Anda di halaman 1dari 10

BAB V

PENYESUAIAN DIRI DAN PERTUMBUHAN

1. PENYESUAIAN DIRI

a. Pengertian dan Konsep Penyesuaian Diri

Dalam istilah psikologi, penyesuaian (adaptation dalam istilah biologi) disebut


dengan istilah adjusment. Adjusment itu sendiri merupakan suatu proses untuk
mencari titik temu atara kondisi diri sendiri dan tuntutan lingkungan Manusia
dituntut menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, kejiwaan dan lingkungan alam
sekitarnya. Kehidupan itu sendiri secara alamiah juga mendorong manusia terus
menerus untuk menyesuaikan diri. Sering kali penyesuaian diri dimengerti sebagai
misalnya, kemampuan individu untuk menyamakan diri dengan harapan kelompok.
Individu yang sehat mestinya dapat memahami dan melakukan tindakan sesuai
dengan harapan sesuai dengan kelompok dimana individu tersebut menjadi
anggotanya.

Penyesuaian diri juga bisa dipahami sebagai mengatur kembali ritme hidup atau
jadwal harian. Orang yang memiliki penyesuaian diri yang baik adalah orang yang
dengan cepat mampu mengelola dirinya meghadapi perubahan-perubahan yang
terjadi. Misalnya, dia bisa belajar lebih giat, menyediakan waktu lebih banyak untuk
brlajar daripada kegiatan lain karena menjelang ujian. Atau dia bisa mematuhi
nasehat dokter untuk mengatur pola dan jenis makanannya karena menderita
diabetes.

Sebenarnya dalam bahasa Inggris, istilah penyesuaian diri memiliki dua kata yang
berbeda maknanya, yaitu adaptasi (adaptation) dan penyesuaian (adjusment). Kedua
istilah tersebut sama-sama mengacu pada pengertian mengenai penyesuaian diri,
tetapi memiliki perbedaan makna yang mendasar.

Adaptasi (adaptation) memiliki pengertian individu melakukan penyesuaian diri


dengan lingkungan. Pengertian lebih menekankan pada perubahan yang individu
lakukan terhadap dirinya supaya tetap bisa sesuai dengan lingkungan. Jadi pada
adaptasi, diri individulah yang berubah untuk melakukan penyesuaian. Contoh
sederhana dari adaptasi ini misalnya bila menghadapi suhu yang panas, lalu individu
membuka pakaiannya, atau minum air dingin supaya tetap merasa nyaman.

Penyesuaian (adjustment) dipahami sebagai mengubah lingkungan agar menjadi


lebih sesuai dengan diri individu. Pengertian ini lenih menekankan pada perubahan
lingkungan yang dilakukan oleh individu sehingga tetap sesuai dengan dirinya.
Misalnya, pada suhu yang panas, individu lalu memasang fan atau menyalakan air
conditioner supaya suhu ruangan berubah seperti yang diinginkan. Pada contoh ini,
individu tidak berubah tetapi lingkunganlah yang berubah.
Penyesuaian diri yang dimaksud dalam pembahasan ini meliputi penyesuaian diri
baik dalam pengertian adaptation maupun adjusment. Individu yang mampu
menyesuaikan diri dengan baik, idealnya mampu menggunakan kedua mekanisme
penyesuaian diri tersebut secara luwes, tergantung pada situasinya. Sebaliknya,
individu dianggap kaku bil kurang mampu menggunakankedua mekaisme tersebut
dengan baik atau hanya salah satu cara saja yang dominan digunakan.

Penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamik yang hampir selalu membutuhkan
perubahan dan adaptasi, dan dengan demikian semakin tetap dan tidak merubah
respon – respon itu, maka semakin sulit juga menangani tuntutan-tuntutan yang
berubah. Kenyataan ini menjelaskan pengaruh-pengaruh yang menghancurkan
kepribadian seseorang. Orang yang mengalami depresi karena sering kali merasa
sulit menyesuaikan diri dengan pola tingkah laku yang di perlukan.

