Anda di halaman 1dari 18

Makalah Psikolog

Perilaku Manusia

Di Susun Oleh:
Kelompok 1
Dewi Damayanti
PO 7247320011
KATA PENGANTAR

Puji  Syukur  kami  ucapkan kepada  Allah  Yang  Maha  Esa,  karena  atas  berkat 
rahmat dan  karunia-Nya,  makalah  ini  dapat  terselesaikan  dengan  baik.  Yang   berjudul ”
PERILAKU MANUSIA”
 Meskipun banyak hambatan yang di alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami
berhasil menyelesaian makalah ini tepat pada waktunya.
        Tidak  lupa kami sampaikan terima kasih kepada teman – teman yang sudah memberi
kontribusi dan partisipasinya  baik secara langsung maupun  tidak langsung dalam pembuatan
makalah ini.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
sempurnanya makalah ini. kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kami
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Tolitoli, 21 September 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................................. iii

BAB I
PENDAHULUAN........................................................................................................ 1
Latar belakang................................................................................................................ 1
Rumusan masalah........................................................................................................... 1
Tujuan............................................................................................................................. 1

BAB II
PEMBAHASAN........................................................................................................... 2
Pengertan pola perilaku.................................................................................................. 2
Proses pembentukan perilaku..........................................................................................3
Faktor yang mempengaruhi perilaku..............................................................................4
Jenis perilaku manusia………………………………………………………………….6
Domain perilaku………………………………………………………………………..10
BAB III
ANALISIS......................................................................................................................12
Analisis........................................................................................................................... 12

BAB IV
PENUTUP......................................................................................................................14
Kesimpulan.....................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Perilaku merupakan perwujudan dari adanya kebutuhan. Perilaku dikatakan wajar
apabilam ada penyesuaian diri yang harus diselaraskan dengan peran manusia sebagai individu,
social, dan berketuhanan. Perilaku adalah sebuah gerakan yang dapat diamati dari luar, seperti
orang berjalan, naik sepeda, dll. Untuk aktivitas ini mereka harus berbuat sesuatu, misal : kaki
yang satu diletakkan pada kaki yang lain.
Perilaku atau aktivitas manusia merupakan manifestasi kehidupan psikisnya. Perilaku
pada manusia itu tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari adanya stimulus atau
rangsang yang mengenai individu. Perilaku atau aktivitas itu merupakan jawaban terhadap
stimulus yang mengenainya. Perilaku  manusia tidak dapat lepas dari keadaan individu itu sendiri
dan lingkungannya. Perilaku itu didorong oleh motif tertentu sehingga manusia itu
bertingkahlaku.
Jika seseorang duduk diam dengan sebuah buku ditangannya, ia dikatakan sedang
berperilaku ia sedang membaca, sekalipun pengamatan dari luar sangat minimal, sebenarnya
perilaku ada dibalik tirai tubuh, didalam tubuh manusia itu sendiri. Perilaku terdiri dari aktivitas-
aktivitas yang berlangsung, baik didalam maupun diluar. Dengan membaca latar belakang diatas
maka makalah ini sangat menarik sebab membahas sesuatu sikap yang unik yaitu pola perilaku
sosial yang ada pada diri kita masing masing.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud perilaku manusia?
2.      Bagaimana proses pembentukan perilaku manusia?
3.      Siapa yang menjadi faktor yang mempengaruhi perilaku?
4. Apa saja Jenis perilaku manusia?
5. Di mana domain/ ranah perilaku?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui pengertian perilaku
2.      Mengetahui macam-macam pola perilaku
3.      Mengetahui faktor yang mempengaruhi perilaku
4. Mengetahui jenis jenis perilaku manusia
5. mengetahui domain/ ranah perilaku

