurnian gas alam di Kilang PT.Arun dapat dilihat pada
Gambar 3.2

12
CARBONATE DEA
STORAGE STORAGE
UNIT -63 UNIT-63

PENGH ILANGAN PENGHILANGAN


PEMISAHAN HC PENGHILANGAN GAS TO
MERKURI CO2 DAN H 2S
BERAT ,AIR DAN CO2 DAN H2S LIQUEFACTION
(MERKURI ( CARBONATE
GAS (DEA SISTEM )
R EMOVAL ) SISTEM )

PEMISAHAN HC
R ESER VOIR CAIR , AIR DAN
GAS
UTILITIES

Gambar 3.2 Tahapan Proses Pemurnian Gas Alam di Kilang


PT.Arun
2.5.1.1 Knock Out drum
Proses ini adalah proses untuk memisahkan cairan hidrokarbon
dan air dari dalam gas. Cairan hidrokarbon berat diperoleh akibat
penurunan tekanan gas melalui sebuah kerangan penurunan tekanan dan
memasuki feed gas knock out drum. Hidrokarbon dan air yang
terkondensasi dari gas terkumpul di bagian bawah dan dikembalikan ke
second stage flash drum di condensate recovery unit. Gas akan melewati
demister keluar dari atas knock out drum, bila ada butiran-butiran cairan
hidrokarbon yang terikut di dalam gas, maka butiran-butiran tersebut akan
tersangkut pada demister dan kemudian jatuh ke bagian bawah
drum.Selanjutnya gas dipanaskan dengan larutan karbonat di dalam feed
gas/lean carbonate exchanger (E-3X01 B) dengan tujuan untuk
menguapkan hidrokarbon berat yang masih tersisa di dalam gas sebelum
memasuki merkuri removal.

2.5.1.2 Carbon bed adsorber


Gas yang dipanaskan melalui dua buah carbon bed adsorber
bertujuan untuk menghilangkan kandungan merkuri. Merkuri dalam jumlah
kecil bereaksi dengan sulfur dan membentuk merkuri sulfida yang

13
diadsorbsi ke karbon aktif. Merkuri dipisahkan untuk menghilangkan
kemungkinan terjadinya korosi dalam tubing dan pipa-pipa aluminium dan
diharapkan usia dari setiap karbon aktif tersebut sekitar lima tahun.Gas
pada kondisi seperti ini sudah relatif bebas dari hidrokarbon cair. Cairan
mengalir melalui leancarbonateexchanger dan telah dipanaskan
sebelumnya dari 33ºC ke 70ºC oleh larutan lean carbonate. Panas
tersebut dilewatkan melalui tube exchanger. Temperatur yang terlalu tinggi
dapat menyebabkan kehilangan sulfur pada mercury adsorber. Gas yang
telah dipanaskan sebelumnya meninggalkan exchanger melalui dua outlet
20 in sejenis sebelum menyatu menjadi sebuah saluran 20 in tunggal.
Saluran ini saling berhubungan ke saluran outlet mercury adsorber. Gas
memasuki adsorber melalui top manway dan menuju gas distributor, gas
yang mengalir ke bawah bed bertemu dengan karbon aktif yang diperkaya
dengan sulfur. Merkuri yang terdapat di dalam gas umpan akan terserap
oleh karbon aktifdengan sulfur.
Hg + S HgS ...........................................
(2.1)
Setelah melewati bawah bed, gas meninggalkan adsorber melalui sebuah
gauge strainer besar ke dalam pipa outlet utama 20 in.Dalam penyerapan
ini, activated carbon akan mengalami masa jenuh dimana tidak mampu
lagi menyerap komponen-komponen merkuri. Apabila activated carbon ini
jenuh harus diganti dengan yang baru biasanya 5 tahun.
2.5.1.3 Penyerapan CO2 dan H2S (Carbonat Absorber)
Setelah meninggalkan carbon bed adsorber, gas dipanaskan lebih
lanjut pada second feed carbonate exchanger. Gas yang telah dipanaskan
kemudian masuk ke bagian bawah carbonate absorber. Sistem distribusi
pada inlet mengarahkan gas ke arah atas melalui absorber. Gas
bersentuhan dengan aliran kalium karbonat (K 2CO3) yang turun ke bawah.
Dalam kondisi ini karbondioksida (CO 2) di dalam gas berkurang sampai
dibawah 1% dan hidrogen sulfida (H 2S) diharapkan bisa terserap hingga
100% oleh larutan karbonat yang dicampur sedikit diethanol amine (DEA),

14
kemudian gas didinginkan di dalam fin-fan cooler sebelum memasuki
DEAabsorber.
Gas dengan temperatur 107ºC dan tekanan 50,2 kg/cm 2 masuk ke
carbonate absorber. Sebelumnya, saluran 20” tersebut dipencar menjadi
dua saluran 14 in, hal ini untuk membantu distribusi gas internal. Gas
lewat ke atas melalui absorber dan bersentuhan dengan dua arus aliran
larutan karbonat yang mengalir turun ke bawah, ketika meninggalkan
lower bed naik melalui sebuah upper bed. Selanjutnya gas menuju ke atas
melalui dua liquid distribution trays. Hal ini untuk mencegah carry over
larutan dengan gas, sehingga gas pada kondisi ini telah melepaskan
sebagian besar CO2 melalui sebuah demister dan meninggalkan puncak
absorber. Tekanan gas ketika meninggalkan absorber adalah sekitar 49,8
kg/cm2 dan temperatur 90ºC.
Fungsi dari carbonate absorber adalah untuk memisahkan CO2 dan
H2S yang terdapat di dalam gas umpan yang dapat mengganggu atau
merusak peralatan-peralatan pabrik. Dimana gas CO 2 akan membeku
pada temperatur yang sangat rendah sehingga menyebabkan
pemampatan pada pipa-pipa atau tube-tube yang terdapat pada alat
pencairan gas alam. Sedangkan H 2S merupakan gas racun yang sangat
korosif terhadap peralatan-peralatan yang ada pada pabrik. Oleh karena
itu, kedua komponen ini harus dihilangkan dari dalam gas umpan.

