Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENDEKATAN PERILAKU MANUSIA


Dosen pengampu: Mahmudah, M. Pd. I

Disusun Oleh :

Nala Kanya Pratiwi

Supriyadi (0503201053)

Intan Nurmayani

(0503201017)

PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA CIREBON

2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin
Saya panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas dari mata
kuliah Dasar-dasar Pemahaman Perilaku yang berjudul “Pendekatan Perilaku
Manusia” ini tepat pada waktunya.

Penulis menyampaikan terimakasih pada beberapa pihak yang ikut


mendukung proses pembuatan makalah ini hingga selesai. Yaitu:
1. Mahmudah, M. Pd. I Selaku dosen pengampu matakuliah Dasar-dasar
Pemahaman Perilaku
2. Orangtua penulis sebagai pendukung utama segala kegiatan yang penulis lakukan.

3. Seluruh pihak-pihak yang terkait lainnya juga yang sudah mendukung.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat memberi
manfaat bagi para pembaca.

Rabu, 7 Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................ii

BAB I.............................................................................................................................1

PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................2

1.3 Tujuan..............................................................................................................2

BAB II............................................................................................................................3

PEMBAHASAN............................................................................................................3

2.1 Pendekatan Perilaku Manusia..........................................................................3

2.2 Macam-Macam Pendekatan Perilaku Manusia...............................................3

2.3 Keterbatasan Pendekatan Perilaku Manusia....................................................9

BABIII.........................................................................................................................11

PENUTUP....................................................................................................................11

3.1 Kesimpulan....................................................................................................11

3.2 Saran.............................................................................................................11

Daftar Pustaka..................................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai
bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja,
kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Perilaku manusia adalah suatu aktivitas dari
manusia itu sendiri (Notoatmodjo, 2007). Secara operasional perilaku dapat diartikan
suatu respon organisme atau seseorang terhadap rangsangan dari luar subjek tersebut.
Perilaku dapat diartikan sebagai suatu aksi reaksi organisme terhadap lingkungannya.

Dalam dunia psikologi, teori perilaku yang direncanakan merupakan suatu teori terkait
hubungan antara keyakinan dan perilaku. Teori inilah yang menyatakan bahwa sikap
terhadap perilaku, norma subjektif, dan persepsi pengendalian perilaku, bersama-sama
membentuk niat perilaku individu (Manuntung, 2018). Perilaku tidak banyak ditentukan
oleh sikap umum tapi oleh sikap yang spesifik terhadap sesuatu. Kedua, perilaku
dipengaruhi tidak hanya oleh sikap tapi juga oleh norma-norma objektif (subjective
norms) yaitu keyakinan kita mengenai apa yang orang lain inginkan agar kita perbuat.

Pada umumnya pengukuran sikap dapat dibagi dalam tiga cara, yaitu wawancara,
observasi, dan kuesioner. Setiap cara memiliki keuntungan dan keterbatasan sehingga
peneliti perlu mempertimbangkan cara yang sesuai dengan tujuan penelitian sikap.
Terjadinya perubahan sikap atau perilaku yang terjadi dapat diakibatkan oleh beberapa
kondisi seperti : Adanya trauma/peristiwa tidak menyenangkan dimasa lalu. Kondisi
lingkungan yang membuat seseorang tersebut tidak nyaman.

Menurut Caplin, tingkah laku itu merupakan sembarang responyang mungkin berupa
reaksi, tanggapan, jawaban atau alasan yang dilakukan oleh organisme. Tingkah laku
juga bisa berarti suatu gerak atau kompleks gerak-gerik yang secara khusus tingkah laku
juga bisa berarti suatu perbuatan atau aktivitas. Untuk memahami perilaku individu
dapat dilihat dari dua pendekatan, yang saling bertolak belakang, yaitu: (1) behaviorisme
dan (2) holistik atau humanisme.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Seperti apa pendekatan perilaku manusia ?
2. Bagaimana cara melakukan pendekatan perilaku manusia ?
3. Apakah pendekatan perilaku sangat penting ?

