Anda di halaman 1dari 99

MK KESEHATAN LINGKUNGAN

DOSEN PENGAMPU : WIBAWANI Y.MUKTI, S.Kep., M.Kep

“ TUGAS AKHIR
SEMETER 1 “

Nama :
RISKI KURNIAWAN DAWALI
Nim :
SA21023

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALA KESALAMATAN


JURUSAN S1 ADMINISTRASI KESEHATAN
TAHUN 2021

Kata Pengantar

i
Puji Syukur Kami Ucapkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa Atas Semua Kebaikan Dan
Kemurahan Tuhan Atas Semua Berkatnya Dan Semua Yang telah terjadi dalam kehidupan
kami.

Tidak Terasa Telah Berakhirnya Proses Pembelajaran Dalam Semster 1 Ini Banyak Hal Yang
Kami Dapati Dan Banyak Hal Yang Kami Pelajari Baik Terlebih Kami Mengucapkan Banyak
Terima Kasih Kepada Dosen Mata Kuliah Pancasila Mom Wibawani Y.Mukti., S.Kep., M.Kep
Yang Telah Menuntun Kami Dalam Proses Perkuliahan Dalam Semeter 1 Ini Dalam Mata
Kuliah Pancasila Tak Habis Habisnya Kami Mengucapakan Terima Kasih Oleh Hal Itu

Saya Juga Berterima Kasih Banyak Atas Semua Pemilik Artikel Dan Referensi Yang Telah
Saya Pelajari Untuk Melengkapi Tugas Ini. Sangat Membantu Dan Sangat Menolong Saya
Dalam Pembuatan Makalah Dan Tugas Yang Telah Diberikan Kepada Kami.

Ucapan Terima Kasih Banyak Atas Semua Bantuan Yang Telah Saya Dapatakan Akhir Kata
Saya Mengucapkan Terima Kasih Dan Mohon Maaf Atas Kesalahan Yang Baik Saya Buat
Ataupun Tidak Senagaja Saya Buat Dalam Pembuatan Makalah Ini

Sekian Dan Terima Kasih.

Palu 07 Desember 2021

Riski Kurniawan Dawali

ii
DAFTAR ISI
SAMPUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
PERTEMUAN 2 “ DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN “ 1
KONSEP EKOLOGI 1
KONSEP EKOSISTEM 2
KONSEP KESEHATAN LINGKUNGAN 3
PERTEMUAN 3 “ KONSEP EKOLOGI KESEHATAN LINGKUNGAN“ 6
SANITASI LINGKUNGAN 6
KEJADIAN DEMAN BERDARAH DANGUE (DBD) TERKAIT DENGAN LINGKUNGAN 8
PERTEMUAN 4 “ KONSEP TERJADINYA PENYAKIT TERKAIT LINGKUNGAN ” 11
KONSEP YANG BERKAITAN DENGAN KESEHATAN LINGKUNGAN 11
A. TEORI MODEL BLUM 11
B. TEORI JOHN GORDON 12
C. PARADIGMA KESEHATAN LINGKUNGAN 14
FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT 16
A. FAKTOR EKSTRINSIK 16
B. FAKTOR MEDIA LINGKUNGAN 17
PERTEMUAN KE 5 “ ALTERNATIVE PENANGGULANGAN MASALAH LINGKUNGAN “ 22
PENYEHATAN LINGKUNGAN 22
PENYEDIAAN AIR BERSIH 23
PENGELOLAAN TEMPAT UMUM DAN PENGELAAN MAKANAN 28
PENGELOLAAN VEKTOR 29
PERTEMUAN KE 6 “ HIGIENE DAN SANITASI “ 32
HYGINE PERORANGAN 32
HYINE MAKANAN DAN MINUMAN 34
SANITASI DASAR 36
SANITASI YANG MEMENUHI SYARAT 37
PROGRAM SANITASI DI INDONESIA 38
PERTEMUAN KE 7 “ MEMBUAT TUGAS KELOMPOK “ 40
SOAL MULTI VOICE 40
PERTEMUAN KE 9 “ PENYEDAIAAN AIR BERSIH DAN PENCEGAHAN PENCEMARAN AIR “ 45

iii
DEFINISI AIR BERSIH 45
DEFINISI AIR BERSIH MINUMAN 46
SUMBER AIR BERSIH 47
KUANTITAS AIR BERSIH 48
PERSYARATAN KUANTITAS,KUALITAS DAN KONTINUITAS AIR MINUM 48
PERENCEMARAN AIR BERSIH 51
PENGELOLAHAN AIR 52
BAKU MUTU AIR 54
PERTEMUAN KE 10 “ PENGELOLAAN LIMBAH CAIR DAN LIMBAH PADAT “ 58
LIMBAH CAIR 58
LIMBAH PADAT 59
HUBUNGAN LIMBAH CAIR DAN KESEHATAN 60
DEFINISI DAN SUMBER SERTA PENGGOLONGAN LIMBAH PADAT ( SAMPAH ) 61
PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK DAN NON DOMESTIK 66
TEKNOLOGI PENGELOLAAN SAMPAH DIRUMAH TANGGA DAN PROSES AKHIR SAMPAH 67
PERTEMUAN KE 11 “ PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS PADA INSTITUSI RUMAH SAKIT “ 69
PENGERTIAN SAMPAH MEDIS 69
KARAKTERISTIK SAMPAH MEDIS 69
JENIS SAMPAH MENURUT SUMBERNYA 70
PENGARUH LIMBAH RUMAH SAKIT TERHADAP LINGKUNGAN DAN KESEHATAN 71
PERATURAN PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS 73
PERTEMUAN KE 12 “ PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS PADA INSTITUSI RUMAH SAKIT ( LANJUTAN )’’
75
STANDAR PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS 75
JENIS LIMBAH PADAT MEDIS 76
PENGELOLAAN LIMBAH PADAT RUMAH SAKIT 78
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR DI RUMAH SAKIT 79
INCINERATOR 81
PERTEMUAN KE 13 “ TUGAS KELOMPOK PENDIDIKAN PSIKOLOGI KESEHATAN ”85
MEMBUAT TUGAS MULTI VOICE 85

DAFTAR REFERENSI 109

iv
Makalah Dasar Kesehatan Lingkungan Pert 2 |1

1. KONSEP EKOLOGI
- Istilah Ekologi
Secara etimologi,ekologi berasal dari kata berasal dari bahasa
yunani,yakni oikos dengan logos.oikos berarti rumah atau habitat
dan logos berarti ilmu pengetahuan.

- Pengertian Ekologi

Ekologi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari interaksi


mahkluk hidup dengan makhluk hidup lainya dan juga dengan
limhkungan sekitarnya.

- Perkembangan Ekologi

Perkembangan ekologi adalah lingkungan belajar,yaitu suatu


wahana untuk mendeskripsikan,mejelaskan,meramaikan dan
mengendalikan interaksi dan transaksi dinamika antara individu
dengan lingkungan

- Penerapan prinsip dan ketentuan ekollogi dalam kehidupan


manusia dapat berupa pendekatan dan metodologi
1. Pendekatan Seutuhnya merupakan Pendekatan
reduksionistik
2. Pendekatan evolusioner,yaitu pendekatan yang mengkaji
evolusi yang terjadi pada para pelaku dalam lingkungan
hidup, baik secara individual,populasi maupun komunitas
3. Pendekatan intraktif.yaitu pengkajian suatu kehidupan
haruslah dilihat dari hubungan-hubungan antara interaktif
antar komponen penyusun dan merupakan pendekatan
dari mengenai ekosistem atau lingkungan hidup dengan
lebih baik.

1
Makalah Dasar Kesehatan Lingkungan Pert 2 |2

4. Penekaan situasional,yaitu mengajurkan suatu


pendekatan ekologi dengan cara memperhatikan
perubahan situasi pada saat suatu permasalahan timbu.
5. Pendekatan penaan dan prilaku manusia,mempelajari
peranaan manusia dalam program pendekatan asaz
pemanfaatan oleh manusia
6. Pendekatan kontektualisasi progresif pendekatan
interdisipliner dan ditelusuri lebih progresif sehingga
detiap masalah dapat dimengerti dan dipahami
dengan baik
7. Pendekatan kualitas lingkungan,merupakan
kelanjutanpendekatan kontekdualisasi progresif dan
kemudian akan dikembangkan dalam penyusunan
lingkungan ( AMDAL )
8. Pendekatan subsistem dan ekosistem,yaitu pendekatan
pendekatan dengan memisahkan lingkungan hidup dengan
lingkungan hidup kedalam suatu sistem sosial dan sistem alami
serta mempelajarinya berdasarkan aliran materi energy dan
informasi dari keduanya akan menghasilkan proses seleksi dan
adaptasi.

2. KONSEP EKOSISTEM
- Pengertian Ekosistem
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh
hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup
dangan lingkunganya.

- Penjelasan Ekosistem
Ekosistem adalah tempat terbentuknya hubungan timbal balik
antar makhluk hidup. Dan juga ekosistem dapat terbentuk dengan

2
Makalah Dasar Kesehatan Lingkungan Pert 2 |3

dua Komponen. Komponen yang pertama yaitu Abiotik, Komponen


abiotik merupakan komponen yang berupa mahluk mati ( Contoh
Batu,angin,dll )
Sementara Komponen yang dua yaitu komponen biotik.Komponen
ini terdiri dari berbagai makhluk hidup. Mulai dari hewan sampai ke
mikroorganisem
Ekosistem sendiri terbagi menjadi 2 yaitu ekosistem buatan
maupun ekosistem alami

3. KONSEP SEHAT LINGKUNGAN


- Definisi Kesehatan lingkungan.
Yaitu suatu kondisi lingkungan yang mampu menjaga
keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan
lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia

- Penjelasan Kesehatan Lingkungan


Kesehatan Lingkungan merupakan cabang dari ilmu
kesehatan masyarakat yang mencakup semua aspek alam
dan lingkungan yang mempengaruhi kesehatan manusia.

- 17 Ruang Lingkup Kesehatan lingkungan menurut WHO


1. Penyediaan air minum
2. Pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran
3. Pembuangan sampa padat
4. Pengendalian vektor
5. Pencegahan/pengendalian pemcemaran tanah oleh
eksreta manusia
6. Higiene makanan termasuk higiene susu
7. Pengendalian pencemaran udara
8. Pengendalian radiasi

3
Makalah Dasar Kesehatan Lingkungan Pert 2 |4

9. Kesehatan kerja
10. Pengendalian kebisigan
11. Perumahan dan pemungkiman
12. Aspek kesling dan transportasi udara
13. Perencanaan daerah dan perkotaan
14. Pencegahan kecelakaan
15. Rekreasi umum dan pariwisata
16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan
keadaan epidemi/wabah bencana alam dan perpindahan
penduduk.
17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin
lingkungan
- Tujuan koreksi lingkungan
Ada beberapa Tujuan Khusus dalam penkoreksian lingkungan
namun dari semua tujuan itu bermaksud untuk menciptakan
lingkungan yang sehat dan sesuai dengan penerapan penerapan
dari WHO.

- Peran lingkungan dalam menimbulkan penyakit.


Kesehatan Masyarakat juga tergantung pada Lingkungan
tempat tinggal ataupun dimana dia berada ada beberapa faktor
yang dapat menimbulkan penyakit kepada makhluk yang mendiami
lingkungan tersebut antara lain, Lingkungan yang kotor, Lingkngan
yang terdapat radiasi dan lingkungan yang mempunyai banyak
limbah.

- Yang Mempengaruhi perubahan kesehatan lingkungan


Ada beberapa hal yang mempengaruhi perubahan kesehatan
lingkungan yaitu dari manusia yang mendiami lingkungan tersebut

4
Makalah Dasar Kesehatan Lingkungan Pert 2 |5

dan faktor pendukung lainnya. Dalam hal manusia kesehatan


lingkungan tergantung dari manusia yang mendiami tempat itu jika
manusia tersebut bisa untuk menjaga dan tidak mecemari
lingkungan pasti kesehatan lingkungan akan selalu terjaga.

- Tiga pokok yang dapat dilakukan dalam mengembangkan upaya-


upaya kesehatn lingkungan
1. Meningkatkan status kesehatan dan gizi
2. Meningkatkan pengendalian penyakit
3. Menigkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan

5
Makalah Dasar Kesehatan Lingkungan Pert 3 |6

1. SANITASI LINGKUNGA
- PENGERTIAN SANITASI LINGKUNGAN

Yaitu perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih


dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan
kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan
usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia.
Dengan kata lain pengertian sanitasi adalah segala upaya yang
dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi
persyaratan kesehatan.

Adapun pengertian sanitasi lingkungan menurut Azrul


Anwar. Sanitasi adalah cara pengawasan masyarakat yang menitik
beratkan pada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan
yang mungkin memperngaruhi kesehatan lingkungan masyarakat.
Adapun menurut hopkins sanitasi adalah cara pengawasan
terhadapat fakto-faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh
terhadap lingkungan.

Adapun menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)


definisi “ sanitasi “ adalah usaha untuk membina dan menciptakan
suatu keadaan yang baik didunia kesehatan. terutama kesehatan
lingkungan masyarakat., pengertian sanitasi adalah cara
menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama lingkungan
fisik,yaitu tanah,air dan udara

- AKTIFITAS –AKTIVITAS UNTUK MENCIPTAKAN


SANITASI LINGKUNGAN YANG BAIK

Lingkungan yang bersihkan tidak hanya membuat siapapu yang


memandangnya menjadi merasa nyaman dan aman. Lingkungan
bersih juga akan memberikan manfaat yang banyak, termasuk
dalam pengendalian penyakit.

Oleh karena itu,sangat disarankan untuk menjaga


kebersihan lingkungan dengan baik dalam pola hidup sehat.

Namun adapun aktivitas-aktivitas yang dapat kita lakukan


Sebagai berikut :

6
Makalah Dasar Kesehatan Lingkungan Pert 3 |7

1. MULAI DARI LINGKUNGAN RUMAH


Hal paling sederhana yang bisa dilakukan untuk
selalu menjaga kebersihan lingkungan adalah dengan
menjaga kebersihan lingkungan rumah dan halaman.

2. MENDAUR ULANG
Ada banyak jenis sampah yang akan
mengotori lingkungan sekitar yang sebenarnya bisa
didaur ulang dengan baik bertujuan untuk
menciptakan lingkungan yang baik

3. PEMBUATAN PUPUK KOMPOS


Pupuk kompos yang bisa dibuat dari sampah
organik.dari pada membiarkannya terbengkalai dan
menimbulkan menimbulkan bibit penyakit, lebih baik
jika diolah menjadi kompos yang berguna bagi
pertanian dan perkebunan.

4. TIDAK MEMBUANG SAMPAH SEMBARANGAN.


Hal terpenting dalam menjaga kebersihan
lingkungan adalah untuk tetap baik seperti kebiasaan
membuang sampah bertebaran dimana-mana akan
menyebabkan kerusakan lingkungan

5. KEGIATAN GOTONG ROYONG MEMBERSIHKAN


LINGKUNGAN
Hal ini sangat penting karena kesadaran
masyarakat akan terbiasa menjaga kebersohan sekita
agar menciptakan lingkungan yang sehat dan
menjaga kesehatan lingkungan.

- MASALAH AIR YANG TERGENANG.


Permasalah jenis ini masih sangat banyak
terjadi di sekitaran kita bahkan dilingkungan tempat
kita melakukan sagala aktivitas kita.
Permasalah genang air masih menjadi
permasalah yang sangat besar baik dari karna disekitar
masih banyak tempat tempat yang memungkinkan akan
terjadi genang air dan genang ini sangat berbahaya bisa

7
Makalah Dasar Kesehatan Lingkungan Pert 3 |8

dapat menyebabkan tempat bersarangnya nyamuk demam


berdarah.

Bukan hanya itu saja genang air masih akan


banya menimbukan berbagai permasalahan dan dampat
yang tidak baik bagi kesehatan dan permasalah genangan
air ini belum dapat diselasaikan dalam negeri ini.

2. KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE ( DBD ) TERKAIT


DENGAN LINGKUNGAN YANG MEMUDAHKAN TERJADINYA
KONTAK DENGAN AGENT.

- LINGKUNGAN FISIK
1. JARAK ANTARA RUMAH
Salah satu penyakit berbasis lingkungan yaitu demam
berdarah dengue yang sampai saat ini masih menjadi
masalah kesehatan masyarakat dikarenakan penyebaran
penyakit ini yang begitu cepat dan dapat menyebakan
kematian.

Penyebaran penyakit ini dapat terjadi begitu cepat


apabila kondisi lingkungan fisik yang memungkinkan
penyakit ini dapat berkembang biak dengan sangat cepat
contoh salah satunya yaitu lingkungan yang tidak sehat
banyak terdapat genang air dan lain sebagainya.

2. KETINGGIAN TEMPAT
Faktor yang beriktnya yaitu ketinggian tempat
tinggal.ketinggian tempat terkadang akan
mempengaruhi perubahan suhu yang akan
menyebabkan perkembanbiakan menjadi lebih cepat.

3. IKLIM
SUHU UDARA
Indonesia yang memiliki iklim tropis sangat besar
berdampak dengan penyakit tropis salah satunya
gigitan nyamuk, meningkatnya curah hujan yang
kadang cukup tinggi dan kelembapan dan temperatur

8
Makalah Dasar Kesehatan Lingkungan Pert 3 |9

akan sangat mendukung seluruh perkembangan


nyamuk.

KELEMBAPAN UDARA
Penyebab perkembangan nyamuk dengan cepat
yaitu kelembapan udara. Kelembapan udara dapat
membuat nyamuk berkembang dengan cepat dengan
curah hujan yang cukup tinggi indonesia memiliki
kelembapan yang cukup tinggi dan perkembangan
nyamuk dengan cepat
CURAH HUJAN
Dengan rata-rata curah hujan indonesia yang
mencapai 2.000 sampai 3.000 mm pertahun akan
sangat mendukung perkembangan nyamuk di
indonesai
KECEPATAN ANGIN
Angin sangat memungkinkan penyebaran nyamuk
dengan cepat dan dengan sangat cepat dengan
kecepatan 11-14 m/detik atau 25-31 mil/jam akan
menghambat penerbanagn nyamuk
- LINGKUNGAN SOSIAL
KEBIASAAN MASYARAKAT YANG MERUGIKAN
KESEHATAN
Kebiasaan masyarakat juga sangat berpengaru
perkembangan nyamuk.aktivitas manusia yang terkadang
tidak memerhatikan lingkungan sekitar akan menjadikan
pekembangan nyamuk dengan cepat. Salah satu contihnya
yaitu membuang sampah sembarangan
SIKAP DAN PERILAKU MANUSIA YANG
MENYEBABKAN TERJANGKITNYA DAN
PENYEBARAN DBD
Sikap dan perilaku yang kadang manusia abaikan
atau biarkan namun dapat menyebakan penyebaran
nyamuk yang dapat menyebakan penyakit DBD
yaitu : tidak menjaga kebersihan lingkungan,
membuang sampah di selokan, membiarkan
genangan air di sekitar rumah, membiarkan sampah

9
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 3 | 10

berserakan dan tidak membiasakan kebiasaan hidup


sehat.

10
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 4 | 11

1) Konsep yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan.


 Teori model Blum

.Teori Model Blum Hendrick L.Blum mengemukakan model tentang sistem


pada kesehatan masyarakat. H.L Blum menjelaskan ada empat faktor utama
yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Keempat faktor tersebut
merupakan faktor determinan timbulnya masalah kesehatan. Keempat faktor
tersebut terdiri dari faktor perilaku/gaya hidup (life style), faktor lingkungan
(sosial, ekonomi, politik, budaya), faktor pelayanan kesehatan (jenis cakupan
dan kualitasnya) dan faktor genetik (keturunan).