2.5.1.4 Sirkulasi Cairan Karbonat


Larutan lean carbonate yang bebas CO2 dan H2S dipompakan dari
pump carbonate regenerator oleh dua set pompa yang dipasang secara
seri pada carbonate absorber. Larutan karbonat dari pompa-pompa
tekanan tinggi dibagi ke dalam dua arus aliran yaitu 75% dari aliran total
memasuki bagian bawah absorber dan selebihnya 25% didinginkan
terhadap feed gas yang masuk ke dalam feed/leancarbonate exchanger
sebelum memasuki bagian atas absorber, tujuannya untuk memperbaiki
penyerapan CO2 lebih lanjut.Larutan karbonat kemudian turun ke bagian

15
bawah absorber dan bersentuhan dengan gas yang mengalir ke bagian
atas. CO2 dan sedikit H2S diserap oleh larutan karbonat, dimana terjadi
reaksi eksoterm (menghasilkan panas) dan merubah larutan kalium
karbonat menjadi larutan kalium bikarbonat
Reaksi penyerapan CO2 adalah sebagai berikut :
CO 2 + H2O + K 2 CO 3 ⇔ 2 KHCO 3 ...........................
(2.2)
Karbon air Potasium Potasium
dioksida karbonat bikarbonat

Reaksi penyerapan H2S adalah sebagai berikut :


H2S + K 2 CO 3 ⇔ KHS + KHCO 3 ............................
(2.3)
Hidrogen potasium potasium potasium
Sulfida karbonat bisulfida bikarbonat
Larutan rich carbonate kemudian mengalir dari bagian bawah
absorber melalui leveland let-down control valve ke bagian atas carbonate
regenerator. Gas-gas yang bersifat asam dan uap air dari puncak
regenerator didinginkan didalam regenerator overheat accumulator dan
cairannya dipompakan kembali ke regenerator sebagai refluks (sebagian
dari cairan juga dipompakan ke DEA regenerator sebagai wash tower),
kemudian kelebihan air dialirkan ke saluran buangan oily water.
Larutan karbonat yang mengalir turun pada kolom melewati tiga
packing bed yang berisi stainless steel pall rings, kemudian dilewatkan
secara gravitasi melalui sebuah chimney tray draw off ke carbonate
regenerator. Pengisian pertama larutan karbonat dengan tambahan DEA
dan kalium bikarbonat dibuat di dalam sebuah pump dan telah diaduk
sebelum ditambahkan ke dalam sistem. Penambahan ini berfungsi untuk
menggantikan kehilangan larutan karbonat pada saat diregenerasi dari
CO2 dalam kolom carbonate regenerator.

16
2.5.1.5 Pembersihan dengan DEA
Aliran gas yang masuk dari bagian atas carbonate absorber,
setelah didinginkan di dalam fin-fan cooler memasuki bagian bawah DEA
absorber. Gas didistribusikan ke atas melalui sebuah demisterpad,setelah
itu melalui sebuah chimney tray, lalu ke bagian utama kolom. Gas
dikontakkan dengan larutan lean DEA yang mengalir turun melalui
absorber. Dengan proses pembersihan dan penyerapan ini, kandungan
CO2 dalam aliran gas diharapkan berkurang sampai 50 ppm. Gas yang
telah dibersihkan melalui sebuah demister akan keluar melalui puncak
absorber yang melewati fin-fan cooler untuk didinginkan sebelum
memasuki treated gas wash tower. Fungsi dari sistem ini adalah untuk
menyerap CO2dan H2S yang masih tersisa di dalam gas umpan. Proses
absorbsi pada DEA sistem adalah proses penyerapan CO 2dan H2S
dengan memakai dua bed pall ring sebagai kontaktor. Reaksi yang terjadi
adalah :
Pada H2S :
a. 2R2NH + H2S (R2NH2)2S................................
(2.4)
Lean DEA Hidrogen sulfida Unsaturated rich
DEA
b. (R2NH2)2S + H 2S 2R 2NH2HS ................................
(2.5)
Unsaturated Hidrogen Sulfida rich DEA
rich DEA
Pada CO2 :
a. 2R2NH + H2O + CO2
(R2NH2)2CO3
Lean DEAUnsaturated air Carbon dioksida rich DEA
……………. (2.6)
b. (R2NH2)2 CO3 + H2O + CO2 2R2NH2HCO3
unsaturated rich DEA air carbon dioksida rich DEA

17
……………. (2.7)
Reaksi ini dapat dicapai pada tekanan tinggi dengan temperatur
rendah. Batas maksimum CO2 dan H2S yang diizinkan di dalam gas
umpan yang keluar dari DEA Absorber masing-masing 40 ppm dan 3 ppm.
Gas yang telah dibersihkan melalui sebuah demister akan keluar melalui
puncak absorber yang melewati fin-fan cooler untuk didinginkan sebelum
memasuki treated gas wash tower.

2.5.1.6 Sirkulasi Cairan DEA


Cairan lean DEA keluar dari bagian bawah regenerator DEA melalui
sebuah vortex breaker. Cairan lewat secara gravitasi melalui tiga
lean/rich DEA exchanger sebelum memasuki Suction pompa lean DEA.
Temperatur fin-fan cooler dikontrol melalui sebuah lean DEA cooler ke
dalam puncak absorber. Maksud dari pengontrolan temperatur ini adalah
untuk mendapatkan penyerapan yang terbaik di dalam DEA absorber. Air
dan hidrokarbon yang terkumpul pada bagian bawah absorber ditunjukkan
oleh level glases, air yang sedang dipisahkan diatur dengan level control,
sedangkan hidrokarbon keluar secara manual ke second stage flash drum
di condensate recovery unit. CO2 dan H2S yang terserap dilepaskan dari
larutan rich DEA ketika larutan itu melalui kolom. Sedangkan larutan rich
DEA yang keluar melalui bottom regenerator melalui sebuah chimney tray
ke dalam steam reboiler. Di dalam reboiler, DEA mengalir melewati
sebuah internal weir. Internal weir ini berfungsi untuk menjaga level cairan
tetap diatas tube bundle. Larutan DEA kemudian mengalir ke bagian DEA
regenerator dan siap untuk disirkulasikan kembali.