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pola Perilaku


Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai
bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah,
menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung,
maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia baik yang dapat diamati
langsung maupun yang tidak dapat diamati pihak luar (Notoatmojo, 2005).
Psikologi memandang perilaku manusia (Human Behavior) sebagai reaksi yang dapat
bersifat sederhana maupun bersifat kompleks. Berbicara tentang perilaku, manusia itu unik
/khusus. Artinya tidak sama antar dan inter manusianya. Baik dalam hal kepandaian, bakat,
sikap, minat, maupun kepribadian. Manusia berperilaku atau beraktivitas karena adanya tujuan
tertentu. Dengan adanya need atau kebutuhan diri seseorang maka akan muncul
motivasi/penggerak , sehingga manusia itu berperilaku , baru tujuan tercapai dan individu
mengalami kepuasan. Siklus melingkar kembali memenuhi kebutuhan berikutnya atau kebutuhan
lain dan seterusnya dalam suatu proses terjadinya perilaku manusia (Widyatun, 1999).
Sedangkan menurut Bandura, suatu formulasi mengenai perilaku dan sekaligus dapat
memberikan informasi bagaimana peran perilaku itu terhadap lingkungan dan terhadap individu
atau organisme yang bersangkutan. Formulasi Bandura berwujud
B= behavior. E=environment, P=person,atau organisme. Perilaku lingkungan dan individu itu
sendiri saling berinteraksi satu sama lain. Ini berarti bahwa perilaku individu dapat
mempengaruhi individu itu sendiri, disamping itu perilaku juga berpengaruh pada lingkungan.
Demikian pula lingkungan, dapat mempengaruhi individu (Walgito,2003). 

B. Proses Pembentukan Perilaku


Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa
perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar.
Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan
kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau
Stimulus – Organisme – Respon.

Menurut Walgito (2003), pembentukan perilaku dibagi menjadi 3cara sesuai keadaan
yang diharapkan, yakni:
1.      Cara pembentukan perilaku dengan kondisioning atau kebiasaan
Salah satu cara pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan kondisioning atau
kebiasaan. Dengan cara membiasakan diri untuk berperilaku seperti yang diharapkan, maka
akhirnya akan terbentuklah perilaku tersebut.cara ini didasarkan atas teori belajar kondisioning
baik yang dikemukakan oleh Pavlov maupun oleh Thorndike dan Skinner terdapat pendapat yang
tidak seratus persen sama, namun para ahli tersebut, mempuntai dasar pandangan yang tidak jauh
beda satu sama lain.

2.      Pembentukan perilaku dengan pengertian (insight)


Disamping pembentukan perilaku dengan kondisioning atau kebiasaan, pembentukan
perilaku juga dapat ditempuh dengan pengertian. Cara ini didasarkan atas teori belajar kognitif
yaitu belajar disertai dengan adanya pengertian. Bila dalam eksperimen Thorndike dalam belajar
yang dipentingkan adalah soal latihan, maka dalam eksperimen Kohler dalam belajar yang
dipentingkan dalah pengertian. Kohler adalah salah satu tokoh psikologi Gestalt dan termasuk
dalam aliran kognitif.

3.      Pembentukan perilaku dengan menggunakan model


Disamping cara-cara pembentukan perilaku diatas, pembentukan perilaku masih dapat
ditempuh dengan menggunakan model atau contoh. Pemimpin dijadikan model atau contoh bagi
yang dipimpinnya. Cara ini didasarkan oleh teori belajar sosial (social learning
theory) atau observational learning theory yang dikemukakan oleh Bandura (1977).

Menurut penelitian Rogers (1974) seperti dikutip Notoatmodjo (2003), mengungkapkan


bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi proses
berurutan yakni :
1) Kesadaran (awareness)
Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus
(objek)
2) Tertarik (interest)
Dimana orang mulai tertarik pada stimulus
3) Evaluasi (evaluation)
Menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti
sikap responden sudah lebih baik lagi.
4) Mencoba (trial)
Dimana orang telah mulai mencoba perilaku baru.
5) Menerima (Adoption)
Dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya
terhadap stimulus.

C. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku

1. Faktor Genetik atau Faktor internal

Faktor genetik atau keturunan merupakan konsepsi dasar atau modal untuk kelanjutan
perkembangan perilaku makhluk hidup itu. Faktor genetik berasal dari dalam diri individu
(endogen), antara lain:

 Jenis ras, setiap ras didunia memiliki perilaku yang spesifik, saling berbeda satu dengan
yang lainnya.
 Jenis kelamin, perbedaan perilaku pria dan wanita dapat dilihat dari cara berpakaian dan
melakukan pekerjaan sehari-hari. Pria berperilaku atas dasar pertimbangan rasional atau akal,
sedangkan wanita atas dasar pertimbangan emosional atau perasaan. Perilaku pada pria
disebut maskulin sedangkan pada wanita disebut feminin.
 Sifat fisik, kalau kita amati perilaku individu akan berbeda-beda karena sifat fisiknya,
misalnya perilaku individu yang pendek dan gemuk berbeda dengan individu yang memiliki fisik
tinggi kurus.
 Sifat kepribadian. Salah satu pengertian kepribadian yang dikemukakan oleh Maramis
(1999) adalah “keseluruhan pola pikiran, perasaan, dan perilaku yang sering digunakan oleh
seseorang dalam usaha adaptasi yang terus menerus terhadap hidupnya”. Kepribadian
menurut masyarakat awam adalah bagaimana individu tampil dan menimbulkan kesan bagi
individu lainnya.
 Bakat pembawaan

Bakat merupakan interaksi dari faktor genetik dan lingkungan serta bergantung pada adanya
kesempatan untuk pengembangan.

 Intelegensi

Intelegensi adalah kemampuan untuk membuat kombinasi, sedangkan individu yang intelegen


yaitu individu yang dalam mengambil keputusan dapat bertindak tepat, cepat, dan mudah.
Sebaliknya bagi individu yang memiliki intelegensi rendah dalam mengambil keputusan akan
bertindak lambat.
2. Faktor Eksogen atau Faktor eksternal

 Faktor Lingkungan

Lingkungan di sini menyangkut segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik fisik, biologis
maupun sosial.

 Pendidikan

Secara luas pendidikan mencakup seluruh proses kehidupan individu sejak dalam ayunan hingga
liang lahat, berupa interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal maupun
informal. Proses dan kegiatan pendidikan pada dasarnya melibatkan masalah perilaku individu
maupun kelompok.

 Agama

Merupakan tempat mencari makna hidup yang terakhir atau penghabisan. Agama sebagai suatu


keyakinan hidup yang masuk ke dalam konstruksi kepribadian seseorang sangat berpengaruh
dalam cara berfikir, bersikap, bereaksi, dan berperilaku individu.

 Sosial ekonomi

Telah disinggung sebelumnya bahwa salah satu lingkungan yang berpengaruh


terhadap perilaku seseorang adalah lingkungan sosial. Lingkungan sosial dapat menyangkut
sosial budaya dan sosial ekonomi.

 Kebudayaan

Merupakan ekspresi jiwa terwujud dalam cara-cara hidup dan berpikir, pergaulan hidup, seni
kesusastraan, agama, rekreasi dan hiburan.

D. Jenis Perilaku Manusia

Jenis Tingkah Laku Secara Umum


Menurut Notoatmodjo (2003), Perilaku dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Perilaku tertutup (convert behavior)
Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung
atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas
pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang
menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
2. Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon
terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah
dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.
Dari sudut pandang yang berbeda, ada beberapa jenis tingkah laku yang umum dilakukan oleh
manusia dalam kehidupan sehari – harinya yaitu:

1. Tingkah Laku Tertutup


Tingkah laku yang tertutup artinya bahwa perilaku tersebut tidak dapat ditangkap melalui indera
manusia melainkan harus menggunakan alat pengukuran tertentu misalnya melalui psikotes.
Perilaku tertutup merupakan respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk yang terselubung
atau tertutup pula.

Reaksi terhadap rangsangan atau stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi,
pengetahuan atau kesadaran, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang luar diri kita.
Contohnya proses berpikir berkhayal, ide – ide atau kreativitas yang sedang dipikirkan.

