Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KONSEP KONSELING KELOMPOK


Di susun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktik Konseling

Dosen Pengampu :
Dr. Muhammad Sholihuddin Zuhdi, M.Pd

Di Susun Oleh
Kelompok 1 :

1. Titania Apriliana Dewi (126306202103)


2. Viky Alif T (126306202105)
3. Wahyu Nursabrina Maliki (126306202108)
4. Zidan Syahrizal Fauzi (126306202109)
5. Adiba Rara Azahra (126306202110)
6. Senja Puspa Kinanti (126306202111)
7. Aulia Abilawa Fitra Praptono (126306203115)
8. Iis Adeandra Prilia (126306203120)

Kelas : BKI - 6C

PRODI BIMBINGAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG
MARET 2023

KATA PENGANTAR

Segala puji penulis panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayat-Nya kepada penulis sehingga berhasil dalam menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Konsep Konselinng Kelompok”. Tidak lupa shalawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, yang kita tunggu-tungu
syafa’atnya di Yaumil Qiyamah.
Dalam penyusunan makalah ini, kami sedikit mengalami hambatan. Tetapi kami
menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain dari bantuan, dorongan,
dan bimbingan dari berbagai pihak. Sehubungan dengan penyusunan makalah ini, maka kami
mengucapkan terimakasih kepada :
1) Bapak Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag. selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sayyid
Ali Rahmatullah Tulungagung.
2) Bapak Dr. Abdul Aziz, M.Pd.I selaku Wakil Rektor Universitas Islam Negeri Sayyid
Ali Rahmatullah Tulungagung
3) Bapak Dr. Ahmad Rizqon Khamami, Lc., M.A Selaku Dekan Fakultas Ushuluddin
Adab dan Dakwah
4) Bapak Dr. Muhammad Sholihuddin Zuhdi, M.Pd selaku dosen pengampu mata
kuliah Praktik Konseling Kelompok
5) Teman-teman Mahasiswa FUAD, khususnya kelas BKI - 6C yang berbahagia.

Untuk kedepannya demi kesempurnaan makalah kami sangat mengharapkan kritik


dan saran dari semua pihak. Sehingga dapat menyelesaikan dengan baik dan sempurna.
Mudah-mudahan dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan bagi semua pihak
sehingga dapat memetik isi yang terkandung di dalamnya.

Tulungagung, 03 Maret 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang................................................................................................................1
B Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C Tujuan Masalah...............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A Pengertian konseling kelompok ......................................................................................2-3


B Bentuk-bentuk kelompok dalam konseling kelompok....................................................3
C Tujuan konseling kelompok.............................................................................................3-5
D Teknik layanan konseling kelompok...............................................................................5-7
E Teknik dalam menstimulasi konseling kelompok............................................................7-9
F Evaluasi keberhasilan kelompok .....................................................................................9-11

BAB III PENUTUP

A Kesimpulan......................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konseling kelompok merupakan upaya bantuan kepada individu dalam rangka
memberikan kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya dan juga bersifat
pencegahan. Konseling kelompok dapat pula bersifat penyembuhan masalah atau topik
yang dibahas dalam konseling kelompok bersifat pribadi, yaitu masalah yang di bahas
merupakan masalah pribadi yang secara langsung dialami atau lebih tepat lagi
merupakan masalah atau kebutuhan yang sedang dialami oeh para anggota kelompok
yang menyampaikan topik atau masalah. Layanan konseling kelompok merupakan suatu
proses antar pribadi yang dinamis yang terpusat pada pemikiran dan perilaku yang sadar
dan melibatkan fungsi-fungsi terapi seperti sifat permisif, berorientasi pada kenyataan,
katarsis, saling mempercayai, saling pengertian, saling menerima, dan saling
mendukung. Dalam layanan konseling kelompok ada beberapa asas yang harus di
terapkan, antara lain asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, kekinian,
kenormatifan. Konseling kelompok dapat berjalan dengan baik apabila komponen-
komponen dalam kelompok itu terbentuk, misalnya di tetapkannya Pemimpin kelompok
(PK), Anggota Kelompok (AK).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Pengertian Konseling Kelompok?
2. Apa saja bentuk-bentuk kelompok dalam konseling kelompok?
3. Apakah tujuan konseling kelompok?
4. Apa saja Teknik layanan konseling kelompok?
5. Apa saja eknik dalam menstimulasi konseling kelompok?
6. Bagaimana evaluasi keberhasilan kelompok itu?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud Konseling Kelompok.
2. Untuk mengetahui dan memahami Bentuk-bentuk Kelompok dalam Konseling
Kelompok.
3. Untuk mengetahui dan memahami Tujuan Konseling Kelompok.
4. Untuk mengetahui dan memahami Teknik Layanan Konseling Kelompok.

