Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH MK PSIKOLOGI KESEHATAN

“PENGANTAR PSIKOLOGI KESEHATAN”

1.Pengertian pengertian dalam psikologi kesehatan

2. kaitan antara mind body

3. Pendekatan biopsikososial dalam psikologi kesehatan

4. peran penting psikologi kesehatan

Di susun

Oleh :

Dedi kristiadi (SA21004)

STIKES BK PALU

ADMINISTRASI KESEHATAN

2021
KATA PENGGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Psikologi Kesehatan dikembangkan untuk memahami


pengaruh  psikologis terhadap bagaimana seseorang menjaga dirinya agar tetap
sehat, dan mengapa mereka menjadi sakit dan untuk menjelaskan apa yang
mereka lakukan saat mereka jatuh sakit. Selain mempelajari hal-hal tersebut di
atas, psikologi kesehatan mempromosikan intervensi untuk membantu orang
agar tetap sehat dan juga mengatasi kesakitan yang dideritanya.

Psikologi kesehatan tidak mendefinisikan sehat sebagai tidak sakit. Sehat


dilihat sebagai pencapaian yang melibatkan keseimbangan antara kesejahteraan
fisik, mental dan sosial. Psikologi kesehatan mempelajari seleruh aspek
kesehatan dan sakit sepanjang rentang hidup. Psikologi kesehatan fokus pada
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, seperti bagaimana mendorong anak
mengembangkan kebiasaan hidup sehat, bagaimana meningkatkan aktivitas
fisik, dan bagaimana merancang suatu kampanye yang dapat mendorong orang
lain memperbaiki pola makannya, maupun kesehatan mental remaja.

Dimana kita ketahui, remaja terkadang melakukan tindakan-tindakan


yang tidak realistis, bahkan cenderung melarikan diri dari tanggung jawabnya.
Perilaku mengalihkan masalah yang dihadapi dan mengkonsumsi minuman
beralkohol banyak dilakukan oleh kelompok remaja, bahkan sampai mencapai
tingkat ketergantungan penyalahgunaan obat terlarang dan zat adiktif.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan psikologi kesehatan?

2. Bagaimana cara membuat perubahan positif dalam hidup?


3.  Bagaimana cara untuk hidup efektif?

4.  Apa kaitannya psikologi kesehatan dan motivasi?

5. Bagaimana cara menanam kebiasaan baik?

C. Tujuan Masalah

1. Mengetahui psikologi kesehatan

2. Mengetahui cara membuat perubahan positif dalam hidup

3. Mengetahui cara untuk hidup efektif

4. Mengetahui kaitannya psikologi kesehatan dan motivasi

5. Mengetahui cara menanam kebiasaan baik


BAB II
PEMBAHASAN

PSIKOLOGI KESEHATAN

Psikologi kesehatan (healthy psychology) menekankan pada peran


psikologi dalam membangun dan mempertahankan kesehatan, serta mencegah
dan mengobati penyakit. Psikologi kesehatan merefleksikan kepercayaan bahwa
pilihan gaya hidup dan keadaan psikologi dapat memainkan peranan penting
dalam kesehatan (Friedman & Silver, 2007)

Pengobatan perilaku (behavioral medicine) adalah sebuah  bidang


antardisiplin ilmu yang berpusat pada pengembangan dan pengintergrasian
pengetahuan perilaku dan biomedis untuk mempromosikan kesehatan dan
mengurangi timbulnya penyakit.

A.    Model Biopsikososial

Model biopsikososial ternyata dapat diterapkan pada psikologi kesehatan


juga, karena psikologi kesehatan menggabungkan faktor biologis, psikologis dan
sosial pada kesehatan (Alford, 2007).

B.     Hubungan antara Pikiran dan Tubuh

Bidang psikologi kesehatan dan pengobatan perilaku menekankan pada


hubungan antara pikiran dan tubuh. Psikologi kesehatan dan pengobatan
perilaku tidak hanya memerhatikan bagaimana keadaan psikologi memengaruhi
kesehatan, tetapi juga bagaimana kesehatan dan penyakit dapat mempengaruhi
pengalaman psikologis seseorang, termasuk kemampuan kognitif, stress, dan
kemampuan mengatasi masalah (coping).

