Konsep dasar
Kesehatan mental dan teori kepribadian sehat
b. Model psikiatris
Model psikiatris merupakan model yang masih berkaitan dengan model biomedis.
Model jenis ini adalah model yang memfokuskan diri terhadap penemuan bukti-bukti
nyata dari berbagai macam penyakir dan metode treatment dari obat-obatan ataupun
pembedahan untuk meneliti sikap abnormalitas.
model bipmedis. Model ini mengemukakan bahwa tidak ada penyakit somatik tanpa
diakibatkan dari antesenden emosional dan sosial. Dan sebaliknya, tidak ada penyakit
1) Kesehatan mental adalah lebih dari tiadanya perilaku abnormal. Prinsip ini
menegaskan bahwa yang dikatakan sehat mentalnya tidak cukup kalau
dikatakan sebagai orang yang tidak megalami abnormalitas atau orang yang
normal. Karena pendekatan statistik memberikan kelemahan pemahaman
normalitas itu. Konsep kesehatan mental lebih bermakna positif daripada
makna keadaan umum atau normalitas sebagaimana konsep statistik.
2) Kesehatan mental adalah konsep yang ideal. Prinsip ini menegaskan bahwa
kesehatan mental menjadi tujuan yang amat tinggi bagi seseorang. Apalagi
disadari bahwa kesehatan mental itu bersifat kontinum. Jadi sedapat mungkin
orang mendapatkan kondisi sehat yang paling optimal dan berusaha terus
untuk mencapai kondisi sehat yang setingi-tingginya.
3) Kesehatan mental sebagai bagian dan karakteristik kualitas hidup. Prinsip ini
menegaskan bahwa kualitas hidup seseorang salah satunya ditunjukkan oleh
kesehatan mentalnya. Tidak mungkin membiarkan kesehatan mental
seseorang untuk mencapai kualitas hidupnya, atau sebaliknya kualitas hidup
seseorang dapat dikatakan meningkat jika juga terjadi peningkatan kesehatan
mentalnya.
Sehat dan sakit adalah dua kata yang saling berhubungan erat dan merupakan
bahasa kita sehari-hari. Dalam sejarah kehidupan manusia istilah sehat dan
sakit dikenal di semua kebudayaan. Sehat dan sakit adalah suatu kondisi yang
seringkali sulit untuk kita artikan meskipun keadaan ini adalah suatu kondisi
yang dapat kita rasakan dan kita amati dalam kehidupan sehari-hari hal ini
kemudian akan mempengaruhi pemahaman dan pengertian seseorang
terhadap konsep sehat misalnya, orang tidak memiliki keluhan-keluahan fisik
dipandang sebagai orang yang sehat. Sebagian masyarakat juga beranggapan
bahwa anak yang gemuk adalah anak yang sehat meskipun jika mengacu pada
standard gizi kondisinya berada dalam status gizi lebih atau overweight. Jadi
faktor subyektifitas dan kultural juga mempengaruhi pemahaman dan
pengertian mengenai konsep sehat yang berlaku dalam masyarakat.
Kata sehat menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah suatu keadaan/
kondisi seluruh badan serta bagian-bagiannya terbebas dari sakit. Mengacu
pada Undang-Undang Kesehatan No 23 tahun 1992 sehat adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan seseorang dapat
hidup secara sosial dan ekonomis. konsep “sehat”, World Health
Organization (WHO) merumuskan dalam cakupan yang sangat luas, yaitu
“keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial, tidak hanya
terbebas dari penyakit atau kelemahan/cacat”. Dalam definisi ini, sehat bukan
sekedar terbebas dari penyakit atau cacat. Orang yang tidak berpenyakit pun
tentunya belum tentu dikatakan sehat. Dia semestinya dalam keadaan yang
sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial.
Pengertian sehat yang dikemukan oleh WHO ini merupakan suatau
keadaan ideal, dari sisi biologis, psiologis, dan sosial sehingga seseorang
dapat melakukan aktifitas secara optimal. Definisi sehat yang dikemukakan
oleh WHO mengandung 3 karakteristik yaitu :
Jadi dapat dikatakan bahwa batasan sehat menurut WHO meliputi fisik,
mental, dan sosial
Masa latensi atau masa inkubasi (pada stadium ini tidak terlihat tanda atau
gejala
Fase akut (pada fase ini penyakit mencapai intensitas penuh dan
kemungkinan menimbulkan komplikasi, fase ini disebut juga sebagai fase
akut subklinis)
Remisi (fase laten kedua ini terjadi pada sebagian penyakit dan biasanya
akan diikuti oleh fase akut lain)
Penyakit akan dicetuskan oleh suatu stressor seperti perubahan dalam
kehidupan seseorang. (stressor dapat terjadi melalui salah satu dari dua
mekanisme :
Stressor dapat bersifat fisik natau psikologik. Stressor fisik seperti terkena
racun, dapat menimbulkan respon berbahaya yang menyebabkan terjadinya
keadaan sakit atau muncul kumpulan tanda dan gejala yang dapat dikenali.