Penyesuaian diri dalam bahasa aslinya dikenal dengan


istilah adjustment atau personal adjustment. Schneiders berpendapat bahwa
penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu: penyesuaian diri
sebagai adaptasi (adaptation), penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas
(conformity), dan penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan (mastery). Pada
mulanya penyesuaian diri diartikan sama dengan adaptasi (adaptation), padahal
adaptasi ini pada umumnya lebih mengarah pada penyesuaian diri dalam arti fisik,
fisiologis, atau biologis. Penyesuaian diri yang dilakukan oleh seseorang akan
berdampak juga pada pertumbuhan personalnya. Jika seseorang dapat menyesuaikan
diri dengan baik di lingkungan sekitarnya apalagi di lingkungan baru, maka
pertumbuhan personalnya juga akan mengalami peningkatan. Sekarang, apa itu
pertumbuhan personal? Pertumbuhan adalah proses yang mencakup pertambahan
dalam jumlah dan ukuran, keluasan dan kedalaman. Prof. Gessel mengatakan, bahwa
pertu 

b. Kaitan kesehatan mental dengan penyesuaian diri


 Kesehatan mental merupakan kunci dari penyesuaian diri yang sehat
 Kesehatan mental merupakan bagian integral dari proses adjustment secara
keseluruhan
 Kaualitas mental yang sehat merupakan fundament yang penting bagi “good
adjustment”

c. Pembentukan Penyesuaian Diri


Banyak faktor yang mempegaruhi penyesuaian diri, ada dari faktor lingkungan
keluarga dan lingkungan teman sebaya.
a) Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan lahan untuk mengembangkan berbagai
kemampuan, yang dipelajari dalam berbagai hal seperti melalu bermain,
sandiwara, interaksi dengan anggota keluarga, dan pengalaman-pengalaman
didalam keluarga. Oleh sebab itu, orangtua sebaiknya jangan menghadapkan
individu pada hal-hal yang tidak dimengerti. Keluarga juga merupakan wadah
pembentukan karakter individu, penyesuaian diri juga termasuk di dalamnya.
b) Lingkungan Teman Sebaya
Sama seperti lingkungan keluarga, lingkungan teman sebaya juga merupakan
lingkungan yang sangat menentukan individu dalam melakukan dan
mengembangkan penyesuaian diri. Bila seorang anak dapat dengan mudah
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan teman bermainnya, itu merupakan
salah satu alasan bahwa sebenarnya kesehatan mental individu tersebut baik
dan sehat.

d. Penyesuaian yang normal ini memiliki karakteristik


Seseorang dapat dikatakan memiliki penyesuaian diri yang normal, yang baik, apabila
dia mampu memenuhi kebutuhan dan mengatasi masalahnya secara wajar, tidak
merugikan diri sendiri dan lingkungannya, serta sesuai dengan norma agama.
Penyesuaian yang normal ini memiliki karakteristik sebagai berikut (Schneiders,
1964: 2740276)
1. Absence of excessive emotionality (terhindar dari ekspresi emosi yang
berlebihan, merugikan, tidak mampu mengontrol diri)
2. Absence of psychological mechanisme (terhindar dari mekanisme-mekanisme
psikologis, seperti rasionalisasi, agresi, kompensasi, dsb)
3. Absence of the sense of personal frustration (terhindar dari perasaan frustasi atau
kecewa karena tidak terpenuhinya kebutuhannya)
4. Rational deliberation and self-direction (memiliki pertimbangan rasional, yaitu
mampu memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang matang dan
mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang diambil)
5. Ability to learn (mampu belajar, mampu mengembangkan dirinya dalam upaya
memenuhi kebutuhan atau mengatasi masalah)
6. Utilization of past experience (mampu memanfaatkan pengalaman masa lalu,
bercermin ke masa lalu baik yang terkait dengan keberhasilan maupun kegagalan
untuk mengembangkan kualitas hidup yang lebih baik)
7. Realistic, objective attitude (mampu menerima kenyataan yang dihadapi secara
wajar, mampu menghindari, merespon situasi atau masalah secara rasional, tidak
didasari oleh prasangka buruk)

