Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KAJI ULANG KONSEP TEORI KEPRIBADIAN DAN KONSELING

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah “Studi Kasus”

Dosen Pengampu : Karisma Khoirul Hidayah, M.Pd

Disusun Oleh: Kelompok 2

1. Wahyu Nursabrina Maliki (126306202108)


2. Angelita Nurindra Putri (126306203114)
3. Muhammad Ziden Chiesa Wardana (126306203124)
4. Nur Atika Zura Nain (126306203127)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM

FAKULTAS USHULUDIN ADAB DAN DAKWAH

UNIVERSTAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH

TULUNGAGUNG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpah dan hidayahnya sehingga penulis

dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kaji Ulang Konsep Teori Kepribadian dan

Konseling” dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata

kuliah Studi Kasus, diharapkan dengan adanya makalah ini mampu menambah pengetahuan

dan wawasan kita dalam melakukan penelitian baik bagi penulis maupun pembaca.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Karisma Khoirul Hidayah, M.Pd.

selaku dosen pengampu mata kuliah Studi Kasus. Selain itu, penulis juga mengucapkan

terimakasih kepada teman-teman kelompok 2 yang telah membantu menyelesaikan makalah

ini. Penulis juga menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan

kritik yang membangun diharapkannya demi kesempurnaan makalah ini.

Tulungagung, 14 Maret 2023

Penulis

(Kelompok 2)

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii

BAB IPENDAHULUAN ............................................................................................................1

Latar Belakang .................................................................................................................................... 1

Rumusan Masalah ............................................................................................................................... 1

Tujuan Masalah ................................................................................................................................... 1

BAB IIPEMBAHASAN..............................................................................................................2

Definisi Kepribadian............................................................................................................................ 2

Teori Kepribadian Sigmund Freud ....................................................................................................... 4

Tipe Kepribadian ................................................................................................................................. 6

Faktor Utama yang Mempengaruhi Proses Perkembangan Kepribadian................................................ 8

Keterkaitan antara Teori Dengan Pendekatan Konseling .................................................................... 10

BAB IIIPENUTUP ................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kepribadian merupakan salah materi perkuliahan yang diajarkan pada
mahasiswa jurusan Bimbingan dan Konseling selain juga diberikan pada mahasiswa
psikologi. Pada mahasiswa jurusan Bimbingan dan Konseling pemahaman yang baik
terhadap teori kepribadian akan membantu mereka memahami keunikan individu
yang kemudian menjadi dasar bagi rencana intervensi yang akan diberikan yaitu
konseling. Mahasiswa jurusan bimbingan konseling kelak menjadi konselor/guru
bimbingan dan konseling akan menjadi pemeran kunci dalam pelaksanaan
studentsupportservices, karena mereka akan mendukung perkembangan aspek-aspek
pribadi, sosial, karier, dan akademik peserta didik. Semua fungsi konselor/guru
pembimbing dapat berjalan denga baik apabila didasari pemahaman yang baik tentang
manusia. Setelah mempelajari materi pada setiap bagian, peserta didik diharapkan
mampu memahami konsep utama, pandangan terhadap manusia, dan aplikasi teori
dalam pendekatan konseling.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi kepribadian?

2. Apa teori yang digunakan dalam kepribadian?

3. Apa sajakah tipe-tipe kepribadian?

4. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi?

