Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertumbuhan ekonomi pada dasarnya merupakan proses perubahan
ekonomi suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih
baik (kuznet, 2016.) pada awalnya,pembangunan ekonomi adalah tugas dan
kewajiban pemerintah dan negara,masyarakat dianggap pasif dalam menjadi
objek pembangunan.Belakangan ini perspektif baru tentang pembangunan
ekonomi sangat berkembang,tidak lagi hanya membebankan pemerintah,tetapi
mulai merangkul masyarakat dan pihak-pihak ketiga seperti dunia usaha serta
pihak-pihak yang terlibat lainnya.
Pemerintah sebagai ujung tombak pelaksanaan pembangunan tentunya
memerlukan modal manusia yang kompeten sebagai modal awal
pembangunan.Untuk itu agar dapat menghasilkan manusia yang berkualitas
diperlukan usaha-usaha untuk meningkatkan kualitas SDM-nya.Peningkatan
kualitas sember daya manusia (SDM) dapat dilakukan dengan berbagai
kebijakan,yaitu dengan pembangunan pendidikan dan kesehatan .Pembangunan
pendidikan dan kehatan akan menentukan arah pembangunan manusia dan
ekonomi dimasa depan.
Menurut (Ginting, 2008) Pembangunan manusia diindonesia adalah
selalu berkaitan dengan pengurangan kemiskinan.Berinvestasi disetor pendidikan
dan kesehatan akan lebih baik bagi penduduk miskin dibandingkan dengan
penduduk tidak miskin,dikarnakan asset utama masyarakat miskin adalah tenaga
kasar mereka(Keahlian masing-masing individu).Jika tersedianya fasilitas
pendidikan dan kesehatan yang murah maka masyarakat miskin akan sangat
terbantu untuk meningkatkan produktivitasya,dan akan berpegaruh juga terhadap
meningkatnya pendapatan masyarakat miskin tersebut.Dengan demikian dapat

1
dismpulkan bahwa pembangununan manusia belum dapat dilakukan secara
optimal jika hanya terfokus pada pengentasan kemiskinan.
Paradigma pembangunan yang sangat bekembang pada saaat ini
adalah pertumbuhan ekonomi yang diukur dengan pembangunan manusia yang
dilihat dengan tingkat kualitas hidup manusia disetiap negara.Salah satu tolak
ukur yang digunakan adalah untuk melihat kualitas hidup manusia adalah Indeks
Pembanguna manusis (IPM),yang diukur melalui kulitas pendidkan,kehatan dan
perekonomian(daya beli).Dari peningkatan ketiga sektor tersebut diharapkan
akan meningkatkan kualitas hidup manusia.
Peningkatan pembangunan manusia dapat dicernati dari angka IPM
(Arif, 2012) dalam penelitianya menyatakan IPM merupakan salah satu alat ukur
yang dapat digunakan dalam menilai kualiatas pembangunan manusia,baik dari
segi dampaknya terhadap kondisi fisik (kesehatan dan kesejahteraanya) dan jga
maupun sifat non fisik (intelektualitasnya). IPM didususun dari komponen
pembangunan manusia yang menjadi dasar yaitu ketahahan hidup,diukur dari
ketahan hidup/usia,diukur dari ketahanan hidup sejak lahir,pendidikan yang
diukur dari rata-rata melek huruf dikalangan penduduk dewasa dan angka rata-
rata lama disekolah.Kualitas standar hidup yang diukur berdasarkan pendapatan
perkapita rill yang disesuikan dengan peroritas daya beli dari mata uang domestik
di masing-masing negara (BPS, 2012)
Manusia selalu berada di posisi sentral dalam kegeiatan program
pencapaian pembangunan.United Nations Development Program (UNDP) telah
menerbitkan suatu indicator untuk mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi yaitu
IPM sebagai alat ukur kesuksesan pembangunan dan kesejahteraan suatu negara
atau wilayah dalam bidang pembangunan dan kesejahteraan suatu negara atau
wilayah dalam bidang pembangunan manusia. Indikator angka harapan hidup
mengukur kesehatan,indicator rata-rata melek huruf penduduk dewasa dan rata-
rata lama disekolah untuk mengukur pendidikan, dan indicator daya beli untuk
mengukur standar hidup.Ketiga indicator yang telah disebutkan saling berkaitan

2
satu sama lain,selain itu dapat dipegaruhi factor-faktor lain seperti ketersediaan
kesempatan kerja yang ditentukan oleh pertumbuhan ekonomi ,infrastruktur dan
kebijakan pemerintah sehingga IPM akan meningkat.
Pembangunan manusia adalah sebuah proses perluasan bagi
manusia,khususnya dalam bidang megakses hasil pembangunan seperti
memperoleh pendapatan, kesehatan, dan pendidikan pembangunan manusia
sebagai tolak ukur kinerja pembangunan secara keseluruhan dibentuk melalui
tiga dimensi dasar yaitu kesahatan,pendidikan,dan harapan hidup. Suatu
masyarakat biasanya akan dilanda kemiskinan salah satunya karena keterbatasan
sumberdaya alam atau pun sumber modal,Kemiskinan secara etimologis berasal
dari kata “miskin” yaitu artinya tidak berharta atau serba kekurangan. Badan
pusat statistik mendefiniskan sebagai ketidakmampuan individu dalam
memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk hidup layak (BPS, 2012). Dalam
pedangan lain kemiskinan merupakan sebuah kondisi yang berada pada level
paling bawah garis standar kebutuhan minimum,baik untuk makanan,dan non
makanan yang bisa disebut(Proverty line) atau disebut juga (Proverty threshold).
Menurut (Yacob, 2012) dalam penelitiannya ia menyatakan bahwa
kemiskinan merupakan salah satu persoalan yang paling mendasar, karena
kemiskinan menyangkut pemenuhan kebutuhan paling mendasar dalam
kehidupan dan kemisknan bukan hanya masalah negara berkembang,bahkan
negara maju sekalipun mengalami masalah yang sama intinya kemiskinan adalah
masalah global. Menurut (World Bank, 2004) salah satu penyebab kemiskinan
adalah karena kurangnya pendapatan asset (lock of income and assets) untuk
memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan,pakaian perumahan,tingkat
kesehatan,dan pendidikan yang dapat diterima (acceptable). Disamping itu
kemiskinan juga dengan keterbatasan lapangan pekerjaan dan biasanya mereka
yang dikategorikan miskin (the poor) tidak memiliki pekerjaan
(pegangguran),serta tingkat pendidkan dan kehatannya tidak memadai.

