Anda di halaman 1dari 13

DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN

 
 

 
Disusun oleh :
Nama: Rantini Wahyuni
Npm: 121051320122019
 
 
 
 
 
 
 
S1 FAKULITAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALUKU UTARA
2023
1. LATAR BELAKANG

2.        PSIKOLOGI KESEHATAN

Psikologi kesehatan (healthy psychology) menekankan pada peran psikologi


dalam membangun dan mempertahankan kesehatan, serta mencegah dan mengobati
penyakit. Psikologi kesehatan merefleksikan kepercayaan bahwa pilihan gaya hidup
dan keadaan psikologi dapat memainkan peranan penting dalam kesehatan (Friedman
& Silver, 2007)
Pengobatan perilaku (behavioral medicine) adalah sebuah  bidang
antardisiplin ilmu yang berpusat pada pengembangan dan pengintergrasian
pengetahuan perilaku dan biomedis untuk mempromosikan kesehatan dan mengurangi
timbulnya penyakit.

A.    Model Biopsikososial
Model biopsikososial ternyata dapat diterapkan pada psikologi kesehatan juga,
karena psikologi kesehatan menggabungkan faktor biologis, psikologis dan sosial
pada kesehatan (Alford, 2007).

B.     Hubungan antara Pikiran dan Tubuh

Bidang psikologi kesehatan dan pengobatan perilaku menekankan pada


hubungan antara pikiran dan tubuh. Psikologi kesehatan dan pengobatan perilaku
tidak hanya memerhatikan bagaimana keadaan psikologi memengaruhi kesehatan,
tetapi juga bagaimana kesehatan dan penyakit dapat mempengaruhi pengalaman
psikologis seseorang, termasuk kemampuan kognitif, stress, dan kemampuan
mengatasi masalah (coping).

2.1 Membuat Perubahan Positif Dalam Hidup

Salah satu misi psikologi kesehatan adalah untuk membantu individu


mengidentifikasi dan mengimplementasi cara-cara efektif yang dapat mengubah
perilaku mereka menjadi lebih baik (Westmaas, Gil-Rivas, dan Silver, 2007). Perilaku
kesehatan (health behavior) merupakan praktik-praktik yang memiliki pengaruh
terhadap kesejahteraan fisik.

A.  Model Teoretis dari Perubahaan

Teori perilaku beralasan menyarankan bahwa kita dapat membuat perubahan


dengan membuat intensi spesifik untuk mengubah perilaku. Kita cenderung lebih
mungkin menjalani intensi kita jika kita merasa perubahaan itu baik, dan bahwa orang
di sekeliling kita mendukung perubahaan itu. Teori perilaku terencana memasukkan
faktor-faktor ini sekaligus persepsi kita mengontrol perilaku.

B.  Model Tahapan Perubahan

Model tahapan perubahan menyebutkan bahwa perubahaan pribadi muncul


dalam lima tahapan:

1.      Sebelum kontemplasi

2.      Kontemplasi

3.      Persiapan/determinasi

4.      Tindakan/kekuatan kehendak

5.      Dan, mempertahankan.

Setiap tahap memiliki tantangannya masing-masing. Pengulangan kembali


(relapse) merupakan bagian alami dari perjalanan menuju perubahan

2.3 Alat-Alat Untuk Perubahan Hidup Efektif


A.  Efikasi Diri

Self-efficacy adalah kepercayaan individu bahwa ia dapat menguasai sebuah


situasi dan menghasilkan keluaran yang positif, Self-efficacytelah memainkan peranan
penting pada berbagai variasi perilaku kesehatan, termasuk penurunan berat badan,
berhenti merokok, dan mempraktikan seks aman.

B.  Motivasi

Motivasi merupakan bagian penting untuk menjaga perubahan perilaku.


Perubahan akan menjadi lebih efektif jika seseorang melakukannya berdasarkan alasan
intrinsik (karena seseorang menginginkannya) dari pada alasan ekstrinsik (untuk
mendapatkan imbalan). Intensi untuk menerapkan (implementasi) merupakan perubahan
agar berjalan dengan sukses.