1.3 Tujuan
4. Paham tentang pendekatan perilaku manusia
5. Mengetahui bagaimana cara melakukan pendekatan perilaku manusia
6. Mengetahui seperti apa pendekatan yang digunakan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pendekatan Perilaku Manusia

Setiap tindakan yang dilakukan seseorang dapat dideskripsikan atau dijelaskan dari sudut
pandang yang berbeda. Misalnya, tindakan itu dideskripsikan sebagai hasil kerja syaraf
yang mengaktifkan otot tangan dan jari untuk membuka-buka halaman serta syaraf mata
untuk membaca. Misalnya, tampilan majalah yang mewah dan glamor membuat Anda
ingin membaca majalah tersebut.Misalnya, tindakan itu dideskripsikan sebagai hasil kerja
syaraf yang mengaktifkan otot tangan dan jari untuk membuka-buka halaman serta syaraf
mata untuk membaca. Misalnya, tampilan majalah yang mewah dan glamor membuat
Anda ingin membaca majalah tersebut. Berikut akan disajikan secara singkat lima teori
utama psikologi modern dalam memandang perilaku manusia. Kelima pendekatan tersebut
adalah (1) pendekatan neurobiologik, (2) pendekatan psikoanalisis, (3) pendekatan
perilaku, (4) pendekatan kognitif, dan (5) pendekatan humanistik (Sukadji, 1986). Dalam
pandangan Jalaluddin Rakhmat (1994), yang merupakan pendekatan utama untuk melihat
perilaku manusia hanyalah empat pendekatan yakni pendekatan perilaku, pendekatan
kognitif, pendekatan psikoanalisis, dan pendekatan humanistik. Berdasarkan pendekatan
tersebut setiap objek studi psikologi dapat ditangani dengan berbagai pendekatan. Dengan
demikian, perilaku manusia juga dapat ditelaah melalui berbagai pendekatan tersebut.

2.2 Macam-macam Pendekatan Perilaku Manusia

1. Pendekatan Neurobilogis

Menurut Sukadji, otak manusia dengan 12 miliar sel syaraf dan jaringan jaringan serta
jalur-jalur syaraf yang tak terhingga banyaknya mungkin merupakan suatu struktur yang
paling kompleks di jagat raya. Pada dasarnya, semua kejadian psikologis dikemudikan
dengan cara-cara tertentu oleh kegiatan otak dan sistem jaringan syaraf yang berkaitan
dengan sistem tubuh yang lain. Salah satu pendekatan studi mengenai manusia adalah
usaha menghubungkan tindakan dengan kejadian yang berlangsung di dalam tubuh,
terutama dalam otak dan susunan syaraf.Penemuan-penemuan penelitian telah
menunjukkan bahwa ada hubungan yang erat antara aktivitas otak dengan perilaku dan
dengan pengalaman. Rangsangan listrik pada daerah tertentu yang lain di dalam
otakmanusia dapat menimbulkan rasa senang atau sakit, bahkan dapat menimbulkan
3
ingatan jelas pada kejadian masa lalu.Namun, teori neurobiologis yang lengkap
cakupannya sekarang baru merupakan harapan.

2. Pendekatan Psikoanalisis

Jika kita ingin menganalisis manusia berdasarkan perkembangan kepribadian atau proses
sosialisasi serta mengidentifikasi perilaku agresi, kita akan lebih tepat menggunakan
pendekatan psikoanalisis. Nama psikoanalisis tidak akan dapat dilepaskan dari nama
Sigmund Freud karena dialah orang pertama yang memperkenalkan psikoanalisis.
Psikoanalisis sesungguhnya adalah teknik psycho-therapeutic. sikoanalisis disebut juga
"angkatan pertama" dalam psikologi. Pendekatan atau mazhab ini lahir di Jerman ketika
sains dipuja sebagai juru selamat umat manusia (Rakhmat, 2003).

Freud percaya bahwa berbagai impuls semasa masih kanak-kanak diusir dari kesadaran dan
terpendam dalam ketidaksadaran. Meskipun ada dalam ketidaksadaran, impuls-impuls ini
masih memengaruhi perilaku. Perwujudan impuls-impuls tidak sadar ini dapat berupa
mimpi, keliru ucapan, sara dan , dan gejala-gejala penyakit neurotik atau menjelma
menjadi perilaku yang dapat diterima masyarakat seperti seni, sastra atau kegiatan ilmiah.

