Anda di halaman 1dari 14

CLINICAL

PATHWAY
SISTEM INFORMASI
KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 :

Sri Amilia Kartika Dewi (20201660034)


Liza Waritsa Utami (20201660064)
Deviyanti Putri Surya R (20201660019)
Nawang Nur Hamidah (20201660084)
Abdul Adhim Izzul Haq (20201660096)
SISTEM INFORMASI
KEPERAWATAN
Sistem informasi keperawatan adalah kombinasi ilmu
komputer, ilmu informasi dan ilmu keperawatan yang
disusun untuk memudahkan manajemen dan proses
pengambilan informasi dan pengetahuan yang
digunakanuntuk mendukung pelaksanaan asuhan
keperawatan.
Manfaat yang diperoleh bila rumah sakit
menggunakan sistem informasi
keperawatan,

1) manajemen lebih efisien


2) penggunaan sumber biaya lebih efektif
3) meningkatkan program perencanaan
4) meningkatkan pendayagunaan perawat (Cornelia, 2007).
Penggunaan komputer terkait dengan
asuhan keperawatan belum banyak
dilakukan oleh pelayanan kesehatan.
Tetapi tidak menjadikan sistem
informasi manajemen berbasis 
komputer tidak melakukan inovasi,
Perkembangan teknologi ini disebut
sistem informasi manajemen yang pada
pelaksanaannya terintegrasi dengan
clinical pathway
CLINICAL PATHWAY
Clinical pathway adalah dokumen perencanaan pelayanan
kesehatan terpadu yang  merangkum setiap langkah yang
dilakukan pada pasien mulai masuk rumah sakit sampai
keluar rumah sakit berdasar standar pelayanan medis,
standar asuhan keperawatan, dan standar pelayanan
kesehatan lainnya yang berbasis bukti yang dapat diukur
tim casemix.
Casemix sendiri merupakan salah satu metode atau
upaya untuk menetapkan ekuiti,efisiensi dan
kualitas suatu rumah sakit dengan melakukan
identifikasi dari seluruh  sumber daya yang
digunakan. Sistem casemix mengklasifikasi
penyakit yang digabung dengan biaya perawatan
di rumah sakit berdasar pada pengelompokan
diagnosis akhir penyakit sejenis dan kompleksitas
pengelolaan kasus (penyakit).
Di Indonesia sendiri, salah satu tools utama yang digunakan untuk
mengelola kualitas pelayanan kesehatan berdasarkan standarisasi proses
perawatan yaitu  clinical pathway. Clinical pathway mampu membantu
rumah sakit membakukan proses pengobatan pasien,sehingga
meningkatkan keselamatan dan kualitas untuk pasien dan meningkatkan
produktivitas rumah sakit tersebut. Lee&Anderson (2006) mengatakan 
industri rumah sakit saat ini harus memanage dengan cost  effective dan
efisiensi , salah satunya membentuk pelayanan diagnosis related group
(DRGs). 
Tujuan clinical pathway  yaitu  meningkatkan
kepuasan pasien, meningkatkan kualitas pelayanan
dan menurunkan  lama hari rawat.  Lee &
Anderson (2006) menyatakan lebih dari 80% rumah
sakit di Amerika Serikat menggunakan clinical
pathway.  Clinical pathway merupakan proses dari
beberapa multidisiplin yaitu dokter , perawat dan
petugas kesehatan lainnya pathway.
Tahapan Penyusunan Clinical Pathway
1. Membentuk tim penyusun Clinical Pathway terdiri dari staf multidisiplin
dari semua tingkat dan jenis pelayanan dari 5 kasus yang terpilih. Tim
bertugas untuk menentukan dan melaksanakan langkah-langkah
penyusunan Clinical Pathway. Menentukan dan melaksanakan langkah-
langkah penyusunan Clinical Pathway.
2. Identifikasi key players untuk mengetahu siapa saja yang terlibat dalam
penanganan kasus atau kelompok pasien yang telah ditetapkan dan untuk
merencanakan focus group dengan key players bersama dengan pelanggan
internal dan eksternal.
3. Pelaksanaan Site visit di instalasi rawat inap, rawat jalan, penunjang, dsb
yang bersangkutan untuk mengenal praktik yang sekarang berlangsung,
menilai sistem pelayanan yang ada, dan memperkuat alasan mengapa, Hal
ini juga diperlukan untuk mengembangkan ide
4. Studi literatur untuk menggali pertanyaan
klinis yang perlu dijawab dalam pengambilan
keputusan klinis dan untuk menilai tingkat dan
kekuatan evidens
5. Diskusi kelompok terarah untuk mengenal
kebutuhan pelanggan (internal dan eksternal)
dan menyesuaikan dengan kemampuan RS
dalam memenuhi kebutuhan tersebut serta
mengenal kesenjangan antara harapan
pelanggan dan pelayanan yang diterima
6. Susun pedoman klinik dengan
mempertimbangkan hasil site visit, hasil studi
lliteratur (berbasis evidens) dan hasil focus group
discussion
7. Analisis bauran kasus untuk menyediakan
informasi penting baik pada pre dan post penerapan
pathway. Meliputi : length of stay, biaya per kasus,
obat-obatan yang digunakan, tes diagnosis yang
dilakukan, intervensi yang dilakukan, praktisi klinis
yang terlibat dan komplikasi.

8. Menetapkan sistem pengukuran proses dan


outcome. Contoh ukuran-ukuran proses antara lain
pengukuran fungsi tubuh dan mobilitas, dan tingkat
kesadaranMendisain
dokumentasi Clinical Pathway.

9. Mendisain dokumentasi Clinical Pathway


Pengetahuan yang harus diketahui dalam
penerapan sistem Clinical Pathway

Clinical pathway sangat penting


sediakan format tertulis
di buat dengan format  yang
sama antar rumah sakit  di untuk audit konsistensi 
Indonesia, dan harus ada (resmi) agar
evaluasi  audit terhadap pelaksanaannya  rumah
pendokumentasian  clinical sakit satu dan lainnya
pathway tersebut.
Evidence Based aplikasi clinical 
pathway

Terlihat jelas implementasi dari clinical pathway  di RS yang


diteliti tidak ada  halangan dan resistensi dari para dokter
dan mereka  berkomitmen untuk melakukan  tindak lanjut
untuk menurunkan LOS dari hasil penelitian tersebut.
Rumah Sakit di Indonesia juga telah ada yang 
melaksanakan  clinical pathway pada beberapa tindakan
operasi.
Terima Kasih Wassalamualaikum
Wr.Wb

Anda mungkin juga menyukai