PENDAHULUAN
1
dismpulkan bahwa pembangununan manusia belum dapat dilakukan secara
optimal jika hanya terfokus pada pengentasan kemiskinan.
Paradigma pembangunan yang sangat bekembang pada saaat ini
adalah pertumbuhan ekonomi yang diukur dengan pembangunan manusia yang
dilihat dengan tingkat kualitas hidup manusia disetiap negara.Salah satu tolak
ukur yang digunakan adalah untuk melihat kualitas hidup manusia adalah Indeks
Pembanguna manusis (IPM),yang diukur melalui kulitas pendidkan,kehatan dan
perekonomian(daya beli).Dari peningkatan ketiga sektor tersebut diharapkan
akan meningkatkan kualitas hidup manusia.
Peningkatan pembangunan manusia dapat dicernati dari angka IPM
(Arif, 2012) dalam penelitianya menyatakan IPM merupakan salah satu alat ukur
yang dapat digunakan dalam menilai kualiatas pembangunan manusia,baik dari
segi dampaknya terhadap kondisi fisik (kesehatan dan kesejahteraanya) dan jga
maupun sifat non fisik (intelektualitasnya). IPM didususun dari komponen
pembangunan manusia yang menjadi dasar yaitu ketahahan hidup,diukur dari
ketahan hidup/usia,diukur dari ketahanan hidup sejak lahir,pendidikan yang
diukur dari rata-rata melek huruf dikalangan penduduk dewasa dan angka rata-
rata lama disekolah.Kualitas standar hidup yang diukur berdasarkan pendapatan
perkapita rill yang disesuikan dengan peroritas daya beli dari mata uang domestik
di masing-masing negara (BPS, 2012)
Manusia selalu berada di posisi sentral dalam kegeiatan program
pencapaian pembangunan.United Nations Development Program (UNDP) telah
menerbitkan suatu indicator untuk mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi yaitu
IPM sebagai alat ukur kesuksesan pembangunan dan kesejahteraan suatu negara
atau wilayah dalam bidang pembangunan dan kesejahteraan suatu negara atau
wilayah dalam bidang pembangunan manusia. Indikator angka harapan hidup
mengukur kesehatan,indicator rata-rata melek huruf penduduk dewasa dan rata-
rata lama disekolah untuk mengukur pendidikan, dan indicator daya beli untuk
mengukur standar hidup.Ketiga indicator yang telah disebutkan saling berkaitan
2
satu sama lain,selain itu dapat dipegaruhi factor-faktor lain seperti ketersediaan
kesempatan kerja yang ditentukan oleh pertumbuhan ekonomi ,infrastruktur dan
kebijakan pemerintah sehingga IPM akan meningkat.
Pembangunan manusia adalah sebuah proses perluasan bagi
manusia,khususnya dalam bidang megakses hasil pembangunan seperti
memperoleh pendapatan, kesehatan, dan pendidikan pembangunan manusia
sebagai tolak ukur kinerja pembangunan secara keseluruhan dibentuk melalui
tiga dimensi dasar yaitu kesahatan,pendidikan,dan harapan hidup. Suatu
masyarakat biasanya akan dilanda kemiskinan salah satunya karena keterbatasan
sumberdaya alam atau pun sumber modal,Kemiskinan secara etimologis berasal
dari kata “miskin” yaitu artinya tidak berharta atau serba kekurangan. Badan
pusat statistik mendefiniskan sebagai ketidakmampuan individu dalam
memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk hidup layak (BPS, 2012). Dalam
pedangan lain kemiskinan merupakan sebuah kondisi yang berada pada level
paling bawah garis standar kebutuhan minimum,baik untuk makanan,dan non
makanan yang bisa disebut(Proverty line) atau disebut juga (Proverty threshold).
