Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ETIKA DAN PERILAKU

“KONSEP DIRI”

Dra. Nurmiani, MH

Oleh :

Sarinah 16179158

Jennifer Putri Pakabu’ 18179121

Siti Hajar Ubfaan 18179122

Indah Chairunnisa 18179124

Intan R. 18179137

Elisabet Rongre 18179147

Andi Aulia Noor Syahidah 18179167

STIM NITRO MAKASSAR

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas berkat rahmat dan
kasihNya, sehingga akhirnya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KONSEP
DIRI” makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Etika dan
Perilaku ”. Kami menyadari banyak kekurangan dari makalah ini. Kesempurnaan
hanya milik Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan
dari para pembaca. Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang
telah membantu penyusunan makalah ini. semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat dan menambah pengetahuan.

Makassar, 04 Mei 2019

Tim Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan masalah ........................................................................... 1
1.3 Tujuan penulisan ............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3
A. Definisi Konsep diri ......................................................................... 3
B. Perkembangan konsep diri ............................................................... 4
C. Pengaruh konsep diri terhadap prestasi belajar ............................... 6
D. Kolerasi konsep diri dan prestasi belajar .......................................... 10

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 12


3.1 Kesimpulan .................................................................................... 12
3.2 Saran ............................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap manusia, termasuk diri kita dikaruniai pribadi yang sangat unik, yang memiliki
kelebihan dan kekurangan. Selain itu kita juga dikaruniai kemampuan untuk membangun
pribadi sehingga kita dapat mengembangkan diri. Yang perlu kita kembangkan tentu saja
adalah pribadi yang menyenangkan baik untuk diri sendiri maupun orang lain dan Di era
globalisasi ini banyak sekali warga negara Indonesia yang mempunyai kepribadian beraneka .
Seorang pendidik harus memiliki kepribadian sangat mencerminkan perilaku seseorang.
Kenyataannya dalam banyak segi, setiap orang adalah unik atau khas. Akibatnya yang lebih
sering terjadi adalah salah paham dengan teman sebaya.
Dan Manusia harus mempunyai Harga diri, harga diri merupakan salah satu komponen
konsep diri. Harga diri dipengarui oleh sejauh mana ideal diri seseorang dapat dicapai. Dan
Konsep diri adalah Manusia adalah makhluk biopsikososial yang unik dan menerapkan system
terbuka serta saling berinteraksi. Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan
keseimbangan hidupnya. Keseimbangan yang dipertahankan oleh setiap individu untuk dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.DanPelayanan prima pada hakikatnya terfokus pada
sejumlah usaha yang dilakukan pihak instansi guna memberikan pelayanan terbaik kepada para
pelanggan. Adapun target yang ingin dicapai salah satunya yaitu memberi kepuasan sesuai
keinginan pelanggan. Hal ini bisa dipelajari dalam makalah pelayanan prima yang minimal
mencakup tujuan, fungsi, dan juga prinsip pelayanan prima.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan Kepribadian?
2. Bagaimana perkembangan kepribadian yang baik?
3. Mahasiswa mampu memahami bagaimana harga diri yang baik
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui konsep yang dapat dilakukan untuk menjadi pribadi yang
menyenangkan untuk diri sendiri dan juga orang lain, serta bagaimana kita
memaknai pribadi kita dalam hidup ini.
2. Mengetahui tentang konsep pengembangan kepribadian.
3. Mahasiswa mengetahui tentang Harga diri.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Difinisi Kepribadian
Menurut gordon Alport (1951) kepribadian atau personality didifinisikan sebagai suatu
kesatuan organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psikofisis yang menentukan
caranya yang khas dalam penyesuaian diri dengan atau terhadap lingkungannya.

Berbicara kepribadian kita harus membicarakan temperament, sifat, karakter, kebiasaan:

1. Temperament adalah gejala karakteristik dari setiap emosi individu, termasuk juga
mudah atau tidaknya terkena rangsangan emosi, kekuatan serta kecepatannya beraksi,
kualitas kekuatan suasana hatinya dan gejala ini tergantung kepada faktor konstitusional
dan terutama berasal dari keturunan.
2. Sifat/trait adalah sistem neuropsikis yang digeneralisasikan dan diarahkan dengan
kemampuan untuk menghadapi bermacam-macam perangsang secara sama, serta melalui
membimbing tingkah laku adaptif dan ekspresif secara sama.
3. Watak atau karakter lebih bersifat stabil, herediter atau bawaan dan bersifat normatif.
4. Kebiasaan adalah sama dengan trait hanya perbedaan situasi yang dicocoki atau direspon
yang terjelma dari kondisi itu.