iv
5. Untuk mengetahui dan memahami Teknik dalam Menstimulasi Konseling
Kelompok.
6. Untuk mengetahui dan memahami Evaluasi Keberhasilan Kelompok.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Konseling Kelompok


Konseling kelompok merupakan suatu bantuan pada individu dalam situasi
kelompok yang bersifat pencegahan dan penyembuhan, serta diarahkan pada
pemberian kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya (Nurihsan dalam
Kurnanto, 2013). Latipun (dalam Lumongga, 2011) mengatakan konseling kelompok
adalah bentuk konseling yang membantu beberapa individu yang diarahkannya
mencapai fungsi kesadaran secara efektif untuk jangka waktu pendek dan menengah.
Konseling kelompok merupakan suatu sistem layanan bantuan yang amat baik untuk
membantu pengembangan kemampuan pribadi, pencegahan, dan mengenai konflik-
konflik antar pribadi atau pemecahan masalah (Gazda, 1984 dalam Adhiputra, 2014).
Kelompok juga merupakan wahana untuk membantu individu-individu yang menjadi
anggota kelompok. Fokus perhatian dan bantuan dari konselor, lalu diarahkan pada
keunikan individual dan bukan kepada kelompok. Secara konseptual dan praksis
layanan konseling, meliputi dua layanan, yaitu :
1) Konseling Individual : sebagai hubungan timbal balik antara seorang konselor
dengan klien untuk mencapai pemahaman tentang dirinya sendiri, dalam
hubungannya dengan permasalahan, perkembangan, dan pengambilan keputusan
dirinya untuk saat ini dan saat-saat yang akan datang.
2) Konseling Kelompok : merupakan upaya bantuan kepada individu dalam suasana
kelompok yang bersifat pencegahan dan pengembangan, serta diarahkan kepada
pemberian kemudahan dalam rangka perkembangan dan pertumbuhannya.
Konselor dalam memberikan bantuan, baik pada konseling individual maupun
konseling kelompok keduanya mengarah kepada pertumbuhan dan perkembangan
individu. Sedangkan perbedaannya terletak pada suasana bantuan yang diberikannya.
Dalam beberapa penjelasan pengertian di atas, konseling kelompok memiliki
banyak pengertian dan rumusan yang berbeda pada setiap teori menurut para
tokohnya. Menurut Shetzer dan Stone (1974) yang dikutip dari tulisan Mappiare

v
(2002) mengungkapkan bahwa kebutuhan akan adanya konseling pada dasarnya
timbul dari dalam dan luar diri individu yang memunculkan pertanyaan mengenai :
apa yang seharusnya dilakukan individu. Disinilah konseling mengambil perannya
agar individu dapat menjawab sebanyak mungkin pertanyaan yang mengganggu
pikiran dan tingkah lakunya sehingga individu dapat memecahkan permasalahannya
sendiri.
Sedangkan Lesmana (2005) mengartikan konseling kelompok sebagai
hubungan membantu dimana salah satu pihak (konselor) bertujuan meningkatkan
kemampuan dan fungsi mental pihak lain (klien) agar dapat menghadapi
persoalan/konflik yang dihadapi dengan lebih baik.

