Anda di halaman 1dari 6

RESUME BAB I DAN IV

TEKNOLOGI BETON

MATA KULIAH : KIMIA


SEMEDTER :2
PRODI : TEKNIK SIPIL
DOSEN : ZUN SIDROTUL MUNTOHA, Ir., M.T.

NAMA KELOMPOK :
1. M. BAHRUL ULUM (52004080003)
2. MUHAMMAD RIZKI AMIRUDIN (52004080004)
Bab 1
semen Portland

Semen Portland atau biasa disebut semen adalah bahan pengikat hidrolisis berupa bubuk
halus yang dihasilkan dengan cara menghaluskan (bahan ini terutama terdiri dari silikat-silikat
kalsium yang bersifat hidrolisis), dengan batu gips sebagai tambahan.Bahan baku pembuatan
semen adalah bahan-bahan yang mengandung kapur, silica, alumina, oksida besi, dan oksida-
oksida lain.Jika bubuk halus tersebut dicampur dengan air, dalam beberapa waktu dapat menjadi
keras. Campuran semen dengan air tersebut dinamakan pasta semen.

A. Bahan Baku Semen dan Senyawa-senyawa Semen


Jika bahan semen Portland itu di uraikan susunan senyawanya secara kimia akan terlihat
jumlah oksida yang membentuk bahan semen itu. Semen di buat dari bahan-bahan atau unsur-
unsur yang mengandung oksida-oksida. Bahan baku semen antara lain batu kapur, pasir silikat,
tanah liat, biji besi, magnesia, sulfur, soda. Didalam semen juga terdapat 4 senyawa semen,
antara lain trikalsium silikat, dikalsium silikat, trikalsium aliminat, tetra kalsium, alumina ferit,
kapur bebas, batu tahu.
Disamping senyawa-senyawa seperti tersebut diatas, di dalam semen Portland juga
maasih terdapat beberapa senyawa lain yang dapat mempengaruhi senyawa atau oksida lainnya.
senyawa-senyawa ini berasal dari hasil bawaan bahan dasarnya atau bahan tambahan dalam
proses pembuatan semen. Senyawa atau oksida yang lain tersebut antara lain MgO, kapur bebas
(CaO), bagian tidak larut, senyawa alkali (Na2O dan K2O), kadar hilang pada pemijaran dan
gips.
B. Pengaruh air terhadap semen
Agar-agar ini akan mengendap menyelubungi butir-butir semen yang lain. Bila jumlah air
nya cukup banyak, pembentukan agar-agar inipun dapat berlanjut. Akan tetapi, hal ini tergantung
pula pada besarnya butiran semen yang ada. Oleh karena itu, semen yang butirannya semakin
halus, akan semakin cepat mengadakan senyawa dengan air.
Sisa air yang tidak bersenyawa dengan semen mengisi pori-pori antara benda-benda tadi,
yang disebut pori-pori kapiler. Di samping pori-pori kapiler, di dalam agar-agar itu sendiri
terdapat pori-pori agar-agar yang berisi air. Air yang berada di dalam agar-agar ini dapat
melanjutkan hidrasi bagi butir semen yang belum bersenyawa bila jumlah air dari luar berkurang.
Persenyawaan air dengan semen tidak terjadi dalam waktu yang singkat. Derajat pengerasan
initerutama di pengaruhi oleh : susunan senyawa semen, kehalusan dari butiran semen, jumlah
air yang di campurkan, dan jumlah air yang ada di sekitar butir semen.

