Anda di halaman 1dari 43

Retno L.

A,
S.Kep, Ns, M.Kep

MODEL KONSEPTUAL
KEPERAWATAN JIWA

model PSIKOSOSIAL 1
DEFINISI MODEL PRAKTIK
KEPERAWATAN
Model: cara mengorganisasi pokok
pengetahuan yg kompleks.
Mengarahkan pengorganisasian data
Mengukur efektivitas proses penanganan
Memfasilitasi penelitian dalam perilaku
manusia
Model membantu klinisi:
◦ Latar belakang perilaku yg diobservasi
◦ Strategi penanganan terapeutik
◦ Peran yg sesuai untuk pasien dan terapis
2
DEFINISI MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN
JIWA

Model praktik keperawatan jiwa


mencerminkan sudut pandang dalam
mempelajari penyimpangan perilaku dan
proses terapeutik dikembangkan.
Model praktik dalam keperawatan kesehatan
jiwa ini menggambarkan sebuah
psikodinamika terjadinya gangguan jiwa.
Psikodinamika terjadinya gangguan jiwa
menggambarkan serangkaian peristiwa,
sehingga gangguan jiwa terjadi.
3
Jenis-jenis model praktik keperawatan jiwa :

1. Model Psikoanalitik diperkenalkan oleh: Sigmund Freud,


Erikson, Klein Horney, Fromm-Reichmann, dan Menninger
2. Model Interpersonal, diperkenalkan oleh: Sullivan dan Peplau
3. Model Sosial, diperkenalkan oleh: Szaszd dan Caplan
4. Model Supportif: diperkenalkan oleh Werman dan Rockland
5. Model Existensial, diperkenalkan oleh: Perls, Glesser, Ellis,
Rogers, Frankl
6. Model Medik: diperkenalkan oleh: Meyer, Kraeplin, Spitzer,
Frances
7. Model Perilaku, diperkenalkan oleh: Bandura, Pavlov, Wolpe,
Skinner
8. Model Komunikasi, diperkenalkan oleh: Berne, dan
Watzlawick
4
1. MODEL PSIKOANALISA
Dikembangkan pertama kali oleh
Sigmund Freud dan disempurnakan
oleh Erik Erikson , Klein Horney dan
Reich Manninger

Model ini mempelajari tentang teori


perkembangan psikoseksual, topografi
jiwa dan struktur kepribadian
model psikoanalisa 5
LANJUTAN MODEL PSIKOANALISA

Gangguan jiwa terjadi akibat :


1. Perkembangan diri yang tidak adekuat
: karena adanya konflik/kasus saat
tahap perkembangan
2. Resolusi konflik perkembangan yang
tdk adekuat : seseorang tidak dapat
menyelesaikan masalahnya di masa
lalu dengan baik, sehingga muncul
ketidakpuasan
model psikoanalisa 6
LANJUTAN ….
4. Ketidakmampuan
seseorang dalam
menggunakan ego
untuk mengontrol id
dan tidak mampu untuk
mematuhi super ego
akan mendorong
terjadinya
penyimpangan perilaku
(deviation of
Behavioral)
model psikoanalisa 7
S. FREUD MEMBAGI STRUKTUR
JIWA MJD 3 BAGIAN , YT :

A. ID
B. EGO
C. SUPER EGO

model psikoanalisa 8
A. ID
Tempat dorongan (instinct) dan berada di
bawah pengawasan proses primer
Kehendak nafsu, naluri dasar
Ciri ID :
1. Merupakan bagian yg primitif
2. Egoistis, asosial dan amoral
3. Tdk mempunyai konsep etika
4. Tdk dapat menunda keinginan
5. Tdk belajar dari pengalaman
6. Tidak mengenal waktu
model psikoanalisa 9
B. EGO
Artinya Aku
Berfungsi memberikan identitas diri pada
individu, tugasnya utk menghindari
ketidaksenangan dengan melawan atau
mengatur pelepasan dorongan naluri agar
ssi dengan tuntutan dunia luar
Kekuatan penyeimbang antara id dan
super ego
Menunjukkan perilaku dewasa dan adaptif