e. Ciri ciri penyesuaian diri yang efektif dan Aspek penyesuaian diri
 Ada beberapa ciri penyesuaian diri yang efektif, seperti :
1. Memiliki Persepsi yang Akurat terhadap Realita
2. Memiliki Kemampuan untuk Beradaptasi dengan Tekanan atau Stres dan
juga Kecemasan
3. Mempunyai Gambaran Diri yang Positif tentang dirinya
4. Memiliki Kemampuan untuk Mengekspresikan Perasaannya
5. Mempunyai kemapuan Relasi Interpersonal yang baik
Individu yang memiliki serta memenuhi ciri-ciri tersebut dapat digolongkan
sebagai individu yang memiliki kesehatan mental yang positif.

 Aspek-aspek penyesuaian diri

Menurut Fatimah (2006) penyesuaian diri memiliki dua aspek :

a. Penyesuaian pribadi adalah kemampuan seseorang untuk menerima diri


demi tercapainya hubungan yang harmonis antara dirinya dengan
lingkungannya.
b. Penyesuaian sosial adalah kemampuan untuk mematuhi nilai dan norma
sosial yang berlaku didalam masyarakat guna diterima dalam
lingkungannya.

f. Proses penyesuaian diri

Penyesuaian diri adalah proses bagaimana individu mencapai keseimbangan diri


dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungan. Seperti kita ketahui  bahwa
penyesuaian yang sempurna tidak pernah tercapai. Penyesuaian yang sempurna terjadi
jika individu selalu dalam keadaan seimbang antara dirinya dengan lingkungannya
dimana tidak ada lagi kebutuhan yang tidak terpenuhi, dan di mana semua fungsi
organisme individu berjalan normal. Sekali lagi, bahwa penyesuaian yang sempurna
seperti itu tidak pernah dapat dicapai. Karena itu penyesuaian diri lebih bersifat suatu
proses sepanjang hayat dan manusia terus-menerus berupaya menemukan dan
mengatasi tekanan dan tantangan hidup guna mencapai pribadi yang sehat.

Dalam proses penyesuaian diri dapat saja muncul konflik, tekanan, dan frustasi, dan
individu didorong meneliti berbagai kemungkinan perilaku untuk membebaskan diri
dari ketegangan.

Apakah seseorang berhadapan dengan penyesuaian sehari-hari yang sederhana, atau


seuatu penyesuaian yang rumit, terdapat suatu pola dasar yang terdiri dari elemen-
elemen tertentu. Contoh: seorang anak yang membutuhkan rasa kasih sayang dari
ibunya yang terlalu sibuk dengan tugas-tugas lain. Anak akan frustasi dan berusaha
sendiri menemukan pemecahan untuk mereduksi ketegangan/ kebutuhan yang belum
terpenuhi. Dia mungkin mencari kasih sayang di mana-mana, atau mengisap jarinya,
atau bahkan tidak berupaya sama sekali, atau makan secara berlebihan, sebagai respon
pengganti bila kebutuhan-kebutuhan tidak terpenuhi secara wajar. Dalam beberapa
hal, respon pengganti tidak tersedia,  sehingga individu mencari suatu respon lain
yang akan memuaskan motivasi dan mereduksi ketegangan.
2. PERTUMBUHAN PERSONAL

Manusia mempunyai kapasitas jasmianiah dan rohaniah sebagai suatu kondisi yang
menuju ke arah kesempurnaan. Menurut Crow dan Crow, kematanganatau pertumbuhan
sejak pembuahan dan seterusnya merupakan gejala alamiah. Pertumbuhan merupakan
suaut hasil dari faktor-faktor luar dari individu yang matang atau tumbuh yang biasa
ditunjukkan sebagai suatu perkembangan. Jadi  pertumbuhan ialah sebagai akibat dari
adanya pengaruh lingkungan.

