Disusun Oleh:
Amanda NuryunitaFebbianti (AK27221061)
Amelia Salsabila (AK27221062)
Ani Wulandari (AK27221063)
Annisa Anugraheni (AK27221064)
Aris Irfandi (AK27221065)
MATA KULIAHPSIKOLOGI
2023
lOMoARcPSD|23301682
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa senantiasa kita ucapkan. Atas rahmat dan
karunia-Nya yang berupa iman dan kesehatan akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Shawalat serta salam tercurah pada Rasulullah SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita
kelak.
Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah
Psikologi Umum: Inteligensi disusun guna memenuhi tugas pada Ibu Desi Yustari Muchtar
M.Psi. pada bidang studi Psikologi dengan mata kuliah Psikologi Umum di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca tentang Inteligensi.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Desi Yustari Muchtar
M.Psi. Selaku dosen mata kuliah Psikologi Umum. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah
ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
1
lOMoARcPSD|23301682
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................................................................1
BAB 1.........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................................3
A. Latar Belakang.................................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................4
C. Tujuan...............................................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................................5
LANDASAN MATERI..............................................................................................................................5
A. Pengertian Inteligensi.......................................................................................................................5
B. Faktor yang Mempengaruhi Inteligensi..........................................................................................6
C. Teori Teori Inteligensi......................................................................................................................7
D. Pengukuran Inteligensi...................................................................................................................10
E. Fungsi & Pengaruh Inteligensi.......................................................................................................13
F. Inteligensi dalam Pandangan Al-Qur’an.......................................................................................14
BAB III.....................................................................................................................................................18
PENUTUP................................................................................................................................................18
A. Kesimpulan.....................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................20
2
lOMoARcPSD|23301682
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tingkat kecerdasan tertentu pada seseorang berdasarkan karakteristik yang dapat kami
lihat dan ukur secara langsung, seperti hasil dari keputusan rasional, jawaban atas tes standar,
atau tujuan perilaku. Kualitas-kualitas ini semuanya adalah bagian dari apa yang kebanyakan
orang maksudkan dengan kecerdasan, tetapi para ahli teori menimbangnya secara berbeda. Setiap
individu memiliki tingkat inteligensi yang berbeda-beda. Anak yang tergolong luar biasa atau
memiliki kebutuhan khusus adalah anak yang secara signifikan berbeda dalam beberapa dimensi
yang penting dari fungsi kemanusiaannya. Secara fisik, psikologis, kognitif, atau sosial
terhambat dalam mencapai tujuan-tujuan/ kebutuhan dan potensinya secara maksimal. Juga anak-
anak yang berbakat dengan intelegensi yang tinggi, dapat dikategorikan sebagai anak khusus atau
luar biasa, karena memerlukan penanganan yang terlatih dari tenaga profesional untuk
menanganinya (Mangunsong,2009:3)
3
lOMoARcPSD|23301682
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu inteligensi
2. Mengetahui apa saja faktor-faktor yang dapat mempengaruhi inteligensi
3. Mengetahui apa saja teori-teori yang tedapat dalam inteligensi
4. Mengetahui pengukuran inteligansi
5. Mengetahui fungsi dan pengaruh inteligensi terhadap perilaku dan metal baik secara
individu maupun lingkungan
6. Mengetahui bagaimana inteligensi dalam perspektif islam
4
lOMoARcPSD|23301682
BAB II
LANDASAN MATERI
A. Pengertian Inteligensi
Intelegensi berasal dari bahasa Inggris “Intelligence” yang juga berasal dari bahasa Latin
yaitu “Intellectus dan Intelligentia”. Teori tentang intelegensi pertama kali dikemukakan oleh
Spearman dan Wynn Jones Pol pada tahun 1951 yang mengemukakan adanya konsep lama
mengenai suatu kekuatan (power) yang dapat melengkapi akal pikiran manusia tunggal
pengetahuan sejati. Kekuatan tersebut dalam bahasa Yunani disebut dengan “Nous” sedangkan
penggunaan kekuatannya disebut “Noeseis”
Variasi dalam pendapat nampak bila pandangan ahli yang satu dibanding dengan pendapat ahli
yang lain. Pendapat-pendapat itu antara lain:
5
lOMoARcPSD|23301682
6
lOMoARcPSD|23301682
7
lOMoARcPSD|23301682
Manakah yang lebih tepat jika kecerdasan individu dikatagorikan sebagai kemampuan inteligensi
umum atau sebagai kemampuan inteligensi khusus? Secara tradisional, sebagian besar psikolog
memandang bahwa kecerdasan sebagai kemampuan umum untuk memecahkan masalah. Howard
Gardner, seorang psikolog Harvard, menganalisis kinerja orang dalam domain yang berbeda dan,
menolak gagasan "g," dan dia menyimpulkan bahwa kecerdasan terdiri dari delapan dimensi
yang relatif independen (Gardner, 1983; Gardner&Moran, 2006). Dalam pembahasan kali ini
saya mengambil 2 macam teori inteligensi yang dikemukakan oleh Howard Gardner dan Robert
J. Sternberg.
8
lOMoARcPSD|23301682
1. Penelitian sosial
Kecerdasan analitis: Dalam hal apa revolusi Amerika dan Prancis serupa dan berbeda?