B. Bentuk-bentuk Kelompok dalam Konseling Kelompok


Ada berbagai bentuk-bentuk kelompok dalam konseling kelompok, yaitu :
1) Kelompok pertemuan (encaounter group).
Memiliki peran Membantu orang‐orang yang sehat dalam mengembangkan
kontak yang lebih baik dengan dirinya sendiri dan dengan orang lain. Biasanya
terdiri dari peserta yang belum saling mengenal. Kegiatan utamanya, dimana
peserta didorong untuk menyatakan perasaan dan pendapatnya, secara jujur dan
terbuka, menghindari alasan rasional untuk kelemahannya.   
2) Kelompok T (Training group)
Bertujuan untuk memperbaiki interpersonal skills, belajar mengamati proses yang
terjadi pada dirinya, mampu menerapkan dinamika kelompok dan hubungan antar
pribadi dalam suasana hidup dan bekerja.
3) Kelompok berstruktur
Digunakan untuk membahas dan pelatihan keterampilan social tertentu. Kesadaran
anggota kelompk terhadap berbagai permasalahan hidup dan melatih bagaimana
cara menanggulanginya.  
4) Kelompok membantu diri sendiri (self help group).
Upaya dari khalayak umum dalam usahanya menanggulangi persoalan yang
dihadapinya dengan meminta bantuan kepada lembaga atau perorangan yang
membeikan layanan professional.

vi
C. Tujuan Konseling Kelompok

Setiap Layanan Bimbingan Konseling pasti memiliki tujuan yang jelas.


Melalui tujuan yang jelas akan mendapatkan hasil yang baik artinya arah yang akan
ditempuh untuk memperoleh hasil lebih efektif dan efisien bagi peserta kegiatan. 8
Adapun tujuan konseling kelompok menurut Barriyah (dalam Namora, 2011:205)
adalah:

1) Berperan mendorong munculnya motivasi kepada klien untuk merubah


perilakunya dengan memanfaatkan potensi yang dimilikinya.
2) Membantu individu mencapai perkembangan yang optimal.
3) Klien dapat mengatasi masalahnya lebih cepat dan tidak menimbulkan gangguan
emosi.
4) Mengembangkan keterampilan komunikasi dan interaksi sosial yang baik dan
sehat.
5) Menciptakan dinamika sosial yang berkembang intensif.
Menurut Prayitno, (1997:80). Konseling kelompok mempermudah konseli
dalam mengentaskan suatu permasalahan yang dilalui melalui dinamika kelompok.
Menurut Mungin Eddy Wibowo, (2005:20). Tujuan yang ingin dicapai dalam
konseling kelompok, yaitu pembahasan mengenai pengembangan pribadi dan
pemecahan masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok,
agar terhindar dari masalah dan masalah terselesaikan dengan cepat melalui bantuan
anggota kelompok yang lain.
Menurut Gerald Corey (2007:592) tujuan secara umum dari konseling
kelompok adalah sebagai berikut :
1) Masing-masing lebih memahami dirinya dengan baik dan lebih terbuka terhadap
aspek-aspek positif dalam kepribadiannya. Melakukan Pengembangan komunikasi
terhadap masing-masing diri konseli, sehingga mereka saling memberikan
bantuan dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan yang khas untuk fase
perkembangan mereka.
2) Memperoleh kemampuan mengatur dirinya sendiri dan mengarahkan hidupnya
sendiri, mula-mula dalam kontak antar pribadi di dalam kelompok dan kemudian
juga dalam kehidupan sehari-hari di luar lingkunagn kelompoknya.
3) Kepekaan perasaan yang tinggi terhadap orang lain.

