NIM : 23105543001
Saat ini, penguasaan terhadap sebuah negara tidak hanya diperoleh melalui perang
fisik, namun juga dilakukan dengan perang pemikiran yang salah satunya melalui infiltrasi
ideologi. Sasaran utama infiltrasi adalah melalui pengajaran yang dilakukan di institusi
pendidikan, utamanya yaitu institusi pendidikan perguruan tinggi. Banyak literasi yang
membahas mengenai ideologi lain selain Pancasila yang dianggap memiliki nilai yang lebih
baik daripada Pancasila. Oleh karenanya, pendidikan tinggi juga perlu menanamkan ideologi
Pancasila terhadap anak didiknya melalui pengajaran Pendidikan Pancasila.
Pendidikan Pancasila seharusnya tidak hanya sekedar menjadi bahan hafalan,
namun juga lebih kepada tataran praktis. Ini mengingat banyak mahasiswa yang mampu
menghafal dan menjawab teori tentang ideologi Pancasila, namun melakukan aktivitas yang
bertentangan dengan ideologi Pancasila itu sendiri. Perguruan Tinggi juga harus
memperbanyak diskursus perbandingan ideologi, memperbanyak kajian literasi yang
membahas ideologi lain, sehingga mahasiswa mampu mempertahankan argumen bahwa
Ideologi Pancasila adalah ideologi yang paling tepat untuk Bangsa Indonesia.
Negara Indonesia secara resmi berdiri, pada tanggal 17 Agustus 1945 dengan
diproklamasikannya Kemerdekaan Republik Indonesia oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh.
Hatta. Ketika mendirikan Negara Indonesia, founding fathers telah menetapkan pondasi
Negara Indonesia yaitu Pancasila, NKRI, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika, (sering
disebut juga 4 Pilar Kebangsaan). Dalam mewujudkan Indonesia Maju, segenap komponen
bangsa harus meningkatkan nasionalisme dan berpegang teguh kepada 4 pilar kebangsaan
dan melawan paham yang bertentangan dengan pondasi negara.
Banyak negara di dunia ini, yang tertinggal bahkan berantakan karena mengabaikan
ketetapan yang telah disepakati dan lunturnya nasionalisme. Oleh sebab itu, kebersamaan
dan nasionalisme harus selalu ditingkatkan; dan memfokuskan energi bangsa ini untuk
membangun Indonesia.
Salah satu penggerak utama kemajuan bangsa adalah kualitas SDM. Oleh sebab itu,
sejak 2019, fokus utama APBN adalah pembangunan SDM. Pembangunan SDM Indonesia
seyogyanya memfokuskan kepada karakter, pendidikan yang berorientasi kepada keahlian
dan penguasaan teknologi.
Dunia pendidikan Indonesia harus mampu mencetak SDM yang mempunyai
nasionalisme dan integritas tinggi. Lulusan pendidikan termasuk pendidikan tinggi
diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja; terkoneksi dengan industri (link and macth);
serta mengembangkan inovasi dan kreatifitas dengan menguasai teknologi. Pendidikan harus
memberi bekal untuk menjalani kehidupan, bukan hanya menghasilkan ijazah.
Salah satu faktor utama untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi adalah
infrastruktur. Menyadari hal tersebut, semenjak tahun 2014, Pemerintah Indonesia gencar
membangun infrastruktur. Infrastruktur akan mendorong produktivitas faktor-faktor
produksi, memperlancar arus barang/jasa dan manusia, dan membuka keterisolasian daerah.
Insfrastruktur akan menciptakan pemerataan pembangunan dan meningkatkan daya saing
investasi Indonesia.
Untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, Indonesia harus melakukan
transformasi ekonomi yang dapat meningkatkan produktivitas dan nilai tambah yang tinggi
di berbagai sektor. Transformasi ekonomi seharusnya dilakukan antara lain dengan
memperkuat sektor-sektor ekonomi prioritas, memperkuat industri manufaktur yang
berorientasi eksport, memanfaatkan teknologi informasi, meningkatkan kapasitas ekonomi
rakyat dan meningkatkan industri kreatif. Produk dalam negeri harus mempunyai nilai
tambah dan daya saing sehingga kompetitif di pasar domestik maupun internasional.
Disamping itu, seluruh komponen bangsa harus membangun cinta produk dalam negeri.
Kebijakan menuju Indonesia Emas harus direncanakan dengan baik. Jika bangsa
Indonesia gagal dalam merencanakannya dengan baik, sama dengan merencanakan
kegagalan. Oleh sebab itu dibutuhkan komitmen yang kuat untuk membuat perencanaan
yang baik tersebut.
Di samping itu, kebijakan yang telah direncanakan dengan baik harus dilaksanakan
secara konsisten, terstruktur, sistematis dan masif. Siapapun pemimpin bangsa ini, harus
mempunyai komitmen untuk melaksanakan kebijakan Indonesia Maju 2045, bersama-sama
dengan seluruh bangsa Indonesia. Tiada keberhasilan tanpa kerja keras, cerdas serta
kebersamaan. Dengan demikian Indonesia Maju 2045 akan menjadi kenyataan bukan
fatamorgana.