Anda di halaman 1dari 12

PENCEGAHAN PRIMER, SEKUNDER DAN

TERSIER PADA KEGAWATDARURATAN


SISTEM ENDOKRIN, GENITOURINARY,
OBSGIN DAN PSIKIATRIK

Kelompok 2

Abd. Aziz 715620517


Angga Varodan 717620908
Indri Nur Safitri 717620911
Noer Kholis 717620913
Nurul Hidayati 717620915
Ach. Rifqiyanto 717620917
Moh. Syarif Hidayatullah 717620919
Yayak Kuntina 717620921
Anisatul Inayah 717620924
Sekunder
Sekunder
Primer
Primer

Tersier
Tersier

PENGERTIAN
PENCEGAHAN PRIMER

• Menurut Clark ( 2003) dalam Leavel & Clark (1965) Pencegahan primer
didefinisikan oleh pencetus istilah sebagai "langkah-langkah yang dirancang
untuk mempromosikan kesehatan yang optimal atau perlindungan spesifik
terhadap agen penyakit". Pencegahan primer melibatkan tindakan yang
diambil sebelum terjadinya masalah kesehatan dan mencakup aspek
promosi kesehatan dan perlindungan.
• Pencegahan primer adalah intervensi biologi, sosial, atau psikologis yang
bertujuan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan atau menurunkan
insiden penyakit di masyarakat dengan mengubah faktor-faktor penyebab
sebelum membahayakan seperti penyuluhan kesehatan, pengubahan
lingkungan, dukungan system social.
PENCEGAHAN SEKUNDER

• Tujuan dari pencegahan sekunder kegawat daruratan yaitu


Pendeteksian dini Multi Trauma serta penanganan segera sehingga
komplikasi dapat dicegah. Pencegahan sekunder berfokus pada
identifikasi dini dan pengobatan masalah kesehatan yang ada dan
terjadi setelah masalah kesehatan muncul.
• Sasaran pencegahan sekunder yaitu pasien multi trauma yang baru
terdiagnosa dan Kelompok penduduk resiko tinggi ( supir, tukang ojek,
Balita, Pekerja  bangunan, pemanjat tebing ).
• Pencegahan sekunder meliputi penemuan kasus dini, skrining dan
pengobatan efektif yang cepat. Intervensi krisis adalah suatu modalitas
terapi pencegahan sekunder yang penting.
KRISIS

Krisis adalah gangguan internal yang ditimbulkan oleh peristiwa yang


menegangkan atau ancaman yang dirasakan pada diri seseorang. Mekanisme
koping yang biasa digunakan seseorang menjadi tidak efektif untuk
mengatasi ancaman, dan orang tersebut mengalami suatu ketidakseimbangan
serta peningkatan ansietas. Ancaman atau peristiwa  pencetus biasanya dapat
diidentifikasi. Tujuan intervensi krisis adalah individu pada tingkat fungsi
sebelum krisis. Krisis memiliki keterbatasan waktu, dan konflik berat yang
ditimbulkan dapat menstimulasi pertumbuhan personal. Apa yang dilakukan
seseorang terhadap krisis menentukan pertumbuhan atau disorganisasi bagi
orang tersebut.
JENIS – JENIS
KRISIS

1) Krisis maturasi.
Krisis maturasi merupakan masa transisi atau perkembangan dalam
kehidupan seseorang pada saat keseimbangan psikologis terganggu, seperti
pada masa remaja, menjadi orang tua, pernikahan, atau pensiun.
Krisis maturasi menuntut perubahan peran. Sifat dan besarnya krisis
maturasi dapat dipengaruhi oleh model peran, sumber interpersonal yang
memadai, dan kesiapan orang lain dalam menerima peran baru.
2. Krisis situasi.
Krisis situasi terjadi ketika peristiwa eksternal tertentu mengganggu
keseimbangan psikologis individu atau keseimbangan kelompok. Contohnya
yaitu kehilangan pekerjaan, perceraian, kematian, masalah sekolah, penyakit
dan bencana.
PENCEGAHAN TERSIER
• Pencegahan tersier adalah upaya meningkatkan angka kesembuhan,
angka survival (bertahan hidup), dan kualitas hidup dalam mengatasi
penyakit. Pencegahan tersier adalah kegiatan yang bertujuan
mengembalikan klien ke tingkat fungsi tertinggi dan mencegah kerusakan
lebih lanjut dalam kesehatan. Dalam keperawatan kesehatan masyarakat,
pencegahan tersier juga berfokus pada pencegahan kekambuhan dari
masalah.
• Aktivitas pencegahan tersier mencoba untuk mengurangi beratnya
gangguan dan disabilitas yang berkaitan. Rehabilitasi adalah proses yang
memungkinkan individu untuk kembali ke tingkat fungsi setinggi
mungkin.
PENCEGAHAN PRIMER, SEKUNDER DAN TERSIER
PADA KEGAWATDARURATAN SISTEM ENDOKRIN

