Anda di halaman 1dari 19

DASAR-DASAR

INTERVENSI PSIKOLOGI

Oleh :
M Syafiq Marzuqi, S.Psi.Psi. MM.

MENGENAL
DASAR-DASAR INTERVENSI PSIKOLOGI

Dalam menghadapi berbagai permasalahan di ruang lingkup psikologi, diperlukan


sebuah upaya intervensi psikologi. Tujuan utamanya adalah untuk mencegah sebuah masalah
menjadi lebih rumit dan lebih besar dampaknya. Selain itu, juga dapat meningkatkan
perkembangan dan kesejahteraan diri pada pihak-pihak yang bersangkutan.
Sebagai seorang mahasiswa yang memilih prodi Psikologi, sangatlah penting untuk
mengetahui pembelajaran materi tentang dasar-dasar intervensi dalam Psikologi. Tujuannya
agar dapat mengerti dan memahami dengan jelas apa saja yang harus dilakukan pada
intervensi Psikologi, sebelum memasuki lebih dalam intervensi Psikologi, alangkah baiknya kita
mengenal dan memahami terlebih dahulu apa saja Dasar-Dasar Intervensi Psikologi.
Sebenarnya, apa itu intervensi?

PENGERTIAN INTERVENSI
Secara umum, intervensi adalah campur tangan untuk tujuan dan kondisi yang lebih baik.
Nah, jika dikaitkan, intervensi psikologi adalah sebuah upaya dan strategi perubahan terencana
dengan memperbaiki fungsi-fungsi psikologis yang tidak sehat. Dengan memperbaiki fungsi-
fungsi psikologi yang tidak sehat tersebut, maka akan mempertahankan psychological well
being.
Seperti yang kita tahu, ilmu psikologi sangat luas jangkauan dan cakupannya. Mulai dari
hal-hal bertema klinis, perkembangan manusia, kesejahteraan sosial, pendidikan, hingga dunia
industri dan organisasi. Oleh karena itu, intervensi psikologi juga bermacam-macam wujudnya.
Bisa jadi intervensi dalam menangani kesehatan mental, rehabilitasi pasca bencana, dan lain
sebagainya.
Pada dunia industri dan organisasi, intervensi psikologi dapat dilakukan untuk membantu
organisasi dalam mencapai dan meningkatkan efektivitasnya. Perlu diingat, salah satu poin
penting dari intervensi adalah cara atau strategi memberikan bantuan. Diharapkan, pihak-pihak
yang diberi perlakuan intervensi psikologi dapat mencapai tahap perkembangannya dengan
optimal. Interaksi dalam intervensi ini juga dapat bersifat terapeutik (berkaitan dengan terapi).

1
M Syafiq Marzuqi, S.Psi., MM., Psikolog.

Karakteristik Intervensi Psikologi :


1. Individual
Merupakan terapi yang berfokus pada hubungan interpersonal. Intervensi individual
terbatas pada interaksi dua orang antara klien dengan terapis (Pomerantz, 2013).
2. Kelompok
Terapi yang dilakukan dalam suatu kelompok yang memiliki penyakit atau gangguan
yang sama. Fithriyah dan Jauhar (2014) menyatakan bahwa intervensi kelompok
merupakan terapi yang diberikan kepada individu yang memiliki penyakit emosional yang
telah dipilih secara cermat kemudian ditempatkan kedalam kelompok yang dibimbing
oleh ahli terapi yang sudah terlatih untuk membantu sama lainnya dalam menjalani
perubahan kepribadian. Bisa dilakukan misalnya kepada kelompok pecandu narkoba,
kelompok pecandu game online, dsb.

3. Organisasi
Terapi yang dilakukan kepada perusahaan, UKM, LSM, dsb. Hal tersebut dapat
membantu organisasi terhindar dari stress kerja dan lain sebagainya.

4. Masyarakat
Intervensi yang bersifat masyarakat ini adalah intervensi dalam pembuatan kebijakan,
sehingga hasil dari intervensi dilakukan untuk perubahan secara makro atau masyarakat
secara menyeluruh. Hal tersebut dapat dilakukan pada lingkungan kelurahan, kecamatan
dan seterusnya.

Macam-macam Intervensi Psikologi :


1. Intervensi Psikoterapi
Yaitu intervensi yang dilakukan dalam suatu bentuk perlakuan ( treatment ) terhadap
permasalahan yang sifatnya emosional, dimana seorang terapis sengaja membina
hubungan profesional dengan klien, dengan tujuan untuk mengubah, menghilangkan
perilaku emosional klien nya.