B. Tipologi Kepribadian

a) Tipe Kepribadian
Kontruksi ideal si pengamat dan seseorang dapat disesuaikan dengan type itu tetapi
dengan konsekuensi diabaikan sifat-sifat khas individualnya.
b) Pembentukan Kepribadian
Membentuk kepribadian menurut Sigmmund Freud dimulai dai Id, Ego, Super Ego,
karena Id adalah sumber dari motif yang paling dalam, sedangkan motivasi merupakan
motor berprilaku seseorang yang akan mencerminkan kepribadiannya.
c) Perkembangan kepribadian
Anak 2-3 tahun belum begitu tertari pada nilai-nilai. Anak lahir memiliki dorongan-
dorongan naluri dan reflek-reflek dan belum punya kepribadian
d) Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap Kepribadian Faktor sikap, bakat, kecakapan,
minat dan perasaan (instrinsik faktor) sangat berpengaruh terhadap perkembangan
kepribadian seseorang.
e) Aplikasi teori perkembangan kepribadian bagi perawat dan keperawatan
f) Perawat dapat mengembangkan kepribadiannya sesuai profil pribadi perawat tanpa
harus melalui pendidikan formal.

C. Langkah-langkah menjadi pribadi yang menyenangkan

1. Jadilah Pemberi yang Tulus


2. Memiliki Kemauan yang Kuat
3. Jadilah Diri Sendiri
4. Memiliki Etika
5. Pribadi yang Sederhana
6. Selalu tahu Berterima Kasih
7. Lancarlah Berkomunikasi
8. Kendalikan Diri
9. Jujurlah pada Diri Sendiri
10. Bersikaplah Percaya Diri
11. Bersikaplah Cepat Tanggap

1. KONSEP PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN


A. Kepribadian Secara Umum

Personality atau kepribadian berasal dari kata persona, kata persona merujuk pada
topeng yang biasa digunakan para pemain sandiwara di Zaman Romawi. Secara umum
kepribadian menunjuk pada bagaimana individu tampil dan menimbulkan kesan bagi
individu-individu lainnya. Pada dasarnya definisi dari kepribadian secara umum ini adalah
lemah karena hanya menilai perilaku yang dapat diamati saja dan tidak mengabaikan
kemungkinan bahwa ciri-ciri ini bisa berubah tergantung pada situasi sekitarnya selain itu
definisi ini disebut lemah karena sifatnya yang bersifat evaluatif (menilai), bagaimanapun
pada dasarnya kepribadian itu tidak dapat dinilai “baik” atau “buruk” karena bersifat netral.

B. Kepribadian menurut Psikologi

Untuk menjelaskan kepribadian menurut psikologi saya akan menggunakan teori dari
George Kelly yang memandang bahwa kepribadian sebagai cara yang unik dari individu
dalam mengartikan pengalaman-pengalaman hidupnya. Sementara Gordon Allport
merumuskan kepribadian sebagai “sesuatu” yang terdapat dalam diri individu yang
membimbing dan memberi arah kepada seluruh tingkah laku individu yang bersangkutan.

C. Teori Kepribadian

Menurut Sigmund Freud

a. Pengertian Teori Kepribadian


Teori merupakan salah satu unsur penting dari setiap pengetahuan ilmiah atau
ilmu, termasuk psikologi kepribadian. Tanpa teori kepribadian usaha memahami
perilaku dan kepribadian manusia pasti sulit untuk dilaksanakan. Apakah yang
dimaksud dengan teori kepribadian ? Menurut Hall dan Lindzey (Koeswara, 1991 : 5),
teori kepriadian adalah sekumpulan anggapan atau konsep-konsep yang satu sama lain
berkaitan mengenai tingkah laku manusia.
b. Fungsi Teori Kepribadian
Sama seperti teori ilmiah pada umumnya yang memiliki fungsi deskriptif dan
prediktif, begitu juga teori kepribdian. Berikut penjelaskan fungsi deskriptif dan
prediktif dari teori kepribadian.
1. Fungsi Deskriptif
Fungsi deskriptif (menjelaskan atau menggambarkan) merupakan fungsi teori
kepribadian dalam menjelaskan atau menggambarkan perilaku atau kepribadian
manusia secara rinci, lengkap, dan sistematis. Pertanyaan-pertanyaan apa,
mengapa, dan bagaimana seputar perilaku manusia dijawab melalui fungsi
deskriptif.
2. Fungsi Prediktif
Teori kepribadian selain harus bisa menjelaskan tentang apa, mengapa, dan
bagaimana tingkah laku manusia sekarang, juga harus bisa memperkirakan apa,
mengapa, dan bagaimana tingkah laku manusia di kemudian hari. Dengan
demikian teori kepribadian harus memiliki fungsi prediktif