Menurut (Yacob, 2012) dalam penelitiannya ia menyatakan bahwa
kemiskinan merupakan salah satu persoalan yang paling mendasar, karena
kemiskinan menyangkut pemenuhan kebutuhan paling mendasar dalam
kehidupan dan kemisknan bukan hanya masalah negara berkembang,bahkan
negara maju sekalipun mengalami masalah yang sama intinya kemiskinan adalah
masalah global. Menurut (World Bank, 2004) salah satu penyebab kemiskinan
adalah karena kurangnya pendapatan asset (lock of income and assets) untuk
memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan,pakaian perumahan,tingkat
kesehatan,dan pendidikan yang dapat diterima (acceptable). Disamping itu
kemiskinan juga dengan keterbatasan lapangan pekerjaan dan biasanya mereka
yang dikategorikan miskin (the poor) tidak memiliki pekerjaan
(pegangguran),serta tingkat pendidkan dan kehatannya tidak memadai.
3
Teori pertumbuhan baru menekankan pentingnya peranan pemerintah
dalam meningkatkan IPM dan mendorong penelitian dan pengambangan untuk
meningkatkan produktivitas manusia. Kenyataanya dapat dilihat dari investasi
dalam pendidikan akan mampu mencetak kualitas manusia yang diperlihatkan
dengan meningkatnya pengetahuan dan keterampilan seseorang. Semakin tinggi
tingkat pendidikan seseorang maka pengetahuan dan keterampilanya akan
meningkat juga dan itu akan mendorong produktivitas dan kinerjanya. Dunia
kerja misalnya sebuah perusahaan akan mendapatkan feedback yang lebih
banyak dikarnakan kualitas tenaga kerja yang diterima akan memperoleh
keuntungan yang lebih banyak dengan memperkerjakan tenaga kerja dengan
produktivitas tinggi. Di sektor informal misalnya pertanian peningkatan keahlian
dan keterampilan tenaga kerja akan mampu meningkatkan hasil perntanian karna
didorong oleh tenaga kerja yang terampil,pada akhirnya seseorang yang meiliki
produktivitas yang tinggi maka akan memperoleh kesejahteraan yang lebih
baik,yang diperlihatkan melalui peningkatan pendapatannya maupun juga dengan
konsumsinya.
Provinsi Aceh memiliki laju pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi setiap
tahunnya.Dengan begitu besar kemungkinan Kota Banda Aceh memiliki potensi
sumber daya manusia (SDM) yang kompeten,kompeten dalam artian sumber daya
manusia yang siap untuk diberdayakan .Pelaksaaan otonomi khusus memberikan
keleluasaan kepada pemerintah Provinsi Aceh untuk melaksanakan pembangunan
daerah secara lebih mandiri.Perkembangan penduduk miskin di provinsi Aceh setiap
tahunya berfluaktif sehingga diperlukan beberapa program guna meminimalisir
tingkat fluktuasinya,dengan demikian pembangunan manusia akan lebih stabil.
Kemiskinan akan menjadi efek samping yang serius dalam pembangunan manusia
dikarnakan masalah kemiskinan akan menjadi sebuah masalah yang kompleks yang
sebenarnya bermula dari kemapuan daya beli masyarakat yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan lain seperti pendidikan dan kesehatan
4
yang terabaikan. Hal tersebut menjadi GAP pembangunan manusia diantara keduanya
pun menjaid besar dan pada akhirnya target capaian IPM tidak terealisasikan dan
disinilah peran pemerintah guna merealisasikan itu.
5
tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 9,18 tahun,
meningkat 0,09 tahun dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran per kapita (harga
konstan 2012) masyarakat telah mencapai Rp.9,603 juta rupiah pada 2019,
meningkat sebesar Rp.417 ribu rupiah dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
6
1. Untuk mencari tahu apakah kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi
berpengaruh signifikan terhadap indeks pembangunan manusia di provinsi
aceh.
2. Untuk menganalisis pengaruh pemerintah dalam pengentasan kemiskinan dan
pertumbuhan eknomi di provinsi aceh.
3. Untuk mencari solusi menekan angka kemsikinan dan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi di provinsi aceh.
1. BAB 1 Pendahuluan
Berisikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan sistematika pembahasan.
2. BAB II Landasan Teori
Berisikan tentang Landasan Teori Indek Pembangunan Manusia, Kemiskinan,
Pertumbuhan Ekonomi, Penelitian Terdahulu, Kerangka Berpikir dan
Hipotesis.