vii
4) Masing-masing konseli menetapkan suatu sasaran yang ingin mereka capai, yang
diwujudkan dalam membangun suatu sikap.
Tujuan dalam konseling kelompok yaitu Ketika suatu interaksi itu terjadi
antara konseli dengan konseli lain pasti akan tumbuh suatu kepercayaan diri (self
Confident) ini menjadi salah satu hal yang penting karena peningkatan keterampilan.
Kemudian akan lebih mudah membicarakan suatu permasalahan yang dihadapi dalam
suatu kelompok.
Dalam konseling kelompok para konseli lebih merasakan perpindahan pikiran
dari konseli satu dengan konseli lain dia akan lebih leluasa dari pada saat melakukan
konseling individual, sehingga dalam hal ini para konseli lebih menerima dirinya apa
adanya, meningkatkan juga kepercayaan diri, kepercayaan orang lain serta pikirannya
pun juga meningkat.
Tujuan pelaksanaan konseling kelompok adalah untuk meningkatkan
kepercayaan diri konseli. Kepercayaan diri dapat ditinjau dalam kepercayaan diri
batin dan lahir yang diimplementasikan kedalam tujuh ciri yaitu, sadar akan potensi
dan kekurangan yang dimiliki, cinta diri dengan gaya hidup dan psilaku untuk
memilahara diri, berpikir pos dengan apa yang akan dikerjakan dan bagaimana
hasilnya memilik tujan hidup yang jelas, memiliki ketegasan, penampilan diri yang
baik, dapat bekomunikasi dengan orang lain, memiliki ketegasan, dan memiliki
pengedalian perasaan.

D. Teknik Layanan Konseling Kelompok


Ada beberapa teknik yang dapat digunakan dalam bimbingan kelompok,
seperti yang disebutkan oleh Tatiek Romlah (2001) Beberapa teknik yang biasa
digunakan dalam pelaksanaan bimbingan kelompok yaitu, antara lain: pemberian
informasi, diskusi kelompok, pemecahan masalah (problem solving), permai anan
peranan (role playing), permainan simulasi (simulation games), karyawisata (field
trip), penciptaan suasana keluarga (home room).
Dari beberapa teknik di atas tidak semuanya akan digunakan dalam kegiatan
bimbingan kelompok dalam upaya membentuk konsep diri positif, oleh sebab itu akan
dipilih beberapa teknik yang sekiranya memenuhi standar yang dapat membantu
membentuk konsep diri positif pada siswa, dari kriteria di atas dapat diperoleh
beberapa teknik yang bisa digunakan untuk membentuk konsep diri positif siswa
antara lain:

viii
1) Teknik pemberian informasi
Teknik pemberian informasi disebut juga dengan metode ceramah, yaitu
pemberian penjelasan oleh seorang pembicara kepada sekelompok pendengar
Pelaksanaan teknik pemberian informasi mencakup tiga hal, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, penilaian (Jacobsen, dkk. 1985). Keuntungan teknik pemberian
informasi antara lain adalah:
a) dapat melayani banyak orang
b) tidak membutuhkan banyak waktu sehingga efisien,
c) tidak terlalu banyak memerlukan fasilitas
d) mudah dilaksanakan dibanding dengan teknik lain.

Sedangkan kelemahannya adalah antara lain:

a) menolong,
b) indiving dilaksanakan secara yang mendengarkan kurang aktif,
c) memerlukan ketrampilan berbicara supaya penejelasan menjadi menarik.