c. Dimensi-dimensi Teori Kepribadian


Setiap teori kepribadian diharapkan mampu memberikan jawab atas pertanyaan
sekitar apa, mengapa, dan bagaimana tentang perilaku manusia. Untuk itu setiap teori
kepribadian yang lengkap, menurut Pervin (Supratiknya, 1995 : 5-6), biasanya
memiliki dimensi-dimensi sebagai berikut :
1. Pembahasan tentang struktur, yaitu aspek-aspek kepribadian yang bersifat relatif
stabil dan menetap, serta yang merupakan unsur-unsur pembentuk sosok
kepribadian.
2. Pembahasan tentang proses, yaitu konsep-konsep tentang motivasi
untuk menjelaskan dinamika tingkah laku atau kepribadian.
3. Pembahasan tentang pertumbuhan dan perkembangan, yaitu aneka perubahan pada
struktur sejak masa bayi sampai mencapai kemasakan, perubahan-perubahan pada
proses yang menyertainya, serta berbagai faktor yang menentukannya.
4. Pembahasan tentang psikopatologi, yaitu hakikat gangguan kepribadian atau
tingkah laku beserta asal-usul atau proses perkembangannya.
5. Pembahasan tentang perubahan tingkah laku, yaitu konsepsi tentang bagaimana
tingkah laku bisa dimodifikasi atau diubah.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Teori Kepribadian

Struktur kepribadian Freud secara sederhana terdiri dari 3 struktur, yaitu :

ID

Freud percaya, id adalah energi utama manusia yang kemudian dikenal sebagai
libido (libido tidak hanya terkait masalah seks loh ya meskipun Freud memang
sangat menekankan peran seks sebagai kekuatan utama manusia juga). Id
dikatakan terpenuhi ketika kita “selalu” memenuhi keinginan pribadi tanpa diolah
secara mendalam dalam proses berpikir (Pleasure Principal). Id selalu bekerja
berdasarkan prinsip kesenangan. Id gak mau ribet-ribet mikir. kalo id mau A, ya
harus dituruti.

Superego

Id pengennya dipuaskan. Tapi, kalo kita selalu nurutin kemauan id, dunia pasti
kacau. Oleh sebab itu, syukurlah Tuhan menciptakan manusia secara sempurna
menurut gambaranNya. Ia menciptakan superego.

Superego secara sederhana adalah filter terhadap id. Dalam superego berisi
nilai-nilai, moral, budaya, pelajaran, dan segala sesuatu untuk mencegah agar id
tidak melulu dipuaskan. Superego dapat berkembang karena dipengaruhi oleh
faktor lingkungan, pola asuh, dan sebagainya. Intinya, superego bekerja atas dasar
prinsip moral.

Ego

Id dan superego bagaikan magnet yang saling tolak menolak. Id selalu


pengennya dipuaskan. Di sisi lain ada si superego yang “melarang” agar tidak
semua keinginan id terpenuhi. Di tengah id dan superego terdapat ego. Ego bekerja
atas dasar prinsip realitas. Struktur ini yang kemudian disebut Freud sebagai
“penentu kebijakan manusia”.

Ego adalah struktur kepribadian yang paling kasihan karena paling banyak
mengalami masalah. Di sisi lain, ego adalah penentu keputusan apa yang akan
dilakukan. Ya bagaimana tidak, si id seneng banget maksa supaya keinginannya
terpenuhi. Sedangkan si superego “sok-sokan” larang id karena tidak sesuai
dengan prinsip moral. Nah, hasilnya, ego banyak mengalami kecemasan.