• Melakukan penyuluhan dan pendidikan kesehatan kepada masyarakat


tentang faktor-faktor resiko terjadinya gangguan pada sistem endokrin
• Menerapkan diet sehat dengan gizi seimbang yang sesuai
PRIMER • Menjaga berat badan yang ideal

• Menyertakan yodium dalam diet untuk membantu mencegah masalah


tiroid
SEKUNDER • Bila sedang mengalami pengobatan maka harus rutin dan sesuai dosisnya

• Rutin berolahraga
• Mengurangi konsumsi makanan yang mengandung gula berlebih
TERSIER • Patuh diet yang dianjurkan
PENCEGAHAN PRIMER, SEKUNDER DAN TERSIER
PADA KEGAWATDARURATAN SISTEM PERKEMIHAN

• Pendidikan kesehatan tentang faktor resiko terjadinya gangguan pada sistem perkemihan
• Membiasakan minum air putih minimal 2 liter perhari
• Tidak menahan untuk buang air
PRIMER • Olahraga yang rutin teruama bagi yang aktivitasnya lebih banyak duduk atau statis

• Pemeriksaan dini untuk deteksi dini adanya tanda dan gejala gangguan sistem
perkemihan
• Jika diresepkan obat, rutin untuk mengkonsusmsinya
SEKUNDER

• Konseling kesehatan agar lebih memahami cara menjaga fungsi saluran kemih dan
genetalia yang mengalami gangguan sehingga fungsi organ tersebut dapat kembali
serta tidak terjadi kekambuhan penyakit.
TERSIER
PENCEGAHAN PRIMER, SEKUNDER DAN TERSIER PADA
KEGAWATDARURATAN SISTEM OBSTETRI DAN
GINEKOLOGI
• Penyuluhan dan pendidikan kesehatan tentang faktor resiko terjadinya gangguan
pada masa kehamilan dan persalinan khususnya bagi ibu hamil
• Menjaga berat badan ideal sesuai anjuran bagi ibu hamil
• Rutin konsumsi tablet Fe
PRIMER
• Hindari stres

• Istirahat yang cukup dapat menurunkan preeklampsi


• Rutin mengkonsumsi obat yang diresepkan untuk mengurangi
SEKUNDER preeklampsi

• Jika kejadian preeklampsi berlanjut biasanya akan diasarankan untuk


rawat inap dan melakukan perawatan ekspektatif atau menunda kelahiran
buah hati tanpa membayakan ibu dan janin bila usia kehamilan dibawah
TERSIER 34 minggu
PENCEGAHAN PRIMER, SEKUNDER DAN TERSIER
PADA KEGAWATDARURATAN SISTEM PSIKIATRIK

• Pendidikan kesehatan dan dukungan sosial pada orang yang mengalami kehilangan
• Pelatihan manajemen stres
• Stimulasi perkembangan yang baik bagi remaja
PRIMER • Edukasi tentang narkotika dan bahayanya

• Penurunan angka prevalensi masalah gangguan jiwa dengan penemuan kasus, skrining serta
tindakan yang cepat misalnya kasus bunuh diri
• Edukasi masyarakat sekitar untuk tidak mendiskriminasi
• Menciptakan suasana yang nyaman dalam proses perawatan masalah gangguan jiwa misalnya terapi
SEKUNDER modalitas
• Pemantauan berlanjut

• Merencanakan program dukungan sosial dengan menggerakkan sumber-sumber yang


ada di masyarakat
• Melakukan progam rehabilitasi dan pemberdayaaan pasien dan keluarga hingga
mandiri
TERSIER
• Merencanakan program untuk mencegah stigma dan diskriminasi

Anda mungkin juga menyukai