Anda di halaman 1dari 16

TEORI BEHAVIORISME DAN BELAJAR SOSIAL

OLEH :
KELOMPOK 2
DISTIA WATI : A1I121007
MUHAMMAD AGUNG ISLAMI : A1I121015
NURUL MAQVIRA : A1I121021
WAFA : A1I121027
AZADILLAH AULIA RAMADHANI : A1I121087
MADE YOGA DWITAMA : A1I121095
NUR WATI : A1I121102

KELAS A

DOSEN PENGAMPU:
Dr. LA ODE AHMAD JAZULI, S.Pd., M.Pd

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis

15 juni 2022

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..............................................................................................................................3
A. Teori Behaviorisme dan Belajar Sosial................................................................................3
1. Teori Behaviorisme...........................................................................................................3
2. Teori Belajar Sosial...........................................................................................................3
B. Tokoh-Tokoh dalam Teori Behaviorisme dan Teori Belajar Sosial beserta Pandangannya 4
a. Tokoh-tokoh Teori Behaviorisme dan pandangannya......................................................4
b. Tokoh dalam Teori Belajar Sosial dan pandangannya......................................................6
C. Kelebihan dan Kekurangan Teori Behaviorisme dan Teori Belajar Sosial.........................7
BAB III PENUTUP.........................................................................................................................9
A. Kesimpulan...........................................................................................................................9
B. Saran.....................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Behaviorisme merupakan salah satu aliran psikologi yang meyakini bahwa untuk
mengkaji perilaku individu harus dilakukan terhadap setiap aktivitas individu yang dapat
diamati, bukan pada peristiwa hipotetis yang terjadi dalam diri individu. Oleh karena itu,
penganut aliran behaviorisme menolak keras adanya aspek-aspek kesadaran atau mentalitas
dalam individu. Pandangan ini sebetulnya sudah berlangsung lama sejak jaman Yunani
Kuno, ketika psikologi masih dianggap bagian dari kajian filsafat. Namun kelahiran
behaviorisme sebagai aliran psikologi formal diawali oleh J.B. Watson pada tahun 1913 yang
menganggap psikologi sebagai bagian dari ilmu kealaman yang eksperimental dan obyektif,
oleh sebab itu psikologi harus menggunakan metode empiris, seperti: observasi,
conditioning, testing, dan verbal reports. John A. Laska dalam Knight (1982), pendidikan
dikatakan sebagai sebuah usaha yang terencana oleh pelajar atau oleh orang lain untuk
mengontrol (memberi panduan, mengarahkan, atau mempengaruhi atau mengatur) suatu
situasi belajar untuk mencapai tujuannya. Pendidikan dilihat dari sudut pandang ini tidak
terbatas di sekolah, kurikulum atau metode sekolah yang tradisional. Pendidikan dapat
dipandang sebagai suatu proses belajar seumur hidup yang dilaksanakan secara terarah dan
terencana. Sedangkan proses pembelajaran menurut Corey (1982) dalam Sagala (2003)
adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk
memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi khusus atau
menghasilkan respon terhadap situasi tertentu.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang yang menjadi titik fokus pembahasan mengenai teori Behaviorisme dan teori
Belajar Sosial?
2. Siapa saja tokoh-tokoh dalam teori Behaviorisme dan teori Belajar social dan bagaimana
pandangan mereka terhadap teori tersebut?
3. Apa saja yang menjadi kelebihan dan kekurangan dari teori behaviorisme dan teori
belajar social?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang Teori Behaviorime dan Teori Belajar Sosial
2. Untuk mengetahui tokoh-tokoh atau para ahli teori Behaviorisme dan Teori Belajar
Sosial
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari Teori Behaviorisme dan Teori Belajar
Sosial

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Behaviorisme dan Belajar Sosial