2.5.1.7 Treated Gas Wash Tower


Gas yang telah diolah dari DEA absorber memasuki wash tower di
bagian atas. Tower tersebut berfungsi sebagai pembersih untuk
memisahkan hidrokarbon yang terkondensasi setelah pendinginan. Fungsi
membersihkan tower yaitu untuk memisahkan adanya DEA yang terbawa

18
dalam aliran gas. Cairan dalam wash tower mengalami pemisahan
dengan lapisan air bagian bawah dan lapisan hidrokarbon bagian atas,
setelah itu gas tersebut melewati dua bubble cap trays dan sebuah
demister sebelum meninggalkan wash tower dan mengalir ke unit 40.
Larutan rich DEA yang mengalir ke bawah DEA absorber terkumpul di
chimney tray kemudian dikirim ke DEA regenerator untuk diregenerasi.
Pada proses regenerasi terjadi proses pemisahan CO 2 dan H2S dari
larutan rich DEA menurut reaksi :
 Pada H2S :
a. 2R2NH2S (R2NH2)2S + H2S ........................................
(2.8)
rich DEA Unsaturated Hidrogen
rich DEA Sulfida

b. (R2NH2)2S 2R2NH + H 2S .......................................


(2.9)
Unsaturated Lean DEA Hidrogen
rich DEA Sulfida

 Pada CO2 :
a. 2R2NH2HCO3 (R2NH2)2CO3 + H2O + CO2
rich DEA unsaturated rich DEA air carbon
dioksida
.....................
(2.10)
b. (R2NH2)2 CO3 2R2NH + H2O + CO2
unsaturated rich DEA lean DEA air carbon dioksida
.....................
(2.11)

2.5.2 Sistem Pencairan Gas (Liquefaction)

19
Unit ini merupakan bagian pencairan gas pada kilang PT. Arun. Unit
40 ini didesain untuk menerima gas alam yang telah diolah dari unit 30.
Fungsi dari unit ini adalah untuk memisahkan sisa kandungan air dalam
gas, dan mendinginkan gas sampai temperatur mengalami perubahan
fasa menjadi cair yaitu pada temperatur -158 oC dengan menggunakan
media pendingin Multi Component Refrigerant (MCR) yang dikenal
dengan refrigeration system, setelah itu LNG yang dihasilkan dikirim ke
tangki LNG di unit 60. Refrigeration system yang dibutuhkan disuplai oleh
dua rangkaian terutup yang terpisah dan berdiri sendiri, yaitu propana dan
campuran MCR, sedangkan propana sendiri didinginkan oleh air laut.
Selain mendinginkan dan mengkondensasi gas yang telah diolah,
propana juga mendinginkan dan mengkondensasi MCR. MCR merupakan
campuran komposisi metana, etana, propana, dan nitrogen.
Gas umpan yang keluar dari sistem pemurnian yang telah bebas dari
impurities, masuk ke proses pencairan (unit 40) yang meliputi tiga seksi
yaitu:
a. Seksi pengeringan (dehydration section)
b. Seksi pemisahan (scrubbing section
c. Seksi pendinginan dan pencairan (refrigerant and liquefaction section)

2.5.2.1 Seksi Pengeringan (dehydration section)


Seksi ini berfungsi untuk memisahkan uap air yang terbawa masuk
ke dalam seksi pemisahan dan pencairan. Uap air dapat menimbulkan
penyumbatan pipa-pipa aliran gas pada unit-unit yang beroperasi dengan
temperatur rendah dan lebih berbahaya lagi bisa mengakibatkan
pecahnya tubing-tubing di dalam MHE.
Proses adsorpsi berlangsung di dalam feed vapor driers yang terdiri dari
dua drum drier (A dan B) yang dipasang secara paralel dan beroperasi
masing-masing selama 8 jam secara bergantian. Dalam keadaan operasi
normal, jika pada 8 jam pertama drier A dalam keadaan drying maka drier

20
B pada saat yang sama diregenerasikan untuk mengaktifkan kembali
molecular sieve yang telah menyerap air selama 8 jam. Sebelumnya uap
air dalam gas keluar dari feed vapour driers (V-4X01 A/B) dan dianalisa
oleh AR-4X04. Jika gas umpan masih mengandung air lebih besar dari 0,5
ppm, maka gas belum dapat dialirkan ke scrubbing section. Namun bila
kandungan air keluaran drier telah mengizinkan, gas dialirkan ke E-4X09
untuk didinginkan oleh propana cair sehingga -7ºC dan setelah
pendinginan gas masuk ke scrub tower.

2.5.2.2 Seksi Pemisahan (scrubbing section)


Fungsi seksi ini adalah untuk memisahkan hidrokarbon berat yang
terdapat dalam gas umpan yang dapat menyebabkan penyumbatan tube-
tube dalam MHE yang beroperasi pada temperatur rendah.Di dalam scrub
tower, fraksi hidrokarbon dipisahkan berdasarkan perbedaan titik didih.
Gas umpan terlebih dahulu didinginkan dalam feed medium propane
exchanger. Akibatnya hidrokarbon berat akan terkondensasi dan mengalir
ke bottom tower dan dialirkan ke refrigerant preparation unit untuk
memperoleh etana dan propana yang dibutuhkan sebagai media
pendingin dalam proses pencairan nanti. Sedangkan fraksi ringan dengan
komposisi dominan adalah metana, akan keluar melalui puncak tower dan
kemudian didinginkan dengan propana liquid pada kondenser, sebelum
dimasukkan ke dalam separator.
Akibat pendinginan propana dan etana yang terikut akan terkondensasi
dan cairan ini sebagian akan dikembalikan ke scrub tower sebagai refluks.
Residu gas dari unit separation yang mengandung 97% metana dialirkan
ke unit pencairan (MHE), dan untuk kebutuhan komposisi MCR juga
diambil di sini.

2.5.2.3 Seksi Pendinginan dan pencairan (refrigerant and liquefaction


section)

21
Fungsi dari unit ini adalah untuk mencairkan dan menurunkan
tekanan gas umpan. Sistem pendinginan pada unit ini dilakukan secara
dua tahap, yaitu:
a. Pendinginan pertama menggunakan propane refrigerant, dimana
propana juga digunakan untuk mendinginkan MCR (Multi
Component Refrigerant) sebagai bahan pendingin selanjutnya.
b. Pendinginan terakhir dengan menggunakan MCR, dimana gas
alam didinginkan hingga -158ºC sehingga terjadi perubahan fasa
dari gas menjadi cair.

Ada dua bagian sistem utama dalam proses pendinginan dan


pencairan gas alam sebelum gas alam (sweet gas) yang masuk ke Main
Heat Exchangers (MHE) yaitu Sistem Propana dana Sistem MCR.

1. Sistem Propana
Dalam sistem propana ini terdapat tiga tingkatan tekanan dan
temperatur yang berbeda. Propana yang telah dikompres dialirkan ke
desuperheater dan kondenser dengan media pendingin air laut. Akibatnya
propana akan terkondensasi pada tekanan yang masih tinggi dan
ditampung pada propane accumulator. Kemudian propana cair ini dialirkan
ke high level C3 suction drum dan sebagian lagi ke high level exchangers,
juga untuk mendinginkan gas umpan, MCR dan reaktivasi gas (cooling
drier). Sebelum propana cair masuk ke dalam peralatan tersebut,
dilewatkan dulu melalui level valve yang berfungsi juga sebagai expansi
valve. Uap propana setelah mendinginkan atau mengambil panas dari gas
umpan MCR dialirkan ke exchanger-exchanger medium level, untuk
mendinginkan gas umpan dan MCR. Juga sebelum masuk exchanger-
exchanger ini propana dilewatkan melalui level valve yang juga berfungsi
sebagai ekspansivalve, sehingga tekanannya menjadi tekanan menengah
dan temperaturnya agak lebih dingin.
Propana yang menguap setelah mengambil panas dari gas umpan
dan MCR, dialirkan ke Suction compressor bertekanan menengah.

22
Kemudian propana liquid dari exchanger-exchanger medium level
dialirkan ke exchanger-exchanger low level. Untuk mendinginkan gas
umpan dan MCR, dimana sebelum masuk ke dalam exchanger-exchanger
tersebut juga dilewatkan melalui level valve yang juga berfungsi sebagai
ekspansi valve, sehingga akan menghasilkan tekanan yang lebih rendah
dan temperaturnya akan lebih rendah lagi. Propana vapor yang dihasilkan
setelah mendinginkan gas umpan dan MCR, dikembalikan ke suction
drum low level, sebagai suction compressor tekanan rendah. Media yang
didinginkan setelah keluar dari exchanger low level ini seperti C2+ akan
menjadi liquid.

2. Sistem MCR
MCR adalah singkatan dari Multi Component Refrigerant. MCR ini
adalah media yang dipakai untuk mendinginkan gas umpan menjadi LNG
di dalam Main Heat Exchanger. MCR terdiri dari metana, etana, propana
dan nitrogen.
MCR tersebut dikompresi oleh first stage MCR kompressor, dimana
discharge first stage akan menjadi suction pada second stage MCR
kompressor berikutnya, yang sebelumnya didinginkan dulu dalam Inter
Cooler, dengan media pendingin air laut. Kemudian discharge dari second
stage MCR kompressor ini, didinginkan dengan fin fancoolers, sea water
coolers dan chiller high level, medium level, dan low level, sehingga akan
dihasilkan MCR yang bertekanan tinggi dan bertemperatur rendah.
Uap etana dan propana yang terkandung dalam MCR ini akan
terkondensasi, sedangkan nitrogen dan metana tetap berupa uap.
Kemudian MCR tersebut ditampung dalam separator, sehingga akan
didapatkan dua jenis MCR, yaitu MCR liquid dan MCR vapor. Selanjutnya
bersama-sama dengan gas umpan yang keluar dari top scrub
toweraccumulator, kedua jenis MCR ini (MCR vapor dan MCR liquid)
dialirkan ke tube-tube di bottom MHE. Di MHE, tube-tube ini terpisah satu
sama lain dalam bentuk bundle tube. MHE ini berukuran besar di bagian

23
bawah yang disebut warm bundle section, dimana pada seksi ini berisikan
bundle tube gas umpan, bundle tube MCR liquid dan bundle tube MCR
vapor. Sedangkan bagian atas dari MHE agak kecil, yang disebut cold
bundle, dimana pada seksi ini hanya berisikan bundle tube gas umpan
dan MCR vapor saja. Setelah melalui warm bundle, MCR liquid ini
dialirkan melalui ekspansi valve ke bagian shell side MHE, yang
mengakibatkan penurunan tekanan dan temperatur. MCR liquid di bagian
shell side MHE ini ditampung dalam internal separator dan kemudian
dialirkan ke distributor valve, untuk dispraykan ke bagian luar dari tube-
tube yang ada pada bagian luar warm bundle ini, sehingga gas umpan
dan MCR vapor yang ada dalam tube-tube tersebut akan mengalami
pendinginan dan seterusnya mengalir ke bagian cold bundle.Setelah
melalui cold bundle, MCR vapor ini dialirkan melalui ekspansi valve ke
shell side MHE, yang menyebabkan penurunan tekanan dan temperatur
yang jauh lebih rendah lagi, sehingga sebagian dari MCR vapor tadi akan
mengalami kondensasi.
MCR vapor yang telah berubah menjadi liquid ditampung di dalam
internal separator dan kemudian dialirkan melalui distributor valve untuk
dispraykan sehingga akan mendinginkan lagi gas umpan dan MCR vapor
yang ada dalam tube-tube tadi. Dengan melalui tahapan pendinginan ini
gas umpan yang keluar dari top MHE ini akan mencapai temperatur
cairnya yang disebut LNG. Sedangkan MCR liquid dan MCR vapor yang
sudah mengalami ekspansi yang disertai dengan penyerapan panas dari
gas umpan, akan kembali mengalir ke suction drum first MCR
compressor. Demikian seterusnya akan terjadi proses sirkulasi dari MCR.