3
Teori pertumbuhan baru menekankan pentingnya peranan pemerintah
dalam meningkatkan IPM dan mendorong penelitian dan pengambangan untuk
meningkatkan produktivitas manusia. Kenyataanya dapat dilihat dari investasi
dalam pendidikan akan mampu mencetak kualitas manusia yang diperlihatkan
dengan meningkatnya pengetahuan dan keterampilan seseorang. Semakin tinggi
tingkat pendidikan seseorang maka pengetahuan dan keterampilanya akan
meningkat juga dan itu akan mendorong produktivitas dan kinerjanya. Dunia
kerja misalnya sebuah perusahaan akan mendapatkan feedback yang lebih
banyak dikarnakan kualitas tenaga kerja yang diterima akan memperoleh
keuntungan yang lebih banyak dengan memperkerjakan tenaga kerja dengan
produktivitas tinggi. Di sektor informal misalnya pertanian peningkatan keahlian
dan keterampilan tenaga kerja akan mampu meningkatkan hasil perntanian karna
didorong oleh tenaga kerja yang terampil,pada akhirnya seseorang yang meiliki
produktivitas yang tinggi maka akan memperoleh kesejahteraan yang lebih
baik,yang diperlihatkan melalui peningkatan pendapatannya maupun juga dengan
konsumsinya.

Provinsi Aceh memiliki laju pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi setiap
tahunnya.Dengan begitu besar kemungkinan Kota Banda Aceh memiliki potensi
sumber daya manusia (SDM) yang kompeten,kompeten dalam artian sumber daya
manusia yang siap untuk diberdayakan .Pelaksaaan otonomi khusus memberikan
keleluasaan kepada pemerintah Provinsi Aceh untuk melaksanakan pembangunan
daerah secara lebih mandiri.Perkembangan penduduk miskin di provinsi Aceh setiap
tahunya berfluaktif sehingga diperlukan beberapa program guna meminimalisir
tingkat fluktuasinya,dengan demikian pembangunan manusia akan lebih stabil.
Kemiskinan akan menjadi efek samping yang serius dalam pembangunan manusia
dikarnakan masalah kemiskinan akan menjadi sebuah masalah yang kompleks yang
sebenarnya bermula dari kemapuan daya beli masyarakat yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan lain seperti pendidikan dan kesehatan

4
yang terabaikan. Hal tersebut menjadi GAP pembangunan manusia diantara keduanya
pun menjaid besar dan pada akhirnya target capaian IPM tidak terealisasikan dan
disinilah peran pemerintah guna merealisasikan itu.

Gambar 1.1 IPM Provinsi Aceh 2019

IPM Provinsi Aceh 2019


90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
E IL N A UR AH AT AR I E EN RA YA ES NG YA YA AH YA EH NG S A E M
LU GK TA AR G R S PI D EU TA DA LU I A RA JA RI JA AC BA NG AW LA
EU SI N ELA GG TI M EN BA BE I R U T YO M N EH E IE A A A M
L EU S S
A
M N T H H B EH RA A TA M S
SI CEH EH S TE CEH EH CE ACE C BA G H A GA AC ER PI D AND S ULU
A AC E H A C A A E N N B K B
AC
A
EH AC BE O
LH SU
AC

Pembangunan manusia di Provinsi Aceh mengalami perkembangan


yang signifikan dengan meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Pada
2019, IPM Provinsi Aceh mencapai 71,90. Angka ini meningkat sebesar 0,71 poin
dibandingkan 2018 yang sebesar 71,19. Pada tahun 2016 hingga 2019, pembangunan
manusia di Provinsi Aceh sudah masuk status “tinggi” senilai 70,00 atau
lebih. IPM Provinsi Aceh pada tahun 2019 tumbuh sebesar 1,00 persen dibandingkan
tahun 2018. Komponen-komponen pembentuk IPM juga mengalami
peningkatan. Pada tahun 2019, bayi yang baru lahir memiliki peluang untuk hidup
hingga 69,87 tahun, meningkat 0,23 tahun dibandingkan tahun sebelumnya. Anak-
anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk bersekolah selama 14,30 tahun di tahun
2019, meningkat 0,03 tahun dibandingkan 2018. Sementara itu, penduduk usia 25

5
tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 9,18 tahun,
meningkat 0,09 tahun dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran per kapita (harga
konstan 2012) masyarakat telah mencapai Rp.9,603 juta rupiah pada 2019,
meningkat sebesar Rp.417 ribu rupiah dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Khalid dan yusuf (2014) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh


tingkat kemiskinan, pegangguran, upah minimum laju pertumbuhan ekoomi terhdap
indeks pembangunan manusia diprovinsi riau dengan hasil yang diperoleh tingkat
kemiskinan,tingkat pegangguran,upah minimum dan laju pertumbuhan ekonomi
berpengaruh signifikan terhdap indeks pertumbuhan manusia.

Amalia, dkk (2014) dengan judul penelitian pengaruh kemandirian keuangan


daerah dan keserasian alokasi belanjaa terhadap indeks pembangunan manusia
dengan hasil yang diperoleh bahwa kemandirian keuangan daerah dan keserasian
alokasi belanja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap indeks pembangunan
manusia di kabupaten/kota provinsi Bali tahun 2008-2012.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi terhadap indeks


pembangunan manusia di provinsi aceh?
2. Bangaimana keadaan kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi di provinsi
aceh?
3. Bagaimana peran pemerintah dalam mengatasi kemiskinan dan pertumbuhan
ekonomi di provinsi aceh?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

6
1. Untuk mencari tahu apakah kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi
berpengaruh signifikan terhadap indeks pembangunan manusia di provinsi
aceh.
2. Untuk menganalisis pengaruh pemerintah dalam pengentasan kemiskinan dan
pertumbuhan eknomi di provinsi aceh.
3. Untuk mencari solusi menekan angka kemsikinan dan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi di provinsi aceh.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Untuk menambah pengetahuan bagi peneliti terkait pembangunan ekonomi.


