INTERVENSI PSIKOLOGI
Oleh :
M Syafiq Marzuqi, S.Psi.Psi. MM.
MENGENAL
DASAR-DASAR INTERVENSI PSIKOLOGI
PENGERTIAN INTERVENSI
Secara umum, intervensi adalah campur tangan untuk tujuan dan kondisi yang lebih baik.
Nah, jika dikaitkan, intervensi psikologi adalah sebuah upaya dan strategi perubahan terencana
dengan memperbaiki fungsi-fungsi psikologis yang tidak sehat. Dengan memperbaiki fungsi-
fungsi psikologi yang tidak sehat tersebut, maka akan mempertahankan psychological well
being.
Seperti yang kita tahu, ilmu psikologi sangat luas jangkauan dan cakupannya. Mulai dari
hal-hal bertema klinis, perkembangan manusia, kesejahteraan sosial, pendidikan, hingga dunia
industri dan organisasi. Oleh karena itu, intervensi psikologi juga bermacam-macam wujudnya.
Bisa jadi intervensi dalam menangani kesehatan mental, rehabilitasi pasca bencana, dan lain
sebagainya.
Pada dunia industri dan organisasi, intervensi psikologi dapat dilakukan untuk membantu
organisasi dalam mencapai dan meningkatkan efektivitasnya. Perlu diingat, salah satu poin
penting dari intervensi adalah cara atau strategi memberikan bantuan. Diharapkan, pihak-pihak
yang diberi perlakuan intervensi psikologi dapat mencapai tahap perkembangannya dengan
optimal. Interaksi dalam intervensi ini juga dapat bersifat terapeutik (berkaitan dengan terapi).
1
M Syafiq Marzuqi, S.Psi., MM., Psikolog.
3. Organisasi
Terapi yang dilakukan kepada perusahaan, UKM, LSM, dsb. Hal tersebut dapat
membantu organisasi terhindar dari stress kerja dan lain sebagainya.
4. Masyarakat
Intervensi yang bersifat masyarakat ini adalah intervensi dalam pembuatan kebijakan,
sehingga hasil dari intervensi dilakukan untuk perubahan secara makro atau masyarakat
secara menyeluruh. Hal tersebut dapat dilakukan pada lingkungan kelurahan, kecamatan
dan seterusnya.
2
M Syafiq Marzuqi, S.Psi., MM., Psikolog.
6. Intervensi Phenomenological
Yaitu sebuah intervensi yang bertujuan untuk memberikan klien belajar mengambil
tanggung jawab serta memahami perasaannya dalam berperilaku. Intervensi
Phenomenological ini juga bertujuan untuk belajar agar bisa memahami diri secara positif
dan jujur serta terbuka mengenai diri sendiri.
8. Intervensi Preventif
Yaitu sebuah intervensi yang bertujuan untuk melakukan pencegahan terhadap suatu
masalah yang akan terjadi terutama pencegahan masalah dalam hal ketergangguan
mental seseorang.
3
M Syafiq Marzuqi, S.Psi., MM., Psikolog.
12.Intervensi Psikoanalitik
Yaitu jenis intervensi yang lebih cenderung berperan atau meneliti tentang teori
kepribadian dan teori filsafat. Adapun yang menjadi konsep utama dari intervensi ini
adalah untuk merubah struktur kepribadian, pandangan tentang sifat manusia, kesadaran
dan ketidaksadaran, kecemasan, pertahanan ego, yang ada dalam diri seseorang, yang
dimana setelah melakukan intervensi psikoanalitik ini kesemua konsep tersebut dapat
diubah kearah yang lebih baik tentunya.
4
M Syafiq Marzuqi, S.Psi., MM., Psikolog.
2. Metode Massa
Metode ini dapat menjangkau sasaran dengan jumlah banyak. Metode yang
direkomendasikan untuk pendekatan massa, yaitu :
a. Ceramah umum (public speaking)
b. Pidato/diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik, seperti: TV, radio, internet,
dsb.
c. Media cetak seperti: majalah, koran, dan buku
d. Sosial media seperti Instagram, Facebook, Twitter
e. Billboard, yang dipasang di pinggir jalan, seperti: spanduk, poster, dan sebagainya.
