Anda di halaman 1dari 6

KELOMPOK :1

NAMA ANGGOTA : 1. Akhmad Rifani H (I1C108201)


2. Nurhayati (I1C110001)
3. Faradilla Iedliany (I1C110015)
4. Rikma Haryani (I1C110029)
5. Devi Riana Karsa (I1C110214)

Psikologi Komunitas
Di Indonesia psikologi komunitas sebagai ilmu kesehatan maayarakat dalam disiplin ilmu
kedokteran dan ilmu kesehatan. Psikologi komunitas juga menjadi subbagian dari psikologi
sosial, sosiologi dan ilmu sosial lainnya. Dalam pembahasan ini psikologi komunitas sebagai
salah satu kegiatan yang berkaitan dengan memberi bantuan kepada orang yang mengalami
gangguan emosional,penyesuaian diri, atau masalah psikologi lainnya.
Kebanyakan psikologi klinis melakukan terapi - dengan berbagai teknik dan orientasi -
terhadap atau atau sekolompok orang yang mengalami gangguan atau yang mempunyai masalah.
Menurut pandanagn sosiokultural, lingkungan sosilakultural dan interaksinya dengan subjek atau
sekolompok subjek lah penyebab munculnya gangguan jiwa. Ini terjadi karena adanya tuntutan
lingkungan sosial agar subjek mengikuti norma sosila, nilai agama dan lain-lain.

Pengertian
Komunitas didefinisikan dengan banayk cara berdasarkan lokalitas,berdasarkan pola
komunitasnya, atau sebagai jaringan-jaringan yang meemnuhi berbagai kebutuhan dasar.
Psikologi komunitas didefinisikan sebagai suatu pendekatan terhadap kesehatan mental yang
menekankan pada peran daya lingkungan dalam menciptakan dan mengurangi masalah.
Rapaport (dalam Phares,1992) megemukakan bahwa perspektif psikologi komunitas
memperhatikan 3 hal utama, yaitu :
1. Pengembangan sumber daya individu
2. Aktivitas politik
3. Ilmu
Fokus dari psikologi komunitas ialah interakasi orang lingkungan, mengidentifikasi peran
dan daya lingkungan yang dapat menciptakan atau mengurangi masalah individu, dan kemudian
memusatkan diri pada pemberdayaaan individu dan kelompok individu untuk lebih dapat
menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Penekanan pendekatan kesehatan mental
komunitas adalah :
1. Intervensi dalam komunitas
2. Intervensi dilakukan dalam populasi terbatas misalnya high-risk population
3. Penekanan pada pencegahan
4. Promosi pelayanan tak langsung, seperti mengadakan kondsultasi dan pelatihan
5. Pelaksanakan oleh ahli dari berbagai bidang ilmu dan awam

Ada beberapa konsep yang sanagt melekta pada pendekatan psikologi komunitas, yaitu
1. Pencegahan.
Pencegahan gangguan jiwa bertujuan untuk menghemat biaya perawatan penderita.
2. Pemberdayaan.
Pemberdayaan manusia dalam masyarakat bertujuan untuk mempertahankan kesehatan dan
mencegah penyakit jiwa.

Pencegahan
Ada tiga jenis pencegahan, yaitu:
1. Primer
Upaya melawan keadaan yang memungkinkan timbulnya gangguan sebelum gangguan
itu terjadi, misalnya pemberian gizi bagi balita, imunisasi, konseling pranikah, dan
penyediaan rumah sehat.
2. Sekunder
Usaha diagnosis dini atas suatu keadaan dan bertujuan agar dapat dilakukan terapi atau
treatment pada tahap ini atau tahap awal gangguan. Misalnya, deteksi suatu keadaan
gangguan neurologis minimal yang dapat ditindaklanjuti segera pada tahap awal.
Pemeriksaan (screening) harus sering dilakukan terhadap sejumlah besar populasi yang tidak
mencari pertolongan karena mereka jarang merasa mempunyai penyakit.
3. Tersier
Upaya rehabilitasi terhadap orang-orang yang memerlukan penyesuaian kembali karena
penyakit atau trauma yang pernah dialaminya. Rehabilitasi ini dapat berupa konseling,
pelatihan dan lain-lain.

Pemberdayaan
Pemberdayaan adalah upaya mencegah yerbentuknya perasaan tak berdaya dan pasrah
pada individu atau kelompok individu yang terkena suatu dampak perubahan lingkungan yang
merugikan. Misalnya, korban penipuan, kesewenang-wenangan dan lain-lain. Kelompok rentan
dalam masyarakat yang perlu diperhatikan seperti remaja yang rentan terhadap pengaruh
sebayanya yang mengkonsumsi narkoba, tenaga kerja wanita yang diekspor keluar negeri tanpa
bekal pengetahuan dan kompetensi yang memadai, lanjut usia yang terlempar dari keluarganya
sendiri, pensiunan yang tidak dimanfaatkan dan lain-lain.

