Anda di halaman 1dari 49

KONSEP PENCEGAHAN

KESEHATAN JIWA

OLEH :
AEMILIANUS MAU, S.Kep, Ns, M.Kep
LATAR BELAKANG
• Masalah kesehatan jiwa semakin luas dan
kompleks, saling berhubungan dengan segala
aspek kehidupan manusia.
• Masalah kesehatan jiwa dikelompokkan secara
garis besar; masalah perkembangan manusia
yang harmonis dan peningkatan kualitas
hidup, masalah gangguan jiwa, serta masalah
psikososial.
Lanjutan
• Perubahan arus globalisasi menyebabkan perubahan
pada tata nilai sosial budaya, krisis multidimensi
menyebabkan masyarakat rentan terhadap stres,
ansietas, konflik, ketergantungan napza, perilaku seks
menyimpang, yang dapat digolongan menjadi masalah
psikososial
• 28% pengunjung puskesmas menunjukkan gangguan
psikososial dan 80% kasus tidak terdeteksi
• Salah satu kebijakan pelayanan kesehatan jiwa adalah
mendeteksi dini gangguan jiwa melalui upaya preventif
pada puskesmas maupun pada fasilitas layanan
kesehatan lainnya.
Lanjutan
• Psikososial adalah setiap perubahan dalam
kehidupan individu, baik psikologis maupun
sosial yang mempunyai pengaruh timbal balik.
• Masalah psikososial adalah masalah kejiwaan
dan kemasyarakatan yang mempunyai
pengaruh timbali balik sebagai akibat
terjadinya perubahan sosial dan atau gejolak
sosial dalam masyarakat yang dapat
menyebabkan gangguan jiwa
Masalah psikososial
• Gelandangan, pegangguran, kemiskinan
• Pemasunggan pasien jiwa, penganiayaan anak, pasangan
hidup, perceraian
• Tawuran dan kenakalan remaja
• Penyalahgunaan Napza
• Penyimpangan seksual
• Kekerasan sosial
• Stres paska trauma atau bencana
• Pengungsi, lansia yang terisolir
• Stres kerja, PHK
• HIV AIDS
• Dll
Rentang Asuhan
• Perawat jiwa memberi perawatan sepanjang rentang
asuhan baik pada individu, keluarga, kelompok,
maupun masyarakat. Pada kondisi sehat maupun
sakit
• Area praktik ; RS, Puskesmas, Masyarakat
• Gangguan jiwa dikelompokkan menjadi gangguan
jiwa ringan dan berat
• Gangguan jiwa berat, sulit disembuhkan secara total,
sehingga fokus asuhan pada upaya pencegahan
primer, sekunder dan tersier.
Pencegahan Primer

• Pencegahan primer adalah intervensi biologi,


sosial, psikologi yang bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan
atau menurunkan angka kesakitan di
komunitas dengan mengubah faktor-faktor
penyebab sebelum membahayakan.
Pengkajian kebutuhan
keperawatan preventif

• Pengkajian kebutuhan pasien akan tindakan


keperawatan preventif termasuk identifikasi:
– Stresor yang mempercepat respons maladaptif
– Target atau kelompok populasi yang rentan ; anak-
anak, remaja, keluarga baru, keluarga yang
mengalami perceraian atau penyakit, wanita dan
lanjut usia.
Perencanaan dan implementasi
Penyuluhan Kesehatan
• Penyuluhan kesehatan mencakup
memperkuat individu dalam kelompok melalui
pembentukan kompetensi.
• Amsumsinya adalah, bahwa banyak respon
maldaptif terjadi sebagai akibat dari
kurangnya kompetensi dalam strategi koping
Lanjutan
• Tujuan penyuluhan kesehatan:
– Meningkatkan kesehatan individu dan atau
kelompok tentang masalah atau peristiwa yang
berhubungan dengan sehat dan sakit, seperti
tugas perkembangan normal
– Meningkatakan pemahaman individu dan atau
kelompok tentang stresor yang potensial dan
alternatif respon koping.
Lanjutan
– Meningkatkan pengetahuan individu dan atau
kelompok tentang bagaimana memperoleh
sumber yang diperlukan untuk menyelesaikan
masalah
– Meningkatkan keterampilan penyelesaian masalah
individu atau kelompok, keterampilan
interpersonal, toleransi terhadap stres dan
frustrasi, motivasi, harapan dan harga diri.
Pengubahan Lingkungan
• Pengubahan lingkungan pada sumber stresor
sbb :
– Ekonomi ; mengalokasikan sumber untuk untuk
bantuan finansial atau bantuan anggaran atau
penghasilan, termasuk cara mempeoleh atau
meningkatkan sumber ekonomi individu, keluarga,
maupun masyarakat.
– Pekerjaan ; menerima tes pekerjaan, bimbingan
dan penyuluhan, atau pelatihan kembali yang
memungkinkan pekerjaan atau karier baru
Lanjutan
– Perumahan ; pindah ketempat baru, yang
mungkin saja berarti meninggalkan atau kembali
kepada keluarga dan teman; memperbaiki rumah
yang sudah ada ;
– Keluarga ; memasukan anak pada fasilitas
perawatan, taman kanak-kanak, sekolah dasar
atau berkemah; atau mendapatkan pelayanan
rekreasi, sosial, keagamaan, atau komunitas
Lanjutan

