Anda di halaman 1dari 7

MODEL KONSEPTUAL

KEPERAWATAN JIWA
EXISTENSIAL (ELLIS, ROGERS)
1. Kelompok 4
2. Maria Magdalena Padwa (61447120035)
2. Nelly Elvin Awom(61447120039)
3. Ryna Yuliana Rumbruren (61447120045)
4. Yohana Emylianty Tawaru (61447120061)
A.KONSEPTUAL MODEL KEPERAWATAN JIWA
1.PENGERTIAN MODEL
ADALAH CARA MENGORGANISASI POKOK PENGETAHUAN YANG KOMPLEKS. MODEL KONSEPTUAL MERUPAKAN KERANGKA KERJA KONSEPTUAL,
SISTEM ATAU SKEMA YANG MENERANGKAN TENTANG SERANGKAIAN IDE GLOBAL TENTANG KETERLIBATAN INDIVIDU, KELOMPOK, SITUASI, ATAU
KEJADIAN TERHADAP SUATU ILMU DAN PERKEMBANGANNYA. MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN JIWA MENGURAI SITUASI YANG TERJADI DALAM
SITUASI LINGKUNGAN ATAU STRESOR YANG MENGAKIBATKAN SESEORANG INDIVIDU BERUPA MENCIPTAKAN PERUBAHAN YANG ADAKTIF DENGAN
MENGGUNAKAN SUMBER-SUMBER YANG TERSEDIA. MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN JIWA MENCERMINKAN UPAYA MENOLONG ORANG
TERSEBUT MEMPERTAHANKAN KESEIMBANGAN MELALUI MEKANISME KOPING YANG POSITIF UNTUK MENGATASI STRESOR INI.

• 2. Tujuan
• Dari model konseptual keperawatan:
• a. Menjaga konsisten asuhan keperawatan.
• b. Mengurangi konflik, tumpang tindih, dan kekosongan pelaksanaan asuhan keperawatan oleh tim keperawatan.
• c. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.
• d. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan keputusan.
• e. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi setiap anggota tim keperawatan.
• f. Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya meningkatkan dan mempertahankan perilaku paien yang berperan pada fungsi yang
terintegrasi.

• Sistem pasien atau klien dapat berupa individu, keluarga, kelompok, organisasi, atau komunitas. American nurses’ association mendefinisikan
keperawatan kesehatan jiwa sebagai suatu bidang spesialisasi praktik keperawatan yang menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan
penggunaan diri yang bermanfaat sebagai kiatnya.
3. MACAM-MACAM MODEL KONSEP KEPERAWATAN JIWA
A. MODEL PSIKOANALISA
B. INTERPERSONAL
C. SOSIAL MODEL
D. EKSISTENSI MODEL
E. MEDICAL