C.    Keyakinan Religius

Keyakinan Religius diasosiasikan dengan meningkatnya kesehatan. Satu alasan


untuk asosiasi ini adalah agama tidak mendukung segala sesuatu yang berlebihan dan
mempromosikan perilaku sehat. Partisipasi keagamaan juga menguntungkan individu
dalam hal dukungan social yang didapatkan. Akhirnya, agama menyediakan sebuah
system yang berarti yang dapat diandalkan ketika seseorang mengalami masa-masa sulit.

2.4 PSIKOLOGI KESEHATAN DAN MOTIVASI

Motivasi dapat menjadi kekuatan yang besar untuk perubahan hidup positif.
Namun, bagaimana dengan perilaku yang tidak terlalu positif ----- seperti minum terlalu
banyak, merokok, dan melakukan seks tidak aman? Apakah perilaku-perilaku ini juga
dimotivasi? Psikolog kesehatan telah menyadari bahwa memahami motif dibalik perilaku
tidak sehat dapat menjadi penting untuk memahami, mengubah, dan mencegah perilaku-
perilaku ini.

A.Memahami motif dibalik perilaku tidak sehat dapat menjadi penting ntuk
memahami, mencegah perilaku-perilaku ini.

Psikolog kesehatan telah secara khusus tertarik untuk menganalisis alasan


mengapa seseorang mengonsumsi alkohol. Lynne Cooper dan rekan-rekan sejawatnya
telah mengidentifikasi tiga motivasi minum (Copper, 1994; Cooper, et al, 1992):

·         Motiv Sosial, meliputi minum alkohol karena itu yang dilakukan teman-teman


atau karena seseorang ingin bersosialisasi.
·         Motiv Coping, berpusat pada minum alkohol untuk rileks, untuk menghadapi
stres, atau untuk melupakan kekhawatiran.

·         Motiv Peningkatan (enhancement), meliputi minum karena hal itu


menyenangkan, karena seseorang suka dengan rasanya, atau karena menimbulkan
semangat.

Penelitian telah menunjukkan bahwa orang dewasa muda pada umumnya


minum untuk alasan sosial, dengan motif penigkatan di peringkat kedua (Kuntsche,et
al, 2006). Seperti pada motif peningkatan, motif cooping tidak bisa terjadi pada
dewasa muda. Meskipun ketiga motif berkaitan dengan frekuensi minnum yang lebih
tinggi (dengan motif peningkatan dihubungkan secara khusus pada laki-laki ---
Cooper, et al, 1992), motif yang mendorong perilaku minumdapat  memiliki implikasi
terhadap apakah perilaku tersebut berbahaya atau tidak berbahaya.

Motivasi telah dipelajari pada berbagai variasi perilaku yang tidak sehat.
Bahkan, perilaku yang tampaknya sangat merusak tubuh (merokok, seks tidak aman)
dapat dimengerti sebagai produk dari motivasi (Cooper, et al, 2006; Gynther, et al,
1999). Meskipun kita telah memusatkan diri pada dewasa muda, memerhatikan motif
yang mendorong perilaku tidak sehat juga dapat dilakukan pada siapa pun, padaumur
atau tahap kehidupan manapun.

2.5 MENANAM KEBIASAAN BAIK

Menjelaskan strategi-strategi untuk menanam kebiasaan baik dalam lima


peristiwa kehidupan

Dalam bagian ini, kita akan melihat lima peristiwa kehidupan, untuk Anda,
secara pribadi dapat disebabkan oleh beberapa perubahan: Manajemen Stres, Aktivitas
Fisik, Makan, Merokok, dan Interkasi Seksual.

Mungkin Anda berharap Anda akan dapat “berhenti terlalu khawatir” atau


“berhenti merasa sangat stres”. Mari kita mulai melihat penanaman kebiasaan baik
dengan memeriksa cara-cara yang memungkinkan Anda dapat mencapai tujuan ini.

A.  MENGENDALIKAN STRES

Stres  disini sebagai respons individu terhadap stresor (hal-hal yang


menimbulkan stres), yaitu situasi dan peristiwa yang mengancam dan melebihi
kemampuan mereka untuk mengatasinya. Hans Selye (1974, 1983), penemu
penelitian stres, berpusat pada respons tubuh terhadap stres, khususnya kelelahan dan
kerusakan pada tubuh karena tuntutan yang harus dipenuhinya.
General Adaptation Syndrome (GAS) adalah istilah yang digunakan Selye
untuk efek yang biasanya terjadi pada tubuh ketika diberikan tuntutan. GAS terdiri
atas tiga tahap: alarm (peringatan), resistensi, dan keletihan. Model Selye sangat
berguna untuk menjelaskan kepada kita hubungan antara stres dan kesehatan.