Fokus dalam Strategi Intervensi


Price dkk. (dala Phares, 1992) mengemukakan perbandingan antara orientasi klinis dan orientasi
komunitas dalam strategi intervensinya.
1. Orientasi klinis memperhatikan bagaimana mengatasi defisit pada tingkat individual,
organisasi dan komunitas.
- Pada tingkat individual, orientasi klinis melakukan terapi somatik dan terapi tradisional.
- Pada tingkat organisasi, orientasi klinis melakukan terapi kelompok, pendidikan khusus,
dan pendidikan remedialpada kelompok rentan.
- Pada tingkat komunitas, orientasi klinis melakukan instutisionalisasi atau memberikan
fasilitas khusus bagi mereka yang mengalami disability (buta, lumpuh, tuli, dan lain-lain).
2. Orientasi komunitas mengutamakan peningkatan kompetensi pada tingkat individual,
organisasi dan komunitas.
- Pada tingkat individual, orientasi komunitas melakukan pelatihan keterampilan dan
program pencegahan untuk orang-orang yang beresiko tinggi.
- Pada tingkat organisasi, orientasi komunitas melakukan pelatihan dan konsultasi untuk
menoingkatkan kompetensi berorganisasi para anggotanya.
- Pada tingkat komunitas, orientasi komunitas menciptakan program pencegahan
menyeluruh pada masyaratak untuk mengutangi stress lingungan dan meningkatkan
keberdayaan penduduk.

Metode-Metode Intervensi dan Perubahan


Metode intervensi dan perubahan dalam pendekatan komunitas meliputi:
1. Konsultasi, yaitu mengajak orang-oran yang mempunyai peran besar dalam masyarakat
seperti guru, polisi, rohaniawan, dan lain-lain untuk membahas dan membantu mengatasi
masalah kesehatan mental masyarakat.
2. Mengadakan layanan masyarakat (community lodge) sebagai pengganti layanan rumah sakit,
tempat penitipan sementara bagi penderita gangguan jiwa menahun.
3. Intervensi krisis (crisis intervention). MIsalnya, memberi bantuan dan dukungan kepada
orang-orang dalam keadaan stress akut agar mereka terhindar dari gangguan yang lebih parah
dan menahun, mendirikan pusat-pusat intervensi krisi yang lokasinya berdekatan dengan
penderita dan memberikan pelayanan langsung, layanan telpon 24 jam bagi korban
pemerkosaan, pencandu narkoba, korban kekerasan rumah tangga, dan lain-lain.
4. Intervesi pada usia dini adalah yang banyak dilakukan di Indonesia sekitar tahun 1975 hingga
sekarang. Program yang dijalankan yaitu program ibu bayi dan balita. Bentuk program
tersebut seperti memberikan penyuluhan gizi, kesehatan, imunisasi, dan lain-lain.
5. Pengembangan berbagai program pelatihan upaya pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan
dengan membuat tulisan-tulisan singkat tentang upaya-upaya cepat untuk mengatasi berbagai
keadaan darurat psikologis, misalnya mengatasi kecemasan, dan mengatasi stress.

Hasil karya para psikolog komunitas


Menurut Zac dan Specter (1974), psikologi adalah sebuah pendekatan ke masalah-masalah
perilaku manusia yang menekankan pada kontribusi kekuatan-kekuatan lingkungan terhadap
perkembangan masalah-masalah itu maupun potensi kontribusi yang mungkin diberikan untuk
mengurangi penggunaan kekuatan-kekuatan ini. Psikologi komunitas sering menemukan yang
sama dengan para pekerja sosial, perawat kesehatan public, dan dokter. Psikologi komunitas
menekan bahwa mereka tiadak hanya penduli pada kesehatan mental komunitas, meskipun
memang benar bahwa ada banyak tumpang tindih antara psikologi komuitas dan kehatan mental
komunitas. Ciri utama psikolog komunitas adalah penggunaan pengetahuan psikologis ( bila
dibidangkan dengan, misalnya, pengetahuan tentang ilmu ekonomi,perumahan, transportasi, atau
ketenagakerjaan) dan didedikasi mereka pada metode-metode empiris untuk mengukur
efektivitas hasil.

DAFTAR PUSTAKA
Sundberg, Norman D; Allen A. Winebarger; Julian, R.Tapplin.2007.Psikologi Klinis Edisi
Keempat.Jakarta : Pustaka Belajar

Markam, Suprapti Slamet I.S Sumarmo.2003.Pengantar Psikologi Klinis.Jakarta : Universitas


Indonesia (UI-Press)

Anda mungkin juga menyukai