2
M Syafiq Marzuqi, S.Psi., MM., Psikolog.

2. Intervensi Psikoterapi Suportif


Intervensi ini merupakan bagian dari intervensi psikoterapi. Yaitu psikoterapi yang
bertujuan untuk memperkuat perilaku penyesuaian diri yang sudah baik, dan memberi
dukungan psikologi kepada klien.

3. Intervensi Psikoterapi Re-edukasi


Yaitu psikoterapi yang bertujuan untuk mengubah cara pikiran dan perasaan klien agar
klien tersebut dapat berfungsi lebih efektif dalam semua aspek kehidupannya dengan
cara mengkaji ulang keyakinan, serta mendidik agar memiliki pengalaman baru.

4. Intervensi Psikoterapi Rekonstruktif


Merupakan intervensi yang bertujuan untuk mengubah seluruh kebijakan klien yaitu
dengan cara menggali ketidaksadaran, analisa, defens yang patologis, memberi
pemahaman pada klien tentang proses tak sadar tersebut.
5. Intervensi Behavioral
Yaitu sebuah intervensi yang bertujuan untuk memodifikasi perilaku maladaptif langsung
baik dari segi kognisi, emosi, dan sosiologis. Adapun masalah yang di treatment pada
intervensi ini adalah masalah yang dihadapi saat ini.

6. Intervensi Phenomenological
Yaitu sebuah intervensi yang bertujuan untuk memberikan klien belajar mengambil
tanggung jawab serta memahami perasaannya dalam berperilaku. Intervensi
Phenomenological ini juga bertujuan untuk belajar agar bisa memahami diri secara positif
dan jujur serta terbuka mengenai diri sendiri.

7. Intervensi Rehabilitas Psikososial


Yaitu sebuah intervensi yang bertujuan untuk memberikan usaha dalam memberikan
informasi bagi keluarga atau pasien mengenai masalah atau gangguan yang dialami,
membantu pasien memahami, mengurangi atau mencegah munculnya masalah terkait
dengan situasi sosial yang sedang terjadi.

8. Intervensi Preventif
Yaitu sebuah intervensi yang bertujuan untuk melakukan pencegahan terhadap suatu
masalah yang akan terjadi terutama pencegahan masalah dalam hal ketergangguan
mental seseorang.

3
M Syafiq Marzuqi, S.Psi., MM., Psikolog.

9. Intervensi Preventif Tersier


Intervensi preventif tersier ini lebih ditekankan dalam usaha mencegah masalah yang
akan terjadi dalam waktu yang jangka panjang maupun jangka pendek dari sebuah
tingkatan gangguan mental yang dialami oleh seorang individu atau seorang klien.

10.Intervensi Preventif Sekunder


Intervensi preventif sekunder ini merupakan jenis intervensi dalam psikologi yang
bertujuan untuk melakukan pencegahan pada kelompok individu beresiko ( high risk
population ). jenis intervensi ini akan efektif apabila faktor pengetahuan pada kelompok
resiko tertinggi ada pada gangguan secara spesifik, penangan pada kelompok beresiko
yang paling mudah dijangkau.

11. Intervensi Preventif Primer


Jenis intervensi ini juga masih tergolong ke dalam kategori intervensi preventif yang
bertujuan untuk melakukan usaha untuk mengurangi atau membatasi laju timbulnya
gangguan dengan melakukan modifikasi lingkungan atau memperkuat individu agar
terhindar menjadi resiko yang tinggi. Biasanya yang menjadi subjek dari intervensi primer
ini adalah masyarakat umum.

12.Intervensi Psikoanalitik
Yaitu jenis intervensi yang lebih cenderung berperan atau meneliti tentang teori
kepribadian dan teori filsafat. Adapun yang menjadi konsep utama dari intervensi ini
adalah untuk merubah struktur kepribadian, pandangan tentang sifat manusia, kesadaran
dan ketidaksadaran, kecemasan, pertahanan ego, yang ada dalam diri seseorang, yang
dimana setelah melakukan intervensi psikoanalitik ini kesemua konsep tersebut dapat
diubah kearah yang lebih baik tentunya.

13.Intervensi Eksistensial Humanistik


Yaitu sebuah intervensi yang bertujuan untuk mengembangkan reaksi melawan
psikoanalisis dan behavioralisme yang dianggap tidak berlaku adil dalam meneliti atau
mempelajari manusia atau individu. Adapun konsep utama dari intervensi eksistensial
humanistik ini adalah kesadaran diri, kebebasan, tanggung jawab dan kecemasan, dan
penciptaan makna.

