Anda di halaman 1dari 2

RESUME

PANDANGAN TENTANG MANUSIA :


- Pandangan Kebebasan Vs Ketidakbebasan
- Rasionalitas Vs Irrasionalitas
- Hollisme Vs Elemantalisme
- Konstitusionalisme Vs Environmentalisme
- Berubah Vs Tak berubah
- Subyektif Vs Obyektif

Metode Statistik, tingkah laku normal atau orang yang shat mentalnya berada pada
kurva normal Norma sosial, tingkah laku normal adalah yang sesuai dengan norma sosial
dalam masyarakat tertentu Tingkah laku Pengakuran, tingkah laku normal bukan terletak
pada penolakan dan penerimaan masyarakat terhadap tingkah lakunya, tetapi terletak pada
kesanggupan tingkah laku dalam mewujutkan potensi seseorang dalam suatu kelompok
(conformity). Jika persetujuan sosial membawa kepada pertumbuhan dan keuntungan
kelompok, maka tingkah laku dipandang normal dan sebaliknya (Coleman, 1972). Orang
yang normal dari sudut kesehatan mental memiliki cirri sebagai berikut: Seseorang dapat
menerima dirinya serta menyadari kekuatan dan kelemahan Adanya kesesuaian yang realistik
antara tingkat aspirasi dan potensinya Memiliki keluwesan yang sesuai dalam hubungannya
dengan orang lain Memiliki keseimbangan emosi Memiliki sifat sepontan yang sesual
Berhasil menciptakan hubungan sosial yang dinamis dengan orang lain Dua kategori utama
perilaku abnormal: Neurotik ( cemas, panik, phobia, kompulsif-obsesive) Psikotik (konflik
dengan kenyataan, ada halusinasi, delusi/kepercayaan yang salah, muncul waham). Ada dua
gangguan ini yakni schizophrenia (paranoid schizophrenia dan schizophrenia yang tidak
teratur) dan gangguan suasana hati (depresi mania/manis depresif, depresif psikosis)

KESEIMBANGAN MENTAL
Tiga Kehidupan Besar dalam Kehidupan Modern:
- Meningkatnya Pengetahuan Semakin tingginya pengharapan
- Bertambahnya Kebebasan.
- Beberapa factor yang mempengaruhi kesehatan dan perilaku sehat: Human
- Biology, Organization of medical care, Lifestyles, Environment

REFERENS LAIN

Menjaga dan meningkatkan kesehatan menjadi suatu hal yang seharusnya dilakukan
tapi susah atau bahkan gagal dilakukan oleh sebagian besar orang. Benar begitu? Ada banyak
alasan yang mendasari kegagalan seseorang untuk meningkatkan kesehatan, mulai dari alasan
malas, tidak ada waktu hingga perasaan optimis bahwa diri mereka cukup sehat dan jauh dari
penyakit Pada kenyataannya (entah mau diakui atau tidak) hidup kita tidaklah sehat. Hal ini
ditemui pada mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Psikologi Kesehatan. Mereka kurang
minum air putih, tidak melakukan olahraga secara teratur, tidak mengonsumsi makanan kaya
serat (buah dan sayur) dan kurang tidur. Perilaku sehat atau perilaku hidup sehat didefinisikan
perilaku yang dilakukan oleh individu untuk meningkatkan atau mempertahankan kesehatan.
Sedangkan health promotion didefinisikan sebagai filosofi yang memiliki ide pokok untuk
memperoleh kesehatan yang baik, wellness sebagai pencapaian personal dan kelompok
(Taylor, 2012). Namun demikian, keinginan untuk mewujudkan perilaku sehat mungkin
mengalami hambatan seperti masalah emosi atau kebiasaan yang tidak sehat, misalnya
minum minuman manis untuk mendapatkan perasaan senang.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Sehat


1. Faktor genetika atau keturunan yang mempengaruhi perilaku hidup sehat seperti minum
alkohol yang berlebih.
2. Pembelajaran, perubahan perilaku ditentukan oleh konsekuensinya. Tiga jenis
konsekuensi yang penting adalah reinforcement , punishment dan extinction.
Reinforcement didapat jika melakukan sesuatu yang memiliki konsekuensi positif,
misalnya mendapat hadiah setiap kali menyikat gigi. Hukuman atau punishment
diperoleh jika melakukan tindakan yang mendatangkan konsekuensi negatif, misalnya
bermain korek api dan dimarahi oleh orang tua. Konsekuensi extinction terjadi jika
konsekuensi dihilangkan dan respon yang dihasilkan bertahap menjadi negatif terutama
jika tidak ada penguat yang menggantikan.
3. Perilaku yang berhubungan dengan hidup sehat juga dipengaruhi oleh faktor sosial,
seperti teman atau keluarga yang akan mendorong atau mematahkan perilaku tertentu.
Contohnya merokok karena pergaulan atau tidak merokok karena takut diusir dari
rumah.
4. Faktor kognitif juga turut berkontribusi dalam perilaku sehat yang akan ditampilkan. Jika
memiliki pengetahuan yang benar tentang hidup sehat dan solusi yang baik maka hal
tersebut akan mendorong gaya hidup sehat.
5. Optimisme yang tidak realistis juga turut mempengaruhi perilaku hidup sehat. Jika
individu sangat optimis terhadap kesehatannya, mereka cenderung abai untuk menjaga
kesehatannya.

Sarafino, E.P. , & Smith, T.W. (2011). Health psychology : Biopsychosocial interactions (7th
ed.). Danvers : John Wiley & Sons, Inc
Taylor, S.E. (2012). Health psychology (9th ed.). New York : McGraw-Hill.

Anda mungkin juga menyukai