2.6 Seksi Penunjang (Utilities)


Utilitas ini merupakan bagian di dalam departemen operasi yang
sangat penting dalam kelancaran produksi. Utilitas ini mempunyai tugas
antara lain:

24
a. Menyediakan tenaga listrik baik untuk perusahaan maupun untuk
karyawan.
b. Menyediakan air pendingin dan air minum untuk pabrik dan
perumahan.
c. Menyediakan uap air untuk proses.

Unit-unit yang menjadi tanggung jawab utilitas mencakup:


a. Sistem gas bahan bakar
b. Sistem pembakaran
c. Distribusi tenaga listrik
d. Unit tenaga listrik
e. Sistem pengolahan air
f. Sistem pembangkit uap
g. Unit penyedia nitrogen
h. Instrumen penyedia udara

2.6.1 Unit Sistem Gas Bahan Bakar (Unit 75)

Tugas unit ini adalah menyediakan dan mendistribusikan :


a. Gas bahan bakar bertekanan rendah, digunakan sebagai bahan bakar
pada stabilizer reboiler dan generator uap pada boiler.
b. Bahan bakar bertekanan tinggi, digunakan untuk turbin gas yang
berada di train maupun di pembangkit tenaga.

Unit ini dilengkapi dengan peralatan utama, yaitu :


a. Fuel gas booster compressor (K-7501), berfungsi untuk mengubah
tekanan gas bahan bakar bertekanan rendah menjadi gas bahan bakar
bertekanan tinggi.
b. Fuel gas mixed drum (D-7501), berfungsi sebagai tempat
penampungan gas discharge compressor didistribusikan ke pengguna
bahan bakar tekanan tinggi.

25
2.6.2 Sistem Pembakaran (Unit 79)

Unit ini berfungsi untuk membakar gas buang dari proses yang
tidak mungkin diolah kembali begitu juga yang akan dibuang karena
keadaan darurat (pada tekanan yang tinggi). Unit ini terdiri dari 5 buah
flare, yaitu 3 buah dry flare untuk LNG dan 2 buah wet flare untuk non
LNG.

2.6.3 Unit Distribusi Tenaga Listrik (Unit 88 dan 83)


Unit ini bertugas mendistribusikan tenaga listrik ke semua pemakai
dengan sistem bawah tanah ke cabang yang ada di pabrik. Dari cabang
ini, energi listrik dikirim ke pemakai (pabrik dan perumahan).

2.6.4 Unit Pembangkit Tenaga Listrik (Unit 90 dan 84)


Unit ini bertugas menyediakan tenaga listrik untuk keperluan pabrik
dan perumahan PT.Arun NGL. Unit ini mempunyai 8 buah turbin yang
menggerakkan 8 buah generator listrik, dimana daya masing-masing
turbin adalah 33.000 Hp, sedangkan kapasitas masing-masing generator
listrik adalah 21 MW.

2.6.5 Unit Sistem Pengolahan Air


Fungsi unit ini adalah untuk memenuhi kebutuhan air pabrik dan air
di perumahan. Diagram alir pengolahan air dapat dilihat pada lampiran C.
Unit ini terdiri dari 7 buah sistem, yaitu:
a. Raw water system (unit 70), unit ini berfungsi sebagai tempat
penampungan air dari sumbernya sebelum dikirim ke unit pengolahan
air.
b. Raw water treatment (unit 94B), unit ini berfungsi menjernihkan air
sungai yang dikirim ke unit 70 menjadi air bersih. Setelah melalui
proses penjernihan, air dikirim ke tangki penyimpanan yang kemudian

26
didistribusikan ke boilerfeed water untuk treatment berikut, air make
up, dan untuk keperluan perumahan pabrik. Unit ini mempunyai
fasilitas pengolahan air sebesar 840 m3/jam.
c. Boiler feed water treatment (unit 91), bertugas mengolah air yang akan
digunakan di boiler untuk pembuatan uap. Pengolahan yang dilakukan
adalah proses pelunakan. Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan
kesadahan air yang bisa menimbulkan kerak pada pipa boiler.
d. Fresh cooling water system (unit 71), yang berfungsi untuk penyediaan
air pendingin yang digunakan untuk mendinginkan pompa, kompresor
dan sebagainya. Air pendingin yang sudah digunakan dikembalikan ke
unit pendingin ini untuk didinginkan kembali dengan air laut
e. Raw water intake facility and pipe line (unit 94A), berfungsi
menyediakan air mentah yang dialirkan dengan menggunakan pompa
sentrifugal dari sungai Peusangan ke plant site yang berjarak sekitar
40 km.
f. Domestic water system (unit 73), berfungsi untuk menampung dan
mendistribusikan air bersih ke kantor-kantor, dan di dalam pabrik
sebagai air minum dan air cuci.
g. Fire water system (unit 81), bertugas untuk menyediakan air untuk
pemadam kebakaran. Air ditampung pada kolam/waduk, kemudian
didistribusikan ke unit-unit pemakai dengan meggunakan pompa yang
digerakkan oleh motor diesel dan listrik. Kapasitas masing-masing
pompa adalah 454 m3/jam.