Kecerdasan kreatif: Akan seperti apa hidup kita hari ini jika revolusi Amerika tidak
berhasil?
Kecerdasan praktis: Pelajaran apa yang bisa diambil negara dari studi revolusi?
2. Seni
Kecerdasan analitis: Bandingkan dan kontraskan gaya artistik Van Gogh dan Picasso.
Kecerdasan kreatif: Seperti apa Patung Liberty jika dibuat oleh Picasso?
Kecerdasan praktis: Buat poster untuk pertunjukan seni siswa menggunakan gaya salah
satu seniman yang kami pelajari.
3. Ilmu
Kecerdasan analitis: Jika balon diisi 1 liter udara pada suhu kamar, kemudian
ditempatkan di freezer, apa yang akan terjadi dengan balon tersebut?
9
lOMoARcPSD|23301682
Kecerdasan kreatif: Bagaimana jadinya jika balon yang diisi udara di bulan?
Kecerdasan praktis: Lakukan sebuah praktikum menggunakan O2 dan CO2 pada balon.
D. Pengukuran Inteligensi
Dalam ranah pengujian, validitas mengacu pada sejauh mana pengujian mengukur apa
yang ingin diukur. Salah satu indikator validitas yang paling penting adalah sejauh mana ia
memprediksi kinerja individu ketika kinerja itu dinilai dengan ukuran atau kriteria lain dari
atribut tersebut. Reliabilitas merupakan sejauh mana tes menghasilkan ukuran kinerja yang
konsisten dan dapat direproduksi. Artinya, tes yang andal adalah tes yang menghasilkan skor
yang sama dari waktu ke waktu dan pengujian berulang. Tes kecerdasan yang baik tidak hanya
dapat diandalkan dan valid tetapi juga terstandarisasi. Standardisasi melibatkan pengembangan
prosedur seragam untuk mengelola dan menilai tes, serta menciptakan norma, atau standar
kinerja, untuk tes tersebut.
Awalnya tes inteligensi dikembangkan oleh Sir FrancisGalton. Galton melakukan tes
intelegensi di laboratorium buatannya yaitu laboratorium antropometri. Galton berhipotesis
bahwa kecerdasan bawaan dan turun temurun akan dikaitkan dengan system saraf yang kuat dan
efisien.
Dilihat dari segi pelaksanaanya tes inteligensi dibagi menjadi dua macam yaitu tes
individual dan tes kelompok. Tes individual adalah skala Stanford-Binet dan skala Wechsler.
Sedangkan tes kelompok merupakan tes yang diberikan kepada sejumlah orang dengan jawaban
10
lOMoARcPSD|23301682
tertulis secara serempak. Tes kelompok ini pertama kali digunakan di Amerika Serikat selama
perang dunia I yaitu, Army AlphaTest dan Army Beta Test. Army AlphaTest digunakan untuk
menyeleksi calon prajurit yang dapat membaca, menulis, dan dapat berbahasa inggris. Sedangkan
Army Beta Test merupakan tes yang digunakan untuk menyeleksi calon prajurit yang buta huruf
dan tidak dapat berbaha inggris.
1. Skala Binet-Simon
Tes pertama yang merupakan tes intelegensi modern dikembangkan oleh ahli psikolog
Perancis Alfred Binet pada tahun 1881. Pada saat itu pemerintah Perancis meminta Binet
untuk membuat tes guna mengetahui mana anak anak yang terlambat intelektualnya mana
yang normal. Pada awalnya Alfred Binet melakukan pengukuran intelegensi
menggunakan metode kraniometri yaitu mengukur lingkaran tempurung kepala
anakanak.