3. BAB III Metodologi Penelitian
Berisikan Rancangan Penelitian, jenis dan sumber data, sumber data, definisi
operasional variabel serta Teknik analisis Data.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.Kemiskinan
World Bank menguraikan definisi kemiskinan secara lebih detail yaitu “Kemiskinan
adalah kelaparan, ketiadaan tempat tinggal, tidak mampu untuk periksa ke dokter,
tidak mempunyai akses ke sekolah dan tidak mengetahui bagaimana caranya
membaca. Kemiskinan adalah suatu permasalahan yang tidak saja dialamai oleh
negara berkembang namun negara dinegara maju pun kemiskinan adalah suatu
masalah yang sulit diselelaikan. Ada beberapa definisi mengenai kemiskinan
(Rahayu, 2019).
8
rendah, akan tetapi tingkat kesehatan, pendidikan dan perlakuan adil dimuka hukum
dan sebagainya.Terdapat banyak sekali teori dalam memahami kemiskinan, namun
bila disederhanakan maka terdapat dua paradigma atau teori besar (grand theory)
mengenai kemiskinan: yakni paradigma neoliberal dan demokrasi-sosial
(socialdemocracy), yang kemudian menjadi dasar dalam menganalisis kemiskinan
maupun merumuskan kebijakan dan program-program anti kemiskinan. Secara
langsung, strategi penanggulangan kemiskinan harus bersifat "residual", sementara
dan hanya melibatkan keluarga, kelompok-kelompok swadaya atau lembaga-lembaga
terkait.
a. Penyebab Kemiskinan
Menurut World Bank salah satu sebab kemiskinan adalah karena
kurangnya pendapatan dan aset (lack of income and assets) untuk memnuhi
kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, perumahan tingkat kesehatan dan
pendidikan yang dapat diterima (acceptable). Disamping itu kemiskinan juga
berkaitan dengan lapangan pekerjaan dan biasanya mereka yang dikatakan
miskin (poor) adalah tidak memilki pekerjaan (pengangguran), serta tingkat
pendidikan dan kesehatan tidak memadai. Menurut Bappeda kemiskinan dapat
disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya
aset terhadap pendidikan dan pekerjaan.
Kuncoro dan Safi’i berpendapat penyebab kemiskinan bisa dianalisis
melalui dua aspek, yaitu aspek sosial dan ekonomi. Karena kedua aspek
tersebut saling berkaitan. Adapun penyebabnya yaitu:
1. Rendahnya akses terhadap lapangan pekerjaan. Tingkat kesempatan kerja
adalah rasio antara jumlah penduduk yang bekerja terhadap jumlah angkatan
kerja.
9
2. Lemahnya akses masyarakat terhadap faktor produksi, lemahnya akses
tersebut jika dijabarkan yaitu:
a) Rendahnya akses modal usaha.
10
2.2. Pertumbuhan ekonomi
11
tingkat perkembangan perekonomian suatu masyarakat. Para ekonom yang
mempelajari masalah pertumbuhan ekonomi telah menemukan bahwa mesin
kemajuan ekonomi harus bertengger di atas empat roda yang sama, baik di negara
miskin maupun negara kaya. Keempat faktor pertumbuhan itu adalah: sumber daya
manusia (penawaran tenaga kerja, kesehatan, pendidikan, motivasi), sumber daya
alam (tanah, mineral, bahan bakar, kualitas lingkungan).
PDRB−PDRB
PERT PDRB = X = X 1 X 100 % … … … .… (21) X
PDRBt −1
12
Cepat lambatnya proses pembangunan itu tergantung kepada sajauh mana
sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki
kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.
b) Faktor Sumber Daya Alam
Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam
dalam melaksanakan proses pembangunanya. Namun demikian, sumber
daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembangunan
ekonomi, apabila tidak didukung oleh sumber daya manusianya dalam
mengelola sumber daya alam yang tersedia.
c) Faktor Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi
Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dapat
mendorong proses pembangunan ekonomi akan tetapi, hal tersebut dapat
juga menjadi penghambat pembangunan.
d) Faktor Budaya
Fakor budaya mempunyai suatu fungsi sebagai pendorong proses
pembangunan tetapi juga dapat menjadi hambatan bagi pembangunan.
e) Sumber Daya Modal
Sumberdaya modal dibutuhkkan manusia untuk memperoleh dan
mengelola sumber daya alam (SDA) dan dapat meningkatkan kualitas
IPM.