·         Reaksi pertama tubuh terhadap stresor, pada tahap alarm, adalah keadaan


terkejut sementara, dimana resistensi tubuh terhadap penyakit dan stres turun
jauh dibawah batas normal. Dalam usaha mencoba mengatasi efek pertama
dari stres, tubuh akan dengan cepat mengeluarkan hormon yang dalam waktu
singkat memengaruhi jaringan pertahanan alami tubuh kita. Selama periode
ini, tubuh seseorang akan sangat rentan terhadap penyakit dan luka.
Untungnya, tahap alarm ini akan berlalu cukup cepat.

(alarm, dimana tubuh memindahkan sumber dayanya)

·         Pada tahap resistensi GAS Selye, sejumlah kelenjar di seluruh tubuh akan


mulai menghasilkan hormon yang berbeda-beda yang melindungi individu
dengan banyak cara. Aktivitas sistem saraf endokrin dan simpatetis tidak akan
setinggi seperti tahap alarm, namun mereka tetap mengalami peningkatan.
Selama tahap resistensi ini, sistem kekebalan tubuh dapat melawan infeksi
dengan efisiensi yang luar biasa. Sama halnya seperti hormon yang
mengurangi peradangan, secara umum di asosiasikan dengan luka, akan
beroperasi pada tingkat tinggi.

(resistensi, dimana tubuh melawan dengan kuat untuk menghadapi stresor)

·         Jika usaha seluruh tubuh untuk melawan stres gagal dan stres tetap ada,
individu akan masuk ke tahap keletihan. Pada titik ini, kerusakan pada  tubuh
mulai mengambil alih-seseorang mungkin akan pingsan karena keletihan dan
kerentanan terhadap penyakit meningkat. Kerusakan yang serius dan
permanen dapat terjadi pada tubuh, seperti serangan jantung atau bahkan
kematian, dapat muncul pada tahap ini.

(keletihan, dimana resistensi menurun)

Stres dan Sistem Kekebalan Tubuh  stres memiliki implikasi penting


terhadap kesehatan fisik. Stres kronis dapat memiliki efek negatif bagi fungsi
kekebalan tubuh. Perhatian mengenai hubungan antara sistem kekebalan tubuh dan
stres melahirkan bidang ilmiah baru
yaitu psikoneuroimunologi (psyhoneuroimmunology)Bidang yang menjelajahi
hubungan antara faktor-faktor psikologis (seperti sikap dan emosi), sistem saraf, dan
sistem kekebalan tubuh (Ayers, et al, 20017; Bachen, Cohen, & Marsland, 2007;
Kemeny, 2007).

Psikoneuroimunologi termasuk kedalam bidang baru di mana hasil penemuan-


penemuannya masih harus di klarifikasi, dijelaskan, dan lebih jauh, dibuktikan. Para
peneliti berharap untuk menentukan lebih jelas hubungan antara faktor psikologi,
otak, dan sistem kekebalan (Besedovsky & Rey, 2007; Blalock & Smith, 2007;
Marsland, Cohen, & Bachen, 20070. Hipotesis pendahuluan tentang interaksi yang
menyebabkan kerentaan terhadap penyakit adalah sebagai berikut:

1)      Pengalaman stres menurunkan efisiensi sistem kekebalan, membuat individu


semakin rentan terhadap penyakit.

2)      Stres secara langsung menyebabkan proses yang menghasilkan penyakit.

3)      Pengalaman stres dapat menyebabakan aktivasi virus yang tidur (dorman)


yang menghilangkan kemampuan individu untukmengatasi penyakit.

Hipotesis-hipotesis ini dapat mengarah pada perawatan-perawatan yang lebih


berhasil untuk penyakit-penyakit yang mengherankan --- KANKER dan AIDS
termasuk salah satunya (Jaffe, 2007; Letvin, 2007).