3. Metode Kelompok
Menurut Lucie (2005), promosi kesehatan pada kelompok akan membuat adanya umpan
balik dan interaksi kepada sasaran namun berdampak kepada perilaku dan norma
anggotanya. Metode kelompok mencakup :
5
M Syafiq Marzuqi, S.Psi., MM., Psikolog.
a. Kelompok Besar
Kelompok besar yaitu sebuah kelompok penyuluhan dengan jumlah peserta sasaran
lebih dari 15 orang. Promosi kesehatan dilakukan kepada kelompok besar, yaitu
ceramah.
b. Kelompok Kecil
Kelompok kecil adalah sasaran promosi kesehatan yang terdiri kurang dari 15 orang.
Kelompok sasaran yang jumlahnya kurang dari 15 orang juga harus mendapatkan
promosi kesehatan yang cocok agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan
baik. Beberapa metode promosi kesehatan yang dapat dilakukan untuk kelompok
kecil, antara lain yaitu diskusi, demonstrasi.
PREVENTIF
Preventif secara harfiah berarti mencegah sesuatu terjadi. "Sesuatu" ini diidentifikasi
sebagai kejadian gangguan atau risiko gangguan.
2. Pencegahan Sekunder
Usaha pencegahan pada kelompok individu beresiko (high risk population). Bertujuan
memberikan pengetahuan kepada kelompok beresiko, screening awal, imunisasi/
vaksinasi. Misal: pembinaan reproduksi sehat pada calon TKW, imunisasi polio pada
balita.
6
M Syafiq Marzuqi, S.Psi., MM., Psikolog.
3. Pencegahan Tersier
Usaha mencegah konsekuensi jangka panjang maupun jangka pendek dari keparahan
gangguan yang dialami penderita. Preventif tersier berguna untuk mengurangi tingkat
gangguan mental setelah sakit, Rehabilitasi psikososial adalah salah satu contohnya.
REHABILITASI
Rehabilitasi adalah restorasi (perbaikan, pemulihan) pada normalitas, atau pemulihan
menuju status yang paling memuaskan terhadap individu yang pernah menderita satu penyakit
mental. Dalam kamus konseling, Rehabilitasi adalah proses atau program-program penugasan
kesehatan mental atau kemampuan yang hilang yang dipolakan untuk membetulkan hasil-hasil
dari masalah-masalah emosional dan mengembalikan kemampuan yang hilang. Dari
pengertian-pengertian di atas, dapat dipahami bahwa rehabilitasi adalah proses pemulihan yang
dilakukan setelah adanya pengobatan.
Jenis-Jenis Rehabilitasi :
1. Rehabilitasi Medis
Layanan yang diberikan kepada individu yang mengalami gangguan – gangguan dalam
koordinasi gerak, komunikasi, sensorik motorik, dan penyesuaian sosial.
2. Rehabilitasi Pendidikan
Rehabilitasi pendidikan adalah layanan yang diberikan kepada individu yang
membutuhkan layanan khusus dalam bidang pendidikan
3. Rehabilitasi Sosial
Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bersosialisasi, mencegah penurunan
kemampuan bersosialisasi, atau kondisi lebih parah dari kondisi sosial sebelumnya.
4. Rehabilitasi Vokasional
Memberikan layanan khusus dalam bidang vokasional atau keterampilan.
7
M Syafiq Marzuqi, S.Psi., MM., Psikolog.
Macam-Macam Rehabilitasi :
1. Rehabilitasi Medis
Jika yang disebut dengan pengobatan medis secara umum adalah pengobatan yang
dilakukan oleh dokter di rumah sakit, puskesmas atau klinik, dengan menggunakan obat-
obatan produksi pabrik atau alat-alat yang menggunakan teknologi canggih
2. Rehabilitasi Non-Medis
Rehabilitasi non-medis merupakan pendamping dari rehabilitasi medis. rehabilitasi non-
medis adalah proses pengobatan dan penyembuhan suatu penyakit apakah mental,
spiritual, moral maupun fisik dengan tidak melalui medis.
Tujuan Rehabilitasi :
Tujuan utama rehabilitasi adalah membantu penca mencapai kemandirian optimal
secara fisik, mental, sosial, vokasional, dan ekonomi sesuai dengan kemampuannya.