Menurut Todaro dan smith ada tiga factor utama dalam pertumbuhan
ekonomi, yaitu:
1) Akumulasi modal termaksud semua investasi baru yang berupa tanah (lahan),
peralatan fiskal, dan sumber daya manusia (human resource). Akumulasi
modal akan terjadi jika ada sebagian dari pendapatan sekarang ditabung lalu
kemudian dapat diinvestasikan kembali dengan tujuan untuk memperbesar
output dimasa-masa mendatang.
2) Pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja. Pertumbuhan penduduk dan hal-
hal yang berkaitan dengan jumlah angkatan kerja (labor force) secara
13
tradisional telah dianggap sebagai faktor yang positif dalam merangsang
pertumbuhan ekonomi. Artinya, semakin banyak angkatan kerja, sedangkan
semakin banyak penduduk dan meningkatnya potensi dasar domestiknya.
3) Kemajuan Teknologi. Kemajuan teknologi disebabkan oleh teknologi cara-
cara baru dan cara-cara yang lama yang diperbaiki melalui pekerjaan-
pekerjaan tradisional. Ada dua klasifikasi kemajuan tekonologi diantaranya:
(a) Kemajuan teknologi yang bersifat netral, terjadi jika tingkatoutput yang
dicapai lebih tinggi pada kuantitas dan kombinasi-kombinasi input yang
sama.
(b) Kemajuan teknologi yang bersifat hemat tenaga (labor saving) atau hemat
modal (capital saving), yaitu tingkat output yang lebih tinggi bisa dicapai
dengan jumlah tenaga kerja atau input modal yang sama.
14
memiliki keterkaitan dengan satu sama lain karena apabila tingkat pertumbuhan
ekonomi baik maka pembangunan manusia pun akan membaik.
15
(Indeks Pembangunan Manusia antara 50 dan 65,99), upper–medium (Indeks
Pembangunan Manusia antara 66 dan 79,99) dan high (Indeks 4 Pebangunan Manusia
80 keatas). Indeks Pembangunan Manusia regional Indonesia termasuk kategori
menegah ke bawah (lower–medium) sampai mengah ke atas (upper–medium). Tahun
2006 indeks pembangunan manusia regional tingkat mengah ke bawah masih
diduduki Provisi Papua, Nusan Tenara Barat dan Nusan Tenggara Timur. Ketiga
Provinsi ini termasuk regional dengan rasio penduduk miskin tertinggi di Indonesia.
16
1. Angka harapan hidup untuk mengukur pencapaian dibidang Kesehatan.
2. Angka melek huruf dan rata–rata lama Sekolah untuk mengukur pencapaian
dibidang Pendidikan..
a. Harapan hidup
Angka harapan hidup adalah suatu perkiran tingkat umur rata-rata yang akan
dicapai oleh penduduk oleh kurun waktu tertentu. Menurut BPS harapan hidup
merupakan rata-rata perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang
selama hidup (BPS, 2017). Dengan demikian angka haarapan hidup dapat mengukur
dari sejak lahir dalam rata-rata hidup suatu penduduk.
Angka harapan hidup diukur melalui metode tidak langsung (Metode Brass,
Varian Trussel) dikarenakan sulitnya mendapatkan informasi orng yang meninggal.
Data dasar yang dibutuhkan dalam metode ini adalah anak-anak lahir hidup dan anak-
anak yang masih hidup dari Wanita pernah kawin. Untuk mendapatakan indeks
harapan hidup dengan cara menstandarkan angka harapan hidup terhadap nilai
maksimum dan minimumnya (Usmaliadanti christina, 2011).
Ada beberapa yang bisa mempengaruhi angka harapan hidup dari hasil survey
sosial ekonomi Nasional (susenas) 2011-2013 yaitu:
17
5) Rata-rata bayi disusui (Bulan).
b.Tingkat Pendidikan.