• Politik ; mempengaruhi struktur pelayanan


dan prosedur kesehatan; berperan serta
dalam pengembangan dan perencanaan
komunitas; ditujukan pada masalah legislatif.
Dukungan sistem sosial
• Mengkaji tetangga dan komunitas untuk mengidentifikasi
area masalah dan kelompok beresiko tinggi.
• Meningkatkan hubungan antara sistem dukungan antara
komunitas dan pelayanan kesehatan jiwa formal.
• Menguatkan jaringan pemberian pelayanan yang sudah ada,
termasuk kelompok kerja, organisasi masyarakat, kelompok
wanita, dukungan dari tempat bekerja dan tetangga, dan
kelompok swa bantu (self help group)
• Membantu sesorang atau kelompok dalam
mengembangkan, memelihara memperluas dan
menggunakan jaringan sosial yang tersedia.
Evaluasi
• Perawat harus menimbang hal berikut ini
dengan mengevaluasi intervensi prevensi
primer atau program:
– Kemanjuran ; apakah program atau intervensi
lebih bermanfaat dari pada bahaya yang dapat
ditimbulkan menurut pendukung pendapat
program?
– Kefektifan ; apakah intervensi lebih bermanfaat
dari pada bahaya yang dapat terjadi bagi mereka
yang menerima?
Lanjutan
– Efisiensi ; apakah intervensi dibuat tersedia untuk
mereka yang memerlukannya? apakah sumber
digunakan secara optimal?
– Jangka waktu; apakah ada bukti tentang jangka
waktu optimal untuk penetapkan waktu
intervensi?
– Akibat yang membahayakan; apakah ada data
yang mendukung bahwa intervensi mungkin
mempunyai efek yang membayakan (misalnya
konsekuensi “labeling” yang tidak disukai stigma?
Lanjutan
– Program skrining ; apakah ada bukti tentang
sensifitas, spesifitas program, dan keakuratan
yang dapat diramalkan?
– Kemungkinan kelompok beresiko tinggi ; apakah
ada bukti bahwa program akan lebih efisien jika
diterapkan pada populasi tertentu yang beresiko
tinggi ?
– Analisa ekonomi ; apa hasil analisa biaya
keuntungan dan biaya kefektifan ?
Pencegahan sekunder
• Pencegahan sekunder termasuk menurunkan
angka kelainan.
• Aktifitas pencegahan sekunder meliputi
penemuan kasus dini, skrining, dan tindakan
efektif yang cepat.
• Intervensi krisis merupakan suatu modalitas
tindakan pecegahan sekunder yang penting.
Lanjutan
• Krisis
krisis adalah gangguan internal yang ditimbulkan
oleh peristiwa yang menegangkan atau ancaman
yang dirasakan pada diri seseorang.
• Mekanisme koping yang biasa digunakan seseorang
sudah tidak efektif lagi untuk mengatasi ancaman,
dan orang tersebut mengalami suatu keadaaan tidak
seimbang serta peningkatan ansietas. Ancaman, atau
pristiwa pemicu biasanya dapat diidentifikasi.
Lanjutan
• Tujuan intervensi krisis adalah agar individu kembali
pada tingkat fungsi pre krisis.
• Krisis mempunyai keterbatasan waktu, dan konflik
berat yang ditunjukan dapat merupakan periode
peringkat kerentanan, yang dapat menstimulasi
pertumbuhan personal.
• Apa yang dilakukan seseorang terhadap krisis akan
menentukan pertumbuhan atau disorganisasi bagi
orang tersebut
Manusia

Keadaan seimbang

Keadaan tidak seimbang

Kebutuhan untuk memulihkan keseimbangan

Ada faktor pengimbang ; persepsi


Tidak ada satu atau lebih faktor
realistis thp peristiwa, dukungan
pengimbang ; seperti tabel sebelah kiri
situasi yang memadai,
mekanisme koping memadai
Masalah tidak terselesaikan
Resolusi masalah
Ketidakseimbangan berlanjut
Kembali seimbang