2. Tingkah Laku Terbuka


Berupa tingkah laku atau perilaku yang bisa diamati secara langsung dan diobservasi dengan
indera manusia. Perilaku terbuka adalah respon yang ditunjukkan seseorang terhadap rangsangan
dalam bentuk tindakan nyata berupa tindakan atau praktek, misalnya tertawa, berjalan, berlari
dan lain – lain.

3. Tingkah Laku Reflektif


Perilaku ini terjadi secara spontan terhadap rangsangan yang dialami oleh seseorang. Contohnya,
mata yang berkedip bila terkena sinar terang, menarik tangan bila terkena panas dan lain
sebagainya. Kita mengenalnya sebagai reaksi refleks yang terjadi dengan sendirinya tanpa dipikir
terlebih dulu, dan diluar kehendak orang yang mengalaminya.

4. Tingkah Laku Non Reflektif


Perilaku ini berupa tingkah laku yang dikendalikan atau diatur oleh pusat kesadaran tubuh
manusia yaitu otak. Proses dari otak hingga menjadi perilaku ini disebut dengan proses
psikologis. Perilaku non reflektif tidak terjadi secara otomatis.

5. Tingkah Laku Kognitif, Afektif dan Psikomotorik


Pengertian dari masing – masing tingkah laku kognitif, afektif dan psikomotorik yaitu:
 Tingkah laku kognitif – Merupakan tingkah laku yang melibatkan proses pengenalan
oleh otak, yang mengarah kepada hal yang obyektif, faktual, dan logis seperti proses berpikir dan
proses mengingat. Pembahasan lebih lanjut ada pada cabang psikologi kognitif.
 Tingkah laku afektif – Perilaku yang berhubungan dengan perasaan dan emosi manusia
dan biasanya bersifat subyektif, termasuk perkembangan afektif anak usia dini.
 Tingkah laku motorik – Adalah perilaku yang berkaitan dengan gerakan fisik seperti
berlari, berjalan, menulis, melempar dan lainnya, dan juga adanya kecerdasan kinestetik.
Tingkah Laku Individu

Perilaku individu bisa terdiri dari berbagai macam bentuk tergantung dari sudut pandang yang
digunakan. Macam – macam tingkah laku dalam psikologi berdasarkan perilaku individu adalah:

1. Tingkah Laku Sadar


Merupakan tingkah laku yang dihasilkan dari melibatkan kinerja otak dan susunan saraf, dan
hanya dialami sebanyak sekitar 40% saja oleh manusia.

2. Tingkah Laku Tidak Sadar


Tingkah laku ini adalah perilaku yang terjadi di ambang alam sadar dan tidak sadar, dan
berhubungan dengan harapan, impian dan ketakutan yang disimpan oleh manusia. Biasanya
perilaku ini muncul secara instingtif.

3. Tingkah Laku Tampak dan Tidak Tampak


Perilaku tampak adalah perilaku yang langsung dapat diamati dan diobservasi dengan indera
yang dimiliki manusia, berupa reaksi seseorang terhadap rangsangan dalam bentuk tindakan
yang nyata dan terbuka. Sedangkan perilaku tidak tampak merupakan perilaku yang tidak dapat
ditangkap melalui indera manusia melainkan membutuhkan alat pengukuran tertentu, contohnya
dengan psikotes.

4.Tingkah Laku Sederhana dan Kompleks


Perilaku sederhana adalah tingkah laku yang hanya melibatkan satu aktivitas dalam suatu waktu
dalam kehidupan, contohnya seperti perilaku bintang bersel satu. Sedangkan perilaku kompleks
adalah tingkah laku yang melibatkan banyak aktivitas dalam kehidupan manusia.

Tingkah Laku Menurut Jenis Respon

Kategori tingkah laku ini didasarkan pada bagaimana seorang individu memberikan responnya
terhadap suatu hal yang pada akhirnya terwujud dalam sebuah perilaku tertentu:
1.  Tingkah Laku Pasif
Berupa perilaku yang berasal sebagai respons internal individu dan sifatnya masih tertutup.
Perilaku ini terjadi di dalam diri individu dan tidak dapat diamati secara langsung, karena hanya
ada atau terjadi di dalam benak individu saja.

