Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KRITISI TEORI KEPRIBADIAN FREUD

Makalah di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kepemimpinan dan


Komunikasi Persuasif

Dosen Pengampu : Hendro Sugiarto S.E. M.MKMT

Penyusun :

Resty Angelia Oktaviani 182050410

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS PASUNDAN

2020
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum wr.wb. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena


atas karunia Nya dan kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Kepemimpinan dan
Komunikasi Persuasif tentang kritisi teori kepribadian freud.

Makalah ini telah disusun dengan sebaik-baiknya dan juga mendapatkan


bantuan dari berbagai pihak yang membantu memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah bekerjasama dalam pembuatan makalah ini.

Dan untuk itu, kami selaku penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala kritik dan saran dari
pembaca agar kami dapat mengevaluasi makalah Kepemimpinan dan Komunikasi
Persuasif ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang kritisi teori
kepribadian freud dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca

Indramayu, 22 Desember 2020

Resty Angelia

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................


i

DAFTAR ISI.....................................................................................................
ii

BAB I PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang..........................................................................
1

1. 2 Rumusan Masalah.....................................................................
2

1. 3 Tujuan Penulisan.......................................................................
2

BAB II PEMBAHASAN

2. 1 Pandangan Dasar Tentang Kepribadian....................................


3

2. 2 Struktur Kepribadian.................................................................
5

2. 3 Dinamika Kepribadian..............................................................
13

2. 4 Perkembangan Kepribadian......................................................
16

2. 5 Kritik terhadap Teori.................................................................


18

ii
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................
20

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………. 21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kepribadian merupakan suatu yang ada pada diri individu. Baik sifat
kebiasaan atau sebagainya yang menjadi pembeda dari individu satu dengan yang
lainnya atau bisa disebut dengan yang menjadi ciri khas suatu individu. Defenisi
dari kepribadian itu sendiri berbeda-beda versi yang diungkapkan oleh setiap para
ahli kepribadian. Karena, mereka dalam mendefenisikan kepribadian tersebut
tidak lepas dari biasnya baik latar belakang hidupnya seperti apa maupun
ideologinya.

Contoh saja teori kepribadian yang dikemukakan oleh George Kelly, yaitu
atau disebut dengan teori Konstruk Personal. Teori konstruk personal dari George
Kelly tidak sama dengan teori kepribadian lainnya. Sebelumnya, teori ini disebut
dengan teori kognitif, teori perilaku, teori eksistensial dan teori fenomenologi.
Akan tetapi, teori ini bukanlah teori-teori seperti yang disebutkan di atas.
Mungkin yang lebih tepat untuk menyebut teori ini adalah istilah “metateori”, atau
teori mengenai teori-teori. Menurut kelly, semua orang (termasuk yang membuat
teori kepribadian) mengantisipasi suatu peristiwa melalui makna atau interpretasi
yang mereka letakkan pada peristiwa tersebut (Stevens & Walker, 2002).

Makna atau interpretasi ini disebut dengan Konstruk. Manusia hidup di dunia
nyata, tetapi perilaku mereka dibentuk oleh interpretasi atau konstruksi mereka
mengenai dunia yang terus meluas secara bertahap. Mereka memandang dunia
dalam cara mereka sendiri, dan setiap konstruksi bersikap terbuka untuk revisi
atau perubahan. Manusia tidak selalu merupakan korban dari keadaan, karena
konstruksi alternatif selalu tersedia. Kelly menyebut posisi filosofis ini sebagai
alternativisme konstruktif.

1
Alternativisme konstruktif memiliki implikasi dalam teori konstruk personal
Kelly, suatu teori yang diekspresikan dalam satu asumsi dasar dan sebelas
konsekuensi pendukung. Asumsi dasarnnya adalah bahwa manusia selalu aktif
dan aktivitas mereka diarahkan oleh cara mereka mengantisipasi kejadian.[1]

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana Teori Kepribadian Menurut George Kelly?