Kepribadian yang ada pada setiap individu tidak didapatkan dengan mudah, akan tetapi
melalui pertumbuhan yang sedikit demi sedikit di dapat melalui proses yang panjang dan
dipengaruhi oleh banyak faktor utama yaang mempengaruhi pembentukan kepribadian.
Dalam hal ini keluarga adalah faktor yang pasti akan mempengaruhi pertumbuhan
kepribadiannya, karena dalam setiap keluarga pasti menerapkan aturan dalam keluarga.
Proses ini juga berpengaruh pada lingkungan masyarakat dalam mematuhi norma atau
aturan yang berlaku dalam masyarakat tersebut (spirit, 2011). Terjadinya perubahan pada
seseorang atau individu secara tahap demi tahap karena  pengaruh baik pengalaman atau
empire luar melalui panca indera yang menimbulkan pengalaman dalam
mengenaikeadaan batin sendiri yang menimbulkan refleksion.

a. Konsep tentang pertumbuhan personal Penekanan pertumbuhan, penyesuain diri dan


pertumbuhan

Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan
fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada waktu
yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari
konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaanjasmaniah)yang herediter dalam bentuk
proses aktif secara berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan
kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis. Secara umum
konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner (1957)bahwa perkembangan
berjalan dengan prinsip orthogenetis, perkembangan berlangsung dari keadaan global
dan kurang berdiferensiasi sampai keadaan di mana diferensiasi, artikulasi, dan
integrasi meningkat secara bertahap. Proses diferensiasi diartikan sebagai prinsip
totalitas pada diri anak. Dari penghayatan totalitas itu lambat laun bagian-bagiannya
akan menjadi semakin nyata dan bertambah jelas dalam kerangka keseluruhan.

Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan ukuran, besar, jumlah


atau dimensi pada tingkat sel, organ maupun individu. Pertumbuhan bersifat
kuantitatif sehingga dapat diukur dengan satuan berat (gram, kilogram), satuan
panjang (cm, m), umur tulang, dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan
nitrogen dalam tubuh). Kata personal menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) adalah bersifat pribadi atau perseorangan. Suatu individu yang memiliki
kepribadian.
Erik Erikson (1902-1994) mengatakan bahwa terdapat delapan tahap perkembangan
terbentang ketika kita melampaui siklus kehidupan. Masing-masing tahap terdiri dari
tugas perkembangan yang khas dan mengedepankan individu dengan suatu krisis
yang harus dihadapi. Bagi Erikson, krisis ini bukanlah suatu bencana, tetapi suatu titik
balik peningkatan kerentanan dan peningkatan potensi.

Semakin berhasil individu mengatasi krisis, akan semakin sehat perkembangan


mereka. Berikut adalah beberapa tahap krisis perkembangan menurut Erik Erikson
dalam buku Life Span Development oleh John W. Santrok pada tahun 2002:

1) Kepercayaan dan ketidakpercayaan (trust versus mistrust)