Keempat faktor tersebut saling berinteraksi yang mempengaruhi kesehatan


perorangan dan derajat kesehatan masyarakat. Diantara faktor tersebut
faktor perilaku manusia merupakan faktor determinan yang paling besar dan
paling sukar ditanggulangi, disusul dengan faktor lingkungan. Hal ini
disebabkan karena faktor perilaku yang lebih dominan dibandingkan dengan
faktor lingkungan karena lingkungan hidup manusia juga sangat dipengaruhi
oleh perilaku masyarakat.

Dalam konsep Blum ada 4 faktor determinan yang dikaji, masing-masing


faktor saling keterkaitan, yakni :
a. Faktor keturunan, mengarah pada kondisi individu yang berkaitan
dengan asal usul keluarga, ras, dan jenis golongan darah. Ada penyakit
tertentu yang disebabkan oleh faktor keturunan antara lain hemofilia,
hipertensi, kelainan bawaan, albino, dll.

b. Faktor pelayanan kesehatan, dipengaruhi oleh seberapa jauh


pelayanan kesehatan yang diberikan, seperti sarana dan prasarana
institusi kesehatan antara lain rumah sakit, puskesmas, labkes, balai
pengobatan, serta tersedianya fasilitas pada institusi tersebut (tenaga

11
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 4 | 12

kesehatan, obat‐obatan, alat‐alat kesehatan) yang kesemuanya tersedia


dalam kondisi baik, cukup, dan siap pakai.

c. Faktor perilaku berhubungan dengan perilaku individu atau


masyarakat, perilaku petugas kesehatan, dan perilaku para pejabat
pengelola pemerintahan (pusat dan daerah) serta perilaku pelaksana
bisnis. Perilaku individu atau masyarakat yang positif pada kehidupan
sehari‐hari misalnya membuang sampan/kotoran secara baik, minum air
masak, saluran limbah terpelihara, dan mandi setiap hari secara higienis.

d. Lingkungan memiliki pengaruh yang dan peranan terbesar diikuti


perilaku, fasilitas kesehatan dan keturunan. Lingkungan sangat bervariasi,
umumnya digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu yang berhubungan
dengan aspek fisik dan sosial. Lingkungan yang berhubungan dengan
aspek fisik contohnya sampah, air, udara, tanah, iklim, perumahan, dan
sebagainya. Sedangkan lingkungan sosial merupakan hasil interaksi antar
manusia seperti kebudayaan, pendidikan, ekonomi, dan sebagainya.

 Teori john Gordon

Teori ini di kemukakan oleh John Gordon pada tahun 1950 dan
dinamakan model Gordon sesuai dengan nama pencetusnya. Model
gordon ini menggambarkan terjadinya penyakit pada masyarakat, ia
menggambarkan terjadinya penyakit sebagai adanya sebatang
pengungkit yang mempunyai titik tumpu di tengah-tengahnya, yakni
Lingkungan (Environment). Pada kedua ujung batang tadi terdapat
pemberat, yakni Agen (Agent) dan Pejamu (Host).

a. Agent/penyebab penyakit Agent adalah faktor esensial yang harus ada


agar penyakit dapat terjadi. Agent dapat berupa benda hidup, tidak
hidup, energi, dan lain sebagainya, yang dalam jumlah berlebih atau
kurang merupakan sebab utama dalam terjadinya penyakit.

12
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 4 | 13

b. Host/pejamu Host adalah populasi atau organisme yang memiliki resiko


untuk sakit. Element host ini sangat penting dalam proses terjadinya
penyakit ataupun dalam pengendaliannya, karena ia sangat bervariasi
keadaannya bila dilihat dari aspek sosial ekonomi budaya, keturunan,
lokasi geografis, dan lainnya. Host juga akan sangat menentukan kualitas
lingkungan yang ada dengan cara-cara perlakuan yang berbeda-beda
sesuai dengan taraf pengetahuan, sikap, dan budaya hidupnya. Faktor
host sangat kompleks dalam proses terjadinya penyakit dan tergantung
pada karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing individu. Karakteristik
tersebut, yaitu umur, jenis kelamin, ras, dan genetik.

c. Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar diri host, baik
benda mati, benda hidup, nyata atau abstrak, seperti suasana yang
terbentuk akibat interaksi semua elemen tersebut, termasuk host yang
lain. Lingkungan hidup eksternal ini terdiri dan tiga komponen yaitu:

1) Lingkungan Fisik Bersifat abiotik atau benda mati seperti air, udara,
tanah, cuaca, makanan, rumah, panas, sinar, radiasi dan lain-lain.
Lingkungan fisik ini berinteraksi secara konstan dengan manusia
sepanjang waktu dan masa, serta memegang peran penting dalam proses
terjadinya penyakit pada masyarakat, seperti kekurangan persediaan air
bersih terutama pada musim kemarau dapat menimbulkan penyakit diare.
2) Lingkungan biologis Bersifat biotik atau benda hidup seperti tumbuh-
tumbuhan, hewan, virus, bakteri, jamur, parasit, serangga dan lain-lain
yang dapat berfungsi sebagai agen penyakit, reservoar infeksi, vektor
penyakit atau pejamu (host) intermediate. Hubungan manusia dengan
lingkungan biologisnya bersifat dinamis dan bila terjadi
ketidakseimbangan antara hubungan manusia dengan lingkungan biologis
maka manusia akan menjadi sakit.

13
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 4 | 14

3) Lingkungan sosial Berupa kultur, adat istiadat, kebiasaan,


kepercayaan, agama, sikap, standar dan gaya hidup, pekerjaan,
kehidupan kemasyarakatan, organisasi sosial dan politik. Manusia
dipengaruhi oleh lingkungan sosial melalui berbagai media seperti radio,
TV, pers, seni, literatur, cerita, lagu 22 dan sebagainya. Bila manusia tidak
dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sosial, maka akan terjadi
konflik kejiwaan dan menimbulkan gejala psikosomatik seperti stres,
insomnia, depresi dan lainnya.

Gordon berpendapat bahwa :


a) Penyakit timbul karena ketidak seimbangan antara agent (penyebab)
dan manusia (host)
b) Keadaan keseimbangan bergantung pada sifat alami dan karakteristik
agent dan host (baik individu/kelompok)
c) Karakteristik agent dan host akan mengadakan interaksi, dalam
interaksi tersebut akan berhubungan langsung pada keadaan alami dari
lingkungan (lingkungan fisik, sosial, ekonomi, dan biologis) Menurut model
ini perubahan salah satu komponen akan mengubah keseimbangan
interaksi ketiga komponen yang akhirnya berakibat bertambah atau
berkurangnya penyakit. Hubungan antara ketiga komponen terseut
digambarkan seperti tuas pada timbangan. Host dan Agent berada di
ujung masing-masing tuas, sedangkan environment sebagai
penumpunya.

 Pradigma kesehatan lingkungan


Paradigma kesehatan lingkungan adalah pola pikir keterkaitan
terjadinya suatu penyakit/masalah kesehatan berkaitan dengan faktor‐
faktor lingkungan. Patogenesis penyakit terjadi erat kaitannya dengan
media lingkungan. Pertama kali secara ilmiah Hipocrates (467‐ 366 SM)
telah menyatakan bahwa terjadinya penyakit berhubungan dengan
perspektif lingkungan yaitu air, udara, dan tanah.

14
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 4 | 15

Ilmu kesehatan lingkungan mempelajari hubungan interaktif antara


komponen lingkungan yang memliki potensi bahaya penyakit dengan
berbagai variabel kependudukan seperti perilaku, pendidikan dan umur.
Dalam hubungan interaksi tersebut, faktor komponen lingkungan
seringkali mengandung atau memiliki potensial timbulnya penyakit.
Hubungan interaktif manusia serta perilakunya dengan komponen
lingkungan yang memiliki potensi bahaya penyakit dikenal sebagai proses
kejadian penyakit atau patogenesis penyakit. Dengan mempelajari
patogenesis penyakit, kita dapat menentukan pada simpul mana kita bisa
melakukan pencegahan.

Mengacu kepada gambaran skematik tersebut di atas, maka patogenesis


penyakit dapat diuraikan ke dalam 5 (lima) simpul, yakni;
a. Simpul 1 (sumber penyakit)
Sumber penyakit adalah titik yang secara konstan mengeluarkan
atau mengemisikan agent penyakit. Agent penyakit adalah sesuatu yang
dapat menimbukan gangguan penyakit melalui kontak secara langsung
atau melalui media perantara. Sumber penyakit adalah titik yang secara
konstan maupun kadang‐kadang mengeluarkan satu atau lebih berbagai
komponen lingkungan hidup tersebut.

b. Simpul 2 (komponen lingkungan)


Komponen lingkungan berperan sebagai media transmisi penyakit
artinya bila lingkungan sanitasinya bersih dan baik maka timbulnya
penyakit tidak akan terjadi. Komponen lingkungan sebagai media
transmisi penyakit mencakup berikut ini:
a. Lingkungan udara
b. Lingkungan air
c. Lingkungan tanah
d. Lingkungan lainnya seperti binatang/serangga, dan sebagainya

15
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 4 | 16

c. Simpul 3 (penduduk)
Penduduk dimanifestasikan dengan perilaku atau kebiasaan hidup
sehari‐hari dalam arti yang luas. Hubungan interaktif antara komponen
lingkungan dengan penduduk berikut perilakunya, dapat diukur dalam
konsep yang disebut perilaku pemajanan. Perilaku pemajanan adalah
jumlah kontak antara manusia dengan komponen lingkungan yang
mengandung potensi bahaya penyakit.

d. Simpul 4 (sakit/sehat)
Sakit merupakan dampak dari perilaku pemajanan yang
mendukung sumber penyakit masuk dalam tubuh manusia karena
lingkungan menjadi media transmisi. Pada saat penduduk tidak mampu
beradaptasi dengan lingkungan, maka sumber penyakit akan mudah
menimbulkan sakit tetapi sebaliknya bila perilaku pemajanan mampu
beradaptasi maka akan tercipta kondisi sehat.

e. Simpul 5 (variabel suprasistem)

Kejadian penyakit masih dipengaruhi oleh kelompok variabel


simpul 5, yakni variabel iklim, topografi, temporal, dan suprasistem
lainnya, yakni keputusan politik berupa kebijakan makro yang bisa
mempengaruhi semua simpul.

1) Faktor lingkungan terhadap kejadian penyakit.


> Faktor Ekstrinsik
Lingkungan merupakan faktor ketiga sebagai penunjang terjadinya
penyakit. Faktor ini disebut "faktor ekstrinsik". Faktor lingkungan dapat

16
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 4 | 17

berupa lingkungan fisik, lingkungan kimia, lingkungan biologis dan


lingkungan sosial ekonomi.
1. Lingkungan fisik Yang termasuk lingkungan fisik antara lain geografik
dan keadaan musim. Misalnya, negara yang beriklim tropis
mempunyai pola penyakit yang berbeda dengan negara yang beriklim
dingin atau subtropis. Demikian pula antara negara maju dengan
negara berkembang. Dalam satu negara pun dapat terjadi perbedaan
pola penyakit, misalnya antara daerah pantai dan daerah pegunungan
atau antara kota dan desa.
2. Lingkungan biologis Lingkungan biologis ialah semua mahluk hidup
yang berada di sekitar manusia yaitu flora dan fauna, termasuk
manusia. Misalnya, wilayah dengan flora yang berbeda akan
mempunyai pola penyakit yang berbeda. Faktor lingkungan biologis ini
selain bakteri dan virus patogen, ulah manusia juga mempunyai peran
yang penting dalam terjadinya penyakitr, bahkan dapat dikatakan
penyakit timbul karena ulah manusia.
3. Lingkungan kimia Potensi bahaya yang berasal dari bahan-bahan
kimia yang digunakan dalam proses produksi maupun kehidupan
sehari-hari. Potensi bahaya ini dapat memasuki atau mempengaruhi
tubuh melalui : inhalation (melalui pernafasan), ingestion (melalui
mulut ke saluran pencernaan), skin contact (melalui kulit). Terjadinya
pengaruh potensi kimia terhadap tubuh tenaga kerja sangat tergantung
dari jenis bahan kimia atau kontaminan, 25 bentuk potensi bahaya
debu, gas, uap, asap, daya racun bahan (toksisitas); cara masuk ke
dalam tubuh.
4. Lingkungan sosial ekonomi Yang termasuk dalam faktor sosial
ekonomi adalah pekerjaan, urbanisasi, perkembangan ekonomi dan
bencana alam.

> Factor media lingkungan

17
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 4 | 18

Selain factor-faktor lingkungan, terdapat pula faktor media


lingkungan yang berpengaruh terhadap kejadian penyakit, yaitu

1. Udara
Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang
mengelilingi bumi dan komponen campuran gas tersebut tidak selalu
konstan (Fardiaz, 1992). Campuran gas- gas pada udara meliputi 78%
nitrogen (N2), 20% oksigen (O2), 0.93% Argon (Ar), 0.03% karbon
dioksida (CO2).
2. Air bersih
adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila
telah dimasak. Selain itu WHO menjelaskan bahwa air yang aman
untuk diminum adalah air yang tidak akan menimbulkan resiko
kesehatan apabila dikonsumsi. Syarat kualitas air bersih yaitu : Bakteri
Eschericia Coli dan Bakteri Koliform dalam satuan 100 ml sampel,
jumlah maksimal yang boleh ada adalah 0, berada pada pH netral,
tidak mengandung bahan kimia beracun, tidak mengandung garam-
garam atau ion-ion logam, 27 kesadahan rendah, tidak berbau, jernih,
tidak berasa, suhu : air yang baik tidak boleh memiliki perbedaan suhu
yang mencolok dengan udara sekitar (udara ambien). Di Indonesia,
suhu air minum idealnya ± 3 ºC dari suhu udara di atas atau di bawah
suhu udara berarti mengandung zat-zat tertentu (misalnya fenol yang
terlarut) atau sedang terjadi proses biokimia yang mengeluarkan atau
menyerap energi air (Kusnaedi, 2002).
3. Makanan dan Minuman
Makanan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan atau segala
bahan yang kita makan atau masuk ke dalam tubuh yang membentuk
atau mengganti jaringan tubuh, memberikan tenaga, atau mengatur
semua proses di dalam tubuh. Peran makanan dalam kesehatan
masyarakat antara lain : mempengaruhi prevalensi penyakit di antara

18
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 4 | 19

masyarakat karena biasanya masyarakat yang memiliki makanan khas


tertentu. Sebagai contoh etnik Minahasa yang biasa mengonsumsi
babi lebih berisiko mengidap penyakit kardiovaskuler dibandingkan
dengan etnik yang tidak memakan babi; Mengonsumsi makanan yang
tinggi nilai gizi seperti vitamin, protein, dan zat lain yang dibutuhkan
oleh tubuh dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat;
Semakin tinggi kualitas makanan yang dimakan seseorang, maka
menandakan adanya meningkatnya ekonomi dan pengetahuan
tentang makanan yang baik bagi tubuh.
4. Vektor
Vektor adalah anthropoda yang dapat memindahkan atau menularkan
suatu infectious agent dari sumber infeksi kepada induk semang yang
rentan, menurut WHO (2005).

Berikut Vektor penyebab penyakit bagi manusia :

A. Vektor Nyamuk
 Malaria
Masa inkubasi penyakit malaria adalah 10 – 40 hari. Penyakit malaria tidak akut
plasmodium vivax , ovale, dan malariare. Gejala awal pada dewasa adalah
demam panas dingin, menggigil, nyeri otot, lesu dan lemah, dan muntah.
 Demam Berdarah
Gejala demam berdarah dengue atau DBD disebabkan oleh virus dengue. Virus
dengue ini dalam penyebaran membutuhkan nyamuk aedes yntuk
menularkannya ke manusia.

Gejala DBD yang dirasa oleh pasien adalah : Demam yang mendadak tinggi
sekitar 2 – 7 hari. Terkadang demam akan turun di hari ke 3 atau ke 4, Mulai
muncul ruam pada kulit, Nyeri yang dirasakan di belakang mata, Manifestasi
pendarahan yang ditandai dengan bintik merah kehitaman pada kulit yang
direnggangkan warna akan tetap terlihat, Pada pemeriksaan laboratorium,
trobosit dibawah 100.000/ul.

19
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 4 | 20

 Filariasis (Penyakit Kaki Gajah) Penyakit filariasis adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh cacing parasit nemtoda dan infeksi yang dapat menyebabkan
terjadinya pembengkakan pada tukai bawah kaki dan dikenal sebagai penyakit
kaki gajah. 33 Gejala yang terjadi : Mual, Nyeri Otot, Sakit Kepala, Demam
dengan Menggigil, Sensitif Terhadap Cahaya Terang, Pembesaran Kelenjar
Getah Bening, Pembengkakan di Daerah Cacing Berkembang  Demam
Chikungunya Masa inkubasi dari Chikungunya yaitu antara 2 – 4 hari. Gejala
yang ditimbulkan : Demam tinggi, Sakit perut, Mual, Muntah, Sakit kepala, Nyeri
sendi dan otot, Bintik-bintik merah di badan dan tangan.

B. Vektor Lalat

 Estamoeba dysenteriae
Vektornya adalah musca domestica (lalat rumah) dan kecoa. Penularan terjadi
karena makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh kista yang dibawa oleh
vektor. Gejala yang dapat ditimbulkan antara lain : Sering buang air besar,
Fesesnya sedikit-sedikit dengan lendir dan darah, Biasanya disertai rasa sakit
diperut (kram perut),Biasanya tidak demam.
 Penyakit kala-azhar
Vektornya adalah lalat penghisap darah pheblotomus sp. Gejalanya antara lain :
Deman tinggi, Menggigil, Muntah-muntah, Terjadi pengurusan badan, Hepar
bengkak
 Penyakit leishmaniasis
Vektornya adalah lalat penghisap darah pheblotomuss. Gejalanya yaitu :
Terjadinya kupulan ditempat gigitan, Kulit tertutupi kerak, Keluarnya exudate
yang lengket, Terjadinya kerusakan jaringan.

20
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 4 | 21

21
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 5 | 22

ALTERNATIVE PENGANGGULANGAN MASALAH LINGKUNGAN

1. Penyehatan lingkungan
Penyehatan lingkungan merupakan upaya pengendalian faktor risiko
penyakit baik menular maupun tidak menular melalui peningkatan
kemampuan penyehatan, pengendalian dan pengamanan terhadap
media lingkungan baik secara fisik, biologi, kimia maupun sosial.

Tempat-tempat Umum merupakan Suatu tempat dimana banyak orang


berkumpul untuk melakukan kegiatan baik secara insidentil maupun terus-
menerus, baik secara membayar maupun tidak. Sedangkan Usaha-usaha untuk
umum merupakan Suatu usaha/kegiatan yang menghasilkan barang / jasa yang
bertujuan untuk dapat dinikmai dan dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas.

Kegiatan utama untuk mewujudkan kualitas lingkungan sehat melalui


kegiatan teknis penyehatan, pengamanan dan pengendalian pada media air,
udara, tanah, pangan, sarana bangunan dan vektor atau binatang pembawa
penyakit. Dalam melaksanakan kegiatan utama untuk mewujudkan kualitas
lingkungan sehat direktorat penyehatan lingkungan, melaksanakan program
penyehatan lingkungan berupa : penyehatan air dan sanitasi dasar, penyehatan
permukiman dan tempat tempat umum, penyehatan kawasan dan sanitasi
darurat, Higine sanitasi pangan dan pengamanan limbah udara dan radiasi.
Pendekatan kegiatan penyehatan lingkungan yang digunakan untuk mendorong
mewujudkan kualitas lingkungan sehat melalui Konseling, Inspeksi Kesehatan
Lingkungan dan intervenesi kesehatan lingkungan.