Sistem kekebalan tubuh dan sistem saraf pusat memiliki kesamaan dalam hal
menerima, mengenali, dan menyatukan sinyal dari lingkungan eksternal (Sternberg &
Gold, 1996). Sistemsaraf pusat dan sistem kekebalan tubuh keduanya memiliki
elemen “sensoris”, yang menerima informasi dari lingkungan dan bagian lain dari
tubuh, elemen “motor”, yang membawa respons yang sepantasnya.kedua sistem juga
bergantung pada mediator kimia untuk komunikasi. Hormon utama yang digunakan
bersama oleh sistem kekebalan tubuh dan sistem saraf pusat adalah hormon pelepas
kortikotropin (corticotropin-releasing hormone---CRH) yang di produksi dalam
hipotamulus yang menyatukan stres dan respons kekebalan.

            Berbagai penelitian mendukung ide bahwa stres dapat memengaruhi sistem


kekebalan: 

a)      Stresor Akut (peristiwa atau rangsangan mendadak, sekali seumur hidup) dapat


menghasilkan perubahan kekebalan.

Contohnya, pada penderita HIV maupun KANKER yang sebenarnya relatif masih
sehat, stresor akut diasosiasikan dengan fungsi kekebalan tubuh yang lebih lemah
(Gasser & Raulet, 2006).
b)      Stresor Kronis (stres yang berkepanjangan) diasosiasikan dengan semakin
menurunnya respons kekebalan tubuh dari pada adaptasi. Stres kronis telah
ditunjukkan dapat mengambil ahli kemampuan alami tubuh untuk melawan
penyakit.

Contohnya, efek ini telah didokumentasikan dalam sejumlah lingkungan, meliputi


tinggal disebelah reaktor nuklir rusak, kegagalan dalam menjalin hubungan
dekat(perceraian, perpisahan, dan stres pernikahan), dan beban dalam merawat
anggota keluarga dengan penyakit progresif (Glaser & Kiecolt-Glaser, 2005;
Graham, Christian, & Kiecolt-Glaser, 2006).

Stres, Penyakit Kardiovaskular, dan Kanker  Terdapat alasan pula untuk


memercayai bahwa stres dapat meningkatkan risiko individu terhadap penyakit
kardiovaskular 9Steptoe, Hamer, &Chida, 2007). Stres juga berhubungan dengan
penyakit kardiovaskular dan kanker. Untuk membuang kebiasan stres berarti
mengingat bahwa stres merupakan produk dari bagaimana cara kita berpikir tentang
peristiwa dalam hidup kita. Mengendalikan cara penilaian kita dapat membuat kita
melihat situasi yang berpotensi mengancam menjadi suatu tantangan. 

Reaksi internal tubuh terhadap stres bukan satu-satunya risiko. Orang yang
hidup dalamkeadaan stres kronis lebih mungkin merokok, makan berlebihan, dan
menghindari olahraga. Semua perilaku yang berkaitan dengan stres ini berhubungan
dengan berkembangnya penyakit kardiovaskular (Khan, etal, 2006). Ketika seseorang
tidak dapat memanejemen stresnya sendirian, terdapat program manajemen stres
sebagai sumber pertolongan.
B.  MANEJEMEN STRES

Program Manejemen Stres

Hampir setiap hari kita diingatkan bahwa stres tidak baik untuk kesehatan
kita. “HINDARI STRES” mungkin merupakan resep yang baik, namun hidup ini
penuh dengan pengalaman yang berpotensi menimbulkan stres, seperti mengerjakan
ujian, menghadapi konflik di tempat kerja, dan berdebat dengan teman maupun
keluarga.

Mengurangi stres sepertinya tidak mungkin atau tidak realistis. Namun,


ingatlah bahwa stres bukanlah tentang apa yang terjadi pada kita, tetapi bagaimana
kita berpikir mengenai apa yang terjadi pada kita. Penelitian tentang stres dan
menghadapinya telah menunjukkan bahwa berpikir dengan kepala dingin dalam
mendekati masalah dapat mengarah pada pemecahan masalah secara efektif dan stres
yang lebih sedikit (Carver, 2007). Tentu saja, terkadang mencoba untuk mengatur
stres sendiri adalah suatu hal yang sangat berat. Pada saat-saat itu, lebih masuk akal
untuk menjelajahi pilihan-pilihan untuk menghilangkan kebiasaan stres, misalnya
dengan cara mengikuti program manajemen stres.