1. Teori Behaviorisme
Menurut pendekatan behavioristik, belajar dipahami sebagai proses perubahan
tingkah laku teramati yang relatif berlangsung lama sebagai hasil dari pengalaman
dengan lingkungan. Dalam Teori Behaviorisme ini, ahli yang diajukan yang mewakili
kaum behavioris adalah Burrhus Frederic Skinner. Para ahli behavioris menyakini bahwa
sesuatu yang dapat diuji hanya yang dapat diamati dan diukur. Dengan kata lain,
behavioris menekankan studi ilmiah tentang tanggapan perilaku yang dapat diamati dan
determinan lingkungannya. Menurut aliran ini, pikiran, sadar atau tidak sadar tidak dapat
dipakai untuk menjelaskan perilaku dan perkembangan individu. Bagi Skinner sendiri,
perkembangan merupakan perilaku.
Sebagai contoh, Adi adalah sosok yang rajin bekerja, pantang putus asa, dan dapat
bergaul dengan baik. Mengapa perilaku dan sifat Adi seperti ini?
Menurut Aliran Behavioris karena lingkungan yang berperan menguatkan perilaku
tersebut, sebagai hasil interaksinya dengan lingkungannya seperti teman, anggota
keluarganya, serta masyarakat. Oleh karena itulah, behavioris yakin bahwa
perkembangan dipelajari dan dapat berubah-ubah sesuai pengalaman hidup yang
didapatkan individu serta adanya penguatan dari lingkungan.

2. Teori Belajar Sosial


Tokoh dari teori ini adalah Albert Bandura. Teori ini menekankan perilaku,
lingkungan, dan faktor kognisi sebagai faktor kunci dalam perkembangan individu.
Secara umum, teori ini mengatakan bahwa manusia bukanlah seperti robot yang tidak
mempunyai pikiran dan menurut saja sesuai dengan kehendak pembuatnya. Namun,
manusia mempunyai otak yang dapat berpikir, menalar, menilai, ataupun
membandingkan sesuatu sehingga dapat memilih arah bagi dirinya. Lebih lanjut Bandura
memperjelas teorinya lebih mendalam dengan menamakan teori belajar sosial kognitif.

3
Bandura sangat yakin bahwa perilaku seseorang itu merupakan hasil dari mengamati
perilaku orang lain, dengan kata lain secara kognitif, perilaku individu itu mengadopsi
dari perilaku orang lain. Proses ini disebut proses modeling atau imitasi. Sebagai contoh,
anak yang sangat agresif dengan temannya atau selalu menyerang anak lain, baik secara
verbal maupun fisik, merupakan hasil adopsi orang di sekelilingnya, apakah itu orangtua,
teman, atau tokoh-tokoh di media. Hal lain, juga, secara kognitif pula kita dapat
mengendalikan perilaku untuk menolak adanya pengaruh dari lingkungan.

B. Tokoh-Tokoh dalam Teori Behaviorisme dan Teori Belajar Sosial beserta


Pandangannya
a. Tokoh-tokoh Teori Behaviorisme dan pandangannya
1. John Watson (1878-1958)
John Watson adalah Seorang ahli psikologi berkebangsaan Amerika. Di Amerika
Serikat, Watson dikenal sebagai bapak behaviorisme karena prinsip-prinsip
pembelajaran barunya berdasarkan teori stimulus-respon.
Stimulus merupakan rangsangan dari dalam diri seseorang yang mendorong
terjadinya kegiatan. Dalam system pembelajaran stimulus juga merupakan
rangsangan yang diberikan oleh guru atau pengajar kepada muridnya. Agar terjadi
interaksi dadalam proses pembelajaran seperti dalam hukum fisika, dimana sutau
benda diberikan gaya maka akan terjadi sebuah reaksi terhadap benda tersebut.
Sedangkan respon merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang setelah memperoleh
rangsangan (stimulus) yang diberikan oleh seorang guru.
Menurut behaviorisme yang dianut oleh Watson tujuan utama psikologi adalah
membuat prediksi dan pengendalian terhadap perilaku dan sedikitpun tidak ada
kaitannya dengan kesadaran.
Menurut teori ini yang dapat dikaji oleh psikologi adalah benda-benda atau hal-
hal yang dapat diamati secara langsung yaitu rangsangan (stimulus) dan gerak balas
(respons). Dalam proses pembelajaran menurut Watson tidak ada perbedaan antara
manusia dan hewan. Teori behaviorisme hanya menganalisis perilaku yang tampak
pada diri seseorang yang dapat diukur dilukiskan dan diramalkan. Teori
behaviorisme memandang pula bahwa ketika kita dilahirkan pada dasarnya manusia
tidak membawa bakat apa-apa. Jadi, kaum behaviorisme ini memandang bahwa

4
manusia akan berkembang berdasarkan stimulus yang diterimanya dari lingkungan
sekitar. Lingkungan yang buruk akan menghasilkan manusia yang buruk sedangkan
lingkungan yang baik akan menghasilkan manusia yang baik pula. Kaum
Behaviorisme mencoret dari kamus ilmiah mereka tentang semua peristilahan yang
bersifat subjektif, seperti sensasi, persepsi , hasrat, tujuan, bahkan termasuk berpikir
dan emosi secara subjektif. Oleh karena kesadaran tidak termasuk benda yang dikaji
oleh behaviorisme, maka psikologi ini telah menjadikan ilmu mengenai perilaku
manusia menjadi sangat sederhana dan mudah di kaji.