Untuk mengatasi kelemahan- kelemahan tersebut, pada waktu memberikan


informasi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:

a) Sebelum memilih teknik pemberian informasi, perlu dipertimbangkan apakah


cara tersebut merupakan cara yang paling tepat untuk memenuhi kebutuhan
individu yang dibimbing
b) Mempersiapkan bahan informasi dengan sebaik-baiknya.
c) Usahakan untuk menyiapkan bahan yang dapat di pelajari sendiri oleh
pendengar atau siswa
d) Usahakan berbagai variasi penyampaian agar pendengar menjadi lebih aktif.
e) Gunakan alat bantu yang dapat memperjelas pengertian pendengar terhadap
layanan yang di sampaikan.
2) Diskusi kelompok
Diskusi kelompok adalah percakapan yang telah direncanakan antara tiga
orang atau lebih dengan tujuan untuk memecahkan masalah atau untuk
memperjelas suatu persoalan dibawah pimpinan seorang pemimpin Didalam
melaksanakan bimbingan kelompok, diskusi kelompok tidak hanya untuk
memecahkan masalah, tetapi juga untuk mencerahkan persoalan, serta untuk

ix
mengembangkan pribadi. Dinkmeyer dan Munro dalam Romlah (2001: 89)
menyebutkan tiga macam tujuan diskusi kelompok yaitu
 untuk mengembangkan terhadap diri sendiri,
 untuk mengembangkan kesadaran tentang diri,
 untuk mengembangkan pandangan baru mengenai hubungan antar manusia.

Diskusi kelompok merupakan salah satu teknik bimbingan kelompok yang


penting hampir semua teknik bimbingan kelompok menggunakan diskusi sebagai
cara kerjanya, misalnya permainan peranan, karya wisata, permainan simulasi,
pemecahan masalah, homeroom, dan pemahaman diri melalui proses kelompok.

Penggunaan diskusi kelompok dalam pelaksanaan bimbingan kelompok


mempunyal keuntungan-keuntungan dibandingkan teknik lain, diantaranya
adalah:

a) Membuat anggota kelompok lebih aktif karena tiap anggota mendapatkan


kesempatan untuk berbicara dan memeberi sumbangan kepada orang lain,
b) Anggota kelompok dapat saling bertukar pengalaman pikiran, perasaan dan
nilai- nilai, yang akan membuat persoalan yang dibicarakan menjadi jelas,
c) Anggota kelompok belajar mendengarkan dengan bak apa yang dikatakan
anggota kelompok yang lain,
d) Dapat meningkatkan pengertian terhadap diri sendiri dan pengertian kepada
orang lain,
e) Memberi kesempatan para anggota untuk belajar menjadi pemimpin, baik
dengan menjadi pemimpin kelompok maupun dengan mengamati perilaku
pemimpin kelompok Teknik pemecahan masalah (problem solving)
3) Teknik pemecahan masalah
Merupakan suatu proses kreatif dimana individu menilai perubahan yang ada
pada dirinya dan lingkungannya, dan membuat pilihan-pilihan baru, keputusan-
keputusan atau penyesuaian yang selaras dengan tujuan dan nilai hidupnya.
Teknik pemecahan masalah mengajarkan pada individu bagaimana pemecahan
masalah secara sistematis Langkah-langkah pemecahan masalah secara sistematis
adalah:
a) Mengidentifikasi masalah dan merumuskan
b) Mencari sumber dan memperkirakan sebab-sebab masalah

x
c) Mencari alternatif pemecahan masalah
d) Menguji masing-masing alternatif
e) Memilih dan melaksanakan alternatif yang paling menguntungkan
f) Mengadakan penilaian terhadap hasil yang dicapai