Stressor psikologik seperti kehilangan orang yang dicintai ataupun hal lain
yang dapat menyebabkan gangguan yang bersifat psikologik dapat
menimbulkan respon maladaptif. Kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya
kekambuhan dari beberapa penyakit kronik.
Seorang perintis dalam pengkajian tentang stress dan penyakit Hans Selye,
menguraikan stadium adaptasi terhadap kejadian yang menimbulkan stress,
alarm, resistensi dan pemulihan (recovery), atau kelelahan (exhaustion).
D. Teori Mental yang Sehat
1. Aliran psikoanalisa
Psikoanalisis merupakan suatu bentuk model kepribadian. Teori ini sendri
pertama kali diperkenalkan oleh Sigmun Freud (1856-1938). Freud pada awalnya
memang mengembangkan teorinya tentang struktur kepribadian dan sebab-sebab
gangguan jiwa dan dengan konsep teorinya yaitu perilaku dan pikiran dengan
mengatakan bahwa kebanyakan apa yang kita lakukan dan pikirkan hasil dari
keinginan atau dorongan yang mencari pemunculan dalam perilaku dan pikiran.
Menurut teori psikoanalisa, inti dari keinginan dorongan ini adalah bahwa mereka
bersembunyi dari kesadaran individual. Dan apabila dorongan–dorongan ini tidak
dapat disalurkan, dapat menyebabkan gangguan kepribadian dan juga
mengganggu kesehatan mental yang disebut psikoneurosis. Dengan kata lain,
mereka tidak disadari. Ini adalah ekspresi dari dorongan tidak sadar yang muncul
dalam perilaku dan pikiran. Istilah “motivasi yang tidak disadari” / (unconscious
motivation) menguraikan ide kunci dari psikoanalisa. Psikoanalisis mempunyai
metode untuk membongkar gangguan – gangguan yang terdapat dalam
ketidaksadaran ini, antara lain dengan metode analisis mimpi dan metode asosiasi
bebas.
Teori psikologi Freud didasari pada keyakinan bahwa dalam diri manusia
terdapat suatu energi psikis yang sangat dinamis. Energi psikis inilah yang
mendorong individu untuk bertingkah laku. Menurut psikoanalisis, energi psikis
itu berasumsi pada fungsi psikis yang berbeda yaitu: Id, Ego dan Super Ego
(Yunita, 2014)
Id merupakan bagian paling primitif dalam kepribadian dan dari sinilah nanti
Ego dan Super Ego berkembang. Dorongan dalam Id selalu ingin dipuaskan
dan menghindari yang tidak menyenangkan.
Ego merupakan bagian “eksekutif” dari kepribadian, ia berfungsi secara
rasional berdasarkan prinsip kenyataan. Berusaha memenuhi kebutuhan Id
secara realistis, yaitu dimana Ego berfungsi untuk menyaring dorongan-
dorongan yang dipuaskan oleh Id berdasarkan kenyataan.
Super Ego merupakan gambaran internalisasi nilai moral masyarakat yang
diajarkan orang tua dan lingkungan seseorang. Pada dasarnya Super Ego
merupakan hati nurani seseorang dimana berfungsi sebagai penilaian apakah
sesuatu itu benar atau salah. Karena itu Super Ego berorientasi pada
kesempurnaan (Amanda, 2013).
Freud mengumpamakan pikiran manusia sebagai fenomena gunung es.
Bagian kecil yang tampak diatas permukaan air menggambarkan pengalaman
sadar, bagian yang jauh lebih besar di bawah permukaan air yang menggambarkan
ketidaksadaran aeperti impuls, ingatan. Nafsu dan hal lain yang mempengaruhi
pikiran dan perilaku.
Meskipun masing-masing bagian dari kepribadian total ini mempunyai
fungsi,sifat,komponen,prinsip kerja,dinamisme,dan mekanismenya sendiri,namun
mereka berinteraksi begitu erat satu sama lain sehingga sulit(tidak mungkin)untuk
memisah-misahkan pengaruhnya dan menilai sumbangan relatifnya terhadap
tingkah laku manusia.Tingkah laku hampir selalu merupakan produk dari interaksi
diantara ketiga sistem tersebut,jarang salah satu sistem berjalan terlepas dari
kedua sistem lainnya.