5. Bagaimana keterkaitan antar teori kepribadian dengan pendekatan konseling?

C. Tujuan Masalah
1. Menjelaskan terkait definisi kepribadian

2. Menjelaskan terkait teori yang digunakan dalam kepribadian

3. Menjelaskan terkait tipe-tipe kepribadian

4. Menjelaskan terkait faktor-faktor yang mempengaruhi

5. Menjelaskan keterkaitan antara teori kepribadian dengan pendekatan konseling


BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Kepribadian
Menurut Psikologi kepribadian adalah organisasi yang dinamis dari sistem
psikofisisi individu yang menentukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungannya
secara unik. 1John Milton Yinger mengatakan bahwa kepribadian adalah keseluruhan
dari perilaku seseorang dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi atau
berhubungan dengan serangkaian situasi.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa kepribadian adalah suatu perpaduan yang utuh
antara sikap, sifat, pola pikir, emosi, serta juga nilai-nilai yang mempengaruhi
individu tersebut agar berbuat sesuatu yang benar sesuai dengan lingkungannya.
Kepribadian adalah tafsiran dari bahasa inggris personality. Sedangkan
personality sendiri berasal dari kata latin persona yang artinya topeng yang digunakan
oleh para aktor dalam suatu pagelaran. Istilah kepribadian sering digunakan untuk
menggambarkan identitas diri atau jati diri.
Kepribadian adalah metode berfikir manusia terhadap realita. Kepribadian
juga merupakan kecenderungan-kecenderungan terhadap realita. Dan dengan arti
yang lain, kepribadian manusia adalah pola pikir dan pola jiwa. 2
Sedangkan menurut Engel, Blackwell dan Miniard sebagaimana dikutip oleh
Amirullah, kepribadian adalah sebagai karakteristik psikologi yang berbeda
dariseseorang yang menyebabkan tanggapan relatif konsisten. Konsumen yang
memandang dirinya sebagai manusia yang berkepribadian tinggi tentu menginginkan
produk yang sesuai dengan kepribadian itu sendiri. 3

1
Nugroho J Setiadi, Perilaku Konsumen Perspektif Kontemporer Pada Motif, Tujuan, dan Keinginan
Konsumen (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), 62

2
Yadi Purwanto, Psikologi Kepribadian Integrasi Nafsiyah dan „Aqliyah Perspektif Psikologi Islam
(Surakarta: Refika Aditama, 2007), 254.

3
Amirullah, Perilaku Konsumen (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2002), 35
Roucek dan Warren mendefinisikan kepribadian sebagai organisasi faktor-
faktor biologis, psikologis, serta juga sosiologis yang mendasari perilaku individu.
1) Faktor-faktor biologis tersebut meliputi keadaan fisik, watak, seksual, sistem
saraf, proses pendewasaan individu yang bersangkutan dan juga kelainan-
kelainan biologis lainnya.
2) Faktor psikologis tersebut meliputi unsur tempramen, perasaan, kemampuan
belajar, keinginan, keterampilan dan lain sebagainya.
3) Faktor sosiologis yang mempengaruhi kepribadian seseorang individu tersebut
dapat berupa proses dari sosialisasi yang diperoleh sejak kecil.
Koentjaraningrat mengungkapkan bahwa kepribadian adalah susunan unsur-
unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-
tiap individu itu. Istilah kepribadian juga berarti ciri-ciri watak seorang individu yang
konsisten, yang memberikan kepadanya suatu identitas sebagai individu yang
khusus.4
Menurut Darlega, Winstead & Jones mengemukakan bahwa kepribadian
adalah “sistem yang relatif stabil mengenai karakteristik individu yang bersifat
internal, yang berkontribusi terhadap pikiran, perasaan, dan tingkah laku yang
konsisten”. Kepribadian adalah sifat dasar yang dimiliki oleh seseorang yang bisa
membedakannya dengan orang lain. Kepribadian meliputi keseluruhan fikiran,
tingkah laku, perasaan, kesadaran dan ketidak sadaran” .5
Eysenck menyatakan kepribadian yaitu “jumlah total dari aktual atau potensial
organisme yang ditentukan oleh hereditas dan lingkungan. Hal itu berawal dan
berkembang melalui interaksi fungsional yang terdiri dari kognitif (intelligence),
sektor konatif(character), sektor afeksi (temperament), dan sektor somatic
(constitution)”.6
Woodworth menyatakan bahwa setiap perbuatan seseorang itu diwarnai oleh
kepribadiannya. Baginya, “kepribadian bukanlah suatu subtansi melainkan gejalanya
dan suatu gaya hidup. Kepribadian tidaklah menunjukkan jenis suatu aktivitas, seperti

