KESEHATAN
Aulia Salmah
Program Studi Magister Manajemen Program pascasarjana,
Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya
e-mail : auliasalmahtandayu@ymail.com
Abstrak :
Clinical Pathway adalah konsep perencanaan pelayanan terpadu yang merangkum
setiap langkah yang diberikan kepada pasien berdasarkan standar pelayanan, standar asuhan
keperawatan, dan standar pelayanan tenaga kesehatan lainnya, yang berbasis bukti dengan
hasil yang dapat diukur dan dalam jangka waktu tertentu selama di rumah sakit. Clinical
Pathway merupakan pedoman kolaboratif untuk merawat pasien yang berfokus pada
diagnosis, masalah klinis dan tahapan pelayanan. Clinical Pathway menggabungkan standar
asuhan setiap tenaga kesehatan secara sistematik. Tindakan yang diberikan diseragamkan
dalam suatu standar asuhan, namun tetap memperhatikan aspek individu dari pasien. Jalur
klinis telah terbukti mengurangi variasi yang tidak perlu dalam perawatan pasien, mengurangi
penundaan pemulangan melalui perencanaan pemulangan yang lebih efisien, dan
meningkatkan efektivitas biaya layanan klinis. Artikel ini menyelidiki tentang konsep
penggunaan jalur klinis, tujuan dan manfaatnya, kelebihan dan kekurangan Clinical Pathway,
peran dokter dan pengaruhnya terhadap praktik dokter, serta aspek hukum Clinical Pathway.
Kata Kunci :Jalur klinis, Kualitas, Aspek Hukum.
Abstract :
Clinical Pathway is an integrated service planning concept that summarizes every
step given to patients based on service standards, nursing care standards, and other health
worker service standards, which are evidence-based with measurable results and within a
certain period of time while in the hospital. Clinical Pathway is a collaborative guideline for
treating patients that focuses on diagnosis, clinical problems and stages of service. The
Clinical Pathway combines the standards of care for every health worker in a systematic
manner. The actions given are uniform in a standard of care, but still pay attention to the
individual aspects of the patient. Clinical pathways have been shown to reduce unnecessary
variation in patient care, reduce discharge delays through more efficient discharge planning,
and increase the cost-effectiveness of clinical services. This article investigates the concept of
using the clinical pathway, its aims and benefits, the advantages and disadvantages of the
clinical pathway, the role of physicians and their impact on physician practice, and the legal
aspects of the clinical pathway.
Keyword : Clinical Pathway, Quality, Legal Aspect.
I. PENDAHULUAN
Berdasarkan undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit
menjelaskan bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan, rumah sakit harus memiliki
peraturan internal rumah sakit (hospital by laws) dan peraturan staf medis rumah sakit
(medical staff by law). Dalam ketentuan Pasal 29 ayat (1) disebutkan bahwa rumah
sakit harus membuat dan melaksanakan hospital by law yang merupakan peraturan
yang harus dipenuhi di dalam rumah sakit. Hospital by law juga perlu merangsang
pembuatan, pemeliharaan, peninjauan, dan pengembangan lebih lanjut mengenai
peraturan serta standar untuk mencapai self-governance (pemerintah sendiri). Self-
governance (pemerintah sendiri) selanjutnya harus diikuti dengan self-regulation
(regulasi diri) dan self-discipline (disiplin diri). Ini juga harus mencakup sistem
pemantauan, pelaporan dan pencatatan, dan juga sistem penilaian (tinjauan sejawat,
dengar pendapat, dll). Peraturan internal rumah sakit tersebut disusun dalam rangka
menyelenggarakan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) dan
tata kelola klinis yang baik (good clinical governance).
Clinical governance merupakan pendekatan secara sistematis untuk
pengelolaan jaminan dan pengendalian mutu pelayanan klinis. Clinical governance
memiliki 4 komponen penting yaitu clinical effectiveness, patient safety, patient focus
dan continuing professional development. Bentuk pelaksanaan clinical effectiveness
adalah Clinical Pathway. Clinical Pathway berfungsi untuk standarisasi proses
perawatan sehingga mengurangi variasi pelayanan dan efisiensi sumber daya. Clinical
Pathway juga merupakan salah satu elemen yang dinilai pada akreditasi rumah sakit
(Connell L, 2014).