Masalah kesehatan lingkungan lainnya yang dihadapi di Indonesia antara


lain : banyaknya kasus-kasus pencemaran lingkungan (pencemaran air, udara,
limbah B3, radiasi dan kebisingan), dampak perubahan iklim terhadap penularan
penyakit baik secara langsung maupun tidak langsung pada penyakit menular,
tidak menular dan new/re emerging diseases , serta juga dampak kesehatan

22
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 5 | 23

akibat bencana. Tempat-tempat umum dimana masyarakat berkumpul selain


dapat menjadi sumber penularan penyakit juga merupakan cerminan budaya
masyarakat Indonesia mempengaruhi tingkat minat wistawan yang
mempengaruhi devisa Negara dari sektor pariwisata yang potensial.
Penyelenggaraan inspeksi sanitasi di tempat-tempat umum masih banyak yang
harus ditingkatkan antara lain pasar rakyat, sekolah, fasyankes, terminal,
bandara, stasiun, pelabuhan, bioskop, hotel dan tempat umum lainnya (minimal
wajib mengelola 2 tempat-tempat umum contoh pasar rakyat dan sekolah).
Secara teknis strategi Penyehatan Lingkungan adalah sebagai berikut :
1. Melaksanakan review dan memperkuat regulasi tentang baku mutu
kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan media lingkungan.
2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi bidang penyehatan lingkungan.
3. Melaksanakan intensifikasi, akselerasi dan inovasi program penyehatan
lingkungan.
4. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia di bidang penyehatan
lingkungan.
5. Memperkuat jejaring kerja dan kemitraan bidang penyehatan lingkungan.
6. Memperkuat manajemen logistik dan aset bidang penyehatan lingkungan.
7. Meningkatkan surveilans dan aplikasi teknologi informasi bidang
penyehatan lingkungan.
8. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pendampingan teknis bidang
penyehatan lingkungan.
9. Mengembangkan dan memperkuat sistem pembiayaan program.
10. Meningkatkan pengembangan teknologi tepat guna, rekayasa lingkungan
dan analisis risiko kesehatan lingkungan serta analisis dampak kesehatan
lingkungan.

2. Penyediaan air bersih


Tujuan sistem penyediaan air bersih adalah agar dapat
menyalurkan/mensuplai air bersih kepada konsumen dalam jumlah yang cukup.
Bagian terpenting dalam sistem penyediaan air bersih adalah

23
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 5 | 24

sumber air baku. Air permukaan adalah air yang sudah tersedia di alam


contohnya sungai, rawa, danau, laut.

Secara fisik, air bersih harus jernih, tidak berbau dan tidak


berasa. Persyaratan kuantitatif dalam penyediaan air bersih adalah ditinjau dari
banyaknya air baku yang tersedia. Artinya air baku tersebut dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan kebutuhan daerah dan jumlah
penduduk yang akan dilayani.

Bidang Penyehatan Lingkungan Permukiman dan Air Minum mempunyai


tugas :

Membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan Bidang Urusan


Pemerintahan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dibidang Penyehatan
Lingkungan Permukiman dan Air Minum.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud , Bidang Penyehatan Lingkungan


Permukiman dan Air Minum mempunyai fungsi :

I. Penyiapan bahan penyusunan program kerja dan rencana kerja bidang


penyehatan lingkungan permukiman, pengelolaan air limbah dan pengembangan
air minum;

II. Penyiapan bahan penyusunan perumusan kebijakan bidang penyehatan


lingkungan permukiman, pengelolaan air limbah dan pengembangan air minum
sesuai dengan lingkup tugasnya;

III. Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan bidang penyehatan lingkungan


permukiman, pengelolaan air limbah dan pengembangan air minum sesuai
dengan lingkup tugasnya;

IV. Pelaksanaan kebijakan bidang penyehatan lingkungan permukiman, pengelolaan


air limbah dan pengembangan air minum sesuai dengan lingkup tugasnya;

24
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 5 | 25

V. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan bidang penyehatan lingkungan


permukiman, pengelolaan air limbah dan pengembangan air minum sesuai
dengan lingkup tugasnya;dan

VI. Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
dengan bidang tugasnya.

Air baku yang digunakan menghasilkan air bersih yang telah memenuhi
syarat yang tertuang dalam peraturan pemerintah RI No. 82 tahun 2001 tentang
pengolahan kualitas air dan pengendalian pencemaran air. Pada pasal 8 PP
mengenai klasifikasi dan kriteria mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas :

1. Kelas I yaitu air yang diperuntukan untuk air baku air minum yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaannya.
2. Kelas II yaitu air yang diperuntukan untuk (prasarana/sarana rekreasi
air, pembudidayaan ikan tawar, peternakan, untuk mengaliri tanaman.
3. Kelas III yaitu air yang digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar
peternakan, untuk mengaliri tanaman. Atau untuk peruntukan lainnya
yang sama jenis kegunaannya.
4. Kelas IV yaitu air yang digunakan untuk mengaliri tanaman atau untuk
peruntukan lainnya yang mempersyaratkan mutu yang sama
kegunaannya.

3. Pengelolaan limbah dan sampah


Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri
maupun domestik (rumah tangga). Di mana masyarakat bermukim, di sanalah
berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, dan ada air buangan dari
berbagai aktivitas domestik lainnya.
Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang sering kali tidak dikehendaki
kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi,
limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa anorganik.
Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak

25
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 5 | 26

negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu


dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang
ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.

Pada dasarnya pengolahan limbah ini dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:

 pengolahan menurut tingkatan perlakuan


 pengolahan menurut karakteristik limbah

Untuk mengatasi berbagai limbah dan air limpasan (hujan), maka suatu kawasan
permukiman membutuhkan berbagai jenis layanan sanitasi. Layanan sanitasi ini
tidak dapat selalu diartikan sebagai bentuk jasa layanan yang disediakan pihak lain.
Ada juga layanan sanitasi yang harus disediakan sendiri oleh masyarakat,
khususnya pemilik atau penghuni rumah, seperti jamban misalnya.

 Layanan air limbah domestik: pelayanan sanitasi untuk menangani limbah Air


kakus.
 Jamban yang layak harus memiliki akses air bersih yang cukup dan tersambung
ke unit penanganan air kakus yang benar. Apabila jamban pribadi tidak ada,
maka masyarakat perlu memiliki akses ke jamban bersama atau MCK.
 Layanan persampahan. Layanan ini diawali dengan pewadahan sampah dan
pengumpulan sampah. Pengumpulan dilakukan dengan menggunakan gerobak
atau truk sampah. Layanan sampah juga harus dilengkapi dengan tempat
pembuangan sementara (TPS), tempat pembuangan akhir (TPA), atau fasilitas
pengolahan sampah lainnya. Di beberapa wilayah pemukiman, layanan untuk
mengatasi sampah dikembangkan secara kolektif oleh masyarakat. Beberapa
ada yang melakukan upaya kolektif lebih lanjut dengan memasukkan upaya
pengkomposan dan pengumpulan bahan layak daur-ulang.
 Layanan drainase lingkungan adalah penanganan limpasan air hujan
menggunakan saluran drainase (selokan) yang akan menampung limpasan air
tersebut dan mengalirkannya ke badan air penerima. Dimensi saluran drainase
harus cukup besar agar dapat menampung limpasan air hujan dari wilayah yang

26
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 5 | 27

dilayaninya. Saluran drainase harus memiliki kemiringan yang cukup dan


terbebas dari sampah.
 Penyediaan air bersih dalam sebuah pemukiman perlu tersedia secara
berkelanjutan dalam jumlah yang cukup, karena air bersih memang sangat
berguna di masyarakat

Pengelolaan sampah merupakan kegiatan pengumpulan , pengangkutan ,


pemrosesan , pendaur-ulangan , atau pembuangan dari material sampah.
Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yg dihasilkan dari kegiatan
manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap
kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan
untuk memulihkan sumber daya alam . Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat
padat , cair , gas , atau radioaktif dengan metoda dan keahlian khusus untuk
masing masing jenis zat.

Metode pengelolaan sampah berbeda beda tergantung banyak hal , diantaranya


tipe zat sampah , tanah yg digunakan untuk mengolah dan ketersediaan area. Terdapat
beberapa.

konsep tentang pengelolaan sampah yang berbeda dalam penggunaannya,


antara negaranegara atau daerah. Beberapa yang paling umum, banyak-konsep yang
digunakan adalah: ,

a. Hirarki Sampah - hirarki limbah merujuk kepada " 3 M " mengurangi sampah,
menggunakan kembali sampah dan daur ulang, yang mengklasifikasikan strategi
pengelolaan sampah sesuai dengan keinginan dari segi minimalisasi sampah. Tujuan
limbah hirarki adalah untuk mengambil keuntungan maksimum dari produk-produk
praktis dan untuk menghasilkan jumlah minimum limbah.

b. Perpanjangan tanggung jawab penghasil sampah / Extended Producer


Responsibility (EPR). (EPR) adalah suatu strategi yang dirancang untuk
mempromosikan integrasi semua biaya yang berkaitan dengan produk-produk mereka
di seluruh siklus hidup ke dalam pasar harga produk. Tanggung jawab produser

27
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 5 | 28

diperpanjang dimaksudkan untuk menentukan akuntabilitas atas seluruh Lifecycle


produk dan kemasan diperkenalkan ke pasar. Ini berarti perusahaan yang manufaktur,
impor dan / atau menjual produk diminta untuk bertanggung jawab atas produk mereka
berguna setelah kehidupan serta selama manufaktur.

c. prinsip pengotor membayar - prinsip pengotor membayar adalah prinsip di


mana pihak pencemar membayar dampak akibatnya ke lingkungan. Sehubungan
dengan pengelolaan limbah, ini umumnya merujuk kepada penghasil sampah untuk
membayar sesuai dari pembuangan.

4. Pengelolaan tempat umum dan pengelolaan makanan


pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh.Adapun
pengertian makanan yaitu semua subtansi yang diperlukan tubuh, kecuali air dan
obat-obatan dan semua substansi-substansi yang dipergunakan untuk
pengobatan. Minuman adalah segala sesuatu yang diminum masuk ke dalam
tubuh seseorang yang juga merupakan salah satu intake makanan yang
berfungsi untuk membentuk atau mengganti jaringan tubuh, memberi tenaga,
mengatur semua proses di dalam tubuh.

Pengawasan makanan dan minuman merupakan salah satu bagian yang


penting, dalam segala aktivitas kesehatan masyarakat, mengingat adanya
kemungkinan penyakit-penyakit akibat makanan dan minuman.Pengawasan
makanan dan minuman meliputi kegiatan usaha yang ditujukan kepada
kebersihan dan kemurnian makanan dan minuman agar tidak menimbulkan
penyakit. Kemurnian disini dimaksud murni menurut penglihatan maupun rasa.

Makanan merupakan salah satu bagian yang penting untuk kesehatan


manusia mengingat setiap saat dapat saja terjadi penyakit-penyakit yang
diakibatkan oleh makanan. Faktor-faktor tersebut antara lain kebiasaan
mengolah makanan secara tradisional, penyimpanan dan penyajian yang tidak
bersih dan tidak memenuhi persyaratan sanitasi. Sanitasi makanan adalah
upaya-upaya yang ditujukan untuk kebersihan dan keamanan makanan agar
tidak menimbulkan bahaya keracunan dan penyakit pada manusia. Dengan

28
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 5 | 29

demikian, tujuan sebenarnya dari upaya sanitasi makanan antara lain : menjamin
keamanan dan kebersihan makanan, mencegah penularan wabah penyakit.
Sanitasi makanan yang buruk dapat disebabkan 3 faktor, yakni faktor fisik, faktor
kimia dan faktor mikrobiologi. Faktor fisik terkait dengan kondisi ruangan yang
tidak mendukung pengamanan makanan seperti sirkulasi udara yang kurang
baik, temperatur ruangan yang panas dan lembab, dan sebagainya. Untuk
menghindari kerusakan makanan yang disebabkan oleh faktor fisik, maka perlu
diperhatikan susunan dan konstruksi dapur serta tempat penyimpanan makanan.
Sanitasi makanan yang buruk disebabkan oleh faktor kimia karena adanya zat-
zat kimia yang digunakan untuk mempertahankan kesegaran bahan makanan,
penggunaan wadah bekas obat-obat pertanian untuk kemasan makanan, dan
lain-lain. Sanitasi makanan yang buruk disebabkan oleh faktor mikrobiologis
karena adanya kontaminasi oleh bakteri, virus, jamur dan parasit. Akibat
buruknya sanitasi makanan dapat timbul gangguan kesehatan pada orang yang
mengkonsumsi makanan tersebut. Keracunan makanan dapat disebabkan oleh
racun asli yang berasal dari tumbuhan atau hewan itu sendiri maupun oleh racun
yang ada di dalam panganan akibat kontaminasi. Makanan dapat terkontaminasi
oleh berbagai racun yang dapat berasal dari tanah, udara, manusia dan vector.
Penyakit bawaan makanan pada hakekatnya tidak dapat dipisahkan secara
nyata dari penyakit bawaan air. Yang dimaksud penyakit bawaan makanan
adalah penyakit umum yang dapat diderita seseorang akibat memakan sesuatu
makanan yang terkontaminasi mikroba patogen, kecuali keracunan.

5. Pengelolaan Vektor
Salah satu upaya yang bisa dilakukan dalam pengendalian penyakit
menular adalah dengan pengendalian vektor (serangga penular penyakit) untuk
memutuskan rantai penularan penyakit. Faktor yang penting dalam pengendalian
vektor adalah mengetahui bionomik vektor, yaitu tempat perkembangbiakan,
tempat istirahat, serta tempat kontak vektor dan manusia.Upaya pengendalian
vektor dengan menggunakan bahan kimia ternyata tidak cukup aman, karena
walaupun dapat menurunkan populasi vektor dengan segera, penggunaan

29
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 5 | 30

bahan kimia yang berlebihan juga mempunyai dampak yang merugikan terhadap
lingkungan, yaitu menurunnya kualitas lingkungan.Selain menggunakan bahan
kimia, pengendalian vektor juga bisa dilakukan dengan pengubahan lingkungan,
yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial,ekonomi, dan budaya.Pengubahan
lingkungan fisik dilakukan agar vektor tidak dapat berkembangbiak, istirahat,
ataupun menggigit. Misalnya dengan Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN) untuk
pengendalian vektor Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terkenal dengan
sebutan 3M yaitu Menguras Tempat Penampungan Air (TPA), Menutup TPA dan
Menimbun barang-barang yang dapat menampung air hujan yang bisa menjadi
tempat berkembangbiak nyamuk Aedes aegypti. Contoh lain yaitu dengan
membersihkan saluran air menggenang yang dapat menjadi tempat
berkembangbiak nyamuk penular penyakit kaki gajah (filariasis).Pengubahan
lingkungan sosial,ekonomi, dan budaya yaitu dengan mengubah perilaku
masyarakat agar tidak terjadi kontak antara manusia dan vektor,misalkan
dengan memasang kawat kasa pada ventilasi rumah agar nyamuk tidak masuk
ke dalam rumah, atau memakai kelambu untuk mencegah gigitan
nyamuk.Selama ini sebenarnya sebagian masyarakat sudah mengetahui cara
pengendalian vektor penyakit dengan pengubahan lingkungan, baik lingkungan
fisik maupun lingkungan sosial, ekonomi, dan budaya. Namun demikian perlu
kiranya peningkatan upaya-upaya tersebut agar pengendalian vektor sebagai
salah satu cara pengendalian penyakit menular dapat berhasil dengan baik.
Untuk itu diperlukan adanya kerjasama dari berbagai sektor terkait agar peran
serta masyarakat dalam upaya pengendalian vektor ini dapat berjalan dengan
baik, sehingga mengurangi resiko terjadinya penularan penyakit di masyarakat.

30
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 5 | 31

31
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 6 | 32

1. Hygiene perorangan

pengertian personal hygiene atau hygiene perorangan (usaha kesehatan


pribadi) adalah upaya dari seseorang untuk memelihara dan mempertinggi
derajat kesehatannya sendiri. Beberapa upaya dimaksud antara lain :

1. Memelihara kebersihan diri, pakaian, rumah dan lingkungannya. Beberapa usaha


dapat dilakukan antara lain seperti dengan mandi 2x/hari, cuci tangan sebelum dan
sesudah makan, dan buang air besar pada tempatnya.
2. Memakan makanan yang sehat dan bebas dari bibit penyakit.
3. Cara hidup yang teratur
4. Meningkatkan daya tahan tubuh dan kesehatan jasmani
5. Menghindari terjadinya kontak dengan sumber penyakit.
6. Melengkapi rumah dengan fasilitas-fasilitas yang menjamin hidup sehat seperti
sumber air yang baik, kakus yang sehat.
7. Pemeriksaan kesehatan

Juga terdapat beberapa jenis dan usaha personal hygiene, antara lain meliputi
kebersihan kulit, rambut, gigi, dan kebersihan kaki dan kuku. Kebersihan kulit, dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Menggunakan barang-barang keperluan sehari-hari milik sendiri


2. Mandi minimal 2x sehari
3. Mandi memakai sabun
4. Menjaga kebersihan pakaian
5. Makan yang bergizi terutama sayur dan buah
6. Menjaga kebersihan lingkungan.

Kebersihan rambut, dengan memperhatikan beberapa hal, antara lain : Memperhatikan


kebersihan rambut dengan mencuci rambut sekurangkurangnya 2x seminggu; Mencuci

32
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 6 | 33

ranbut memakai shampoo atau bahan pencuci rambut lainnya, dengan menggunakan
alat-alat pemeliharaan rambut sendiri.

Kebersihan gigi, dengan cara menggosok gigi secara teratur, dengan memperhatikan
beberapa hal seperti :

1. Menggosok gigi secara benar dan teratur dianjurkan setiap sehabis makan
2. Memakai sikat gigi sendiri
3. Menghindari makan-makanan yang merusak gigi
4. Membiasakan makan buah-buahan yang menyehatkan gigi
5. Memeriksa gigi secara teratur

Kebersihan mata, dengan memperhatikan bebeapa hal, seperti : Membaca di tempat


yang terang; Memakan makanan yang bergizi; Istirahat yang cukup dan teratur; 
Memakai peralatan sendiri dan bersih (seperti handuk dan sapu tangan); Memlihara
kebersihan lingkungan.

Kebersihan telinga, dengan cara membersihkan telinga secara teratur dan tidak 
membersihkan telinga dengan benda tajam.

Kebersihan tangan, kaki dan kuku. Hal ini penting dilakukan, karena dapat
menghindarkan dari berbagai penyakit.  sebagaimna kita ketahui kuku dan tangan yang
kotor dapat menyebabkan bahaya kontaminasi dan menimbulkan berbagai penyakit.
Beberapa usaha dapat dilakukan antara lain:Membersihkan tangan sebelum makan;
Memotong kuku secara teratur; Membersihkan lingkungan; Mencuci kaki sebelum tidur;

Tubuh manusia memberikan perlindungan terhadap polutan lingkungan


eksternal sampai batas tertentu. Namun, sobekan dan luka pada kulit dapat
memungkinkan patogen masuk ke dalam tubuh. Untuk alasan ini, higiene
perorangan adalah salah satu praktik paling penting dalam hal melindungi
tubuh dari penyakit. Higiene adalah masalah perorangan.. Oleh karena itu,

33
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 6 | 34

kebiasaan higienis dari setiap individu berbeda, yang berarti bahwa kebiasaan
ini unik untuk individu Aspek paling penting dari menjaga kesehatan adalah
higiene perorangan yang baik. Higiene perorangan yang juga disebut
perawatan perorangan mencakup semua hal berikut: mandi perawatan rambut,
perawatan kuku, perawatan kaki, perawatan genital, perawatan gigi Higiene
perorangan menjaga tubuh tetap bersih, dan membantu mencegah penyebaran
kuman. Contoh merawat kuku dan rambut dari kegiatan ini adalah dengan
menata rambut, mencukur, memotong dan mengecat kuku. Menjaga kesehatan
yang baik juga mencakup bidang-bidang berikut: masalah nutrisi, kesempatan
rekreasi/kesenagan perorangan lainnya, tidur, dan olahraga. Seperti yang Anda
lihat, ada banyak faktor yang berkontribusi terhadap perasaan dan penampilan
yang baik. Merasa dan terlihat baik adalah penting bagi kesejahteraan
emosional dan fisik masing-masing individu. Menjaga higiene perorangan
diperlukan karena berbagai alasan; ini bisa bersifat perorangan, sosial, untuk
alasan kesehatan, psikologis atau hanya sebagai cara hidup. Pada dasarnya
menjaga standar higiene yang baik membantu mencegah perkembangan dan
penyebaran infeksi, penyakit, dan bau tak sedap.