4
M Syafiq Marzuqi, S.Psi., MM., Psikolog.

PROMOSI KESEHATAN MENTAL


Promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan
intervensi yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang baik
bagi kesehatan. Pada dasarnya tujuan utama promosi kesehatan adalah untuk mencapai 3 hal,
yaitu :
1) Peningkatan pengetahuan atau sikap masyarakat
2) 2) Peningkatan perilaku masyarakat
3) 3) Peningkatan status kesehatan masyarakat (Green, 2011).

Pembagian Metode Promosi Berdasarkan Besar Kelompok Sasaran :


1. Promosi kesehatan
Metode individu pada umumnya dilakukan kepada individu yang menjadi sasaran pokok
sebuah program kesehatan atau individu yang memiliki risiko permasalahan kesehatan
yang tinggi. Pendekatan individual digunakan berbeda pada setiap orang karena setiap
orang memiliki masalah atau alasan berbeda-beda untuk menerima sebuah perilaku
baru. Metode individual mencakup Bimbingan dan penyuluhan (guidance and
counseling), konseling, interview.

2. Metode Massa
Metode ini dapat menjangkau sasaran dengan jumlah banyak. Metode yang
direkomendasikan untuk pendekatan massa, yaitu :
a. Ceramah umum (public speaking)
b. Pidato/diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik, seperti: TV, radio, internet,
dsb.
c. Media cetak seperti: majalah, koran, dan buku
d. Sosial media seperti Instagram, Facebook, Twitter
e. Billboard, yang dipasang di pinggir jalan, seperti: spanduk, poster, dan sebagainya.

3. Metode Kelompok
Menurut Lucie (2005), promosi kesehatan pada kelompok akan membuat adanya umpan
balik dan interaksi kepada sasaran namun berdampak kepada perilaku dan norma
anggotanya. Metode kelompok mencakup :

5
M Syafiq Marzuqi, S.Psi., MM., Psikolog.

a. Kelompok Besar
Kelompok besar yaitu sebuah kelompok penyuluhan dengan jumlah peserta sasaran
lebih dari 15 orang. Promosi kesehatan dilakukan kepada kelompok besar, yaitu
ceramah.
b. Kelompok Kecil
Kelompok kecil adalah sasaran promosi kesehatan yang terdiri kurang dari 15 orang.
Kelompok sasaran yang jumlahnya kurang dari 15 orang juga harus mendapatkan
promosi kesehatan yang cocok agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan
baik. Beberapa metode promosi kesehatan yang dapat dilakukan untuk kelompok
kecil, antara lain yaitu diskusi, demonstrasi.

PREVENTIF
Preventif secara harfiah berarti mencegah sesuatu terjadi. "Sesuatu" ini diidentifikasi
sebagai kejadian gangguan atau risiko gangguan.

Jenis Intervensi Preventif :


1. Intervensi Psikologi Primer
Yaitu intervensi untuk koping terhadap stres, mengurangi stres, hingga pencegahan agar
tidak stres.
a. Preventif universal : menargetkan masyarakat umum atau seluruh kelompok populasi.
b. Preventif selektif : menargetkan individu atau sub kelompok populasi yang berisiko
mengembangkan gangguan mental secara signifikan lebih tinggi.
c. Preventif terindikasi : menargetkan orang-orang yang berisiko tinggi mengalami
gangguan mental.

2. Pencegahan Sekunder
Usaha pencegahan pada kelompok individu beresiko (high risk population). Bertujuan
memberikan pengetahuan kepada kelompok beresiko, screening awal, imunisasi/
vaksinasi. Misal: pembinaan reproduksi sehat pada calon TKW, imunisasi polio pada
balita.

6
M Syafiq Marzuqi, S.Psi., MM., Psikolog.

3. Pencegahan Tersier
Usaha mencegah konsekuensi jangka panjang maupun jangka pendek dari keparahan
gangguan yang dialami penderita. Preventif tersier berguna untuk mengurangi tingkat
gangguan mental setelah sakit, Rehabilitasi psikososial adalah salah satu contohnya.

REHABILITASI
Rehabilitasi adalah restorasi (perbaikan, pemulihan) pada normalitas, atau pemulihan
menuju status yang paling memuaskan terhadap individu yang pernah menderita satu penyakit
mental. Dalam kamus konseling, Rehabilitasi adalah proses atau program-program penugasan
kesehatan mental atau kemampuan yang hilang yang dipolakan untuk membetulkan hasil-hasil
dari masalah-masalah emosional dan mengembalikan kemampuan yang hilang. Dari
pengertian-pengertian di atas, dapat dipahami bahwa rehabilitasi adalah proses pemulihan yang
dilakukan setelah adanya pengobatan.