4
Usman Effendi, Psikologi Konsumen (Jakarta: Raja Wali Persada, 2016),286.

5
Alwisol, Psikologi Kepribadian,( Malang:UMM Press, 2009), hlm. 39

6
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2007), hlm. 40

3
berbicara, mengingat, berfikir, atau bercinta, tetapi seseorang individu dapat
menampakkan kepribadiannya dalam cara-cara ia melakukan aktifitas-aktifitas
tersebut tadi”. 7
Dapat diambil kesimpulan, bahwa kepribadian (personality) yaitu suatu ciri
dari seseorang yang dapat mencerminkan perilaku, pemikiran, dan emosinya yang
dapat membedakannya dengan orang lain dalam menghadapi dunianya.

B. Teori Kepribadian Sigmund Freud


Teori ini menunjukakn bahwa perilaku manausia ini dikuasai oleh
personalitasnya atau kepribadiannya. Pelopor teori ini adalah Sigmund Freud yang
telah menunjukan betapa besar sumbangan karyanya pada bidang psikologi, termasuk
konsepsinya mengenai suatu tingkat ketidaksadaran dari kegiatan mental. Teori
psikoanalitis ini menekankan pada sifat-sifat kepribadian yang tidak disadari sebagai
hasil dari konflik masa kanak-kanak.

Konflik itu diturunkan menjadi tiga komponen kepribadian yang terdiri atas:

a) Id

Id adalah penampungan dan sumber dari semua kekuatan jiwa yang


menyebabkan berfungsinya suatu sistem. Sumber kekuatan itu bekerja hanya
dengan satu prinsip yaitu mengarahkan perilaku untuk mencapai kesenangan
dan menghindari penderitaan. Id secara keseluruhan tidak disadari. Id ini
sering kali dilukiskan sebagai kawah mendidih yang berisi pengharapan dan
keinginan-keinginan yang memerlukan pemuasan secepatnya.

Di dalam rangka mencari pemuasan dari keinginan-keinginananya Id


tidak terbelengggu oleh faktorfaktor membatas seperti etika, moral, alasan
atau logika. Oleh karenanya tidaklah heran jika terdapat dua hal yang
bertentangan terjadi bersama-sama dalam satu Id. Suatu contoh, keinginan
untuk menghargai pimpinan dan keinginan untuk mencacinya bisa saja terjadi
dan dilakukan oleh seorang karyawan secara simulatan pada saat tertentu.

7
Patty dkk, Pengantar Psikologi Umum, (Surabya: Usaha Nasional, 1982). hlm. 152

4
b) Ego

Ego merupakan kebalikan dari Id. Dimana ego adalah sumber sara
sadar. Ego mewakili logika dan yang dihubungkan dengan prinsip-prinsip
realitas. Ego merupan sub sistem yang berfungsi ganda yakni melayani dan
sekaligus mengendalikan dua sistem yang lainnya dengan cara interaksi
dengan dunia luar atau lingkungan luar. Ego mengembangkan kepentingan Id
dengan menghubungkan ke dunia luar untuk mendapatkan pemuasan-
pemuasan keinginannya.

Dengan kata lain ego berperan sebagai perantara Id. Tujuan ego adalah
untuk melindungi kehidupan ini dengan cara menafsiri dan menggali apa yang
terjadi di dalam lingkungan luar, sehingga ego menjadi sadar tentang apa yang
terjadi di dunia dan apa yang dialaminya. Ego dapat mengembangkan suatu
fasilitas untuk menimbang dan belajar guna menyesuaikan dan bertindak
sesuai dengan lingkungannya.