Terdapat tiga prinsip aliran behaviorisme :

1. Menekankan respon terkondisi sebagai elemen atau pembangun pelaku


Kondisi adalah lingkungan eksternal yang hadir di kehidupan kita, perilaku
muncul sebagai respon dari kondisi yang mengelilingi manusia dan hewan.
2. Perilaku adalah dipelajari sebagai konsekuensi dari pengaruh lingkungan maka
sesungguhnya perilaku terbentuk karena dipelajari. Lingkungan terdiri dari
pengalaman baik masa lalu maupun yang baru, materi fisik dan sosial.
Lingkungan yang akan memberikan contoh dan individu akan belajar dari semua
itu.
3. Memusatkan pada perilaku hewan, jadi manusia dan hewan sama sehingga
mempelajari perilaku hewan dapat digunakan untuk menjelaskan perilaku
manusia pula.

2. Burrhus Frederic Skinner (1904-1990)


Skinner (1904-1990) menganggap penghargaan dan penguatan merupakan faktor
penting dalam belajar. Skinner berpendapat bahwa tujuan psikologi adalah meramal
mengontrol tingkah laku. Pada teori ini, guru memberi penghargaan hadiah atau nilai
tinggi sehingga anak akan lebih rajin. Teori ini juga disebut dengan operant
conditioning. Operant conditioning adalah suatu situasi belajar dimana suatu respon
dibuat lebih kuat dalam memberikan penguatan (reinforcement) lansung. Operant
conditioning menjamin respons terhadap stimulus. Bila tidak menunjukkan stimulus
maka guru tidak dapat membimbing siswa untuk mengarahkan tingkah lakunya. Guru

5
memiliki peran dalam mengontrol dan mengarahkan siswa dalam proses belajar
sehingga tercapai tujuan yang diinginkan.
Prinsip belajar Skinner antara lain sebagai berikut:
1. Hasil belajar harus segera diberitahukan pada siswa, jika salah dibetulkan dan jika
benar diberi penguat;
2. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar. Materi pelajaran
digunakan sebagai sistem modul;
3. Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri, tidak digunakan
hukuman. Untuk itu, lingkungan perlu diubah untuk menghindari hukuman;
4. Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah dan sebaiknya hadiah
diberikan dengan digunakannya jadwal variable ratio reinforce dalam
pembelajaran digunakan shapping. Ternyata tidak semua perilaku dapat
dijelaskan dengan pelaziman

b. Tokoh dalam Teori Belajar Sosial dan pandangannya


1. Albert Bandura
Teori belajar sosial yaitu teori pembelajaran sosial merupakan perluasan dari teori
belajar perilaku yang tradisional atau behavioristik yang dikembangkan oleh Albert
Bandura pada tahun 1986. Salah satu asumsi paling awal mendasari dari teori ini
adalah manusia cukup fleksibel dan sanggup mempelajari bagaimana kecakapan
bersikap maupun berperilaku. Titik pembelajaran dari semua ini adalah pengalaman-
pengalaman tak terduga.
Teori ini menekankan perilaku, lingkungan, dan faktor kognisi sebagai faktor
kunci dalam perkembangan individu. Secara umum, teori ini mengatakan bahwa
manusia bukanlah seperti robot yang tidak mempunyai pikiran dan menurut saja
sesuai dengan kehendak pembuatnya. Namun, manusia mempunyai otak yang dapat
berpikir, menalar, menilai, ataupun membandingkan sesuatu sehingga dapat memilih
arah bagi dirinya. Lebih lanjut Bandura memperjelas teorinya lebih mendalam dengan
menamakan teori belajar sosial kognitif. Bandura sangat yakin bahwa perilaku
seseorang itu merupakan hasil dari mengamati perilaku orang lain, dengan kata lain
secara kognitif, perilaku individu itu mengadopsi dari perilaku orang lain. Proses ini

6
disebut proses modeling atau imitasi. Sebagai contoh, anak yang sangat agresif
dengan temannya atau selalu menyerang anak lain, baik secara verbal maupun fisik,
merupakan hasil adopsi orang di sekelilingnya, apakah itu orangtua, teman, atau
tokoh-tokoh di media. Hal lain, juga, secara kognitif pula kita dapat mengendalikan
perilaku untuk menolak adanya pengaruh dari lingkungan.