2.1 Membuat Perubahan Positif Dalam Hidup


Salah satu misi psikologi kesehatan adalah untuk membantu individu
mengidentifikasi dan mengimplementasi cara-cara efektif yang dapat mengubah
perilaku mereka menjadi lebih baik (Westmaas, Gil-Rivas, dan Silver, 2007).
Perilaku kesehatan (health behavior) merupakan praktik-praktik yang memiliki
pengaruh terhadap kesejahteraan fisik.

A.  Model Teoretis dari Perubahaan

Teori perilaku beralasan menyarankan bahwa kita dapat membuat


perubahan dengan membuat intensi spesifik untuk mengubah perilaku. Kita
cenderung lebih mungkin menjalani intensi kita jika kita merasa perubahaan itu
baik, dan bahwa orang di sekeliling kita mendukung perubahaan itu. Teori
perilaku terencana memasukkan faktor-faktor ini sekaligus persepsi kita
mengontrol perilaku.

B.  Model Tahapan Perubahan

Model tahapan perubahan menyebutkan bahwa perubahaan pribadi


muncul dalam lima tahapan:

1. Sebelum kontemplasi

2.  Kontemplasi

3.  Persiapan/determinasi

4.  Tindakan/kekuatan kehendak
5. Dan, mempertahankan.

Setiap tahap memiliki tantangannya masing-masing. Pengulangan


kembali (relapse) merupakan bagian alami dari perjalanan menuju perubahan

2.3 Alat-Alat Untuk Perubahan Hidup Efektif

A.  Efikasi Diri

Self-efficacy adalah kepercayaan individu bahwa ia dapat menguasai sebuah


situasi dan menghasilkan keluaran yang positif, Self-efficacy telah memainkan
peranan penting pada berbagai variasi perilaku kesehatan, termasuk penurunan
berat badan, berhenti merokok, dan mempraktikan seks aman.

B.  Motivasi

Motivasi merupakan bagian penting untuk menjaga perubahan perilaku.


Perubahan akan menjadi lebih efektif jika seseorang melakukannya berdasarkan
alasan intrinsik (karena seseorang menginginkannya) dari pada alasan ekstrinsik
(untuk mendapatkan imbalan). Intensi untuk menerapkan (implementasi)
merupakan perubahan agar berjalan dengan sukses.

C.    Keyakinan Religius

Keyakinan Religius diasosiasikan dengan meningkatnya kesehatan. Satu


alasan untuk asosiasi ini adalah agama tidak mendukung segala sesuatu yang
berlebihan dan mempromosikan perilaku sehat. Partisipasi keagamaan juga
menguntungkan individu dalam hal dukungan social yang didapatkan. Akhirnya,
agama menyediakan sebuah system yang berarti yang dapat diandalkan ketika
seseorang mengalami masa-masa sulit.

2.4 PSIKOLOGI KESEHATAN DAN MOTIVASI


Motivasi dapat menjadi kekuatan yang besar untuk perubahan hidup
positif. Namun, bagaimana dengan perilaku yang tidak terlalu positif ----- seperti
minum terlalu banyak, merokok, dan melakukan seks tidak aman? Apakah
perilaku-perilaku ini juga dimotivasi? Psikolog kesehatan telah menyadari bahwa
memahami motif dibalik perilaku tidak sehat dapat menjadi penting untuk
memahami, mengubah, dan mencegah perilaku-perilaku ini.

A.Memahami motif dibalik perilaku tidak sehat dapat menjadi penting ntuk
memahami, mencegah perilaku-perilaku ini.

Psikolog kesehatan telah secara khusus tertarik untuk menganalisis


alasan mengapa seseorang mengonsumsi alkohol. Lynne Cooper dan rekan-
rekan sejawatnya telah mengidentifikasi tiga motivasi minum (Copper, 1994;
Cooper, et al, 1992):

Motiv Sosial, meliputi minum alkohol karena itu yang dilakukan teman-teman


atau karena seseorang ingin bersosialisasi.