2. Hygine makanan dan minuman


Sanitasi makanan merupakan salah satu bagian yang penting, dalam segala
aktivitas kesehatan masyarakat, mengingat adanya kemungkinan penyakit-
penyakit akibat makanan. Kebiasaan-kebiasaan tradisionil dalam mengelola
makanan masih menduduki posisi yang kuat di masyarakat kita selama
belum ada cara pengganti yang berkenan.

Sanitasi makanan meliputi kegiatan usaha yang ditujukan kepada kebersihan


dan kemurnian makanan agar tidak menimbulkan penyakit. Kemurnian disini
dimaksudkan murni menurut penglihatan maupun rasa. Usaha-usaha sanitasi
tersebut meliputi tindakan-tindakan saniter yang ditujukan pada semua
tingkatan, sejak makanan mulai dibeli, disimpan, diolah dan disajikan untuk
melindungi agar konsumen tidak dirugikan kesehatannya. Usaha-usaha
sanitasi meliputi kegiatankegiatan antara lain:

34
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 6 | 35

1. Keamanan makanan dan minuman yang disediakan.


2. Higiene perorangan dan prktek-praktek penanganan makanan oleh
karyawan yang bersangkutan.
3. Keamanan terhadap penyediaan air.
4. Pengelolaan pembuangan air limbah dan kotoran.
5. Perlindungan makanan terhadap kontaminasi selama dalam proses
pengolahan, penyajian/peragaan dan penyimpanannya.
6. Pencucian, kebersihan dan penyimpanan alat-alat/perlengkapan.

Makanan adalah semua substansi yang diperlukan tubuh. Menurut definisi


WHO (1956) mengenai makanan, ditegaskan bahwa dalam batasan
makanan tidak termasuk air, obat-obatan dan substansi-substansi yang
dipergunakan untuk tujuan pengobatan. Walaupun air merupakan elemen
vital dalam makanan manusia, akan tetapi air yang memenuhi syarat-syarat
kesehatan memerlukan penanganan yang khusus. Makanan, bila ditekankan
fungsinya maka paling tidak harus memenuhi 2 dari 3 fungsi sebagai berikut
ini:
1. memberikan panas dan tenaga kepada tubuh
2. membengun jaringan-jaringan tubuh baru, memelihara dan memperbaiki
yang tua
3. mengatur proses-proses alamiah, kimiawi atau faali dalam tubuh.

Air dimaksudkan pula dalam golongan makanan karena memenuhi fungsi


nomor 2 dan 3, dan juga penting dalam pencernaan. Alkohol, kopi dan teh
tidak dapat memenuhi 2 syarat diatas (hanya dapat menghasilkan panas dan
tenaga) tapi untuk kepentingan sanitasi makanan (karena turut
menghantarkan penyakit) maka digolongkan juga dalam makanan. Sanitasi
merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi lingkungan hidup yang
menyenangkan dan menguntungkan kesehatan masyarakat.
Istilah sanitasi dan higiene mempunyai tujuan yang sama, yaitu
mengusahakan cara hidup sehat, sehingga terhindar dari penyakit. Tetapi

35
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 6 | 36

dalam penerapannya mempunyai arti yang sedikit berbeda: usaha sanitasi


lebih menitik beratkan kepada faktor-faktor lingkungan hidup manusia,
sedangkan higiene lebih menitik beratkan usaha-usahanya kepada
kebersihan individu. Adapun tujuan dari sanitasi makanan yaitu:
1. Menjamin keamanan dan kemurnian makanan, mencegah konsumen
dari penyakit
2. Mencegah penjualan makanan yang merugikan pembeli
3. Mengurangi kerusakan/pemborosan makanan

3. Sanitasi dasar
Sanitasi dasar adalah upaya dasar dalam meningkatkan kesehatan manusia
dengan cara menyediakan lingkungan sehat yang memenuhi syarat
kesehatan. Upaya sanitasi dasar pada masyarakat meliputi penyediaan air
bersih, jamban sehat, pengelolaan sampah dan saluran pembuangan air
limbah. Sanitasi fasilitas sanitasi dasar dapat memberikan dampak positif
bagi para penggunanya. Namun, di Indonesia penyediaan sanitasi dasar
masih belum sepenuhnya diterapkan oleh masyarakat. Apalagi jika melihat
masih adanya masyarakat yang belum memiliki pemikiran akan pentingnya
sanitasi dasar bagi hidupnya, sehingga masih tinggi angka kesakitan akibat
sanitasi dasar yang buruk dan masih banyak pula masyarakat yang belum
memiliki fasilitas sanitasi dasar yang sesuai dengan syarat dan kriteria yang
telah ditetapkan oleh pemerintah. penyehatan dilakukan terhadap media
lingkungan berupa air, udara, tanah, pangan, serta sarana dan bangunan.

Pengaturan kesehatan lingkungan bertujuan untuk mewujudkan kualitas


lingkungan yang sehat, baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial,
yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya. Oleh sebab itu, penyehatan lingkungan perlu diawali dari
penyehatan lingkungan yang ada masyarakat terlebih dahulu. Kegiatan
penyehatan lingkungan di desa sangat diperlukan, tujuannya supaya desa

36
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 6 | 37

dapat menjadi tempat yang sehat bagi seluruh makhluk hidup yang ada
didalamnya. Sehingga, apabila lingkungan sehat maka dapat berpengaruh
terhadap kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat yang ada di sana.
Upaya yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk menciptakan dan
memelihara lingkungan desa agar terhindar dari penyakit dan juga masalah
kesehatan dapat dilakukan dengan berpedoman kepada petunjuk teknis dari
Kementerian Kesehatan.

4. Sanitasi yang memenuhi syarat


  sanitasi yang memenuhi persyaratan kesehatan.Syaratnya adalah tidak
mengakibatkan penyebaran langsung dari bahan yang berbahaya akibat
pembuangan kotoran dari manusia dan dapat mencegah vektor pembawa
dan penyebar penyakit pada lingkungan sekitarnya

Upaya sanitasi dasar meliputi penyediaan air bersih, pembuangan kotoran


manusia (jamban), pengelolaan sampah dan saluran pembuangan air limbah.
Sanitasi adalah upaya kesahatan dengan cara memelihara dan melindungi
kebersihan lingkungan dari subjeknya, misalnya menyediakan air besih untuk
keperluan mencuci tangan, menyediakan tempat sampah agar tidak dibuan
sembarangan

Adapan beberapa sanitasi yang memenuhi syarat, salah satunya yaitu Syarat
Sanitasi Makanan .

Sanitasi makanan adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitik


beratkan  kegiatannya kepada usaha kebersihan dan kesehatan dan keutuhan
makanan itu sendiri, sedangkan yang dimaksud dengan kualitas makanan
adalah segala sesuatu yang ada hubungannya secara langsung dengan nilai
atau mutu makanan antara lain, Tidak busuk, Tidak beracun, Tidak bau,
Mempunyai nilai gizi, Tidak mengandung kuman penyakit, Tidak
membahayakan kesehatan.Adapun Syarat- syarat sanitasi makanan yang
perlu diperhatikan adalah , Bahan makanan dan minuman yang bersih, segar,

37
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 6 | 38

dan sehat, proses pembuatan hidangan oleh koki secara khusus, bahan dan
campuran bahan secara benar, pembuatan hidangan makanan dan minuman
yang sesuai dengan standar processing, penyediaan dan penyimpanan
makanan harus di tempat yang aman dari pencemaran, dapur yang bersih dan
teratur atau terawat, peralatan dan perlengkapan yang bersih dan sanitair,
tenaga pengolah dan penjamah yang bersih. 

Cara pengolah makanan. :


1)   Cara-cara penjamah yang baik.
2)   Nilai nutrisi/gizi yang memenuhi syarat. 
3)   Menerapkan dasar-dasar hygiene & sanitasi makanan. 
4)  Menetapkan dasar-dasar personal hygiene dan perilaku yang baik bagi
para pengolahnya. 
5)  Melarang para petugas yang sakit/berpenyakit/luka-luka untuk bekerja
sebagai pengolah hidangan.Kontaminasi terhadap makanan oleh peralatan,
penjamah makanan dan proses penanganannya harus dihindari selama
pengolahan makanan, baik dalam mencuci, meracik maupun memasak.
Dalam mencuci bahan makanan perlu diperhatikan: air pencuci, cara mencuci,
alat pencuci.

5. Program sanitasi di Indonesia


Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat Penyediaan Air
Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) adalah salah satu
program yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia dengan dukungan
Bank Dunia, program ini dilaksanakan di wilayah perdesaan dan pinggiran
kota.

Program Pamsimas  bertujuan untuk meningkatkan jumlah fasilitas pada


warga masyarakat kurang terlayani termasuk masyarakat berpendapatan
rendah di wilayah perdesaan dan peri-urban. Dengan  Pamsimas, diharapkan
mereka dapat mengakses pelayanan air minum dan sanitasi yang

38
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 6 | 39

berkelanjutan serta meningkatkan penerapan perilaku hidup bersih dan


sehat. Penerapan program ini dalam rangka mendukung pencapaian target
MDGs (sektor air minum dan sanitasi) melalui pengarusutamaan dan
perluasan pendekatan pembangunan berbasis masyarakat.

39
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 7 | 40

1. Selain faktor-faktor lingkungan,terdapat pula faktor media lingkungan yang


berpengaruh terhadap kejadian penyakit yaitu…..

A. Lalat
B. Makanan dan minuman
C. Demam berdarah
D. Filariasis
E. Demam

Jawaban : B

2. Penyakit dapat diuraikan ke dalam 5 ( lima ) simpul.sebutka salah satu dari


kelima simpul tersebut…..

A. Simpul 2 ( komponen lingkungan)


B. Simpul 4 ( sehat/sakit )
C. Simpul 1 ( sumber penyakit )
D. Simpul 8
E. A,b,c benar

Jawaban : E

3. Berikut beberapa penyebab dari penyakit pada manusia, kecuali...

A. Agen
B. Trauma mekanisme
C. Bahan kimia
D. Masalah gizi
E. Usia/umur

Jawaban : E

4. Aktivitas berbagi informasi di media sosial saat ini merupakan kegiatan yang
sangat populer dilakukan oleh para individu di kalangan usia dewasa muda. Hal
ini dapat terjadi karena adanya dukungan perkembangan seperti...?

A. Media sosial

40
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 7 | 41

B. Wawancara
C. Gizi
D. Umur
E. Lingkungan

Jawaban : A

5. Bloom menyatakan bahwa ada 4 faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan


secara berturut-turut, kecuali...

A. Gaya hidup (life style)


B. Lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya)
C. Pelayanan kesehatan
D. Faktor genetik (keturunan)
E. Umur/usia

Jawaban : E

6. Suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan
agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. Pernyataan diatas
merupakan pengertian dari...

A. Kesehatan lingkungan
B. Faktor ekstrinsik
C. Faktor internal
D. Paradigma kesehatan lingkungan
E. Kejadian Luar Biasa (KLB)

Jawaban : A

7. Kata lain dari hygiene perorangan adalah ?

A. Usaha kesehatan lingkungan


B. Usaha kesehatan Wilayah
C. Usaha Kesehatan Pribadi
D. Usaha kegiatan Pusat
E. Usaha manifest

Jawaban : C

41
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 7 | 42

8. Sanitasi Berbasis Masyarakat Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis


Masyarakat Kata lainnya adalah….

A. Sanitasi Perorangan
B. PAMSIMAS
C. Sanitasi
D. Sanitasi dasar
E. Sanitasi umum

Jawaban : B

9. Air bersih memiliki ciri-ciri…..

A. memiliki rasa
B. Berbauh
C. Bening (tak berwarna)
D. Berbusa
E. Kotor

Jawaban : C

10. Lingkungan yang sehat dapat menyebabkan….

A. sumber rejeki
B. Sumber banjir
C. Sember kehidupan
D. Sember penyakit
E. Sember kenyamanan

Jawaban : D

11. Masalah kesehatan yang selaras dengan upaya yang dilakukan adalah….

A. Masalah genetika melalui pemerintah mengeluarkan peraturan


perundangan dan pengetahuan lingkungan hidup
B. Masalah determinan sosial melalui pemerintah mengeluarkan
Perpres no.12 Tahun 2013 tentang jaminan kesehatan nasional
C. Masalah fasilitas kesehatan dengan meningkatkan pendidikan
mengenai PHBS pada masyarakat
D. Masalah lingkungan dengan meningkatkan pendidikan PHBS
pada masyarakat

42
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 7 | 43

E. Masalah perilaku kesehatan dengan pemerintah sejak tahun 1984


tanggung jawab di Puskesmas ditingkatkan dengan
berkembangnya program Paket Terpadu Kesehatan dan Keluarga
Berencana

Jawaban : D

12. Pemangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua


komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Ada 7 subsistem komponen
pembangunan kesehatan, pada subsistem apakah data dan informasi kesehatan
berperan secara langsung?

A. Upaya kesehatan
B. Penelitian dan pengembangan kesehatan
C. Pembiayaan Kesehatan
D. Manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan
E. Sumber daya manusia kesehatan

Jawaban : D

13. Ada berapa jumlah Usaha-usaha Sanitasi ?

A. 6
B. 2
C. 8
D. 9
E. 11

Jawaban : A

14. Apa Program sanitasi di indonesia ?

A. Penyediaan air bersih


B. Lingkungan sehat
C. Indonesia sehat
D. Indonesia bersih
E. bebas dari penyakit

Jawaban : A

43
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 7 | 44

44
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 9 | 45

A. DEFINISI AIR BERSIH


Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.32 tahun 2017 dinyatakan
bahwa Yang dimaksud dengan air adalah Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan Untuk media Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi meliputi
parameter fisik, Biologi, dan kimia yang dapat berupa parameter wajib dan
parameter tambahan.
Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi tersebut digunakan untuk
pemeliharaan Kebersihan perorangan seperti mandi dan sikat gigi, serta untuk
keperluan cuci Bahan pangan, peralatan makan, dan pakaian. Selain itu Air
untuk Keperluan Higiene Sanitasi dapat digunakan sebagai air baku air minum
Sedangkan didalam UU No. 7 tahun 2004 mengatakan bahwa yang Dimaksud
dengan air adalah semua air yang terdapat pada, diatas ataupun dibawah.
Permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air
tanah, air Hujan dan air laut yang berada di darat. Air permukaan adalah semua
air yang Terdapat pada permukaan tanah.Air tanah adalah air yang terdapat
dalam lapisan Tanah atau bantuan dibawah permukaan tanah.Sumber air adalah
tempat atau Wadah air alami dan buatan yang terdapat pada, diatas ataupun
dibawah Permukaan tanah.
Menurut Effendi (2003), siklus hidrologi air tergantung pada proses
Evaporasi dan presipitasi. Air yang terdapat dipermukaan bumi berubah menjadi
uap air dilapisan atmosfer melalui proses evaporasi (penguapan) air sungai,
danau dan laut serta proses penguapan air oleh tanaman. Uap air bergerak ke
atas hingga membentuk awan yang dapat berpindah karena tiupan angin. Ruang
udara yang mendapat akumulasi uap air secara kontinu akan menjadi jenuh.
Pengaruh udara dingin pada lapisan atmosfer, uap air tersebut mengalami
sublimasi sehingga butiran – butiran uap air membesar dan akhirnya jatuh
sebagai hujan.Zat yang bersifat higroskopis (menyerap air) dapat mempercepat
integrasi pengikatan molekul uap air menjadi air.Sehingga pada pembuatan
hujan buatan, dilakukan penambahan zat yang bersifat higroskopis terhadap
awan (NaCl atau Urea).

45
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 9 | 46

Air Bersih Menurut WHO, Air bersih adalah jenis sumber daya berupa air
yang bermutu baik dan dimanfaatkan oleh manusia untuk kehidupan sehari

hari termasuk sanitasi. Air yang sudah terkontaminasi oleh polusi sangat berbahaya jika
kita gunakan.

B. DEFINISI AIR MINUM


Air minum adalah air yang digunakan untuk konsumsi manusia. Menurut
departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak
berbau, tidak berwarna, tidak mengandung mikroorganisme yang berbahaya,
dan tidak mengandung logam berat. Air minum adalah air yang melalui proses
pengolahan ataupun tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan
dan dapat langsung di minum (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun
2002) Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, terdapat
risiko bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau
zat-zat berbahaya. Bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga 100 °C,
tetapi banyak zat berbahaya, terutama logam, yang tidak dapat dihilangkan
dengan cara ini. Saat ini terdapat krisis air minum di berbagai negara
berkembang di dunia akibat jumlah penduduk yang terlalu banyak dan
pencemaran air. Minum air putih memang menyehatkan, tetapi kalau berlebihan
dapat menyebabkan hiponatremia yaitu ketika natrium dalam darah menjadi
terlalu encer.

Pembagian kategori air menurut total zat padat yang terkandung di dalamnya (TDS)
adalah: ➢ 140 ppm : air minum biasa, (lebih dari 500 ppm berbahaya bagi kesehatan)
➢ 26 – 140 ppm: air minum yang mengandung mineral anorganik ➢ 1 – 25 ppm : air
organik yang tidak banyak mengandung unsur anorganik ➢ 0 ppm : air murni
Istilah “air organik” dan “air anorganik” merupakan istilah dagang yang tidak sesuai
dengan kaidah ilmiah.

46
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 9 | 47

C. SUMBER AIR BERSIH


Untuk keperluan air minum, maka sumber air baku yang dapat digunakan
untuk kebutuhan air minum dapat terdiri dari mata air, air permukaan (sungai,
danau, waduk, dll.), air tanah (sumur gali, sumur bor) maupun air hujan. Dari segi
kualitas air, kualitas mata air relatif jernih dibandingkan dengan kualitas sumber
air dari air permukaan pada umumnya, dengan demikian mata air lebih baik
digunakan dibandingkan dengan air permukaan. Namun demikian keberadaan
mata air ini pada saat ini terus berkurang keberadaannya. Air tanah, yang
umumnya mempunyai kandungan besi dan mangan relatif lebih besar dari
sumber air yang lain, pemakaiannya juga sudah harus mulai dikurangi atau
dihentikan sehubungan dengan masalah penurunan muka tanah. Air hujan yang
keberadaannya sangat tergantung musim, masih dapat digunakan sebagai
sumber air baku dengan membangun tangki penampungan atau waduk dalam
skala besar.