Pada tahun 1905 Binet dan temannya, Theodore Simon mencetuskan skala intelegensi
yang dikenal dengan skala Binet-Simon yang terdiri dari 30 item pertanyaan objektif untuk
membedakan anak terbelakang dan yang normal. Pada tahun 1908 terjadi revisi yaitu perluasan
proses mental yang diukur, adanya pembatasan usia subjek, dan penambahan pertanyaan menjadi
59 item. Kemudia pada tahun 1911 terjadi revisi lagi, pada revisi ini terjadi pembuangan tes
membaca dan menulis yang diyakini terlalu banyak tergantung pada latihan khusus, dan
perhitungan usia mental lebih rinci. Tes Binet-Simon memperhitungkan dua hal dalam tes yaitu
umur kronologis (CA) dan umur mental (MA). Anak yang cerdas memiliki MA di atas CA,
sedangkan anak yang kurang cerdas memiliki MA di bawah CA.
IQ = MA/CA x 100
Revisi terakhir dikerjakan bersama temannya yaitu LewisTerman. Revisi ini dikenal
sebagai revisi Stanford, sehingga hasil revisinya bernama Stanford-Binet. Sumbangan utamanya
adalah menetapkan indeks numerik yang menyatakan kecerdasan sebagai rasio (perbandingan)
antara mental agedan chronologicalage. Indeks seperti ini sebetulnya telah diperkenalkan oleh
seorang psikolog Jerman yang bernama William Stern, yang kemudian dikenal dengan
IntelligenceQuotient atau IQ. skala Stanford-Binet menjadi skala standar dalam psikologi klinis,
11
lOMoARcPSD|23301682
psikiatri dan konseling pendidikan. Revisi terakhir mengkelompokan intelegensi menjadi empat
tipe penalaran yang masing-masing diwakili oleh beberapa tes. Yaitu penalaran verbal, penalaran
kuantitatif, penalaran visual abstrak, memori jangka pendek.
Tes Verbal dalam menyelesaikan atau mengerjakan tes tsb, testee harus menggunakan
kata-kata misalnya memberikan lawan kata, mengatakan kekurangan sesuatu pada
gambar
Tes Visual Abstrak untuk melihat sejauh mana respontestee melakukan sesuatu misal
menyusun rancangan balok, mengatur gambar, dan sebagainya.
Tes Stanford-Binet ini banyak digunakan untuk mengukur kecerdasan anak-anak sampai usia 13
tahun. Menurut skala Stanford-Binet, IQ diklasifikasikan sebagai berikut:
f) 70-79: Borderline-Defective
2. Skala Wechsler
David Wechsler menyusun tes intelegensi didasarkan kelemahan tes intelegensi
StanfordBinet, yaitu, tes Stanford-Binet tidak dapat digunakan untuk mengukur tes intelegensi
orang dewasa. Wechslermenusun tiga tes intelegensi yaitu:
12
lOMoARcPSD|23301682
Skala Wechsler terbagi menjadi dua kelompok subtes yaitu, tes verbal dan tes
performance. Tes vebal terdiri dari enam macam tes yaitu tes informasi, tes pemahaman umum,
tes penalaran berhitung, tes analogi, tes lamanya mengingat angka, dan tes perbendaharaan kata
sebanyak 40 buah kata yang disusun menurut urutan kesulitan. Tes performance terdiri dari lima
macam tes yaitu, tes symbol angka yang meminta subjek untuk menjodohkan symbol dengan
angka, tes menyempurnakan gambar, tes potongan balok, tes menyusun gambar, dan tes
pemasangan objek.
Hasil tes inteligensi hanya menunjukan secara umum kemampuan seseorang dalam
menyesuaikan diri, belajar atau berpikir abstrak dan tidak dapat menunjukan bidang khusus atau
kemampuan khusus seseorang yang dikuasai. Untuk melengkapi hasil tes inteligensi dalam
melihat kemampuan khusus seseorang, biasanya digunakan tes bakat.
Fungsi Intelegensi dapat di golongkan kedalam dua hal yang pertama bagi anak-anak dan yang
kedua bagi orang dewasa kegunaanyadiantarannya adalah sebagai berikut.
Bagi anak-anak:
13
lOMoARcPSD|23301682
• Tes intelegensi jarang dipakai untuk tes penempatan pada konteks pendidikan.
2) Pengaruh Intelegensi:
Menurut teori Binet dalam Sumadi Suryabrata (2004:133), sifat hakikat inteligensi ada tiga
macam, yaitu:
Seseorang yang memiliki inteligensi yang tinggi cenderung memililki perbedaan dalam
menanggapi sesuatu permalahan demi mencapai keinginan nya itu semua dikarenakan orang itu
bisa menentukan tujuannya tanpa harus mendapatkan bimbingan lebih dari orang lain dan dapat
menyesuaikan dirinya untuk mencapai sebuah hasil dan tujuan.Selain itu seseorang yang
memiliki inteligensi yang tinggi memiliki kemampuan oto-kritik yang tinggi, sehingga dia bisa
memperbaiki diri dari kesalahan yang ada,sebaliknya jika seseorang yang memiliki inteligensi
yang rendah ( pada tingkatan di bawah normal) tidak akan sama kemampuannya dalam
melakukan suatu kegiatan.