Fungsi Rehabilitasi :
1. Fungsi Pemahaman
Memberi pemahaman dan pengertian tentang manusia dan masalahnya dalam hidup,
serta bagaimana menyelesaikan masalah dalam hidup secara baik, benar dan mulia.
2. Fungsi Pengendalian
Memberikan potensi yang dapat mengarahkan aktivitas setiap hamba Allah agar tetap
terjaga dalam pengendalian dan pengawasan Allah SWT.
4. Fungsi Pencegahan
Dengan mempelajari, memahami dan mengaplikasikan ilmu ini, seseorang dapat
terhindar dari keadaan atau peristiwa yang membahayakan dirinya, jiwa, mental, dan
spiritual atau mentalnya.
8
M Syafiq Marzuqi, S.Psi., MM., Psikolog.
5. Fungsi Penyembuhan/Perawatan
Rehabilitasi akan membantu seseorang melakukan pengobatan, penyembuhan dan
perawatan terhadap gangguan atau penyakit, khususnya terhadap gangguan mental,
spiritual dan kejiwaan.
REHABILITASI PSIKIATRI
Rehabilitasi psikiatri adalah cabang ilmu yang bertujuan untuk memberikan segala
macam cara yang diperlukan untuk menolong pasien yang mengalami gangguan mental agar
dapat kembali hidup di dalam masyarakat.
a. Penyembuhan : Rehabilitasi diharapkan dapat menolong para pasien untuk mengatasi
gejala dari gangguan yang mereka alami dengan lebih efisien.
b. Menguasai Diri : Jika pasien dapat menguasai diri mereka sendiri dan tetap termotivasi,
mereka akan cenderung dapat bertahan dan bahkan dapat memenuhi ekspektasi tersebut. c.
Kolaborasi : Banyak ahli dari berbagai bidang yang terlibat dalam program rehabilitasi,
menolong pasien agar sembuh, serta membantu mereka untuk melewati gangguan yang
mereka alami.
d. Perawatan khusus : Program rehabilitasi yang diberikan pada pasien dibuat berdasarkan
serangkaian standar, acuan, dan juga metode yang telah ada yang dapat dimodifikasi
tergantung dari keperluan, keahlian, kepribadian, dan pandangan pasien.
PSIKOTERAPI
Psikoterapi adalah suatu intervensi interpersonal, relational yang digunakan oleh
psikoterapis untuk membantu pasien atau klien dalam menghadapi problem-problem
kehidupannya. Biasanya hal ini meliputi peningkatan perasaan sejahtera individual dan
mengurangi pengalaman subjektif yang tidak nyaman.
Tujuan Psikoterapi :
1. Memperkuat motivasi untuk melakukan hal-hal yang benar.
2. Persuasi (ajakan) dengan cara diberi nasehat sederhana sampai pada hypnosis.
3. Membantu klien mengembangkan potensinya.
4. Klien diharapkan dapat mengembangkan potensinya.
5. Meningkatkan pengetahuan dan kapasitas untuk mengambil keputusan dengan tepat.
6. Meningkatkan hubungan antar pribadi.
9
M Syafiq Marzuqi, S.Psi., MM., Psikolog.
Tahapan Psikoterapi :
1. Wawancara
2. Proses Terapi
3. Tindakan Terapi
4. Mengakhiri Terapi
Perspektif Psikoanalisa
Ide dasarnya adalah adanya upaya mengangkat pikiran tidak sadar untuk muncul ke
permukaan dan disadari eksistensinya dengan cara asosiasi bebas. Tujuannya adalah untuk
membantu pasien dalam menyadari problematika yang dihadapinya dan mengendalikan
goncangan kejiwaan yang berasal darinya. Juga merekonstruksi kepribadian yang selaras
antara id, ego dan superego. Para pendukung psikoanalisa berpendapat bahwa histeri adalah
fenomena yang dipicu oleh ketegangan jiwa, saat ia terarah kepada jalan yang salah. Tugas
dari psikoanalisis adalah mengembalikan arahnya kepada jalan yang baik, sesuai dengan
alurnya.
Perspektif Humanistik
Aliran ini menekankan pada pentingnya kesadaran, aktualisasi diri, dan hal positif tentang
manusia. Aliran ini beranggapan bahwa perilaku manusia berasal dari kehendak bebas mutlak
yang dimilikinya, sebagai respon dari keadaan sekitar. Tujuan terapi humanistik adalah agar
klien mampu memahami potensi diri dan dapat bertindak sesuai kemampuannya atau dapat
beraktualisasi.
Perspektif Eksistensialisme
Secara filosofis, eksistensialisme memandu agar manusia menjadi dirinya sendiri,
mengalami individualitasnya. Eksistensi berarti berdiri sendiri sebagai diri sendiri. Kontribusi
pendekatan eksistensial dalam psikoterapi juga menganalisis mengenai hubungan manusia
dengan manusia lain, penyesuaian diri, kesadaran-diri, perhubungan diri, secara khas hadir
10
M Syafiq Marzuqi, S.Psi., MM., Psikolog.
dalam diri manusia, serta kebermaknaan diri dalam dimensi spiritual. Yang mana merupakan
cara manusia hidup dalam dunia.
11
M Syafiq Marzuqi, S.Psi., MM., Psikolog.
2. Guid discovery
strategi yang diarahkan untuk menemukan hal-hal apa yang menyusup melalui
kesalahan persepsi dan keyakinan pasien saat ini dan menghubungkannya dengan
kesamaan-kesamaan pengalaman di masa lalu.
INTERVENSI PASANGAN
Bentuk psikoterapi ini secara langsung memfokuskan pada perubahan interaksi antara
anggota keluarga dan mencari hal-hal yang dapat meningkatkan fungsi dari keluarga seperti
jumlah dan masing-masing individu sebagai anggota keluarga tersebut.
12
M Syafiq Marzuqi, S.Psi., MM., Psikolog.
INTERVENSI KELUARGA
Terapi keluarga sering dimulai dengan fokus pada satu anggota keluarga yang
mempunyai masalah. Dengan segera, terapis akan berusaha untuk mengidentifikasi masalah
keluarga atau komunikasi keluarga yang salah, untuk mendorong semua anggota keluarga
mengintropeksi diri menyangkut masalah
Tujuan Intervensi Keluarga :
Meningkatkan komunikasi karena keluarga yang bermasalah seringkali percaya pada
pemahaman tentang arti penting dari komunikasi (Goldenberg,2008).
INTERVENSI KELOMPOK
Terapi yang diberikan kepada individu yang memiliki sebuah penyakit emosional yang
mana telah dipilih secara cermat terlebih dahulu yang kemudian ditempatkan kedalam kelompok
yang mana dipimpin oleh ahli terapi yang sudah terlatih untuk bisa membantu satu sama lainnya
agar dapat menjalani perubahan kepribadian.
INTERVENSI ORGANISASI
Intervensi pengembangan organisasi merupakan urutan kegiatan, tindakan, dan
peristiwa dimaksudkan untuk membantu meningkatkan kinerja dan efektivitas organisasi.
Intervensi desain, atau perencanaan tindakan, berasal dari hati diagnosis dan dimaksudkan
untuk menyelesaikan masalah tertentu dan untuk meningkatkan fungsi organisasi yang
diidentifikasi dalam diagnosa.
1. Konsultasi Proses : Intervensi ini berfokus pada hubungan interpersonal dan dinamika
sosial yang terjadi dalam kelompok kerja.
2. Intervensi pihak ketiga : Metode perubahan ini merupakan bentuk konsultasi proses
ditujukan untuk hubungan interpersonal disfungsional dalam organisasi
13
M Syafiq Marzuqi, S.Psi., MM., Psikolog.
3. Team Building : Intervensi ini membentuk kelompok kerja menjadi lebih efektif dalam
menyelesaikan tugas. Seperti konsultasi proses, team building membantu anggota
mendiagnosa proses kelompok dan menyusun solusi untuk masalah.
a. Konfrontasi pertemuan organisasi
b. Hubungan antar kelompok
c. Besar kelompok intervensi
Kualifikasi Pewawancara
1. Knowledgeable : menguasai isyu/topik yang digali.
2. Structuring : mampu menggali secara terstruktur & terarah.
3. Clear : mampu bertanya secara jelas, mudah dipahami, tidak berbelit-belit. 4. Gentle :
bersedia mendengarkan dan mampu memberi rasa aman & nyaman kepada orang yang
diwawancarai.
5. Sensitive : empatik; mampu ‘membaca’ apa yang tersirat dan tersurat dari orang yang
diwawancarai.