2.6.6 Sistem Pembangkit Uap (Unit 92)

Unit ini bertugas untuk menyediakan uap air (steam) yang akan
digunakan sebagai pemanas di unit proses LNG, storage and loading, dan
utilitas. Proses yang terjadi adalah sistem tertutup, dimana uap yang telah
digunakan berubah menjadi air (kondensat) dan dikembalikan ke boiler
yang selanjutnya dibakar dengan tekanan yang rendah untuk diubah

27
bentuknya menjadi uap kembali. Unit ini dilengkapi dengan beberapa
peralatan utama seperti:
a. Deaerator sebanyak 3 unit, berfungsi sebagai tempat pemanasan
pendahuluan boiler feed water disamping sebagai tempat pembuangan
gas yang terlarut dalam boiler feed water.
b. HRSG (Heat Recovery Steam Generation) sebanyak 10 unit, berfungsi
untuk menghasilkan steam. HRSG ini bisa membangkitkan steam
sebanyak 17.000 ton/hari, dengan menghemat 36 MMSCFD fuel gas.
c. Boiler feed water pump sebanyak 4 buah setiap pembangkit uap,
berfungsi memompakan boiler feed water dari deaerator ke steam
drum.
Sepuluh unit HRSG yang dibangun di beberapa lokasi pabrik, yaitu:
a. Enam unit fired HRSG di area pembangkit listrik dengan menggunakan
burner yang mana dapat menghasilkan maksimum 120 ton/jam steam
bertekanan rendah.
b. Dua unit HRSG di train 4 dengan memanfaatkan gas panas yang
keluar dari exhaust stack CGT (Compressor Gas Turbine) dengan
temperatur ±530ºC yang menghasilkan maksimum 65 ton/jam steam
bertekanan ±10 kg/cm2.
c. Dua unit HRSG di train 5 dengan memanfaatkan gas panas yang
keluar dari exhaust stack KGT (Compressor Gas Turbine) dengan
temperatur ±530ºC yang menghasilkan maksimum 65 ton/jam steam
bertekanan ±10 kg/cm2.

2.6.7 Unit Penyedia Nitrogen (Unit 77)


Unit ini berfungsi untuk menyediakan nitrogen cair dan gas guna
memenuhi kebutuhan pabrik, antara lain sebagai make up MCR, purging
pipe lines dan sebagainya. Unit ini terdiri dari 3 unit penyedia nitrogen
dengan kapasitas 600 Nm3/jam untuk nitrogen gas dan 4 m3/jam untuk
nitrogen cair.

28
a. Inlet air filter, berfungsi untuk menyerap dan menyaring udara luar
(atmosfer) yang akan diproses untuk menghasilkan gas nitrogen.
b. Compressor, berfungsi untuk menaikkan tekanan udara dari atmosfer
hingga mencapai tekanan sebesar 10,4 kg/cm 3g untuk proses
pencairan nitrogen.
c. Air Chiller and Separator, Air Chiller adalah alat pendingin yang
bekerja dengan freon sistem, berfungsi untuk mendinginkan udara
yang berasal dari kompressor agar tekanannya diturunkan sehingga
sebagian dari udara berubah menjadi uap. Separator adalah alat yang
berfungsi untuk memisahkan udara yang berembun dan mengalirkan
udara yang terbebas dari air.
d. Dryers, berfungsi untuk mengeringkan udara yang bebas dari air agar
berubah menjadi gas yang kering. Dryers terdiri dari molecular sieve
yang bekerja bergantian dalam waktu yang bersamaan, satu tabung
mengeringkan dan tabung yang lain di regenerasi.
e. Cold Box, berfungsi untuk memisahkan gas nitrogen dari udara yang
masih mengandung oksigen dengan temperatur yang sangat rendah
-164 oC.

2.6.8 Unit Penyedia Udara ( Unit 74)


Unit ini berfungsi untuk menghasilkan udara bertekanan yang
dipakai untuk penggerak instrumen di samping udara untuk
membersihkan alat-alat di pabrik dan pemakaian lainnya. Unit ini
mempunyai 3 buah drier di mana udara dimampatkan sehingga tekanan
udara antara 8 – 9 kg/cm2.

3.6.9 Penyimpanan dan Pemuatan (Storage and Loading)


Storage dibagi dalam dua jenis yaitu kondensat storage dan LNG
storage. Kondensat pada saat ini disimpan dalam empat tangki yang
beroperasi penuh dengan kapasitas masing-masing 800.000 barel, kilang

29
LNG ARUN memiliki lima tangki penyimpanan masing-masing dengan
kapasitas 127.200 M3.
Tugas dari unit ini adalah sebagai berikut:
a. Menerima, menyimpan dan menghasilkan LNG dari proses ke
kapal.
b. Menerima, menyimpan dan menghasilkan kondensat stabil dari
proses ke kapal.
c. Menerima dan menyimpan propana cair dari unit 51 dan 52
kemudian mengirimkannya ke unit 30 dan 40 bila diperlukan.
d. Menerima dan menyalurkan minyak solar untuk mooring boats, tug
boats dan generator utilitas.
e. Menyediakan air laut yang diperlukan untuk pendinginan di pabrik.

2.6.9.1Penyimpanan dan Pemuatan Kondensat


Kondensat yang sudah stabil di alirkan ke tangki, kemudian
disimpan di dalam tangki penyimpanan kondensat sebelum dikapalkan
adapun jenis dari kondensat yaitu type atmospheric storage, beratap tetap
(fixed Roof) dengan kapasitas 7,950 M3 kondensat. Sedangkan tangki
kondensat berjumlah 4 tangki yang sama ukurannya mempunyai atap
pengapung (Floating Roof).Atap jenis ini mempunyai keuntungan dalam
hal menngurangi kerugian akibat penguapan dan meningkatakan terhadap
bahaya kebakaran karena tidak ada ruang vapour di atas cairan.kapasitas
tangki ini 84,300 M3 kondensat. Seperti di jelaskan diatas bahwa
kondensat stabil yang berasal dari Recovery system (unit 20) dan
fraksinasi atau system persiapan untuk pendinginan (unit 50), sebelum
disimpan di tangki penyimpanan (F-610 1/2/3/4) lebih dahulu dialirkan ke
RUNDOWN TANK (F-2101) hal ini dimaksudkan untuk mengeluarkan gas-
gas ringan yang terbawa bersama kondensat serta mempertahankan
tekanan gas (RVP) kondensat pada keadaan 11-13 psig serta melindungi
tempat penyimpanan kondensat dari kondisi kelebihan tekanan (Over

30
presure). Kondensat yang dikapalkan, di pompakan dari tangki dan
dimuat melalui system Multi Buoy Mooring (MBM).