Asumsi awal memberi isi sudut pandang teoritis Bandura dalam teori
pembelajaran sosial yaitu:
(1) Pembelajaran pada hakikatnya berlangsung melalui proses peniruan
(imitation) atau pemodelan (modeling).
(2) Dalam imitation atau modeling individu dipahami sebagai pihak yang
memainkan peran aktif dalam menentukan perilaku mana yang hendak ia tiru
dan juga frekuensi serta intensitas peniruan yang hendak ia jalankan.
(3) Imitation atau modeling adalah jenis pembelajaran perilaku tertentu yang
dilakukan tanpa harus melalui pengalaman langsung.
(4) Dalam Imitation atau modeling terjadi penguatan tidak langsung pada
perilaku tertentu yang sama efektifnya dengan penguatan langsung untuk
memfasilitasi dan menghasilkan peniruan. Individu dalam penguatan tidak
langsung perlu menyumbangkan komponen kognitif tertentu (seperti
kemampuan mengingat dan mengulang) pada pelaksanaan proses peniruan.

C. Kelebihan dan Kekurangan Teori Behaviorisme dan Teori Belajar Sosial


a. Kelebihan
1. Manusia akan berkembang berdasarkan stimulus yang diterimanya dari lingkungan
sekitar.
2. Sebagai elemen atau pembangun pelaku melalui penekanan respons terkondisi.
Kondisi adalah lingkungan eksternal yang hadir di kehidupan kita, dan perilaku
muncul sebagai respons dari kondisi yang mengelilingi manusia.

7
3. Hasil belajar dari siswa segera diberitahukan sehingga jika salah akan dibetulkan dan
yang benar diberi penguat.
4. Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri, tidak digunakan
hukuman. Untuk itu, lingkungan perlu diubah untuk menghindari hukuman. Hal itu
didukung dengan adanya pembentukan lingkungan yang baik sehingga dimungkinkan
akan meminimalkan terjadinya kesalahan.
5. Memberikan penghargaan terhadap tingkah laku yang diinginkan berupa hadiah dari
pendidik dalam pembelajaran shapping.
6. Menekankan pada pentingnya penelitian empiris dalam mempelajari perkembangan
anak-anak dalam pendekatan belajar social
7. Perilaku seseorang itu merupakan hasil mengamati perilaku orang lain, dengan kata
lain secara kognitif perilaklu individu itu mengadopsi dari perilaku orang lain.

b. Kekurangan
1. Mengenai peniruan tingkah laku dalam teori bandura, memerlukan pengulangan
dalam mendalami sesuatu yang ditiru. Selain itu juga, jika manusia belajar atau
membentuk tingkah lakunya dengan hanya melalui peniruan ( modeling ).
2. Dapat meniru tingkah laku yang negative, teknik peniruan ini juga akan meniru
tingkah laku yang negative , termasuk perlakuan yang tidak diterima dalam
masyarakat.
3. Tidak adanya hukuman yang diberikan kepada siswa yang melakukan kesalahan.
Tidak adanya hukuman ini bisa membuat siswa menjadi kurang memahami apa arti
kedisiplinan. Dengan melaksanakan mastery learning, tugas guru akan menjadi
semakin berat. Penggunaan hukuman yang salah. Menurut Skinner hukuman yang
baik adalah anak merasakan sendiri konsekuensi dari perbuatannya. Misalnya anak
perlu mengalami sendiri kesalahan dan merasakan akibat dari kesalahan. Penggunaan
hukuman verbal maupun fisik seperti: kata-kata kasar, ejekan, cubitan, jeweran justru
berakibat buruk pada siswa.
4. Kesalahan dalam reinforcement positif juga terjadi didalam situasi pendidikan seperti
penggunaan rangking Juara di kelas yang mengharuskan anak menguasai semua mata