2. Apa Kritik dari Teori Kepribadian George Kelly?

1.3 TUJUAN PENULISAN

1. Untuk Mengetahui dan Memahami Bagaimana Teori Kepribadian George


Kelly.
2. Untuk Mengetahui dan Memahami Kritik dari Teori Kepribadian George
Kelly.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pandangan Dasar Tentang Kepribadian

Kepribadian dalam bahasa Inggris adalah personality.Istilah itu berasal


dari bahasa Yunani, yaitu persona, yang berarti topeng dan personare, yang
artinya menembus.Istilah topeng berkenaan dengan salah satu atribut yang dipakai
oleh para pemain sandiwara pada zaman Yunani Kuno.Dengan topeng yang
dikenakan diperkuat dengan gerak-gerik ucapannya, karekter tokoh yang
diperankan tersebut dapat menembus keluar, dalam arti dapat dipahami oleh para
penonton.

Kemudian, kata persona yang semula berarti topeng, diartikan sebagai


pemainnya, yang memainkan peranan seperti digambarkan dalam topeng tersebut.
Saat ini, istilah personality oleh para ahli dipakai untuk menunjukan atribut
tentang individu, atau menggambarkan apa, mengapa, dan bagaimana tingkah
laku manusia.

Banyak ahli yang telah merumuskan definisi kepribadian berdasarkan


paradigama yang mereka yakini dn focus analisis dari teori yang mereka
berkembang. Berikut ini adalah pendapat beberapa ahli yang definisinya dapat
dipakai acuan dalam mempelajari kepribadian.

a. Gordon W. W. Allport
Pada mulanya, Allport mendefinisikan kepribadian sebagai “What a man
really is”, tetapi definisi tersebut dipandang tidak memadai lalu dia
merevisinya. Definisi yang kemudian dirumuskan oleh Alport adalah
“kepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai system
psikofisis yang menentukan cara yang khas dalam menyesuaikan diri
terhadap lingkungan”

3
b. Krech dan Crutchfield
David Krech dan Richard S. Crutchfield (1969) dalam bukunya Elements
of Psychology merumuskan kepribadian, adalah integrasi dari semua
karakteristik individu ke dalam suatu kesatuan unik yang menentukan dan
dimodifikasi oleh usaha-usahanya dalam menyesuaikan diri terhadap
lingkungan yang berubah terus-menerus.

c. Adolf Heuken S.J


Kepribadian adalah pola menyeluruh semua kemampuan, perbuatan serta
kebiasaan seseorang, baik jasmani, mental, rohani, emosional maupun
social.Semua ini telah ditata dalam caranya yang khas di bawah berbagai
pengaruh dari luar.Pola ini terwujud dalam tingkah lakunya, dalam usaha
menjadi manusia sebagaimana yang dikhendakinya.

Berdasarkan semua definisi tersebut, dapat disimpulkan pokok-pokok


pengertian kepribadian sebagai berikut.
a) Kepribadian merupakan kesatuan yang kompleks, yang terdiri ats psikis,
seperti inteligensi, sifat, sikap, minat, cita-cita dan sebagainya, serta aspek
fisik, seperti bentuk tubuh, kesehatan jasmani, dan sebagainya.
b) Kesatuan dari kedua aspek tersebut berinteraksi dengan lingkungannya
yang mengalami perubahan secara terus menerus dan terwujudlah pola
tingkah laku yang khas atau unik
c) Kepribadian bersifat dinamis, artinya selalu mengalami perubahan, tetapi
dalam perubahan tersebut terdapat pola-pola yang bersifat tetap
d) Kepribadian terwujud berkenaan dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai

4
2. 2 Struktur Kepribadian

Struktur kepribadian manusia adalah sistem konstruknya. Konstruk


merupakan cara menafsirkan dunia/lingkungan. Konstruk merupakan konsep yang
digunakan individu dalam menafsirkan, mengkategorisasikan, dan memetakan
tingkah laku. Individu mengantisipasi meristiwa dan menafsirkan jawabannya.
Dia mengalami peristiwa dan menafsirkannya, kmudian menempatkan struktur
dan pengertian atas peristiwa tersebut dalam mengamati peristiwa-peristiwa.
Individu memperhatikan bahwa beberapa peristiwa memiliki karakteristik umum
yang membedakannya dengan peristiwa yang lain. Dia mengenal bahwa
peristiwa-peristiwa itu ada yang memiliki karakteristik yang sama dan juga yang
berbeda.

