Anda di halaman 1dari 12

Nama : Fahmi fadlian

NPM : 22001028

Beberapa Pengertian Quality Assurance dari Para Ahli QA adalah semua penataan
penataan dan kegiatan kegiatan yang Dimaksudkan untuk menjaga keselamtan, memelihara dan
meningkatkan mutu pelayanan.

QA adalah suatu proses pengukuran mutu, menganalisa kekuranga yang ditemukan dan membuat
kegiatan untuk meningkatkan penanmpilan yang di ikuti dengan pengukuran mutu kembali untuk
menentukan apakah peningkatan telah dicapai .

Heather Palmer / 1983 QA adalah suatu program berlanjut disusun secara obyektif dan sistematik,
memantau dan menilai mutu dan kewajaran pelayanan terhadap pasien, menggunakan kesempatan
utk meningkatkan pelayanan pasien dan memecahkan masalah yang terungkap.

Quality Assurance menfokuskan pada sistem dan proses Quality Assurance menggunakan data
untuk menganalisa proses penyampaian pelayanan Quality Assurance mendorong suatu
pendekatan tim dalam pemecahan masalah dan peningkatan mutu.

Identifikasi masalah masalah dan seleksi peluang peluang untuk peningkatan Mendinisikan secara
operasional permasalahan .

Membuat solusi solusi dan kegiatan kediatan untuk peningkatan.

Aplikasi Kegiatan Quality Assuransi di Rumah Sakit Topik topik QA yg dapat dilakukan di RS -
Tindakan pelayanan medis pada umumnya - Kegiatan kegiatan pre dan pasca operatif -
Kebijaksanaan terapi, termasuk terapi antibiotika Reaksi transfusi darah - Pelayanan Radiologi -
Pelayanan Laboratorium - Koordinasi pelayanan gawat garurat dll Kegiatan kegiatan untuk
mendukung penyelenggaraan QA pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit.

Dapat berupa : Pendidikan dan pelatihan medis berkelanjutan Manajemen Mutu pelayanan
kesehatan - Standarisasi pelayanan medis ,Akreditasi,Sertifikasi - Masyarakat ilmiah atau asosiasi
kedokteran - Simposium, seminar, lokakarya,meeting ilmu kedokteran, - dsb.
Pelaksanaan fungsi pengorganisasian QA di rumah sakit Lini depan : Pelayanan langsung sehari
hari Penerimaan dan transfer pasien Rekam medis atau pencatatan pelaporan Pelayanan Radiologi,
laboratorium , tranfusi darah Kebersihan dan sterelisasi ruangan , Gugus kendali mutu dsb.

Lini Tengah : Pelayanan tidak langsung Pengendalian infeksi , Medical record review Death case
study Audit committee Drug committee Case study dsb Bentuk Program Menjaga Mutu(Quality
Assurance) Program menjaga mutu prospektif (Prospective Quality Assurance).

Penilaian terhadap tenaga pelaksana, dana, sarana, kebijakan organisasi) Program menjaga mutu
konkuren (Concurent Quality Assurance), Diselenggarakan bersamaan dengan pelayanan
kesehatan.

ditujukan pada standar proses (menilai tindakan perawatan yang sedang berlangsung) Program
menjaga mutu Retrospektif (Retrocpective Quality Assurance) Diselenggarakan setelah pelayanan
kesehatan.

Metode yang digunakan pada program menjaga mutu Audit ( adalah pengawasan yang dilakukan
terhadap masukan, proses, lingkungan dan keluaran apakah dilaksanakan sesuai standar) Review
( penilaian thd pelayanan yang diberikan, penggunaan sumber daya, laporan kejadian / kecelakaan
) Survey ( dilaksanakan melalui quesioner atau interview, misal : survey kepuasan pasien )
Observasi ( terhadap asuhan pasien )