8
pelajaran. Sebaliknya setiap anak diberi penguatan sesuai dengan kemampuan yang
diperlihatkan sehingga dalam satu kelas terdapat banyak penghargaan sesuai dengan
prestasi yang ditunjukkan para siswa: misalnya penghargaan di bidang bahasa,
matematika, fisika, menyanyi, menari atau olahraga.
5. Menyamakan manusia dan hewan itu sama dalam proses pembelajaran sehingga
mempelajari perilaku hewan dapat digunakan untuk menjelaskan perilaku manusia
pula.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut pendekatan behavioristik, belajar dipahami sebagai proses perubahan tingkah laku
teramati yang relatif berlangsung lama sebagai hasil dari pengalaman dengan lingkungan.
Dalam Teori Behaviorisme ini, ahli yang diajukan yang mewakili kaum behavioris adalah
Burrhus Frederic Skinner. Para ahli behavioris menyakini bahwa sesuatu yang dapat diuji
hanya yang dapat diamati dan diukur. Dengan kata lain, behavioris menekankan studi ilmiah
tentang tanggapan perilaku yang dapat diamati dan determinan lingkungannya. Menurut
aliran ini, pikiran, sadar atau tidak sadar tidak dapat dipakai untuk menjelaskan perilaku dan
perkembangan individu. Bagi Skinner sendiri, perkembangan merupakan perilaku.

9
Dalam Belajar Sosial yang dibawakan oleh Albert Bandura, teori ini menekankan
perilaku, lingkungan, dan faktor kognisi sebagai faktor kunci dalam perkembangan individu.
Bandura memperjelas teorinya lebih mendalam dengan menamakan teori belajar sosial
kognitif. Bandura sangat yakin bahwa perilaku seseorang itu merupakan hasil dari
mengamati perilaku orang lain, dengan kata lain secara kognitif, perilaku individu itu
mengadopsi dari perilaku orang lain. Proses ini disebut proses modeling atau imitasi.

B. Saran
Demikianlah makalah ini kita susun, semoga dapat memberikan manfaat terutama bagi
penyusun khususnya bagi pembaca umumnya. Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh
dari kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan makalah kami.

DAFTAR PUSTAKA

Budiningsih, C. Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Degeng, I Nyoman Sudana. 2006. Ilmu Pengajaran Taksonomi Variable. Jakarta:

Depdikbud.

Gredler, Bell. 1991. Belajar dan Membelajarkan. Jakarta: CV. Rajawali.

Hitipeuw, Imanuel. 2009. Belajar & Pembelajaran. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Malang.

Knight, G.R. 1982. Issue and Alternativesen Educational Philosophy. Michigan: Andrews
University Press.

10
Lundin, (1991). Theories and Systems of Psychology. 4 rd Ed. Toronto: D.C. Heath and
Company.

Hasil diskusi Kelompok 2

Pertanyaan 1 :

Penanya : Tyas ningsih Rahayu (kelompok 5)

Imitation atau modeling adalah jenis pembelajaran perilaku tertentu yang dilakukan tanpa harus
melalui pengalaman langsung. Jadi bagaimanakah contoh perilaku tanpa harus melalui
pengalaman tidak langsung?

Jawab :

Yang jawab pertanyaan : Wafa (A1I121027)

Pertanyaan 2 :

Penanya : Wa Ode Siti Thahirah (Kelompok 4)

11
Dalam proses pembelajaran, menurut Watson tidak ada perbedaan antara manusia dan hewan.
Dari pernyataan tersebut, sebutkan contoh dari teori itu yang mengatakan manusia dan hewan
tidak ada perbedaan.

Jawab :

Yang menjawab : Muhammad Agung Islami (A1I121015)

Pertanyaan 3 :

Penanya : Ni In Pratiwi (Kelompok 3)

Jelaskan perbandingan antara ke tiga tokoh dalam teori behaviorisme yang telah d jelaskan dan
tokoh mana diantar mereka yg berperan penting "tokoh Utama" Dalam mengembangkan teori
behaviorisme

Jawab:

Yang menjawab: Nurul Maqvira (A1I121021)

Pertanyaan 4 :

Penanya : Abdul Hamid (A1I121001)

Mengapa Semakin ke depan teori semakin berkembang dan berubah, seperti teori behaviorisme
terus berubah ubah hingga sampai sekarang menjadi teori konstruktivisme sementara penerapan
yang ada pada teori sebelumnya masih tetap termuat di teori yang baru ini. Apa yang menjadi
penyebab teori teori ini berkembang dan di revisi

Jawab :

Yang menjawab : Bapak Dosen

12
13

Anda mungkin juga menyukai