2. Digunakan sebagai informasi untuk penelitian selanjutnya.
3. Digunakan untuk bahan masukan kepada pemerintah mengenai indeks
pembangunan.

1.5 Sistematika Pembahasan

1. BAB 1 Pendahuluan
Berisikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan sistematika pembahasan.
2. BAB II Landasan Teori
Berisikan tentang Landasan Teori Indek Pembangunan Manusia, Kemiskinan,
Pertumbuhan Ekonomi, Penelitian Terdahulu, Kerangka Berpikir dan
Hipotesis.
3. BAB III Metodologi Penelitian
Berisikan Rancangan Penelitian, jenis dan sumber data, sumber data, definisi
operasional variabel serta Teknik analisis Data.

7
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1.Kemiskinan

2.1.1 Definisi Kemiskinan

World Bank menguraikan definisi kemiskinan secara lebih detail yaitu “Kemiskinan
adalah kelaparan, ketiadaan tempat tinggal, tidak mampu untuk periksa ke dokter,
tidak mempunyai akses ke sekolah dan tidak mengetahui bagaimana caranya
membaca. Kemiskinan adalah suatu permasalahan yang tidak saja dialamai oleh
negara berkembang namun negara dinegara maju pun kemiskinan adalah suatu
masalah yang sulit diselelaikan. Ada beberapa definisi mengenai kemiskinan
(Rahayu, 2019).

a) Bapenas mendefiniskan Kemiskinan adalah kondisi dimana seseorang atau


sekelompok orang yang tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk
mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat.

b) Al-ghozali mendefinisan kemiskinan sebagai ketidakmampuan seseorang


dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka sendiri.
c) Todaro mengatakan, besarnya kemiskinan dapat diukur dengan atau tanpa
mengacu kepada garis kemiskinan (poverty line).

Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan kemiskinan merupakan salah


satu hambatan dalam meningkatkan kesejahteraan karena kemiskinan mempunyai
tolak ukur yang bukan hanya kekurangan dalam pangandan tingkat pendapatan yang

8
rendah, akan tetapi tingkat kesehatan, pendidikan dan perlakuan adil dimuka hukum
dan sebagainya.Terdapat banyak sekali teori dalam memahami kemiskinan, namun
bila disederhanakan maka terdapat dua paradigma atau teori besar (grand theory)
mengenai kemiskinan: yakni paradigma neoliberal dan demokrasi-sosial
(socialdemocracy), yang kemudian menjadi dasar dalam menganalisis kemiskinan
maupun merumuskan kebijakan dan program-program anti kemiskinan. Secara
langsung, strategi penanggulangan kemiskinan harus bersifat "residual", sementara
dan hanya melibatkan keluarga, kelompok-kelompok swadaya atau lembaga-lembaga
terkait.

2.1.2 Penyebab dan Karakteristik Kemiskinan

a. Penyebab Kemiskinan
Menurut World Bank salah satu sebab kemiskinan adalah karena
kurangnya pendapatan dan aset (lack of income and assets) untuk memnuhi
kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, perumahan tingkat kesehatan dan
pendidikan yang dapat diterima (acceptable). Disamping itu kemiskinan juga
berkaitan dengan lapangan pekerjaan dan biasanya mereka yang dikatakan
miskin (poor) adalah tidak memilki pekerjaan (pengangguran), serta tingkat
pendidikan dan kesehatan tidak memadai. Menurut Bappeda kemiskinan dapat
disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya
aset terhadap pendidikan dan pekerjaan.
Kuncoro dan Safi’i berpendapat penyebab kemiskinan bisa dianalisis
melalui dua aspek, yaitu aspek sosial dan ekonomi. Karena kedua aspek
tersebut saling berkaitan. Adapun penyebabnya yaitu:
1. Rendahnya akses terhadap lapangan pekerjaan. Tingkat kesempatan kerja
adalah rasio antara jumlah penduduk yang bekerja terhadap jumlah angkatan
kerja.

9
2. Lemahnya akses masyarakat terhadap faktor produksi, lemahnya akses
tersebut jika dijabarkan yaitu:
a) Rendahnya akses modal usaha.

b) Lemahnya masyarakat dalam mengakses pasar.

c) Sedikitnya kepemilikan aset.

Selain kemiskinan dipandang dari segi ekonomi, kemiskinan juga dapat


dilihat dari akses sosial. Adapun hal tersebut dapat dijabarkan yaitu:

1. Rendahnya akses Pendidikan. Pada Negara terbelakang, Pendidikan


pada masyarakatnya terbilang rendah sehinnga produktifitasnya akan
rendah dan mengakibatkan penghasilan menjadi rendah.
2. Rendahnya akses fasilitas Kesehatan. Fasilitas Kesehatan di negara
terbelakang jauh lebih sedikit tertinggal oleh negara maju.
a)

2.1.3 .Hubungan kemiskinan dengan Indeks Pembangunan Manusia

Menurut Kanbur dan Squire mengakaji bahwa terdapat hubungan penting


IPM dan kapasitas pendapatan produktif. Pendapatan merupakan penentu utama dan
hasil dari pembangunan manusia. Orang miskinmenggunakan tenaga mereka untuk
berpartsipasi dalam pertumbuhan ekonomi, tetapi kemiskinan akibat kurangnya
pendidikan, serta gizi dan kesehatan yang buruk mengurangi kapasitas mereka untuk
bekerja. Dengan demikian akibat rendahnya IPM orang miskin tidak dapat
mengambil keuntungan oportunitas pendapatan produktif karena terjadinya
pertumbuhan ekonomi, oleh karena itu, penyediaan pelayanan sosial dasar merupakan
unsur penting dalam penanganan kemiskinan. Jika disimpulkan kemiskinan
mempunyai hubungan pada indeks pembangunan manusia karena naik dan turunya
kemiskinan sangat berkaitan dengan naik turunya IPM.

