Tingkat : IIC/Smt IV
b. Model interpersonal
Teori ini dikemukakan oleh Harri Stack Sullivan. Dia menganggap perilaku itu merupakan
bentukan karena adanya interaksi dengan orang lain atau lingkungan sosial. Kecemasan
disebabkan perilakunya tidak sesuai atau tidak diterima orang lain sehingga akan ditolak oleh
lingkungan. Perilaku timbul karena adanya dorongan untuk kepuasan dan dorongan untuk
keamanan. Perilaku karena adanya dorongan untuk memuaskan diri disebabkan karena adanya
kelaparan, tidur, kenyamanan dan kesepian. Keamanan berhubungan dengan penyesuaian diri
terhadap nila-nilai budayaseperti nilai-nilai masyarakat dan suku. Sulivan beranggapan bila
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan akan kepuasan dan keamanan terganggu maka dia akan
mengalami sakit mental.
c. Model sosial
Konsep ini dikemukan oleh Gerard Caplan, yang menyatakan bahwa perilaku dipengaruhi
lingkungan sosial dan budaya. Caplan percaya bahwa situasi sosial dan menjadi faktor
predisposisi klien mengalami gangguan mental, seperti kejadian kemiskinan, masalah keluarga
dan pendidikan yang rendah. Karena kondisi ini akhirnya individu mengalami ketidakmampuan
mengkoping stes, ditambah lagi dukungan dari lingkungan sangat sedikit. Individu
mengembangkan koping yang patologis. Krisis juga bisa menyebabkan klien mengalami
perubahan perilaku. Koping yang selama ini dipakai dan dukungan dari lingkungan tidak dapat
dipakai lagi sehingga klien mengalami penyimpangan perilaku.
d. Model eksistensi
Menurut teori model eksistensi ganguan prilaku atau ganguan jiwa terjadi bila individu
gagal menemukan jati dirinya dan tujuan hidupnya. Individu tidak memiliki kebanggan akan
dirinya. Membenci diri sendiri dan mengalami ganguan dalam body image – nya.
e. Model komunikasi
Konsep ini dikemukan oleh Eric Berne. Dia mengatakan bahwa setiap perilaku, baik verbal
maupun non verbal adalah bentuk komunikasi. Ketidak mampuan komunikasi mengakibatkan
kecemasan dan frustasi.
f. Model behavioral
Konsep ini berdasarkan teori belajar, dan mengatakan bahawa semua perilaku itu dipelajari.
Perilaku seseorang karena dia belajar itu dari lingkungannya. Fokus konsep ini terletak pada
tindakan, bukan pada pikiran atau perasaan individu. Perubahan perilaku membuat perubahan
pada kognitif dan afektif.
g. Model medical
Menurut konsep ini ganguan jiwa cendrung muncul akibat multi factor yang kompleks
meliputi aspek fisik, genetic, lingkungan dan factor sosial. Sehingga focus penatalaksanaannya
harus lengkap melalui pemeriksaan diagnostic, terapi somatic, farmakologi, dan teknik
interpersonal.
h. Model keperawatan
Konsep ini dikemukan oleh Dorethea, Orem, Joan Richi, Roy dan Martha Rogers. Konsep ini
berdasarkan teori sistem, teori perkembangan dan teori interaksi yang bersifat holistik : biopsiko-
sosial spiritual. Perawat mengarah pada perubahan perilaku, menyediakan waktu banyak,
menciptakan hubungan yang terapeutik dan sebagai pembela klien.
3. Model Terapi
Peran perawat dalam memberikan terapi menurut model ini adalah pasien harus
menyampaikan masalah menggunakan sumber yang ada di masyarakat melibatkan teman
sejawat, atasan, keluarga atau suami-istri. Sedangkan terapis berupaya menggali system sosial
klien seperti suasana dirumah, di kantor, di sekolah, di masyarakat atau tempat kerja.
a. peran klien :
1) Bekerja samalah dengan terapis dengan menceritakan seluruh masalah yang dialaminya dan
aktif terlibat dalam proses pemulihan. Disini tujuannya yaitu perawat mampu menganalisa
faktor utama yang menyebabkan klien mengalami gangguan jiwa, selain itu klien juga dapat
membina hubungan baik antara perawat sehingga lebih mudah dalam proses pemulihan.
2) Menggunakan sistem pendukung sosial. yang dimaksud kan system pendukung sosial disini
adalah selain terapis dalam proses pemulihan juga diharapkan berperannya anggota keluarga lain
yang dapat membantu karena klien akan lebih mudah mengerti tujuan utama yang diharapkan
oleh terapis jika yang menyampaikan adalah orang terdekat klien. Selain itu dalam proses
sosialisasi juga dibutuhkan alat bantu pendukung seperti gambar, buku cerita sehingga klien
lebih mudah untuk mengerti.
3) Mengubah perilaku sehingga menjadi sehat
Disini klien diharapkan secara bertahap mampu untuk memulihkan prilaku yang kurang baik
menjadi baik, juga klien dapat mengerjakan sesuatu dimulai dari hal yang terkecil seperti
mengurusi mandi sendiri pada setiap hari.
b. peran terapis :
Terapi yang dianjurkan adalah terapi sosial dan pasien tidak dianjurkan untuk dirawat di
rumah sakit. Terapis dianjurkan untuk ke mengunjungi pasien di masyarakat. Dan aktivitas yang
dilakukan adalah penyuluhan terhadap kelompok masyarakat dan konseling
Ketentuan hubungan pasien dan terapis (perawat) adalah terapi akan dapat menolong
pasien hanya apabila pasien meminta pertolongan. Pasien datang ke terapis untuk menjelaskan
masalahnya dan meminta untuk dibantu menenyelesaikan masalahnya. Pasien juga mempunyai
hak menolak intervensi terapeutik yang diberikan. Terapi akan sukses jika pasien puasa dengan
perubahan yang terjadi dalam hidupnya. Terapis bersama-sama dengan pasien meningkatkan
perubahan. Perubahan tersebut menyangkut membuat rekomendasi tentang arti yang mungkin
dari apa elemen penyesuain diri yang efektif, tidak termasuk beberapa elemen yang termasuk
dalam paksaan terhadap tindakan di rumah sakit jika pasien tidak setuju dengan rekomendasi
yang dianjurkan oleh terapis. Ketentuan dari terapi juga termasuk didalamnya perlindungan
pasien dari tuntutan sosial terhadap prilaku kekerasan di lingkungan sosial (Caplan dalam Stuart
& Laraia, 2005).
DAFTAR PUSTAKA
Stuart, sundeen. 1998. Buku saku Keperawatan jiwa edisi 3. Jakarta ; EGC
Yosep, Iyus. 2009. Keperawatan jiwa. Bandung : PT Refika Aditama