Adalah suatu tahap psikososial pertama yang dialami dalam tahun pertama
kehidupan. Suatu rasa percaya menuntut perasaan nyaman secara fisik dan
sejumlah kecil ketakutan serta kekuatiran akan masa depan. Kepercayaan pada
masa bayi menentukan harapan bahwa dunia akan menjadi tempat tinggal
yang baik dan menyenangkan.
2) Otonomi dengan rasa malu dan keragu-raguan (autonomy versus shame and
doubt)
Adalah tahap perkembangan kedua yang berlangsung pada masa bayi dan baru
mulai berjalan (1-3 tahun). Setelah memperoleh rasa percaya kepada pengasuh
mereka, bayi mulai menemukan bahwa perilaku mereka adalah atas
kehendaknya. Mereka menyadari kemauan mereka dengan rasa mandiri dan
otonomi mereka. Bila bayi cenderung dibatasi maka mereka akan cenderung
mengembangkan rasa malu dan keragu-raguan.
3) Prakarsa dan rasa bersalah (initiative versus guilt)
Merupakan tahap ketiga yang berlangsung selama tahun-tahun sekolah. Ketika
mereka masuk dunia sekolah mereka lebih tertantang dibanding ketika masih
bayi. Anak diharapkan aktif untuk menghadapi tantangan ini dengan rasa
tanggung jawab atas perilaku mereka, mainan mereka, dan hewan peliharaan
mereka. Anak-anak bertanggung jawab meningkatkan prakarsa. Namun,
perasaan bersalah dapat muncul, bila anak tidak diberi kepercayaan dan dibuat
mereka sangat cemas.
4) Tekun dan rendah diri (industry versus inferiority)
Berlangsung selama tahun-tahun sekolah dasar. Tidak ada masalah lain yang
lebih antusias dari pada akhir periode masa awal anak-anak yang penuh
imajinasi. Ketika anak-anak memasuki tahun sekolah dasar, mereka
mengarahkan energi mereka pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan
intelektual. Yang berbahaya pada tahap ini adalah perasaan tidak kompeten
dan tidak produktif.
5) Identitas dan kebingungan identitas (identity versus identity confusion)
Adalah tahap kelima yang dialami individu selama tahun-tahun masa
remajanya. Pada tahap ini mereka dihadapkan oleh pencarian siapa mereka,
bagaimana mereka nanti, dan ke mana mereka akan menuju masa depannya.
Satu dimensi yang penting adalah penjajakan pilihan-pilihan alternatif
terhadap peran. Penjajakan karir merupakan hal penting. Orangtua harus
mengijinkan anak remaja menjajaki banyak peran dan berbagai jalan. Jika
anak menjajaki berbagai peran dan menemukan peran positif maka ia akan
mencapai identitas yang positif. Jika orangtua menolak identitas remaja
sedangkan remaja tidak mengetahui banyak peran dan juga tidak dijelaskan
tentang jalan masa depan yang positif maka ia akan mengalami kebingungan
identitas.
6) Keintiman dan keterkucilan (intimacy versus isolation)
Tahap keenam yang dialami pada masa-masa awal dewasa. Pada masa ini
individu dihadapi tugas perkembangan pembentukan relasi intim dengan orang
lain. Saat anak muda membentuk persahabatan yang sehat dan relasi akrab
yang intim dengan orang lain, keintiman akan dicapai, kalau tidak, isolasi akan
terjadi.
7) Bangkit dan berhenti (generality versus stagnation)
Tahap ketujuh perkembangan yang dialami pada masa pertengahan dewasa.
Persoalan utama adalah membantu generasi muda mengembangkan dan
mengarahkan kehidupan yang berguna (generality). Perasaan belum
melakukan sesuatu untuk menolong generasi berikutnya adalah stagnation
8) Integritas dan kekecewaan (integrity versus despair)
Tahap kedelapan yang dialami pada masa dewasa akhir. Pada tahun terakhir
kehidupan, kita menoleh ke belakang dan mengevaluasi apa yang telah kita
lakukan selama hidup. Jika ia telah melakukan sesuatu yang baik dalam
kehidupan lalu maka integritas tercapai. Sebaliknya, jika ia menganggap
selama kehidupan lalu dengan cara negatif maka akan cenderung merasa
bersalah dan kecewa.
Pertumbuhan kepribadian ditingkatkan oleh banyaknya minat  terhadap
pekerjaan dan kegemaran. Sulit menyesuaikan diri dengan baik terhadap
tuntutan-tuntutan pekerjaan yang tidak menarik dan membosankan, dan segera
pekerjaan itu menjadi hal yang tidak menyenangkan atau menjijikkan. Tetapi,
kita memiliki cara tertentu untuk mengubah dan mengganti pekerjaan yang
merangsang minat kita sehingga kita dapat memperoleh kepuasan terus-
menerus dalam pekerjaan.

b. Konsep pertumbuhan personal tentang variasi dalam pertumbuhan

Variasi pertumbuhan Tidak selamanya individu berhasil dalam melakukan


penyesuaian diri, karena kadang kadang ada rintangan rintangan tertentu yang
menyebabkan tidak berhasil melakukan penyesuaian diri. Rintangan rintangan itu
mungkin terdapat dalam dirinya atau mungkin di luar dirinya. Kondisi kondisi untuk
bertumbuh, kondisi jasmaniah seperti pembawa dan struktur atau konstitusi fisik dan
temperamen sebagai disposisi yang di wariskan, aspek perkembangan nya secara
interinstik berkaitan erat dengan susunan atau konstitusi
tubuh. Shekdon mengemukakan bahwa terdapat kolerasi yang tinggi antara tipe-tipe
bentuk tubuh dan tipe-tipe tempramen (Surya, 1977).