Kepribadian yang sehat menurut psikoanalisis :
a. Menurut freud kepribadian yang sehat yaitu jika individu bergerak
menurut pola perkembangan yang ilmiah.
b. Kemampuan dalam mengatasi tekanan dan kecemasan, dengan belajar
c. Mental yang sehat ialah seimbangnya fungsi dari superego terhadap id dan
ego.
d. Tidak mengalami gangguan dan penyimpangan pada mentalnya.
e. Dapat menyesuaikan keadaan ddengan berbagai dorongan dan keinginan
2. Aliran Behavioristik
Aliran ini timbul di Rusia yang dipelopori oleh Juan Petrovich Pavlov
(1849-1936). Aliran ini menganggap bahwa manusia sebagai mesin layaknya alat
pengatur panas. Maksudnya adalah manusia sebagai sistem konflik yang
bertingkah laku menurut cara yang sesuai hukum. Aliran ini juga menganggap
manusia tidak memiliki sikap diri sendiri. Behaviorisme atau aliran perilaku (juga
disebut perspektif belajar) adalah filososi dalam psikologi yang berdasar pada
proporsi bahwa semua yang dilakukan organisme termasuk tindakan, pikiran atau
perasaan dapat dan harus dianggap sebagai perilaku. Aliran ini berpendapat bahwa
perilaku demikian dapat digambarkan secara ilmiah tanpa melihat peristiwa
fisiologis internal atau konstrak hipotesis seperti pikiran. Behaviorisme
beranggapan bahwa semua teori harus memiliki dasar yang bisa diamati secara
pribadi (seperti pikiran dan perasaan).
Teori-teori behavioristik adalah proses belajar serta peranan lingkungan
yang merupakan kondisi lingkungan belajar dalam menjelaskan perilaku. Semua
bentuk tingkah laku manusia adalah hasil belajar yang bersifat mekanistik lewat
proses penguatan. Kepribadian yang sehat menurut behavioristik :
a. Memberikan respon terhadap faktor dari luar seperti orang lain dan
lingkungannya.
b. Bersifat sistematis dan bertindak dengan dipengaruhi oleh pengalaman.
c. Sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, karena manusia tidak memiliki sikap
dengan bawaan sendiri.
d. Menekankan pada tingkah laku yang dapat diamati dan menggunakan metode
yang obyektif
Tokoh-tokoh terkenal tentang behavioristik ini menurut Nurawaliyah,
2015 diantaranya adalah:
1. Juan Petrovich Pavlov
2. Edward Lee Thorndike
3. John B. Watson
4. B.F. Skinner
3. Aliran Humanistik
Abraham Maslow (1908-1970) dapat dipandang sebagai bapak dari
Psikologi Humanistik. Gerakan ini merasa tidak puas terhadap psikologi
behavioristik dan psikoanalisis, dan memfokuskan penelitiannya pada manusia
dengan ciri-ciri eksistensinya. Psikologi humanistik dimulai di Amerika Serikat
Pada tahun 1950 dan terus berkembang. Tokoh-tokoh psikologi humanistik
memandang behaviorisme mendahului manusia. Psikologi humanistik
mengarahkan perhatiannya pada humanisasi psikologi yang menekankan keunikan
manusia. Menurut psikologi humanistik manusia adalah mahluk kreatif yang
dikendalikan oleh nilai-nilai dan pilihan-pilihannya sendiri, bukan oleh kekuatan-
kekuatan ketidaksadaran.
Maslow menjadi terkenal karena teori motivasinya yang dituangkan dalam
bukunya “Motivation and Personality”. Dalam buku tersebut diuraikan bahwa
manusia terdapat 5 macam kebutuhan hierarki.
Pemahaman yang dimiliki dalam mendang sesuatu adalah modal yang besar
untuk dipengaruhi oleh kebudayaan. Sudut pandang dalam memahami
persoalan lebih banyak dipengaruhi oleh kebudayaan terdapat di dalamnya
baik itu dalam penemuan, pemahaman serta dalam penyelesaian sebuah
masalah. Salah satu hal dalam kehidupan yang banyak dipengaruhi oleh
kebudayaan adalah kesehatan mental dan upaya kesehatan mental seperti
cara mengatasi anxiety disorder, cara menghilangkan kecemasan, cara
mengatasi psikologis terganggu, cara menghilangkan ketakutan
berlebihan atau cara-cara yang lain.
Terdapat perubahan pandangan terhadap upaya kesehatan mental, dimana
sekarang upaya kesehatan mental lebih memfokuskan pada upaya pencegahan
gangguan kesehatan mental serta adanya peran komunitas dalam
mengupayakan fungsi mentak individ secara optimal. Dalam gangguan
kesehata mental, peran kebudayaan ternyata dianggap sangat penting.
Hubungan yang terjadi antara kesehatan mental dengan faktor budaya
disampaikan oleh Wallace (1963) antara lain :
7. Pengawasan diri
Mengadakan pengawasan terhadap hawa nafsu atau dorongan dan
keinginan, serta kebutuhan oleh akal pikiran merupakan hal pokok dari
kehidupan manusia dewasa yang bermental sehat mampu mengimbangi
tingkah lakunya.
c. Pembinaan
Usaha pembinaan ini di samping betujuan untuk menjaga kondisi
kesehatan mental yang sudah seimbang dan baik, juga meliputi cara yang
ditempuh untuk meningakatkan kemampuannya untuk mengembangkan
dan memanfaatkan segala potensi yang ada padanya seoptial mungkin,
seperti apa yang dilakukan orang untuk memperkuat ingatan, fantasi,
kemauan, dan kepribadiannya