Krisis
Tidak ada krisis
Lanjutan

• Jenis krisis
– Krisis maturasi. Krisis maturasi merupakan masa
perkembangan atau transisi dalam kehidupan
seseorang pada saat keseimbangan psikologis
sedang terganggu, seperti pada masa remaja,
menjadi orang tua, perkawinan atau pensiun.
Krisis maturasi menuntut perubahan peran.
Lanjutan
Krisis situasi. Krisis situasi terjadi ketika peristiwa
eksternal tertentu mengganggu keseimbangan
psikologi individu atau kelompok. Sebagai contoh
termasuk kehilangan pekerjaan, perceraian,
kematian, masalah sekolah, dan penyakit
Lanjutan
• Krisis tak terduga.
• Krisis terjadi tanpa sengaja, tidak umum , dan tidak
terduga yang dapat mengakibatkan banyak
kehilangaan dan perubahan lingkungan
• Contoh kebakaran, kebanjiran, nuklir, gempa bumi,
sunami, badai.
• Krisis ini bila terjadi, dapat mengakibatkan stres yang
hebat dan menantang semua kemampuan koping
individu.
Pengkajian
• Selama fase pengkajian, perawat harus
mengumpulkan data tentang sifat dari krisis
dan pengaruhnya. Pengkajian spesifik berikut
ini harus dilakukan:
– Identifikasi peristiwa pemicu, termasuk
kebutuhan-kebutuhan yang terancam oleh
peristiwa dan saat dimana gejala-gejala tampak.
Lanjutan
Identifikasi persepsi individu terhadap kejadian,
Identifikasi sifat dan kekuatan sisitem pendukung
individu dengan sumber koping, termasuk
keluarga, teman, dan orang terdekat yang
mungkin dapat menolong.
Identifikasi kekuatan dan mekanisme koping yang
lalu, termasuk strategi koping yang berhasil dan
tidak berhasil.
Diagnosa keperawatan
• Gangguan Penyesuaian
• Ansietas
• Tidak Efektif Koping komunitas
• Koping keluarga inefektif
• Koping individu inefektif
• Respon pasca trauma
• Gangguan harga diri
• Isolasi sosial
• Distres spiritual
Lanjutan
• Perubahan Proses keluarga
• Ketakutan
• Berduka
• Perubahan Pemeliharaan kesehatan,
• Defisit pengetahuan (uraikan)
• Perubahan kedekatan orang tua/bayi/anak,
• Perubahn peran asuhan orang tua
Intervensi Krisis
– Manipulasi lingkungan
Mengubah situasi fisik dan interpersonal individu
yang bertujuan memberikan dukungan situasional
atau menghilangkan stres.
– Dukungan umum.
Memberi individu perasaan bahwa perawat berada
dipihaknya dan akan membantu mereka.
Lanjutan