Jenis-Jenis Rehabilitasi :
1. Rehabilitasi Medis
Layanan yang diberikan kepada individu yang mengalami gangguan – gangguan dalam
koordinasi gerak, komunikasi, sensorik motorik, dan penyesuaian sosial.

2. Rehabilitasi Pendidikan
Rehabilitasi pendidikan adalah layanan yang diberikan kepada individu yang
membutuhkan layanan khusus dalam bidang pendidikan

3. Rehabilitasi Sosial
Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bersosialisasi, mencegah penurunan
kemampuan bersosialisasi, atau kondisi lebih parah dari kondisi sosial sebelumnya.

4. Rehabilitasi Vokasional
Memberikan layanan khusus dalam bidang vokasional atau keterampilan.

5. Rehabilitasi Dalam Keluarga


Model layanan rehabilitasi yang dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya yang
mengalami gangguan.

7
M Syafiq Marzuqi, S.Psi., MM., Psikolog.

Macam-Macam Rehabilitasi :
1. Rehabilitasi Medis
Jika yang disebut dengan pengobatan medis secara umum adalah pengobatan yang
dilakukan oleh dokter di rumah sakit, puskesmas atau klinik, dengan menggunakan obat-
obatan produksi pabrik atau alat-alat yang menggunakan teknologi canggih

2. Rehabilitasi Non-Medis
Rehabilitasi non-medis merupakan pendamping dari rehabilitasi medis. rehabilitasi non-
medis adalah proses pengobatan dan penyembuhan suatu penyakit apakah mental,
spiritual, moral maupun fisik dengan tidak melalui medis.

Tujuan Rehabilitasi :
Tujuan utama rehabilitasi adalah membantu penca mencapai kemandirian optimal
secara fisik, mental, sosial, vokasional, dan ekonomi sesuai dengan kemampuannya.

Fungsi Rehabilitasi :
1. Fungsi Pemahaman
Memberi pemahaman dan pengertian tentang manusia dan masalahnya dalam hidup,
serta bagaimana menyelesaikan masalah dalam hidup secara baik, benar dan mulia.

2. Fungsi Pengendalian
Memberikan potensi yang dapat mengarahkan aktivitas setiap hamba Allah agar tetap
terjaga dalam pengendalian dan pengawasan Allah SWT.

3. Fungsi Analisa kedepan


Dengan ilmu ini seseorang akan memiliki potensi dasar untuk melakukan analisa ke
depan tentang segala peristiwa, kejadian, dan perkembangan.

4. Fungsi Pencegahan
Dengan mempelajari, memahami dan mengaplikasikan ilmu ini, seseorang dapat
terhindar dari keadaan atau peristiwa yang membahayakan dirinya, jiwa, mental, dan
spiritual atau mentalnya.

8
M Syafiq Marzuqi, S.Psi., MM., Psikolog.

5. Fungsi Penyembuhan/Perawatan
Rehabilitasi akan membantu seseorang melakukan pengobatan, penyembuhan dan
perawatan terhadap gangguan atau penyakit, khususnya terhadap gangguan mental,
spiritual dan kejiwaan.

REHABILITASI PSIKIATRI
Rehabilitasi psikiatri adalah cabang ilmu yang bertujuan untuk memberikan segala
macam cara yang diperlukan untuk menolong pasien yang mengalami gangguan mental agar
dapat kembali hidup di dalam masyarakat.
a. Penyembuhan : Rehabilitasi diharapkan dapat menolong para pasien untuk mengatasi
gejala dari gangguan yang mereka alami dengan lebih efisien.
b. Menguasai Diri : Jika pasien dapat menguasai diri mereka sendiri dan tetap termotivasi,
mereka akan cenderung dapat bertahan dan bahkan dapat memenuhi ekspektasi tersebut. c.
Kolaborasi : Banyak ahli dari berbagai bidang yang terlibat dalam program rehabilitasi,
menolong pasien agar sembuh, serta membantu mereka untuk melewati gangguan yang
mereka alami.
d. Perawatan khusus : Program rehabilitasi yang diberikan pada pasien dibuat berdasarkan
serangkaian standar, acuan, dan juga metode yang telah ada yang dapat dimodifikasi
tergantung dari keperluan, keahlian, kepribadian, dan pandangan pasien.