model psikoanalisa 10
C. SUPER EGO
◦ Berhubungan dengan moral, peraturan
nilai2 dan cita2
◦ Terbentuk dari konsep orang tua, norma
masyarakat, dan ajaran agama
◦ Untuk mengontrol impuls2 ID, jika
melanggar norma individu merasa bersalah
◦ Contoh : mematuhi tata tertib, peraturan,
norma agama

model psikoanalisa 11
2. Model Interpersonal
Dikembangkan oleh Harry Stack Sullivan
dan Hildegrad Peplau
Gangguan jiwa bisa muncul karena adanya
ancaman, ancaman menimbulkan
kecemasan (anxiety). Ansietas timbul dan
dialami seseorang akibat adanya konflik
saat berhubungan dengan orang lain
(interpersonal)
Perasaan takut seseorang didasari adanya
ketakutan ditolak atau tidak diterima oleh
orang disekitarnya model Interpersonal 12
Hildegrad Peplau : hubungan
terapeutik perawat - pasien
Hubungan terapeutik perawat – klien
meliputi 4 fase, yt : fase orientasi,
fase identifikasi, Fase Eksplorasi ,
fase resolusi.
Selama fase ini klien menyelesaikan
tugas ttt dan hubungan berubah, yg
mmbantu proses penyembuhan
model Interpersonal 13
1. FASE ORIENTASI

Terjadi proses pengumpulan data , dan


proses membina hubungan saling percaya
antara perawat dan klien
Pasien mengajukan pertanyaan
Partisipasi pasien scr penuh dimunculkan
2. FASE IDENTIFIKASI

Pasien berespon thd individu yg ia


anggap membantu dan merasa lebih
kuat
Perawat berupaya dapat memfasilitasi
ekspresi perasaan klien dan
melaksanakan asuhan keperawatan
berdasarkan kebutuhan klien
3. FASE EKSPLORASI/ EKPLOITASI

Pasien mggnkan pelayanan yg tersedia


dgn maksimal
Timbul tujuan seperti kembali ke rumah
dan bekerja
Perawat membantu klien dalam
memberikan gambaran kondisi klien
dan seluruh aspek yang terlibat di
dalamnya
4. FASE RESOLUSI

Klien secara bertahap membebaskan diri dari


ketergantungan dengan tenaga profesional.
Klien diberi kesempatan untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri berdasarkan
kemampuan yang dimiliki
EMPAT TINGKAT ANSIETAS
MENURUT PEPLAU :

1. ANSIETAS RINGAN
2. ANSIETAS SEDANG
3. ANSIETAS BERAT
4. ANSIETAS PANIK

model Interpersonal 18
1. ANSIETAS RINGAN
◦ Keadaan ini akan meningkatkan persepsi
individu, yang mengakibatkan orang akan
berhati-hati/waspada dan mendorong
manusia untuk belajar serta kreatif.
2. ANSIETAS SEDANG
◦ lapangan persepsi terhadap lingkungan
menurun.
Individu lebih memfokuskan hal yang
penting saat itu saja dan mengesampingkan
hal lainnya.

model Interpersonal 19
3. ANSIETAS BERAT
◦ lapangan persepsi sangat menurun, rasa takut dan
teror
◦ Orang hanya memikirkan hal yang kecil saja dan
mengabaikan hal lainnya.
◦ Individu tak mampu berpikir lagi, dia sudah harus
diberi pertolongan/tuntunan
4. ANSIETAS PANIK
◦ lapangan persepsi sudah sangat sempit. Individu
tidak dapat mengendalikan diri lagi.
◦ Meliputi ggn pikiran rasional waham, halusinasi,
dan bisu , meloncat tanpa tujuan
model Interpersonal 20
Proses terapi
Build Feeling Security : Berupaya
membangun rasa aman bagi klien
Trusting relationship and
interpersonal satisfaction (Menjalin
hubungan saling percaya )
membina kepuasan dalam bergaul
dengan orang lain sehingga klien
merasa berharga dan dihormati.
model Interpersonal 21
Peran perawat dalam terapi adalah :
Share anxieties : berupaya melakukan sharing
mengenai apa-apa yang dirasakan klien, apa
yang biasa dicemaskan oleh klien saat
berhubungan dengan orang lain
Therapist use empathy and relationship :
perawat berupaya bersikap empati dan turut
merasakan apa-apa yang dirasakan oleh klien).
Perawat memberikan respon verbal yang
mendorong rasa aman klien dalam
berhubungan dengan orang lain.
model Interpersonal 22
3.
3. MODEL
MODEL SOSIAL
SOSIAL