CLINICAL PATHWAY

Pengertian Clinical Pathway

- Clinical Pathway adalah suatu konsep perencanaan pelayanan terpadu, merangkum setiap
langkah yang diberikan kepada pasien, berdasarkan standar pelayanan medis dan asuhan
keperawatan berbasis bukti, dengan hasil terukur, dan dalam jangka waktu tertentu di
Rumah Sakit. (Dody Firmanda).
- Clinical Pathway adalah suatu cara atau metode untuk menggambarkan suatu aktivitas
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
- Clinical Pathway adalah dokumen perencanaan pelayanan kesehatan terpadu merangkum
setiap langkah yang dilakukan pada pasien mulai masuk rumah sakit, sampai keluar rumah
sakit, berdasarkan standar pelayanan medis, standar asuhan keperawatan, dan standar
pelayanan kesehatan lainnya berbasis bukti yang dapat diukur. (Tim Casemix).
- Clinical Pathway adalah istilah yang digunakan untuk mempermudah dalam
pendokumentasian perjalanan kegiatan suatu tindakan klinis baik medis, keperawatan
maupun penunjang medis lainnya, secara ringkas dan komunikatif.
- Clinical Pathway adalah dokumen perencanaan pelayanan kesehatan terpadu merangkum
setiap langkah yang dilakukan pada pasien mulai masuk rumah sakit, sampai keluar rumah
sakit, berdasarkan standar pelayanan medis, standar asuhan keperawatan, dan standar
pelayanan kesehatan lainnya berbasis bukti yang dapat diukur. (Tim Casemix).
- Clinical Pathway adalah istilah yang digunakan untuk mempermudah dalam
pendokumentasian perjalanan kegiatan suatu tindakan klinis baik medis, keperawatan
maupun penunjang medis lainnya, secara ringkas dan komunikatif.
- Clinical Pathway adalah merupakan rencana kolaboratif pelayanan kesehatan yang terdiri
dari multidisiplin yaitu dokter, perawat, ahli gizi, laboratorium, farmasi yang
terdokumentasi dalam formulir yang telah ditetapkan oleh Rumah Sakit.
- Clinical Pathway adalah merupakan metode dokumentasi klinis yang merefleksikan
standar praktik dan pelayanan klinis baik dokter, perawat dan tim kesehatan lainnya.
- Clinical Pathway adalah merupakan pedoman kolaboratif untuk merawat pasien berfokus
pada diagnosis, masalah klinis dan tahapan pelayanan kesehatan,Clinical Pathway
menggabungkan standar asuhan tenaga kesehatan secara sistematik, tindakan yang
diberikan diseragamkan dalam suatu standar asuhan, namun tetap memperhatikan aspek
individu dari pasien. (Mareli, 2000).
- Clinical Pathway adalah panduan penatalaksanaan pelayanan pasien sesuai standar terapi
sehingga terjadi efisiensi biaya dan mutu pelayanan terjamin.  Clinical pathway adalah
alur yang menunjukkan secara detail tahap-tahap penting dari pelayanan kesehatan
termasuk hasil yang diharapkan.  Secara sederhana dapat dibilang bahwa clinical pathway
adalah sebuah alur yang menggambarkan proses mulai saat penerimaan pasien hingga
pemulangan pasien Tujuan Clinical Pathway 

Tujuan clinical pathway antara lain


- memfasilitasi penerapan clinical guide dan audit klinik dalam praktik klinik, Memperbaiki
komunikasi dan perencanaan multidisiplin, mencapai atau melampaui standar mutu yang
ada,  Mengurangi variasi yang tidak diinginkan dalam praktik klinik, memperbaiki
komunikasi antara klinisi dan pasien,  Meningkatkan kepuasan pasien, identifikasi
masalah, riset dan pengembangan.

