“KONSEP DIRI”
Dra. Nurmiani, MH
Oleh :
Sarinah 16179158
Intan R. 18179137
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas berkat rahmat dan
kasihNya, sehingga akhirnya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KONSEP
DIRI” makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Etika dan
Perilaku ”. Kami menyadari banyak kekurangan dari makalah ini. Kesempurnaan
hanya milik Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan
dari para pembaca. Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang
telah membantu penyusunan makalah ini. semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat dan menambah pengetahuan.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
1. Untuk mengetahui konsep yang dapat dilakukan untuk menjadi pribadi yang
menyenangkan untuk diri sendiri dan juga orang lain, serta bagaimana kita
memaknai pribadi kita dalam hidup ini.
2. Mengetahui tentang konsep pengembangan kepribadian.
3. Mahasiswa mengetahui tentang Harga diri.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Difinisi Kepribadian
Menurut gordon Alport (1951) kepribadian atau personality didifinisikan sebagai suatu
kesatuan organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psikofisis yang menentukan
caranya yang khas dalam penyesuaian diri dengan atau terhadap lingkungannya.
1. Temperament adalah gejala karakteristik dari setiap emosi individu, termasuk juga
mudah atau tidaknya terkena rangsangan emosi, kekuatan serta kecepatannya beraksi,
kualitas kekuatan suasana hatinya dan gejala ini tergantung kepada faktor konstitusional
dan terutama berasal dari keturunan.
2. Sifat/trait adalah sistem neuropsikis yang digeneralisasikan dan diarahkan dengan
kemampuan untuk menghadapi bermacam-macam perangsang secara sama, serta melalui
membimbing tingkah laku adaptif dan ekspresif secara sama.
3. Watak atau karakter lebih bersifat stabil, herediter atau bawaan dan bersifat normatif.
4. Kebiasaan adalah sama dengan trait hanya perbedaan situasi yang dicocoki atau direspon
yang terjelma dari kondisi itu.
B. Tipologi Kepribadian
a) Tipe Kepribadian
Kontruksi ideal si pengamat dan seseorang dapat disesuaikan dengan type itu tetapi
dengan konsekuensi diabaikan sifat-sifat khas individualnya.
b) Pembentukan Kepribadian
Membentuk kepribadian menurut Sigmmund Freud dimulai dai Id, Ego, Super Ego,
karena Id adalah sumber dari motif yang paling dalam, sedangkan motivasi merupakan
motor berprilaku seseorang yang akan mencerminkan kepribadiannya.
c) Perkembangan kepribadian
Anak 2-3 tahun belum begitu tertari pada nilai-nilai. Anak lahir memiliki dorongan-
dorongan naluri dan reflek-reflek dan belum punya kepribadian
d) Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap Kepribadian Faktor sikap, bakat, kecakapan,
minat dan perasaan (instrinsik faktor) sangat berpengaruh terhadap perkembangan
kepribadian seseorang.
e) Aplikasi teori perkembangan kepribadian bagi perawat dan keperawatan
f) Perawat dapat mengembangkan kepribadiannya sesuai profil pribadi perawat tanpa
harus melalui pendidikan formal.
Personality atau kepribadian berasal dari kata persona, kata persona merujuk pada
topeng yang biasa digunakan para pemain sandiwara di Zaman Romawi. Secara umum
kepribadian menunjuk pada bagaimana individu tampil dan menimbulkan kesan bagi
individu-individu lainnya. Pada dasarnya definisi dari kepribadian secara umum ini adalah
lemah karena hanya menilai perilaku yang dapat diamati saja dan tidak mengabaikan
kemungkinan bahwa ciri-ciri ini bisa berubah tergantung pada situasi sekitarnya selain itu
definisi ini disebut lemah karena sifatnya yang bersifat evaluatif (menilai), bagaimanapun
pada dasarnya kepribadian itu tidak dapat dinilai “baik” atau “buruk” karena bersifat netral.
Untuk menjelaskan kepribadian menurut psikologi saya akan menggunakan teori dari
George Kelly yang memandang bahwa kepribadian sebagai cara yang unik dari individu
dalam mengartikan pengalaman-pengalaman hidupnya. Sementara Gordon Allport
merumuskan kepribadian sebagai “sesuatu” yang terdapat dalam diri individu yang
membimbing dan memberi arah kepada seluruh tingkah laku individu yang bersangkutan.
C. Teori Kepribadian
ID
Freud percaya, id adalah energi utama manusia yang kemudian dikenal sebagai
libido (libido tidak hanya terkait masalah seks loh ya meskipun Freud memang
sangat menekankan peran seks sebagai kekuatan utama manusia juga). Id
dikatakan terpenuhi ketika kita “selalu” memenuhi keinginan pribadi tanpa diolah
secara mendalam dalam proses berpikir (Pleasure Principal). Id selalu bekerja
berdasarkan prinsip kesenangan. Id gak mau ribet-ribet mikir. kalo id mau A, ya
harus dituruti.