PSIKOTERAPI
Psikoterapi adalah suatu intervensi interpersonal, relational yang digunakan oleh
psikoterapis untuk membantu pasien atau klien dalam menghadapi problem-problem
kehidupannya. Biasanya hal ini meliputi peningkatan perasaan sejahtera individual dan
mengurangi pengalaman subjektif yang tidak nyaman.

Tujuan Psikoterapi :
1. Memperkuat motivasi untuk melakukan hal-hal yang benar.
2. Persuasi (ajakan) dengan cara diberi nasehat sederhana sampai pada hypnosis.
3. Membantu klien mengembangkan potensinya.
4. Klien diharapkan dapat mengembangkan potensinya.
5. Meningkatkan pengetahuan dan kapasitas untuk mengambil keputusan dengan tepat.
6. Meningkatkan hubungan antar pribadi.
9
M Syafiq Marzuqi, S.Psi., MM., Psikolog.

7. Mengubah status kesadaran untuk mengembangkan kesadaran, control, dan kreativitas


diri.

Tahapan Psikoterapi :
1. Wawancara
2. Proses Terapi
3. Tindakan Terapi
4. Mengakhiri Terapi
Perspektif Psikoanalisa
Ide dasarnya adalah adanya upaya mengangkat pikiran tidak sadar untuk muncul ke
permukaan dan disadari eksistensinya dengan cara asosiasi bebas. Tujuannya adalah untuk
membantu pasien dalam menyadari problematika yang dihadapinya dan mengendalikan
goncangan kejiwaan yang berasal darinya. Juga merekonstruksi kepribadian yang selaras
antara id, ego dan superego. Para pendukung psikoanalisa berpendapat bahwa histeri adalah
fenomena yang dipicu oleh ketegangan jiwa, saat ia terarah kepada jalan yang salah. Tugas
dari psikoanalisis adalah mengembalikan arahnya kepada jalan yang baik, sesuai dengan
alurnya.

Perspektif Humanistik
Aliran ini menekankan pada pentingnya kesadaran, aktualisasi diri, dan hal positif tentang
manusia. Aliran ini beranggapan bahwa perilaku manusia berasal dari kehendak bebas mutlak
yang dimilikinya, sebagai respon dari keadaan sekitar. Tujuan terapi humanistik adalah agar
klien mampu memahami potensi diri dan dapat bertindak sesuai kemampuannya atau dapat
beraktualisasi.

Perspektif Eksistensialisme
Secara filosofis, eksistensialisme memandu agar manusia menjadi dirinya sendiri,
mengalami individualitasnya. Eksistensi berarti berdiri sendiri sebagai diri sendiri. Kontribusi
pendekatan eksistensial dalam psikoterapi juga menganalisis mengenai hubungan manusia
dengan manusia lain, penyesuaian diri, kesadaran-diri, perhubungan diri, secara khas hadir

10
M Syafiq Marzuqi, S.Psi., MM., Psikolog.

dalam diri manusia, serta kebermaknaan diri dalam dimensi spiritual. Yang mana merupakan
cara manusia hidup dalam dunia.

PSIKOTERAPI PENDEKATAN BEHAVIOR


Pendekatan Psikoterapi behavioral merupakan terapi tingkah laku yang merupakan
penerapan aneka ragam teknik dan prosedur yang berakar pada berbagai teori tentang belajar.
pendekatan behavioral bertujuan untuk memperoleh tingkah laku baru, penghapusan tingkah
laku yang maladaptif, serta memperkuat dan mempertahankan perilaku yang diinginkan.
Psikoterapi Dalam Pendekatan Behavioristik :
1. Desentisisasi sistematis
2. Terapi Implosif dan Pembanjiran
3. Latihan asertif
4. Terapi aversi
5. Kontrol diri
6. Modelling

PSIKOTERAPI PENDEKATAN KOGNITIF


Terapi kognitif didasarkan pada teori kepribadian yang menyatakan bahwa orang-orang
merespon kejadian di kehidupan mereka melalui kombinasi respon-respon kognitif, afektif,
motivasi, dan perilaku. Namun pada terapi ini lebih spesifik pada sistem kognitif. Terapi kognitif
menjelaskan bahwa respon yang maladaptif pada diri individu disebabkan oleh kesalahan
persepsi, kesalahan penafsiran, disfungsional, dan penafsiran khusus pada situasi/peristiwa.
Terapi kognitif bertujuan untuk menyesuaikan pemrosesan informasi dan memulai perubahan
positif dalam seluruh sistem dengan bertindak melalui sistem kognitif.

Strategi Dalam Psikoterapi Pendekatan Kognitif


1. Collaborative empiricism
melibatkan sebuah usaha kolaborasi antara klien dan terapis untuk menggali interpretasi
dan berusaha untuk memodifikasinya.

11
M Syafiq Marzuqi, S.Psi., MM., Psikolog.

2. Guid discovery
strategi yang diarahkan untuk menemukan hal-hal apa yang menyusup melalui
kesalahan persepsi dan keyakinan pasien saat ini dan menghubungkannya dengan
kesamaan-kesamaan pengalaman di masa lalu.

Teknik Psikoterapi Pendekatan Kognitif


1. Teknik Restrukturisasi Kognisi (Restructuring Cognitive)
2. Teknik Penemuan Fakta-Fakta (Questioning the evidence)
3. Teknik Penemuan alternatif ( examine alternatives)
4. Dekatastropik (decatastrophizing)
5. Reframing
6. Thought Stopping

PSIKOTERAPI PENDEKATAN HUMANISTIK


Pendekatan terapi humanistik menganggap bahwa setiap manusia itu unik dan setiap
manusia sebenarnya mampu menyelesaikan masalahnya sendiri.

Teknik Psikoterapi Pendekatan Humanistik :


1. Teori humanistik tidak memiliki teknik-teknik yang ditentukan secara ketat.
2. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan adalah (corey, 2010)
a. Membina hubungan baik
b. Membuat konseli bisa menerima dirinya dengan segala potensi dan keterbatasannya
c. Mencari solusi permasalahannya sendiri.
d. Mengembangkan potensi dan emosi positif konseli.
3. Teknik Person-Centered Therapy (Carl R. Rogers)
Terapi ini cocok untuk orang-orang dengan masalah psikologis yang ada ketidak
bahagiaan dalam dirinya, mereka biasanya akan mengalami masalah emosional dalam
hubungan di kehidupannya, sehingga menjadi orang yang tidak berfungsi sepenuhnya.

INTERVENSI PASANGAN
Bentuk psikoterapi ini secara langsung memfokuskan pada perubahan interaksi antara
anggota keluarga dan mencari hal-hal yang dapat meningkatkan fungsi dari keluarga seperti
jumlah dan masing-masing individu sebagai anggota keluarga tersebut.
12
M Syafiq Marzuqi, S.Psi., MM., Psikolog.

Tujuan Intervensi Pada Pasangan :


Adalah untuk menghilangkan penderitaan dan ketidakmampuan emosional serta untuk
meningkatkan kesejahteraan pada kedua pasangan bersama-sama dan masing-masingnya
sebagai individu.

INTERVENSI KELUARGA
Terapi keluarga sering dimulai dengan fokus pada satu anggota keluarga yang
mempunyai masalah. Dengan segera, terapis akan berusaha untuk mengidentifikasi masalah
keluarga atau komunikasi keluarga yang salah, untuk mendorong semua anggota keluarga
mengintropeksi diri menyangkut masalah
Tujuan Intervensi Keluarga :
Meningkatkan komunikasi karena keluarga yang bermasalah seringkali percaya pada
pemahaman tentang arti penting dari komunikasi (Goldenberg,2008).

INTERVENSI KELOMPOK
Terapi yang diberikan kepada individu yang memiliki sebuah penyakit emosional yang
mana telah dipilih secara cermat terlebih dahulu yang kemudian ditempatkan kedalam kelompok
yang mana dipimpin oleh ahli terapi yang sudah terlatih untuk bisa membantu satu sama lainnya
agar dapat menjalani perubahan kepribadian.

INTERVENSI ORGANISASI
Intervensi pengembangan organisasi merupakan urutan kegiatan, tindakan, dan
peristiwa dimaksudkan untuk membantu meningkatkan kinerja dan efektivitas organisasi.
Intervensi desain, atau perencanaan tindakan, berasal dari hati diagnosis dan dimaksudkan
untuk menyelesaikan masalah tertentu dan untuk meningkatkan fungsi organisasi yang
diidentifikasi dalam diagnosa.
1. Konsultasi Proses : Intervensi ini berfokus pada hubungan interpersonal dan dinamika
sosial yang terjadi dalam kelompok kerja.
2. Intervensi pihak ketiga : Metode perubahan ini merupakan bentuk konsultasi proses
ditujukan untuk hubungan interpersonal disfungsional dalam organisasi

13
M Syafiq Marzuqi, S.Psi., MM., Psikolog.

3. Team Building : Intervensi ini membentuk kelompok kerja menjadi lebih efektif dalam
menyelesaikan tugas. Seperti konsultasi proses, team building membantu anggota
mendiagnosa proses kelompok dan menyusun solusi untuk masalah.
a. Konfrontasi pertemuan organisasi
b. Hubungan antar kelompok
c. Besar kelompok intervensi

EVALUASI INTERVENSI ( KODE ETIK & FAKTOR-FAKTOR ) Evaluasi ini ditujukan


untuk mengetahui hal apa saja yang menjadi catatan penting selama proses intervensi yang
dapat berpengaruh terhadap analisis hasil. evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian
antara rencana program dengan pelaksanaan intervensi, sehingga dapat dilakukan perbaikan
untuk pelaksanaan intervensi pada tahap berikutnya atau menjadi sebuah catatan penting untuk
dilaporkan.

Evaluasi Praktek Wawancara


1. Interview sebagai alat untuk membangun ilmu pengetahuan, melalui interview kita
mengungkap sebuah “dunia baru”dari kacamata responden kita (bukan dari kacamata
kita).
2. Interview menjadikan kita sebagai TRAVELER dan MINER, memperoleh
gambaran/informasi/ pengetahuan yang beragam/diverse (traveler) dan
berkedalaman/mendalam/indepth (miner).

Kualifikasi Pewawancara
1. Knowledgeable : menguasai isyu/topik yang digali.
2. Structuring : mampu menggali secara terstruktur & terarah.
3. Clear : mampu bertanya secara jelas, mudah dipahami, tidak berbelit-belit. 4. Gentle :
bersedia mendengarkan dan mampu memberi rasa aman & nyaman kepada orang yang
diwawancarai.
5. Sensitive : empatik; mampu ‘membaca’ apa yang tersirat dan tersurat dari orang yang
diwawancarai.
6. Open : berpikiran terbuka; welcome terhadap pandangan-pandangan subjek. 14

M Syafiq Marzuqi, S.Psi., MM., Psikolog.

7. Steering : tahu informasi apa yang harus dicari /digali; mampu mengendalikan jalannya
wawancara.
8. Critical : cukup kritis terhadap jawaban orang yang diwawancarai sehingga mampu
mengembangkan follow up questions.
9. Remembering : mampu mengingat dengan baik apa yang telah dibicarakan sehingga
pembicaraan selalu nyambung.
10.Interpreting : mampu mencerap dan menginterpretasi jawaban-jawaban subjek sehingga
dapat mengembangkan follow up questions.

Kode Etik Intervensi Psikologi


1. Intervensi dalam bidang psikologi dapat berbentuk intervensi individual, intervensi
kelompok, intervensi komunitas, intervensi organisasi maupun sistem.
2. Metode yang digunakan dalam intervensi dapat berbentuk psikoedukasi, konseling dan
terapi.
3. Psikoedukasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dan/atau
keterampilan sebagai usaha pencegahan dari munculnya dan/atau meluasnya gangguan
psikologis di suatu kelompok, komunitas atau masyarakat serta kegiatan yang dilakukan
untuk meningkatkan pemahaman bagi lingkungan (terutama keluarga) tentang gangguan
yang dialami seseorang setelah menjalani psikoterapi.
4. Psikoedukasi dapat berbentuk pelatihan dan tanpa pelatihan.
5. Konseling Psikologi adalah kegiatan yang dilakukan untuk membantu mengatasi masalah
baik sosial personal, pendidikan atau pekerjaan yang berfokus pada pengembangan
potensi positif yang dimiliki klien. Istilah untuk subyek yang mendapatkan layanan
Konseling Psikologi adalah klien.
6. Terapi Psikologi adalah kegiatan yang dilakukan untuk penyembuhan dari gangguan
psikologis atau masalah kepribadian dengan menggunakan prosedur baku berdasar teori
yang relevan dengan ilmu psikoterapi. Istilah untuk subyek yang mendapatkan layanan
terapi Psikologi adalah klien.

15
M Syafiq Marzuqi, S.Psi., MM., Psikolog.

Faktor Intervensi Psikologi


Sikap dan Ekspektasi Tentang Intervensi
Banyaknya mantan pasien rumah sakit yang bersikap ambivalen terhadap follow up
intervensi yang disarankan. Berbagai sub kelompok orang menerima pelayanan klinis mungkin
berbeda dalam hal frekuensi dan tingkat keparahannya. Banyak studi yang menunjukkan bahwa
bahwa orang-orang yang yang miskin, kurangnya pendidikan, anggota kelompok minoritas yang
kurang dapat diterima, dan mereka yang tinggal di jantung kota yang padat penduduknya yang
bobrok atau daerah pedesaan yang terisolir memiliki masalah-masalah perilaku yang melebihi
proporsi.

Orientasi Dasar Intervensi


1. Orientasi kuratif (model medis) menyatakan, masalah psikologi atau perilaku berasal dari
penyakit atau patologi fisik, dan bahwa diagnosis yang benar akan mengarah yang akan
mengurangi perilaku itu meskipun kesembuhan total tidak akan bisa dicapai.
2. Orientasi belajar menyatakan bahwa perilaku dan pikiran diperoleh melalui conditioning
atau perseptual-atensional dan bahwa perilaku dapat diubah melalui dasar-dasar prinsip
belajar.
3. Orientasi pertumbuhan menyatakan bahwa, daya eksploratoris mengarah pada aktualisasi
diri dan kepuasan, dan kehilangan hambatan akan memperlancar proses intervensi.
4. Orientasi ekologis menyatakan, semua pikiran dan perilaku merupakan fungsi dari
perilaku dan interaksi dengan lingkungan.

16
M Syafiq Marzuqi, S.Psi., MM., Psikolog.

Referensi
● Himpsi. (2010). Kode Etik Psikologi Indonesia. Jakarta: Himpsi.
● Pomerantz, A. M. (2013). Psikologi Klinis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ● Fitriyah, L., &
Jauhar, M. (2014). Pengantar Psikologi Klinis. Jakarta: Prestasi Pustaka. ●
https://dosenpsikologi.com/macam-macam-intervensi-dalam-psikologi ● Sabri.M
alisuf.Pengantar psikologi umum. Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1997 ● Karyani, U. (2016).
Merancang Perubahan di Sekolah untuk Menjadi Sekolah yang
Mempromosikan Kesehatan Mental. Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi, 1(1), 48-60.
● Gunatirin, E. Y. (2018). Kesehatan Mental Anak dan Remaja.
● Mardhiyah, S. A. (2019). Inisiasi Mental Health Awareness Melalui Screening Dan Promosi
Kesehatan Mental Pada Mahasiswa Universitas Sriwijaya. Jurnal Pengabdian Sriwijaya,
7(4), 906-914.
● Siregar, P.A., Harahap, R.A., Aidha, Zuhrina. 2020. Promosi Kesehatan Lanjutan dalam Teori
dan Aplikasi. Jakarta:Kencana
● http://psikologishare.blogspot.com/2011/11/pengantar-intervensi-dalam-psikologi.html?m=1
● https://dosenpsikologi.com/macam-macam-intervensi-dalam-psikologi ●
https://tambahpinter.com/intervensi-psikologi/
● http://psikologishare.blogspot.com/2011/11/pengantar-intervensi-dalam-psikologi.html?m=1
● https://tambahpinter.com/intervensi-psikologi/
● http://psikologishare.blogspot.com/2011/11/pengantar-intervensi-dalam-psikologi.html?m=1 ●
Yusuf, A. H., & Kp, S. (2015). Rehabilitasi Masalah Psikososial dalam Keperawatan. Lokakarya
Rehabilitasi Psikososial, 1-10.
● American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders. 5th
ed. Arlington, VA: American Psychiatric Publishing. 2013.
● American Psychiatric Association. Practice Guideline for the Treatment of Patients with Major
Depressive Disorder. 3rd edition. October 2010.
● Rusydan Mairubi, (16 sepember 2020, 13.00 WIB), Psikoterapi Perspektif Mahzab Behavior
dari http://rusdaan.blogspot.com/2017/05/psikoterapi-perspektif-mahzab-behavior.html ● Alif
Via Rahmadhani (16 September 2020, 13.20 WIB), Pendekatan Behavioristik dari
http://alifviarahma.blogspot.com/2015/06/pendekatan-behavioristik.html
● Sri Ramadhani Sapon (16 September 2020, 15.20 WIB), Terapi Kognitif dari
http://studentners.blogspot.com/2013/11/terapi-kognitif.html?m=1
● http://digilib.uinsby.ac.id/18921/5/Bab%202.pdf
● Sanyata, S. (2012). Teori dan aplikasi pendekatan behavioristik dalam konseling. Jurnal
Paradigma, 14(7), 1-11.

17
M Syafiq Marzuqi, S.Psi., MM., Psikolog.

● Yosep Yosep, Iyus. (2009). Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama. ● Gunarsa,
Singgih D. (2007). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia. ● Prawitasari. J.E.
(2012) Psikologi Terapan Melintas Batas Disiplin Ilmu. Jakarta: Penerbit Erlangga
● Kode Etik Psikologi.Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI)
18

Anda mungkin juga menyukai