Individu mengamati bahwa sebagian orang ada yang tinggi dan ada juga
yang pendek, ada pria dan ada juga wanita, ada benda-benda yang keras dan ada
juga yang lunak. Upaya mengkonstruk persamaan dan perbedaan sesuatu itu
membimbing ke arah suatu konstruk. Tanpa konstruk, kehidupan ini akan
kacaukehidupan ini akan kacau.

Kelly memandang semua konstruk itu dikotomus, masing-masing


mempunyai persamaan dan perbedaan. Dalam mengkonstruksi peristiwa dapat
digunakan konstruk dari segi kualitas dan kuantitasnya. Contoh tentang konstruk
hitam-putih dengan konstruk kuantitas dapat diperhalus menjadi empat skala
penilaian, yaitu: hitam, sedikit hitam, sedikit/hampir putih, dan putih.

Kelly mengukuhkan bahwa konstruk itu tersusun dari dua kutub atau
kombinasi: persamaan-perbedaan. Hal ini menunjukkan bahwa kita tidak dapat
memahami hakikat konstruk seseorang, apabila dia hanya menggunakan kutub
persamaan atau perbedaan saja. Kita tidak akan tau konstruk seseorang, sehingga
memahami peristiwa-peristiwa yang menyertainya, dan pandanga dia tentang
peristiwa itu, apakah dia memandang bahwa peristiwa-peristiwa tersebut
bertentangan dengan konstruk yang telah dimilikinya.

5
Konstruk-konstruk itu dapat dikategorikan ke dalam cara yang bervariasi,
yaitu sebagai berikut:

a. Core (inti), konstruk dasar dari fungsi individu.


b. Peripheral (pinggir, luar), konstruk yang dapat diubah tanpa modifikasi
mendasar, serius dari konstruk inti.
c. Permeable (dapat ditembus), konstruk yang terbuka, dari menerima
elmen-elmen yang aru.
d. Impermeable, (tak tembus/tertutup), konstruk yang menolak elmen-elmen
baru.
e. Tight (rapat/erat). Konstruk yang tidak mengubah-ubah prediksi.
f. Loose (longgar), konstruk dalam mana individu mengharapkan satu hal
dalam satu waktu, dan hal yang berbeda dalam kondisi yang sama.
g. Verbal, konstruk yang mempunyai simbol kata yang konsisten/ajeg.
h. Preverbal, konstruk dalam mana individu belum mempunyai simbol kata
yang konsisten. Konstruk ini dialami/dipelajari individu sebelum
perkembangan bahwa (masa bayi/kanak-kanak awal).

Konstruk digunakan oleh individu untuk menafsirkan dan peristiwa-


peristiwa yang terorganisasi sebagai bagian dari sistem. Konstruk-konstruk dalam
sistem diorganisasi/diatur dalam kelompok-kelompok untuk
meminimalkan/mengurangi ketidakcocokan/ketidakajegan.

Konstruk-konstruk dalam sistem tersusun secara hirarki, yaitu:


Superordinate (termasuk konstruk-bimbingan dan konseling karir lain yang
berbeda dalam konteksnya), dan subordinate (satu konstruk yang dimasukkan ke
dalam konteks bimbingan dan konseling karir superordinate)

6
2.3 Dinamika Kepribadian

Dalam proses memandang tingkah laku manusia, Kelly tidak mendasarkan


kepada teori tradisional tentang motivasi. Kelly tidak mengkonstruk tingkah laku
(behavior) dalam istilah-istilah itu menggambarkan bahwa manusia itu kaku
(inert), padahal manusia itu pada dasarnya adalah aktif, organisme yang hidup dan
berjuang. Dalam hal ini, Kelly merumuskan suatu postulat0asumsi, bahwa “proses
seseorang itu secara psikologis dijembatani oleh cara dia mengantisipasi
peristiwa”.