Air permukaan sebagai sumber air baku, pada saat ini masih menjadi pilihan
instalasi pengolahan air minum PDAM. Walaupun dari segi kualitas air, merupakan
yang terburuk dibandingkan dengan sumber air baku lainnya. Namun dari segi kuantitas
dan kontinuitas masih tersedia dalam jumlah banyak dibandingkan dengan ke 3 (tiga)
sumber air baku yang lain. Walaupun demikian, untuk menghasilkan air permukaan ini
menjadi air minum, diperlukan instalasi pengolahan agar air dapat diminum sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Persoalannya adalah kualitas air permukaan sekarang
ini cenderung menurun, baik karena adanya limbah cair yang berupa limbah domestik
maupun limbah industri, serta sampah. Peningkatan pencemaran air permukaan sudah
sangat tinggi, dibandingkan ketika instalasi pengolahan air minum PDAM yang
dibangun pada 30 atau 40 tahun yang lalu dengan kondisi kualitas air yang ada pada
saat itu. Untuk itu perlu lebih ditingkatkan sosialisasi agar masyarakat dan industri tidak
membuang limbah cair maupun sampah ke air permukaan.

47
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 9 | 48

Pengawasan terhadap badan air perlu lebih ditingkatkan kalau perlu dilakukan tindakan
yang berupa denda atau hukuman agar kualitas air permukaan menjadi lebih baik lagi.
Jika kualitas air permukaan menjadi lebih baik, kemampuan instalasi pengolahan untuk
mengolah air menjadi optimum,

dengan demikian masyarakat yang menikmati air minum akan mendapat pelayanan
yang lebih baik, yang akan mendorong pertambahan masyarakat yang ingin mendapat
pelayanan air minum yang baik.

D. KUANTITAS AIR BERSIH


Kuantitas air yaitu jumlah kebutuhan air bersih yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kuantitas air ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain faktor teknis yaitu pemakaian meter air, dan faktor sosial
ekonomi yaitu populasi dan tingkat kemampuan ekonomi masyarakat.

E. PERSYARATAN KUANTITAS KUALITAS DAN KONTINUITAS AIR MINUM

➢ Persyaratan Kuantitas

Persyaratan kuantitas dalam penyediaan air bersih adalah ditinjau dari


Banyaknya air baku yang tersedia. Artinya air baku tersebut dapat digunakan
untuk Memenuhi kebutuhan sesuai dengan kebutuhan daerah dan jumlah
penduduk yang Akan dilayani. Persyaratan kuantitas juga dapat ditinjau dari
standar debit air bersih Yang dialirkan ke konsumen sesuai dengan jumlah
kebutuhan air bersih. Kebutuhan Air bersih masyarakat bervariasi, tergantung
pada letak geografis, kebudayaan, tingkat Ekonomi, dan skala perkotaan tempat
tinggalnya. Syarat kuantitas air bersih artinya Air bersih harus memenuhi standar
yang disebut standar kebutuhan air. Standar Kebutuhan air adalah kapasitas air
yang dibutuhkan secara normal oleh manusia untuk Memenuhi hajat hidupnya
sehari-hari. Standar kebutuhan air diperhitungkan Berdasarkan pengamatan
pemakaian air bersih dalam kehidupan sehari-hari para Konsumen. Kuantitas air

48
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 9 | 49

bersih harus dapat dimaksimalkan untuk memenuhi Kebutuhan air bersih pada
masa sekarang dan masa mendatang.

➢ Persyaratan Kontinuitas Air baku untuk air bersih harus dapat diambil terus menerus
dengan fluktuasi Debit yang relatif tetap, baik pada saat musim kemarau maupun
musim hujan. Kontinuitas juga dapat diartikan bahwa air bersih harus tersedia 24 jam
per hari, atau Setiap saat diperlukan, kebutuhan air tersedia. Akan tetapi kondisi ideal
tersebut Hampir tidak

dapat dipenuhi pada setiap wilayah di Indonesia, sehingga untuk Menentukan tingkat
kontinuitas pemakaian air dapat dilakukan dengan cara pendekatan aktifitas konsumen
terhadap prioritas pemakaian air. Prioritas pemakaian air yaitu minimal selama 12 jam
per hari, yaitu pada jam-jam aktifitas kehidupan, yaitu pada pukul 06.00 – 18.00.
Kontinuitas aliran sangat penting ditinjau dari dua aspek. Pertama adalah kebutuhan
konsumen. Sebagian besar konsumen memerlukan air untuk kehidupan dan
pekerjaannya, dalam jumlah yang tidak ditentukan. Karena itu, diperlukan pada waktu
yang tidak ditentukan. Karena itu, diperlukan reservoir pelayanan dan fasilitas energi
yang siap setiap saat. Sistem jaringan pemipaan didesain untuk membawa suatu
kecepatan aliran tertentu. Kecepatan dalam pipa tidak boleh melebihi 0,6–1,2 m/dt.
Ukuran pipa harus tidak melebihi dimensi yang diperlukan dan juga tekanan dalam
sistem harus tercukupi. Dengan analisis jaringan pipa distribusi, dapat ditentukan
dimensi atau ukuran pipa yang diperlukan sesuai dengan tekanan minimum yang
diperbolehkan agar kuantitas aliran terpenuhi.

➢ Persyaratan Kualitatif Untuk menjamin bahwa suatu sistem penyediaan air minum
aman, higienis Dan baik serta dapat diminum tanpa kemungkinan dapat menginfeksi
penyakit pada Pemakai air maka haruslah terpenuhi suatu persyaratan kualitasnya.
Persyaratan kualitatif menggambarkan mutu/kualitas dari air bersih. Syarat-Syarat yang
digunakan sebagai standar kualitas air antara lain: 1. Persyaratan Fisik Air Air

49
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 9 | 50

bersih/minum secara fisik harus jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan Tidak berasa.
Syarat lain yang harus dipenuhi adalah suhu. • Bau

Bau disebabkan oleh adanya senyawa lain yang terkandung dalam air seperti Gas H2S,
NH3, senyawa fenol, klorofenol dan lain-lain. Pengukuran biologis senyawa organik
dapat menghasilkan bau pada zat cair dan gas. Bau yang disebabkan oleh senyawa
organik ini selain mengganggu dari segi

estetika, juga beberapa senyawanya dapat bersifat karsinogenik. Pengukuran secara


kuantitatif bau sulit diukur karena hasilnya terlalu subjektif.

• Kekeruhan

Kekeruhan disebabkan adanya kandungan Total Suspended Solid baik yang bersifat
organik maupun anorganik. Zat organik berasal dari lapukan tanaman dan hewan,
sedangkan zat anorganik biasanya berasal dari lapukan batuan dan logam. Zat organik
dapat menjadi makanan bakteri sehingga mendukung perkembangannya. Kekeruhan
dalam air minum/ air bersih tidak boleh lebih dari 5 NTU. Penurunan kekeruhan ini
sangat diperlukan karena selain ditinjau dari segi estetika yang kurang baik juga proses
desinfeksi untuk air keruh sangat sukar, hal ini disebabkan karena penyerapan
beberapa koloid dapat melindungi organisme dari desinfektan.

• Rasa

Syarat air bersih/ minum adalah air tersebut tidak boleh berasa. Air yang berasa dapat
menunjukkan kehadiran berbagai zat yang dapat membahayakan kesehatan. Efeknya
tergantung penyebab timbulnya rasa tersebut. Sebagai contoh rasa asam dapat
disebabkan oleh asam organik maupun anorganik, sedangkan rasa asin dapat
disebabkan oleh garam terlarut dalam air.

• Suhu

Suhu air sebaiknya sama dengan suhu udara (25 °C), dengan batas toleransi yang
diperbolehkan yaitu 25 °C ± 3 °C. Suhu yang normal mencegah terjadinya pelarutan zat
kimia pada pipa, menghambat reaksi biokimia pada pipa dan mikroorganisme tidak

50
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 9 | 51

dapat tumbuh. Jika suhu air tinggi maka jumlah oksigen terlarut dalam air akan
berkurang, juga akan meningkatkan reaksi dalam air.

F. PENCEMARAN AIR
➢ Penyalahgunaan dan Pencemaran

Sumber air yang berada di sekeliling kita, bisanya terganggu akibat Penggunaan dan
penyalahgunaan sumber air seperti :

• Pertanian

Penghamburan air akibat ketiadaannya penyaluran air yang baik pada lahan Yang diairi
dengan irigasi (untuk penghematan dalam jangka pendek) dapat Berakibat terjadinya
kubangan dan penggaraman yang akhirnya dapat Menyebabkan hilangnya
produktivitas air dan tanah.

• Industri

Walaupun industri menggunakan air jauh lebih sedikit dibandingkan dengan Irigasi
pertanian, namun penggunaan air oleh bidang industri mungkin Membawa dampaknya
yang lebih parah dipandang dari dua segi. Pertama, Penggunaan air bagi industri sering
tidak diatur dalam kebijakan sumber daya Air nasional, maka cenderung berlebihan.
Kedua, pembuangan limbah Industri yang tidak diolah dapat menyebabkan
pencemaran bagi air Permukaan atau air bawah tanah, seihingga menjadi terlalu
berbahaya untuk dikonsumsi. Air buangan industri sering dibuang langsung ke sungai
dan saluran-saluran, mencemarinya, dan pada akhirnya juga mencemari lingkungan
laut, atau kadang-kadang buangan tersebut dibiarkan saja meresap ke dalam sumber
air tanah tanpa melalui proses pengolahan apapun. Kerusakan yang diakibatkan oleh
buangan ini sudah melewati proporsi volumenya. Banyak bahan kimia modern begitu
kuat sehingga sedikit kontaminasi saja sudah cukup membuat air dalam volume yang
sangat besar tidak dapat digunakan untuk minum tanpa proses pengolahan khusus.

• Eksploitasi sumber-sumber air secara masal oleh rumah tangga.

51
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 9 | 52

- Di negara berkembang: Di beberapa tempat di negara bagian Tamil Nadu di India


bagian selatan yang tidak memiliki hukum yang mengatur pemasangan penyedotan
sumur pipa atau yang membatasi penyedotan air tanah, permukaan air tanah anjlok 24
hingga 30 meter selama tahun 1970-an sebagai akibat dari tak terkendalikannya
pemompaan atau pengairan. Pada sebuah konferensi air di tahun 2006 wakil dari suatu
negara yang kering melaporkan bahwa 240.000 sumur pribadi yang dibor tanpa
mengindahkan kapasitas jaringan sumber air mengakibatkan kekeringan dan
peningkatan kadar garam.

- Di negara maju seperti Amerika Serikat seperlima dari seluruh tanah irigasi di AS
tergantung hanya pada jaringan sumber air (Aquifer) Agallala yang hampir tak pernah
menerima pasok secara alami. Selama 4 dasawarsa terakhir terhitung dari tahun 2006,
sistem jaringan yang tergantung pada sumber ini meluas dari 2 juta hektar menjadi 8
juta, dan kira-kira 500 kilometer kubik air telah tersedot. Jaringan sumber ini sekarang
sudah setengah kering kerontang di bawah sejumlah negara bagian. Sumber-sumber
air juga mengalami kemerosotan mutu, di samping pencemaran dari limbah industri dan
limbah perkotaan yang tidak diolah, seperti pengotoran berat dari sisa-sisa dari lahan
pertanian. Misalnya, di bagian barat AS, sungai Colorado bagian bawah sekarang ini
demikian tinggi kadar garamnya sebagai akibat dari dampak arus balik irigasi sehingga
di Meksiko sudah tidak bermanfaat lagi, dan sekarang AS terpaksa membangun suatu
proyek besar untuk memurnikan air garam di Yuma, Arizona, guna meningkatkan mutu
sungainya. Situasi di wilayah perkotaan jauh lebih jelek daripada di daerah sumber
dimana rumah tangga yang terlayani terpaksa merawat WC dengan cara seadanya
karena langkanya air, dan tanki septik membludak karena layanan pengurasan tidak
dapat diandalkan, atau hanya dengan menggunakan cara-cara lain yang sama-sama
tidak tuntas dan tidak sehat. Hal ini tidak saja mengakibatkan masalah bagi
penggunanya sendiri, tetap juga sering berbahaya terhadap orang lain dan merupakan
ancaman

bagi lingkungan karena limbah mereka lepas tanpa proses pengolahan.

G. PENGOLAHAN AIR

52
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 9 | 53

Secara alami, air diketahui murni karena tersusun dari atom hidrogen dan
oksigen yang berikatan kuat. Namun, pasokan air di seluruh dunia harus berbagi
ruang dengan hal-hal lain seperti bahan organik, mineral, bahan kimia dan
polutan buatan manusia. Ini menghasilkan solusi yang tidak dapat diminum,
karena dapat mengandung bakteri dan virus yang mematikan, di antara agen
penyebab penyakit lainnya. Untungnya, umat manusia dapat mengembangkan
berbagai metode pengolahan air untuk memungkinkan pasokan air kita aman
untuk diminum. Meskipun ada beberapa metode yang tidak efektif dalam skala
yang lebih besar, semuanya membuat air yang tidak diolah dapat dikonsumsi
manusia.

Proses pengolahan air mungkin memiliki sedikit perbedaan di berbagai lokasi,


berdasarkan pada teknologi pabrik serta jenis air yang perlu diolah. Meskipun demikian,
kepala sekolah dasarnya sama. Bagian berikut berbicara tentang proses standar
pengolahan air.

➢ Koagulasi / Flokulasi

Koagulasi adalah menambahkan aluminium sulfat cair atau tawas dan / atau polimer ke
dalam air mentah atau tidak diolah. Campuran yang dihasilkan menyebabkan partikel
kotoran di dalam air menggumpal atau saling menempel. Kemudian, kelompok partikel
kotoran menempel bersama, membentuk partikel yang lebih besar bernama flok yang
dapat dengan mudah dihilangkan melalui filtrasi atau pengendapan.

• Pengendapan

Ketika air dan gumpalan mengalami proses perawatan, mereka pergi ke bak
sedimentasi. Di sini, air bergerak perlahan, membuat partikel-partikel flok yang berat
mengendap di bagian bawah. Flok yang terakumulasi di bagian bawah dikenal sebagai
endapan. Ini

dilakukan untuk mengeringkan laguna. Filtrasi langsung tidak termasuk langkah


sedimentasi dan flok hanya dihilangkan dengan filtrasi.

• Penyaringan

53
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 9 | 54

Dalam penyaringan, air melewati filter, yang dibuat untuk mengambil partikel dari air.
Filter semacam itu terdiri dari kerikil dan pasir atau antrasit yang terkadang
dihancurkan. Filtrasi mengumpulkan kotoran yang mengapung di atas air dan
meningkatkan efektivitas desinfeksi. Filter secara teratur dibersihkan dengan cara
backwashing.

• Disinfeksi

Sebelum air masuk ke sistem distribusi, air itu didesinfeksi untuk menyingkirkan bakteri,
parasit, dan virus penyebab penyakit. Klorin juga digunakan karena sangat efektif.

• Pengeringan Lumpur

Padatan yang telah dikumpulkan dan dihilangkan dari air melalui sedimentasi dan
filtrasi dipindahkan ke laguna pengeringan.

• Fluoridasi

Fluoridasi memperlakukan persediaan air masyarakat untuk menyesuaikan konsentrasi


ion fluorida bebas ke tingkat yang optimal sehingga lubang gigi dapat dikurangi. Adalah
wajib bagi Hunter Water untuk melakukan fluoridasi air agar sesuai dengan NSW
Fluoridation of Public Water Supplies Act 1957.

• Koreksi pH

A menyesuaikan tingkat pH, kapur dikombinasikan dengan air yang disaring. Ini, juga,
menstabilkan air lunak secara alami

sehingga korosi dapat diminimalkan dalam sistem distribusi air dan saluran pipa
pelanggan.

H. BAKU MUTU AIR

➢ Standar Air Bersih

54
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 9 | 55

Pemerintah Indonesia sudah menetapkan Standar Air Bersih. Standar ini tercantum
pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 Tentang
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk
Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solusi Per Aqua, Dan Pemandian Umum.

➢ Standar air bersih untuk Sanitasi

Air yang sesuai untuk kebutuhan sanitasi yaitu air yang tidak berbau dan tidak berasa,
air yang tidak keruh atau memiliki tingkat kekeruhan yang rendah. Selain itu, air
tersebut juga tidak mengandung bakteri E-Coli, air yang mengandung kadar kimiawi
yang rendah. Kadar kimiawi itu seperti PH, zat besi, deterjen, sianida, pestisida, timbal,
seng, dll.

Apabila memiliki bak mandi, maka air harus dibersihkan secara berkala minimal 1 (satu)
kali dalam satu minggu.

➢ Standar air bersih untuk Air Minum

Air yang digunakan untuk minum seharusnya terlindung dari sumber


pencemaran, binatang yang membawa penyakit, dan tempat perkembang biakan
hewan atau bakteri seperti jentik-jentik, dll.

Selain itu, secara fisik kita pun mampu untuk menentukan air tersebut layak
diminum atau tidak dengan cara memperhatikan air itu. Air yang bersih yaitu harus tidak
berbau, warnanya jernih, rasanya tawar, dan tidak terpapar secara langsung dengan
sinar matahari atau memiliki suhu sejuk sekitar 10 – 25 derajat Celcius, dan tidak
memiliki endapan di bagian bawah air.

Air layak untuk diminum atau tidak dapat diketahui dengan melakukan pengujian di
laboratorium oleh orang yang ahli. Orang yang ahli menetapkan bahwa air itu bisa
diminum apabila tidak mengandung bahan kimia beracun dan tidak memiliki kandungan
logam seperti besi, aluminium, timbal, dll.

Kemudian, air juga layak diminum apabila tidak mengandung kuman atau bakteri
penyakit seperti E–Coli dan bakteri Salmonela yang merupakan penyebab dari penyakit

55
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 9 | 56

diare. Memang untuk mengetahuinya, perlu dilakukan uji laboratorium dulu ke dinas-
dinas terkait seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) atau Dinas Perairan.

➢ Cara Menjaga Air Tetap Bersih

Memang sulit bagi masyarakat awam untuk menilai air itu bersih atau tidak. Maka ada
beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mengubah dan menjaga supaya air yang
kita miliki tetap bersih dan tidak menimbulkan penyakit bagi diri kita.

➢ Upaya yang dilakukan :

• Merebus air dengan suhu lebih dari 100 derajat Celcius. Cara ini mampu membunuh
bakteri dan kuman penyakit yang ada di air. Sederhananya, memasak air hingga
mendidih.

• Menggunakan cara klorinasi atau memberikan cairan yang mengandung klorin (Anda
bisa mendapatkannya di toko kimia) dengan kadar yang sudah ditentukan. Cairan ini
juga mampu membunuh bakteri dan kuman penyakit. Namun, air yang tercampur klorin
ini lebih baik tidak digunakan sebagai air minum.

• Menggunakan air yang sudah melalui proses filterisasi dengan teknologi yang
canggih. Pada saat ini, sudah banyak air minum kemasan yang sudah menggunakan
teknologi filter yang sangat baik. Namun, Anda juga harus pintar memilih air

kemasan yang baik yang tidak mengandung timbal atau zat– zat berbahaya lainnya.

Jadi itulah standar baku air bersih untuk rumah Anda yang penting untuk dipahami.
Dengan begitu hidup Anda dan keluarga menjadi lebih sehat dan terhindar dari
ancaman berbagai penyakit karena air yang kotor.