c. Konsep pertumbuhan personal tentang fenomenologi

Fenomenologi pertumbuhan, fenomenologi memandang manusia hidup dalam “dunia


kehidupan” yang dipersepsi dan diinterpretasi secara subyektif. Setiap, orang
mengalami dunia dengan caranya sendiri. “Alam pengalaman setia orang berbeda dari
alam pengalaman orang lain.” (Brouwer, 1983:14 Fenomenologi banyak
mempengaruhi tulisan-tulisan Carl Rogers, yang boleh disebut sebagai-_Bapak
Psikologi Humanistik. Carl Rogers menggarisbesarkan pandangan Humanisme
sebagai berikut (kita pinjam dengan sedikit perubahan dari Coleman dan Hammen,
1974:33)

d. Konsep pertumbuhan personal tentang Kondisi-kondisi untuk Bertumbuh.


Kondisi jasmani  seperti pembawa atau konstitusi fisik dan tempramen sebagai
disposisi yang diwariskan, aspek perkembangannya secara intrinsik berkaitan erat
dengan susunan atau konstitusi tubuh, kondisi jasmani dan kondisi pertumbuhan fisik
memang sangat mempengaruhi bagaimana individu dapat menyesuaikan diri nya.

e. Faktor yang memperngaruhi pertumbuhan individu


Ada beberapa faktor yang memperngaruhi pertumbuhna individu, yaitu : (Febri93,
2013)
 Faktor biologis
Semua manusia normala dan sehat pasti memiliki anggota tubuh yang utuh
(kepala, tangan,kaki, hidung dan lainnya). Hal ini menjelaskan bahwa
beberapa persamaan dalam kepribadian perilaku.
 Faktor geografis
Semakin baik lingkungan fisik yang dihuni oleh setiap individu maka semakin
baik pula lah kepribadian yang terbentuk dalam pribadi individu tersebut yang
nanti nya terjadi lah hubungan yang baik antara individu. Begitu pula
sebaiknya, semakin jelek lingkungan fisik nya maka hubungan yang baik
tersebut tidak akan terwujud.
 Faktor kebudayaan
Perbedaan kebudayaan dapat mempengaruhi kepribadian anggotanya. Namun,
bukan berarti individu yang ada dalam suatu masyarakat yang memiliki
kebudayaan yang sama juga memiliki kepribadian yang sama juga.
EVALUASI

1. Apa yang kamu ketahui tentang penyesuaian diri?


2. Sebutkan tiga sudut pandang penyesuaian diri menurut Schneiders!
3. Berilah contoh penyesuaian diri yang ada disekitarmu!
4. Apa itu pertumbuhan personal?
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi pertumbuhan personal? Jelaskan!
DAFTAR PUSTAKA

Febri93. (2013, 3 30). Penyesuaian Diri dan Pertumbuhan Personal. Dipetik 4 10, 2015, dari
FEBRI93 wanna try to write: https://febri93.wordpress.com/2013/03/30/penyesuaian-diri-
dan-pertumbuhan-personal/

Haryanto, S. (2010, 7 7). Pengertian Penyesuaian Diri. Dipetik 4 10, 2015, dari
belajar psikologi.com: http://belajarpsikologi.com/pengertian-penyesuaian-diri/

katuuk, m. (2014, 6 23). Definisi Penyesuaian Diri-Konsep Penyesuaian Diri proses-proses


dan faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri. Dipetik 4 10, 2015, dari Dunia
Psikologi: http://more23dy.blogspot.com/2014/06/definisi-penyesuaian-diri-konsep.html

spirit, s. a. (2011, 3 14). Penyesuaian Diri, Pertumbuhan Personal dan Stres. Dipetik 04 10,
2015, dari Smile and Spirit: http://smileandsprit.blogspot.com/2011/03/penyesuaian-diri-
pertumbuhan-personal.html

Kartini Kartono, 2002. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Rineka Cipta

Fatimah, N. (2006). Psikologi perkembangan. Bandung : Pusaka Setia.

Anda mungkin juga menyukai