14
lOMoARcPSD|23301682
Dalam pandangan islam kecerdasan merupakan salah satu anugrah yang allah berikan
kepada setiap manusia yang terlahir di dunia. Kecerdasan ini mengistimewakan posisi penting
manusia sebagai mahluk Allah. Kecerdasan ini meniscaykanmausia untuk berperan aktif dengan
segala kebutuhan dan perosalan kehidupan, sebagaimana yang telah digambarkan oleh Al Quran
surat At-Tin ayat 4:
Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa allah telah menciptakan manusia dalam bentuk
yang sempurna. Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia ini yaitu kecerdasan dan hal ini lah
yang membedakan manusia dengan ciptaan allah lainnya. Sebenarnya jika kita ingin merujuk
pada bahasa pandangan Al-Qur’an tentang kecerdasan begitu banyak ayat-ayat allah yang
mengindikasikan tentang peran penting kecerdasan. Kemudian kita pula dapat menelusuri pada
15
lOMoARcPSD|23301682
ayat lainnya, ketika Al-Qur’an menggunakan redaksi yang begitu kritis dalam optimalisasi
kecrdasaan, yaitu akal, seperti contoh dalam Al-Quran Surat Muhammad ayat 24:
(Apakah kalian tidak memikirkan/merenungkan isi al-Qur’an, atau hati mereka terkunci”.
(Q.s. Muhammad, 24).
Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa Al-Quran memberikan motivasi yang kuat
bahwa manusia perlu meningkatkan peran akal sebagai ikon kecerdasan. Kecerdasaan akal ini
mampu memposiskan eksistensi manusia sebagai khalifah dimuka bumi. Kecerdasaan akal
memikiki posisi penting dalam proses berpikir manusia. Artinya, kecerdasan akal merupakan
suatu tindakan positif berpikir manusia dalam aktifitas hidup dan kehidupannya.
Akan tetapi pada kenyatannya ada beberapa orang yang memiliki kecerdasan akal yang
cukup tinggi tetapi ia gagal dalam menghadapi berbagai persoalan yang mereka hadapi dalam
hidup, maka para psikolog kemudian berpikir tentang kemungkinan adanya satu kemampuan lain
selain dari kecerdaan akal yang dapat membantu manusia dalam menghadapi berbagai
persoalanyangmerekahadapi sehingga lahirlah apa yang kemudian lebih dikenal dengan
Kecerdasan Emosional (EQ). Meskipun demikian, disisi lain ada pendapat yang mengatakan
bahwa kecerdasan Emotional ini memiki relasi yang intens dengan kecerssan akal dalam
menyelesaikan masalah manusia.
Dalam Al-Qur’an disebutkan berbagai macam bentuk aktifitas yang berkaitan dengan
pemanfaatan potensi akal/kecerdasan, yaitu:
a) Nadhara melihat bentuk penelaahan (observasi) dan perenungan. Terdapat 30 ayat lebih
yang memuat kata ini. Salah satu contohnya yaitu
16
lOMoARcPSD|23301682
Artinya: Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan (QS Ath-Thariq
(86):5)
b) Tadabbara, bermakna merenungkan, menelaah kembali sesuatu yang telah lalu atau sesuatu
yang telah berubah dari keadaanya yang telah berubah dari keadaan yang awalnya untuk
kemudian di terapkan kebaikannya di masa sekarang yang akan datang
ٰ
......... َت ل َعل ُك ْم تتف ّكرُوْ ۙن َ َِك ٰذل
ِ ِٰك يبينُ ال ّّٰل ل ُك ُم ْالي
Artinya: Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir (QS
Al-Baqarah (2):219)
d) Faqiha, bermakna mengerti, dan memahami. Penyebutan ini terdapat dalam 16 ayat. Salah
satu contoh yaitu:
ٰ
ِ ِٰ ْاليyع ۗق ْد فصّلنا
َت لِقوْ ٍم ي ْفقهُوْ ن ٍ ي ا ْن َشا ُك ْم ّم ْن ن ْف
yٌ س ّواِ ِح ٍَد ٍة ف ُمسْتق ّر ّو ُم ْستوْ َد ْٓ َوه َُو الِّ ِذ
Artinya: Dan Dialah yang menciptakan kamu dari seorang diri, maka (bagimu) ada tempat tetap
dan tempat simpanan. Sesungguhnya telah Kami jelaskan tanda-tanda kebesaran Kami kepada
orang-orang yang mengetahui (QS Al-an’am (6):98) disinilah Islam sangat menganjurkan