56
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 9 | 57

57
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 1 0 | 58

1. LIMBAH CAIR
Secara sederhana, limbah cair atau air limbah merupakan air tidak bersih yang
terbuang dari aktivitas rumah tangga, perkantoran, perdagangan, perkebunan,
dan industri dimana mengandung berbagai zat kimia yang membahayakan
ekosistem lingkungan.
Limbah cair umumnya dapat dihasilkan dari beberapa sumber yang telah
disebutkan sebelumnya. Beberapa sumber tersebut yakni;

 Limbah Cair Rumah Tangga


Berasal dari aktivitas rumah tangga baik air bekas mandi, air seni, tinja,
serta air cucian baju dan dapur.
 Limbah Cair Kotapraja
Dihasilkan dari aktivitas perkantoran, perdagangan, restoran, hotel,
tempat umum, tempat ibadahm dan sebagainya. Kandungan dari limbah
cair ini pada dasarnya sama seperti limbah rumah tangga. 
 Limbah Cair Industri
Berasal dari berbagai aktivitas sektor industri, air limbah ini memiliki
kandungan yang bervariasi semisal amonia, lemak, garam, mineral, zat
pewarna, nitrogen, zat pelarut, logam, dan sebagainya. Merupakan
sumber limbah cair yang tergolong paling rumit pengolahannya.
Bahaya limbah cair memiliki sifat kontaminasi kepada segmen kehidupan,
membuat jenis limbah ini diwajibkan oleh setiap negara untuk diolah baik
secara mandiri maupun dengan menggunakan penyedia jasa pengolahan
limbah.
Adapun tujuan sederhana pengolahan limbah cair sendiri diketahui yakni
untuk menetralkan limbah cair dari sejumlah material zat-zat, baik yang
bersifat kontaminan, organic biodegradable maupun material tersuspensi.
Tujuan lainnya juga diketahui untuk meminimalkan kadar bakteri patogen
dalam kandungan limbah cair tersebut.

58
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 1 0 | 59

 Cara Pengolahan Limbah Cair


Keharusan pengolahan limbah cair yang wajib dilakukan oleh siapapun
dan aktivitas apapun yang menghasilkannya, membuat beragam inovasi
pun bermunculan dari sektor pengolahan limbah cair. Meskipun terdapat
beragam inovasi, secara umum, pengolahan limbah cair pasti
diimplementasikan melalui dua cara yakni alami (organik) dan buatan.
Jika cara alami biasanya menggunakan kolam stabilisasi (stabilisation
pond), cara buatan umumnya menggunakan instalasi pengolahan air
limbah (IPAL).
Selain kedua cara yang umum ini, limbah cair pada dasarnya juga dapat
ditinjau dari proses pengolahannya. 
Adapun proses-proses tersebut terbagi menjadi tiga yakni proses
pengolahan limbah cair primer, sekunder, dan tersier atau lanjutan.
 Pengolahan Primer
Langkah pendahuluan pengolahan limbah cair dimana proses dilakukan
untuk menghilangkan koloid, padatan tersuspensi, hingga penetralan
secara fisika dan kimia.
 Pengolahan Sekunder
Setelah melalui tahap pertama, tahap kedua yakni ditujukan untuk
menghilangkan senyawa-senyawa polutan organik yang terlarut. Biasanya
proses ini dilakukan secara biologis.
 Pengolahan Tersier (lanjutan)
Tahapan akhir proses pengolahan limbah cair dimana dilakukan secara
biologis, fisika, kimia, atau kombinasi ketiga caranya dengan tujuan untuk
memproduksi air olahan dengan kualitas lebih baik dari air tercemar.

2. LIMBAH PADAT
Secara umum pengertian limbah, limbah padat dan sampah adalah sebagai
berikut.

59
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 1 0 | 60

1) Limbah adalah bahan sisa pada suatu kegiatan dan atau proses produksi.
Jenis limbah di rumah sakit tersebut terdiri dari limbah padat, limbah cair,
limbah radioaktif dan limbah gas (Kusumanto, 1992) 
2) Limbah padat (solid waste atau refuse) lazim disebut sampah. Limbah
padat yang dimaksud tidak termasuk human waste (Anonim, 1987). 
 Sampah adalah semua zat benda yang timbul dari perbuatan manusia
yang dibuang karena tidak digunakan atau diinginkan oleh pemiliknya
(Saruji, 1985).

 Apa itu Limbah Padat?


Menurut UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, limbah
padat didefinisikan sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia
dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Sedangkan berdasarkan SNI
19-2454-1991 yang telah diperbaharui dalam SNI 19-2454-2002 tentang
Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan, limbah
padat adalah limbah yang bersifat padat terdiri atas bahan organik dan
bahan anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola
agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi
pembangunan.

 Kemudian berdasarkan pada Istilah Lingkungan untuk


Manajemen, Ecolink 1996, limbah padat merupakan suatu bahan yang
terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun
proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian,
limbah padat merupakan sisa/hasil kegiatan manusia, yang berbentuk
organik dan anorganik yang dapat membahayakan lingkungan sehingga
diperlukan pengelolaan dan pengolahan yang baik. Limbah Padat dapat
dihasilkan dari berbagai jenis kegiatan seperti pemukiman, perkantoran,
industri, sekolah, pasar, dan fasilitas umum lainnya. Gambar dibawah ini
menunjukkan timbulan limbah padat di DKI Jakarta pada tahun 2005 yang

60
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 1 0 | 61

menunjukkan bahwa penghasil limbah padat terbesar adalah pemukiman


dan perkantoran.

 Jenis-Jenis Limbah Padat


Pengelolaan limbah padat adalah rangkaian kegiatan yang mencakup
penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan limbah dan
pembuangan akhir atau penimbunan basil pengolahan tersebut. 
Berdasarkan komposisinya, limbah padat dibed

akan menjadi dua, yaitu (Artiningsih, 2008):


3)

a. Limbah Padat Basah


Limbah padat basah merupakan limbah padat yang berbentuk
bahan- bahan organik yang mudah terurai oleh mikroorganisme.
Proses penguraian akan terjadi bila limbah padat dibiarkan dalam
keadaan basah dan berada pada temperatur optimum sekitar 200-
300C. Pada umumnya limbah padat basah dimanfaatkan sebagai
kompos. Contoh dari limbah padat basah, yaitu sisa makanan,
sayuran, kulit buah lunak, dan daun.
b. Limbah Padat Kering
Limbah padat kering merupakan limbah padat yang berbentuk
bahan organik dan anorganik. Pada umumnya limbah padat kering
tidak cepat terurai mikroorganisme sehingga sulit mengalami
pembusukan. Limbah padat kering anorganik dapat dimanfaatkan
kembali menjadi produk lain yang bermanfaat. Contoh dari limbah
padat kering, yaitu kertas, plastik, wadah pembungkus makanan
atau minuman, kaleng, kayu, logam, dan gelas atau kaca.
3. DEFINISI DAN HUBUNGAN LIMBAH CAIR DAN KESEHATAN
Limbah dapat ditemukan di mana saja. Mulai dari limbah rumah tangga,
perkantoran, industri, atau asap kendaraan di jalan raya. Mirisnya, karena sudah
“lumrah” kita temui, seringkali permasalahan ini tidak lagi dianggap serius.
Misalnya, ketika kita melewati atau bahkan tinggal di sekitar lokasi pembuangan

61
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 1 0 | 62

akhir sampah, kita mungkin hanya akan terganggu oleh baunya yang tidak sedap
dan menganggapnya enteng, padahal sebenarnya terdapat bahaya yang diam-
diam mengintai kesehatan tubuh.

 Limbah Udara
imbah udara dapat menyebabkan polusi udara. Asap dan partikulat
merupakan dua jenis limbah udara yang dapat membahayakan
kesehatan. Terutama partikulat, karena bentuknya yang berupa partikel
halus, sehingga sulit terlihat oleh mata telanjang. Tanpa kita sadari,
partikulat dapat terhirup dan menimbulkan penyakit yang berbahaya.
Partikulat berasal dari knalpot mesin diesel, pembakaran kayu, dan
pembangkit listrik tenaga batu bara. Sedangkan limbah asap umumnya
berasal dari kendaraan-kendaraan kecil
Limbah asap atau partikulat dalam polusi udara ini dapat
menyebabkan berbagai dampak terhadap kesehatan, seperti :
1. Gangguan paru-paru, serangan jantung, gagal jantung, dan stroke.
Penyakit-penyakit ini banyak ditemui di daerah dengan tingkat
polusi udara yang tinggi.
2. Pada wanita hamil, bisa membahayakan janin dalam kandungan.
Misalnya, memengaruhi perkembangan otak janin, sehingga
memiliki kemungkinan mengalami ADHD atau lebih dikenal dengan
sebutan hiperaktif.
 Limbah Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Tidak hanya bau tidak sedap, tempat pembuangan sampah ini juga
memiliki efek jangka panjang, antara lain:
1) Berpotensi memicu beberapa jenis kanker, kecacatan janin, bayi lahir prematur,
atau bayi lahir dengan berat badan yang kurang. Akan tetapi, lokasi tempat
tinggal bukan satu-satunya faktor yang bisa menjadi penyebab. Hingga kini
masih belum dapat dipastikan apakah kondisi-kondisi tersebut berkaitan dengan
kimia beracun yang terdapat di TPA.

62
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 1 0 | 63

2) Pencemaran air yang disebabkan oleh limbah TPA dapat berdampak buruk
terhadap kesehatan. Penduduk yang tinggal di sekitar TPA berisiko terkena
penyakit hepatitis, kolera, giardiasis, dan blue baby
syndrome (methemoglobinemia), akibat mengonsumsi air yang tercemar.
Bahkan beberapa zat, seperti benzene, yang diketahui bersifat karsinogenik atau
dapat menyebabkan kanker, juga bisa mencemari air di sekitar lokasi TPA.

Limbah pada air


Air limbah adalah air yang sudah tercemar antropogenik. Limbah yang mencemari air
dapat berasal dari kotoran manusia, pembuangan tangki septik, pembuangan limbah
pabrik, air buangan dari sisa pencucian, dan masih banyak lagi.
Air yang sudah terkontaminasi dengan limbah ini bisa menimbulkan berbagai penyakit,
seperti:

1. Diare, apabila mengonsumsi air yang tercemar bakteri atau parasit. Diare
yang parah bisa berujung pada kematian

2. Penyakit methemoglobinemia atau blue baby syndrome, bila


mengonsumsi air minum yang tercemar nitrat, atau tinggi akan kandungan
nitrat.

1) Penyakit infeksi, seperti hepatitis A, kolera, dan giardiasis, bila


mengonsumsi air yang terkontaminasi bakteri dan virus.

2) Penyakit ginjal, penyakit hati, dan risiko bayi lahir cacat.

Baik terlihat atau tidak terlihat, limbah tetap memiliki dampak buruk bagi
kesehatan. Mungkin saja tidak dirasakan segera, namun akan
menimbulkan efek negatif dalam jangka panjang. Guna mengurangi atau
bahkan menghilangkan ancaman bahaya dari limbah, diperlukan
pengolahan limbah yang baik dan kesadaran untuk menjaga kebersihan
lingkungan.

4. DAN SUMBER SERTA PENGGOLONGAN LIMBAH

63
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 1 0 | 64

Limbah rumah tangga memiliki dampak yang buruk bagi lingkungan. Banyak
orang tidak menyadari besarnya pengaruh limbah rumah tangga terhadap
kehidupan masyarakat dan kelestarian lingkungan. Menyalurkan limbah rumah
tangga ke alam bebas tanpa melalui proses pengolahan, akan membawa
dampak buruk yang berkepanjangan bagi keberlangsungan hidup ekosistem.

Daerah perkotaan dengan jumlah penduduk yang padat, memiliki permasalahan


pada pembuangan limbah rumah tangga. Permukiman padat di perkotaan
banyak yang tidak dilengkapi dengan sumur resapan untuk mengolah kembali air
ataupun mengendapkan limbah cair rumah tangga yang dihasilkan dari berbagai
aktivitas, seperti: mandi, buang air kecil, buang air besar, cuci tangan, cuci alat
masak dan alat makan, cuci pakaian, cuci kendaraan ataupun aktivitas lainnya.

Banyak rumah secara sengaja mengalirkan buangan limbah tersebut ke selokan


ataupun sungai yang ada disekitarnya. Hal ini mengakibatkan munculnya
kerusakan lingkungan yang akan membawa dampak buruk lain pada kehidupan
di masyarakat. Bila limbah dibuang langsung ke sungai, air sungai akan tercemar
oleh zat kimia dan berbagai bakteri berbahaya yang akan menyebar lebih luas.
Dengan begitu air sungai tidak lagi bisa dimanfaatkan sebagai sumber air bersih.

Berbagai dampak yang dihasilkan dari proses pembuangan air limbah rumah
tangga ke alam bebas, antara lain;

Dampak dari Aspek Kesehatan, air limbah yang berasal toilet mengandung


bakteri E. Coli yang dapat menyebabkan penyakit perut seperti typhus, diare,
kolera. Bila tidak diolah secara memadai, limbah toilet bisa merembes ke dalam
sumur (apalagi bila jarak antara sumur dan septic tank tidak sesuai baku mutu,
seperti yang banyak ditemukan di permukiman padat). Bila air sumur yang sudah
tercemar tersebut dimasak, bakteri akan mati, tetapi bakteri tetap dapat
menyebar melalui proses lain, seperti; cuci piring, mandi, gosok gigi, wudhu dan
kegiatan penggunaan air sumur lainnya tanpa melalui proses memasak.

64
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 1 0 | 65

Dampak dari Aspek Lingkungan, jenis limbah tertentu, seperti limbah cuci


mengandung bahan kimia deterjen yang dapat mempengaruhi tingkat
keasaman/pH tanah. Limbah dengan kandungan bahan kimia yang dibuang ke
sungai dapat mematikan tumbuhan dan hewan tertentu yang hidup di sungai.
Keadaan ini dapat merusak ekologi sungai secara keseluruhan dalam waktu
yang berkelanjutan.

Air mengandung kadar oksigen, dan bisa berkurang saat ada komponen lain
masuk ke dalamnya. Jika kadar oksigen di dalam air berkurang, maka kualitas
air pun bisa dikatakan buruk. Di dalam air terdapat ekosistem yang harus dijaga
keseimbangannya.

Jika air tercemar limbah seperti sampah ataupun bahan kimia, hal ini akan
mengganggu makhluk hidup yang hidup di dalamnya. Tidak hanya hewan-hewan
yang hidup di dalamnya, tumbuhan air pun akan terganggu produktivitasnya
karena air berguna sebagai pembentuk protoplasma yang berperan dalam
proses transpirasi dan fotosintesis.

Dampak dari Aspek Estetika, seperti halnya limbah padat, air limbah yang tidak


diolah dapat menimbulkan masalah bau yang tidak sedap dan menghadirkan
lingkungan yang tidak elok dipandang.

Terdapat berbagai cara yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah limbah
cair rumah tangga, salah satunya dengan IPAL (Instalasi Pengolahan Air
Limbah). IPAL adalah sarana untuk mengolah limbah cair (limbah dari toilet, dari
air cuci/kamar mandi). IPAL yang sangat dikenal oleh masyarakat luas adalah
IPAL untuk limbah toilet atau lebih dikenal juga dengan sebutan septic tank.

Melalui Satuan Kerja Infrastruktur Berbasis Masyarakat, Direktorat


Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, Kementerian PUPR,
pemerintah membantu masyarakat berpenghasilan rendah dalam terbangunnya
IPAL komunal di berbagai daerah padat perkotaan di Indonesia.

65
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 1 0 | 66

IPAL dibangun secara komunal yang mengakomodir 70 kepala keluarga atau


setara dengan 350 jiwa dalam setiap hektarnya dan dioperasikan secara
swadaya oleh masyarakat penerima manfaat. Komponen IPAL Komunal terdiri
dari unit pengolah limbah, jaringan perpipaan (bak kontrol & lubang perawatan)
dan sambungan pipa dari rumah ke rumah warga. Dengan begitu, IPAL yang
terbangun akan memiliki fungsi:

1) Membantu mitigasi persoalan gangguan kesehatan. Dengan adanya IPAL


yang sesuai dengan standar, air bersih dapat terhindar dari bakteri dan
kuman seperti E. Coli.

2) Memitigasi persoalan lingkungan yang lebih buruk. Dengan adanya IPAL,


sumber-sumber air bersih dapat terjaga kualitasnya sebagai bahan baku
pengolahan air bersih selanjutnya.

3) Dari segi estetika dan keindahan, IPAL membantu mengisolasi bau dan


meminimalkan pemandangan yang tidak elok dilihat. Banyak IPAL yang
sudah dibangun, dikreasikan sedemikian rupa dengan menghadirkan
berbagai sarana lain yang bermanfaat bagi masyarakat dengan
menyematkan warna-warni yang menarik. Pada akhirnya IPAL memiliki
banyak fungsi yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dan juga IPAL
dapat mempercantik lingkungan

5. PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK DAN NON DOMESTIK

Pengelolaan sampah domestik (non bahan berbahaya dan beracun) merupakan


salah satu aspek penting pengelolaan lingkungan baik dilingkungan perumahan,
perusahaan maupun perkotaan. ... Hampir semua perumahan, perusahaan dan
pemerintah kota/kabupaten menghadapi hambatan yang sama
dalam pengelolaan sampah

Sampah domestik merupakan sampah yang dihasilkan dari kegiatan atau


lingkungan rumah Page 2 Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 2 tangga

66
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 1 0 | 67

sedangkan sampah non domestik merupakan sampah yang berasal


dari sampah komersil, sampah industri, sampah institusi, sampah bangunan, sa
mpah pelayanan kota, lumpur instalasi .

6. TEKNOLOGI PENGELOLAAN SAMAPAH DIRUMAH TANGGA DAN PROSES


AKHIR SAMPAH

 Di bawah ini adalah langkah-langkah dalam meminalisir dan


mengelola sampah rumah tangga.

1) Hindari plastik. ...

2) Beli produk yang memiliki kemasan minimal. ...

3) Buatlah kompos dari limbah dapur. ...

4) Lakukan transaksi secara elektronik. ...

5) Pertimbangkan membuat sabun dan deterjen sendiri. ...

6) Gunakan kembali plastik bekas.

67
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 1 0 | 68

68
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 1 2 | 69

a) Pengertian Sampah Medis


Limbah medis adalah hasil buangan dari suatu aktivitas medis. Limbah
medis harus sesegera mungkin diolah setelah dihasilkan dan penyimpanan menjadi
pilihan terakhir jika limbah tidak dapat langsung diolah. Sampah pada dasarnya
merupakan suatu bahan yang terbuang atau di buang darisuatu sumber hasil aktivitas
manusia maupun proses-proses alam yang tidak mempunyai nilai ekonomi, bahkan
dapat mempunyai nilai ekonomi yang negatif karena dalam penanganannya baik untuk
membuang atau membersihkannyamemerlukan biaya yang cukup besar. Menurut
separtemen kesehatan republik indonesia yang di sebut sebagai sampah medis adalah
berbagai jenis buangan yang di hasilkan rumah sakit unit-unit pelayanan kesehatan
yang dapat membahayakan dan menimbulkan ganguan kesehatan bagi manusia,yakni
pasien maupun masyarakat.

b) Karakteristik Sampah Medis

Karakteristik limbah medis padat yang dihasilkan dari fasilitas pelayanan


kesehatan gigi yaitu terdiri dari limbah infeksius non benda tajam, infeksius benda
tajam, patologi, kimia, beracun, farmasi serta radioaktif. Limbah infeksius non benda
tajam dari klinik gigi di indoneisa diperoleh persentase sebesar 97,35%, limbah
infeksius benda tajam 2,56%, dan limbah patologi 0,09%. Sedangkan klinik gigi di
Gorgan Iran utara dihasilkan limbah infeksius sebesar 84,96%, Kimia 14,08% dan
beracun 0,96%. Untuk RSGM dihasilkan limbah medis padat dengan karakteristik
benda tajam, patologi, infeksius, farmasi, kimia serta radioaktif. Menurut PP No. 18
Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. ,
karakteristik limbah berbahaya dan beracun (B3) antara lain:

Mudah meledak (Explosive) adalah limbah yang melalui reaksi kimia


dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat
dapat merusak lingkungan.

69
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 1 2 | 70

Mudah terbakar (Ignitable dan Flamable) adalah limbah yang bila


berdekatan dengan api, percikan api, gesekan atau sumber nyala lain akan
mudah menyala atau terbakar dan bila telah menyala akan terus terbakar hebat
dalam waktu lama.