2. Perilaku Aktif
Merupakan perilaku yang sifatnya terbuka dan berupa respons eksternal dari seseorang, dan
dapat diamati langsung. Perilaku ini berupa tindakan nyata yang dilakukan oleh individu, seperti
membaca, tidur, menonton televisi, bekerja, dan lain sebagainya.

Tingkah Laku Bermasalah

Perilaku yang menunjukkan bahwa individu tersebut bermasalah bisa dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Tingkah Laku Bermasalah Positif yang meliputi:


 Tingkah laku ingin tahu – Perilaku yang menunjukkan sikap keingintahuan yang tinggi
terhadap perkara atau persoalan apapun yang dilihat.
 Tingkah laku cepat belajar – Apabila seseorang cepat menangkap suatu masalah atau
informasi yang baru dipelajari, atau dapat mempelajari sesuatu yang baru dengan cepat.
 Tingkah laku pintar cerdas – Perilaku yang cepat dalam berpikir dan menggunakan
otaknya dengan cerdas.
 Tingkah laku proaktif – Perilaku yang selalu menunjukkan kesungguhan atau sikap
maju ke depan apabila dibandingkan dengan teman – teman yang lain.
2. Tingkah Laku Bermasalah Negatif yang meliputi:
 Tingkah laku menghalang – Perilaku menghalang atau bergantung yang berupa
tindakan yang membahayakan diri.
 Kebimbangan – Perilaku yang selalu tampak merasa takut, bimbang dan tidak memiliki
keyakinan diri.
 Tergantung berlebihan – Tingkah laku yang terlalu mengharapkan adanya bantuan atau
pertolongan dari orang lain terutama orang tua atau orang lain yang dekat dengannya. Perilaku
yang manja dan tidak bisa mandiri.
 Pengunduran diri – Perilaku yang tampak malu untuk menunjukkan kebolehan, ragu
memberi pendapat atau ide, tidak yakin pada kemampuan diri sendiri, dan sering sekali
menganggap orang lain lebih baik daripada dirinya.
 Mengasingkan diri – Tingkah laku yang menunjukkan ketidak sukaan bergaul atau
berkomunikasi dengan sesamanya, adanya sikap rendah diri yang berlebihan dan selalu merasa
malu pada orang lain.
3. Tingkah Laku Mengganggu
Perilaku disriptif merupakan perilaku yang dapat membahayakan orang lain dan bisa
berupa perilaku abnormal. Terbagi menjadi beberapa jenis yaitu:
 Hiperaktif – Adalah bentuk tingkah laku, perilaku atau kelakuan yang sangat agresif.
 Nakal – Mengganggu teman, orang lain, perilaku bullying, dan sejenisnya.
 Mengganggu – Berperilaku sesuka hati ketika sedang belajar, berisik, tertawa keras –
keras, berjalan keluar masuk ruangan kelas, dan sebagainya.
 Agresif – Baik agresif secara lisan dengan menggunakan kata – kata kasar, tidak sopan,
dan tidak patut diucapkan, maupun agresif secara fisik.
4. Tingkah Laku Anti Sosial
Berupa tingkah laku disruptif yang akan membahayakan diri sendiri, sekolah dan masyarakat,
contohnya:

 Permusuhan – Perilaku yang senang mencari keributan, dan mencari masalah dengan
setiap orang.
 Vandalisme – Perilaku merusak benda  – benda terutama benda milik orang lain seperti
mencoret tembok, merusak rambu lalu lintas, dan lain sebagainya.
 Grup- Perilaku yang berhubungan dengan beberapa orang yang memiliki tingkah laku
sama atau tabiat yang sama namun lebih cenderung dalam artian tingkah laku yang negatif.
 Geng – Membangun kumpulan tertentu di dalam sekolah yang ditakuti atau disegani
murid lainnya, melakukan bullying atau menakuti anak lain.
Tiga Elemen Kepribadian