Tujuan Utama Clinical Pathway adalah menjamin tidak ada aspek-aspek penting dari pelayanan
kesehatan yang dilupakan, Clinical Pathway memastikan semua intervensi dilakukan secara tepat
waktu, dengan mendorong staf klinik untuk bersikap proaktif dalam perencanaan pelayanan

4 komponen utama Clinical Pathway antara lain

1. Kerangka Waktu, menggambarkan tahapan berdasarkan pada hari perawatan (misalnya


hari 1, hari 2) atau berdasarkan tahapan pelayanan, sep : fase pre operasi, intra operasi dan
pasca operasi.
2. Kerangka Asuhan, berisi aktivitas asuhan seluruh tim kesehatan yang diberikan kepada
pasien, dan aktivitas tersebut dikelompokkan berdasarkan jenis tindakan, sep : tindakan
medik, pemberian obat, pemeriksaan penunjang medik, nutrisi dan aktivitas pada jangka
waktu tertentu. 3
3. Kriteria Hasil, memuat hasil dari standar asuhan yang diberikan, meliputi kriteria jangka
panjang (menggambarkan kriteria hasil dari keseluruhan asuhan), dan kriteria jangka
pendek (menggambarkan kriteria hasil pada setiap tahapan pelayanan).
4. Lembar Pencatatan , mencatat dan menganalisis dari standar ditetapkan dalam Clinical
Pathway, kondisi pasien tidak sesuai dengan standar asuhan atau standar tidak bisa
dilakukan, kesemuanya dicatat dalam lembar ini.

Clinical Pathway dapat mengurangi biaya dengan menurunkan length of stay, dan tetap
memelihara mutu pelayanan, dan secara rinci dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Memilih pola praktek terbaik dari berbagai macam variasi pola praktek.

2. Menetapkan standar mengenai lama perawatan dan penggunaan prosedur klinik yang
seharusnya.
3. Menilai hubungan antara berbagai tahap dan kondisi berbeda dalam suatu proses dan menyusun
strategi untuk melakukan koordinasi agar dapat menghasilkan pelayanan lebih cepat dengan tahap
lebih sedikit.

4. Menyediakan kerangka kerja untuk mengumpulkan dan menganalisa data proses pelayanan
sehingga penyedia layanan dapat mengetahui seberapa sering dan mengapa seorang pasien tidak
mendapatkan pelayanan sesuai dengan standar.

5. Mengurangi beban dokumentasi klinik.

6. Meningkatkan kepuasan pasien melalui peningkatan edukasi kepada pasien (sep. misalnya
dengan menyediakan informasi yang lebih tepat tentang rencana pelayanan kesehatannya).

3 C yang Ada dalam Diagnostic Related Group (DRG) a. Coding Proses terbentuknya tarif DRG
tidak terlepas dari adanya peran dari sistem informasi klinik rekam medis. Tujuan rekam medis
untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan di
rumah sakit. Tertib administrasi adalah salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pelayanan
kesehatan di rumah sakit, sehingga keberhasilan pelaksanaan DRG pun sangat tergantung dengan
data pada rekam medis.

Tak jauh berbeda dengan data dalam rekam medis, data dasar dalam INA-DRG terdiri dari 14
variabel, yaitu :

1) Identitas Pasien (Identification) (Nama pasien, Nomor Rekam Medis)

2) Tanggal masuk RS (Admit Date)

3) Tanggal keluar RS (Discharge Date)

4) Lama Hari Rawat (LOS)

5) Tanggal Lahir (Birth Date)

6) Umur (tahun) ketika masuk RS (Admit Age In Year)

7) Umur (hari) ketika masuk RS (Admit Age In Days)

8) Umur (hari) ketika keluar RS (Discharge Age In Days)

9) Jenis Kelamin (Gender)


10) Status Keluar RS (Discharge Disposition)

11) Berat Badan Baru Lahir (Birth Weight in Grams)

12) Diagnosis Utama (Principal Diagnosis)

13) Diagnosis Sekunder (Secondary Diagnosis) (komplikasi dan ko-morbiditi)

14) Prosedur / Pembedahan Utama (Surgical Procedures) c. Clinical Pathway  Clinical Pathway
adalah dokumen perencanaan pelayanan kesehatan terpadu yang merangkum setiap langkah yang
dilakukan pada pasien mulai masuk RS sampai keluar RS berdasarkan standar pelayanan medis,
standar asuhan keperawatan, dan standar pelayanan tenaga kesehatan lainnya yang berbasis bukti
dengan hasil yang dapat diukur.

Tujuan Diagnostic Related Group (DRG)

a. Kontrol biaya. Jika biaya ditetapkan secara prospektif dan dibayar dengan tanpa melihat lama
tinggal pasien, rumah sakit didorong untuk menghindari biaya yang tidak penting, khususnya jika
ekses dari angka pembayaran melebihi biaya aktual yang optimal. Berdasarkan indeksasi, metode
per diem yang ada dari pembayaran tetap kecuali bahwa biaya yangreasonable disesuaikan dengan
jumlah kompleksitas casemix.

b. Jaminan mutu Program jaminan mutu dijalankan terutama melalui pemanfaatan / utilization.
Melalui data DRG yang berguna untuk evaluasi perawatan medis. Data akan memungkinkan bagi
komite yang sesuai untuk membuat perbandingan untuk pembiayaan, beban/ongkos (charge), dan
lama tinggal, dan pelayanan individual menurut kelompok penyakit antar rumah sakit.
Permasalahan yang dicurigai dapat diuji lebih lanjut dengan informasi yang dibutuhkan, yang
diperoleh melalui diagnosis dalam DRG.

c. Perencanaan Informasi berdasarkan DRG dapat berguna untuk berbagai macam keperluan /
tujuan. Dalam beberapa hal, DRG dapat digunakan untuk mengantisipasi kebutuhan staf tenaga
medik dalam kasus-kasus tertentu akibat dari perubahan volume bauran casemix. Data DRG juga
bisa digunakan sebagai informasi bagi pihak ketiga sebagai payer untuk membandingkan provider
mana yang menghasilkan pelayanan pada unit cost yang paling rendah. Kesimpulan Clinical
Pathway  Clinical pathway merupakan pedoman kolaboratif untuk merawat pasien yang berfokus
pada diagnosis, masalah klinis dan tahapan pelayanan. Keuntungannya adalah setiap intervensi
yang diberikan dan perkembangan pasien tercatat secara sistematik berdasarkan kriteria waktu
yang ditetapkan, dan diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan serta menurunkan biaya
rumah sakit. Hal ini menegaskan bahwa clinical pathway dapat menjadi alternatif
pendokumentasian di rumah sakit. UTILIZATION MANAGEMENT ( TINGKATAN
MENEJEMEN)

A. PENGERTIAN MANAJEMEN Manajemen adalah suatu proses perencanaan,


pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta
penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang
telah ditetapkan sebelumnya.

B. FUNSGSI MANAJEMEN Pada umumnya ada empat (4) fungsi manajemen yang banyak
dikenal masyarakat yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing),
fungsi pengarahan (directing) dan fungsi pengendalian (controlling). b. Costing Ada beberapa
metode yang dapat digunakan dalam menentukan pembiayaan untuk DRG, yaitu : 1) Top Down
Costing Metode ini menggunakan informasi utama dari rekening atau data keuangan rumah sakit
yang telah ada. berkaitan dengan penyediaan layanan kesehatan. 2) Activity Based Costing (ABC)
ABC adalah suatu metodologi pengukuran biaya dan kinerja atas aktivitas, sumber daya, dan objek
biaya.

C. FUNSGSI MANAJEMEN Pada umumnya ada empat (4) fungsi manajemen yang banyak
dikenal masyarakat yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing),
fungsi pengarahan (directing) dan fungsi pengendalian (controlling). Fungsi Perencanaan /
Planning 1. Fungsi perencanaan adalah suatu kegiatan membuat tujuan perusahaan dan diikuti
dengan membuat berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan tersebut. 2.
Fungsi Pengorganisasian / Organizing Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan
pada sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan
rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan. 3. Fungsi Pengarahan /
Directing / Leading Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta menciptakan lingkungan kerja
yang sehat, dinamis, dan lain sebagainya 4. Fungsi Pengendalian / Controling Fungsi pengendalian
adalah suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat
perubahan atau perbaikan jika diperlukan.
D. UNSUR-UNSUR MANAJEMEN unsur manajemen adalah sesuatu yang menjadi bagian
mutlak sebagai pembentuk manajemen banyak yang mengemukakan bahwa unsur manajemen
seperti yang dikemukakan oleh G.R Terry dengan istilah the six M’S in management (6M didalam
manajemen), yaitu Unsur-unsur Manajemen 1. Manusia (pelaksana yang handal dan terampil) 2.
Money (ketersediaan dana) 3. Mesin (perlengkapan mesin-mesin sebagai alat bekerja,apabila
diperlukan) 4. Metode (cara) 5. Material (sarana dan prasarana) 6. Market (pemasaran,
pemasyarakatan dan pembudayaan

E. TINGKATAN MENEJEMEN Tingkat-tingkat Manajemen – Tingkatan manajemen dalam


organisasi biasanya mempunyai sedikitnya tiga jenjang manajemen. Tingkat-tingkat manajemen
yang dimaksud yaitu manajemen puncak, manajemen menengah, dan manajemen lini pertama.
Untuk lebih jelasnya berikut ulasannya:

1. Manajemen Puncak (Top Level Management) Manajemen puncak adalah tingkatan manajemen
tertinggi dalam sebuah organisasi, yang bertanggung jawab terhadap keseluruhan aktivitas
organisasi

1. HIGH LEVEL (tingkat tinggi) Contoh Direktur utama dan wakilnya. Bertanggung jawab
pengolahan terhadap organisasi secara keseluruhan. Membuat rencana jangka panjang,
merumuskan strategi, menetapkan kebijaksanaan, dan menetapkan interaksi / hubungan organisasi
dengan lingkungan luar. Tingkatan yang mempunyai tanggungjawab penuh terhadap jalannya
perusahaan. Dan biasanya pada tingkatan ini membuat keputusan yang tidak terprogram, yaitu
keputusan yang tidak selalu terjadi.

2. Manajemen Menengah (Middle Management) Manajemen menengah bertugas


mengembangkan rencana-rencana sesuai dengan tujuan dan tingkatan yang lebih tinggi dan
melaporkannya kepada top manajer.

3. MIDDEL LEVEL (tingkat menengah) Salah satu contohnya seperti kepala bagian / divisi.
Pengendali manajemen dalam suatu organisasi. Bertanggung-jawab atas ruang lingkupnya,
wilayah, divisi dll. Merumuskan rencana jangka menengah, melakukan pengendalian, membuat
prosedur, dan membuat keputusan berdasarkan lingkup tanggungjawabnya. Sebagai pengendali
dalam arti mengawasi dan meyakini bahwa organisasi menjalankan strategic yang sudah
ditetapkan secara baik, efektif dan se’efisien mungkin.
4. Manajemen Lini Pertama (First Level/First Line Management) Manajemen lini pertama
merupakan tingkatan yang paling bawah dalam suatu organisasi yang memimpin dan mengawasi
tenaga-tenaga operasional. Manajemen lini pertama ini dikenal dengan istilah operasional 3. LOW
LEVEL (tingkat bawah) Contoh Seperti supervisor atau mandor. Yaitu pengendali dalam jalannya
operasional. Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan sasaran operasional. Membuat keputusan
jangka pendek dan mengendalikan transaksi sehari-hari. Biasanya keputusan yang diambil yaitu
keputusan yang terprogram, keputusan yang sering terjadi dan rutin. Manajemen Pelayanan Rekam
Medis dan Informasi Kesehatan Manajemen Pelayanan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
adalah kegiatan menjaga, memelihara dan melayani rekam medis baik secara manual maupun
elektronik sampai menyajikan informasi kesehatan di rumah sakit, praktik dokter klinik, asuransi
kesehatan, fasilitas pelayanan kesehatan dan lainnya yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
dan menjaga rekaman. Organisasi & Manajemen UNIT RMIK Organisasi dan program Unit Kerja
dapat bentuk struktural atau fungsional - Organisasi dan program Unit Kerja RMIK biasanya
disesuaikan dg kelas RS (A,B,C,D, dan RS Khusus) - Berada pada tingkatan manajemen, dapat
berupa sub-bagian (di bawah bagian), atau seksi (di bawah bidang) dan atau instalasi (lsg di bawah
wakil direktur) Organogram pada tingkat provinsi/kabupaten berada di bagian sekretariat, pada
sub-bag tata usaha atau sub-bag pencatatan dan pelaporan - Organogram pada RS Swasta
menyesuaikan kebijakan setempat - Kebutuhan manajemen MIK di unit kerja dengan jumlah staf
> 20 org membutuhkan 3 (tiga) tingkatan manajer 3 (tiga) tingkatan manajer - Manajemen
Eksekutif & Penguasaan(Executive Management & Governance) - Manajemen Tengah(Middle
Management) - Manajemen Supervisi(Supervisory management) AUDIT medik UNTUK menjaga
mutu pelayanan RS Audit Medis Audit medis sangatlah penting untuk meningkatkan mutu
pelayanan medis. Audit medis terdiri dari audit internal dan eksternal.

Audit yang dilakukan oleh rumah sakit , Audit internal yang merupakan kegiatan yang sistemik
yang terdiri dari kegiatan review, surveillance (pengawasan) dan assessment (Penilaian) terhadap
pelayanan medis.

GILLIES (1994) Adalah suatu proses analisa data yang menilai tentang proses Medik/hasil catatan
Medik pada pasien untuk mengevaluasi kelayakan dan keefektifan tindakan keperawatan akan
bertanggung jawab hal ini akan meningkatkan akuntabilitas dari dokter.
Audit Medis sebagai upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu pelayanan medis yang
diberikan kepada pasien dengan menggunakan rekam medisnya yang dilaksanakan oleh profesi
medis. Tujuan Audit Medis terkait dengan upaya peningkatan mutu dan standarisasi, adalah
tercapainya pelayana prima dirumah sakit

AUDIT MEDIS / KLINIS

• Analisis/ pemeriksaan yang sistematis dan independen tentang asuhan klinis,untuk menentukan
jika aktifitas dan hasilnya sesuai dengan pengaturan yang telah di implementasi kan secara efektif
dan cocok untuk mencapai tujuan , termasuk prosedur-prosedur untuk diagnosis, tindakan medis,
perawatan, pemanfaatan sumber daya yang terkait, dan outcome mutu hidup bagi pasien sebagai
hasil dari prosedur-prosedur tersebut

• Sumber data dari Rekam Medik • Dampak audit medis → peningkatan mutu dan efektifitas
pelayanan medis

• Aspek legal dari audit medis: penggunaan informasi medis → kewajiban menyimpan rahasia
kedokteran. Hal-hal yg perlu diperhatikan

1. Semua orang yg terlibat dalam audit medis → disumpah utk menjaga kerahasiaan

2. Semua form dalam audit medis memiliki tingkat kerahasiaan

3. Sangsi bagi pelanggaran atas rahasia kedokteran

4. Seluruh laporan audit medis tidak mencantumkan identitas pasien

5. Hasil audit medis untuk perbaikan pelyanan medis

6. Seluruh hasil audit medis tidak dapat dipergunakan sebagai bukti di pengadilan.

1. Memberikan pelayanan medik dengan standar yang tinggi

2. Mempunyai sistem dan proses untuk melakukan monitoring dan meningkatkan pelayanan
meliputi : a. Konsultasi yang melibatkan pasien; b. Manajemen resiko klinis; c. Audit medis; d.
Riset dan efektivitas; e. Pengorganisasian dan manajemen staf medis; f. Pendidikan, pelatihan dan
pengembangan profesi berkelanjutan (Continuing Professional Development/CPD); g.
Memanfaatkan informasi tentang pengalaman, proses dan outcome; 3. Secara efektif
melaksanakan clinical governance yaitu: a. Adanya komitmen untuk mutu; b. Meningkatkan mutu
pelayanan dan asuhan pasien secara berkesinambungan; c. Memberikan pelayanan dengan
pendekatan yang berfokus pada pasien; d. Mencegah clinical medical errror; Pelaksana Audit
Medis di RS Direktur rumah sakit harus membentuk tim pelaksana audit medis berikut uraian
tugasnya. Tim pelaksana tersebut dapat merupakan tim ataupun panitia yang dibentuk di bawah
Komite Medis atau panitia yang dibentuk khusus untuk itu. Jadi pelaksanaan audit medis dapat
dilakukan oleh Komite Medis, Sub Komite (Panitia) Peningkatan Mutu Medis atau Sub Komite
(Panitia) Audit Medis.

• Mengingat audit medis sangat terkait dengan berkas rekam medis, maka pelaksana audit medis
wajib melibatkan bagian rekam medis khususnya dalam hal pengumpulan berkas rekam medis •
Selain itu, audit medis merupakan peer review maka pelaksana audit medis wajib melibatkan
kelompok staf medis dalam melakukan audit medis yaitu mulai dari pemilihan topik, penyusunan
standar dan kriteria serta analisa hasil audit medis

CIRI-CIRI PENYELENGGARAAN AUDIT KLINIS YANG BAIK

• keterbukaan,

• bukan konfrontasi,

• bukan ‘mengadili’ seseorang,

• bukan menuduh, menyalahkan, mempermalukan seseorang (not to name, blame, and shame
somebody), apa lagi mencari ‘kambing hitam’ utk dikorbankan

• dilaksanakan dalam suasana kekerabatan / persaudaraan,

• dan edukatif,

• kerahasiaan dijaga.

TUJUAN AUDIT KLINIS Adalah memperbaiki / menyempurnakan kekurangan – kekurangan


dalam asuhan klinis yang belum sesuai dengan ketentuan dan prosedur – prosedur didalam sarana
kesehatan

MANFAAT AUDIT MEDIS / KLINIS

• Manfaat umum;
• Meningkatkan mutu asuhan pasien,

• Manfaat secara kasuistik : – mengidentifikasikan kekurangan dalam asuhan klinis pada sarana
kesehatan kita, Manfaat Audit Medik

• Hambatan dan kesulitan selama proses pelayanan dapat diidentifikasi dengan cepat dan
menyeluruh.

• kualitas layanan dapat dipantau dengan akurat.

• melakukan perbaikan-perbaikan pelayanan medis sesuai kebutuhan pasien dan standar pelayanan
medis. Secara umum dapat dikatakan bahwa dengan melaksanakan kegiatan audit Klinik suatu
rumah sakit akan memperoleh manfaat berupa:

• Meningkatnya komunikasi diantara para pemberi jasa pelayanan kesehatan • Meningkatnya


pencatatan pelayanan klinik dalam berkas rekam medik

• Meningkatnya mutu pemberian jasa pelayanan kesehatan bagi semua pasien supaya tetap optimal
• Adanya kepastian kepada para pemberi jasa pelayanan kesehatan bahwa mutu pelayanan
kesehatan mereka sudah optimal

• Sedangkan manfaat audit internal adalah membantu anggota staf medis dalam menjalankan
tanggung jawabnya secara efektif.

• Rekomendasi dar auditor amat penting karena bertujuan untuk memperbaiki kondisi yang ada,
yang menurut pertimbangan auditor perlu diperbaiki

• Jadi, audit internal akanmenghasilkan simpulan dan rekomendasi yang menjadi dasar untuk
mengambil keputusan dan tindakan korektif sehingga tanggung jawab dapat dijalankan secara
efektif.

Anda mungkin juga menyukai