E. Teknik-teknik dalam Menstimulusasi Konseling Kelompok


Berikut ini adalah beberapa Teknik atau cara yang sering dan dapat digunakan
(situasional) untuk kegiatan konseling kelompok dalam bimbingan dan konseling :
1) Teknik Re-inforcement (penguatan)
Salah satu metode dalam menstimulasi spontanitas dan interaksi antara
anggota kelompok adalah dengan membuat pernyataan verbal ataupun non
verbal yang bersifat menyenangkan. Cara ini sangat membantu ketika memulai
konseling pada kelompok baru. Contoh : Verbal :“super sekali”, Non verbal :
“acungan jempol”
2) Teknik Summary (Meringkas)
Summary adalah kumpulan dari dua tema masalah atau lebih dan refleksi yang
merupakan ringkasan dari pembicaraan konseli. Teknik ini digunakan selama
proses konseling terjadi. Setelah anggota kelompok mendiskusikan topic yang
dibahas, konselor kemudian meringkas apa yang telah dibicarakan. Contoh :
Konselor menginginkan kelompok nya untuk membuat ringkasan yang telah
dibahas.
3) Teknik Pick-Up
Konselor mengutip atau mengambil apa yang telah disampaikan anggota dan
menggunakannya sebagai pernyataan pendahuluan untuk pernyataan baru.
Contoh:
Konseli :“saya pergi menonton bioskop dari berbagai bioskop. Saya merasa itu
adalah suatu film yang sangat bagus”.
Konselor :“Berapa banyak diantara kalian yang juga sudah menonton film itu ?
Tunjukkan tangan!”
Cara ini bisa dikembangkan untuk berbagai topik lain, misalnya mengenai cita-
cita dan pengembangan karier, pendidikan lanjutan dan minat, serta hal yang
lainnya. Konseli biasanya akan memahami topik diskusi lebih baik karena ia
berada dalam topic pembicaraan itu.
4) Ability potential response

xi
Dalam suatu ability potential response, konselor menampilkan dan menunjukkan
potensi konseli pada saat itu untuk dapat memasuki suatu aktivitas tertentu. Suatu
ability potential response merupakan suatu respon yang penuh support dari
konselor, dimana konselor dapat secara verbal mengakui potensi atau kapabilitas
konseli untuk melakukan sesuatu.
5) Teknik Probing
Teknik Probing seringkali digunakan dimana saja. Kepada konseli diajukan
pertanyaan-pertanyaan pengarahan sehingga diperoleh jawaban yang ditetapkan.
Teknik ini dapat digunakan sebagai teknik pendahuluan untuk menstimulasi
minat anggota terhadap materi yang ingin diberikan oleh konselor.
Dalam mengajukan pertanyaan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika
konselor ingin mengarahkan konseli memperoleh jawaban khusus yang tepat.
Konselor membuat suatu keadaan dan membawa opini konseli kedalam suatu
keadaan yang mengarah kepada jawaban atas pertanyaan, sampai diperoleh
jawaban selektif
Contoh:“Apa, bagaimana, siapa, bilamana atau dimana”. Pertanyaan hendaknya
bersifat terbuka. Melalui probe, dapat diperoleh lebih banyak informasi. Seperti
mengajukan pertanyaan mengenai hipotesa mengenai hubungan atau mengenai
arti suatu dalam interpretasi, konselor harus menaruh perhatian kepada anggota
yang lain terutama anggota yang pasif atau yang datang dengan latar belakang
keluarga yang tidak mengizinkan seorang anak tidak setuju dengan pendapat
orang tua. Ini akan menempatkan konseli pada posisi yang sulit. Interpretasi
sebaiknya tepat, bilamana keliru konselor harus tahu letak kekeliruannya
kemudian meralatnya.
6) Teknik Konfrontasi
Konfrontasi merupakan respon verbal dimana konselor mendeskripsikan
beberapa penyimpangan atau ketidakcocokan yang terlihat dalam pernyataan
atau tingkah laku konseli. Dalam teknik konfrontasi, anggota kelompok
dihadapkan langsung (dikonfrontir) pada hal-hal yang terlihat adanya
pertentangan.
Contohnya : seorang konseli berbicara keras, kemudian konselor menanyakan
“Apakah kamu sedang Bingung ?”.
Tujuan;