Dikemukakan oleh Caplan dan Szasz


Menurut konsep ini seseorang akan
mengalami gangguan jiwa atau
penyimpangan perilaku apabila
banyaknya factor social dan factor
lingkungan yang akan memicu
munculnya stress pada seseorang

23
MODEL SOSIAL

Stress tsb ditimbulkan oleh perilaku yg tdk


dapat diterima oleh sistem sosial setempat
Akumulasi stressor yang ada dilingkungan
(bising, macet, iklim sangat dingin/panas
dll) akan mencetuskan stress pada individu
Stressor dari lingkungan diperparah oleh
stressor dalam hubungan social (misalkan :
anak nakal, atasan galak, istri cerewet dll)

24
Proses terapi
Klien dibantu untuk menghadapi sistem
sosialnya dgn menggunakan pendekatan
primer, krisis intervensi
Environment manipulation and social support
: Modifikasi lingkungan dan adanya
dukungan social , keluarga dan masyarakat
yang titik pusatnya kesehatan jiwa masyarakat
Contoh Modifikasi lingkungan : rumah harus
bersih, teratur, harum, tidak bising, ventilasi
cukup, penataan alat dan perabot yang teratur
25
Peran pasien dan perawat :

◦ Klien scr aktif menyampaikan masalah


menggunakan sumber yang ada di
masyarakat melibatkan teman sejawat,
atasan, keluarga atau suami istri
◦ Perawat berupaya menggali system social
klien seperti suasana rumah, kantor,
sekolah, masyarakat atau tempat kerja

26
4. Model Existensial
Dikembangkan oleh Ellis, Roger,
Peris, Glasser, dan Franks

Menurut model ini Penerimaan diri


dapat dicapai melaui hubungan
dengan orang lain

27
Model Existensial
Gangguan jiwa atau gangguan perilaku terjadi bila
individu gagal menemukan jati dirinya dan tujuan
hidupnya, individu tidak memiliki kebanggaan
akan dirinya membenci diri sendiri dan
mengalami gangguan dalam body imagenya
Seringkali individu merasa asing dan bingung
dengan dirinya sendiri, sehingga pencarian makna
kehidupannya (eksistensinya) menjadi kabur

28
Individu tidak bisa menjawab
pertanyaan :
- siapakah saya ini sebenarnya?
- Apa tujuan saya lahir ke dunia ini?
- Apa kelebihan dan kekurangan saya?
- Bagaimana seharusnya saya bersikap agar

orang lain menyukai saya?


- Apa pegangan hidup saya?
- Norma mana yang saya anut?
29
Proses terapi

1. Experience in relationship
2. Self assesment
3. Conducted in group
4. Encourage to accept self and control
behavior
30
Proses terapi
1. Experience in relationship
◦ Mengupayakan individu agar berpengalaman
bergaul dengan orang lain, memahami riwayat
hidup orang lain yang dianggap sukses atau
dianggap bisa menjadi panutan

2. Self assesment
◦ Memperluas kesadaran diri dengan cara
introspeksi

31
Lanjutan……………
3. Conducted in group
Bergaul dengan kelompok social dan
kemanusiaan

4. Encourage to accept self and control behavior


Mendorong untuk menerima jati dirinya sendiri
dan menerima kritik atau feedback tentang
perilakunya dari orang lain

32
Peran pasien dan perawat
Klien berperan serta dalam memperoleh pengalaman
yang berarti untuk mempelajari dirinya dan
mendapatkan feedback dari orang lain, misalnya
melalui terapi aktivitas kelompok