Motiv Coping, berpusat pada minum alkohol untuk rileks, untuk menghadapi


stres, atau untuk melupakan kekhawatiran.

 Motiv Peningkatan (enhancement), meliputi minum karena hal itu


menyenangkan, karena seseorang suka dengan rasanya, atau karena
menimbulkan semangat.

Penelitian telah menunjukkan bahwa orang dewasa muda pada umumnya


minum untuk alasan sosial, dengan motif penigkatan di peringkat kedua
(Kuntsche,et al, 2006). Seperti pada motif peningkatan, motif cooping tidak bisa
terjadi pada dewasa muda. Meskipun ketiga motif berkaitan dengan frekuensi
minnum yang lebih tinggi (dengan motif peningkatan dihubungkan secara khusus
pada laki-laki --- Cooper, et al, 1992), motif yang mendorong perilaku
minumdapat  memiliki implikasi terhadap apakah perilaku tersebut berbahaya
atau tidak berbahaya.
Motivasi telah dipelajari pada berbagai variasi perilaku yang tidak sehat.
Bahkan, perilaku yang tampaknya sangat merusak tubuh (merokok, seks tidak
aman) dapat dimengerti sebagai produk dari motivasi (Cooper, et al, 2006;
Gynther, et al, 1999). Meskipun kita telah memusatkan diri pada dewasa muda,
memerhatikan motif yang mendorong perilaku tidak sehat juga dapat dilakukan
pada siapa pun, padaumur atau tahap kehidupan manapun.

2.5 MENANAM KEBIASAAN BAIK

Menjelaskan strategi-strategi untuk menanam kebiasaan baik dalam


lima peristiwa kehidupan

Dalam bagian ini, kita akan melihat lima peristiwa kehidupan, untuk Anda, secara
pribadi dapat disebabkan oleh beberapa perubahan: Manajemen Stres, Aktivitas
Fisik, Makan, Merokok, dan Interkasi Seksual. Mungkin Anda berharap Anda
akan dapat “berhenti terlalu khawatir” atau “berhenti merasa sangat stres”. Mari
kita mulai melihat penanaman kebiasaan baik dengan memeriksa cara-cara yang
memungkinkan Anda dapat mencapai tujuan ini.

A.  MENGENDALIKAN STRES

Stres disini sebagai respons individu terhadap stresor (hal-hal yang


menimbulkan stres), yaitu situasi dan peristiwa yang mengancam dan melebihi
kemampuan mereka untuk mengatasinya. Hans Selye (1974, 1983), penemu
penelitian stres, berpusat pada respons tubuh terhadap stres, khususnya
kelelahan dan kerusakan pada tubuh karena tuntutan yang harus dipenuhinya.

General Adaptation Syndrome (GAS) adalah istilah yang digunakan


Selye untuk efek yang biasanya terjadi pada tubuh ketika diberikan tuntutan.
GAS terdiri atas tiga tahap: alarm (peringatan), resistensi, dan keletihan.
Model Selye sangat berguna untuk menjelaskan kepada kita hubungan antara
stres dan kesehatan.
·         Reaksi pertama tubuh terhadap stresor, pada tahap alarm, adalah keadaan
terkejut sementara, dimana resistensi tubuh terhadap penyakit dan stres turun
jauh dibawah batas normal. Dalam usaha mencoba mengatasi efek pertama dari
stres, tubuh akan dengan cepat mengeluarkan hormon yang dalam waktu
singkat memengaruhi jaringan pertahanan alami tubuh kita. Selama periode ini,
tubuh seseorang akan sangat rentan terhadap penyakit dan luka. Untungnya,
tahap alarm ini akan berlalu cukup cepat.

(alarm, dimana tubuh memindahkan sumber dayanya)

·         Pada tahap resistensi GAS Selye, sejumlah kelenjar di seluruh tubuh akan


mulai menghasilkan hormon yang berbeda-beda yang melindungi individu
dengan banyak cara. Aktivitas sistem saraf endokrin dan simpatetis tidak akan
setinggi seperti tahap alarm, namun mereka tetap mengalami peningkatan.
Selama tahap resistensi ini, sistem kekebalan tubuh dapat melawan infeksi
dengan efisiensi yang luar biasa. Sama halnya seperti hormon yang mengurangi
peradangan, secara umum di asosiasikan dengan luka, akan beroperasi pada
tingkat tinggi.