Banyak orang memiliki kesulitan dalam mengendalikan stres mereka, oleh


karena itu, para psikolog telah mengembangkan berbagai teknik yang dapat diajarkan
kepada individu (Greenberg, 2008; Penedo, et al, 2004). Program Manejemen
Stres (stress management programs) Program yang mengajarkan individu
bagaimana menilai peristiwa yang menimbulkan stres, bagaimana mengembangkan
keahlian untuk menghadapi stres, dan bagaimana menggunakan keahlian-keahlian ini
dalam hidup sehari-hari. Beberapa program manajemen stres memiliki cakupan yang
luas, mengajarkan sejumlah teknik untuk mengatasi stres; yang lain mengajarkan
teknik yang lebih spesifik, seperti relaksasi atau pelatihan asertivitas. Salah satu cara
terbaik untuk mengurangi stres adalah dengan melakukan aktivitas fisik.

C.  AKTIVITAS FISIK

Menjadi Aktif secara Fisik

Gaya hidup santai / menetap (yaitu, gaya hidup yang meliputi sedikit aktivitas
fisik, jika ada) diasosiasikan dengan setidaknya 17 penyakit yang berbeda-beda,
meliputi; diabetes, osteoporosis, penyakit jantung dan udsus besar, kanker payudara
dan ovum (WHO, 2007).

Aktivitas apa pun yang mengeluarkan energi fisik dapat menjadi bagian dari
gaya hidup sehat. Satu hasil penelitian akhir-akhir ini, menemukan bahwa orang
dewasa yang lebih banyak mengeluarkan energi pada aktivitas sehari-hari, akan lebih
lama kemungkinan hidupnya (Manini, et al,2006). Tips untuk meningkatkan level
aktivitas seseorang mulai dari membuat perubahan kecil dalam kehidupan sehari-hari,
yaitu memasukkan aktivitas fisik kedalamnya (seperti berjalan, dari pada menyetir
mobil kekampus); mencoba menemukan variasi aktivitas yang menyenangkan bagi
diri kita;menemukan pasangan olahraga, dan mengganti acara nonton TV dengan
berolahraga. Tetap memerhatikan kemajuan diri akan menolong individu untuk
memonitor kemajuan tujuannya.

Aktivitas Fisik adalah sumber utama dari kesejahteraan fisik dan psikologis.


Selain berhubungan dengan lamanya hidup seseorang, menjadi aktif secara fisik
berhubungan dengan sejumlah keluaran positif, termasuk kemungkinan yang lebih
rendah terserang penyakit kardiovaskular (Matthews, et al, 2007; Wilund, 2007),
penurunan berat pada penderita obesitas (Shaw, et al, 2006; Tate, et al, 2007),
meningkatkan fungsi kognitif (Kramer, Erickson, & Colcombe, 2006; Kramer &
Morrow; 2007) , menghadapi stres dengan positif (Hame, 2006), meningkatnya rasa
percaya diri (Hallal, et al, 2006), dan berkurangnya depresi (Kirby, 2005). 

Menjadi aktif secara fisik adalah seperti menabung energi ke dalam sebuah
akun bank kesejahteraan. Aktivitas meningkatnya kesejahteraan fisik dan memberi
kita kemampuan untuk menghadapi potensial stresor dengan lebih berenergi (Fahey,
Insel, & Roth, 2007).

Olahraga adalah salah satu jenis aktivitas fisik. Olahraga (exercise) biasanya


mengacu pada aktivitas terstruktur yang bertujuan untuk mengingkatkan kesehatan.
Meskipun olah raga dirancang untuk menguatkan otot, tulang, atau untuk
meningkatkan fleksibilitas yang penting untuk kebugaran, banyak ahli kesehatan
menekankan keuntungan dari olahraga aerobik (aerobic exercise), yaitu meliputi
aktivitas terus-menerus---jogging, berenang atau bersepeda, sebagai contoh yang
menstimulasi fungsi jantung dan paru-paru.
Satu petunjuk untuk menjadi aktif secara fisik adalah dengan tidak membatasi
diri sendiri hanya kepada beberapa pilihan. Terdapat banyak aktivitas yang
memerlukan energi fisik. Pilihlah satu yang kamu suka. Faktor penting dalam
menjaga rencana olahraga meliputi afeksi diri, membuat pilihan secara aktif, dan
mengalami penguatan positif serta dukungan sosial (Cress, et al, 2005). Menemukan
seorang teman yang juga tertarik untuk berolahraga mungkin dapat menjadi motivator
yang kuat.

