Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah “Studi Kasus”
TULUNGAGUNG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpah dan hidayahnya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kaji Ulang Konsep Teori Kepribadian dan
Konseling” dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Studi Kasus, diharapkan dengan adanya makalah ini mampu menambah pengetahuan
dan wawasan kita dalam melakukan penelitian baik bagi penulis maupun pembaca.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Karisma Khoirul Hidayah, M.Pd.
selaku dosen pengampu mata kuliah Studi Kasus. Selain itu, penulis juga mengucapkan
ini. Penulis juga menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
Penulis
(Kelompok 2)
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ ii
BAB IIPEMBAHASAN..............................................................................................................2
Definisi Kepribadian............................................................................................................................ 2
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepribadian merupakan salah materi perkuliahan yang diajarkan pada
mahasiswa jurusan Bimbingan dan Konseling selain juga diberikan pada mahasiswa
psikologi. Pada mahasiswa jurusan Bimbingan dan Konseling pemahaman yang baik
terhadap teori kepribadian akan membantu mereka memahami keunikan individu
yang kemudian menjadi dasar bagi rencana intervensi yang akan diberikan yaitu
konseling. Mahasiswa jurusan bimbingan konseling kelak menjadi konselor/guru
bimbingan dan konseling akan menjadi pemeran kunci dalam pelaksanaan
studentsupportservices, karena mereka akan mendukung perkembangan aspek-aspek
pribadi, sosial, karier, dan akademik peserta didik. Semua fungsi konselor/guru
pembimbing dapat berjalan denga baik apabila didasari pemahaman yang baik tentang
manusia. Setelah mempelajari materi pada setiap bagian, peserta didik diharapkan
mampu memahami konsep utama, pandangan terhadap manusia, dan aplikasi teori
dalam pendekatan konseling.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi kepribadian?
C. Tujuan Masalah
1. Menjelaskan terkait definisi kepribadian
A. Definisi Kepribadian
Menurut Psikologi kepribadian adalah organisasi yang dinamis dari sistem
psikofisisi individu yang menentukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungannya
secara unik. 1John Milton Yinger mengatakan bahwa kepribadian adalah keseluruhan
dari perilaku seseorang dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi atau
berhubungan dengan serangkaian situasi.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa kepribadian adalah suatu perpaduan yang utuh
antara sikap, sifat, pola pikir, emosi, serta juga nilai-nilai yang mempengaruhi
individu tersebut agar berbuat sesuatu yang benar sesuai dengan lingkungannya.
Kepribadian adalah tafsiran dari bahasa inggris personality. Sedangkan
personality sendiri berasal dari kata latin persona yang artinya topeng yang digunakan
oleh para aktor dalam suatu pagelaran. Istilah kepribadian sering digunakan untuk
menggambarkan identitas diri atau jati diri.
Kepribadian adalah metode berfikir manusia terhadap realita. Kepribadian
juga merupakan kecenderungan-kecenderungan terhadap realita. Dan dengan arti
yang lain, kepribadian manusia adalah pola pikir dan pola jiwa. 2
Sedangkan menurut Engel, Blackwell dan Miniard sebagaimana dikutip oleh
Amirullah, kepribadian adalah sebagai karakteristik psikologi yang berbeda
dariseseorang yang menyebabkan tanggapan relatif konsisten. Konsumen yang
memandang dirinya sebagai manusia yang berkepribadian tinggi tentu menginginkan
produk yang sesuai dengan kepribadian itu sendiri. 3
1
Nugroho J Setiadi, Perilaku Konsumen Perspektif Kontemporer Pada Motif, Tujuan, dan Keinginan
Konsumen (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), 62
2
Yadi Purwanto, Psikologi Kepribadian Integrasi Nafsiyah dan „Aqliyah Perspektif Psikologi Islam
(Surakarta: Refika Aditama, 2007), 254.