Bentuk dari perilaku individu tidak lepas dari kepribadian yang dimiliki. Kepribadian terdiri dari
tiga komponen berdasarkan  Teori Psikoanalisis Klasik atau Teori Psikososial Freud. Ketiganya
akan menentukan tipe kepribadian manusia menjadi jenis – jenis kepribadian yang berbeda –
beda . Psikologi kepribadian akan mempelajari berbagai karakter manusia termasuk 4 karakter
manusia yang berbeda.
 Id
Merupakan satu – satunya komponen kepribadian yang ada sejak manusia lahir, termasuk
perilaku sadar dan dilakukan secara naluriah atau primitif. Id adalah sumber dari segala energi
yang melibatkan kemampuan psikis dan menjadi komponen utama kepribadian manusia.
Dorongan Id adalah prinsip kesenangan maka individu akan berusaha untuk mendapatkan
kepuasan dari semua keinginannya, dan akan merasa cemas atau tegang ketika tidak terpenuhi.

 Ego
Merupakan komponen kepribadian yang bertanggung jawab untuk menangani kenyataan, ego
berkembang dari Id dan memastikan bahwa dorongan dari Id bisa dinyatakan dengan cara yang
bisa diterima oleh dunia nyata. Cara kerja ego berdasarkan prinsip realitas atau kenyataan yang
akan berusaha memuaskan keinginan Id dalam cara yang nyata menurut norma sosial.

 Superego
Merupakan aspek kepribadian yang menampung semua standar moral internal seseorang dan
juga cita – cita atau harapan yang berasal dari orang tua dan masyarakat.
Macam – macam tingkah laku dalam psikologi yang diperlihatkan oleh seseorang atau individu
dapat dipengaruhi oleh banyak faktor tertentu. Ada kalanya tingkah laku tersebut dipengaruhi
oleh pengalaman, kebutuhan atau kebutuhan seseorang, ada pula yang dipicu oleh harapan dan
lingkungan dari individu tersebut. Perubahan pada tingkah laku seseorang bisa dipengaruhi oleh
lembaga pendidikan tergantung dengan metoda pengajaran yang digunakan, juga bisa
dipengaruhi oleh interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya.

 E. Domain/ Ranah Perilaku


DOMAIN PERILAKU
Menurut Benyamin Bloom (1908) seperti dikutip Notoatmodjo (2003) dalam Maulana
(2009:195), membagi perilaku manusia dalam tiga domain (ranah/kawasan),
yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.

1. Kognitif
  kognitif adalah  yang mencakup kegiatan mental (otak). Segala upaya yang menyangkut
aktivitas otak adalah termasuk dalam  kognitif.   kognitif  memiliki enam jenjang atau aspek,
yaitu:
1. Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)
2. Pemahaman (comprehension)
3. Penerapan (application)
4. Analisis (analysis)
5. Sintesis (syntesis)
6. Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)
Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan
intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan
masalah yang menuntut siswa untuk menghubungakan dan menggabungkan beberapa ide,
gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan
demikian aspek kognitif adalah subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental
yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu
evaluasi.
2. Afektif
      afektif adalah  yang berkaitan dengan sikap dan nilai.  afektif mencakup watak perilaku
seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap
seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif
tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai
tingkah laku.
Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu:
1. Receiving atau attending ( menerima atau memperhatikan)
2. Responding (menanggapi) mengandung arti “adanya partisipasi aktif”
3. Valuing (menilai atau menghargai)
4. Organization (mengatur atau mengorganisasikan)
5. Characterization by evalue or calue complex (karakterisasi dengan  suatu nilai atau
komplek nilai)

3. Psikomotori
psikomotor merupakan  yang berkaitan dengan keterampilan (skill) tau kemampuan bertindak
setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotor ini
sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan dan hasil
belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan berperilaku). 
psikomotor adalah berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis,
menari, memukul, dan sebagainya.
Hasil belajar keterampilan (psikomotor) dapat diukur melalui: (1) pengamatan langsung dan
penilaian tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran praktik berlangsung, (2)
sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk
mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap, (3) beberapa waktu sesudah pembelajaran
selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya.