Ingatlah bahwa untuk mencapai tujuan secara efektif diperlukan pengawasan


terhadap diri sendiri. Kunci untuk tetap bertahan pada suatu program adalah dengan
mencatat kemajuan anda. Mencatat olahraga anda secara sistematis akan menolong
Anda untuk mengecek sejauh mana Anda telah berusaha. Strategi ini sangat
bermanfaat khususnya untuk memepertahankan program latihan dalam jangka waktu
yang cukup lama. Cara lain untuk melawan masalah berat badan adalah melalui
perubahan diet.

Aktivitas apapun yang mengeluarkan energi fisik dapat menjadi bagian dari
gaya hidup sehat. Hal ini dapat berarti sesederhana naik tangga daripada
menggunakan lift, berjalan atau bersepea ke sekolah daripada menyetir, pergi bermain
seluncur es daripada pergi nonton, atau berdiri dan menari daripada hanya duduk saja
di bar. Satu hasil penelitian akhir-akhir ini menemukan bahwa orang dewasa yang
lebih banyak mengeluarkan energi pada aktivitas sehari-hari, akan lebih lama
kemungkinan hidupnya (Manini, et al, 2006).

Aktivitas fisik adalah sumber utama dari kesejahteraan fisik dan psikologis.
Salah satu jenis aktivitas fisik ialah olahraga. Olahraga (exercise) biasanya mengacu
pada aktivitas terstuktur yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan. Bahkan,
seekor babi mendapatkan keuntungan dari berolahraga. Eksperimen babi yang ber-
joggingmenyingkap efek dramatis dari olahraga terhadap kesehatan. Pada satu
investigasi, sekelompok babi dilatih untuk lari mendekati 100 mil per minggu (Bloor
dan White, 19983). Kemudian para peneiti mengecilkan arteri yang menyalurkan
darah ke jantung babi. Jantung dari babi yang berlari telah membentuk jalur lain untuk
suplai darah, dan 42 persen dari jaringan jantung diselamatkan, dibandingkan dengan
hanya 17 persen dari kelompok kontrol yang tidak melakukan jogging.

Makan yang Benar

Berolahraga secara teratur merupakan salah satu cara terbaik untuk


mengurangi berat badan. Cara lainnya adalah dnegan membuat pilihan makan yang
lebih sehat (Wardlaw & Hampl, 2007). Meskipun toko-toko dan supermaket
menawarkan begitu banyak pilihan, sebagian besar dari kita masih memilih untuk
makan makanan yang tidak sehat. Kita terlalu banyak mengonsumsi gula dan tidak
cukup mengonsumsi makanan yang tinggi kandungan vitamin, mineral, dan seratnya,
seperti buah-buahan, sayur, dan gandum. Kita terlalu banyak makan makanan cepat
saji dan terlalu sedikit makan makanan yang seimbang-pilihan yang telah
meningkatkan asupan lemak dan kolestrol yang keduanya berpengaruh terhadap
masalah kesehatan jangka panjang (Jeffery, et al, 2006).

Kebugaran dan kegemukan merupakan prediktor yang independen satu sama


lain dari resiko kesehatan, dan keduanya memiliki pengaruh terhadap umur panjang.
Seseorang dapat sekaligus gemuk dan bugar, akan tetapi orang yang gemuk dan bugar
tidak dapat sesehat orang yang kurus dan bugar. Sama halnya, orang yang gemuk dan
bugar dapat menjadi lebih sehat dari rekan mereka yang tidak bugar sama sekali. 

Berhenti Merokok

Siapapun yang merokok harus berusaha menghentikan kebiasaan mereka,


karena merokok memiliki ancaman serius terhadap kesehatan. Metode untuk berhenti
merokok meliputi :

·         Berhenti begitu saja

·         Menggunakan substitusi nikotin dan mencari terapi.

Meskipun sulit untuk berhenti pada awalnya, berhenti merokok dapat dicapai.

Mempraktikan Seks Aman

Praktik seks yang aman merupakan aspek lain dari perilaku sehat yang
menjadi perhatian psikolog kesehatan. Penggunaan kondom adalah satu cara untuk
mencegah baik kehamilan yang tidak di inginkan maupun STI.