Ego akan bereaksi terhadap keinginan-keinginan Id dengan


mempertimbangkan terlebih dahulu apakah keinginan itu dapat memuaskan
atau tidak. Jika keputusannya “Ya”, ego kemudian berusaha untuk
mendapatkan alat guna memenuhi keinginan Id tersebut. Jika jawabanya
“tidak”, maka ego menekan keinginan-keinginan tersebut atau mengarahkan
ketempat yang lebih aman atau kedaerah yang lebih memungkinkan
tercapainya realitas.

c) Superego

Superego adalah tali kekang untuk Id, sehingga superego menjadi


penekan gejolak-gejolak nafsu yang ada pada manusia. Superego tidak
mengatur Id, tetapi superego menjadi pengekang dengan memberikan
hukuman pada perilaku yang tidak dapat diterima dengan menciptakan
perasaan besalah. Seperti halnya Id, superego bekerja tanpa disadari dan sering
menekan perilaku yang disadarkan pada Id. Oleh karena itu superego adalah
suatu yang ideal yang ada pada manusia. Superego menjadi motovasi untuk
bertindak secara bermoral.
5
Menurut Freud, ego mengatur konflik yang terjadi antara Id dan cara
seseorang mengatur konflik ketika masa kanakkanak (terutama konflik
seksual), menentukan kepribadian seseorang terutama masa dewasa. Konflik
yang tidak diselesaikan ketika masa kanak-kanak akan mengahasilkan
mekanisme pertahanan (stategi yang digunakan ego untuk mengurangi tekanan
dan akan sering mempengaruhi perilaku ketika dewasa dan hal itu tidak
disadari oleh yang bersangkutan).8

C. Tipe Kepribadian
Tipe kepribadian berdasarkan aspek biologis, Hippocrates membagi
Kepribadian menjadi 4 kelompok yaitu : Choleris, melankolis, flegmatis, dan
Sanguinis.

1) Sanguinis
Seseorang yang memiliki tipe kepribadian ini merupakan individu
yang optimis serta selalu bersemangat atau identik dengan ekstrovert. Orang
Sanguinis juga selalu kreatif dan ramah dengan orang lain. Mereka memiliki
sifat yang mudah bergaul dan ramah dengan orang lain, suka berbicara di
depan publik, suka diperhatikan, kreatif, dan cenderung mendominasi dalam
kelompok.
Ada dua kualitas dasar dalam karakter sanguinis, yaitu keterlibatan
antar individu dan antusiasme. Para sanguinis tentu memiliki kelemahan,
mereka kurang baik dalam hal organisir agenda atau kegiatan pada
kesehariannya. Selain itu, mereka juga tidak pandai mengatur waktu. Ketika
mengalami suatu permasalahan, sering kali sanguinis melarikan diri dan
mencari kesenangan lain.Orang dengan kepribadian ini dikatakan cocok
bekerja di industri hiburan seperti fashion, travel, olahraga atau marketing.
2) Choleris
Koleris dikenal sebagai tipe kepribadian yang cerdas dan selalu
mengedepankan logika. Kepribadian satu ini identik dengan seseorang yang
menggebu-gebu dan ambisius. Hal ini yang menjadi kekuatan para koleris dan