Postulat itu mengimplikasikan bahwa:


a. Individu mencari atau menyusun prediksi,
b. Individu mengantisipasi peristiwa,
c. Individu menggapai masa depan melalui jendela masa kini.

Dalam pengalaman sehari-hari (peristiwa-peristiwa yang teralami), individu


mengobservasi peristiwa-peristiwa itu dari segi kesamaan dan perbedaannya,
kemudian mengembangkan menjadi konstruk.

Individu memilih tingkah laku tertentu, karena dia percaya bahwa hal itu
merupakan kesempatan yang paling baik mengantisipasi masa depan. Dalam
menjelaskan proses ini, Kelly mengajukan suatu: C-P-C Cycle (Circumspection-
Preemtion-Control Cycle). Dalam model ini, individu mengkonstruk
lingkungannya dengan berhati-hati, yaitu individu mulai kegiatannya dengan
mempertimbangkan sejumlah konstruk yang berbeda dalam kaitannya dengan
situasi yang dipersepsinya. Kemudian individu memilih di antara konstruk yang
sesuai/cocok. Dalam fase ini, individu mempersempit konstruk-konstruk alternati,
hingga sampai kepada satu konstruk yang sangat relevan dengan situasi. Dalam
fase ini pula, kondisi-kondisi dipertimbangkan untuk pilihan terakhir (bertindak).
Pilihan terakhir diproses, dibuat pada fase control ini. Pilihan ini didasarkan

7
kepada estimasi bahwa konstruk alternatif itu lebih cocok untuk memperluas dan
mendefinisikan sistem konstruk.

Jika pilihan akhir itu tidak konsisten dengan sistem konstruknya, maka diganti
dengan yang lain. Jika konsisten, maka prediksi itu dapat diajukan dan konstruk
dapat disahkan. Setelah itu individu harus mengembangkan konstruk baru atau
menghilangkan konstruk lama, dan memasukkan prediksi kepada peristiwa yang
terjadi. Kelly membahas proses kompleks yang yang diperkenalkannya yaitu
konsep anxiety dan threat. Kelly mengartikan konsep-konsep itu sebagai:

Anxiety (cemas) adalah suatu pengenalan/pengakuan bahw peristiwa-


peristiwa yang dikonfrontasikan kepada individu terletak di luar daerah sistem
konstruknya.

Threat (ancaman) merupakan kesadaran akan ancaman terjadinya perubahan


struktur ini (konstruk) dirinya. Seseorang merasa terancam, manakala dia merasa
terjadinya goncangan dalam sistem konstruknya. Contohnya: Seseorang merasa
terancam dengan kematian, jika kematian itu dipersepsi dengan ancaman.
Kematian, atau jika kematian itu dikonstruksi sebagai suatu yang memiliki makna
bagi kehidupannya.

Rasa cemas oleh ancaman merupakan keadaan yang kritis bagi organisme.
Oleh karena itu individu senantiasa berusaha melindungi dirinya dari kecemasan
dengan berbagai cara. Anxiety bukan akibat dari konstruk yang tidak sah
(invalidated), tetapi merupakan akibat dari tidak dimilikinya konstruk yang cocok
dengan situasi yang dihadapi.

Threat (ancaman) mempunyai daerah percabangan (ramifi-cation) yang luas,


manakala individu melakukan beberapa aktivitas yang baru tetapi juga mungkin
akan menjadi ancaman bagi individu. Seseorang akan mengalami ancaman
manakala dia menyadari bahwa sistem konstruknya dipengaruhi oleh apa

8
(peristiwa/fenomena) yang dihadapinya. Respon terhadap ancaman ini, mungkin
bersifat agresif, yaitu mundur ke konstruk yang lama agar dapat menghindar dari
kepanikan/kebingungan

Konsep anxiety dan threat merupakan dimensi baru pandangan Kelly tentang
fungsi manusia. Dinamika berfungsinya konsep-konsep tersebut dapat dilihat dari
saling mempengaruhinya di antara keinginan (wish) individu untuk
mengelaborasi/memperoleh sistem konstruknya dengan keinginannya untuk
menghindar/menolak ancaman yang merusak sistem konstruknya.