Rumah sakit merupakan institusi penyelenggara pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna. Salah satu kewajiban rumah sakit menurut Peraturan
Menteri Kesehatan No.4 Tahun 2018 adalah memberikan pelayanan kesehatan yang
aman, bermutu, anti diskriminasi dan efektif dengan mengutakan kepentingan pasien
sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit. Setiap fasilitas pelayanan kesehatan
saling berlomba dalam upaya peningkatan mutu pelayanan guna mencapai derajat
kesehatan setinggi-tingginya. Mutu dapat diketahui sebagai gambaran dari sifat suatu
jasa yang merupakan bagian dari strategi perusahaan dalam rangka mendapatkan
berbagai keunggulan yang berkesinambungan. Syarat utama pengendalian mutu
adalah Clinical Pathway yang sekaligus merupakan syarat kendali biaya terutama
pada kasus yang berpotensi menghabiskan sumber daya dalam jumlah besar. Selain
itu dengan penerapan Clinical Pathway dirancang untuk meminimalisir kererlambatan
perawatan, optimalisasi pemanfaat sumber daya, memaksimalkan kualitas pelayanan
dan hasil klinis.
Sampai saat ini penerapan standar pelayanan medis masih belum sepenuhnya
dapat dicapai. Standar pelayanan medis tidak tersedia di bangsal pelayanan atau
poliklinik, dan pada umumnya merupakan dokumen yang tersimpan rapi di kantor
sekretariat RS. Kesenjangan dalam penerapan SPM ini dapat diatasi dengan
mengintegrasikan Clinical Pathway dalam rekam medis pelayanan pasien sehari-hari.
III. PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN JALUR KLINIS (CLINICAL PATHWAY)
Definisi Clinical Pathway menurut Firmanda (2005) adalah suatu konsep
perencanaan pelayanan terpadu yang merangkum setiap langkah yang diberikan
kepada pasien berdasarkan standar pelayanan medis dan asuhan keperawatan yang
berbasis bukti dengan hasil yang terukur dan dalam jangka waktu tertentu selama di
rumah sakit. Ada definisi lainnya, yaitu menurut Marelli (2000) Clinical Pathway
merupakan pedoman kolaboratif untuk merawat pasien yang berfokus pada diagnosis,
masalah klinis dan tahapan pelayanan. Clinical Pathway menggabungkan standar
asuhan setiap tenaga kesehatan secara sistematik. Tindakan yang diberikan
diseragamkan dalam suatu standar asuhan, namun tetap memperhatikan aspek
individu dari pasien. Jalur Klinis (Clinical Pathway) adalah format pendokumentasian
disiplin ilmu (Firmansyah & Widjaja, 2022).
Jalur Klinis (Clinical Pathway) mempunyai beberapa nama, seperti
collaborative care pathways, integrated care pathways, care pathway,
multidisciplinary pathways of care, care map, pathways of care. Clinical Pathway
disusun untuk memberikan detail kegiatan apa yang harus dilakukan pada kondisi
klinis tertentu. Clinical Pathway juga menggunakan rencana tata laksana harian
dengan standar pelayanan yang dianggap tepat. Clinical Pathway juga mempunyai
pelayanan yang bersifat multidisiplin sehingga semua stakholder yang terlibat dalam
pelayanan klinis termasuk dokter, apoteker, fisioterapis, nutrisionis/dietisien, perawat,
dan lain-lain, Kelebihan sistem ini adalah monitoring kondisi pasien setiap hari,
membuat intervensi dan memprediksi kondisi klinis pasien (Sadli, Adi, 2021).
Clinical Pathway dapat didefinisikan sebagai pendekatan multidisiplin yang
berbasis waktu yang digunakan untuk membantu pasien-pasien tertentu mencapai
luaran positif yang diharapkan (Middleton S, Robert A, 1998). Langkah-langkah
dalam pathway seharusnya berlaku bagi sebagian besar pasien untuk suatu luaran
yang diharapkan. Kondisi klinis pasien tentulah tidak sama, dan perubahan kondisi
klinis pastilah seringkali terjadi, sehingga diperlukan fleksibilitas suatu pathway.
Clinical Pathway merupakan perangkat koordinasi dan komunikasi bagi para petugas
yang terlibat dalam tatalaksana pasien yang sama Clinical Pathway merupakan
perangkat bantu untuk penerapan standar pelayanan medik (Evidence Based Clinical
Practice Guideline) (Person SD, Fisher DG, Lee TH. 1995).
EPA mendefinisikan Jalur Klinis (Clinical Pathway) sebagai “intervensi
kompleks untuk pengambilan keputusan bersama dan organisasi proses perawatan
untuk kelompok pasien yang ditentukan dengan baik. Karakteristik jalur perawatan
meliputi: pernyataan eksplisit tentang tujuan dan elemen kunci perawatan berdasarkan
bukti, praktik terbaik, dan harapan pasien serta karakteristiknya; menfasilitas
komunikasi antar anggota tim dan dengan pasien dan keluarga; mengkoordinasi
proses perawatan dengan mengkoordinasikan peran dan urutan kegiatan tim
perawatan multidisiplin, pasien dan kerabat mereka; dokumentasi, pemantauan, dan
evaluasi varians dan hasil, dan identifikasi sumber daya yang sesuai” (Schrijvers G,
van Hoorn A, Huiskes N, 2012).
IV. KESIMPULAN
Clinical Pathways adalah suatu konsep perencanaan pelayanan terpadu yang
merangkum setiap langkah yang diberikan kepada pasien berdasarkan standar
pelayanan medis dan asuhan keperawatan yang berbasis bukti dengan hasil yang
terukur dan dalam jangka waktu tertentu selama di rumah sakit. Clinical Pathways
adalah metodologi dalam cara mekanisme pengambilan keputusan terhadap layanan
pasien berdasarkan pengelompokan dan dalam periode waktu tertentu. Clinical
Pathway juga merupakan sarana menuju manajemen sumber daya yang efisien,
penyediaan lebih banyak informasi kepada pasien dan alat audit klinis. Melalui
penggunaan Clinical Pathway, rumah sakit secara konsisten menunjukkan
pengurangan lama rawat inap untuk jenis kasus jalur tertentu tanpa efek merugikan
pada hasil klinis, pengurangan ukuran tagihan rumah sakit, peningkatan komunikasi
pemberi perawatan kepada pasien yang menghasilkan kepuasan pasien yang lebih
tinggi, dan peningkatan pasien pendidikan. Mengurangi variasi yang tidak perlu
dalam perawatan dan meningkatkan tingkat kolaborasi antara dokter, perawat, dan
profesional perawatan kesehatan lainnya semuanya sangat konsisten dengan
manajemen kualitas total (TQM). Oleh karena itu, Clinical Pathway merupakan
sarana penting untuk mencapai kualitas klinis maupun peningkatan mutu pelayanan
kesehatan.
Referensi :
1. Campbell H, Hotchkiss R, Bradshaw N, Porteous M. (1998). Integrated Care
Pathways. BMJ. 316 (7125). 133–7. Available from:
https://www.bmj.com/lookup/doi/10.1136/b mj.316.7125.133
2. Cheah TS. (1998). Clinical Pathways--The New Paradigm In Healthcare?. Med J
Malaysia. 53 (1). 87–96. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10968
144
3. Connell L. (2014). A Clinical Governance Handbook For District Clinical Specialist
Teams. Durban: Health Systems Trust
4. Firmansyah, Y & Widjaja, G. (2022). Pemberlakuan Clinical Pathway Dalam
Pemberian Layanan Kesehatan Dan Akibat Hukumnya (The Application Of Clinical
Pathway In Health Care And Its Legal Consequences). Jurnal Medika Hutama. 03
(02).
5. Firmansyah, Y. (2022). Pemberlakuan Clinical Pathway Dalam Pemberian Layanan
Kesehatan Dan Akibat Hukumnya. Fakultas Hukum Kesehatan, Universitas
Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Indonesia. 5 (01). 536-573.
6. Kinsman L. Clinical Pathway Compliance And Quality Improvement. Nurs Stand.
18(18). 33–5. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/14768 230
7. Middleton S, Roberts A. (1998). Clinical Pathways Workbook. VFM Unit. Wrexham.
8. Pearson SD, Fisher DG, Lee TH. (1995). Critical Pathways as a Strategy for
Improving Care: Problems and Potential, Ann Intern Med. 123(12). 941-48.
9. Roeder N, Hensen P, Hindle D, Loskamp N, Lakomek H-J. (2003). Instrumente Zur
Behandlungsoptimierung. Der Chir. 74(12). 1149–55. Available from:
http://link.springer.com/10.1007/s00104-
10. Sadli, Adi. (2021). Rancangan Pengembangan Aplikasi Dokumentasi Clinical
Pathway Berbasis Web. Jurnal Manajemen Sistem Informasi dan Teknologi. 11 (2).
157-167.
11. Schrijvers G, van Hoorn A, Huiskes N. (2012) .The Care Pathway: Concepts and
Theories: An Introduction. Int J Integr Care. 12 (Spec Ed Integrated Care
Pathways):e192. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23593 066.
12. Tachdan. (2006). Implementasi Kebijakan Publik. AIPI Bandung-Puslit KP2W Lemlit
UNPAD. 1(1).
13. Vanhaecht K, D. R. (2006). Clinical Pathway Audit Tools: A Systematic Review. J
Nurs Manag, 14 (7), 529-537. Diakses dari Nursing Journal dengan alamat
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1700496
14. Wijono D. (2000). Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan Teori, Strategi Dan
Aplikasi. 1st ed. Universitas Airlangga, Surabaya Press.