10
2.2. Pertumbuhan ekonomi

2.2.1 Definisi Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuahan ekonomi sangat penting karena pertumbuhan ekonomi adalah


pertumbuhan output per kapita yang menunjukan pertumbuhan upah riil dan
meningkatnya standar hidup.Pertumbuhuhan ekonomi adalah salah satu indikator
yang digunakan untuk mengukur prestasi ekonomi suatu negara. Ada beberapa
definisi mengenai pertumbuhan ekonomi:

a) kuznet mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan kapsitas


dalam jangka panjang dari suatu negara untuk menyediakan berbagai jenis
barang dan jasa kepada penduduk.
b) Menurut barimbing, pertumbuhan ekonomi merupakan masalah
perekonomian suatu negara dalam jangka penjang, karena masalah utama
keberhasilan pembangunan dan hasilnya akandapat dinikmati masyarakat
sampai lapisan bawah.
c) Menurut Sukirno, Petumbuhan ekonomi diartikan sebagai perkembangan
kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang
diproduksi bertambah dan kemakmuran bertingkat.

Berdasarkan penjelasan diatas mengenai definisi pertumbuhan ekonomi dapat


disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi dampaknya sangat berpengaruh terhadap
masyarakat kecil maupun besar naik turunya pertumbuhan ekonomi dapat
mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat untuk itu pemeritah harus berperan
secara aktif dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang sejahtera. Terdapat
banyak sekali teori dalam memahami pertumbuhan ekonomi, namun bila
disederhanakan maka terdapat paradigma atau teori besar (grand theory) mengenai
pertumbuhan ekonomi yaitu teori model pertumbuhan Klasik. Teori pertumbuhan
ekonomi adalah ahli ekonomi klasik yang pertama kali mengemukakan mengenai
pentingnya kebijaksanaan “Lisezfaire” atas sistem mekanisme untuk memaksimalkan

11
tingkat perkembangan perekonomian suatu masyarakat. Para ekonom yang
mempelajari masalah pertumbuhan ekonomi telah menemukan bahwa mesin
kemajuan ekonomi harus bertengger di atas empat roda yang sama, baik di negara
miskin maupun negara kaya. Keempat faktor pertumbuhan itu adalah: sumber daya
manusia (penawaran tenaga kerja, kesehatan, pendidikan, motivasi), sumber daya
alam (tanah, mineral, bahan bakar, kualitas lingkungan).

Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat


diketahui melalui perubahan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) suatu
wilayah yang dinilai atas dasar harga konstan. Pertumbuhan ekonomi dapat diketahui
dengan membandingkan PDRB pada satu tahun tertentu (PDRBt) dengan PDRB
tahun sebelumnya (PDRBt-1). Rumus yang digunakan untuk menghitung laju
pertumbuhan ekonomi yaitu :

PDRB−PDRB
PERT PDRB = X = X 1 X 100 % … … … .… (21) X
PDRBt −1

2.2.2 Faktor-faktor yang mempenagruhi pertumbuhan Ekonomi

Adapun factor – factor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi sebagai


berikut:

a) Faktor Sumber Daya Manusia

12
Cepat lambatnya proses pembangunan itu tergantung kepada sajauh mana
sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki
kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.
b) Faktor Sumber Daya Alam
Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam
dalam melaksanakan proses pembangunanya. Namun demikian, sumber
daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembangunan
ekonomi, apabila tidak didukung oleh sumber daya manusianya dalam
mengelola sumber daya alam yang tersedia.
c) Faktor Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi
Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dapat
mendorong proses pembangunan ekonomi akan tetapi, hal tersebut dapat
juga menjadi penghambat pembangunan.
d) Faktor Budaya
Fakor budaya mempunyai suatu fungsi sebagai pendorong proses
pembangunan tetapi juga dapat menjadi hambatan bagi pembangunan.
e) Sumber Daya Modal
Sumberdaya modal dibutuhkkan manusia untuk memperoleh dan
mengelola sumber daya alam (SDA) dan dapat meningkatkan kualitas
IPM.
Menurut Todaro dan smith ada tiga factor utama dalam pertumbuhan
ekonomi, yaitu:
1) Akumulasi modal termaksud semua investasi baru yang berupa tanah (lahan),
peralatan fiskal, dan sumber daya manusia (human resource). Akumulasi
modal akan terjadi jika ada sebagian dari pendapatan sekarang ditabung lalu
kemudian dapat diinvestasikan kembali dengan tujuan untuk memperbesar
output dimasa-masa mendatang.
2) Pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja. Pertumbuhan penduduk dan hal-
hal yang berkaitan dengan jumlah angkatan kerja (labor force) secara

13
tradisional telah dianggap sebagai faktor yang positif dalam merangsang
pertumbuhan ekonomi. Artinya, semakin banyak angkatan kerja, sedangkan
semakin banyak penduduk dan meningkatnya potensi dasar domestiknya.
3) Kemajuan Teknologi. Kemajuan teknologi disebabkan oleh teknologi cara-
cara baru dan cara-cara yang lama yang diperbaiki melalui pekerjaan-
pekerjaan tradisional. Ada dua klasifikasi kemajuan tekonologi diantaranya:
(a) Kemajuan teknologi yang bersifat netral, terjadi jika tingkatoutput yang
dicapai lebih tinggi pada kuantitas dan kombinasi-kombinasi input yang
sama.
(b) Kemajuan teknologi yang bersifat hemat tenaga (labor saving) atau hemat
modal (capital saving), yaitu tingkat output yang lebih tinggi bisa dicapai
dengan jumlah tenaga kerja atau input modal yang sama.

2.2.3 Hubungan Pertumbuhan Ekonomi dengan Indeks Pembangunan Manusia

Menurut cliff laisina et al, menyatakan bahwa pembangunan sosial adalah


pendekatan secara eksplisit berusaha mengintegrasikan proses pembangunan ekonomi
dan sosial. Pembangunan sosial tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya
pembangunan ekonomi, sedangkan pembangunan ekonomi tidaklah bermakna
kecuali diikuti dengan kesejahteraan sosial dari populasi sebagai suatu kesatuan.
Pertumbuhan ekonomi atau pembangunan ekonomi merupakan syarat bagi
tercapainya pembangunan manusia karena dengan pembangunan ekonomi terjamin
peningkatan produktivitas dan peningkatan pendapatan melalui kesempatan kerja.
Dapat dikatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dan indeks pembangunan manusia

14
memiliki keterkaitan dengan satu sama lain karena apabila tingkat pertumbuhan
ekonomi baik maka pembangunan manusia pun akan membaik.