Terdapat dua kemungkinan respon individu terhadap anxiety, yaitu: (1)


Submerge (2) Sespend, menghentikan atau menunda elmen-elmen yang tidak baik
bagi konstruk. Respon yang terakhir ini dipandang sama konsep psikoanalitik,
yaitu represi. Dengan demikian individu dalam menghadapi anxiety, dia mungkin
bertindak dalam cara yang akan membuat konstruknya atau sebagian konstruknya
tidak tersedia untuk verbalisasi. Dalam menghadapi threat, individu mempunyai
satu pilihan di antara kepastian atau kenyataan yang menegangkan dan
pemahaman yang meluas.

Sebagian kesimpulan dari pandangan Kelly tentang proses perilaku individu


adalah sebagai berikut.
a. Perilaku/aktivitas individu tidak dilatarbelakangi oleh kekuatan motivasi.
b. Manusia berperilaku seperti scientific dalam mengkonstruk peristiwa-
peristiwa, dalam mmbuat prediksi, dan dalam mencari perluasan sistem
konstruknya. Tetapi kadang-kadang tidak seperti scientist, individu merasa
begitu cemas karena ketidakpahamannya, dan begitu merasa terancam
karna ketidak familiarannyya akan peristiwa yang dihadapinya. Dengan
kata lain, manakala individu mampu untuk
mengadopsi/memiliki/memperoleh.

9
2. 4 Perkembangan Kepribadian

Berdasarkan pengamatan Sechrest (1963), Kelly tidak pernah


mengemukakan secara eksplisit tentnag sistem konstruknya yang asli. Kelly
menyatakan bahwa konstruk-konstruk itu berasal/bersumber dari usaha
mengkonstruksi replikasi (jawaban-jawaban) atas peristiwa-peristiwa yang terjadi.
Dia telah mengelaborasi berbagai peristiwa sehingga terjadinya konstruk-konstruk
yang berbeda, seperti konstruk yang sederhana dan rumit (kompleks).

Kelly berpendapat bahwa perkembangan itu ditekankan kepada konstruk


preverbal pada masa infancy (bayi kanak-kanak) dan penafsiran budaya yang
terlibat dalam proses harapan-harapan yang dipelajari/dialami. Orang memiliki
kelompok budaya yang sama dan mereka mengembangkan jenis-jenis harapan
yang sama mengenai jenis-jenis perilaku tertentu.

Berdasarkan hasil penelitian sehubungan dengan pandangan Kelly di atas,


telah menunjukkan temuan-temuannya, di antara Signel (1966) mengemukakan
bahwa di antara usia 9 da 16 tahun anak-anak menjadi lebih kompleks ranah
kognisinya, yaitu perkembangan mereka cenderung menjadi lebih abstrak dalam
cara berpikirnya. Mereka memiliki sejumlah cara yang lebih dalam menafsirkan
lingkunganya, dan mereka juga lebih fleksibel dalam menafsirkan peristiwa-
peristiwa.

Dua macam penelitian lain telah dilaporkan, bahwa ada relevansi masalah
faktor penentu struktur kognitif yang kompleks. Studi pertama mengemukakan,
bahwa tingkat kompleksitas kognitif subjek berkaitan erat dengan tingkat
kompleksitas rangsangan yang mereka peroleh pada masa anak-anak (Aechrest &
Jackson, 1961).

10
Studi kedua (Cross, 1966) menemukan bahwa orang tua yang memiliki
ranah kognitifnya yang kompleks (kaya ide, luas dalam berpikir) lebih menunang
berkembangnya kemandirian anak (autonomy) dan kurang mendukung
perkembangan sifat otoriter, dibandingkan dengan orang tua yang kompleksitas
kognitifnya rendah.