8
Setiadi, Perilaku Konsumen konsep dan implikasi., 138-140.

6
membuat mereka menjadi sosok yang dominan. Para koleris mampu
memengaruhi orang lain dengan kemampuan komunikasi yang dimiliki.
Para koleris juga memiliki kelemahan. Sifat egois, keras kepala, dan
suka mengatur orang lain menjadi kelemahan dari para koleris.
3) Melankolis
Melankolis adalah tipe kepribadian yang cenderung perfeksionis,
pendiam, dan sensitif. Berbeda dengan Sanguinis, mereka dengan karakter
melankolis biasanya adalah orang-orang introvert. Orang melankolis sering
mengekspresikan diri dengan tindakan atau aksi nyata daripada kata-kata.
Seseorang dengan tipe kepribadian melankolis adalah seseorang yang tidak
menyukai kerumunan dan perhatian.
Melankolis merupakan kepribadian seorang pemikir, juga merupakan
seorang yang sangat berhati-hati. Sering kali orang yang memiliki kepribadian
ini memiliki sifat perfeksionis. Sifat perfeksionis inilah yang mungkin sering
kali membuat orang-orang yang berada di sekitarnya menjadi tidak nyaman.
Para melankolis juga memiliki kelemahan, yaitu sifat pesimisnya yang tinggi.
Mereka sering kali merasa pesimis dalam menghadapi tantangan dan kesulitan
hidup. Selain itu, emosi yang tidak stabil juga menjadi kelemahan dari
melankolis.
4) Flegmatis
Seseorang dengan karakter flegmatis lebih suka mengobservasi.
Mereka akan merasa lebih nyaman apabila berkomunikasi dengan
memerhatikan sekelilingnya. Para flegmatis dikenal sebagai sosok yang
introvert dan tidak suka dengan keramaian.
Meskipun orang dengan tipe ini menunjukkan ciri kepribadian
introvert, tetapi ia mampu bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai
tujuan bersama. Kekuatan lainnya dari jenis kepribadian flegmatis, yaitu
mereka tidak suka menghakimi orang lain.
Kelebihan dari seseorang dengan tipe kepribadian flegmatis yaitu
senang membantu orang lain, setia dan bisa dipercaya, dan bisa melihat segala
sesuatu dari cakupan yang luas. Sama seperti manusia biasa pada umumnya,
para flegmatis juga memiliki beberapa kelemahan, di antarainya yaitu sering

7
menyalahkan diri sendiri, sulit dalam mengambil keputusan, dan selalu
mengedepankan orang lain dibandingkan dirinya.Kelemahan dari karakter ini,
yaitu dikenal kurang antusias dan tidak suka untuk dikritik.

D. Faktor Utama yang Mempengaruhi Proses Perkembangan Kepribadian


Faktor yang mempengaruhi perubahan dan dinamika kepribadian Seseorang di
pengaruhi oleh banyak faktor. Kepribadian merupakan karakteristik yang relatif
stabil. Menurut Sigmund Freud beberapa faktor di antaranya adalah ;

 Pengalaman Awal

Sigmund Freud menekankan tentang pentingnya Pengalaman awal


(masa kanak kanak) dalam perkembangan kepribadian.Trauma kelahiran,
pemisahan dari ibu adalah pengalaman yang sulitDihapus dari ingatan.

 Pengaruh Budaya

Dalam menerima budaya anak mengalami tekanan untuk


mengembangkan pola kepribadian yang sesuai dengan standar yang
Ditentukan budayanya.

 Kondisi Fisik

Kondisi fisik berpengaruh langsung dan tidak langsung Terhadap


kepribadian seseorang. Kondisi tubuh menentukan apa yang dapat Dilakukan
dan apa yang tidak dapat dilakukan seseorang. Secara tidak Langsung
seseorang akan merasakan tentang tubuhnya yang juga Dipengaruhi oleh
perasaan orang lain terhadap tubuhnya.

 Daya Tarik

Orang yang dinilai oleh lingkungannya menarik biasanya Memiliki


lebih banyak karakteristik kepribadian yang diinginkan dari pada Orang yang
dinilai kurang menarik, dan bagi mereka yang memiliki Karakteristik menarik
akan memperkuat sikap sosial yang menguntungkan.

8
 Inteligensi

Perhatian lebih terhadap anak yang pandai dapat menjadikan ia


Sombong, dan anak yang kurang pandai merasa bodoh. Apabila berdekatan
Dengan orang yang pandai tersebut, dan tidak jarang memberikan Perlakuan
yang kurang baik.

 Emosi

Ledakan emosional tanpa sebab yang tinggi dinali sebagai orang Yang
tidak matang. Penekanan ekspresi emosional membuat seseorang Murung dan
cenderung kasar, tidak mau bekerja sama dan sibuk sendiri.