3
Amirullah, Perilaku Konsumen (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2002), 35
Roucek dan Warren mendefinisikan kepribadian sebagai organisasi faktor-
faktor biologis, psikologis, serta juga sosiologis yang mendasari perilaku individu.
1) Faktor-faktor biologis tersebut meliputi keadaan fisik, watak, seksual, sistem
saraf, proses pendewasaan individu yang bersangkutan dan juga kelainan-
kelainan biologis lainnya.
2) Faktor psikologis tersebut meliputi unsur tempramen, perasaan, kemampuan
belajar, keinginan, keterampilan dan lain sebagainya.
3) Faktor sosiologis yang mempengaruhi kepribadian seseorang individu tersebut
dapat berupa proses dari sosialisasi yang diperoleh sejak kecil.
Koentjaraningrat mengungkapkan bahwa kepribadian adalah susunan unsur-
unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-
tiap individu itu. Istilah kepribadian juga berarti ciri-ciri watak seorang individu yang
konsisten, yang memberikan kepadanya suatu identitas sebagai individu yang
khusus.4
Menurut Darlega, Winstead & Jones mengemukakan bahwa kepribadian
adalah “sistem yang relatif stabil mengenai karakteristik individu yang bersifat
internal, yang berkontribusi terhadap pikiran, perasaan, dan tingkah laku yang
konsisten”. Kepribadian adalah sifat dasar yang dimiliki oleh seseorang yang bisa
membedakannya dengan orang lain. Kepribadian meliputi keseluruhan fikiran,
tingkah laku, perasaan, kesadaran dan ketidak sadaran” .5
Eysenck menyatakan kepribadian yaitu “jumlah total dari aktual atau potensial
organisme yang ditentukan oleh hereditas dan lingkungan. Hal itu berawal dan
berkembang melalui interaksi fungsional yang terdiri dari kognitif (intelligence),
sektor konatif(character), sektor afeksi (temperament), dan sektor somatic
(constitution)”.6
Woodworth menyatakan bahwa setiap perbuatan seseorang itu diwarnai oleh
kepribadiannya. Baginya, “kepribadian bukanlah suatu subtansi melainkan gejalanya
dan suatu gaya hidup. Kepribadian tidaklah menunjukkan jenis suatu aktivitas, seperti
4
Usman Effendi, Psikologi Konsumen (Jakarta: Raja Wali Persada, 2016),286.
5
Alwisol, Psikologi Kepribadian,( Malang:UMM Press, 2009), hlm. 39
6
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2007), hlm. 40
3
berbicara, mengingat, berfikir, atau bercinta, tetapi seseorang individu dapat
menampakkan kepribadiannya dalam cara-cara ia melakukan aktifitas-aktifitas
tersebut tadi”. 7
Dapat diambil kesimpulan, bahwa kepribadian (personality) yaitu suatu ciri
dari seseorang yang dapat mencerminkan perilaku, pemikiran, dan emosinya yang
dapat membedakannya dengan orang lain dalam menghadapi dunianya.
Konflik itu diturunkan menjadi tiga komponen kepribadian yang terdiri atas:
a) Id
7
Patty dkk, Pengantar Psikologi Umum, (Surabya: Usaha Nasional, 1982). hlm. 152
4
b) Ego
Ego merupakan kebalikan dari Id. Dimana ego adalah sumber sara
sadar. Ego mewakili logika dan yang dihubungkan dengan prinsip-prinsip
realitas. Ego merupan sub sistem yang berfungsi ganda yakni melayani dan
sekaligus mengendalikan dua sistem yang lainnya dengan cara interaksi
dengan dunia luar atau lingkungan luar. Ego mengembangkan kepentingan Id
dengan menghubungkan ke dunia luar untuk mendapatkan pemuasan-
pemuasan keinginannya.