Hal yang penting dari pendekatan psikoanalisis Freud adalah bahwa tindakan manusia
mempunyai sebab. Namun, penyebab ini sering kali berupa motif-motif yang tidak
disadari, bukan alasan-alasan rasional yang diberikan oleh seseorang terhadap perilakunya.

Dalam pandangan psikoanalisis, kepribadian manusia merupakan interaksi antara Id, Ego,
dan Superego. Dengan menyampaikan struktur dalam kepribadian manusia ini,
psikoanalisis menekankan kepada totalitas kepribadian manusia, bukan bagian yang
terpisah-pisah.Marilah kita pelajari ketiga struktur kepribadian tersebut satu per satu,
dimulai dari:

A. Id

dimaksudkan sebagai nafsu yang memuat dorongan-dorongan biologis


manusia.Contohnya, Id-lah yang mendorong kita untuk makan, minum, berhubungan
seksual, dan dorongan-dorongan biologis lain yang bermuara pada pencapaian kesenangan.
Itulah sebabnya Id dikatakan bergerak atas dasar kesenangan (pleasure principle). Dengan
Id kita tak peduli dengan orang lain, lingkungan sekitar atau pada seluruh bentuk kenyataan
hidup. Pokoknya, nafsu biologis kita terpenuhi.

4
Oleh karena itu, Id juga sangat egois, tidak mengenal moralitas, dan karenanya membuat
kita sama seperti hewan.Dalam Id terdapat dua insting yang dominan, yaitu (a) libido atau
eros, dan (b) thanatos. Libido adalah insting reproduktif yang menyediakan energi dasar
untuk melakukan kegiatan agar tetap hidup (eros). Sedangkan thanatos adalah insting yang
merusak kepada kematian. Motif tindakan kita merupakan perpaduan antara kedua jenis
insting tersebut.

B. Ego

Tentu saja, kita tak hidup sendirian dan lari dari realitas sosial. Kita berinteraksi dengan
orang lainnya dan pada saat itu pula kita akan terikat dengan sejumlah kesepakatan dan
aturan sosial. Jika Anda seorang karyawan, Anda tidak dapat begitu saja (walaupun Anda
ingin sekali!) memakiatasan Anda karena menganggap atasan Anda berbuat seenaknya dan
tidak adil. Pada saat seperti itu, Anda harus melihat realitas. Dalam hubungan atasan
bawahan seperti itu, kedudukan Anda memang lebih lemah. Power ada pada atasan Anda.
Bahkan, dalam banyak kejadian, ketika Anda ingin memperjuangkan hak Anda, teman-
teman Anda sesama karyawan (yang sesungguhnya adalah teman senasib) menasihati Anda
untuk tidak usah berbuat macam-macam.

Mereka akan berkata, "Sudahlah, jangan diteruskan, nanti kamu rugi akan berlipat-
lipat".Kesadaran akan realitas seperti inilah yang dalam psikoanalisis disebut sebagai Ego.
Ego yang bergerak atas prinsip realitas (reality principle) adalah struktur kepribadian yang
membawa kita untuk menjejak pada kenyataan sosial. Oleh sebab itu, Ego pulalah yang
membuat keinginan-keinginan kita terpenuhi. Sebaliknya, Id hanya akan menghasilkan
sejumlah keinginan, bukan memenuhinya.Sintesis antara Id dan Ego melahirkan
pertanyaan: sebenarnya mengapa kita harus memperhitungkan realitas? Mengapa kita
harus tunduk pada aturan sosial tertentu? Mengapa kita tak boleh begini dan tak boleh
begitu? Mengapa kita tidak boleh dengan leluasa menyalurkan motif-motif biologis kita?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, psikoanalisis memperkenalkan.

C. Superego

Superego dipandang sebagai polisi kepribadian, hati nurani yang berupaya mewujudkan
keinginan-keinginan ideal kita yaitu norma-norma sosial dan kultural masyarakat kita. Id
melahirkan keinginan kita untuk memiliki rumah mewah, mobil mutakhir, pasangan cantik
jelita atau ganteng, dan atribut-atribut kemewahan lainnya. Oleh karena posisi
memungkinkan, keinginan itu tidak diwujudkan dengan korupsi.