Perlindungan Melawan Infeksi Seks Menular

Infeksi penyakit seks menular (sexually transmitted infection – STI) adalah


sebuah infeksi yang menular terutama melalui aktivitas seksual – hubungan badan
melalui vagina dan juga oral – alat kelamin, dan anal – alat kelamin. Efek STI muncul
pada 1/6 orang dewasa (National Center for Health Statistics, 2005). STI seringkali
awalnya berupa bakteri, seperti pada kasus gonorea (kencing nanah) dan sifilis. STI
juga dapat disebabkan oleh virus. Seperti pada kasus herpes alat kelamin dan HIV.

Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) disebabkan oleh virus human


immunodeficiency (HIV), infeksi penyakit seks menular yang menghancurkan system
kekebalan tubuh. Tanpa perawatan, sebagian besar orang yang terkena HIV rentan
terhadap kuman penyakit yang seharusnya dapat dihancurkan system kekebalan tubuh
normal.

Terapi obat belakangan ini telah membuat orang mulai berpikir tentang HIV
sebagai kondisi kronis daripada kondisi kematian. Respons terhadap perawatan sangat
bervariasi, dan tetap bertahan untuk mengonsumsi ‘pesta obat’ untuk melawan HIV
dapat menjadi sesuatu yang menantang. Perawatannya dikenal dengan nama HAART
(Highly Active Antiretroviral Therapy). Perawatan ini membutuhkan 6-22 pil setiap
hari, meskipun baru-baru ini FDA telah menyetujui perawatan. 1 pil perhari untuk
HIV (Laurance, 2006). Efek sampingnya bervariasi dan dapat meliputi deposit lemak
di bagian punggung badan perut.

Tidak ada perkiraan pasti untuk ekspetasi hidup dari seseorang yang menderita
HIV-positif karena pengobatan telah menjadi lebih baik saat ini, bagaimanapun HIV
tetap menjadi infeksi yang belum dapat disembuhkan secara totak yang secara tragis
dapat mengantar orang ke kematian dini.

Para ahli mengatakan bahwa HIV dapat ditularkan melalui:

·         kontak seksual

·         kontak lain secara langsung seperti luka atau selaput lendir dengan darah
dan cairan seksual

·         jarum suntik yang tidak steril

·         transfusi darah.

2.6 Menyatukan Psikologi dan Kesehatan serta Kesejahteraan Psikologi positif 


       adalah psikologi tua yang datar

Meskipun psikologi positif terkadang dianggap sebagai hal yang baru, namun
secara bekerja dimana kita harus mulai dari fungsi terlebih dahulu, dan mempelajari
apa yang bekerja dengan baik. Sebelum memutuskan apa yang tidak baik adalah cara
bekerja typical psikologi pada umumnya: kita mulai dengan mata dan hidung yang
berfungsi, untuk mempelajari penglihatan dan pendengaran sebagai contoh. Oleh
karena itu, psikologi positif sebenarnya hanyalah psikologi tua yang datar.

Psikologi adalah tentang anda

Melebihi ilmu lainnya psikologi adalah tentang anda – memahami bagaimana


anda berfungsi. Untuk menunjukan relevansi psikologi terhadap kesehatan dan
kesejahteraan anda, serta untuk menolong anda menghargai hubungan yang banyak
dan dalam antara ilmu yang tergolong baru ini dengan kehidupan anda sehari-hari.

3. KESIMPULAN

Psikologi kesehatan fokus pada pemeliharaan dan peningkatan kesehatan,


seperti bagaimana mendorong individu mengembangkan kebiasaan hidup sehat,
bagaimana meningkatkan aktivitas fisik, dan bagaimana merancang suatu kampanye
yang dapat mendorong orang lain memperbaiki pola makannya. Maupun kesehatan
mental. Individu yang salah penyesuaian dirinya terkadang melakukan tindakan-
tindakan yang tidak realistis, bahkan cenderung melarikan diri dari tanggung
jawabnya. Perilaku mengalihkan masalah yang dihadapi dengan mengkonsumsi
minuman beralkohol banyak dilakukan oleh kelompok remaja, bahkan sampai
mencapai tingkat ketergantungan penyalahgunaan obat terlarang dan zat adiktif.

DAFTAR PUSTAKA
King A Laura. 2010. Psikologi Umum, Buku 2. Jakarta : Salemba Humanika.

Anda mungkin juga menyukai