Bersifat reaktif adalah limbah yang menyebabkan kebakaran karena


melepaskan atau menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak
stabil dalam suhu tinggi.

Beracun (Toxic) adalah limbah yang mengandung racun yang berbahaya


bagi manusia dan lingkungan. Limbah B3 dapat menimbulkan kematian atau
sakit bila masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, kulit atau mulut. Penentuan
sifat racun untuk identifikasi limbah ini dengan menggunakan bahan baku
konsentrasi TCLP (Toxicity Characteristic Leaching Prosedure).

Menyebabkan infeksi (Infectious) adalah limbah laboratorium yang


terinfeksi penyakit atau limbah yang mengandung kuman penyakit, seperti
bagian tubuh manusia yang diamputasi dan cairan tubuh manusia yang terkena
infeksi.

Bersifat Korosif
Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit
Mempunyai pH ≤ 2 untuk limbah bersifat asam dan ≥ 12,5 untuk limbah
yang bersifat basa.

c) Jenis Sampah Menurut Sumbernya


Jenis jenis sampah berdasarkan sifatnya terbagi menjadi tiga yakni sampah
organik atau degradable, sampah anorganik atau undegradable dan sampah beracun
atau B3.
 Organik (Degradable)
o Sampah organik merupakan jenis sampah mudah membusuk misal sisa
makanan, sayuran, daun kering dan lainnya. Kelebihan dari sampah ini
dapat diolah sehingga dapat digunakan sebagai pupuk kompos.

70
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 1 2 | 71

 Anorganik (Undegradable)
o Selanjutnya adalah jenis sampah anorganik yang merupakan sampah
tidak mudah membusuk, antara lain seperti plastik wadah, kertas, botol,
gelas minuman, kayu, pembungkus makanan, dan masih banyak lagi.
Sampah ini dapat Anda jadikan sampah komersial atau sampah yang
pada nantinya laku dijual guna dijadikan produk lain. Dengan sampah ini
Anda juga dapat membuat suatu kerajinan tangan seperti tas yang
menarik.
 Beracun (B3)
o Berikutnya adalah sampah B3 atau beracun, biasanya sampah ini berasal
dari limbah rumah sakit, limbah pabrik atau lainnya. Menurut Undang-
Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah, yang termasuk sampah B3 ialah sampah yang mengandung
bahan berbahaya dan beracun. Sampah B3 ini memiliki ciri lain yakni
sampah yang belum dapat diolah dengan cara teknologi dan timbul
secara periodik.

Jenis jenis sampah berdasarkan sumbernya terbagi menjadi 6 bagian. Dilansir dari
Liputan6.com, berikut adalah jenis-jenis sampah berdasarkan sumbernya:

 Sampah industri ialah sampah yang berasal dari daerah industri yang terdiri dari
sampah umum dan limbah berbahaya cair atau padat.
 Sampah konsumsi ialah sampah yang dihasilkan oleh manusia dari proses
penggunaan barang seperti kulit makanan dan sisa makanan.
 Sampah manusia ialah sampah hasil dari pencernaan manusia, seperti feses
dan urin.
 Sampah pertambangan.
 Sampah alam sampah yang diproduksi di kehidupan liar dan melalui proses daur
ulang alami, seperti daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah.

Sampah nuklir ialah sampah yang dihasilkan dari fusi dan fisi nuklir yang menghasilkan
uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan juga manusia.

71
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 1 2 | 72

d) Pengaruh Limbah Rumah Sakit Terhadap Lingkungan Dan


Kesehatan

Pengaruh limbah rumah sakit terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan dapat
menimbulkan berbagai masalah seperti:

 Gangguan kenyamanan dan estetika, berupa warna yang berasal dari sedimen,
larutan, bau phenol, eutrofikasi dan rasa dari bahan kimia organic, yang
menyebabkan estetika lingkungan menjadi kurang sedap dipandang.

 Kerusakan harta benda, dapat disebabkan oleh garam-garam yang terlarut


(korosif dan karat) air yang berlumpur dan sebagainya yang dapat menurunkan
kualitas bangunan disekitar rumah sakit.

 Gangguan/ kerusakan tanaman dan binatang, dapat disebabkan oleh virus,


senyawa nitrat, bahan kimia, pestisida, logam nutrient tertentu dan fosfor.

 Gangguan terhadap kesehatan manusia, dapat disebabkan oleh berbagai jenis


bakteri, virus, senyawa-senyawa kimia, pestisida, serta logam berat seperti Hg,
Pb dan Cd yang bersal dari bagian kedokteran gigi

 Gangguan genetic dan reproduksi.

 Pengelolaan sampah rumah sakit yang kurang baik akan menjadi tempat yang
baik bagi vector penyakit seperti lalat dan tikus.

 Kecelakaan kerja pada pekerja atau masyarakat akibat tercecernya jarum suntik
atau benda tajam lainnya.

 Insiden penyakit demam berdarah dengue meningkat karena vector penyakit


hidup dan berkembangbiak dalam sampah kaleng bekas atau genangan air.

 Proses pembusukan sampah oleh mikroorganisme akan menghasilkan gas-gas


tertentu yang menimbulkan bau busuk.

72
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 1 2 | 73

 Adanya partikel debu yang berterbangan akan mengganggu pernafasan,


menimbulkan pencemaran udara yang akan menyebabkan kuman penyakit
mengkontaminasi peralatan medis dan makanan rumah sakit.

 Apabila terjadi pembakaran sampah rumah sakit yang tidak saniter asapnya
akan mengganggu pernafasan, penglihatan dan penurunan kualitas udara.

e) Peraturan Pengelolaan Sampah Medis

Siapkan tempat sampah tertutup dan kantong sampah khusus untuk limbah
infeksius,bila ada suspek dan probable, simpan tempat sampah di salah satu sudut
kamar isolasi. Saat tempat sampah sudah penuh dan harus dibuang, jangan lupa
untuk membungkus limbah infeksius tersebut.

Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pengelolaan Limbah


Berbahaya dan Beracun. Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan
yang menghasilkan limbah B3 dilarang membuang limbah B3 yang dihasilkannya itu
secara langsung ke dalam media lingkungan hidup, tanpa pengolahan terlebih
dahulu.

Limbah Medis adalah hasil buangan dari aktifitas medis pelayanan


kesehatan.Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah pusat,
pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.

Pengelolaan Limbah Medis Fasilitas Pelayanan Kesehatan Berbasis Wilayah


adalah upaya pengelolaan limbah medis Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang
seluruh tahapannya dilakukan di suatu wilayah sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan daerah.Pengelola Limbah Medis Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang
selanjutnya disebut Pengelola adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang
melakukan pengelolaan Limbah Medis di luar Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

73
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 1 2 | 74

Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang


kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil
Presiden dan menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang kesehatan. Pemerintah Daerah adalah kepala
daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.

74
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 1 2 | 75

1. Standar Pengelolaan Sampah

Salah satu langkah menjaga lingkungan ialah dengan membuang sampah


pada tempatnya dan menjaga lingkungan agar bersih dari sampah. Untuk itu,
standardisasi pengelolaan sampah dari hulu ke hilir diperlukan agar
pengelolaannya berjalan efektif. Sistem tersebut akan mendorong
perkembangan bisnis baru jasa pengelolaan sampah yang terpadu. Kini, bisnis
jasa pengelolaan sampah yang lebih bertanggung jawab terus berkembang di
Indonesia sebagai bentuk perbaikan pengelolaan sampah dari sumbernya
melalui pendekatan dari bawah ke atas (bottom up).

Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan


Kehutanan, Novrizal Tahar, menyatakan circular economy sudah menjadi
konsep dan tema besar dari pengelolaan sampah di Indonesia. Karena itu,
penting untuk membangun ekosistem yang baik dan bukan hanya sebatas spot-
spot tertentu, melainkan juga proses dari hulu ke hilir. Untuk itu, diperlukan pula
instrumen-instrumen pendukung. Misalnya, standar yang dibuat Pusat
Standardisasi Lingkungan dan Kehutanan (Pustanlinghut).

Standar itu sejalan dengan Peraturan Menteri LHK Nomor P.75 Tahun 2019
tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen yang diharapkan dapat
mendukung penguatan siklus ekonomi di Indonesia. Salah satunya dengan
adanya peran dan tanggung jawab dari produsen untuk mengurangi sampahnya
sebesar 30% dalam 10 tahun yang akan meningkatkan bahan baku industri daur
ulang. Pemerintah pun memberikan dukungan dalam bentuk insentif bagi para
pengusaha yang menjalankan peraturan tersebut.

Insentif fi skal perlu kita berikan kepada teman-teman yang memang


memanfaatkan bahan baku dari sampah dalam negeri sebagai bahan baku
industrinya, apakah industri kertas, plastik, logam, karet, tekstil, dan lain
sebagainya. Dengan begitu, akan menarik pembangunan industri daur ulang
karena ada insentif fiskal dan membantu persoalan pangelolaan sampah di
Indonesia, terang Novrizal dikutip dari laman KLHK, beberapa waktu lalu.
Pustanlinghut telah menyusun enam Standar Nasional Indonesia (SNI) kriteria

75
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 1 2 | 76

Ekolabel produk yang mengandung material daur ulang atau skema Ekolabel
tipe 1 meliputi standar mengenai tas belanja plastik berbahan daur ulang.

Misalnya, kertas cetak tanpa salut dan kertas multiguna (kertas fotokopi),
kertas tisu untuk kebersihan, kertas kemas, furnitur, dan kaca lembaran. Skema
tersebut menetapkan kriteria, ambang batas, metode uji, atau verifikasi
kandungan material daur ulang yang digunakan sebagai bahan baku. Sementara
itu, untuk skema Ekolabel tipe 2, Pustanlinghut mengembangkan skema
Swadeklarasi yang diverifi kasi secara independen oleh pihak ketiga. Penerapan
skema Ekolabel dan Swadeklarasi yang terverifi kasi ini mendukung penerapan
Peraturan Menteri LHK No P.75/2019.

Produk yang sudah memenuhi kesesuaian terhadap SNI ataupun yang


memenuhi klaim berbahan daur ulang atau recycle content itu, antara lain produk
tas belanja plastik minimal 80% bahan daur ulang, kemasan deterjen, air minum
dalam kemasan, kertas fotokopi, serta kertas kemas dengan 100% serat daur
ulang. dar itu dapat dimanfaatkan semua pihak dalam kerangka penanggulangan
sampah di Indonesia.

2. Jenis Limbah Pada Medis

Berdasarkan pengertian limbah medis, limbah medis terbagi menjadi


beberapa jenis. Sebanyak 85% dari limbah tersebut sama seperti limbah atau
sampah pada umumnya. Namun, sekitar 15% nya merupakan limbah berbahaya
yang harus benar-benar diperhatikan pengolahannya untuk mencegah
penyebaran penyakit.

Berikut Jenis-jenis Limbah Medis Menurut Organisasi Kesehatan Dunia


(WHO)

1. Limbah infeksius adalah limbah yang mengandung darah atau cairan tubuh
yang biasanya berasal dari prosedur medis tertentu, seperti operasi atau
pengambilan sampel di laboratorium. Limbah ini juga bisa berasal dari berbagai

76
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 1 2 | 77

bahan sekali pakai yang digunakan untuk menyerap darah atau cairan tubuh,
seperti kain kasa atau selang infus. Darah maupun cairan tubuh, seperti air liur,
keringat, dan urine, bisa saja mengandung bakteri, virus, maupun sumber
penyakit lain yang bisa menular. Oleh karena itu, limbah ini disebut sebagai
limbah infeksius.
2. Limbah patologis adalah limbah medis yang berupa jaringan manusia, organ
dalam tubuh, maupun bagian-bagian tubuh lainnya. Limbah ini biasanya
dihasilkan setelah prosedur operasi dilakukan.
3. Limbah benda tajam Pada beberapa prosedur perawatan penyakit, alat-alat
yang tajam seperti jarum suntik, pisau bedah sekali pakai, maupun silet akan
digunakan. Beekas alat yang tajam tersebut, harus dibuang di kotak tersendiri
berwarna kuning terang dan bertuliskan khusus untuk benda tajam. Perlakuan
untuk limbah medis yang satu ini memang perlu dilakukan dengan sangat hati-
hati.
4. Limbah kimia selain yang bersifat biologis limbah medis juga bisa bersifat kimia.
Contoh limbah kimia dari fasilitas kesehatan adalah cairan reagen yang
digunakan untuk tes laboratorium dan sisa cairan disinfektan.
5. Limbah farmasi Limbah medis yang satu ini juga perlu dikelola dengan baik.
Sebab jika dibuang sembarangan, maka bukan tidak mungkin ada orang-orang
tak bertanggung jawab yang menyalahgunakannya. Contoh limbah farmasi di
fasilitas kesehatan adalah obat-obat yang sudah kedaluwarsa, maupun yang
sudah tidak layak konsumsi karena adanya kontaminasi. Selain obat, vaksin
yang tak terpakai juga masuk sebagai kategori limbah farmasi.
6. Limbah sitotoksik adalah buangan atau sisa produk dari barang-barang beracun
yang sifatnya sangat berbahaya karena bisa memicu kanker hingga
menyebabkan mutasi gen. Contoh limbah sitotoksik adalah obat yang
digunakan untuk kemoterapi.
7. Limbah radioaktif adalah limbah yang berasal dari prosedur radiologi, seperti
rontgen, CT Scan, maupun MRI. Limbah tersebut bisa berupa cairan, alat,
maupun bahan lain yang digunakan yang sudah terpapar dan bisa
memancarkan gelombang radioaktif.

77
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 1 2 | 78

8. Limbah biasa Sebagian besar limbah medis merupakan limbah biasa yang
dihasilkan dari kegiatan harian di fasilitas kesehatan rumah sakit, seperti
makanan untuk pasien, bungkus plastik alat medis, dan lain-lain.
 Resiko Limbah Medis
Jika tidak dikelola dengan benar, limbah medis bisa membahayakan,
terutama bagi para petugas medis dan petugas kebersihan rumah sakit. Berikut
ini beberapa risiko yang mungkin timbul.
1. Luka atau sayatan akibat tertusuk jarum suntik bekas atau pisau bedah
bekas.
2. Paparan racun yang membahayakan kesehatan.
3. Luka bakar kimiawi.
4. Peningkatan, polusi udara apabila limbah medis dimusnahkan dengan
cara dibakar.
5. Risiko terkena paparan radiasi berlebih tanpa pengaman.
6. Peningkatan risiko penyakit berbahaya seperti HIV dan hepatitis.

Itulah alasannya, limbah medis memerlukan pengelolaan khusus. Biasanya,


di fasilitas kesehatan, ada tim khusus yang bertugas untuk memastikan semua
limbah medis sudah dibuang dengan cara yang benar.

3. Pengelolaan Limbah Padat Rumah Sakit

Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius,
limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah
kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan dan limbah dengan
kandungan logam berat yang tinggi.

 Pemilahan Dan Pewadahan Limbah Rumah Sakit Yang Padat


a. Pemilahan limbah medis harus dimulai dari sumber yang menghasilkan
limbah.
b. Disediakan dua tempat sampah denga pedal (sampah medis dan non medis)

78
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 1 2 | 79

c. Limbah yang akan di manfaatkan kembali harus dipisahkan dari limbah yang
tidak dimanfaatkan kembali.
d. Limbah benda tajam harus dikumpulkan dalam satu wadah tanpa
memperhatikan terkontaminasi atau tidak. Wadah tersebut harus anti tusuk,
anti bocor, ringan, tahan karat, permukaan rata dan tidak mudah untuk
dibuka (dibeberapa RS mempergunakan jerigen dan diisi label).
e. Kantong plastik diangkat setiap hari atau kurang dari sehari bila sampah
mencapai kapasitas 2/3 dari tempat sampah.
f. Sangat dihindari limbah ini didaur ulang.
g. Jenis wadah dan labelnya.
h. Limbah sitotoksis disimpan dalam wadah yang kuat, anti bocor dan
diberikan label dan tulisan “ Limbah Sitotoksis “.
i. Semua limbah yang berasal dari kamar operasi dikategorikan sampah
infeksius.
 Pengumpulan, Pengangkutan dan Pemusnahan Limbah Medis Padat
a. Pengumpulan limbah medis padat dari setiap ruangan menggunakan
troli khusus yang tertutup.
b. Penyimpanan limbah disesuaikan dengan iklim tropis yaitu musim
hujan paling lama 48 jam (2 hari), musim panas paling lama 24 jam.
c. Sampah medis yang diangkut ke luar dari RS harus mempergunakan
angkutan khusus.
d. Sampah medis padat dapat dihancurkan di incinerator dengan suhu
diatas 100 C.

4. Pengelolaan Limbah Cair Di Rumah Sakit

Rumah sakit adalah salah satu unit yang memproduksi kegiatan yang
dilakukan di rumah sakit. Aktivitas yang lebih kompleks akan menjadi limbah
besar / masalah limbah yang harus diatasi. Sampah atau limbah rumah sakit
adalah limbah bahan yang dapat menyebabkan masalah kesehatan lingkungan

79
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 1 2 | 80

karena berbagai bahan yang dapat menyebabkan dampak kesehatan dan


menyebabkan cedera (Depkes RI 1992).

pengelolaan limbah cair sangat baik di mana manajer telah dapat menilai
penggunaan sistem limbah cair limbah cair rumah sakit. Limbah cair harus
dikumpulkan dalam kontainer (wadah) yang sesuai dengan karakteristik bahan
kimia dan radiologi, volume, dan prosedur penanganan dan penyimpanannya.

 Saluran pembuangan limbah harus menggunakan sistem saluran tertutup,


kedap air, dan limbah harus mengalir dengan lancar, serta terpisah dengan
saluran air hujan.
 Rumah sakit harus memiliki instalasi pengolahan limbah cair sendiri atau
bersama-sama dengan bangunan disekitarnya yang memenuhi persyaratan
teknis, apabila belum ada atau tidak terjangkau sistem pengolahan air limbah
perkotaan.
 Perlu dipasang alat pengukur debit limbah cair untuk mengetahui debit hairan
limbah yang dihasilkan.
 Perlu dipasang alat pengukur debit limbah cair untuk mengetahui debit hairan
limbah yang dihasilkan.
 Air limbah dari dapur harus dillengkapi penangkap lemak dan saluran air limbah
harus dilengkapi/ditutup dengan grill.
 Air limbah yang berasal dari laboratorium dan instalasi medis lain (mis:
hemodialisa, kamar bedah, dll) yang menghasilkan limbah cari harus diolah di
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), yang sesuai dengan regulasi yang
berlaku.
 Frekuensi pemeriksaan limbah cair terolah (efflunt) dilakukan setiap bulan
sekali untuk swapantau dan minimal 3 bulan sekali uji petik sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

Limbah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya); seperti misalnya : Limbah Cair


Bahan Kimia Radiologi, Oli Bekas, Limbah Lampu TL, Sludge IPAL, Bateria,
Cartridge, Limbah Farmasi Kadaluarasa, Kemasan Terkontaminasi, Tabung
Freon, dll; maka dilakukan sbb :

80
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 1 2 | 81

1. Limbah B3 di Unit diambil oleh petugas limbah B3 setiap hari jam 08.00-12.00
WIB.
2. Disimpan di TPS Khusus Limbah B3
3. Setiap 2 hari sekali diangkut dan dimusnahkan oleh pihak ke-3 berizin
(dilengkapi dengan Manifest).
4. Pemusnahan dilakukan Pihak Ketiga dengan Incinerator dengan suhu diatas
1000oC.
5. Limbah B3 selalu dalam pemantauan.

