Anda di halaman 1dari 10

KONSEP

PENJAMINAN
MUTU DALAM
ASUHAN
KEPERAWATAN
KONSEP PENJAMINAN MUTU DALAM ASUHAN
KEPERAWATAN

Penjaminan mutu adalah proses penetapan dan pemenuhan standar mutu pengelolaan
secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga konsumen, produsen, dan pihak lain yang
berkepentingan memperoleh kepuasan. Khusus Pelayanan Kesehatan Penjaminan mutu
pelayanan kesehatan adalah proses penetapan dan pemenuhan standar mutu pengelolaan
pelayanan kesehatan secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga stakeholders
memperoleh kepuasan.(Suryadi,2009).Joint Commision telah membuat program
jaminan mutu sebagai syarat bagi pengakreditasian rumah sakit
ASPEK PENILAIAN MUTU
3

Secara umum aspek penilaian meliputi E-DIA (Evaluasi, Dokumen,


Instrumen, Audit), struktur, proses dan output.
• Struktur, struktur adalah semua masukan untuk sistem pelayanan sebuah
RS yang meliputi:
1) Tenaga (Man)
2) sarana dan prasarana (Machine)
3) metode asuhan keperawatan (Methode)
4) dana (Money)
5) marketing (Market)
• Proses adalah semua kegiatan dokter, perawat, dan tenaga profesi
lainnya yang mengadakan interaksi profesional dengan pasien. Interaksi
ini diukur dalam bentuk penilaian tentang penyakit pasien, penegakan
diagnosa, rencana tindakan keperawatan, indikasi tindakan, penanganan
penyakit, dan prosedur pengobatan
• Output adalah hasil akhir kegiatan dokter, perawat, dan tenaga profesi
lain terhadap pasien.
Prinsip Utama Dalam Manajemen Mutu (Bustami, 2011)
4

1.Kepuasan Pelanggan
2.Penghargaan Terhadap Setiap Orang
3.Manajemen Berdasarkan Fakta
4.Perbaikan Berkesinambungan
Indikator Mutu Pelayanan Keperawatan 5

indikator klinik adalah kuantitas sebagai pedoman untuk mengukur dan mengevaluasi kualitas asuhan
pasien dan berdampak terhadap pelayanan(Depkes RI, 2008). Indikator mutu pelayanan keperawatan
klinik SP2KP (Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan Profesional) meliputi (Depkes RI, 2008) :
• Keselamatan pasien indikator ini meliputi pasien aman dari kejadian jatuh, dekubitus, kesalahan
pemberian obat dan cedera akibat restrain.
• Kesalahan dalam pemberian obat dalam pemberian obat oleh perawat terjadi jika perawat melakukan
kesalahan dalam prinsip 6 benar dalam pemberian obat yaitu benar pasien, benar obat, benar waktu
pemberian,benar dosis, benar cara pemberian dan benar dokumentasi.
• Pasien jatuh adalah peristiwa jatuhnya pasien dari tempat tidur ke lantai atau tempat lainnya yanglebih
rendah pada saat istirahat ataupun saat pasien terjaga yang tidak disebabkan oleh penyakit stroke,
epilepsi, bahaya karena terlalu banyak aktivitas. Angka kejadian pasien jatuh adalahpersentase jumlah
insidensi pasien jatuh dari tempat tidur yang terjadi di sarana kesehatan padaperiode waktu tertentu
setiap bulan.
• Restrain adalah alat bantu yang digunakan untuk mobilisasi, terutama untuk pasien bingung
ataudisorientasi. Restrain hanya digunakan bila metode lain sudah tidak efektif.
 
• Perawatan diri merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi agar tidak timbul masalah
lain sebagai akibat tidak terpenuhinya kebutuhan perawatan diri misalnya kulit, rasa tidak nyaman,
infeksi saluran kemih dan lain lain.
PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN
6
1. Pendekatan Deming
Siklus kegiatan yang terus-menerus dari Deming dalam Wijono (1999) mengidentifikasi
empat tahapan yaitu plan, do, check, and action atau disingkat PDCA. PDCA merupakan
proses pemecahan masalah klasik.
• Plan merupakan proses mutu pelayanan keperawatan seharusnya dimulai dengan
merencanakan secara hati-hati dan cermat langkah-langkah kegiatan perencanaan, seperti
analisa situasi, penetapan tujuan, sasaran, jenis kegiatan dan monitoring pelayanan
keperawatan. Dalam tahap ini,ditetapkan apa tujuan, apa yang dibutuhkan, tipe penampilan
yang diukur dan siapa yang bertanggung jawab serta tolak ukur keberhasilan.
• Do, Perencanaan yang dibuat diikuti oleh setiap orang yang bersangkutan. Di sini
termasuk pelaksanaan pelatihan, metode ilmiah, survey kebutuhan dan keinginan
pelanggan, pengumpulandan pengolahan data.
• Check, Memeriksa apakah kegiatan peningkatan mutu yang telah dibuat sesuai
yangdirencanakan, mengamati hasilnya, efeknya yang terjadi dan adanya perubadata
• Action, Kegiatan koreksi dilaksanakan berdasarkan pelajaran yang diambil dari tahapan
sebelumnya.
7