C. Panas Hidrasi
Persenyawaan semen dengan air akan mengeluarkan panas. Jumlah paans yang di keluarkan
ini tergantung dari kadar susunan senyawa semen dan kehalusan butirannya . adanya
pembebasan panas ini membantu mempercepat pengerasan senyawa-senyawa semen. Tetapi
stelah pengerasan terjadi, bagian yang telah mengeras mempunyai sifat lambat menyalurkan
panas. Jika suatu massa atau benda yang terbuat dari semen terlalu tebal , panas hidrasi di dalam
benda itu akan tinggi sehingga dapat mengakibatkan retak, susut, dan sebagainya, bahkan
mungkin dapat berakibat fatal.
D. Sifat-Sifat Semen Portland
Semen Portland memiliki beberapa sifat yang diantaranya dijelaskan sebagai berikut.
1. Kehalusan Butir

Pada umumnya semen memiliki kehalusan sedemikian rupa sehingga kurang lebih
80% dari butirnya dapat menmbus ayakan 44 mikron. Mekin halus butiran semn, makincepat
pula persenyawaannya. Makin halus butiran semen, maka luas permukaan butir untuk suatu
jumlah berat semen akan menjadi lebih besar. Makin besar luas permukaan butir ini, makin
banyak pula air yang dibutuhkan bagi persenyawanya.

2. Berat jenis dan Berat isi

Berat jenis dari bubuk semen pada umumnya berkisar antara 3,10 sampai 3,30.
Biasanya rata-rata berat jenis ditentukan 3,15. Berat jenis semen penting untuk ketahui,
karena semen Portland yang tidak sempurna pembakarannya dana tau dicampur dengan
bubuk bantuan lain. Berat jenisnya akan terlihat lebih rendah daripada angka tersebut.

Berat isi semen sangat tergantung pad acara pengisian ke dalam takaran. Jika cara
mengisinya gembur, berat isinya rendah.

3. Waktu Pengerasan Semen

Waktu pengerasan semen dilakukan dengan menentukan waktu pengikatan awal dan
waktu pengikatan akhir. Sebenarnya yang lebih penting adalah waktu pengikatan awal, yaitu
saat semen mulai terkena air hingga mulai terjadi pengikatan.

4. Kekekalan Bentuk
Yang dimaksud dengan kekekalan bentuk adalah sifat dari bubur semen yang telah
mengeras, dimana bila adukan semen dibuat suatu bentuk tertentu bentuk itu tidak berubah.

5. Kekuatan Semen
Kekuatan mekanis dari semen yang mengeras merupakan sifat perlu diketahui di dalam
pemakain. Kekuatan semen ini merupakan gambaran mengenai daya rekatnya sebagai bahan
perekat.
6. Pengerasan Awal Palsu
Ada kalanya semen Portland menunjukkan waktu pengikatan kurang dari 60 menit,
dimana stelah semen dicampur dengan air segera Nampak mulai mengeras. Hal ini mungkin
terjadi karena adanya pengikatan awal palsu, yang disebabkan oleh pengaruh gips yang
dicampurkan pada semen bekerja tidak sesuai dengan fungsinya.
7. Pengaruh Suhu
Proses pengerasan semen sangat dipengaruhi oleh suhu udara di sekitarnya. Pada sushu
kurang dari 15% dearajat celcius, pengerasan semen akan berjalan sangat lambat. Semakin
tingi suhu udara di sekitarnya, maka semakin cepat semen mengeras.

E. Jenis-Jenis Semen Portland

Pada umumnya, smen Portland yang biasa kita jumpai di pasaran adalah jenis
semen Portland biasa, yaitu semen Portland yang digunakan untuk tujuan umum. Jenis
semen Portland dapat dibagi menurut beberapa segi, yaitu segi kebutuhan, penggunaan
dan kekuatan.

F. Standar Mutu Semen Portland

Jika ditinjau dari segi kekuatannya, semen Portland memiliki beberapa kategori.
Setiap kategori memiliki standar mutu tersendiri.