18
2017). Indeks ini menujukan berapa seharusnya tingkat kemampuan seseorang atau
suatu keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya untuk menjalani kehidupan
yang secara layak. (syauqi Irfan, 2016).Untuk mengukur standar hidup layak (daya
beli) UNDP menggunakan GNP rill yang disesuaikan. PNB perkapita tidak tersedia
pada tingkat provinsi dan Kabupaten/Kota, sehingga diproksi dengan pengeluaran
perkapita yang telah disesuaikan menggunakan data SUSENAS.
Perhitungan paritas daya beli menggunakan metode baru yaitu 96 komoditas dimana
66 komoditas merupakan makanan dan sisanya merupakan komoditas non
makanan.Dalam perhitungannya menggunakan batas minimum dan maksimum
(BPS,2017).
19
1. Tingkat Kesehatan yang diukur harapan hidup saat lahir (tingkat kematian
bayi).
2. Tingkat Pendidikan yang diukur dengan jumlah penduduk yang melek huruf
atau tingkat Pendidikan yang telah dicapai atau lamanya Pendidikan seseorang
penduduk.
3. Standar kehidupan diukur dengan tingkat pengeluaran perkapita pertahun
(BPS, 2016).
Tahun 2010, UNDP menyempurnakan metode tersebut dengan metode baru yaitu
angka melek huruf menjadi angka harapan sekolah.Alasan mengapa angka melek
huruf sudah efektif lagi karna angka tersebut sudah besar diseluruh Indonesia
sehingga sudah tidak efektif lagi apabila masih menggunakan angka melek huruf (
BPS, 2017).
Dimana :
X2 = Indeks Pendidikan
20
2.5 Penelitian Terdulu
Khalid dan yusuf (2014) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh
tingkat kemiskinan, pegangguran, upah minimum laju pertumbuhan ekoomi
terhdap indeks pembangunan manusia diprovinsi riau dengan hasil yang
diperoleh tingkat kemiskinan,tingkat pegangguran,upah minimum dan laju
pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan terhdap indeks pertumbuhan
manusia.
Amalia, dkk (2014) dengan judul penelitian pengaruh kemandirian
keuangan daerah dan keserasian alokasi belanjaa terhadap indeks
pembangunan manusia dengan hasil yang diperoleh bahwa kemandirian
keuangan daerah dan keserasian alokasi belanja secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap indeks pembangunan manusia di kabupaten/kota provinsi
Bali tahun 2008-2012.
Sarangi, dkk (2019) Melakukan penelitian yang berjudul Analisis
factor-faktor yang berpengaruh terhdap indeks pemabngunan manusia dengan
hasil yang diperoleh PDRB sector pertanian, Belanja langsung pemerintah,
Investasi swasta, dan Tingkat pengangguran terbuka berpengaruh singnifikan
terhadap indeks pembangunan manusia di provinsi Sulawesi barat.
Denni Sulistion Mirza (2012) Melakukan penelitian yang berjudul
Pengaruh kemiskinan,pertumbuhan ekonomi,Dan belanja modal terhadap
indeks pembangunan manusia dijawa tengah dengan hasil yang diperoleh
bahwa perkembangan indeks pembangunan manusia di kabupaten/kota jawa
tengah selama tahun 2006-2009 mengalami peningkatan yang artinya
kemiskinan di provinsi jawa tengah berpengaruh signifikan terhadap indeks
pembangunan manusia.
Firda Rizky Amalia (2014) Melakukan penelitian dengan judul
Pengaruh Kemandirian Keuangan Daerah Dan Keserasian Alokasi Belanja
Terhadap Indeks Pembangunan Manusia dengan hasil yang diperoleh
kemandirian keuangan daerah dan keserasian alokasi belanja secara stilmultan
21
berpengaruh singnifikan terhadap Indeks Pembangunan manusia di Provinsi
Bali tahun 2008/2012. Berdasarkan pada hal tersebut menunjukkan bahwa
kemandirian keuangan daerah dan keserasian alokasi belanja berpengaruh
terhadap indeka pembangunan manusia dalam artian jika kemandirian
keuangan daerah dan keserasian alokasi belanja meningkat, maka akan
meningkatkan indeks pembangunan manusia.