Untuk mengembangkan kompleksitas kognitif atau struktur yang


kompleks maka kepada anak perlu: (1) diberikan kesempatan untuk menguji
berbagai peristiwa yang berbeda, dan (2) diberikan berbagai pengalaman yang
beragam

Masalah faktor-faktor yang menentukan isi konstruk dan kompleksitas


sistem konstruk adalah suatu hal yang sangat penting. Hal ini terutama karena ada
relevansinya dengan bidang pendidikan, yaitu bahwa pendidikan, yaitu bahwa
pendidikan akan mampu mengembangkan sistem konstruk yang kompleks,
fleksibel, dan adaptif.

2. 5 Kritik Teori

Argumen Freud mengenai oedipus complex dan totemisme hanyalah


merupakan upaya Freud untuk menjustifikasi dan membenarkan teorinya.
Kehidupan orang-orang primitif yang mendasarkan kehidupan beragamanya
kepada keyakinan totemisme tidak dapat dijadikan sebagai suatu landasan bahwa
agama merupakan desakan libidinal yang tumbuh sejak masa kanak-kanak.
Alasan tersebut terlalu menyederhanakan logika dalam menggeneralisasi suatu
gejala perilaku beragama dengan satu penarikan konklusi yang keliru.

Argumen Freud mengenai oedipus complex dan totemisme hanyalah


merupakan upaya Freud untuk menjustifikasi dan membenarkan teorinya.
Kehidupan orang-orang primitif yang mendasarkan kehidupan beragamanya
kepada keyakinan totemisme tidak dapat dijadikan sebagai suatu landasan bahwa

11
agama merupakan desakan libidinal yang tumbuh sejak masa kanak-kanak.
Alasan tersebut terlalu menyederhanakan logika dalam menggeneralisasi suatu
gejala perilaku beragama dengan satu penarikan konklusi yang keliru.

1) Untuk beberapa teori Freud susah dibuktikan secara ilmiah.

Sebagaimana contohnya adalah pada masa oral psikoseksualnya, bayi yang


baru lahir memperoleh kenikmatan seksualnya ketika menyusu. Hal
tersebut tidak mungkin ditanyakan langsung kepada bayi.

2) Teori Sigmund Freud adalah teori yang pesimistis.

Hal tersebut karena apa yang dilakukan oleh manusia merupakan


gambaran diri dimasa silam. Selain itu Freud juga lebih menekankan unsur
tidak sadar sebagai motif tingkah laku manusia.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Teori Kepribadian berkembang dari ilmu kedokteran dan konsepnya dipakai tdak
hanya dalam bidang psikologi tetapi juga bidang lain diluar psikologi. Teori
Kepribadian dari Freud dapat berfungsi sebagaia tiga macam teori, yaitu sebagai
teori kepribadian, sebagai teknik analisa kepribadian, sebagai metode terapi
(penyembuhan). Metode ini mempunyai beberapa kelebihan yaitu:

 Posisi Freud yang kukuh sebagai seorang deterministik sekaligus


menunjukkan hukum-hukum perilaku, artinya perilaku manusia dapat
diramalkan.

 Freud juga mengkaji produk-produk budaya dari kacamata psikoanalisa,


seperti puisi, drama, lukisan, dan lain-lain. Oleh karenanya ia memberi
sumbangan juga pada analisis karya seni.

 bahwa penyakit biasanya (psikoneurose) umumnya dapat disembuhkan


setelah faktor penyebab dalam faktor ketidaksadaran dapat diketahui.

 Sebagai orang pertama yang menyentuk konsep-konsep psikologi seperti


peran ketidaksadaran (unconsciousness), anxiety, motivasi, pendekatan
teori perkembangan untuk menjelaskan struktur kepribadian.

13
DAFTAR PUSTAKA

Feist,Jess. Feist J Gregory.2010.theories of personality ,edisi 7,buku


2(terjemahan).jakarta:salemba humanika

Yusuf Syamsu. Nurihsan Achmad. 2011.teori kepribadian .bandung:pt remaja


rosdakarya offset

Cervone,Daniel. Pervin A Lawrence.2012.personality:theori and research,edisi


10,buku 2(terjmahan).jakarta:Salemba Humanika

Pervin A Lawrence,Dkk.2012.psikologi kepribadian:teori dan penelirian,edisi ke


9 (terjemahan).jakarta:kencana

14

Anda mungkin juga menyukai