(resistensi, dimana tubuh melawan dengan kuat untuk menghadapi stresor)

Jika usaha seluruh tubuh untuk melawan stres gagal dan stres tetap ada,
individu akan masuk ke tahap keletihan. Pada titik ini, kerusakan pada  tubuh
mulai mengambil alih-seseorang mungkin akan pingsan karena keletihan dan
kerentanan terhadap penyakit meningkat. Kerusakan yang serius dan permanen
dapat terjadi pada tubuh, seperti serangan jantung atau bahkan kematian, dapat
muncul pada tahap ini.
(keletihan, dimana resistensi menurun)

Stres dan Sistem Kekebalan Tubuh  stres memiliki implikasi penting


terhadap kesehatan fisik. Stres kronis dapat memiliki efek negatif bagi fungsi
kekebalan tubuh. Perhatian mengenai hubungan antara sistem kekebalan tubuh
dan stres melahirkan bidang ilmiah baru
yaitu psikoneuroimunologi (psyhoneuroimmunology) Bidang yang
menjelajahi hubungan antara faktor-faktor psikologis (seperti sikap dan emosi),
sistem saraf, dan sistem kekebalan tubuh (Ayers, et al, 20017; Bachen, Cohen, &
Marsland, 2007; Kemeny, 2007).

Psikoneuroimunologi termasuk kedalam bidang baru di mana hasil


penemuan-penemuannya masih harus di klarifikasi, dijelaskan, dan lebih jauh,
dibuktikan. Para peneliti berharap untuk menentukan lebih jelas hubungan antara
faktor psikologi, otak, dan sistem kekebalan (Besedovsky & Rey, 2007; Blalock &
Smith, 2007; Marsland, Cohen, & Bachen, 20070. Hipotesis pendahuluan
tentang interaksi yang menyebabkan kerentaan terhadap penyakit adalah
sebagai berikut:

1)      Pengalaman stres menurunkan efisiensi sistem kekebalan, membuat


individu semakin rentan terhadap penyakit.

2)      Stres secara langsung menyebabkan proses yang menghasilkan penyakit.

3)      Pengalaman stres dapat menyebabakan aktivasi virus yang tidur (dorman)


yang menghilangkan kemampuan individu untukmengatasi penyakit.

Hipotesis-hipotesis ini dapat mengarah pada perawatan-perawatan yang


lebih berhasil untuk penyakit-penyakit yang mengherankan --- KANKER dan
AIDS termasuk salah satunya (Jaffe, 2007; Letvin, 2007).
Sistem kekebalan tubuh dan sistem saraf pusat memiliki kesamaan dalam
hal menerima, mengenali, dan menyatukan sinyal dari lingkungan eksternal
(Sternberg & Gold, 1996). Sistemsaraf pusat dan sistem kekebalan tubuh
keduanya memiliki elemen “sensoris”, yang menerima informasi dari lingkungan
dan bagian lain dari tubuh, elemen “motor”, yang membawa respons yang
sepantasnya.kedua sistem juga bergantung pada mediator kimia untuk
komunikasi. Hormon utama yang digunakan bersama oleh sistem kekebalan
tubuh dan sistem saraf pusat adalah hormon pelepas kortikotropin (corticotropin-
releasing hormone---CRH) yang di produksi dalam hipotamulus yang
menyatukan stres dan respons kekebalan.

            Berbagai penelitian mendukung ide bahwa stres dapat memengaruhi


sistem kekebalan:

a)      Stresor Akut (peristiwa atau rangsangan mendadak, sekali seumur hidup)


dapat menghasilkan perubahan kekebalan.