22
minimum laju minimum dan laju dan Upah
pertumbuhan ekoomi pertumbuhan ekonomi Variabel Dependen: minimum
terhadap indeks analisis deskriptif berpengaruh signifikan Indeks Pembangunan
pembangunan manusia kuantitatif,Regeresi terhdap indeks Manusia.
diprovinsi riau linier Berganda pertumbuhan manusia.
(Khalid dan Yusuf (2014)
23
mirza, 2012) Acak (Random modal berpengaruh positif. Manusia.
Efffect
24
Data sekunder ini
bersumber dari Badan
Pusat Statistik Pekanbaru.
Kemiskinan (X1)
IPM (Y)
Pertumbuhan
Ekonomi (X2)
25
BAB III
METODE PENELITIAN
Sampel dalam penetian ini adalah seluruh data kemiskinan, pertumbuhan ekonomi
dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Provinsi Aceh tahun 2019.
26
Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau
konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikan kegiatan, ataupun memberikan
suatu operasionalisasi yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tertentu.
Variabel terikat.
Variabel terikat adalah suatu variabel yang dapat berubah karena pengaruh
variabel bebas (variabel X). Dalam penelitian ini maka Indeks Pembangunan
Manusia Menjadi Variable Y.
Variable bebas.
Variabel bebas adalah suatu variabel yang apabila dalam suatu waktu berada
bersamaan dengan variabel lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variable
X atau bebas adalah Kemiskinan dan Pertumbuhan ekonomi.
Persen
(%)
Persen
(%)
27
manusia dasar kualitas hidup.
Persen
(%)
Y = B0 + B1 X 1 + B2 X 2 + u
Dimana:
X 1 =Kemiskinan (%)
β 0= Konstanta
β 1, β 2=Koefesien Regresi
Analisis regresi digunakan untuk mengukur seberapa besar pengaruh antara variabel bebas
dan variabel terikat. Regresi linear berganda merupakan model regresi yang melibatkan lebih
dari satu variabel independen. (gozali, 2018).
Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistic yang harus dipenuhi pada analisis
regresi linear berganda yang berbasis ordinary leas square (OLS). Tujuan pengujian asumsi
28
klasik ini adalah untuk memberikan kepastian bahwa persamaan regresi yang didapatkan
memiliki ketepatan dalam estimasi, tidak bias dan konsisten. Uji asumsi klasik untuk
memastikan persamaan regresi yang difungsikan tepat dan valid Uji yang harus dipenuhi
yaitu.:
Uji Normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk menilai apakah
sebaran data tersebut berdistribusi normal ataukah tidak. Uji Normalitas berguna untuk
menentukan data yang telah dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil dari populasi
normal.
Uji ini merupakan anggapan residual dari model regresi yang mempunyai varian
tidak konstan. Pada pengujian ini, diharapkan anggapan Heteroskedastisitas tidak terpenuhi
sebab model regresi linear berganda mempunyai anggapan varian residual yang konstan
(Homokedastisitas).
3.7.1 Uji T
Uji t diketahui dengan uji parsial, ialah buat menguji gimana pengaruh tiap- tiap
variabel bebasnya secara sendiri- sendiri terhadap variabel terikatnya. Uji ini bisa dicoba
dengan mambandingkan t hitung dengan t tabel ataupun dengan memandang kolom
signifikansi pada tiap- tiap t hitung.
3.7.2 Uji F
29
Uji F ialah uji buat memandang bagaimanakah pengaruh seluruh variabel bebasnya
secara bersama- sama terhadap variabel terikatnya. Ataupun untuk menguji apakah model
regresi yang kita buat baik/ signifikan ataupun tidak baik/ non signifikan.
Uji koefisien determinasi bertujuan buat mengukur seberapa jauh keahlian model
dalam menerangkan alterasi variabel dependen( Ghozali, 2018). Nilai koefisien determinasi
terletak pada 0 serta 1. Klasifikasi koefisien korelasi ialah, 0( tidak terdapat korelasi), 0- 0,
49( korelasi lemah), 0, 50( korelasi moderat), 0, 51- 0, 99( korelasi kokoh), 1. 00( korelasi
sempurna). Nilai R2 yang kecil berarti variabel- variabel independen dalam menarangkan
variabel-variabel dependen amat terbatas (Ghozali, 2018).
30