2.6.9.2 Penyimpanan dan Pemuatan LNG


Produk LNG dari semua train yang diproses II dan III dialirkan ke
tangki penyimpanan LNG (F-600 1/5). Tangki ini di rancang khusus untuk
mempertahankan temperatur yang sangat rendah dari LNG.Operasi
pemuatan LNG ke kapal Tanker LNG di lakukan melaui fasilitas
pemindahan LNG.
Jika sedang tiada kegiatan pemuatan maka LNG di sirkulasikan dengan
menggunakan pompa sirkulasi melalui pipa khusus yang ad di faislitas
pemindahan.hal ini bertujuan agar LNG pipe lines tetap pada temperatur
yang sesuai dan mencegah kebocoran LNG pipe lines yang
mengakibatkan naiknya temperatur LNG pemuatan LNG ke kapal
mengunakan tiga loading arms. Sedangkan satu loading arms lagi di
gunakan untuk mengalirkan boil of gas yang ada di dalam tanker sewaktu
pengisiaan lalu dikirim ke Marine Flare untuk di bakar.

2.7 Flowsheet Industri Pencairan Gas Alam

2.7.1 Flowsheet PT.Arun

31
2.7.2 Flowsheet PT. Badak

BAB III
PEMBAHASAN ALAT KHUSUS

32
3.1 Heat Exchanger
Stabilitas fasa fluida pada HE suhu rendah sangat penting
mengingat aliran panas/dingin harus dapat mengalir dengan baik
(viscositas optimal). Pengaruh suhu, tekanan, dan jenis kriogenik akan
sangat menentukan efektivitas pertukaran panas yang terjadi. Beberapa
kriteria utama HE yang dibutuhkan untuk penggunaan pada suhu rendah:
1. Perbedaan suhu aliran panas dan dingin yg kecil guna
meningkatkan efisiensi
2. Rasio luas permukaan terhadap volume yg besar untuk
meminimalkan kebocoran
3. Perpindahan panas yang tinggi untuk mengurangi luas permukaan
4. Massa yg rendah untuk meminimalkan waktu start up
5. Kemampuan multi channel untuk mengurangi jumlah HE
6. Kemampuan menerima tekanan yg tinggi
7. Pressure Drop yg rendah

Minimalisasi beda suhu aliran panas & dingin harus juga memperhatikan
pengaruh suhu terhadap panas spesifik (Cp) fluida. Jika Cp menurun
dengan menurunnya suhu fluida (contoh Hidrogen), maka perbedaan
suhu inlet & outlet harus ditambah dari harga minimal beda suhu aliran .

3.2 Gambar Heat Exchanger

33
3.3 Cara Kerja
Fungsi dari unit ini adalah untuk mencairkan dan menurunkan
tekanan gas umpan. Sistem pendinginan pada unit ini dilakukan secara
dua tahap, yaitu:
c. Pendinginan pertama menggunakan propane refrigerant, dimana
propana juga digunakan untuk mendinginkan MCR (Multi
Component Refrigerant) sebagai bahan pendingin selanjutnya.
d. Pendinginan terakhir dengan menggunakan MCR, dimana gas
alam didinginkan hingga -158ºC sehingga terjadi perubahan fasa
dari gas menjadi cair.

Ada dua bagian sistem utama dalam proses pendinginan dan


pencairan gas alam sebelum gas alam (sweet gas) yang masuk ke Main
Heat Exchangers (MHE) yaitu Sistem Propana dana Sistem MCR.
1. Sistem Propana
Dalam sistem propana ini terdapat tiga tingkatan tekanan dan
temperatur yang berbeda. Propana yang telah dikompres dialirkan ke
desuperheater dan kondenser dengan media pendingin air laut. Akibatnya
propana akan terkondensasi pada tekanan yang masih tinggi dan
ditampung pada propane accumulator. Kemudian propana cair ini dialirkan
ke high level C3 suction drumdan sebagian lagi ke high level exchangers,
juga untuk mendinginkan gas umpan, MCR dan reaktivasi gas (cooling
drier). Sebelum propana cair masuk ke dalam peralatan tersebut,

34
dilewatkan dulu melalui level valve yang berfungsi juga sebagai expansi
valve. Uap propana setelah mendinginkan atau mengambil panas dari gas
umpan MCR dialirkan ke exchanger-exchanger medium level, untuk
mendinginkan gas umpan dan MCR. Juga sebelum masuk exchanger-
exchanger ini propana dilewatkan melalui level valve yang juga berfungsi
sebagai ekspansivalve, sehingga tekanannya menjadi tekanan menengah
dan temperaturnya agak lebih dingin.
Propana yang menguap setelah mengambil panas dari gas umpan
dan MCR, dialirkan ke Suction compressor bertekanan menengah.
Kemudian propana liquid dari exchanger-exchanger medium level
dialirkan ke exchanger-exchanger low level. Untuk mendinginkan gas
umpan dan MCR, dimana sebelum masuk ke dalam exchanger-exchanger
tersebut juga dilewatkan melalui level valve yang juga berfungsi sebagai
ekspansi valve, sehingga akan menghasilkan tekanan yang lebih rendah
dan temperaturnya akan lebih rendah lagi. Propana vapor yang dihasilkan
setelah mendinginkan gas umpan dan MCR, dikembalikan ke suction
drum low level, sebagai suction compressor tekanan rendah. Media yang
didinginkan setelah keluar dari exchanger low level ini seperti C2+ akan
menjadi liquid.

2. Sistem MCR
MCR adalah singkatan dari Multi Component Refrigerant. MCR ini
adalah media yang dipakai untuk mendinginkan gas umpan menjadi LNG
di dalam Main Heat Exchanger. MCR terdiri dari metana, etana, propana
dan nitrogen.
MCR tersebut dikompresi oleh first stage MCR kompressor, dimana
discharge first stage akan menjadi suction pada second stage MCR
kompressor berikutnya, yang sebelumnya didinginkan dulu dalam Inter
Cooler, dengan media pendingin air laut. Kemudian discharge dari second
stage MCR kompressor ini, didinginkan dengan fin fancoolers, sea water

35
coolers dan chiller high level, medium level, dan low level, sehingga akan
dihasilkan MCR yang bertekanan tinggi dan bertemperatur rendah.
Uap etana dan propana yang terkandung dalam MCR ini akan
terkondensasi, sedangkan nitrogen dan metana tetap berupa uap.
Kemudian MCR tersebut ditampung dalam separator, sehingga akan
didapatkan dua jenis MCR, yaitu MCR liquid dan MCR vapor. Selanjutnya
bersama-sama dengan gas umpan yang keluar dari top scrub
toweraccumulator, kedua jenis MCR ini (MCR vapor dan MCR liquid)
dialirkan ke tube-tube di bottom MHE. Di MHE, tube-tube ini terpisah satu
sama lain dalam bentuk bundle tube. MHE ini berukuran besar di bagian
bawah yang disebut warm bundle section, dimana pada seksi ini berisikan
bundle tube gas umpan, bundle tube MCR liquid dan bundle tube MCR
vapor. Sedangkan bagian atas dari MHE agak kecil, yang disebut cold
bundle, dimana pada seksi ini hanya berisikan bundle tube gas umpan
dan MCR vapor saja. Setelah melalui warm bundle, MCR liquid ini
dialirkan melalui ekspansi valve ke bagian shell side MHE, yang
mengakibatkan penurunan tekanan dan temperatur. MCR liquid di bagian
shell side MHE ini ditampung dalam internal separator dan kemudian
dialirkan ke distributor valve, untuk dispraykan ke bagian luar dari tube-
tube yang ada pada bagian luar warm bundle ini, sehingga gas umpan
dan MCR vapor yang ada dalam tube-tube tersebut akan mengalami
pendinginan dan seterusnya mengalir ke bagian cold bundle.Setelah
melalui cold bundle, MCR vapor ini dialirkan melalui ekspansi valve ke
shell side MHE, yang menyebabkan penurunan tekanan dan temperatur
yang jauh lebih rendah lagi, sehingga sebagian dari MCR vapor tadi akan
mengalami kondensasi.
MCR vapor yang telah berubah menjadi liquid ditampung di dalam
internal separator dan kemudian dialirkan melalui distributor valve untuk
dispraykan sehingga akan mendinginkan lagi gas umpan dan MCR vapor
yang ada dalam tube-tube tadi. Dengan melalui tahapan pendinginan ini
gas umpan yang keluar dari top MHE ini akan mencapai temperatur

36
cairnya yang disebut LNG. Sedangkan MCR liquid dan MCR vapor yang
sudah mengalami ekspansi yang disertai dengan penyerapan panas dari
gas umpan, akan kembali mengalir ke suction drum first MCR
compressor. Demikian seterusnya akan terjadi proses sirkulasi dari MCR.

37
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari sumur tersebut gas alam mengandung komponen dari C1, C2,
C3, C4, C5, C6, dan rantai yang lebih tinggi lagi serta (biasanya ) CO2,
H2O, dan H2S. Untuk mendapatkan LNG kita harus separasi C1 dan C2
dari C yang lain
Secara umum proses pencairan gas alam terdiri atas beberapa
proses yaitu: penyiapan bahan baku, Plant 1 - Gas Purification, Plant 2 -
Gas Dehydration And Mercury Removal, Plant 3 – Fractination, Plant 4 –
Refrigeration, Plant 5 – Liquefaction.

Heat exchanger adalah Alat yang dibangun untuk efisiensi


perpindahan panas dari satu medium ke medium lainnya yang dipisahkan
oleh dinding yang solid, sehingga tidak ada kontak langsung dan tidak
bercampur.Alat yang membantu perpindahan panas dari fluida panas ke
fluida dingin tanpa ada kontak langsung, selalu menggunakan elemen
konduksi yang bisasanya dalam bentuk tabung atau lempengan untuk
memisahkan dua fluida.Fungsi Heat Exchanger Mengontrol sistem
atausubstansi temperatur dengan menambah ataumenghilangkan energi
termal.

4.2 Saran

Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu saran
yang membangun sangat kami harapkan untuk menjadi makalah yang
lebih baik.

38
DAFTAR PUSTAKA

Annonymous. 1979.Sour Gas Processing and Sulfur Recovery. The


Petroleum Publishing Company: Tulsa, Oklahoma.
Annonymous. 1986. Operation Manual 3X PT. Arun NGL: Lhokseumawe.
Annonymous. 1986. Operation Manual 4X PT. Arun NGL: Lhokseumawe
Annonymous. 1998. NSO Plant Operating Procedure Vol
I.ExxonMobilOilIndonesiaInc: Lhokseumawe.
Annonymous. 2007. BookI, LNG & NSO Comprehensive PT. Arun NGL:
Lhokseumawe
Annonymous. 2007. BookII, LNG & NSO Comprehensive PT. Arun NGL:
Lhokseumawe
Campbell, 1992, Gas Conditioning and Processing, Vol 1, Campbell
Petruleum Series, Oklahoma.
Geankoplis, C.J. 1983.Transport Process and Unit Operation, Second
Edition, Allyn and Bacon Lnc: Massachussest.
Newman, A Stephen. 1985. Acid and Sour Gas Treating Process. Gulf
Publishing Company: Houston, Texas.
Reklaitis. 1942.Introduction to Material and Energi Balance Int.Ed,. Mc
Graw Hill Book Company: New York
Sulaiman, Fatah. 2008. Modul 1.01 Absorbsi. Laboratorium Teknik Kimia
Sultan Ageng Tirtayasa: Cilegon.

39

Anda mungkin juga menyukai