Anda di halaman 1dari 7

Nama : Igi Moyan Nurmansyah, A.Md.

NIM : 23105543001

TUGAS PENDIDIKAN PANCASILA

1. Implementasi Pelaksanaan Materi Pendidikan Pancasila Dalam Sebuah Lembaga


Pendidikan Tinggi
Secara umum, Pendidikan Pancasila adalah mata kuliah yang memberikan pedoman
dalam mengkaji dan memecahkan berbagai masalah yang berkaitan dengan pembangunan
bangsa dan Negara. Ini termasuk mata kuliah wajib yang diajarkan di hampir perguruan
tinggi, baik untuk PTN, PTS, UIN, politeknik, dan lainnya.
Mengutip buku Pendidikan Pancasila oleh Heru Nurgiansah (2021), Pendidikan
Pancasila adalah ilmu yang mengajarkan tentang pentingnya ideology Negara yang terdiri
dari empat landasan dalam proses pengajarannya, yakni mencakup landasan yuridis, historis,
filosofis, dan kultural. Pendidikan Pancasila mampu menciptakan karakter individu yang
paham tentang hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Pendidikan ini juga mampu
menanamkan rasa nasionalisme terhadap negara Indonesia. Adapun tujuan pendidikan
Pancasila di perguruan tinggi yakni sebagai berikut:
1. Menjadi sarana untuk mengerti dan mendalami makna Pancasila sebagai kepribadian
bangsa Indonesia.
2. Mengamalkan setiap sila dalam Pancasila di dalam kehidupan sehari-hari
3. Memperkuat nilai-nilai Pancasila sebagai landasan falsafah negara maupun ideologi
bangsa.
4. Mengembangkan karakter manusia yang Pancasilais, baik dalam pemikiran, sikap,
maupun tindakan.
5. Memberikan penghayatan terhadap nilai-nilai Pancasila kepada mahasiswa sebagai
warga NKRI.
6. Membimbing mahasiswa di perguruan tinggi agar bisa menerapkannya dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
7. Mempersiapkan mahasiswa agar mampu menganalisis dan menemukan solusi atas
berbagai persoalan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
melalui pemikiran yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.
8. Membentuk sikap dan mental mahasiswa yang dapat mengindahkan nilai-nilai
ketuhanan, kemanusiaan, kecintaan tanah air, kesatuan bangsa, dam penguatan
masyarakat yang demokratis, adil, dan bermartabat.

Saat ini, penguasaan terhadap sebuah negara tidak hanya diperoleh melalui perang
fisik, namun juga dilakukan dengan perang pemikiran yang salah satunya melalui infiltrasi
ideologi. Sasaran utama infiltrasi adalah melalui pengajaran yang dilakukan di institusi
pendidikan, utamanya yaitu institusi pendidikan perguruan tinggi. Banyak literasi yang
membahas mengenai ideologi lain selain Pancasila yang dianggap memiliki nilai yang lebih
baik daripada Pancasila. Oleh karenanya, pendidikan tinggi juga perlu menanamkan ideologi
Pancasila terhadap anak didiknya melalui pengajaran Pendidikan Pancasila.
Pendidikan Pancasila seharusnya tidak hanya sekedar menjadi bahan hafalan,
namun juga lebih kepada tataran praktis. Ini mengingat banyak mahasiswa yang mampu
menghafal dan menjawab teori tentang ideologi Pancasila, namun melakukan aktivitas yang
bertentangan dengan ideologi Pancasila itu sendiri. Perguruan Tinggi juga harus
memperbanyak diskursus perbandingan ideologi, memperbanyak kajian literasi yang
membahas ideologi lain, sehingga mahasiswa mampu mempertahankan argumen bahwa
Ideologi Pancasila adalah ideologi yang paling tepat untuk Bangsa Indonesia.