Ketika ego sudah cemas, ia akan memunculkan suatu perlawanan yang disebut
mekanisme pertahanan diri (defence mechanism – akan dijelaskan dalam artikel
berikutnya). Defence inilah yang akan membantu ego untuk mengurangi
kecemasannya. Tapi, jangan salah, ego yang sudah tidak terlalu cemas itu bukan
tidak mungkin bakal muncul lagi dikemudian hari dalam bentuk manifestasi yang
beragam.

3. HARGA DIRI

A. Pengertian Harga Diri

Menurut pendapat beberapa ahli tersebut, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
harga diri (self esteem) adalah penilaian individu terhadap kehormatan diri, melalui sikap
terhadap dirinya sendiri yang sifatnya implisit dan tidak diverbalisasikan dan
menggambarkan sejauh mana individu tersebut menilai dirinya sebagai orang yang
memeiliki kemampuan, keberartian, berharga, dan kompeten.

B. Faktor Yang Mempengaruhi Harga Diri

Menurut Akhmad Sudrajad :

1. penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak relistis,

2. kegagalan yang berulang kali,

3. kurang mempunyai tanggungjawab personal,

4. ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yag tidak realistis

Menurut Coopersmith (1967), terdapat lima faktor yang mempengaruhi harga diri yaitu:

1. Faktor Jenis Kelamin

Menurut Ancok dkk. (Dalam Ghufron, 2010) Wanita selalu merasa harga dirinya
lebih rendah daripada pria, seperti perasaan kurang mampu, kepercayaan diri yang
kurang mampu, atau merasa harus di lindungi.

2. Inteligensi

Individu dengan harga diri yang tinggi akan mencapai prestasi akademik yang
tinggi daripada individu dengan harga diri yang rendah.
3. Kondisi Fisik

Coopersmith (1967) menemukan adanya hubungan yang konsisten antara daya tarik
fisik dan tinggi badan dengan harga diri.

4. Lingkungan Keluarga

Coopersmith (1967) berpendapat bahwa perlakuan adil, pemberian kesempatan


untuk aktif dan mendidik yang demokratis akan membuat anak mendapat harga diri
yang tinggi.

5. Lingkungan Sosial

Klass dan Hodge (1978), (dalam Ghufron, 2010) berpendapat bahwa pembentukan
harga diri dimulai dari seseorang yang menyadari dirinya berharga atau tidak.

C. Contoh Bentuk Harga Diri

· Harga Diri Orang Perorang

Seperti yang telah dijelaskan pada pemnahasan harga diri terdahulu, bahwa setiap orang
memiliki harga diri. Namun tingkatannya berbeda. Seseorang yang memiliki harga diri yang
cukup tinggi, yaitu orang yang mempu menjaga kehormatannya supaya tidak ternoda. Ia akan
merasa malu sekali bila harga diri dan kehormatan dirinya terganggu. Oleh sebab itu, ia selalu
patuh terhadap semua aturan yang berlaku. Ia mencoba menjadi orang yang baik, suka
menolong dan hormat kepada semua orang.

Setiap orang akan selalu mempertahankan harga dirinya. Ia akan melakukan tindakan apabila
harga dirinya terusik. Terusiknya harga diri disebabkan oleh perilaku yang berasal dari luar.
Misalnya, ejekan dari orang lain. Orang bias marah sekali, bahkan bagi orang yang tidak dapat
mengendalikan dirinya. Perbuatan tercela mungkin terjadi seperti terjadi perkelahian antar
teman, tauran sekolah, penganiayaan, dll.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kepribadian adalah sesuatu yang terdapat dalam diri individu yang membimbing dan memberi
arah kepada seluruh tingkah laku individu yang bersangkutan. Seorang manusia atau perawat
harus memiliki yang pertama konsep pribadi, pengembangan kepribadian, mempunyai harga
diri, mempunyai citra diri, dan mempunyai jiwa pelayanan prima yang baik maka dengan itu
bisa dikatakan perawat profesional atau manusia yang baik.

3.2 Saran

Harapan kami makalah ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan
pengetahuan dan referensi, penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar makalah ini dapat menjadi
lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

http://pakdanidancivic.blogspot.com/2010/05/contoh-bentuk-harga-diri.html

http://klikpsikologi.com/faktor-yang-mempengaruhi-harga-diri/

http://belajarpsikologi.com/pengertian-harga-diri/
Bertens. 2000. Etika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Anda mungkin juga menyukai