5. Incinerator

Incinerator merupakan alat yang digunakan untuk membakar limbah dalam


bentuk padat dan dioperasikan dengan memanfaatkan teknologi pembakaran
pada suhu tertentu. Teknologi ini merupakan salah satu alternatif untuk
mengurangi timbunan limbah. Karena melibatkan pembakaran dengan suhu
tinggi, energi panas yang dihasilkan bisa dimanfaatkan menjadi sumber listrik.
Aspek penting dalam sistem insinerasi adalah kandungan energi (heating value)
limbah yang diolah. Faktor ini tak hanya menentukan kemampuan yang
diperlukan dalam berlangsungnya proses pembakaran, tetapi juga mengetahui
berapa energi yang diperoleh ketika proses insinerasi selesai dilakukan.

Insinerator memiliki dua ruang bakar yakni Primary Chamber dan Secondary
Chamber. Bagian pertama atau Primary Chamber menjalankan fungsi sebagai
lokasi pembakaran limbah. Jumlah udara ketika proses pembakaran diatur
kurang dari yang seharusnya sehingga material organik seperti metana dan
karbon monoksida bisa terdegradasi. Temperatur dalam primary chamber
berkisar antara 600-800oC. Untuk mencapai suhu tersebut, pemanasan dalam
chamber dibantu oleh burner dan energi pembakaran limbah tersebut. Setelah
proses pembakaran selesai, padatan sisa yang ditemukan berupa padatan tak
terbakar seperti logam, arang, kaca serta abu. Sementara itu, gas hasil

81
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 1 2 | 82

pembakaran yang tidak dapat dikelola di primary chamber akan dilanjutkan


prosesnya di secondary chamber.

Proses ini dilakukan agar nantinya gas yang dikeluarkan tidak mencemari
lingkungan. Pembakaran di chamber kedua ini memiliki temperatur lebih tinggi
yakni 800-1000oC. Ini memungkinkan gas-gas berbahaya terurai menjadi karbon
dioksida dan hidrogen. Insinerator tersedia dalam banyak tipe yang bisa dibeli
sesuai dengan kebutuhan. Namun, pada umumnya sering digunakan tipe
aqueous waste injection, fluidized bed, single chamber, starved air unit dan
rotary kiln.

 Manfaat incinerator
Manfaat utama yang dirasakan bagi pengguna insinerator adalah
efektivitasnya. Berdasarkan perhitungan, alat ini bisa menekan 90% volume dan
75% massa limbah, tergantung pada derajat recovery serta komposisi sampah.
Memang teknologi ini bukan solusi akhir dalam sistem pengolahan limbah padat
karena dalam prosesnya alat ini mengubah bentuk limbah padat menjadi bentuk
gas. Namun, proses ini sangat efektif mengurangi volume sampah yang dibuang
dalam jumlah besar. Meski tak meniadakan penggunaan lahan, insinerasi dapat
digunakan untuk mengelola berbagai jenis sampah berbahaya. Misanya
sampah medis maupun sampah B3 yang bisa dihilangkan dengan pembakaran
pada temperatur tinggi.
 Kelebihan incinerator
1. Hemat lahan, Lahan memang dibutuhkan sebagai tempat berdirinya
infrastruktur insinerasi. Namun, luas lahan yang dibutuhkan tidak terlalu
banyak dibandingkan saat Anda mengelola limbah dengan metode sanitary
landfill.
2. Mengurangi Sampah dengan Signifikan, Ketika mengelola limbah dengan
menggunakan metode pembakaran di insinerator, maka pengurangan volume
dan berat yang menjadi hasilnya. Dalam pengolahan limbah padat,
pengurangan volume sampah mampu mencapai 95%. Adapun beratnya
mampu berkurang hingga 80%.

82
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 1 2 | 83

3. Sumber Energi Listrik, Ketika proses pembakaran terjadi, panas dari dalam
insinerator dapat digunakan sebagai sumber energi listrik. Bila melihat
negara-negara maju, bukanlah hal yang asing untuk memperoleh pasokan
listrik dari tenaga sampah. Namun demikian, ketika menjalankan kedua
fungsi ini secara bersamaan, prosesnya lebih rumit sehingga membutuhkan
tenaga berpengalaman.
4. Limbah Cepat Teratasi, Penggunaan insinerator sangat cocok untuk
mengatasi jumlah limbah yang besar dalam waktu singkat. Misalnya terdapat
perusahaan yang volume produksi limbah padat hariannya cukup tinggi. Di
sisi lain, mereka tidak memiliki cukup lahan untuk menimbunnya. Pengadaan
insinerator adalah solusi tepat untuk jangka panjang daripada harus mencari
lahan baru untuk menimbun limbah.
 Kekurangan incinerator
1. Harga mahal, Harga yang harus dibayarkan ketika membeli sebuah
incinerator cukup mahal. Kisaran harganya mulai dari belasan juta hingga
ratusan juta rupiah, tergantung pada kapasitas, spesifikasi serta kelengkapan
fiturnya. Karena mahalnya harga alat ini, tidak semua industri mampu
memilikinya.
2. Biaya Operasional Mahal, Tak hanya harus mengeluarkan dana besar ketika
membeli, biaya operasional insinerator pun terbilang mahal. Bila dihitung,
biaya operasional pengelolaan satu ton sampah bisa mencapai hingga Rp400
ribu per ton sampah. Belum lagi biaya yang harus dikeluarkan untuk proses
pemeliharaan secara berkala.
3. Tidak dapat Memproses Semua Jenis Limbah Padat, Tidak semua jenis
limbah padat dapat langsung dibakar dalam insinerator. Biasanya sebelum
proses pembakaran, limbah harus disortir terlebih dulu. Limbah yang
berpotensi memunculkan ledakan harus dihilangkan. Tak hanya itu, bahan-
bahan yang memiliki peluang mengeluarkan asap bersifat racun juga harus
dieliminasi.
4. Menghasilkan Polutan, Masih dikhawatirkan bahwa hasil pembakaran dari
insinerator menghasilkan polutan seperti karbon monoksida, asam hidroklorat

83
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 1 2 | 84

serta partikel halus berupa abu. Bila terhirup oleh manusia dan hewan,
polutan ini akan memberikan dampak negatif.
 Cara merawat incinerator
1. Pastikan ruang perawatan insinerator selalu terjaga kebersihannya. Ketika
selesai melakukan proses pembakaran limbah, bersihkanlah abu dengan
menggunakan sapu ijuk. Hindari penggunaan alat yang memiliki ujung kasar
dan runcing. Ini bertujuan agar batu api yang berada di dalam alat
susunannya tidak rusak.
2. Berikanlah selalu pelumas pada bagian ulir penekan pintu dan engsel pintu.
Bagian-bagian tersebut memang cepat kering karena kerap terpapar panas
dari dalam ruang pembakaran. Bila terlalu kering, pintu bisa cepat berkarat
sehingga tidak bisa bekerja secara maksimal.
3. Ketika Anda melihat ada salah satu batu tahan api yang retak, maka segera
lakukan perbaikan. Caranya, campur bahan semen api dan semen putih
dengan perbandingan 9:1.
4. Gantilah filter bahan bakar dalam tabung gelas secara berkala. Karena cepat
kotor, lebih baik diganti minimal 6 bulan pemakaian.
5. Di dalam boks panel terdapat komponen sensor. Kuncilah boks tersebut agar
mencegah masuknya debu yang dapat merusak sensor.
6. Saat dijumpai bocoran di atap bangunan dan cerobong asap, segera perbaiki
agar tidak merusak insinerator.

Karena pentingnya peran incinerator dalam proses pengolahan limbah padat, maka
diperlukan seorang pengawas operator. Kehadiran pengawas ini untuk melakukan
pengawasan secara berkala agar proses pembakaran limbah berjalan dengan lancar.
Tak hanya itu, alat insinerator pun dapat berumur lebih panjang bila berada dalam
penanganan yang tepat.

84
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 1 3 | 85

1. Berikut ini pernyataan yang benar mengenai limbah B3 yaitu...

A. Limbah yang tidak beracun dan berbahaya

B. limbah hasil aktivitas manusia yang mengandung zat kimia, akan tetapi dapat
menyuburkan tanaman

C. Limbah dari aktivitas manusia yang mengandung zat kimia dan dapat digunakan
bagi makhluk hidup.

D. Limbah hasil dari aktivitas manusia yang mengandung zat beracun dan bahan
kimia yang berbahaya bagi makhluk hidup.

E. Limbah yang bersumber dari makhluk hidup

Jawaban : D

2. Limbah yang mengakibatkan kebakaran karena melepaskan/menerima oksigen,


termasuk karakteristik limbah B3 yang ….

A. Beracun

B. Mudah meledak

C. Menyebabkan infeksi

D. Mudah terbakar

E. Reaktif

Jawaban : E

3. Pengolahan limbah cair secara fisika dapat dilakukan melalui cara...

A. Penyaringan

B. Menjadikan kompos dan pupuk kompos

C. Menggunakan bakteri

85
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 1 3 | 86

D. Meberikan bahan kimia

E. Mendaur ulang

Jawaban : A

4. Di bawah ini merupakan pernyataan yang benar mengenai Iimbah yaitu ...

A. Suatu zat yang mengakibatkan pencemaran tanah dan udara

B. Hasil buangan dari aktivitas hewan dan tidak mengakibatkan keseimbangan


Iingkungan berubah

C. Hasil buangan dari aktivitas manusia/alam yang dapat mengakibatkan


keseimbangan Iingkungan menjadi terganggu.

D. Suatu benda yang tidak mengandung berbagai unsur bahan yang dapat
membahayakan kehidupan hewan atau manusia

E. Hasil buangan dari kegiatan industri yang tidak mengganggu Iingkungan

Jawaban : C

5. Di abwah ini yang bukan merupakan teknik pengolahan limbah padat yaitu...

A. Scrubber

B. Lanfill

C. Composting

D. Incinerator

E. Daur ulang Jawaban : D

6. Menurut epartemen kesehatan republik indonesia yang di sebut sebagai sampah


medis adalah..?

A. Limbah medis padat yang di hasilkan dari fasilitas pelayanan kesehatan gigi

86
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 1 3 | 87

B. berbagai jenis buangan yang di hasilkan rumah sakit unit-unit pelayanan


kesehatan

C.limbah infeksus benda tajam, patologi, kimia, beracun, farmasi serta radioaktif

D. sampah yang berdasarkan sifatnya yakni organik, atau undergrable sampah beracun
E. limbah rumah sakit terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan jawaban : B

7. berikut karakteristik limbah berbahaya dan beracun (B3) antara lain, kecuali.?

A. Mudah meledak

B. Mudah terbakar

C. Beracun

D. Menyebar luas

E. Menyebabkan infeksi

Jawaban : D

8. Jenis jenis sampah berdasarkan sumbernya terbagi menjadi 6 bagian. Salah satunya
yaitu.?

A. Sampah industri

B. Sampah beracun

C.Sampah organik

D.Sampah anorganik

E.Sampah undergradble

Jawaban : A

87
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 1 3 | 88

9.Berikut ada beberapa kategori limbah yang tergolong dalam limbah berbahaya dan
beracun (B3) YAITU..?

A.Beracun

B.Mudah terbakar

C.Penggunaan cairan elektrolit

D.Korosif

E.Mudah pecah

Jawaban : E

10.Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik secara.?

A.Promotif

B.Preventif

C.Kuratif

D.Rehabilitatif

E.Semua benar

Jawaban : C

11. Apabila ikan yang tercemar oleh limbah B3 kemudian dikonsumsi ibu hamil, maka
keturunannya kemungkinan akan menderita...

A. Cacat pada saraf

B. Buta warna

C. Asma

D. Hidrosefalus

88
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 1 3 | 89

E. Semua jawaban benar

Jawaban : A

12. Jenis limbah kimia dan berbahaya yang dibuang ke dalam tanah merupakan limbah
yang dikenal dengan sebutan...

A. BO

B. B1

C. B2

D. B3

E. B4

Jawaban: D

13. Limbah yang berasal dari makhluk hidup dan dapat diuraikan oleh mikroorganisme
baik secara anaerob dan aerob dinamakan ….

A. limbah anorganik

B. limbah organik

C. daur ulang

D. limbah makhluk hidup

E. semua benar

Jawaban : B

14. limbah peternakan dan pertanian dapat digunakan kembali melalui proses daur
ulang menjadi …

89
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 1 3 | 90

A. bahan bakar alternatif

B. pupuk alami/kompos

C. bahan bakar gas bio

D. makanan ternak

E. semua benar

Jawaban : C

15. Limbah industri minuman dan makanan banyak mengandung bahan….

A. biokimia

B. kimia

C. anorganik

D. organik

E. kimia organik

Jawaban: B

16.Pada industri tekstil, sumber utama limbah B3 adalah ….

a. logam berat

b. sisa bungkus obat

c. cucian kemasan obat

d. penggunaan zat warna

e. penggunaan cairan elektrolit

Jawaban: D

17. Suatu Limbah dimasukkan sebagai limbah bahan berbahaya dan beracun (B3),
kecuali …. a. korosif

90
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 1 3 | 91

b. Mudah pecah

c. mudah meledak

d. mudah terbakar

e. beracun

Jawaban: B

18. Contoh dari Limbah pertambangan yaitu ….

a. lumpur dan debu terbang

b. kertas, buku, dan minyak

c. deterjen dan kain

d. pestisida dan sisa bahan bakar

e. sisa sayuran dan minyak

Jawaban: A

19. Limbah bersifat korosif, maksudnya ….

a. mudah terbakar

b. mengakibatkan iritasi pada kulit

c. mengakibatkan kematian

d. mengakibatkan infeksi

e. mudah bereaksi dengan udara

Jawaban: B

20.Kertas plastik dan minyak bumi merupakam limbah anorganik yang disebabkan oleh
…..

a. tidak bisa diuraikan oleh mikroorganisme

b. sumber alam yang dapat diperbarui

91
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 1 3 | 92

c. polimer

d. berasal dan makhluk hidup

e. mengandung unsur karbon

Jawaban: A

21.protokol pengelolaan limbah medis telah diatur melalui Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia...

a. Nomor 6 Tahun 2009

b. Nomor 5 Tahun 2010

c. Nomor 7 Tahun 2019

d. Nomor 1 Tahun 2020

e. Nomor 9 Tahun 2016

Jawaban : c

22.Sisa-sisa produk baik itu biologis maupun non biologis yang dihasilkan oleh rumah
sakit, klinik, puskesmas, maupun fasilitas kesehatan lainnya termasuk laboratorium
kesehatan. Pernyataan di atas merupakan pengertian dari...

A. Limbah medis

B. Limbah padat

C. Limbah pabrik

D. Limbah cair

E. Karakteristik limbah medis

Jawaban: A

92
M a k a l a h D a s a r K e s e h a t a n L i n g k u n g a n P e r t 1 3 | 93

23.Jenis sampah yang berasal dari daerah industri yang terdiri dari sampah umum dan
limbah berbahaya cair atau padat disebut...

A. Sampah manusia

B. Sampah indsutrial

C. Sampah hewan

D. Sampah konsumsi

E. Sampah tambang

Jawaban: B

24.Semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah
medis dan nonmedis Limbah medis adalah limbah yang terdiri dari limbah infeksius,
limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi,
limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam
berat yang tinggi. Pernyataan di atas merupakan pengertian dari... A. Limbah medis

B. Sampah manusia

C. Sampah hewan

D. Limbah rumah sakit

E. Sampah konsumsi

Jawaban: D

93
D a ft a r R e f e r e n s i | 94

Daftar Referensi
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/6090e73ad19c5f043c64bdf9f26b3919.pdf

https://e-renggar.kemkes.go.id/file2018/e-performance/1-401736-4tahunan-688.pdf

http://dinaspupr.bandaacehkota.go.id/organisasi-2/bidang-cipta-karya/

https://arsipskpd.batam.go.id/batamkota/skpd.batamkota.go.id/kesehatan/kegiatan-dan-
program/kegiatan-penyehatan-lingkungan/index.html

https://text-id.123dok.com/document/7q0w02gy6-sanitasi-tempat-tempat-umum-sanitasi-
pengelolaan-makanan.html

https://www.neliti.com/id/publications/57092/pengendalian-vektor-dengan-pengubahan-
lingkungan

https://id.scribd.com/doc/291961215/PENGERTIAN-SAMPAH-MEDIS.

http://www.indonesian-publichealth.com/masalah-limbah-medis-dan-limbah-b3/

https://m.merdeka.com/trending/11-jenis-jenis-sampah-berdasarkan-sifat-bentuk-dan-
sumbernya-kln.html

https://uwityangyoyo.wordpress.com/2014/01/04/dampak-limbah-medis-rumah-sakit-
terhadap-lingkungan/

https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/152561/permenkes-no-18-tahun-2020

https://m.mediaindonesia.com/humaniora/321687/pemerintah-siapkan-standardisasi-pengelolaan-
sampah

https://www.sehatq.com/artikel/limbah-medis-ini-segala-hal-yang-perlu-diketahui

https://rsudmangusada.badungkab.go.id/promosi/read/2/pengelolaan-limbah-medis-padat-di-rumah-
sakit

https://krakataumedika.com/info-media/artikel/pengelolaan-limbah-rumah-sakit

https://mutuinstitute.com/post/apa-itu-alat-incinerator/

http://muhammadhamudi.blogspot.com/2017/03/dasar-ontologis-epistemologi-dan.html

94
D a ft a r R e f e r e n s i | 95

https://www.google.com/search?q=Terkait+Dengan+Hakikat+Sila-
Sila+Pancasila.&oq=Terkait+Dengan+Hakikat+Sila-
Sila+Pancasila.&aqs=chrome..69i57j0i7i10i30.5079j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8

https://www.google.com/search?q=%EF%83%BC%09Hubungan+Kesatuan+Sila-
sila+Pancasila+Yang+Saling+Mengisi+dan+Saling+Mengkualifiasi+&sxsrf=AOaemvJaELXK
oGtKWQELuFqB9FqSI9GZYQ
%3A1635822632785&ei=KKyAYdaaL5XWz7sP8YyNoAc&oq=%EF%83%BC
%09Hubungan+Kesatuan+Sila-
sila+Pancasila+Yang+Saling+Mengisi+dan+Saling+Mengkualifiasi+&gs_lcp=Cgdnd3Mtd2l6E
Aw6BwgjEOoCECdKBAhBGABQtIENWLSBDWD0kQ1oAXABeACAAd8BiAHfAZIBAzItMZgB
AKABAaABArABCsABAQ&sclient=gws-
wiz&ved=0ahUKEwjWzsSX2vjzAhUV63MBHXFGA3QQ4dUDCA0
https://bpip.go.id/bpip/berita/1035/804/bagaimana-pancasila-menjadi-sistem-etika-simak-
selengkapnya-berikut-ini.html
https://www.gramedia.com/best-seller/pengertian-etika/\
https://onlinejournal.unja.ac.id/jisip/article/view/8828#:~:text=Etika%20Pancasila%20adalah
%20cabang%20filsafat,persatuan%2C%20kerakyatan%2C%20dan%20keadilan.
https://fuadabdullahlawoffice.com/pancasila-sebagai-sistem-etika-dalam-kehidupan-
berbangsa/
https://unpar.ac.id/pancasila-merupakan-solusi-bangsa/

https://kumparan.com/rullysubhanudin23/pancasila-sebagai-dasar-nilai-pengembangan-ilmu-
1ub8ZEmMv3X/full
https://elearning.ikipjember.ac.id/claroline/work/user_work.php?
cmd=exDownload&authId=3376&assigId=8&workId=542&cidReset=true&cidReq=007002C_00
3
https://elearning.ikipjember.ac.id/claroline/work/user_work.php?
cmd=exDownload&authId=3376&assigId=8&workId=542&cidReset=true&cidReq=007002C_00
3

95

Anda mungkin juga menyukai