Contohnya, pada penderita HIV maupun KANKER yang sebenarnya relatif masih
sehat, stresor akut diasosiasikan dengan fungsi kekebalan tubuh yang lebih
lemah (Gasser & Raulet, 2006).

b)      Stresor Kronis (stres yang berkepanjangan) diasosiasikan dengan


semakin menurunnya respons kekebalan tubuh dari pada adaptasi. Stres kronis
telah ditunjukkan dapat mengambil ahli kemampuan alami tubuh untuk melawan
penyakit.

Contohnya, efek ini telah didokumentasikan dalam sejumlah lingkungan, meliputi


tinggal disebelah reaktor nuklir rusak, kegagalan dalam menjalin hubungan
dekat(perceraian, perpisahan, dan stres pernikahan), dan beban dalam merawat
anggota keluarga dengan penyakit progresif (Glaser & Kiecolt-Glaser, 2005;
Graham, Christian, & Kiecolt-Glaser, 2006).

Stres, Penyakit Kardiovaskular, dan Kanker  Terdapat alasan pula


untuk memercayai bahwa stres dapat meningkatkan risiko individu terhadap
penyakit kardiovaskular 9Steptoe, Hamer, &Chida, 2007). Stres juga
berhubungan dengan penyakit kardiovaskular dan kanker. Untuk membuang
kebiasan stres berarti mengingat bahwa stres merupakan produk dari bagaimana
cara kita berpikir tentang peristiwa dalam hidup kita. Mengendalikan cara
penilaian kita dapat membuat kita melihat situasi yang berpotensi mengancam
menjadi suatu tantangan.

Reaksi internal tubuh terhadap stres bukan satu-satunya risiko. Orang


yang hidup dalamkeadaan stres kronis lebih mungkin merokok, makan
berlebihan, dan menghindari olahraga. Semua perilaku yang berkaitan dengan
stres ini berhubungan dengan berkembangnya penyakit kardiovaskular (Khan,
etal, 2006). Ketika seseorang tidak dapat memanejemen stresnya sendirian,
terdapat program manajemen stres sebagai sumber pertolongan.

B.  MANEJEMEN STRES

Program Manejemen Stres

Hampir setiap hari kita diingatkan bahwa stres tidak baik untuk kesehatan
kita. “HINDARI STRES” mungkin merupakan resep yang baik, namun hidup ini
penuh dengan pengalaman yang berpotensi menimbulkan stres, seperti
mengerjakan ujian, menghadapi konflik di tempat kerja, dan berdebat dengan
teman maupun keluarga.
Mengurangi stres sepertinya tidak mungkin atau tidak realistis. Namun,
ingatlah bahwa stres bukanlah tentang apa yang terjadi pada kita, tetapi
bagaimana kita berpikir mengenai apa yang terjadi pada kita. Penelitian tentang
stres dan menghadapinya telah menunjukkan bahwa berpikir dengan kepala
dingin dalam mendekati masalah dapat mengarah pada pemecahan masalah
secara efektif dan stres yang lebih sedikit (Carver, 2007). Tentu saja, terkadang
mencoba untuk mengatur stres sendiri adalah suatu hal yang sangat berat. Pada
saat-saat itu, lebih masuk akal untuk menjelajahi pilihan-pilihan untuk
menghilangkan kebiasaan stres, misalnya dengan cara mengikuti program
manajemen stres.

Banyak orang memiliki kesulitan dalam mengendalikan stres mereka,


oleh karena itu, para psikolog telah mengembangkan berbagai teknik yang dapat
diajarkan kepada individu (Greenberg, 2008; Penedo, et al, 2004). Program
Manejemen Stres (stress management programs) Program yang mengajarkan
individu bagaimana menilai peristiwa yang menimbulkan stres, bagaimana
mengembangkan keahlian untuk menghadapi stres, dan bagaimana
menggunakan keahlian-keahlian ini dalam hidup sehari-hari. Beberapa program
manajemen stres memiliki cakupan yang luas, mengajarkan sejumlah teknik
untuk mengatasi stres; yang lain mengajarkan teknik yang lebih spesifik, seperti
relaksasi atau pelatihan asertivitas. Salah satu cara terbaik untuk mengurangi
stres adalah dengan melakukan aktivitas fisik.

C.  AKTIVITAS FISIK

Menjadi Aktif secara Fisik

Gaya hidup santai / menetap (yaitu, gaya hidup yang meliputi sedikit
aktivitas fisik, jika ada) diasosiasikan dengan setidaknya 17 penyakit yang
berbeda-beda, meliputi; diabetes, osteoporosis, penyakit jantung dan udsus
besar, kanker payudara dan ovum (WHO, 2007).
Aktivitas apa pun yang mengeluarkan energi fisik dapat menjadi bagian
dari gaya hidup sehat. Satu hasil penelitian akhir-akhir ini, menemukan bahwa
orang dewasa yang lebih banyak mengeluarkan energi pada aktivitas sehari-hari,
akan lebih lama kemungkinan hidupnya (Manini, et al,2006). Tips untuk
meningkatkan level aktivitas seseorang mulai dari membuat perubahan kecil
dalam kehidupan sehari-hari, yaitu memasukkan aktivitas fisik kedalamnya
(seperti berjalan, dari pada menyetir mobil kekampus); mencoba menemukan
variasi aktivitas yang menyenangkan bagi diri kita;menemukan pasangan
olahraga, dan mengganti acara nonton TV dengan berolahraga. Tetap
memerhatikan kemajuan diri akan menolong individu untuk memonitor kemajuan
tujuannya.

Aktivitas Fisik adalah sumber utama dari kesejahteraan fisik dan


psikologis. Selain berhubungan dengan lamanya hidup seseorang, menjadi aktif
secara fisik berhubungan dengan sejumlah keluaran positif, termasuk
kemungkinan yang lebih rendah terserang penyakit kardiovaskular (Matthews, et
al, 2007; Wilund, 2007), penurunan berat pada penderita obesitas (Shaw, et al,
2006; Tate, et al, 2007), meningkatkan fungsi kognitif (Kramer, Erickson, &
Colcombe, 2006; Kramer & Morrow; 2007) , menghadapi stres dengan positif
(Hame, 2006), meningkatnya rasa percaya diri (Hallal, et al, 2006), dan
berkurangnya depresi (Kirby, 2005).

Menjadi aktif secara fisik adalah seperti menabung energi ke dalam


sebuah akun bank kesejahteraan. Aktivitas meningkatnya kesejahteraan fisik dan
memberi kita kemampuan untuk menghadapi potensial stresor dengan lebih
berenergi (Fahey, Insel, & Roth, 2007).

Olahraga adalah salah satu jenis aktivitas


fisik. Olahraga (exercise) biasanya mengacu pada aktivitas terstruktur yang
bertujuan untuk mengingkatkan kesehatan. Meskipun olah raga dirancang untuk
menguatkan otot, tulang, atau untuk meningkatkan fleksibilitas yang penting
untuk kebugaran, banyak ahli kesehatan menekankan keuntungan dari olahraga
aerobik (aerobic exercise), yaitu meliputi aktivitas terus-menerus---jogging,
berenang atau bersepeda, sebagai contoh yang menstimulasi fungsi jantung dan
paru-paru.

Satu petunjuk untuk menjadi aktif secara fisik adalah dengan tidak
membatasi diri sendiri hanya kepada beberapa pilihan. Terdapat banyak aktivitas
yang memerlukan energi fisik. Pilihlah satu yang kamu suka. Faktor penting
dalam menjaga rencana olahraga meliputi afeksi diri, membuat pilihan secara
aktif, dan mengalami penguatan positif serta dukungan sosial (Cress, et al,
2005). Menemukan seorang teman yang juga tertarik untuk berolahraga mungkin
dapat menjadi motivator yang kuat.

Ingatlah bahwa untuk mencapai tujuan secara efektif diperlukan


pengawasan terhadap diri sendiri. Kunci untuk tetap bertahan pada suatu
program adalah dengan mencatat kemajuan anda. Mencatat olahraga anda
secara sistematis akan menolong Anda untuk mengecek sejauh mana Anda
telah berusaha. Strategi ini sangat bermanfaat khususnya untuk
memepertahankan program latihan dalam jangka waktu yang cukup lama. Cara
lain untuk melawan masalah berat badan adalah melalui perubahan diet.

