Anda di halaman 1dari 7

Rentang Asuhan keperawatan jiwa

Perawatan jiwa memberikan perawatan sepanjang rentang asuhan. Perawatan ini meliputi
intrvensi yang berhubungan dengan pencegahan primer,sekunder, dan tersier.

Pencegahan primer
Pencegahan primer adalah intervensi biologi, sodial, atau psikologis yang bertujuan
meningkatkan kesehatan dan kesejahtraan atau menurunkan insiden penyakit dimasyarakat
dengan mengubah factor-faktor penyebab sebelum membahayakan.

Pengkajian kebutuhan perawat preventif


Pengkajian kebutuhan akan tindakan keperawatan preventif termasuk identifikasi:

1.faktor resiko yang apabila ada pada diri seseorang yang membuatnya lebih cenderung
mengalami gangguan.

2.faktor pelindung yang meningkatkan respon individu terhadap stress.

3.populasi target individu yang rentan mengalami gangguan jiwa atau yang mungkin yang
menunjukan respon koping maladaptif terhadap stresor spesifik atau factor resiko.

Perencanaan dan implementasi


Upaya nasional yang disebut healty people 2010 telah dilakukan untuk meningkatkan
kesehatan dan mencegah penyakit diamerikat serikat. Intervensi keperawatan khusus dalam
pencegahan primer meliputi penyuluhan kesehatan,pengubahan lingkungan,dan dukungan
system social.

Penyuluhan kesehatan
Penyuluha kesehatan mencakup memperkenalkan individu dan kelompok melalui
pembentukan kopetensi. Asumsi adalah banyak respon maladaptive terjadi akibat kurangnya
kopetensi. Hal ini meliputi kurangnya control yang dirasakan terhadap kehidupan
seseorangrasa keefektifan diri yang rendah,kurang efektifnya strategi koping, dan harga diri
rendah yang terjadi.penyuluhan kesehatan mencakup 4 tingkat intervensi berikut ini.
1.meningkatkan kesadaran individu atau kelompok tentang masalah dan pristiwa yang
berhubungan dengan sehat dan sakit,seperti tugas perkembangan normal.

2.meningkatkan pemahaman seseorang tentang dimensi stressor yang potensial, kemungkinan


hasil ( baik adaptif maupun maladaptive ), dan respon koping alternative.

3.meningkatkan pengetahuan seseorang tentang dimana dan bagaimana memperoleh sumber


yang diperlukan.

4.meningkatkan keterampilan penyelesaan masalah individu atau kelompok,keterampilan


interpersonal,toleransi terhadap stress dan frustasi,motivasi,harapan dan harga diri.

Pengubahan lingkungan
Intervensi preventif mungkin dilakukan untuk memodifikasi lingkungan terdekat individu atau
kelompok atau system social yang lebih besar.intervensi ini terutama bermanfaat apabila
lingkungan menempatkan tuntutan baru kepada pasien,tidak tanggap terhadap kebutuhan
perkembangan, dan hanya memberikan sedikit dukungan. Pengubahan lingkungan meliputi
jenis berikut ini.

1.Ekonomi-mengalokasikan sumber untuk bantuan finansial atau bantuan anggaran dan


pengelolahan penghasilan.

2.pekerjaa -menerima tes pekerjaan,bimbingan,pendidikan,atau pelatihan kembali yang dapat


menghasilkan pekerjaan atau karir baru.

3.perumahan –pindah ketempat baru,yang berarti meninggalkan atau kembali pada keluarga
dan teman.

4.keluarga-memasukan anak pada fasilitas perawatan,taman kanak-kanak,sekolah dasar,atau


berkemah;mendapatkan pelayanan rekreasi,social,keagamaan,atau komunitas.

5.politik-memengaruhi struktur dan prosedur pelayanan kesehatan; berperan serta dalam


perencanaan dan pengembangan komunitas;mengatasi masalah legislative.

Dukungan sisitem sosial


Penguatan dukungan sosial adalah cara mengurangi atau memperkecil pengaruh dari peristiwa
yang berpotensi menimbulkan stress. empat jenis intervensi preventif yang mungkin adalah:

1.mengkaji lingkungan dan masyarakat untuk mengidentifikasi area masalah dan kelompok
risiko tinggi.
2.meningkatkan hubungan antara sistem dukungan masyarakat dan pelayanan kesehatan jiwa
formal.

3.menguatkan jaringan pemberian pelayanan yang ada, meliputi kelompok gereja,organisasi


masyarakat,kelompok wanita,dukungan tempat kerja dan lingkungan,dan self –help group.

4.membantu individu atau kelompok dalam


mengembangkan,mempertahankan,memperluas ,dan menggunakan jaringan social yang
tersedia.

Evaluasi
Perawat harus mempertimbangkan hal-hal berikut ini dalam mengevalusi intervensi atau
program pencegahan primer.

1.kemanjuran. apakah program atau intervensi lebih member manfaat dari pada bahaya
menurut menurut pendapat pendukung program.

2.keefektifan. apakah intervensi lebihan member manfaat dari pada bahaya bagi populasi
target?