6. Open : berpikiran terbuka; welcome terhadap pandangan-pandangan subjek. 14
7. Steering : tahu informasi apa yang harus dicari /digali; mampu mengendalikan jalannya
wawancara.
8. Critical : cukup kritis terhadap jawaban orang yang diwawancarai sehingga mampu
mengembangkan follow up questions.
9. Remembering : mampu mengingat dengan baik apa yang telah dibicarakan sehingga
pembicaraan selalu nyambung.
10.Interpreting : mampu mencerap dan menginterpretasi jawaban-jawaban subjek sehingga
dapat mengembangkan follow up questions.
15
M Syafiq Marzuqi, S.Psi., MM., Psikolog.
16
M Syafiq Marzuqi, S.Psi., MM., Psikolog.
Referensi
● Himpsi. (2010). Kode Etik Psikologi Indonesia. Jakarta: Himpsi.
● Pomerantz, A. M. (2013). Psikologi Klinis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ● Fitriyah, L., &
Jauhar, M. (2014). Pengantar Psikologi Klinis. Jakarta: Prestasi Pustaka. ●
https://dosenpsikologi.com/macam-macam-intervensi-dalam-psikologi ● Sabri.M
alisuf.Pengantar psikologi umum. Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1997 ● Karyani, U. (2016).
Merancang Perubahan di Sekolah untuk Menjadi Sekolah yang
Mempromosikan Kesehatan Mental. Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi, 1(1), 48-60.
● Gunatirin, E. Y. (2018). Kesehatan Mental Anak dan Remaja.
● Mardhiyah, S. A. (2019). Inisiasi Mental Health Awareness Melalui Screening Dan Promosi
Kesehatan Mental Pada Mahasiswa Universitas Sriwijaya. Jurnal Pengabdian Sriwijaya,
7(4), 906-914.
● Siregar, P.A., Harahap, R.A., Aidha, Zuhrina. 2020. Promosi Kesehatan Lanjutan dalam Teori
dan Aplikasi. Jakarta:Kencana
● http://psikologishare.blogspot.com/2011/11/pengantar-intervensi-dalam-psikologi.html?m=1
● https://dosenpsikologi.com/macam-macam-intervensi-dalam-psikologi ●
https://tambahpinter.com/intervensi-psikologi/
● http://psikologishare.blogspot.com/2011/11/pengantar-intervensi-dalam-psikologi.html?m=1
● https://tambahpinter.com/intervensi-psikologi/
● http://psikologishare.blogspot.com/2011/11/pengantar-intervensi-dalam-psikologi.html?m=1 ●
Yusuf, A. H., & Kp, S. (2015). Rehabilitasi Masalah Psikososial dalam Keperawatan. Lokakarya
Rehabilitasi Psikososial, 1-10.
● American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders. 5th
ed. Arlington, VA: American Psychiatric Publishing. 2013.
● American Psychiatric Association. Practice Guideline for the Treatment of Patients with Major
Depressive Disorder. 3rd edition. October 2010.
● Rusydan Mairubi, (16 sepember 2020, 13.00 WIB), Psikoterapi Perspektif Mahzab Behavior
dari http://rusdaan.blogspot.com/2017/05/psikoterapi-perspektif-mahzab-behavior.html ● Alif
Via Rahmadhani (16 September 2020, 13.20 WIB), Pendekatan Behavioristik dari
http://alifviarahma.blogspot.com/2015/06/pendekatan-behavioristik.html
● Sri Ramadhani Sapon (16 September 2020, 15.20 WIB), Terapi Kognitif dari
http://studentners.blogspot.com/2013/11/terapi-kognitif.html?m=1
● http://digilib.uinsby.ac.id/18921/5/Bab%202.pdf
● Sanyata, S. (2012). Teori dan aplikasi pendekatan behavioristik dalam konseling. Jurnal
Paradigma, 14(7), 1-11.
17
M Syafiq Marzuqi, S.Psi., MM., Psikolog.
● Yosep Yosep, Iyus. (2009). Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama. ● Gunarsa,
Singgih D. (2007). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia. ● Prawitasari. J.E.
(2012) Psikologi Terapan Melintas Batas Disiplin Ilmu. Jakarta: Penerbit Erlangga
● Kode Etik Psikologi.Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI)
18