Aktivitas apapun yang mengeluarkan energi fisik dapat menjadi bagian


dari gaya hidup sehat. Hal ini dapat berarti sesederhana naik tangga daripada
menggunakan lift, berjalan atau bersepea ke sekolah daripada menyetir, pergi
bermain seluncur es daripada pergi nonton, atau berdiri dan menari daripada
hanya duduk saja di bar. Satu hasil penelitian akhir-akhir ini menemukan bahwa
orang dewasa yang lebih banyak mengeluarkan energi pada aktivitas sehari-hari,
akan lebih lama kemungkinan hidupnya (Manini, et al, 2006).

Aktivitas fisik adalah sumber utama dari kesejahteraan fisik dan


psikologis. Salah satu jenis aktivitas fisik ialah olahraga. Olahraga (exercise)
biasanya mengacu pada aktivitas terstuktur yang bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan. Bahkan, seekor babi mendapatkan keuntungan dari berolahraga.
Eksperimen babi yang ber-jogging menyingkap efek dramatis dari olahraga
terhadap kesehatan. Pada satu investigasi, sekelompok babi dilatih untuk lari
mendekati 100 mil per minggu (Bloor dan White, 19983). Kemudian para peneiti
mengecilkan arteri yang menyalurkan darah ke jantung babi. Jantung dari babi
yang berlari telah membentuk jalur lain untuk suplai darah, dan 42 persen dari
jaringan jantung diselamatkan, dibandingkan dengan hanya 17 persen dari
kelompok kontrol yang tidak melakukan jogging.

Makan yang Benar

Berolahraga secara teratur merupakan salah satu cara terbaik untuk


mengurangi berat badan. Cara lainnya adalah dnegan membuat pilihan makan
yang lebih sehat (Wardlaw & Hampl, 2007). Meskipun toko-toko dan supermaket
menawarkan begitu banyak pilihan, sebagian besar dari kita masih memilih untuk
makan makanan yang tidak sehat. Kita terlalu banyak mengonsumsi gula dan
tidak cukup mengonsumsi makanan yang tinggi kandungan vitamin, mineral, dan
seratnya, seperti buah-buahan, sayur, dan gandum. Kita terlalu banyak makan
makanan cepat saji dan terlalu sedikit makan makanan yang seimbang-pilihan
yang telah meningkatkan asupan lemak dan kolestrol yang keduanya
berpengaruh terhadap masalah kesehatan jangka panjang (Jeffery, et al, 2006).

Kebugaran dan kegemukan merupakan prediktor yang independen satu


sama lain dari resiko kesehatan, dan keduanya memiliki pengaruh terhadap umur
panjang. Seseorang dapat sekaligus gemuk dan bugar, akan tetapi orang yang
gemuk dan bugar tidak dapat sesehat orang yang kurus dan bugar. Sama
halnya, orang yang gemuk dan bugar dapat menjadi lebih sehat dari rekan
mereka yang tidak bugar sama sekali.

Berhenti Merokok

Siapapun yang merokok harus berusaha menghentikan kebiasaan


mereka, karena merokok memiliki ancaman serius terhadap kesehatan. Metode
untuk berhenti merokok meliputi :
·         Berhenti begitu saja

·         Menggunakan substitusi nikotin dan mencari terapi.

Meskipun sulit untuk berhenti pada awalnya, berhenti merokok dapat


dicapai.

Mempraktikan Seks Aman

Praktik seks yang aman merupakan aspek lain dari perilaku sehat yang
menjadi perhatian psikolog kesehatan. Penggunaan kondom adalah satu cara
untuk mencegah baik kehamilan yang tidak di inginkan maupun STI.

Perlindungan Melawan Infeksi Seks Menular

Infeksi penyakit seks menular (sexually transmitted infection – STI)


adalah sebuah infeksi yang menular terutama melalui aktivitas seksual –
hubungan badan melalui vagina dan juga oral – alat kelamin, dan anal – alat
kelamin. Efek STI muncul pada 1/6 orang dewasa (National Center for Health
Statistics, 2005). STI seringkali awalnya berupa bakteri, seperti pada kasus
gonorea (kencing nanah) dan sifilis. STI juga dapat disebabkan oleh virus.
Seperti pada kasus herpes alat kelamin dan HIV.

Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) disebabkan oleh virus


human immunodeficiency (HIV), infeksi penyakit seks menular yang
menghancurkan system kekebalan tubuh. Tanpa perawatan, sebagian besar
orang yang terkena HIV rentan terhadap kuman penyakit yang seharusnya dapat
dihancurkan system kekebalan tubuh normal.

Terapi obat belakangan ini telah membuat orang mulai berpikir tentang
HIV sebagai kondisi kronis daripada kondisi kematian. Respons terhadap
perawatan sangat bervariasi, dan tetap bertahan untuk mengonsumsi ‘pesta
obat’ untuk melawan HIV dapat menjadi sesuatu yang menantang.
Perawatannya dikenal dengan nama HAART (Highly Active Antiretroviral
Therapy). Perawatan ini membutuhkan 6-22 pil setiap hari, meskipun baru-baru
ini FDA telah menyetujui perawatan. 1 pil perhari untuk HIV (Laurance, 2006).
Efek sampingnya bervariasi dan dapat meliputi deposit lemak di bagian
punggung badan perut.

Tidak ada perkiraan pasti untuk ekspetasi hidup dari seseorang yang
menderita HIV-positif karena pengobatan telah menjadi lebih baik saat ini,
bagaimanapun HIV tetap menjadi infeksi yang belum dapat disembuhkan secara
totak yang secara tragis dapat mengantar orang ke kematian dini.

Para ahli mengatakan bahwa HIV dapat ditularkan melalui:

·         kontak seksual

·         kontak lain secara langsung seperti luka atau selaput lendir dengan darah dan
cairan seksual

·         jarum suntik yang tidak steril

·         transfusi darah.

2.6 Menyatukan Psikologi dan Kesehatan serta Kesejahteraan Psikologi


positif
       adalah psikologi tua yang datar

Meskipun psikologi positif terkadang dianggap sebagai hal yang baru,


namun secara bekerja dimana kita harus mulai dari fungsi terlebih dahulu, dan
mempelajari apa yang bekerja dengan baik. Sebelum memutuskan apa yang
tidak baik adalah cara bekerja typical psikologi pada umumnya: kita mulai
dengan mata dan hidung yang berfungsi, untuk mempelajari penglihatan dan
pendengaran sebagai contoh. Oleh karena itu, psikologi positif sebenarnya
hanyalah psikologi tua yang datar.

Psikologi adalah tentang anda

Melebihi ilmu lainnya psikologi adalah tentang anda – memahami


bagaimana anda berfungsi. Untuk menunjukan relevansi psikologi terhadap
kesehatan dan kesejahteraan anda, serta untuk menolong anda menghargai
hubungan yang banyak dan dalam antara ilmu yang tergolong baru ini dengan
kehidupan anda sehari-hari.

3. KESIMPULAN

Psikologi kesehatan fokus pada pemeliharaan dan peningkatan kesehatan,


seperti bagaimana mendorong individu mengembangkan kebiasaan hidup sehat,
bagaimana meningkatkan aktivitas fisik, dan bagaimana merancang suatu
kampanye yang dapat mendorong orang lain memperbaiki pola makannya.
Maupun kesehatan mental. Individu yang salah penyesuaian dirinya terkadang
melakukan tindakan-tindakan yang tidak realistis, bahkan cenderung melarikan
diri dari tanggung jawabnya. Perilaku mengalihkan masalah yang dihadapi
dengan mengkonsumsi minuman beralkohol banyak dilakukan oleh kelompok
remaja, bahkan sampai mencapai tingkat ketergantungan penyalahgunaan obat
terlarang dan zat adiktif.

DAFTAR PUSTAKA

King A Laura. 2010. Psikologi Umum, Buku 2. Jakarta : Salemba Humanika.

Anda mungkin juga menyukai