Dengan kata lain ego berperan sebagai perantara Id. Tujuan ego adalah
untuk melindungi kehidupan ini dengan cara menafsiri dan menggali apa yang
terjadi di dalam lingkungan luar, sehingga ego menjadi sadar tentang apa yang
terjadi di dunia dan apa yang dialaminya. Ego dapat mengembangkan suatu
fasilitas untuk menimbang dan belajar guna menyesuaikan dan bertindak
sesuai dengan lingkungannya.
c) Superego
C. Tipe Kepribadian
Tipe kepribadian berdasarkan aspek biologis, Hippocrates membagi
Kepribadian menjadi 4 kelompok yaitu : Choleris, melankolis, flegmatis, dan
Sanguinis.
1) Sanguinis
Seseorang yang memiliki tipe kepribadian ini merupakan individu
yang optimis serta selalu bersemangat atau identik dengan ekstrovert. Orang
Sanguinis juga selalu kreatif dan ramah dengan orang lain. Mereka memiliki
sifat yang mudah bergaul dan ramah dengan orang lain, suka berbicara di
depan publik, suka diperhatikan, kreatif, dan cenderung mendominasi dalam
kelompok.
Ada dua kualitas dasar dalam karakter sanguinis, yaitu keterlibatan
antar individu dan antusiasme. Para sanguinis tentu memiliki kelemahan,
mereka kurang baik dalam hal organisir agenda atau kegiatan pada
kesehariannya. Selain itu, mereka juga tidak pandai mengatur waktu. Ketika
mengalami suatu permasalahan, sering kali sanguinis melarikan diri dan
mencari kesenangan lain.Orang dengan kepribadian ini dikatakan cocok
bekerja di industri hiburan seperti fashion, travel, olahraga atau marketing.
2) Choleris
Koleris dikenal sebagai tipe kepribadian yang cerdas dan selalu
mengedepankan logika. Kepribadian satu ini identik dengan seseorang yang
menggebu-gebu dan ambisius. Hal ini yang menjadi kekuatan para koleris dan
8
Setiadi, Perilaku Konsumen konsep dan implikasi., 138-140.
6
membuat mereka menjadi sosok yang dominan. Para koleris mampu
memengaruhi orang lain dengan kemampuan komunikasi yang dimiliki.
Para koleris juga memiliki kelemahan. Sifat egois, keras kepala, dan
suka mengatur orang lain menjadi kelemahan dari para koleris.
3) Melankolis
Melankolis adalah tipe kepribadian yang cenderung perfeksionis,
pendiam, dan sensitif. Berbeda dengan Sanguinis, mereka dengan karakter
melankolis biasanya adalah orang-orang introvert. Orang melankolis sering
mengekspresikan diri dengan tindakan atau aksi nyata daripada kata-kata.
Seseorang dengan tipe kepribadian melankolis adalah seseorang yang tidak
menyukai kerumunan dan perhatian.
Melankolis merupakan kepribadian seorang pemikir, juga merupakan
seorang yang sangat berhati-hati. Sering kali orang yang memiliki kepribadian
ini memiliki sifat perfeksionis. Sifat perfeksionis inilah yang mungkin sering
kali membuat orang-orang yang berada di sekitarnya menjadi tidak nyaman.
Para melankolis juga memiliki kelemahan, yaitu sifat pesimisnya yang tinggi.
Mereka sering kali merasa pesimis dalam menghadapi tantangan dan kesulitan
hidup. Selain itu, emosi yang tidak stabil juga menjadi kelemahan dari
melankolis.
4) Flegmatis
Seseorang dengan karakter flegmatis lebih suka mengobservasi.
Mereka akan merasa lebih nyaman apabila berkomunikasi dengan
memerhatikan sekelilingnya. Para flegmatis dikenal sebagai sosok yang
introvert dan tidak suka dengan keramaian.
Meskipun orang dengan tipe ini menunjukkan ciri kepribadian
introvert, tetapi ia mampu bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai
tujuan bersama. Kekuatan lainnya dari jenis kepribadian flegmatis, yaitu
mereka tidak suka menghakimi orang lain.