• B. Model Keperawatan Jiwa Existensial


• Model eksistensial menyatakan bahwa gangguan perilaku atau gangguan jiwa terjadi apabil individu gagal menemukan jati dirinya dan tujuan
hidupnya. Teori ini berfokus pada pengalaman individu pada saat ini dan disini. Pandangan model eksistensi terhadap penyimpangan perilaku,
penyimpangan perilaku terjadi jika individu putus hubungan dengan dirinya dan lingkungan.
• Keasingan akan dirinya dan lingkungan dapat terjadi karena hambatan atau larangan pada diri individu. Individu merasa putus asa, sedih, sepi, kurang
kesadaran akan dirinya dan penerimaan diri yang mencegah partisipasi dan penghargaan pada hubungan dengan orang lain.
• Menurut pandangan eksistensialis, regresi ke cara invantil, bukan saja merupakan gejala gangguan, tetapi sekaligus juga merupakan usaha mencari
suatu permulaan baru. Bila kemampuan tidak cukup dan harapan anak tidak terpenuhi dalam proses pematangannya melalui saling berhubungan dengan
orang lain, maka kecemasan ekstensial dan rasa salah akan menyertainya sampai dewasa, dan mengurungnya dalam suatu “tempurung autistik” (autistic
shell) yang dikelilingi oleh kengerian tak-ada.
• konsep yang mencakup kecemasan dan kasih sayang.
• Komponen kecemasan itu berasal dari ketakutan terhadap tidak-ada. Khusus ketakutan terhadap kematian dilihat oleh heidegger sebagai “keaslian ada-
disitu” (authenticity of being-there) dalam penyelesaian umtuk menerima nasibnya, menerima kematian sebagai suatu kemungkinan yang selalu saja
ada.
MENURUT TEORI MODEL EKISTENSIAL GANGGUAN PERILAKU ATAU GANGGUAN JIWA TERJADI BILA
INDIVIDU GAGAL MENEMUKAN JATI DIRINYA DAN TUJUAN HIDUPNYA. INDIVIDU TIDAK MEMILIKI
KEBANGGAN AKAN DIRINYA. MEMBENCI DIRI SENDIRI DAN MENGALAMI GANGGUAN DALAM BODI-IMAGE-
NYA.
• C.Proses Terapi
• Prinsip dalam proses terapinya adalah :
• 1.mengupayakan individu agar berpengalaman bergaul dengan orang lain,
• 2.memahami riwayat hidup orang lain yang dianggap sukses atau dapat dianggap sebagai panutan (experience in
relationship),
• 3.memperluas kesadaran diri dengan cara introspeksi (self assessment),
• 4.bergaul dengan kelompok sosial dan kemanusiaan (conducted in group),
• 5.mendorong untuk menerima jatidirinya sendiri dan menerima kritik atau feedback tentang perilakunya dari orang
lain (encouraged to accept self and control behavior).
• Proses terapi: Orang dibantu untuk mengalami hubungan yang murni. Terapi seringkali dilakukan dalam kelompok.
Pasien didorong untuk menerima diri dan mengambil kendali perilaku .
• Terapist berupaya untuk memperluas kesadaran diri klien melalui feed back, kritik, saran atau reward & punishment.
• 1.Rasional Emotif Therapy Konfrontasi digunakan untuk bertanggung jawab terhadap perilakunya. Klien didorong
untuk menerima dirinya, bagaimana adanya bukan karena apa yang akan dilakukan. Rasional Emotif Therapy
Konfrontasi digunakan untuk bertanggung jawab terhadap perilakunya.
• Klien didorong untuk menerima dirinya, bagaimana adanya bukan karena apa yang akan dilakukan.
• Konsep dasar RET yang dikembangkan oleh Albert Ellis adalah sebagai berikut:
• A. Pemikiran manusia adalah penyebab dasar dari gangguan emosional. Reaksi emosional yang sehat maupun yang
tidak, bersumber dari pemikiran itu.
• B. Manusia mempunyai potensi pemikiran rasional dan irrasional. Dengan pemikiran rasional dan inteleknya manusia
dapat terbebas dari gangguan emosional.
• C. Pemikiran irrasional bersumber pada disposisi biologis lewat pengalaman masa kecil dan pengaruh budaya.
• D. Pemikiran dan emosi tidak dapat dipisahkan.
• E. Berpikir logis dan tidak logis dilakukan dengan symbol-simbol bahasa.
• F. Pada diri manusia sering terjadi self-verbalization. Yaitu mengatakan sesuatu terus-menerus kepada dirinya. .
Pemikiran tak logis-irrasional dapat dikembalikan pada pemikiran logis dengan reorganisasi persepsi.
• G. Pemikiran tak logis itu merusak dan merendahkan diri melalui emosionalnya.
2.TERAPI LOGO MERUPAKAN TERAPI ORIENTASI MASA DEPAN (FUTURE ORIENTATED THERAPY).
INDIVIDU MENELITI ARTI DARI KEHIDUPAN, KARENA TANPA ARTI BERARTI TIDAK EKSIS.
TUJUAN: AGAR INDIVIDU SADAR AKAN TANGGUNG JAWABNYA. ATAU KLIEN AKAN DAPAT
MENEMUKAN MAKNA DARI PENDERITAAN DAN KEHIDUPAN SERTA CINTA. DENGAN PENEMUAN ITU
KLIEN AKAN DAPAT MEMBANTU DIRINYA SEHINGGA BEBAS DARI MASALAH TERSEBUT.

• 3. Terapi realitas Klien dibantu untuk menyadari target kehidupannya dan cara untuk mencapainya. Klien didasarkan akan alternatif yang tersedia.
• D.Peran Pasien Perawat dalam Keperawatan Jiwa
• Seiring dengan perubahan jaman, peran perawat kesehatan jiwa mulai muncul pada tahun 1950an. Weis menggambarkan beda perawatan jiwa
dengan perawatan umumnya yaitu adanya terapi.
• Perawatan kesehatan jiwa adalah proses berhubungan yang meningkatkan dan mempertahankan prilaku yang akan menyokong integritas fungsi.
Yang dimaksud klien meliputi individu, kelompok, keluarga, organisasi atau masyarakat.

• 1.Peran pasien perawat


• a. Pasien : bertanggung jawab terhadap perilakunya dan berperan serta dalam suatu pengalaman berarti untuk mempelajari tentang dirinya yang sebenarnya
• b. Terapis :
• 1) Membantu pasien untuk mengenali diri
• 2) Mengklarifikasi realita dari suatu situasi
• 3) Mengenali pasien tentang perasaan tulus
• 4) Memperluas kesadaran diri pasien

•  
TERIMAKASI

Anda mungkin juga menyukai