Perawat berusaha memperluas kesadaran diri klien


melalui feedback, kritik, saran atau reward dan
punishment

33
5. Model Supportive therapy
Dikembangkan oleh Wermon dan Rockland
Gangguan jiwa disebabkan oleh factor biopsikososial
dan respon maladaptive terhadap stressor saat ini
◦ Aspek biologis : sering sakit maag, migraine, batuk
–batuk
◦ Aspek psikologis : mudah cemas, kurang percaya
diri, pemarah, perasaan bersalah
◦ Aspek social : susah bergaul, menarik diri, tidak
disukai, tidak mampu mendapat pekerjaan
◦ Stressor saat ini : PHK, test masuk kerja, ujian akhir
dll
34
Model Supportive therapy
Manifestasi gangguan jiwa muncul akibat
ketidakmampuan dalam beradaptasi pada
masalah – masalah yang muncul saat ini dan
tidak ada kaitannya dengan masa lalu.
Ketidakmampuan beradaptasi dan menerima
apapun hasilnya setelah berupaya maksimal,
menyebabkan individu menjadi stress.

35
Proses terapi

Menguatkan respon koping adaptif


individu diupayakan mengenal terlebih
dahulu kekuatan dirinya dan kekuatan
mana yang bias dipakai alternative
pemecahan masalahnya.

36
Peran pasien dan perawat

Klien terlibat dalam identifikasi koping


klien yang dimiliki dan biasa dipakai

Perawat berupaya menjalin hubungan


yang hangat dan empatik dengan klien
untuk menyiapkan koping klien yang
adaptif.

37
6. Model Medical
Dikembangkan oleh Meyer , Kraeplin,
Spitzer, dan Frances
Gangguan jiwa muncul akibat multifactor
yang kompleks meliputi : aspek fisik,
genetic, lingkungan dan factor social
Gangguan perilaku diakibatkan oleh proses
penyakit biologis dan berhubungan dgn
toleransi pasien thd mslh yg menimbulkan
stress.

38
Model Medical
Focus penatalaksanaan harus lengkap meliputi
pemeriksaan diagnostic, terapi somatic,
farmakologik dan teknik interpersonal
Perawat berperan dalam berkolaborasi dengan
tim medis dalam melakukan prosedur
diagnostic dan terapi jangka panjang
Terapis berperan dalam pemberian terapi,
laporan mengenai dampak terapi, menentukan
jenis pendekatan terapi yang dilakukan.

39
7. Model Perilaku,
Diperkenalkan oleh: Bandura, Pavlov, Wolpe, Skinner
Pandangan terhadap penyimpangan perilaku adalah
karena perilaku tsb dipelajari.
Peyimpangan terjadi karena manusia telah membentuk
kebiasaan perilaku yang tidak diinginkan. Oleh karena
perilaku dapat dipelajari, maka perilaku juga dapat
tidak dipelajari.
Perilaku menyimpang terjadi berulang karena berguna
untuk mengurangi ansietas. Jika demikian, perilaku
lain yang dapat mengurangi ansietas dapat dipakai
sebagai pengganti.

model psikoanalisa 40
Proses terapy
Terapi merupakan proses pendidikan.
Penyimpangan perilaku tidak dihargai;
perilaku yang produktif dikuatkan.
Terapi relaksasi dan latihan keasertifan
merupakan pendekatan perilaku

model psikoanalisa 41
8. Model Komunikasi
Gangguan perilaku terjadi apabila pesan
tidak dikomunikasikan dengan jelas.
Bahasa dapat digunakan untuk
merusak makna pesan bisa diteruskan
secara serentak pada berbagai tingkatan.
Kesan verbal dan nonverbal mungkin
tidak selaras.

model psikoanalisa 42
Proses Terapeutik
Pola komunikasi dianalisis dan umpan
balik diberikan untuk mengklarifikasi area
masalah.
Analisis transaksional berfokus pada
permainan dan belajar untuk
berkomunikasi secara langsung tanpa
bersandiwara.

model psikoanalisa 43

Anda mungkin juga menyukai