BAB III
ANALISIS
Hakikat tugas konselor yaitu menyediakan sarana untuk mencapai sasaran klien dengan
membebaskan seseorang dari perilaku yang  mengganggu kehidupan yang efektif sesuai dengan
nilai demokrasi tentang hak individu untuk bebas mengejar sasaran yang dikehendaki sepanjang
sasaran itu sesuai dengan kebaikan masyarakat secara umum
Perilaku adalah suatu reaksi psikis seseorang terhadap lingkungannya. Dari batasan
dapat diuraikan bahwa reaksi dapat diuraikan bermacam-macam bentuk, yang pada
hakekatnya digolongkan menjadi 2, yaitu bentuk pasif (tanpa tindakan nyata atau konkret)
dan dalam bentuk aktif dengan tindakan nyata atau (konkret)
Perilaku adalah keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan
predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya.
Dalam pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan tindakan yang dilakukan makhluk
hidup. Perilaku adalah suatu aksi dan reaksi suatu organisme terhadap lingkungannya. Hal ini
berarti bahwa perilaku baru berwujud bila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan
tanggapan yang disebut rangsangan. Dengan demikian suatu rangsangan tentu akan
menimbulkan perilaku tertentu.pula
         Para psikolog mengemukakan bahwa perilaku terbentuk dari adanya interaksi antara
domain trikomponen sikap yakni interaktif antara komponen kognitif, afektif dan domain
konatif. Namun masih terdapat kekeliruan yang menganggap komponen konatif salah satu
komponen dalam trikomponent sikap sebagai perilaku (behaviour), sehingga perilaku
dianggap sebagai salah satu komponen sikap (aptitude).
         Para psikolog telah membedakan perilaku dan sikap sebagai dua gejala yang dapat
berbeda satu sama lainnya. Lapiere ) telah meneliti dan menghasilkan poskulat variasi
independent, intitemen yang dijelaskan dengan konsep adalah bahwa sikap dan perilaku
merupakan dimensi dalam diri individu yang berdiri sendiri,terpisah.dan.berbeda. 
Ada tiga asumsi yang saling berkaitan mengenai perilaku manusia. Pertama, perilaku itu
disebabkan; Kedua, perilaku itu digerakan; Ketiga, perilaku itu
ditujukan.pada.sasaran/tujuan”.
         Dalam hal ini berarti proses perubahan perilaku mempunyai kesamaan untuk setiap
individu, yakni perilaku itu ada penyebabnya, dan terjadinya tidak dengan spontan, dan
mengarah kepada suatu sasaran baik secara ekslusif maupun inklusif.
“Perilaku pada dasarnya berorientasi tujuan (goal oriented)”. Dengan perkataan lain, perilaku
kita pada umumnya dimotivasi oleh suatu keinginan untuk mencapai tujuan
tertentu”.Pengaruh lingkungan dalam pembentukan perilaku adalah bentuk perilaku yang
berdasarkan hak dan kewajiban, kebebasan dan tanggung jawab baik pribadi maupun
kelompok masyarakat. Perilaku mendapat pengaruh yang kuat dari motif kepentingan yang
disadari dari dalam faktor intrinsik dan kondisi lingkungan dari luar / faktor ekstrinsik atau
exciting condition. Oleh karena itu perilaku terbentuk atas pengaruh pendirian, lingkungan
eksternal, keperntingan yang disadari, kepentingan responsif, ikut-ikutan atau yang tidak
disadari serta rekayasa dari.luar. perilaku manusia merupakan hasil dari segala pengalaman
serta interaksi manusia dengan lingkungannya. Perilaku manusi terdiri dari beberapa faktor-
faktor yang mempengaruhi perilaku manusia, sifat-sifat umum dan khusus perilaku manusia,
bentuk-bentuk perubahan perilaku, dan macam-macam perilaku manusia.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku terdiri Faktor Personal,  dan Faktor
Situsional. Sifat-sifat umumnya terdiri dari pengamatan, perhatian, tanggap, fantasi, ingatan,
berfikir, motif. Bentuk-bentuk perilakunya yaitu, perbahan alamiah, perubahan terencana,
kesediaan untuk berubah. Begitu juga macam-macam perilakunya yaitu perilaku refleks dan
perilaku refleks bersyarat.
Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa manusia itu unik dan berbeda, dari
perbedaan itu pula yang menyebabkan adanya interaksi social diantara manusia.Teori ± teori
diatas juga menunjukkan pada kita bahwa perilaku itu didorong dan diarahkanketujuan. Mereka
juga menunjukkan pada kita bahwa perilaku yang ingin mencapai tujuan cenderung untuk
menetap.Terkadang manusia merasa nyaman dengan perbedan tetapi ada juga yang tidak merasa
nyamandalam perbedaan yang ada dikarenakan lingkungan tempat manusia tersebut.

BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan perilaku merupakan
pendekatan yang percaya bahwa jika menajer berfokus kepada karyawan bukan pada produksi
mekanistik, maka pekerjaan menjadi lebih puas dan dengan demikia, lebih produktif.
Konsep-konsep pendekatan teori perilaku antara lain: Pendekatan motivasi yang
menghasilkan komitmen,tidak dapat dianggap sebagai suatu proses teknik yang kaku, harus
sistematis dan sistemis, manajemen harus hati-hati, organisasi sebagai suatu keseluruhan yang
diterapkan sesuai dengan situasi bawahanya, manusia merupakan kunci utama yang menentukan
sukses atau gagalnya organisasi mencapai tujuanya,  harus bisa dididik dan dilatih untuk
memahami dan menerapkan konsep-konsep manajemen, komitmen dapat ditingkatnya melalui
partisipasi dan keterlibatan pekerja, pengawasan harus dibangun dalam pengertian positif, bukan
mencari kesalahan tetapi mencengah kesalahan secara diri.
Tokoh-tokoh yang mendukung teori ini salah satunya adalah Maslow yang terkenal dengan
teori hierarki kebutuhan untuk menjelaskan perilaku manusia dalam kaitannya dengan motivasi
manusia.
Apabila terjadi bahwa individu tertentu merasaa bahwa kebutuhanya dapat terpenuhi dari
adanya kerja sama tersebut dari imbalan yang diperoleh dari organisasi, maka dia bersedia untuk
meneruskan kerjasama tersebut. Sebaliknya apabila seorang anggota merasa bahwa imbalan
yang diberikan oleh organisasi itu terlalu kecil dan tidak seimbang dengan besarnya sumbangan
yang diberikan kepada organisasi itu maka mereka akan menarik diri dari organisasi itu, dengan
demikian maka akan berakibat kerjasama itu tidak efektif lagi.

DAFTAR PUSTAKA

BUKU
Usman Husain. 2008. Manajemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan. PT.Bumi Aksara. Jakarta
Timur.
Gitosudarmo Indriyo. 1997. Prinsip dasar manajemen. BPFE. Yogyakarta.
Sarwono, Solita. Beberapa konsep beserta aplikasinya, 1993.
Manra, I.B. Stategi penyuluhan kesehatan,  jakarta:departemen kesehatan Ri, 1997.
Notoatmodjo, Soekidjo, Ilmu perilaku kesehatan, jakarta:Rineka cipta, 2010.

WEB
http://dianhusadanuruleka.blogspot.com/p/konsep-perilaku-manusia.html
http://studycommunication.wordpress.com/2012/10/13/faktor-faktor-pengaruh-perilaku-manusia/
http://www.scribd.com/doc/77124166/Faktor-Yang-Mempengaruhi-Perilaku-Seseorang
https://yohanaratihep.wordpress.com/2013/02/22/makalah-konsep-perilaku/

Anda mungkin juga menyukai