Menurut Denni Sulistio Mirza dalam penelitianya menjelaskan bahwa


hubungan pertumbuhan ekonomi dan indeks pembangunan manusia dapat dilihat
melalui kebijakan dan dan pengeluaran pemerintah. Dalam hal ini, faktor yang
menetukan adalah pengeluaran pemerintah untuk subsektor yang terangkum dalam
belanja modal. Besarnya pengeluaran pemerintah mengidentifikasikan besarnya peran
pemerintah terhadap pembangunan manusia. Dapat dikatakan pengeluaran
pemerintah merupakan hal utama yang memicu adanya suatu hubungan antara
pertumbuhan ekonomi dan indeks pembangunan manusia.

2.4 Indeks Pembangunan Manusia

2.4.1 Definisi Indeks Pembangunan Manusia

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan salah satu cara untuk


mengukur keberhasilan kinerja suatu Negara atau Wilayah dalam bidang
pembangunan manusia. Indeks Pembangunan Manusia merupakan salah satu
indikator untuk mengukur taraf kualitas fisik dan non fisik penduduk
(Andaiyani,2012).

Menurut Lumbantoruan (2012) Kualitas fisik tercermin dari angka harapan


hidup sedangkan kualitas non fisik melalui lamanya rata–rata penduduk bersekolah
dan angka melek huruf. Indeks Pembangunan Manusia sebagai salah satu indikator
kesejahteraan masyarakat ternyata semakin membaik selama dua dekade terakhir,
meskipun laju perbaikannya relatif tertinggal dibanding dengan Negara tetangga.
Ketimpangan Pembangunan Manusia di Indonesia ternyata cenderung semakin
mengecil.

UNDP membedakan tingkat Indeks Pembangunan Manusia berdasarkan tiga


klasifikasi yakni: low (Indeks Pembangunan Manusia kurang dari 50), lowe-medium

15
(Indeks Pembangunan Manusia antara 50 dan 65,99), upper–medium (Indeks
Pembangunan Manusia antara 66 dan 79,99) dan high (Indeks 4 Pebangunan Manusia
80 keatas). Indeks Pembangunan Manusia regional Indonesia termasuk kategori
menegah ke bawah (lower–medium) sampai mengah ke atas (upper–medium). Tahun
2006 indeks pembangunan manusia regional tingkat mengah ke bawah masih
diduduki Provisi Papua, Nusan Tenara Barat dan Nusan Tenggara Timur. Ketiga
Provinsi ini termasuk regional dengan rasio penduduk miskin tertinggi di Indonesia.

Seiring dengan semakin meningkatnya kegiatan pemerintah dalam rangka


menjalankan ke-tiga peran yang ada maka tentunya diperlukan pula dana yang besar
sebagai bentuk pengeluaran segala kegiatan pemerintah yang berkaitan dengan ketiga
peran tersebut. Pengeluaran pemerintah ini merupakan konsekuensi dari berbagai
kebijakan yang diambil dan diterapkan melalui ketiga peran tersebut. Pengeluaran
pemerintah dapat digunakan sebagai cerminan kebijakan yang diambil oleh
pemerintah dalam suatu wilayah. Kebijakan pemerintah dalam tiap pembelian barang
dan jasa menggunakan pelaksanaan suatu program mencerminkan besarnya biaya
yang akan dikeluarkan pemerintah untuk melaksanakan program tersebut.

Untuk melihat sejauh mana keberhasilan pembangunan dan kesejahteraan


manusia, United National Development Programme (UNDP) telah menerbitkan suatu
indikator yaitu Indeks Pembangunan Manusia (IPM) untuk mengukur kesuksesan
pembangunan dan kesejahteraan suatu Negara. Konsep Indeks Pembangunan
Manusia menurut UNDP dan Badan Pusat Statistik (BPS, 2012) mengacu pada
pengukuran pencapaian pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar
kualitas hidup:

16
1. Angka harapan hidup untuk mengukur pencapaian dibidang Kesehatan.

2. Angka melek huruf dan rata–rata lama Sekolah untuk mengukur pencapaian
dibidang Pendidikan..

2.4.2 Komponen-komponen Indeks Pembangunan Manusia

a. Harapan hidup

Angka harapan hidup adalah suatu perkiran tingkat umur rata-rata yang akan
dicapai oleh penduduk oleh kurun waktu tertentu. Menurut BPS harapan hidup
merupakan rata-rata perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang
selama hidup (BPS, 2017). Dengan demikian angka haarapan hidup dapat mengukur
dari sejak lahir dalam rata-rata hidup suatu penduduk.

Angka harapan hidup diukur melalui metode tidak langsung (Metode Brass,
Varian Trussel) dikarenakan sulitnya mendapatkan informasi orng yang meninggal.
Data dasar yang dibutuhkan dalam metode ini adalah anak-anak lahir hidup dan anak-
anak yang masih hidup dari Wanita pernah kawin. Untuk mendapatakan indeks
harapan hidup dengan cara menstandarkan angka harapan hidup terhadap nilai
maksimum dan minimumnya (Usmaliadanti christina, 2011).

Ada beberapa yang bisa mempengaruhi angka harapan hidup dari hasil survey
sosial ekonomi Nasional (susenas) 2011-2013 yaitu:

1) Pertolongan persalinan oleh tenaga Kesehatan.


2) Rata-rata lama sakit(hari).
3) Angka kesakitan (%).
4) Persentase pemberian ASI.

17
5) Rata-rata bayi disusui (Bulan).

b.Tingkat Pendidikan.

Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas hidup dalam


segala bidang (Syauqi Irfan, 2016). Perhitungan indeks pembangunan manusia
terbagi dua indicator yaitu angka harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah.
Angka Harapan lama sekolah didefinisikan lamanya sekolah (dalam tahun) yang
diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu dimasa yang akan dating.
Angka harapan lama sekolah dihitung untuk penduduk usia 7 tahun ke atas. Anak-
anak mendapat kesempatan untuk tetap bersekolah pada umur-umur berikutnya dan
kesempatanya penduduk bersekolah perjumlahan umur yang sama kesempatanya
penduduk bersekolah penjumlah umur yang sama saat ini. Namun rata-rata sekolah
mengambarkan jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk usia 15 tahun ke atas
yang sedang menjalani Pendidikan formal (BPS, 2017).

c.Standar hidup layak

Standar hidup layak dalam cakupan luas mengambarkan tingkat kesejahteraan


yang diminati oleh penduduk sebagai dampak semakin membaiknya ekonomi (BPS,

18
2017). Indeks ini menujukan berapa seharusnya tingkat kemampuan seseorang atau
suatu keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya untuk menjalani kehidupan
yang secara layak. (syauqi Irfan, 2016).Untuk mengukur standar hidup layak (daya
beli) UNDP menggunakan GNP rill yang disesuaikan. PNB perkapita tidak tersedia
pada tingkat provinsi dan Kabupaten/Kota, sehingga diproksi dengan pengeluaran
perkapita yang telah disesuaikan menggunakan data SUSENAS.

Perhitungan paritas daya beli menggunakan metode baru yaitu 96 komoditas dimana
66 komoditas merupakan makanan dan sisanya merupakan komoditas non
makanan.Dalam perhitungannya menggunakan batas minimum dan maksimum
(BPS,2017).

2.4.3 Tujuan Indeks Pembangunan

Perhitungan IPM sebagai indicator pembangunan memiliki tujuan penting,


diantaranya:

1. Membangun indicator yang dapat mengukur dimensi dasar pembangunan


manusia dan perluasan kebebasan memilih.
2. Memanfaatkan sejumlah indicator untuk menjaga ukuran tersebut tetap
sederhana.
3. Membantu satu indeks komposit daripada mengunakan sejumlah indeks dasar.
4. Menciptakan suatu ukuran yang mencakup aspek sosial dan ekonomi (BPS,
2016).

2.4.4 Pengukuran Indeks Pembangunan Manusia

Indesk pembangunan manusia terdapat 3 komposisi indicator yang digunakan


untuk mengukur besar indeks pembangunan manusia atau negara yaitu:

19
1. Tingkat Kesehatan yang diukur harapan hidup saat lahir (tingkat kematian
bayi).
2. Tingkat Pendidikan yang diukur dengan jumlah penduduk yang melek huruf
atau tingkat Pendidikan yang telah dicapai atau lamanya Pendidikan seseorang
penduduk.
3. Standar kehidupan diukur dengan tingkat pengeluaran perkapita pertahun
(BPS, 2016).

Tahun 2010, UNDP menyempurnakan metode tersebut dengan metode baru yaitu
angka melek huruf menjadi angka harapan sekolah.Alasan mengapa angka melek
huruf sudah efektif lagi karna angka tersebut sudah besar diseluruh Indonesia
sehingga sudah tidak efektif lagi apabila masih menggunakan angka melek huruf (
BPS, 2017).

Adapun rumus umum yang sering digunakan untuk menghitung indeks


pembangunan manusa adalah sebagai berikut:

IPM= 1/3 (indeks X1)+(indeks X2)+(indeks X3)…………

Dimana :

X1 = Indek harapan hidup

X2 = Indeks Pendidikan

X3 = Indeks Standar Hidup Layak

Masing-masing komponen tersebut terlebih dahulu dihitung indeksnya sehingga


bernilai antara 0 (terburuk) dan 1 (terbaik).Untuk memudahkan dalam Analisa
biasanya indeks ini dikalikan 100 ( Usmaliadati cristina, 2011).

20
2.5 Penelitian Terdulu
Khalid dan yusuf (2014) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh
tingkat kemiskinan, pegangguran, upah minimum laju pertumbuhan ekoomi
terhdap indeks pembangunan manusia diprovinsi riau dengan hasil yang
diperoleh tingkat kemiskinan,tingkat pegangguran,upah minimum dan laju
pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan terhdap indeks pertumbuhan
manusia.
Amalia, dkk (2014) dengan judul penelitian pengaruh kemandirian
keuangan daerah dan keserasian alokasi belanjaa terhadap indeks
pembangunan manusia dengan hasil yang diperoleh bahwa kemandirian
keuangan daerah dan keserasian alokasi belanja secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap indeks pembangunan manusia di kabupaten/kota provinsi
Bali tahun 2008-2012.
Sarangi, dkk (2019) Melakukan penelitian yang berjudul Analisis
factor-faktor yang berpengaruh terhdap indeks pemabngunan manusia dengan
hasil yang diperoleh PDRB sector pertanian, Belanja langsung pemerintah,
Investasi swasta, dan Tingkat pengangguran terbuka berpengaruh singnifikan
terhadap indeks pembangunan manusia di provinsi Sulawesi barat.
Denni Sulistion Mirza (2012) Melakukan penelitian yang berjudul
Pengaruh kemiskinan,pertumbuhan ekonomi,Dan belanja modal terhadap
indeks pembangunan manusia dijawa tengah dengan hasil yang diperoleh
bahwa perkembangan indeks pembangunan manusia di kabupaten/kota jawa
tengah selama tahun 2006-2009 mengalami peningkatan yang artinya
kemiskinan di provinsi jawa tengah berpengaruh signifikan terhadap indeks
pembangunan manusia.
Firda Rizky Amalia (2014) Melakukan penelitian dengan judul
Pengaruh Kemandirian Keuangan Daerah Dan Keserasian Alokasi Belanja
Terhadap Indeks Pembangunan Manusia dengan hasil yang diperoleh
kemandirian keuangan daerah dan keserasian alokasi belanja secara stilmultan

21
berpengaruh singnifikan terhadap Indeks Pembangunan manusia di Provinsi
Bali tahun 2008/2012. Berdasarkan pada hal tersebut menunjukkan bahwa
kemandirian keuangan daerah dan keserasian alokasi belanja berpengaruh
terhadap indeka pembangunan manusia dalam artian jika kemandirian
keuangan daerah dan keserasian alokasi belanja meningkat, maka akan
meningkatkan indeks pembangunan manusia.