2. Kondisi bangsa Indonesia saat ini menuju Indonesia Emas 2045


Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Indonesia
diproyeksikan sebanyak 278,8 juta jiwa pada 2023. Jumlah tersebut naik 1,1% dibandingkan
pada tahun lalu yang sebanyak 275,7 juta jiwa. Menurut usianya, 69,13% penduduk
Indonesia berada di jenjang usia 15-64 tahun. Sebanyak 23,89% penduduk berusia 0-14
tahun. Kemudian, 6,98% penduduk berusia 65 tahun ke atas. Seiring dengan bertambahnya
jumlah populasi, kepadatan penduduk pun turut meningkat. Pada tahun ini, kepadatan
penduduk di dalam negeri diproyeksikan sebesar 147,27 orang/km². Angkanya naik 1,1%
dari tahun lalu yang sebesar 145,7 orang/km². Lebih lanjut, BPS memproyeksikan, jumlah
kelahiran di tanah air mencapai 4,62 juta jiwa pada 2023. Angka tersebut menurun 0,65%
dari tahun lalu sebesar 4,65 juta jiwa. Kemudian, angka beban ketergantungan penduduk
Indonesia diproyeksikan sebesar 44,65% pada 2023. Persentase itu meningkat 0,14% poin
dibandingkan tahun lalu yang sebesar 44,51%. Diprediksi jumlah penduduk Indonesia pada
tahun 2045 sebesar 324 juta jiwa dan menjadi negara dengan pendudukan terbesar ke Enam
di dunia. Indonesia juga akan mendapatkan bonus demografi yaitu jumlah penduduk
Indonesia 70%-nya dalam usia produktif (15-64 tahun), sedangkan sisanya 30% merupakan
penduduk yang tidak produktif (usia dibawah 14 tahun dan diatas 65 tahun) pada periode
tahun 2020-2045.
Dengan meningkatnya jumlah individu yang termasuk dalam usia produktif, masa
ini dinilai sebagai peluang besar antara lain :
1. Membuka peluang tenaga kerja
Salah satu dari dampak positif bonus demografi adalah momen yang tepat
bagi perusahaan untuk mencari kandidat yang kompeten. Hal ini juga bisa menjadi
keuntungan bagi pencari kerja yang termasuk dalam usia produktif.
2. Perkembangan ekonomi
Masa ini jelas membantu perkembangan ekonomi sebuah negara. Karena
berarti semakin banyak individu yang mendapatkan kesempatan kerja, sehingga
semakin banyak sumber daya manusia yang dimanfaatkan. Selain peluang tenaga
kerja, dampak positif bonus demografi juga tercermin dari semakin banyaknya
investasi yang dilakukan. Dengan begitu, otomatis akan membantu sektor ekonomi
untuk semakin bertumbuh. Pertumbuhan tersebut juga bisa membantu pemerintah
dalam mempersiapkan percepatan pembangunan negara menjadi lebih maju.
3. Pertumbuhan sektor pemerintah yang lain
Selain ekonomi, pastinya demographic dividend membawa keuntungan bagi
sektor yang lain, misalkan saja pendidikan. Dengan adanya prediksi bonus demografi
2030, pemerintah pasti akan merancang sistem pendidikan yang lebih baik demi
meningkatkan sumber daya manusia. Dengan adanya rancangan sistem yang lebih
baik, sektor pendidikan akan mengalami peningkatan.
Meningkatnya jumlah individu yang termasuk dalam usia produktif tidak hanya
membawa dampak positif namun juga dapat membawa dampak negatif jika tidak direspon
dengan baik, antara lain :
1. Membludaknya angka pengangguran
Pertama, dampak bonus demografi adalah membludaknya angka
pengangguran. Jumlah usia produktif yang diperkirakan mencapai 60%-70% dari
total penduduk. Jika kesempatan ini tidak disalurkan dengan baik, bukan tidak
mungkin malah menjadi bencana bagi suatu negara. Jumlah yang besar itu justru bisa
menjadi titik dimana angka pengangguran akan membludak. Karena itu, tindakan
preventif seperti perancangan peluang kerja sejak dini bisa dilakukan sebagai
pencegahan.
2. Kualitas dan kualifikasi SDM yang tidak seimbang
Dengan banyaknya usia produktif, perusahaan yang berlomba membuka
peluang pekerja akan semakin selektif. Mereka tidak menginginkan dari sekian
banyak individu masuk sembarangan, sehingga kualifikasi yang ditetapkan juga akan
semakin sulit. Dampak negatif bonus demografi ini menjadi tantangan bagi
pemerintah, perusahaan, sekaligus para individu usia produktif itu sendiri. Jika
pemerintah tidak berhasil menyediakan fasilitas untuk membentuk sumber daya
manusia dengan baik, maka akan terjadi ketidakseimbangan. Pemerintah harus bisa
menyediakan kebutuhan pendidikan yang memadai untuk membentuk sumber daya
yang bagus. Baru para masyarakat produktif dan perusahaan bisa memanfaatkan
kesempatan itu dengan baik.
3. Aging Population
Aging population adalah peningkatan jumlah angka lansia yang drastis dan
mendominasi masyarakat suatu negara. Jika pemerintah atau Anda sebagai pebisnis
kehilangan peluang ini, kemungkinan besar Indonesia akan mengalami aging
population. Dimana angka harapan hidup tetap tinggi namun dengan dominasi lansia.
Hal ini akan sangat berpengaruh pada kemajuan negara.
Dengan melihat dampak positif dan negatif Bonus Demograsi, perlu adanya
Persiapan yang Perlu Dilakukan
1. Bagian dari pemerintah
Sebagai fasilitator utama untuk tercapainya titik ini, maka yang bisa
dilakukan adalah dengan menyediakan segala sarana dan prasarana dengan cukup.
Misalkan dari segi kesehatan, untuk menjaga seorang individu agar tetap bertahan
hidup hingga dan selama masa produktifnya maka perlu alat kesehatan yang
memadai. Atau misalkan jika dilihat dari segi pendidikan, pemerintah juga bisa
menyediakan sekolah atau sarana prasarana lain yang cukup untuk membentuk
sumber daya manusia bersaing.
2. Bagian dari perusahaan
Dengan menjadi bagian dalam perusahaan, ada melakukan beberapa hal untuk
menyambut masa demographic dividend. Salah satunya adalah dengan ikut membuka
peluang pekerjaan. Sehingga resiko angka pengangguran yang dikhawatirkan akan
membludak akan terminimalisir.
3. Bagian dari calon pekerja
Jika kita merupakan calon pekerja, maka bisa dikatakan kita lah yang
berperan paling penting dalam titik ini. Bonus demografi adalah titik dimana
mayoritas masyarakat diisi oleh orang-orang produktif. Sehingga sebagai calon
pekerja, maksimalkan segala potensi yang Anda punya. Potensi tersebut bisa kita
salurkan dengan bekerja dalam suatu perusahaan atau bahkan menjadi seorang
pengusaha independen.
Alih-alih hanya berfokus pada menunggu masa kegemilangan yang
disebabkan bonus demografi 2030 mendatang, sebaiknya ada tindakan preventif dan
persiapan untuk menghadapi tantangan tersebut.
3. Harapan kondisi Indonesia masa datang