 Nama

Walaupun hanya sekedar nama, tetapi memiliki sedikit pengaruh


Terhadap konsep diri, namun pengaruh itu hanya terasa apabila anak
Menyadari bagaimana nama itu mempengaruhi orang yang berarti dalam
Hidupnya. Nama yang dipakai memanggil ,mereka (karena nama itu
Mempunyai asosiasi yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dalam
Pikiran orang lain) akan mewarnai penilainya orang terhadap dirinya.

 Keberhasilan dan Kegagalan

Keberhasilan dan kegagalan akan Mempengaruhi konsep diri,


kegagalan dapat merusak konsep diri, Sedangkan keberhasilan akan
menunjang konsep diri itu.

 Penerimaan Sosial

Anak yang diterima dalam kelompok sosialnya dapat Mengembangkan


rasa percaya diri dan kepandaiannya. Sebaliknya anak Yang tidak diterima
dalam lingkungan sosialnya akan membenci orang Lain, cemberut, dan mudah
tersinggungPengaruh Keluarga: pengaruh keluarga sangat mempengaruhi
kepribadian Anak, sebab waktu terbanyak anak adalah keluarga dan di dalam
keluarga Itulah diletakkan sendi dasar kepribadian.

9
 Perubahan Fisik

Perubahan kepribadian dapat disebabkan oleh adanya Perubahan


kematangan fisik yang mengarah kepada perbaikan Kepribadian. Akan tetapi,
perubahan fisik yang mengarah pada Klimakterium dengan meningkatnya usia
dianggap sebagai suatuKemunduran menuju ke arah yang lebih buruk.

E. Keterkaitan antara Teori Dengan Pendekatan Konseling


Teori kepribadian adalah suatu kerangka konseptual yang menggambarkan
karakteristik dan pola perilaku, emosi, pikiran, dan kepribadian individu yang
berbeda. Teori kepribadian mencoba menjelaskan bagaimana individu membangun
dan mengembangkan pola perilaku dan reaksi mereka terhadap lingkungan sekitar.
Teori kepribadian juga mencoba menjelaskan mengapa individu berbeda dalam
perilaku, minat, preferensi, dan interaksi sosial mereka. Beberapa teori kepribadian
terkenal meliputi teori psikoanalitik oleh SigmundFreud, teori perilaku oleh B.F.
Skinner, teori humanistik oleh Abraham Maslow, dan teori kognitif oleh Jean Piaget. 9

Teori kepribadian dapat berpengaruh pada pendekatan konseling yang


digunakan untuk membantu individu mengatasi masalah psikologis atau emosional.
Setiap pendekatan konseling memiliki pandangan unik tentang bagaimana
kepribadian seseorang berkembang dan berinteraksi dengan lingkungan.

Sebagai contoh, pendekatan psikodinamik berfokus pada pengaruh


pengalaman masa lalu dalam membentuk kepribadian dan perilaku saat ini.
Pendekatan ini mengasumsikan bahwa masalah psikologis diakibatkan oleh konflik
bawah sadar yang belum terpecahkan. Konselor yang menggunakan pendekatan
psikodinamik akan menggali sejarah kehidupan klien untuk memahami akar masalah
yang mendasari.

Pendekatan konseling berbasis perilaku dan kognitif berfokus pada cara


individu berpikir dan bertindak saat ini dan bagaimana itu mempengaruhi perasaan
mereka. Konselor yang menggunakan pendekatan ini akan bekerja dengan klien untuk

9
Corey, G. (2017). Theoryandpracticeofcounselingandpsychotherapy. CengageLearning.

10
mengidentifikasi pola pikir dan perilaku yang tidak sehat dan memberikan strategi
untuk mengubahnya.

Pendekatan humanistik menekankan pada pengembangan pribadi dan


pertumbuhan. Konselor yang menggunakan pendekatan humanistik akan bekerja
dengan klien untuk membantu mereka mencapai potensi penuh mereka dan mencapai
tujuan hidup mereka.