Putu Ayu krina Dewi (2015) Melakukan Penelitian dengan judul


Pengaruh Kemandirian Keuangan Daerah Dan Pertumbuhan Ekonomi
Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Provinsi Bali dengan hasil yang
diperoleh Kemandirian keuangan daerah dan pertumbuhan ekonomi secara
simultan berdampak signifikan/terhadapindeks pembangunan\manusia
kabupaten/kota di Provinsi Bali tahun 2008-2012.
Penelitian yang dilakukan oleh novita dewi (2017) ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan dan indeks
pembangunan manusia di Provinsi Riau. Data yang digunakan adalah data
sekunder dengan cross section termasuk data satu tahun di setiap kabupaten di
Provinsi Riau pada setiap variabel yang digunakan. Data sekunder ini
bersumber dari Badan Pusat Statistik Pekanbaru.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

N Judul/Tahun Model Penelitian Kesimpulan Persama-an Variable Perbedaan


o Variable

1 Pengaruh tingkat Hasil yang diperoleh Variabel Independen: Variabel


kemiskinan, tingkat kemiskinan,tingkat Tingkat Kemiskinan dan Independen:
pegangguran,upah pegangguran,upah Pertumbuhan Ekonomi. Pengangguran

22
minimum laju minimum dan laju dan Upah
pertumbuhan ekoomi pertumbuhan ekonomi Variabel Dependen: minimum
terhadap indeks analisis deskriptif berpengaruh signifikan Indeks Pembangunan
pembangunan manusia kuantitatif,Regeresi terhdap indeks Manusia.
diprovinsi riau linier Berganda pertumbuhan manusia.
(Khalid dan Yusuf (2014)

2 Pengaruh kemandirian kemandirian keuangan Variabel Dependen: Variabel


keuangan daerah dan daerah dan keserasian Indeks Pembangunan Independen:
keserasian alokasi belanja alokasi belanja secara Manusia. kemandirian
terhadap indeks simultan berpengaruh keuangan
pembangunan manusia signifikan terhadap indeks daerah dan
(Amalia ,2014) pembangunan manusia di keserasian
Analisis Regresi
kabupaten/kota provinsi alokasi
Linier berganda
Bali tahun 2008-2012. belanja.

3 Analisis factor-faktor PDRB sector pertanian, Variabel Dependen: -


yang berpengaruh terhdap Belanja langsung Indeks Pembangunan
indeks pemabngunan pemerintah, Investasi Manusia.
manusia (Siranggi, 2019) swasta, dan Tingkat
pengangguran terbuka
berpengaruh singnifikan
terhadap indeks
penelitian
pembangunan manusia di
deskriptif, Analisis
provinsi Sulawesi barat.
Regresi Linier
Berganda

4 Pengaruh Model Pooled Least perkembangan IPM Variabel Independen: Variabel


kemiskinan,pertumbuhan Square (Common mengalami peningkatan kemiskinan,pertumbuhan Independen:
ekonomi,Dan belanja Effect), Model selama tahun 2006-2009, ekonomi Belanja
modal terhadap indeks Pendekatan Efek kemiskinan berpengaruh Modal.
pembangunan manusia Tetap (Fixed negatif, pertumbuhan
dijawa tengah tahun 2006- Effect), Model ekonomi dan belanja Variabel Dependen:
2009 (Danni sulistion Pendekatan Efek Indeks Pembangunan

23
mirza, 2012) Acak (Random modal berpengaruh positif. Manusia.
Efffect

5 Pengaruh Kemandirian kemandirian keuangan


Keuangan Daerah Dan daerah dan keserasian
Keserasian Alokasi alokasi belanja secara
Belanja Terhadap Indeks Regresi Linier stilmultan berpengaruh
Pembangunan Manusia Berganda singnifikan terhadap
(Farida risky amalia Indeks Pembangunan
2014). manusia di Provinsi Bali
tahun 2008/2012.

6 Pengaruh Kemandirian Kemandirian keuangan Variabel Independen: Variabel


Keuangan Daerah Dan daerah dan pertumbuhan Pertumbuhan Ekonomi. Independen:
Pertumbuhan Ekonomi ekonomi secara simultan Kemandirian
Terhadap Indeks berdampak Variabel Dependen: Keuangan
Pembangunan Manusia Di signifikan/terhadapindeks Indeks Pembangunan Daerah.
Provinsi Bali (Putu Ayu pembangunan\manusia Manusia.
karian Dewi, 2015) kabupaten/kota di Provinsi
Regresi Linier
Bali tahun 2008-2012.
Berganda

7 pengaruh pertumbuhan bertujuan untuk Variabel Independen: Variabel


ekonomi terhadap mengetahui pengaruh Pertumbuhan Kkonomi. Dependen:
kemiskinan dan indeks pertumbuhan ekonomi Pertumbuhan
pembangunan manusia di terhadap kemiskinan dan Variabel Dependen: Ekonomi.
Provinsi Riau (Novita indeks pembangunan Indeks Pembangunan
Regresi Linier
Dewei 2017) manusia di Provinsi Riau. Manusia
Berganda
Data yang digunakan
adalah data sekunder
dengan cross section
termasuk data satu tahun di
setiap kabupaten di
Provinsi Riau pada setiap
variabel yang digunakan.

24
Data sekunder ini
bersumber dari Badan
Pusat Statistik Pekanbaru.

2.6 Kerangka Berpikir

Menurut (Sugiyono, 2018) kerangka Pemikiran merupakan model konseptual


mengenai bagaimana teori memiliki hubungan dengan berbagai faktor telah
didefinisikan sebagai hal yang penting

Kemiskinan (X1)

IPM (Y)

Pertumbuhan
Ekonomi (X2)

2.7 Hipotesis penelitian

H01 : Kemiskinan tidak memiliki pengaruh terhadap indeks pembangunan manusia.

Ha1 : Kemiskinan memiliki pengaruh terhadap indeks pembangunan manusia.

H02 : Pertumbuhan ekonomi tidak memiliki pengaruh terhadap indeks pembangunan


manusia.

Ha2 : Pertumbuhan ekonomi memiliki pengaruh terhadap indeks pembangunan


manusia.

25
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Dalam peneltian ini


menggunakan data cross section.Didalam penelitian ini data yang dikumpulkan pada suatu
titik waktu (Kuncoro,2013) atau yang sering disebut dengan jenis penelitian dengan data
cross section. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuntitatif yang
bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemiskinan terhadap indeks pembangunan manusia di
Provinsi Aceh

3.2 Sampel penelitian

Sampel dalam penetian ini adalah seluruh data kemiskinan, pertumbuhan ekonomi
dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Provinsi Aceh tahun 2019.

3.3 Jenis dan sumber data

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode


kuantitatif.Metode kuantitatif digunakan untuk mengetahui pengaruh kemiskinan dan
pertumbuhan ekonomi terhadap indeks pembangunan manusia di provinsi Aceh.Sumber data
yang digunakan adalah data sekunder. Data yang dipilih adalah data kemiskinan, laju
pertumbuhan ekonomi, dan indeks pembangunan manusia di Provinsi Aceh pada tahun 2019.
Sumber data yang digunakan dalam peneltian ini bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS)
Pada tahun 2019.

3.4 Definisi Operasional

26
Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau
konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikan kegiatan, ataupun memberikan
suatu operasionalisasi yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tertentu.

 Variabel terikat.
Variabel terikat adalah suatu variabel yang dapat berubah karena pengaruh
variabel bebas (variabel X). Dalam penelitian ini maka Indeks Pembangunan
Manusia Menjadi Variable Y.
 Variable bebas.
Variabel bebas adalah suatu variabel yang apabila dalam suatu waktu berada
bersamaan dengan variabel lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variable
X atau bebas adalah Kemiskinan dan Pertumbuhan ekonomi.

No Variable Definisi variable satuan

1 Kemiskinan Kemiskinan merupakan suatu keadaan ketidakmampuan


secara ekonomi untuk memenuhi standar kehidupan
rata-rata masyarakat disuatu daerah.

Persen

(%)

2 Pertumbuhan Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai


ekonomi proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian
yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan
nasional.

Persen
(%)

3 Indeks Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengukur capaian


pembangunan pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen

27
manusia dasar kualitas hidup.

Persen

(%)

3.5 Teknik analisis data

3.5.1 Analisis linier berganda

Y = B0 + B1 X 1 + B2 X 2 + u

Dimana:

Y =Indeks Pembangunan Manusia(IPM)

X 1 =Kemiskinan (%)

X 2 =Pertumbuhan Ekonomi (%)

β 0= Konstanta

β 1, β 2=Koefesien Regresi

u = Variable penganggu (residual)

Analisis regresi digunakan untuk mengukur seberapa besar pengaruh antara variabel bebas
dan variabel terikat. Regresi linear berganda merupakan model regresi yang melibatkan lebih
dari satu variabel independen. (gozali, 2018).

3.6 Uji asumsi klasik

Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistic yang harus dipenuhi pada analisis
regresi linear berganda yang berbasis ordinary leas square (OLS). Tujuan pengujian asumsi

28
klasik ini adalah untuk memberikan kepastian bahwa persamaan regresi yang didapatkan
memiliki ketepatan dalam estimasi, tidak bias dan konsisten. Uji asumsi klasik untuk
memastikan persamaan regresi yang difungsikan tepat dan valid Uji yang harus dipenuhi
yaitu.:

3.6.1 Uji Normalitas

Uji Normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk menilai apakah
sebaran data tersebut berdistribusi normal ataukah tidak. Uji Normalitas berguna untuk
menentukan data yang telah dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil dari populasi
normal.

3.6.2 Uji multikolinieritas

Wing Wahyu (2009) mendefinisikan multikolinieritas sebagai kondisi terdapatnya


ikatan linear antar variabel independen. Apabila nilai koefisien hubungan antar 2 variabel
independen terletak dibawah 0, 89 dalam matriks kolerasi, hingga bisa disimpulkan kalau
ikatan antar variabel tersebut tidak ada gejala multikolinearitas.

3.6.3 Uji Heteroskedastissitas

Uji ini merupakan anggapan residual dari model regresi yang mempunyai varian
tidak konstan. Pada pengujian ini, diharapkan anggapan Heteroskedastisitas tidak terpenuhi
sebab model regresi linear berganda mempunyai anggapan varian residual yang konstan
(Homokedastisitas).

3.7 Pengujian hipotesis.

3.7.1 Uji T

Uji t diketahui dengan uji parsial, ialah buat menguji gimana pengaruh tiap- tiap
variabel bebasnya secara sendiri- sendiri terhadap variabel terikatnya. Uji ini bisa dicoba
dengan mambandingkan t hitung dengan t tabel ataupun dengan memandang kolom
signifikansi pada tiap- tiap t hitung.

3.7.2 Uji F

29
Uji F ialah uji buat memandang bagaimanakah pengaruh seluruh variabel bebasnya
secara bersama- sama terhadap variabel terikatnya. Ataupun untuk menguji apakah model
regresi yang kita buat baik/ signifikan ataupun tidak baik/ non signifikan.

3.7.3 Koefisien determinasi R2

Uji koefisien determinasi bertujuan buat mengukur seberapa jauh keahlian model
dalam menerangkan alterasi variabel dependen( Ghozali, 2018). Nilai koefisien determinasi
terletak pada 0 serta 1. Klasifikasi koefisien korelasi ialah, 0( tidak terdapat korelasi), 0- 0,
49( korelasi lemah), 0, 50( korelasi moderat), 0, 51- 0, 99( korelasi kokoh), 1. 00( korelasi
sempurna). Nilai R2 yang kecil berarti variabel- variabel independen dalam menarangkan
variabel-variabel dependen amat terbatas (Ghozali, 2018).

30

Anda mungkin juga menyukai