xii
Untuk membuka kedok konseli agar bertanggungjawab terhadap diskrepansi,
distorsi, permainan, dan tabir yang digunakan untuk menyembunyikan diri dari
perubahan tingkah laku yang konstruktif.
7) Klarifikasi
Teknik ini digunakan apabila konselor ingin meminta penjelasan lebih lanjut
yang di anggap belum mengerti dan tidak sistematis, atau untuk menyamakan
persepsi apakah yang sudah di tangkap oleh konselor betul atau tidak.
8) Bermain Peran ( Role Playing)
Merupakan suatu teknik konseling melalui pengembangan imajinasi dan
penghayatan anggota kelompok/klien. Pengembangan imajinasi dan penghayatan
dilakukan dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati.
Permainan ini pada umumnya dilakukan dalam kelompok, bergantung kepada
apa yang diperankan.
Role playing adalah teknik yang sering digunakan untuk konseling umum
dimana teknik role playing atau bermain peran dapat memecahkan suasana yang
kaku sehingga para peserta konseling kelompok aktif dan partisipatif dalam
kegiatan konseling kelompok.

F. Evaluasi Keberhasilan Kelompok


Evaluasi merupakan bagian dari keseluruhan proses konseling itu sendiri,
bukan suatu kegiatan yang terlepas, yang dilakukan pada tahap akhir, yaitu setelah
konseling selesai. Dengan begitu, evaluasi masuk menjadi satu dalam bagan arus
proses konseling yang dimulai dari penetapan tujuan sampai pengakhiran konseling
kelompok.
Di dalam pelaksanaan konseling kelompok, konselor / Guru Bimbingan dan
Konseling, mempunyai tanggung jawab untuk mengevaluasi kesuksesan perilaku
kerja dan mengadakan tindak lanjut. Tahap ini dimaksudkan untuk mengetahui
sejauh manakah konseling kelompok yang telah dilaksanakan mencapai hasil, dan
tindakan apa yang selanjutnya akan dilakukan oleh Guru BK/Konselor.
Evaluasi proses konseling kelompok mengidentifikasikan variabel proses
yang memberi konstribusi atau mendorong pencapaian tujuan. Evaluasi proses
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana keefektifan layanan konseling
kelompok dilihat dari prosesnya.
Aspek yang dinilai dalam evaluasi proses yaitu antara lain:

xiii
1) Kesesuaian antara program dengan pelaksanaan.
2) Keterlaksanaan program.
3) Hambatan yang dijumpai.
4) Faktor penunjang.
5) Keterlibatan siswa dalam kegiatan.
Evaluasi hasil konseling kelompok dimaksudkan untuk memperoleh
informasi keefektifan konseling kelompok dlihat dari segi hasilnya.
Aspek yang dinilai dalam evaluasi hasil konseling kelompok yaitu perolehan siswa
dalam hal:
1) Pemahaman baru,
2) Perasaan
3) Rencana kegiatan yang akan dilakukan pasca pelayanan
4) Dampak layanan terhadap perubahan perilaku ditinjau dari pencapaian tujuan
layanan, tugas perkembangan, dan hasil belajar
5) Permasalahan terpecahkan dan aspek-aspek tertentu pada diri siswa dapat
berkembang secara baik, titik-titik lemah yang dapat mengganggu
perkembangan dapat dihilangkan, dan permasalahan dapat dipecahkan dengan
cepat dan lancar.
Evaluasi segera setelah penanganan untuk melihat seberapa jauh konseling
kelompok telah membantu kelompok mencapai hasil-hasil yang diinginkan. Evaluasi
pasca konseling kelompok yaitu evaluasi yang dilakukan untuk memantau kinerja
anggota kelompok setelah konseling kelompok berakhir dan tujuannya tercapai.
Guru BK/Konselor melihat apakah anggota kelompok menjalankan keputusan atau
menindaklanjuti perilaku hasil yang diperoleh melalui kegiatan konseling.
Sedangkan sesi tindak lanjut merupakan kegiatan postgroup. Pada kegiatan
ini anggota kelompok dapat membicarakan upaya-upaya apa yang telah ditempuh.
Mereka dapat melaporkan tentang kesulitan-kesulitan yang ditemui, berbagai
kesukacitaan, dan keberhasilan dalam kelompok. Anggota kelompok menyampaikan
pengalaman-pengalaman mereka dan hasilnya selama mengikuti kegiatan konseling
kelompok dalam kehidupan sehari-hari. Sesi tindak lanjut ini menjadi bagian penting
karena memberikan kesempatan anggota kelompok untuk menangani
terselesaikannya isu dan menerima dukungan atau dorongan dari kelompok.