BAB IV
BAHAN TAMBAH
UNTUK BETON (ADMIXTURE)

Yang dimaksud dengan bahan tambah untuk beton adalah bahan atau zat kimia yang
ditambahkan di dalam adukan beton pada tahap mula-mula sewaktu beton masih segar.
Tujuan penggunaan bahan tambah beton secara umum adalah untuk memperoleh sifat-
sifat beton yang diinginkan, sesuai dengan tujuan atau keperluannya. Sifat-sifat beton yang dapat
diperbaiki antara lain:
1. Memperbaiki kelecakan beton segar,
2. Mengatur factor air semen pada beton segar,
3. Mengurangi penggunaan smen,
4. Mencegah terjadinya segregasi dan bleeding,
5. Mengatur waktu pengikatan aduk beton,
6. Meningkatkan kuat desak beton keras,
7. Meningkatkan sifat kedap air pada beton keras,
8. Meningkatkan sifat tahan lama pada beton keras. Sifat tahan lama ini dapat berhungan
dengan tahan terhadap pengaruhzat kimia, tehen terhadap gesekan, dan sebagainya.

A. Penggolongan
Jika ditinjau dari fungsinya, ASTM membagi bahan tambah untuk beton menjadi 7 jenis.
1. Tipe A : Water Reducing Admixture
Bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi penggunaan air pengaduk, untuk
menghasilkan beton sdengan konsistensi tertentu.
2. Tipe B : Retarding Admixture
Bahan tambahan yang dapat memperlambat proses pengerasan aduk beton.
3. Tipe C : Accelrating Admixture
Jenis bahan tambah yang dapat mempercepat proses pengikatan dan pengerasan adukan
beton.
4. Tipe D : Water Reducing and Retarding Admixture
Jenis bahan tambahan yang berfungsi ganda, yaitu mengurangi penggunaan air tetapi
tetap memperoleh adukan beton dengan konsistensi tertentu, dan memperlambat proses
pengikatan dan pengerasan adukan.

5. Tipe E : Water Reducing and Accelerating Admixture


Jenis bahan tambah yang berfungsi ganda, yaitu untuk mengurangi penggunaan air dalam
adukan dan mempercepat proses pengikatan dan pengerasan adukan beton.
6. Tipe F :Water Reducing, High Range Admixture
Bahan tambah jenis ini yaitu bahan tambah yang digunakan untuk menghasilkan adukan
beton dengan konsistensi tertentu sebanyak 12% atau lebih.
7. Tipe G : Water Reducing
Bahan tambahan yang berfungsi untuk mengurangi penggunaan air pencampur adukan
beton yang diperlukan, untuk menghasilkan adukan beton dengan konsistensi tertentu,
sebanyak 12% atau lebih, dan juga untuk menghambat pengikatan beton.
B. Pengaruh Admixture Padat Pada Kekuatan Semen
Butiran admixture yang halus akan lebih dapat menambah air, sehingga beton tidak bleeding,
dan kecelakaannya lebih baik. Tetapi karena butiran halus tadi memiliki permukaan yang luas,
maka akan membutuhkan air lebih banyak untuk melumasnya, sehingga keperluan air dalam
beton lebih banyak, sehingga f.a.s naik yang berarti kekuatan beton turun.
Butiran ini juga dapat mengganggu pengerasan semen, karena mereka menyekat butiran-
butiran semen yang akan mengeras bersatu, akibatnya ikatannya kurang kuat, rapuh, banyak pori,
tidak rapat air, serta mudah susut. Oleh karena itu, sebelum menggunakan admixture jenis
tersebut, perlu pembuktian terlebih dahulu, bahwa zat itu tidak merugikan beton.
C. Pedoman Pemilihan Admixture
Admixture untuk beton adalah sekedar zat penolong untuk menambah supaya sifat beton itu
lebih baik. Tetapi admixture sendiri bukan zat yang membuat beton buruk menjadi baik.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka jika akan memakai admixture, bahan tersebut
harus betul-betul memberikan keuntungan pada kita atau adukan betonnya, bukan sebaliknya.
Pertimbangan-pertimbangan dalam pemakaian admixture adalah sebagai berikut.
1. Jangan memakai admixture jika tidak mengetahui tujuannya yang pasti.
2. Admixture tidak akan membuat beton buruk menjadi beton baik.
3. Suatu admixture dapat merubah lebih dari satu sifat adukan beton.
4. Pengawasan terhadap bahan ini amat penting, juga pengawasan atas pengaruh-
pengaruhnya pada adukan beton.

Anda mungkin juga menyukai