5
3. Pendekatan Perilaku (Behaviorisme)

Behaviorisme adalah pendekatan yang sangat bermanfaat untuk menjelaskan persepsi


interpersonal, konsep diri, eksperimen, sosialisasi, kontrol sosial, serta ganjaran dan
hukuman. Behaviorisme percaya bahwa perilaku manusia merupakan hasil dari proses
belajar.Pendekatan ini juga berpendirian bahwa manusia dilahirkan tanpa sifat sifat sosial
atau psikologis.

Perilaku adalah hasil pengalaman dan perilaku digerakkan atau dimotivasi oleh kebutuhan
untuk memperbanyak kesenangan atau mengurangi penderitaan (Rakhmat, 1994).
Konsekuensi dari pandangan ini ialah bahwa manusia adalah makhluk yang sangat
dipengaruhi lingkungannya. Kita akan mudah membentuk seseorang menjadi apa pun yang
kita inginkan asalkan kita memiliki lingkungan yang tepat dan cocok untuk mengubahnya.
Dengan demikian, manusia dalam pandangan behaviorisme adalah HomoMechanicus,
manusia mesin.

Behaviorisme juga disebut psikologi Stimulus-Response . Pendekatan S-R yang ketat tidak
mempertimbangkan pengalaman kesadaran seseorang. Anda mungkin sadar akan berbagai
pikiran dan hipotesis yang melintas dalam batin Anda selagi Anda memecahkan suatu
masalah yang sukar. Anda mengetahui perasaan apa yang terjadi apabila Anda marah, takut
atau bersemangat. Hanya Anda sendiri yang dapat mengamatinya. Seorang psikolog dapat
mencatat apa yang dikatakan oleh seseorang mengenaipengalaman sadarnya dan dari data
objektif ini dapat disimpulkan kegiatan mental orang tersebut.

4. Pendekatan Kognitif

Psikologi kognitif berpendapat bahwa manusia bukan hanya penerima stimuli yang pasif.
Mental manusiamengolah informasi yang diterimanya dan mengubahnya menjadi bentuk-
bentuk baru dan memilihnya ke dalam kategori-kategori.

Kognisi adalah sebutan bagi proses berbagai cara mentransformasikan masukan indrawi,
membubuhi kode-kode pada masukan ini, dan menyimpan kode-kode dalam ingatan serta
mengambil kembali untuk digunakan jika diperlukan.

Pendekatan kognitif adalah pendekatan yang menanggapi keresahan orang ketika


behaviorisme (pendekatan S-R) tidak mampu menjawab mengapa ada orang yang dapat
berperilaku berbeda dari lingkungannya, yakni karena ia memiliki motif pribadinya sendiri
(self-motivated). Juga karena terlihat bagaimana pasifnya manusia.

6
Behaviorisme menolak studi subjektif mengenai "kehidupan mental" dengan tujuan
membuat psikologi menjadi ilmu. Behaviorisme berjasa menggugah para psikolog untuk
sadar akan pentingnya objektivitas dan pengukuran. Ada pun psikologi kognitif berusaha
meneliti proses-proses mental, tetapi dengan cara objektif dan ilmiah

Pendekatan ini melihat manusia sebagai makhluk yang selalu berusaha memahami
lingkungannya, makhluk yang selalu berpikir (Homo Sapiens).Apabila membahas
psikologi kognitif, kita tak dapat meninggalkan pembahasan tentang teori konsistensi
kognitif dengan tokohnya Leon Festinger dan Fritz Heider.

Pada dasarnya, teori ini menyatakan bahwa manusia cenderung mengalami ketegangan
(tension) pada saat kebutuhan psikologisnya belum terpenuhi. Pada saat seperti ini, ia
termotivasi untuk mengurangi ketegangan tersebut. Agar tidak terjadi ketegangan ia
berusaha mengoptimalisasi dalam persepsi, perasaan, kognisi, dan pengalamannya.

Misalnya, Si A seorang perokok berat. Suatu hari ia merasa terganggu dengan berita di
surat kabar yang menyatakan bahwa rokok sangat berbahaya dan penyebab kematian
nomor satu. Membaca berita tersebut menyebabkan ketegangan (tension). A ingin berhenti
merokok, namun itu sudah menjadi kebiasaan yang sangat sulit dihentikan. Apa yang harus
dilakukannya? Ia tentu tak mau lama-lama tegang. Ia segera mencari informasi lanjutan.
Setelah informasi diterima, ia memiliki beberapa pilihan keputusan: (1) berhenti merokok
sama sekali, (2) terus merokok dengan alasan bahwa penelitian tentang rokok itu bisa saja
salah atau tidak valid, (3) terus merokok dengan beralasan bahwa dokter keluarga mereka
juga perokok, dan (4) terus merokok dengan filter.