xiv
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Konseling kelompok merupakan suatu bantuan pada individu dalam situasi
kelompok yang bersifat pencegahan dan penyembuhan, serta diarahkan pada pemberian
kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya (Nurihsan dalam Kurnanto,
2013).
Ada berbagai bentuk-bentuk kelompok dalam konseling kelompok, yaitu :

xv
1) Kelompok pertemuan (encaounter group).
2) Kelompok T (Training group)
3) Kelompok berstruktur
4) Kelompok membantu diri sendiri (self help group).

Tujuan pelaksanaan konseling kelompok adalah untuk meningkatkan


kepercayaan diri konseli. Kepercayaan diri dapat ditinjau dalam kepercayaan diri batin
dan lahir yang diimplementasikan kedalam tujuh ciri yaitu, sadar akan potensi dan
kekurangan yang dimiliki, cinta diri dengan gaya hidup dan psilaku untuk memilahara
diri, berpikir pos dengan apa yang akan dikerjakan dan bagaimana hasilnya memilik
tujan hidup yang jelas, memiliki ketegasan, penampilan diri yang baik, dapat
bekomunikasi dengan orang lain, memiliki ketegasan, dan memiliki pengedalian
perasaan.

Ada beberapa teknik yang dapat digunakan dalam bimbingan kelompok, seperti
yang disebutkan oleh Tatiek Romlah (2001) Beberapa teknik yang biasa digunakan
dalam pelaksanaan bimbingan kelompok yaitu, antara lain: pemberian informasi,
diskusi kelompok, pemecahan masalah (problem solving), permai anan peranan (role
playing), permainan simulasi (simulation games), karyawisata (field trip), penciptaan
suasana keluarga (home room).

Berikut ini adalah beberapa Teknik atau cara yang sering dan dapat digunakan
(situasional) untuk kegiatan konseling kelompok dalam bimbingan dan konseling :

1) Teknik Re-inforcement (penguatan)


2) Teknik Summary (Meringkas)
3) Teknik Pick-Up
4) Ability potential response
5) Teknik Probing
6) Teknik Konfrontasi
7) Klarifikasi
8) Bermain Peran ( Role Playing)
Evaluasi proses konseling kelompok mengidentifikasikan variabel proses yang
memberi konstribusi atau mendorong pencapaian tujuan. Evaluasi proses
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana keefektifan layanan konseling kelompok
dilihat dari prosesnya.

xvi
xvii
DAFTAR PUSTAKA

PENERAPAN TEKNIK PUNISHMENT UNTUK MENGURANGI PERILAKU


MEMBOLOS PESERTA DIDIK KELAS VII MTs MUHAMMADIYAH SUKARAME
BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2018/2019 Ratna Putri Handayani
NPM.1511080281 Jurusan: Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islamh

ttps://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=8KRPDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR5&dq=info:ZDCRCxafp4cJ:scholar.goo
gle.com/&ots=_bZTYX0Z0m&sig=Lmbs6FLRJjCNZFQUfYz-
e72__c&redir_esc=y#v=onepage&q&f=true

http://staffnew.uny.ac.id

http://repo.mahadewa.ac.id/id/eprint/1897/1/Buku%20Konseling%20Kelompok-2015.pdf

https://andrisoesilo.blogspot.com/2015/11/jenis-teknik-dalam-konseling-kelompok.html?m=1

file:///C:/Users/ACER/Downloads/BAB%20II.pdf

xviii

Anda mungkin juga menyukai