–Pendekatan generik/umum
Misalnya membantu korban
bencana untuk mengalami
proses berduka.
Lanjutan
– Pendekatan individual.
Menegakkan diagnosa dan melakukan tindakan
untuk menyelesaikan masalah spesifik pasien
tertentu, seperti melakukan pencegahan bunuh diri
atau membunuh orang lain
teknik intervensi krisis bersifat aktif, vokal dan
eksploratif.
Evaluasi
 Apakah individu telah kembali pada tingkat
fungsi sebelum terjadi krisis?
 Apakah kebutuhan individu sebenarnya, yang
telah terancam oleh pristiwa pencetus atau
yang menegangkan telah dipenuhi?
Lanjutan
– Apakah perilaku maladaptif individu atau gejala
telah berkurang?
– Apakah mekanisme koping adaptif individu telah
berfungsi kembali?
– Apa yang telah dipelajari individu dari pengalaman
ini yang mungkin membantu untuk koping
terhadap krisis yang akan datang ?
Pencegahan Tersier
• Aktifitas pencegahan tertier mencoba untuk
mengurangi keparahan kelainan dan ketidak
mampuan yang berkaitan.
Rehabilitasi
• Rehabilitasi adalah suatu proses yang memungkinkan
individu untuk kembali pada tingkat fungsi setinggi
mungkin.
• Biasanya bertujuan untuk mengembalikan pada
tingkat fungsi yang sama atau lebih tinggi dari pada
tingkat fungsi ketika belum sakit.
Pengkajian kebutuhan asuhan
perawatan rehabilitasi
• Individu.
– Identifikasi sifat dan intensitas stresor.
– Eksplorasi keuntungan yang dialami pasien karena
ketidakmampuannya (keuntungsn sekunder)
– Identifikai sumber koping.
– Pengkajian keterampilan komunitas.
Lanjutan
• Keluarga
– Analisis struktur keluarga, termasuk
perkembangan, tahap, peran, tanggung jawab,
norma, dan nilai-nilai.
– Eksplorasi sikap keluarga terhadap anggota
keluarga yang sakit jiwa.
– Anilisis iklim emosional keluarga.
Lanjutan
– Identifikasi dukungan sosial yang tersedia
bagi keluarga, termasuk keluarga besar,
teman, dukungan finansial, keterlibatan
dalam agama, kontak komunitas.
– Idetifikasi pemahaman keluarga tentang
masalah pasien dan rencana asuhan.
Lanjutan
• Komunitas
– Pengkajian tentang lembaga masyarakat
yang dapat memberikan pelayanan kepada
pasien jiwa dan keluarganya.
– Identifikasi kesenjangan dalam layanan yang
tersedia atau dalam kefektifan layanan yang
sudah ada.
Perencanaan dan implementasi
• Individu
– Tetapkan tujuan perawat-pasien yang relastik berdasarkan
diagnosa keperawatan pasien.
– Fokus pada peningkatan kemandirian dengan
memaksimalkan kekuatan individu.
– Fasiltasi rujukan pada program pelayanan alternatif yang
membantu pasien berfungsi secara mandiri di komunitas;
berupa program rehabilitasi psikososial atau program-
program dukungan komunitas.
Lanjutan
– Bantu pasien untuk ikut serta dalam
kelompok swa bantu.
–Identifikasi keenggangan terhadap
perubahan, jika ada bantu pasien
untuk mengatasi keenggangannya atau
cari alternatif lain yang lebih bisa
diterima.
Lanjutan
– Ajar pasien mengenai kebutuhan perawatan
kesehatan yang relevan, termasuk kesehatan fisik,
kesehatan mental, dan kterampilan sosial.
– Bertindak sebagai pelindung pasien dalam
berhubungan dengan pihak dan badan masyarakat
yang penting lainnya.
– Bantu pasien mengembangkan suatu jaringan
kerja dukungan sosial yang dapat diandalkan.
Lanjutan
• Keluarga
– Bina kemitraan dengan keluarga yang bertujuan
membantu pasien.
– Berikan keluarga informasi, rujuk mereka pada
anggota tim kesehatan lain untuk informasi lebih
lanjut, dan sarankan bagaimana berespons
terhadap perilaku dektruktif.
– Berikan umpan balik kepada keluarga tentang
keberhasilan interaksi mereka.
Lanjutan
– Rujuk keluarga untuk terapi keluarga, jika
diperlukan.
– Rujuk keluarga pada kelompok swa bantu.
– Bantu keluarga menemukan pelayanan untuk
bersantai/ beristirahat.
– Berikan kelurga informasi mengenai pelayanan
intervensi krisis yang tersedia.
Lanjutan
• Komunitas
– Berikan penyuluhan mengenai kesehatan jiwa dan
penyakit jiwa kepada kelompok masyarakat.
– Berperan serta dalam kelompok perlindungan
terhadap komunitas untuk menggalakan
pengembangan pelayanan kesehatan jiwa .
– Waspada dan terlibat dalam proses politik.
Evaluasi
Evaluasi program individu sebagai berikut ;
• Hasil guna biaya
• Status perizinan
• Pencapaian tujuan
• Hasil pasien
• Kepuasan pasien dan staf
Lanjut
• Kesamaan antara kelompok program dapat juga
dikaji.
• Program mungkin juga dievaluasi pada tingkat sistem
untuk memastikan relefansinya terhadap kebutuhan
komunitas dan pendayagunaan sumber.
Evaluasi pasien:
• Kebutuhan dan tingkat fungsi tiap individu pasien
mungkin berubah setiap saat.
• Evaluasi kebutuhan kemajuan pasien perlu
dipertimbangkan.
Lanjutan
• Kriteria evaluasi untuk setiap individu pasien harus
berdasarkan perilaku individu dan tujuan tindakan
penanggulangan. Kriteria yang sudah diidentifikasi
untuk mengevaluasi respons klien terhadap program
rehabilitasi termasuk:
– Keterlibatan dalam aktifitas masyarakat, termasuk program
rehabilitasi
– Angka rawat inap
– Kemamauan mencari dan mempertahankan pekerjaan

Anda mungkin juga menyukai