Berikut ini adalah yang disebut sebagai angkatan keempat sesudah pendekatan kognitif
yang ingin menjelaskan perilaku manusia. Mari kita pelajari bersama bagaimana
pendapatnya.

5. Pendekatan Humanistik

Setelah lahir psikologi kognitif yang sering disebut "angkatan ketiga" dalam psikologi,
psikologi humanistik adalah "angkatan keempat". Pendekatan ini lahir di Amerika, ketika
kelas menengah Amerika menikmati kemakmuran material dan menderita kekosongan
spiritual (Rakhmat, 2003).kemakmuran material dan menderita kekosongan spiritual
(Rakhmat, 2003).

Pendekatan-pendekatan psikologi sebelumnya ternyata belum berhasil mengungkap


manusia secara keseluruhan. Kita memang sering kali dipengaruhi oleh lingkungan seperti
7
yang dikatakan behaviorisme, namun kita juga mampu untuk bertindak berbeda dengan
lingkungan kita. Kita juga sering kali menunjukkan naluri primitif kita yang seperti hewan
sebagaimana dinyatakan oleh psikoanalisis, namun pada saat yang sama kita memiliki rasa
peduli dan kasih sayang terhadap sesama manusia.

Kini giliran psikologi humanistik berkiprah. Dalam pendekatan ini, manusia dipandang
sebagai Homo Ludens (manusia bermain). Setiap manusia hidup dalam pengalaman
pribadinya yang unik. Tidak akan ada satu manusia pun yang memiliki pengalaman yang
sama.

Pendekatan ini berpendapat bahwa manusia bukan sekadar wayang, yang sibuk mencari
identitas, namun ia juga berupaya mencari makna, baik makna kehidupannya, makna
kehadirannya di lingkungan, serta apa yang dapat diberikannya kepada lingkungan. Carl
Rogers pun mengatakan, "Kecenderungan batiniah manusia ialah menuju kesehatan dan
keutuhan diri. Dalam kondisi yang normal ia berperilaku rasional dan konstruktif, serta
memilih jalan menuju pengembangan dan aktualisasi diri". Aktualisasi diri adalah
mewujudkan diri sesuai dengan potensi yang dimiliki.

Psikologi humanistis menekankan kreativitas, vitalitas emosi, eutentisitas, dan pencarian


makna di atas kepuasan materi.Menurut pendekatan ini, motivasi utama seseorang ialah
kecenderungan untuk tumbuh dan mengaktualisasi diri. Setiap orang mempunyai
kebutuhan untuk mengembangkan potensi diri sepenuhnya, untuk maju melebihi keadaan
yang telah dicapai sekarang. Ia mungkin tidak tahu jalur yang harus dilalui agar dapat
tumbuh dan mungkin pula ia terhalang oleh berbagai macam hambatan lingkungan dan
budaya, tetapi kecenderungan wajarnya mengarah pada aktualisasi potensi-potensinya.

2.3 Keterbatasan Pendekatan Perilaku Manusia

Beberapa ahli manajemen termasuk ahli perilaku percaya bahwa bidang perilaku
tidak sepenuhnya nyata karena berkenaan dengan manusia yang bersifat unik.
Model, teori dan istilah perilaku oleh ahli perilaku (jargon) sangat kompleks dan
abstrak untuk dipraktikkan para manajer. Dikarenakan perilaku manusia sangat
unik, maka ahli-ahli perilaku sering berbeda dalam menyimpulkan penelitian, dan
rekomendasinya pun sulit bagi manajer untuk memilih dan melaksanakannya.
Sumbangan teori perilaku seperti yang telah disebutkan tadi adalah untuk
dikembangkan dalam teori motivasi. Selain itu, untuk mengetahui perilaku
kelompok, hubungan manusiawi di tempat kerja, dan pentingnya hubungan
8
manusiawi di tempat kerja. Ahli perilaku menyarankan untuk dikembangkan dalam
teori-teori kepemimpinan, konflik, kekuasaan, perubahan organisasi, dan
komunikasi.