optimasasi Akal sesuai dengan tunutuan ajarannya, yang akan memgerahkan manusia lebih
bijksanasebagimahluk Allah. Kcerdasan akal yang dwarnai oleh nilai-nilai ruhaniyahilahiyyah
mampu menghasilkan kecerdasan spitulitas sebagaimana yang dikenal dengan panggilam ulul
albab, yang tertera dalam al Quran surah al Imron ayat 191:
17
lOMoARcPSD|23301682
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Intelegensi berasal dari bahasa Inggris “Intelligence” yang juga berasal dari bahasa Latin
yaitu “Intellectus dan Intelligentia”. Intelegensi didefinisikan sebagai kemampuan menyesuaikan
diri dengan lingkungan atau belajar dari pengalaman, dimana manusia hidup dan berinteraksi
didalam lingkungannya yang kompleks sehingga memerlukan kemampuan untuk menyesuaikan
diri dengan lingkungan. Pada umunya setiap manusia memiliki inteligensi yang berbeda-beda
antara satu orang dengan yang lainnya. Perbedaan tersebut timbul karena adanya beberapa faktor
yaitu, faktor pembawaan, faktor kematangan, faktor pembentukan, minat dan pembawaan yang
khas, kebebasan, dan lingkungan.
Teori tentang intelegensi pertama kali dikemukakan oleh Spearman dan Wynn Jones Pol
pada tahun 1951 yang mengemukakan adanya konsep lama mengenai suatu kekuatan (power)
yang dapat melengkapi akal pikiran manusia tunggal pengetahuan sejati. Howard Gardner,
seorang psikolog Harvard menyimpulkan bahwa kecerdasan terdiri dari delapan dimensi yang
relatif independen yaitu, kecerdasan linguistic, logis-matematis, musical, spasial, kinestetiktubuh,
interpersonal, intrapersonal, dan naturalis. Sedangkan teori inteligensi Sternberg menerapkan
pemikiran analitik, kreatif, dan praktis di bidang penelitian, seni, dan ilmu.
18
lOMoARcPSD|23301682
inteligensi orang dewasa, David Wechsler menyusun tiga tes inteligensi yaitu, The
WechslerPreschoolandPrimaryScaleofIntelligence (WPPI), The
WechslerIntelligenceScaleforChildren (WISC-R), dan The WechslerAdultIntelligenceScale
(WAIS). Hasil dari pengukuran inteligensi biasanya dinyatakan dalam satuan tertentu, yaitu IQ,
(IntellegenceQuotioent).
Inteligensi berfungsi untuk mengetahui kondisi klinis seseorang, potensi belajar, dan
keterampilan. Seseorang yang memiliki inteligensi yang tinggi memiliki kemampuan oto-kritik
yang tinggi, sehingga dia bisa memperbaiki diri dari kesalahan yang ada, sebaliknya jika
seseorang yang memiliki inteligensi yang rendah (pada tingkatan di bawah normal) tidak akan
sama kemampuannya dalam melakukan suatu kegiatan. Dalam pandangan islam kecerdasan
merupakan salah satu anugrah yang allah berikan kepada setiap manusia yang terlahir di dunia.
Kecerdasan ini mengistimewakan posisi penting manusia sebagai mahluk Allah. Kecerdasan ini
meniscaykanmausia untuk berperan aktif dengan segala kebutuhan dan perosalan kehidupan.
19
lOMoARcPSD|23301682
20
lOMoARcPSD|23301682
DAFTAR PUSTAKA
CaroleWade, C. T. (2016). Psychology.PearsonEducation.
Fatmawiyati, J. (2018, Oktober). TELAAH INTELEGENSI.Retrievedfrom researchgate.net:
https://www.researchgate.net/publication/328224033_TELAAH_INTELEGEN
Ina Magdalena dkk, Ebook Psikologi Pendidikan Sekolah Dasar, 2021, Halaman 48-50, CV Jejak
Anggota IKAPI, Vol 1
Laura King., 2013. The ScienceofPsychology: An Appreciative View. McCrow-Hill 3rd edition.
Egen, Paul &Kauchak, Don (2004), EducationalPsychology, 6th ed, New Jersey:
PearsonEducation, Ltd
Prof Hawari Dadang, 1997.Al Qur'an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa: Dana Bhakti
Prima Yasa, Yogyakarta
Dr. Utsman Najat, 2005 Psikologi dalam Al Qur'an, Pustaka Setia. Jawa Barat
21