• Kepuasan Pelanggan
Tingkat kepuasan pasien berdasarkan efisiensi, efektivitas, biaya dan perilaku
terdiri dari:
(1) kelengkapan dan ketepatan informasi,
(2) penurunan kecemasan,
(3) perawat terampil professional
(4) pasien merasa nyaman,
(5) terhindar daribahaya,
(6) privacy terjaga, dan
(7) perawat ramah dan empati.
2. Pendekatan sistem
Pendekatan sistem dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan memperhatikan manajemen mutu mulai dari input, proses, 8
dan output.
a. Mutu input atau struktur
Struktur meliputi penampilan tempat dan sumber-sumber yang ada yaitu fasilitas, kenyamanan dan keamanan, peralatan,
kelengkapan, tenaga keperawatan dan biaya ketersediaan. Beberapa kegiatan untuk menjamin mutu asuhan keperawatan
adalah:
• Tenaga
• Standar dan prosedur pelayanan keperawatan
• Perizinan
• Sertifikasi
• Akreditasi
b. Mutu proses
Menjaga mutu pelayanan keperawatan pada sisi proses berhubungan langsung dengan praktik pelayanan, apakah telah
mengacu pada standar prosedur yang dapat diketahui melalui observasilangsung, penilaian diri perawat dan penilaian
dokumentasi pasien.
c. Mutu output
Output menunjukkan sasaran akhir semua aktifitas pelayanan keperawatan.Hasil yang diharapkandapat dilihat dari angka
infeksi nosokomial, angka dekubitus, angka pasien jatuh, dan kepuasan pasien.Upaya meningkatkan pelayanan yang
berkualitas, efisien dan efektif serta berfokus pada kebutuhandan keinginan pelanggan baik internal ataupun eksternal.
Audit Mutu Keperawatan 9

Audit keperawatan adalah upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu pelayanan keperawatan yang
diberikan kepada klien. Hal ini cukup penting karena kekurangan dalam pelayanan keperawatan dapat
mengancam jiwa dan kehilangan nyawa klien.Dan terpenting dari Audit Keperawatan ini adalah interpretasi
secara profesional tentang faktor-faktor yang diketemukan dan mempengaruhi standar pelayanan pasien. Secara
objektif, elemen-elemen pelayanan keperawatan dapat diukur dengan menggunakanperhitungan statistik serta
dianalisis dan dipergunakan sebagai titik tolak penentuan penilaian secara kualitatif. Secara subjektif, elemen di
atas memerlukan penilaian secara kualitatif melalui evaluasi klinis dan administratif. Faktor yang dinilai bisa
meliputi seluruh kegiatan yaitu tenaga, cara/metoda,sarana/alat yang digunakan, dana serta cara pengukuran
yang diperlukan. Untuk melaksanakan Audit Keperawatan diperlukan wadah/struktur yang diharapkan dapat
mengorganisir kegiatan audit tersebut. Langkah-langkah dalam melakukan audit keperawatan,yaitu:
• Menentukan masalah tertentu untuk dipelajari dan diulas.
• Menentukan kriteria atau standar profesi yang jelas, obyektif dan rinci
• Mempelajari catatan keperawatan dan catatan medik
• Para perawat mempelajari kasus yang tidak memenuhi kriteria, dianalisis, di diskusikan kemungkinan penyebabnya.
• Membuat rekomendasi penanganan kasus yang tidak memenuhi kriteria.
• Membuka lagi topik yang sama di lain waktu, misalnya setelah 6 bulan kemudian, untuk menilai dan
meyakinkan bahwa kelemahan/ kekurangan yang diidentifikasi telah diperbaiki dan tidak diulang
kembali.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai