Nawang wulandari
Gangguan jiwa adalah pola perilaku atau psikologis yang ditunjukkan oleh
individu yang menyebabkan distres, disfungsi dan menurunkan kualitas
kehidupan
Klasifikasi gangguan jiwa menurut riskesdas 2013 dibagi menjadi 2 yaitu
gangguan jiwa berat/ psikosa misal skizofrenia dan gangguan jiwa ringan misal
gangguan mental emosional kecemasan, panik, gangguan alam perasaan,dsb
Klasifikasi diagnosis pada gangguan jiwa ditegakkan berdasarkan kriteria
NANDA ataupun NIC-NOC. Untuk diindonesia menggunakan hasil penelitian
terhadap berbagai masalah keperawatan yang paling sering terjadi di rumah
sakit jiwa.
Definisi stres
Stres adalah respon tubuh yang sifatnya non spesifik terhadap setiap
tuntutan atasnya (Selye, 1950)
Stres merupakan usaha penyesuaian diri dari seseorang. Bila tidak
dapat mengatasinya dengan baik akan muncul gangguan fisik,
perilaku yang tidak sehat ataupun gangguan jiwa.
Jenis stres
1. Eustress yaitu hasil dari respon terhadap stres yang berifat sehat,
positif dan konstruktif (bersifat membangun)
2. Distress yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak
sehat, negatif dan destruktif (bersifat merusak)
Sumber stres
1. Frustasi muncul bila ada aral melintang antara seseorang dengan tujuan. Frustasi timbul
karena stresor dari luar seperti bencana alam, kecelakaan, kematian orang yang dicinta,
peperangan, keguncangan ekonomi, ketidakpastian sosial. Stressor dari dalam misalnya cacat
badaniah
2. Konflik terjadi bila seseorang tidak dapat memili antara dua atau lebih macam kebutuhan atau
tujuan. Memilih salah satu berarti tidak tercapai yang lain. Contoh jika harus memilih antara
sekolah terus atau menikah
3. Tekanan. Tekanan meskipun kecil, jika bertumpuk dan berlangsung lama dapat menimbulkan
stres yang hebat. Contoh orang tua yang menuntut anaknya untuk berprestasi disekolah
4. Krisis adalah keadaan karena stressor mendadak dan berskala besar yg menimbulkan stres
pada seorang individu ataupun satu kelompok misalnya kematian, kecelakaan, penyakit yg
memerlukan operasi
Faktor predisposisi
Adalah faktor resiko yang menjadi sumber terjadinya stres yang
mempengaruhi tipe dan sumber dari individu untuk menghadapi stres baik
yang biologis, psikososial, dan sosiokultural
Faktor inilah yang akan mempengaruhi seseorang dalam memberikan arti
dan nilai terhadap pengalaman stres yang dialaminya
1. Biologis: latar belakang genetik, status nutrisi, kepekaan biologis,
kesehatan umum dan terpapar racun
2. Psikologis: kecerdasan, keterampilan verbal, moral, personal, pengalaman
masa lalu, konsep diri,motivasi, pertahanan psikologis
3. Sosiokultural: usia, gender, pendidikan, pendapatan, pekerjaan, okupasi,
posisi sosial, latar belakang, budaya, keyakinan, politik, pengalaman
sosial, tingkatan sosial, tingkat ekonomi
Faktor presipitasi
Adalah stimulus yang menantang, mengancam atau menuntut individu.
Memerlukan energi tambahan dan mengakibatkan suatu ketegangan dan stres
Stresor dapat bersifat biologis, psikologis, atau sosial budaya
Stimulus bisa berasal baik dari lingkungan internal atau lingkungan eksternal
Penting untuk mengkaji waktu stresor, mencakup kejadian stresor, berapa lama
seseorang terpapar stresor dan seberapa sering terjadi
Jumlah stresor yg dialami individu dalam masa tertentu karena kejadian yg
menimbulkan stres mungkin lebih sulit diatasi apabila terjadi beberapa kali
dalam waktu berdekatan.
Faktor presipitasi yg sering terjadi
1. Kejadian yang menekan (stresful)
a. Aktivitas sosial: keluarga, pekerjaan, pendidikan, sosial, kesehatan, keuangan,
2. Ketegangan hidup
Stres dapat menngkat karena kondisi kronis meliputi ketegangan keluarga yang
terus-menerus, ketidakpuasan kerja, dan kesendirian.
Ex: perselisihan dalam hubungan perkawinan, perubahan ortu, ekonomi keluarga,
peran yang overload
Penilaian terhadap stressor
Penilaian adalah dihubungkan dengan evaluasi terhadap pentingnya suatu
kejadian yang berhubungan dengan kondisi sehat
Penilaian terhadap stressor ini meliputi respons kognitif, afektif, fisiologis,
perilaku, dan respons sosial
1. Respons kognitif mencatat kejadian yg menekan, memilih pola koping yg
digunakan, serta emosional, fisologis, perilaku dan reaksi sosial seseorang.
Penilaian kognitif merupakan jembatan psikologis antara seseorang dengan
lingkungannya dalam menghadapi kerusakan dan potensial kerusakan.
2. Respons afektif adalah membangun perasaan. Dalam penilaian erhadap stressor
respon afektif umumnya merupakan reaksi kecemasan yg diekspresikan dalam
bentuk emosi misal sedih, takut, marah, menerima, tidak percaya, antisipasi dan
kaget
3. Respon fisiologis merefleksikan interaksi dari beberapa akses neuroendokrin dan
berbagai neurotransmitter di otak. Stres mempengaruhi sistem kekebalan tubuh
sehingga berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam melawan penyakit.
4. Respon perilaku sebagai hasil dari respon fisiologis dan emosional
5. Respon sosial:
a. Mencari makna, individu mencari informasi tentang masalah mereka untuk
menyiapkan strategi koping
b. Atribusi sosial dimana seseorang mencoba untuk mengidentifikasi faktor-faktor
yang berkontribusi pada situasi
c. Perbandingan sosial dimana seseorang membandingkan keteramplan dan kapasitas
dengan orang lain yg mempunyai maslah yang sama
Sumber koping
Merupakan pilihan atau strategi yg membantu menentukan apa yang
dapat dilakukan dan apa yg berisiko. Sumber koping adalah faktor
pelindung
Aset ekonomi
Kemampuan dan ketrampilan
Dukungan sosial
Motivasi
Mekanisme koping
Adalah usaha langsung dalam manajemen stres
Ada 3 mekanisme koping:
1. Problem fokus, mekanisme ini terdiri atas tugas dan usaha langsung untuk
mengatasi ancaman diri. Ex: negosiasi, konfrontasi, mencari nasihat
2. Cognitively focus, mekanisme ini berupa seseorang dapat mengontrol
masalah dan merealisasikannya. Ex: perbandingan positif, selective
ignorance, substitutional of reward
3. Emotion fokus, pasien menyesuaikan diri terhadap distres emosional secara
tidak berlebihan. Ex: menggunakan mekanisme pertahanan ego seperti
denial, supresi, proyeksi
Mekanisme koping dapat bersifat konstruktif dan destruktif
Mekanisme konstruktif terjadi ketika kecemasan diperlakukan sebagai sinyal
peringatan dan individu menerima sebagai tantangan untuk menyelesaikan masalah.
Mekanisme koping destruktif menghindari kecemasan tanpa menyelesaikan konflik.
Mekanisme koping dikategorikan sebagai