Kelebihan dari seseorang dengan tipe kepribadian flegmatis yaitu
senang membantu orang lain, setia dan bisa dipercaya, dan bisa melihat segala
sesuatu dari cakupan yang luas. Sama seperti manusia biasa pada umumnya,
para flegmatis juga memiliki beberapa kelemahan, di antarainya yaitu sering
7
menyalahkan diri sendiri, sulit dalam mengambil keputusan, dan selalu
mengedepankan orang lain dibandingkan dirinya.Kelemahan dari karakter ini,
yaitu dikenal kurang antusias dan tidak suka untuk dikritik.
Pengalaman Awal
Pengaruh Budaya
Kondisi Fisik
Daya Tarik
8
Inteligensi
Emosi
Ledakan emosional tanpa sebab yang tinggi dinali sebagai orang Yang
tidak matang. Penekanan ekspresi emosional membuat seseorang Murung dan
cenderung kasar, tidak mau bekerja sama dan sibuk sendiri.
Nama
Penerimaan Sosial
9
Perubahan Fisik
9
Corey, G. (2017). Theoryandpracticeofcounselingandpsychotherapy. CengageLearning.
10
mengidentifikasi pola pikir dan perilaku yang tidak sehat dan memberikan strategi
untuk mengubahnya.
Dalam sebuah studi kasus, konselor akan menggunakan teori kepribadian yang
relevan untuk membantu memahami bagaimana klien berinteraksi dengan
lingkungannya dan memahami akar masalah yang mendasari. Dengan pemahaman
ini, konselor dapat memilih pendekatan konseling yang paling sesuai untuk membantu
klien mengatasi masalah mereka dan mencapai tujuan hidup yang lebih baik
Beberapa contoh teori kepribadian yang relevan dengan pendekatan konseling adalah:
1. Teori Psikoanalitik: Teori ini didasarkan pada konsep bahwa perilaku manusia
dipengaruhi oleh pengalaman dan perasaan bawah sadar. Pendekatan
konseling yang didasarkan pada teori psikoanalitik melibatkan penggunaan
teknik seperti interpretasi, asosiasi bebas, dan analisis transaksional.
10
Sharf, R. S. (2017). Theoriesofpsychotherapy&counseling: Concepts andcases. CengageLearning.
11
behavioristik mencakup teknik seperti reinforcement positif dan negatif,
shaping, dan desensitisasi sistematis.
12
BAB III
PENUTUP
Kepribadian (personality) yaitu suatu ciri dari seseorang yang dapat mencerminkan
perilaku, pemikiran, dan emosinya yang dapat membedakannya dengan orang lain dalam
menghadapi dunianya.Salah satu tokoh yang mencetuskan teori kepribadian adalah Sigmund
Freud, Sigmund Freud merupakan seorang psikiater kebangsaan Austria yang mencetuskan
teori psikoanalisis. Psikoanalisis adalah model perkembangan kepribadian, filsafat tentang
sifat manusia, dan metode psikoterapi. Menurut Sigmund Freud beberapa faktor di antaranya
adalah pengalaman awal, pengaruh budaya, kondisi fisik, daya tarik, inteligensi, emosi, nama,
keberhasilan dan Kegagalan, penerimaan sosial, perubahan fisik.
13
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho J Setiadi, Perilaku Konsumen Perspektif Kontemporer Pada Motif, Tujuan, dan
Keinginan Konsumen (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), 62
Patty dkk, Pengantar Psikologi Umum, (Surabya: Usaha Nasional, 1982). hlm. 152
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2007), hlm. 40
Yadi Purwanto, Psikologi Kepribadian Integrasi Nafsiyah dan „Aqliyah Perspektif Psikologi
Islam (Surakarta: Refika Aditama, 2007), 254
14