Dalam sebuah studi kasus, konselor akan menggunakan teori kepribadian yang
relevan untuk membantu memahami bagaimana klien berinteraksi dengan
lingkungannya dan memahami akar masalah yang mendasari. Dengan pemahaman
ini, konselor dapat memilih pendekatan konseling yang paling sesuai untuk membantu
klien mengatasi masalah mereka dan mencapai tujuan hidup yang lebih baik

Teori kepribadian dan pendekatan konseling saling terkait karena pendekatan


konseling didasarkan pada pandangan dan pemahaman teori-teori kepribadian yang
ada. Dalam konseling, teori kepribadian digunakan untuk membantu konselor
memahami klien dan memberikan dukungan dan bimbingan yang efektif. 10

Beberapa contoh teori kepribadian yang relevan dengan pendekatan konseling adalah:

1. Teori Psikoanalitik: Teori ini didasarkan pada konsep bahwa perilaku manusia
dipengaruhi oleh pengalaman dan perasaan bawah sadar. Pendekatan
konseling yang didasarkan pada teori psikoanalitik melibatkan penggunaan
teknik seperti interpretasi, asosiasi bebas, dan analisis transaksional.

2. Teori Humanistik: Teori ini mengemukakan bahwa manusia secara inheren


baik dan memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang. Pendekatan
konseling humanistik mencakup teknik seperti keterbukaan, empati, dan
refleksi diri.

3. Teori Behavioristik: Teori ini mengemukakan bahwa perilaku manusia


dipengaruhi oleh lingkungan dan pengalaman belajar. Pendekatan konseling

10
Sharf, R. S. (2017). Theoriesofpsychotherapy&counseling: Concepts andcases. CengageLearning.

11
behavioristik mencakup teknik seperti reinforcement positif dan negatif,
shaping, dan desensitisasi sistematis.

4. Teori Kognitif: Teori ini mengemukakan bahwa perilaku manusia dipengaruhi


oleh cara mereka memproses informasi. Pendekatan konseling kognitif
mencakup teknik seperti kognitif restrukturisasi, penyelesaian masalah, dan
eksposur terapeutik.

12
BAB III
PENUTUP

Kepribadian (personality) yaitu suatu ciri dari seseorang yang dapat mencerminkan
perilaku, pemikiran, dan emosinya yang dapat membedakannya dengan orang lain dalam
menghadapi dunianya.Salah satu tokoh yang mencetuskan teori kepribadian adalah Sigmund
Freud, Sigmund Freud merupakan seorang psikiater kebangsaan Austria yang mencetuskan
teori psikoanalisis. Psikoanalisis adalah model perkembangan kepribadian, filsafat tentang
sifat manusia, dan metode psikoterapi. Menurut Sigmund Freud beberapa faktor di antaranya
adalah pengalaman awal, pengaruh budaya, kondisi fisik, daya tarik, inteligensi, emosi, nama,
keberhasilan dan Kegagalan, penerimaan sosial, perubahan fisik.

13
DAFTAR PUSTAKA

Alwisol, Psikologi Kepribadian,( Malang:UMM Press, 2009), hlm. 39

Amirullah, Perilaku Konsumen (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2002), 35

Corey, G. (2017). Theoryandpracticeofcounselingandpsychotherapy. CengageLearning.

Nugroho J Setiadi, Perilaku Konsumen Perspektif Kontemporer Pada Motif, Tujuan, dan
Keinginan Konsumen (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), 62

Patty dkk, Pengantar Psikologi Umum, (Surabya: Usaha Nasional, 1982). hlm. 152

Setiadi, Perilaku Konsumen konsep dan implikasi., 138-140.

Sharf, R. S. (2017). Theoriesofpsychotherapy&counseling: Concepts andcases.


CengageLearning.

Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2007), hlm. 40

Usman Effendi, Psikologi Konsumen (Jakarta: Raja Wali Persada, 2016),286.

Yadi Purwanto, Psikologi Kepribadian Integrasi Nafsiyah dan „Aqliyah Perspektif Psikologi
Islam (Surakarta: Refika Aditama, 2007), 254

14

Anda mungkin juga menyukai