3.efisiensi.apakah intervansi dilakukan untuk mereka yang memerlukan?

Apakah sumbar digunakan secara optimal?

4.jangka waktu. Apakah da bukti untuk jangka waktu yang optimal untuk program intervansi?

5.Efek yang membahayakan.apkah ada data yang menunjukan bahwa intervansi mungkin
memiliki efek yang membahayakan (missal: konsekuasi “labeling”yang tidak disukai)

6.program skinning.apakah ada informasi tentang sensitivitas program,spesifisitas,dan


keakuran yang dapat diperkirakan?

7.Kemungkinan kelompok resiko tinggi.apakah ada bukti yang menunjukan bahwa program
akan lebih efisien jika diterapkan kepada populasi tertentu yang beresiko tinggi?

8.analisa ekonomi. Apakah hasil analisis keuntungan dan keefektifan biaya?

Pencegaha sekunder
Pencegahan sekunder termasuk menurunkan prevalensi gangguan. Aktivitas pencegahan
sekunder meliputi penemuaan kasus dini,skrining,dan pengobatan efektif yang
ccepat.intervensi krisis adalah suatu modalitas terapi pencegahaan sekunder yangpenting.

krisis
krisis adalah gangguan internal yang ditimbulkan oleh pristiwa yang menegakan atau ancaman
yang dirasakan pada diri seseorang.

Tujuan inervensi krisis adalah individu kembali pada tingkat fungsi sebelum krisis.krisis
memeiliki keterbatasan waktu,dan konflik berat yang ditimbulkan dapat menjadi periode
peningkatan kerentanan,yang dapat mensetimulasi pertumbuhan personal.

Factor pengimbang
Dalam menguraikan resolusi krisis, beberapa factor pengimbang yang penting perlu
dipertimbangkan.

Keberhasilan resolusi krisis kemungkinan besar terjadi jika persepsi individu terhadap
peristiwa adalah realistis bukan menyimpang,jika tersedia dukungan situasional sehingga orang
lain dapat membantu menyelesaikan masalah,dan jika tersedia mekanisme koping untuk
membantu mengurangi ansietas.

Jenis krisis
1.krisis maturasi. Krisis maturasi merupakan masa transisi atau perkembangan dalam
kehidupan seseorang pada saat keseimbangan psikologi terganggu,seperti masa
remaja,menjadi orang tua,pernikahan, atau pension.

2.krisis situasi. Krisis situasi terjai ketika peristiwa eksternal tertentu menggangu keseimbangan
kelompok. Contohnya yaitu kehilangan pekeerjaan.
Pengkjian
Sselama fase pengkajian,peraat harus mengumpulkan data tentang sifat krisis dan
pengaruhnya.perawat harus melakukan pengkajian spesifik berikut ini.

1.identifikasi peristiwa pencetus,termasuk kebutuhan yang terancam oleh peristiwa dan saat
gejala-gejala muncul.

2.identifikasi persepsi individu terhadap peristiwa,meliputi tema yang mendasari dan memori
yang berhubungan dengan peristiwa.

3.identifikasi sifat dan kekuatan system pendukung individu serta sumber koping,termasuk
keluarga,teman,dan orang terdekat yang mungkin dapat membantu.

4.identifikasii kekuatan dan mekanisme koping yang lalu, termasuk strategi koping yang
berhasil dan tidak berhasil.

Perencanaaan dan implementasi


Pada fase ini dinamika yang mendasari krisis dirumuskan,solusi alternative terhadap masalah
digali, dan langkah-langkah untuk mencapai solusi dirancang.proses ini tergambar dalam
rencana penyuluhan pasien untuk koping teerhadap kondisi krisis.

Ada 4 intervensi krisis yang menunjukan hierarki dari yang paling dasar dari( tingkat 1) sampai
tingkat yang paling dalam (tingkat 4)

1.manipulasi lingkungan.intervensi ini secara langsung mengubah situasi fisik atau interpersonal
individu yang bertujuan memberikan dukungan situasional atau menghilangkan stress.

2.dukungungan umum.jenis intervensi ini member individu perasaan bahwa perawat selalu
bersamanya dan akan membantunya.

3.pendekatan umum.jenis intervensi krisis ini dirancang untuk merangkul individu yang
beresiko tinggi dan sejumlah besar masyarkat segera mungkin.
4.pendekatan individu.pendekatan ini termasuk diagnosis dan penanganan masalah khusus
pasien tertentu.

Tekhnik intervensi krisis bersifat aktif,fokal,dan eksploratif. Tkhnik tersebut tidak interpretative
karna tujuanya adalah resolusi cepat dari suatu masalah yang mendesak.

Pencegahan tersier
Aktivitas pencegahan tersier mencoba untuk mengurangi beratnya gangguan dan disabilitas.

Rehabitasi adalah proses yang memungkinkan individu untuk kembali ketingkat fungsi setinggi
mungkin. Rehabilitasi jiwa berkembang dari kebutuhan untuk menciptakan kesempatan bagi
individu yang didiagnosis mengalami gangguan jiwa berat,agar dapat hidup,belajar, dan bekerja
dilingkungan.

Anda mungkin juga menyukai