Negara Indonesia secara resmi berdiri, pada tanggal 17 Agustus 1945 dengan
diproklamasikannya Kemerdekaan Republik Indonesia oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh.
Hatta. Ketika mendirikan Negara Indonesia, founding fathers telah menetapkan pondasi
Negara Indonesia yaitu Pancasila, NKRI, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika, (sering
disebut juga 4 Pilar Kebangsaan). Dalam mewujudkan Indonesia Maju, segenap komponen
bangsa harus meningkatkan nasionalisme dan berpegang teguh kepada 4 pilar kebangsaan
dan melawan paham yang bertentangan dengan pondasi negara.
Banyak negara di dunia ini, yang tertinggal bahkan berantakan karena mengabaikan
ketetapan yang telah disepakati dan lunturnya nasionalisme. Oleh sebab itu, kebersamaan
dan nasionalisme harus selalu ditingkatkan; dan memfokuskan energi bangsa ini untuk
membangun Indonesia.
Salah satu penggerak utama kemajuan bangsa adalah kualitas SDM. Oleh sebab itu,
sejak 2019, fokus utama APBN adalah pembangunan SDM. Pembangunan SDM Indonesia
seyogyanya memfokuskan kepada karakter, pendidikan yang berorientasi kepada keahlian
dan penguasaan teknologi.
Dunia pendidikan Indonesia harus mampu mencetak SDM yang mempunyai
nasionalisme dan integritas tinggi. Lulusan pendidikan termasuk pendidikan tinggi
diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja; terkoneksi dengan industri (link and macth);
serta mengembangkan inovasi dan kreatifitas dengan menguasai teknologi. Pendidikan harus
memberi bekal untuk menjalani kehidupan, bukan hanya menghasilkan ijazah.
Salah satu faktor utama untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi adalah
infrastruktur. Menyadari hal tersebut, semenjak tahun 2014, Pemerintah Indonesia gencar
membangun infrastruktur. Infrastruktur akan mendorong produktivitas faktor-faktor
produksi, memperlancar arus barang/jasa dan manusia, dan membuka keterisolasian daerah.
Insfrastruktur akan menciptakan pemerataan pembangunan dan meningkatkan daya saing
investasi Indonesia.
Untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, Indonesia harus melakukan
transformasi ekonomi yang dapat meningkatkan produktivitas dan nilai tambah yang tinggi
di berbagai sektor. Transformasi ekonomi seharusnya dilakukan antara lain dengan
memperkuat sektor-sektor ekonomi prioritas, memperkuat industri manufaktur yang
berorientasi eksport, memanfaatkan teknologi informasi, meningkatkan kapasitas ekonomi
rakyat dan meningkatkan industri kreatif. Produk dalam negeri harus mempunyai nilai
tambah dan daya saing sehingga kompetitif di pasar domestik maupun internasional.
Disamping itu, seluruh komponen bangsa harus membangun cinta produk dalam negeri.
Kebijakan menuju Indonesia Emas harus direncanakan dengan baik. Jika bangsa
Indonesia gagal dalam merencanakannya dengan baik, sama dengan merencanakan
kegagalan. Oleh sebab itu dibutuhkan komitmen yang kuat untuk membuat perencanaan
yang baik tersebut.
Di samping itu, kebijakan yang telah direncanakan dengan baik harus dilaksanakan
secara konsisten, terstruktur, sistematis dan masif. Siapapun pemimpin bangsa ini, harus
mempunyai komitmen untuk melaksanakan kebijakan Indonesia Maju 2045, bersama-sama
dengan seluruh bangsa Indonesia. Tiada keberhasilan tanpa kerja keras, cerdas serta
kebersamaan. Dengan demikian Indonesia Maju 2045 akan menjadi kenyataan bukan
fatamorgana.

Anda mungkin juga menyukai