Pendekatan perilaku merupakan pendekatan yang percaya bahwa jika manajer


berfokus pada karyawan bukan pada produksi mekanistik, maka pekerjaan menjadi
lebih puas dan dengan demikian, lebih produktif. Mereka mendukung gagasan
manajer harus paternalistik dan memelihara dalam rangka membangun kelompok
kerja yang produktif dan kuat. Studi ini merupakan sebuah bidang telaah akademik
khusus yang mempelajari organisasi, dengan memanfaatkan metode-metode dari
berbagai ilmu. Antara lain yaitu ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi, dan
psikologi. Gerakan ilmu perilaku menekankan perlunya untuk studi ilmiah dari
elemen manusia organisasi.Model ini menekankan perlunya karyawan untuk
tumbuh dan berkembang mempertahankan harga diri dan tetap produktif.

Prespektif manajemen perilaku (behavioral management perspective) menekankan


pada pentingnya manajemen memerhatikan perilaku dan kebiasaan individu
manusia yang terdapat dalam sebuah organisasi dan pentingnya pula manajemen
melakukan perubahan perilaku dan kebiasaan manusia yang ada dalam organisasi
agar organisasi dapat berjalan dengan baik.

Sehingga perspektif manajemen perilaku banyak dipengaruhi oleh konsep-konsep


psikologi yang diaplikasikan dalam sebuah industri.Kontributornya yaitu:

1. Hugo Munstberg (1863 – 1961)


Hugo Mustberg dikenal sebagai the Father of Industril Psychology atau Bapak dari
Ilmu Psikologi Industri karena dia yang termasuk pertama kali memperkenalkan
aplikasi dari konsep-konsep psikologi dalam kegiatan industri.

2. Mary Parker Follet


Menurut Mary Parker Follet definisinya mengenai manajemen,seni dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan melalui orang lain, menunjukkan bahwa tugas
manajemen tidak saja melakukan kegiatan sistematis dalam rangka pencapaian
tujuan, tetapi juga merupakan juga seni dalam memahami perilaku orang lain
9
sehingga dapat diarahkan kepada pencapaian tujuan yang sesuai.

3. Eltan Mayo (1880-1949)


Lahir 26 Desember 1880 adalah psikolog/sosiolog dan teori tikus organisasi
kelahiran australia. Mayo dikenal karena penelitian-penelitiannya serta perannya
dalam Hawtrone Studies. Ia mengajar di University of Queensland dari 1919-1923,
sebelum pindah ke University of Pennsylvania. Ia juga mengajar di Harvard
Business School pada tahun 1226-1947 dimana ia menjadi profesor di bidang
penelitian industrial.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Setiap tindakan yang dilakukan seseorang dapat dideskripsikan atau dijelaskan dari sudut
pandang yang berbeda. Secara operasional perilaku dapat diartikan suatu respon
organisme atau seseorang terhadap rangsangan dari luar subjek tersebut. Perilaku dapat
diartikan sebagai suatu aksi reaksi organisme terhadap lingkungannya. Berdasarkan
pendekatan tersebut setiap objek studi psikologi dapat ditangani dengan berbagai
pendekatan. Dengan demikian, perilaku manusia juga dapat ditelaah melalui berbagai
pendekatan yang sudah dijelaskan diatas.

3.2 Saran

Kami menghargai jika ingin mnyampaikan kritik dan saran agar penulis lebih baik dalam
menulis karya kedepannya.

11
Daftar Pustaka

https://www.studocu.com/id/document/universitas-terbuka/psikologi-komunikasi/
berbagai-pendekatan-psikologi-tentang-perilaku-manusia/29251922

https://www.asikbelajar.com/pendekatan-teori-perilaku-behaviora/

http://eprints.umpo.ac.id/4056/3/BAB%202.pdf

https://stikestulungagung.ac.id/wp-content/uploads/2019/10/Perilaku-
Manusia1920.docx#:~:text=Perilaku%20adalah%20tindakan%20atau
%20aktivitas,menulis%2C%20membaca%2C%20dan%20sebagainya.

https://repository.unair.ac.id/101621/5/5.%20BAB%202%20TINJAUAN%20PUSTAKA
%20.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai