Anda di halaman 1dari 11

NAMA : MUHAMMAD ALFIN ALAMSYAH

KELAS : 3A
NPM : 22001019

QUALITY ASSURANCE (MENJAGA MUTU / PEMASTIAN MUTU)

Pengertian Quality Assurance


QA adalah semua penataan penataan dan kegiatan kegiatan yang Dimaksudkan untuk menjaga keselamtan, memelihara
dan meningkatkan mutu pelayanan. ( Dr. Avedis Donabedian ).

Prinsip Quality Assurance


• Quality Assurance berorientasi ke depan untuk mempertemukan kebutuhan dan harapan pasien dan masyarakat.

• Quality Assurance menfokuskan pada sistem dan proses

• Quality Assurance menggunakan data untuk menganalisa proses penyampaian pelayanan

• Quality Assurance mendorong suatu pendekatan tim dalam pemecahan masalah dan peningkatan mutu.

Sepuluh langkah Proses QA


1. Perencanaan Quality Assurance

2. Membuat pedoman dan menyusun standar-standar

3. Mengkomunikasikan standar dan spesifikasi

4. Monitoring mutu

5. Identifikasi masalah masalah dan seleksi peluang peluang untuk peningkatan

6. Mendinisikan secara operasional permasalahan

7. Memilih suatu tim

8. Menganalisis dan mempelajari masalah utk identifikasi akan Penyebab masalahnya.

9. Membuat solusi solusi dan kegiatan kediatan utk peningkatan

10. Melaksanakan dan mengevaluasi upaya peningkatan mutu.

Aplikasi Kegiatan Quality Assuransi di Rumah Sakit


a. Topik topik QA yg dapat dilakukan di RS

- Tindakan pelayanan medis pada umumnya

- Kegiatan kegiatan pre dan pasca operatif

- Kebijaksanaan terapi, termasuk terapi antibiotika

b .Kegiatan kegiatan untuk mendukung penyelenggaraan QA pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit. Dapat berupa :

- Pendidikan dan pelatihan medis berkelanjutan

- Manajemen Mutu pelayanan kesehatan


- Standarisasi pelayanan medis ,Akreditasi,Sertifikasi

- Masyarakat ilmiah atau asosiasi kedokteran


- Simposium, seminar, lokakarya,meeting ilmu kedokteran, - dsb.

c. Pelaksanaan fungsi pengorganisasian QA di rumah sakit Lini depan : Pelayanan langsung sehari hari

- Penerimaan dan transfer pasien

- Rekam medis atau pencatatan pelaporan

- Pelayanan Radiologi, laboratorium , tranfusi darah

- Kebersihan dan sterelisasi ruangan , Gugus kendali mutu

Lini Tengah : Pelayanan tidak langsung


- Pengendalian infeksi ,

- Medical record review

- Death case study

- Audit committee

- Drug committee

- Case study

Bentuk Program Menjaga Mutu (Quality Assurance)


1. Program menjaga mutu prospektif (Prospective Quality Assurance). Program ini diselenggarakan sebelum
pelayanan kesehatan.

(mis. : Penilaian terhadap tenaga pelaksana, dana, sarana, kebijakan organisasi)

2. Program menjaga mutu konkuren (Concurent Quality Assurance), Diselenggarakan bersamaan dengan
pelayanan kesehatan. ditujukan pada standar proses (menilai tindakan perawatan yang sedang berlangsung)

3. Program menjaga mutu Retrospektif (Retrocpective Quality Assurance)

• Diselenggarakan setelah pelayanan kesehatan.

• Obyek yang dipantau dan dinilai bersifat tidak langsung.

Metode yang digunakan pada program menjaga mutu


1. Audit ( adalah pengawasan yang dilakukan terhadap masukan, proses, lingkungan dan keluaran apakah
dilaksanakan sesuai standar)

2. Review ( penilaian thd pelayanan yang diberikan, penggunaan sumber daya, laporan kejadian / kecelakaan )

3. Survey ( dilaksanakan melalui quesioner atau interview, misal : survey kepuasan pasien )

4. Observasi ( terhadap asuhan pasien )


CLINICAL PATHWAY

Pengertian Clinical Pathway


� Clinical Pathway adalah suatu konsep perencanaan pelayanan terpadu, merangkum setiap langkah yang
diberikan kepada pasien, berdasarkan standar pelayanan medis dan asuhan keperawatan berbasis bukti, dengan
hasil terukur, dan dalam jangka waktu tertentu di Rumah Sakit. (Dody Firmanda).

� Clinical Pathway adalah suatu cara atau metode untuk menggambarkan suatu aktivitas pelayanan kesehatan
di Rumah Sakit.

Tujuan Utama Clinical Pathway


� adalah menjamin tidak ada aspek-aspek penting dari pelayanan kesehatan yang dilupakan, Clinical Pathway
memastikan semua intervensi dilakukan secara tepat waktu, dengan mendorong staf klinik untuk bersikap
proaktif dalam perencanaan pelayanan,

4 komponen utama Clinical Pathway antara lain


1. Kerangka Waktu,

2. Kategori Asuhan,

3. Kriteria Hasil

4. Pencatatan Varian

Clinical Pathway dapat mengurangi biaya dengan menurunkan length of stay, dan tetap memelihara mutu
pelayanan, dan secara rinci dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Memilih pola praktek terbaik dari berbagai macam variasi pola praktek.
2. Menetapkan standar mengenai lama perawatan dan penggunaan prosedur klinik yang seharusnya.
3. Menilai hubungan antara berbagai tahap dan kondisi berbeda dalam suatu proses dan menyusun strategi untuk
melakukan koordinasi agar dapat menghasilkan pelayanan lebih cepat dengan tahap lebih sedikit.
4. Menyediakan kerangka kerja untuk mengumpulkan dan menganalisa data proses pelayanan sehingga penyedia
layanan dapat mengetahui seberapa sering dan mengapa seorang pasien tidak mendapatkan pelayanan sesuai
dengan standar.
5. Mengurangi beban dokumentasi klinik.
6. Meningkatkan kepuasan pasien melalui peningkatan edukasi kepada pasien (sep. misalnya dengan menyediakan
informasi yang lebih tepat tentang rencana pelayanan kesehatannya).

Clinical Pathways merupakan salah satu komponen dari Sistem DRG-Casemix yang terdiri dari kodefikasi penyakit
dan prosedur tindakan (ICD 10 dan ICD 9-CM) dan perhitungan biaya (baik secara top down costing atau activity
based costing maupun kombinasi keduanya).

3 C yang Ada dalam Diagnostic Related Group (DRG) :


a) Coding
b) Costing
c) Clinical Pathway
Tujuan Diagnostic Related Group (DRG)
a) Control biaya
b) Jaminan mutu
c) Perencanaan

 Komite Medik bertugas menyusun clinical pathway, dan standar pelayanan medik serta melakukan audit medik,
 sementara staf medik merawat pasien sesuai clinical pathway, mengisi rekam medis dan resume medis dengan
lengkap dan tepat waktu,
 sedangkan staf koders, melakukan pengkodean semua diagnosa atau tindakan dokter, dan melakukan audit
kelengkapan pengisian kode.

Kesimpulan Clinical Pathway


� Clinical pathway merupakan pedoman kolaboratif untuk merawat pasien yang berfokus pada diagnosis, masalah
klinis dan tahapan pelayanan. Keuntungannya adalah setiap intervensi yang diberikan dan perkembangan pasien
tercatat secara sistematik berdasarkan kriteria waktu yang ditetapkan, dan diharapkan dapat meningkatkan
mutu pelayanan serta menurunkan biaya rumah sakit. Hal ini menegaskan bahwa clinical pathway dapat
menjadi alternatif pendokumentasian di rumah sakit.

UTILIZATION MANAGEMENT (TINGKATAN MENEJEMEN)


A. PENGERTIAN MANAJEMEN
Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari
anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

B. FUNSGSI MANAJEMEN
1. Perencanaan / Planning
2. Pengorganisasian / Organizing
3. Pengarahan / Directing / Leading
4. Pengendalian / Controling

C. UNSUR-UNSUR MANAJEMEN
1. Manusia (pelaksana yang handal dan terampil)
2. Money (ketersediaan dana)
3. Mesin (perlengkapan mesin-mesin sebagai alat bekerja,apabila diperlukan)
4. Metode (cara)
5. Material (sarana dan prasarana)
6. Market (pemasaran, pemasyarakatan dan pembudayaan
D. TINGKATAN MENEJEMEN
1. Manajemen Puncak (Top Level Management)
Manajemen puncak adalah tingkatan manajemen tertinggi dalam sebuah organisasi, yang bertanggung
jawab terhadap keseluruhan aktivitas organisasi.
HIGH LEVEL (tingkat tinggi) Contoh
Direktur utama dan wakilnya. Bertanggung jawab pengolahan terhadap organisasi secara keseluruhan.

2. Manajemen Menengah (Middle Management)


Manajemen menengah bertugas mengembangkan rencana-rencana sesuai dengan tujuan dan tingkatan
yang lebih tinggi dan melaporkannya kepada top manajer.
MIDDEL LEVEL (tingkat menengah) Contoh
Salah satu contohnya seperti kepala bagian / divisi. Pengendali manajemen dalam suatu
organisasi. Bertanggung-jawab atas ruang lingkupnya, wilayah, divisi dll.\

3. Manajemen Lini Pertama (First Level/First Line Management)


Manajemen lini pertama merupakan tingkatan yang paling bawah dalam suatu organisasi yang
memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional. Manajemen lini pertama ini dikenal dengan istilah
operasional LOW LEVEL (tingkat bawah) Contoh
Contoh Seperti supervisor atau mandor. Yaitu pengendali dalam jalannya operasional. Bertanggung jawab
atas pelaksanaan dan sasaran operasional.

TINGKAT-TINGKAT MANAJEMEN
Manajemen Pelayanan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Kegiatan menjaga, memelihara dan melayani rekam medis baik secara manual maupun elektronik sampai
menyajikan informasi kesehatan di rumah sakit, praktik dokter klinik, asuransi kesehatan, fasilitas pelayanan
kesehatan dan lainnya yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan menjaga rekaman.

Organisasi & Manajemen UNIT RMIK


- Organisasi dan program Unit Kerja dapat bentuk struktural atau fungsional
- Organisasi dan program Unit Kerja RMIK biasanya disesuaikan dg kelas RS (A,B,C,D, dan RS Khusus)
- Berada pada tingkatan manajemen, dapat berupa sub-bagian (di bawah bagian), atau seksi (di bawah
bidang) dan atau instalasi (lsg di bawah wakil direktur)
- Organogram pada tingkat provinsi/kabupaten berada di bagian sekretariat, pada sub-bag tata usaha atau
sub- bag pencatatan dan pelaporan
- Organigram pada RS Swasta menyesuaikan kebijakan setempat
- Kebutuhan manajemen MIK di unit kerja dengan jumlah staf > 20 org membutuhkan 3 (tiga) tingkatan manajer

3 (tiga) tingkatan manajer


- Manajemen Eksekutif & Penguasaan (Executive Management & Governance)
- Manajemen Tengah (Middle Management)
- Manajemen Supervisi (Supervisory management)

AUDIT MEDIK UNTUK MENJAGA MUTU PELAYANAN RS


AUDIT MEDIK
• GILLIES (1994)
Adalah suatu proses analisa data yang menilai tentang proses Medik/hasil catatan Medik pada pasien untuk
mengevaluasi kelayakan dan keefektifan tindakan keperawatan akan bertanggung jawab hal ini akan
meningkatkan akuntabilitas dari dokter.
• Audit Medis sebagai upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu pelayanan medis yang diberikan
kepada pasien dengan menggunakan rekam medisnya yang dilaksanakan oleh profesi medis.
• Tujuan Audit Medis terkait dengan upaya peningkatan mutu dan standarisasi, adalah tercapainya
pelayanan prima dirumah sakit.

AUDIT MEDIS / KLINIS


• Analisis/ pemeriksaan yang sistematis dan independen tentang asuhan klinis,untuk menentukan jika aktifitas
dan hasilnya sesuai dengan pengaturan yang telah di implementasi kan secara efektif dan cocok untuk mencapai
tujuan
,termasuk prosedur-prosedur untuk diagnosis, tindakan medis, perawatan, pemanfaatan sumber daya yang
terkait, dan outcome mutu hidup bagi pasien sebagai hasil dari prosedur-prosedur tersebut.
• Sumber data dari Rekam Medik
• Dampak audit medis  peningkatan mutu dan efektifitas pelayanan medis
• Aspek legal dari audit medis: penggunaan informasi medis  kewajiban menyimpan rahasia kedokteran.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
1. Semua orang yg terlibat dalam audit medis  disumpah utk menjaga kerahasiaan
2. Semua form dalam audit medis memiliki tingkat kerahasiaan
3. Sangsi bagi pelanggaran atas rahasia kedokteran
4. Seluruh laporan audit medis tidak mencantumkan identitas pasien
5. Hasil audit medis untuk perbaikan pelyanan medis
6. Seluruh hasil audit medis tidak dapat dipergunakan sebagai bukti di pengadilan.

Dalam Pelayana Medis Tenaga Medis harus Memperhatikan :


1. Memberikan pelayanan medik dengan standar yang tinggi
2. Mempunyai sistem dan proses untuk melakukan monitoring dan meningkatkan pelayanan meliputi :

a. Konsultasi yang melibatkan pasien;


b. Manajemen resiko klinis;
c. Audit medis;
d. Riset dan efektivitas;
e. Pengorganisasian dan manajemen staf medis;
f. Pendidikan, pelatihan dan pengembangan profesi berkelanjutan (Continuing Professional Development/CPD);
g. Memanfaatkan informasi tentang pengalaman, proses dan outcome;

3. Secara efektif melaksanakan clinical governance yaitu:

a. Adanya komitmen untuk mutu;


b. Meningkatkan mutu pelayanan dan asuhan pasien secara berkesinambungan;
c. Memberikan pelayanan dengan pendekatan yang berfokus pada pasien;
d. Mencegah clinical medical errror;

Langkah-langkah persiapan pelaksanaan audit medis


a. Rumah sakit menetapkan pelaksana audit
b. Rumah sakit membudayakan upaya self assessment atau evaluasi pelayanan termasuk evaluasi pelayanan medis
c. Rumah sakit agar membuat ketentuan bahwa setiap dokter/dokter gigi yang memberikan pelayanan medis
wajib membuat rekam medis dan harus segera dilengkapi setelah pasien selesai menerima pelayanan medis.
d. Rumah sakit melalui komite medis agar melakukan sosialisasi dan atau training hal-hal yang terkait dengan
persiapan pelaksanaan audit medis kepada seluruh tenaga dokter/dokter gigi yang memberikan pelayanan
medis di rumah sakit.
EVALUASI MEDIS
• Adalah kegiatan yang berupa audit internal dan atau management review .
• Audit internal ( termasuk audit medis ) adalah kegiatan untuk menilai apakah staf medis telah memberikan
pelayanan sesuai standar – standar tersebut yang dibuktikan dengan adanya dokumen – dokumen audit .
• Management review adalah kegiatan manajemen dalam mengevaluasi hasil temuan audit internal dan
mengevaluasi standar – standar yang berlaku yang dibuktikan dengan adanya risalah rapat

TINDAK LANJUT
• Adalah kegiatan menyelesaikan penyebab masalah – masalah ( akar penyebab) yang ditemukan pada audit
internal dan managemen review .
• Dibuktikan dengan adanya dokumen tindak lanjut hasil audit dan risalah rapat managemen review

RISK MANAGEMENT
• Manajemen agar pelayanan kesehatan yang diberikan aman (health care safer) dan hasil
pelayanan memuaskan (good outcome)
• Mengendalikan kerugian finansial rumah sakit agar tidak mengganggu kegiatan operasionalnya.
• Membuat laporan/data kejadian dalam pelayanan untuk :
– Keamanan pasien
– Medico - legal
– Kebutuhan asuransi/klaim
– Kepentingan komunikasi dokter

MANAJEMEN RISIKO KLINIK


Suatu proses yang secara sistimatik mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengarahkan kejadian yang berpotensi
atau telah terjadi suatu risiko melalui suatu penataan program yang dapat mencegah, mengendalikan dan
meminimalkan kemungkinan risiko.
• manajemen yg ditujukan agar pelayanan kesehatan yang diberikan aman (health care safer) dan hasil
pelayanan memuaskan (good outcome).
• Melengkapi penatalaksanaan kejadian di RS , sehingga RS dapat memberikan alasan yang terbaik
dalam pengelolaan pelayanan kesehatan dan kedokteran ;
• Bertujuan memberikan pelayanan kesehatan yang diharapkan serta dapat memberikan perlindungan
kepada pasien, staf medik, masyarakat, stakeholders terhadap segala macam risiko kelalaian, kesalahan
medis
TUJUAN UMUM RISK MANAGEMENT
Mengendalikan kerugian financial rumah sakit agar tidak mengganggu kegiatan operasionalnya.

TUJUAN KHUSUS RISK MANAGEMENT


1. Preserving hospital’s financial resources (memelihara sumber daya finansial rumah sakit)
2. Preserving hospital’s human resources (memelihara sumber daya manusia rumah sakit)
3. Preserving hospital’s activities (memelihara kelangsungan aktivitas rumah sakit)

STRATEGI RISK MANAGEMENT


1. Risk control (pengendalian risiko):
a. Risk avoidance or elimination (meniadakan).
b. Risk reduction or minimation (mengurangi atau meminimalkan risiko).
2. Risk financing (pembiayaan risiko):
a. Risk acceptance or risk retention (menanggung sendiri).
b. Risk transfer (mengalihkan) kepada:
- pihak lain yg mengalami kerugian.
- pihak Perusahaan Asuransi Malpraktek.

LANGKAH-LANGKAH MANAJEMEN RISIKO MELIPUTI


• Identifikasi risiko.
• Evaluasi risiko (yang berhasil diidentifikasi).
• Menetapkan kebijakan (untuk tiap-tiap risiko yang berhasil diidentifikasi).
• Implementasi kebijakan (termasuk melakukan edukasi terhadap staf, pasien, pengunjung, pemasok
dan masyarakat).
• Evaluasi kebijakan yang diimplementasikan (untuk memperoleh umpan balik tentang konsep, kebijakan
dan proses dari kebijakan tsb guna improvisasi yang akan datang).

Anda mungkin juga menyukai