Superego
Id pengennya dipuaskan. Tapi, kalo kita selalu nurutin kemauan id, dunia pasti
kacau. Oleh sebab itu, syukurlah Tuhan menciptakan manusia secara sempurna
menurut gambaranNya. Ia menciptakan superego.
Superego secara sederhana adalah filter terhadap id. Dalam superego berisi
nilai-nilai, moral, budaya, pelajaran, dan segala sesuatu untuk mencegah agar id
tidak melulu dipuaskan. Superego dapat berkembang karena dipengaruhi oleh
faktor lingkungan, pola asuh, dan sebagainya. Intinya, superego bekerja atas dasar
prinsip moral.
Ego
Ego adalah struktur kepribadian yang paling kasihan karena paling banyak
mengalami masalah. Di sisi lain, ego adalah penentu keputusan apa yang akan
dilakukan. Ya bagaimana tidak, si id seneng banget maksa supaya keinginannya
terpenuhi. Sedangkan si superego “sok-sokan” larang id karena tidak sesuai
dengan prinsip moral. Nah, hasilnya, ego banyak mengalami kecemasan.
Ketika ego sudah cemas, ia akan memunculkan suatu perlawanan yang disebut
mekanisme pertahanan diri (defence mechanism – akan dijelaskan dalam artikel
berikutnya). Defence inilah yang akan membantu ego untuk mengurangi
kecemasannya. Tapi, jangan salah, ego yang sudah tidak terlalu cemas itu bukan
tidak mungkin bakal muncul lagi dikemudian hari dalam bentuk manifestasi yang
beragam.
3. HARGA DIRI
Menurut pendapat beberapa ahli tersebut, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
harga diri (self esteem) adalah penilaian individu terhadap kehormatan diri, melalui sikap
terhadap dirinya sendiri yang sifatnya implisit dan tidak diverbalisasikan dan
menggambarkan sejauh mana individu tersebut menilai dirinya sebagai orang yang
memeiliki kemampuan, keberartian, berharga, dan kompeten.
4. ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yag tidak realistis
Menurut Coopersmith (1967), terdapat lima faktor yang mempengaruhi harga diri yaitu:
Menurut Ancok dkk. (Dalam Ghufron, 2010) Wanita selalu merasa harga dirinya
lebih rendah daripada pria, seperti perasaan kurang mampu, kepercayaan diri yang
kurang mampu, atau merasa harus di lindungi.
2. Inteligensi
Individu dengan harga diri yang tinggi akan mencapai prestasi akademik yang
tinggi daripada individu dengan harga diri yang rendah.
3. Kondisi Fisik
Coopersmith (1967) menemukan adanya hubungan yang konsisten antara daya tarik
fisik dan tinggi badan dengan harga diri.
4. Lingkungan Keluarga
5. Lingkungan Sosial
Klass dan Hodge (1978), (dalam Ghufron, 2010) berpendapat bahwa pembentukan
harga diri dimulai dari seseorang yang menyadari dirinya berharga atau tidak.
Seperti yang telah dijelaskan pada pemnahasan harga diri terdahulu, bahwa setiap orang
memiliki harga diri. Namun tingkatannya berbeda. Seseorang yang memiliki harga diri yang
cukup tinggi, yaitu orang yang mempu menjaga kehormatannya supaya tidak ternoda. Ia akan
merasa malu sekali bila harga diri dan kehormatan dirinya terganggu. Oleh sebab itu, ia selalu
patuh terhadap semua aturan yang berlaku. Ia mencoba menjadi orang yang baik, suka
menolong dan hormat kepada semua orang.
Setiap orang akan selalu mempertahankan harga dirinya. Ia akan melakukan tindakan apabila
harga dirinya terusik. Terusiknya harga diri disebabkan oleh perilaku yang berasal dari luar.
Misalnya, ejekan dari orang lain. Orang bias marah sekali, bahkan bagi orang yang tidak dapat
mengendalikan dirinya. Perbuatan tercela mungkin terjadi seperti terjadi perkelahian antar
teman, tauran sekolah, penganiayaan, dll.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kepribadian adalah sesuatu yang terdapat dalam diri individu yang membimbing dan memberi
arah kepada seluruh tingkah laku individu yang bersangkutan. Seorang manusia atau perawat
harus memiliki yang pertama konsep pribadi, pengembangan kepribadian, mempunyai harga
diri, mempunyai citra diri, dan mempunyai jiwa pelayanan prima yang baik maka dengan itu
bisa dikatakan perawat profesional atau manusia yang baik.
3.2 Saran
Harapan kami makalah ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan
pengetahuan dan referensi, penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar makalah ini dapat menjadi
lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
http://pakdanidancivic.blogspot.com/2010/05/contoh-bentuk-harga-diri.html
http://klikpsikologi.com/faktor-yang-mempengaruhi-harga-diri/
http://belajarpsikologi.com/pengertian-harga-diri/
Bertens. 2000. Etika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama