Anda di halaman 1dari 37

INTERVENSI DALAM PERTEMUAN 6

PSIKOLOGI
PENGERTIAN INTERVENSI
HIMPSI (2010) mendefinisikan intervensi sebagai suatu kegiatan yang dilakukan
secara sistematis dan terencana berdasar hasil asesmen untuk mengubah keadaan
seseorang, kelompok orang atau masyarakat yang menuju kepada perbaikan atau
mencegah memburuknya suatu keadaan atau sebagai usaha preventif maupun
kuratif.
PRINSIP-PRINSIP INTERVENSI
Carich dan Spilman (2004) menyatakan bahwa ketika menggunakan teknik
intervensi, penting untuk diingat prinsip-prinsip dasar yang membantu memfasilitasi
proses intervensi.
Prinsip-prinsip tersebut menjadi pedoman dalam penyampaian intervensi.
Ada berbagai prinsip intervensi yang bergantung pada teori yang mendasari
intervensi yang dilakukan.
Ada beragam teori yang mendasari intervensi tersebut, namun menurut Haley (Carich
dan Spilman, 2004) ada konsensus di antara para pemberi intervensi tentang
perumusan masalah dalam melakukan intervensi termasuk prinsip-prinsip yang
menjadi pedoman dalam pelaksanaannya.
EARLY HISTORY: OVERVIEW
Early history Gangguan mental disebabkan oleh roh jahat
200 SM Hippocrates mendefinisikan gangguan mental adalah
penyakit alamiah dan bahwa gangguan mental memiliki
penyebab alami seperti penyakit otak, keturunan, atau
cedera kepala. Di kata lain, roh jahat bukanlah penyebab
penyakit mental.
900 M Psikoterapi berbasis teori: Muhammad ibn Zakariya
al-Razi (Rhazes),
1500-an St Thomas, St Francis-first human service workers
1500-1600 Kerajaan Inggris melindungi penderita gangguan mental
Institusionalisasi
1700-1800-an Moral treatment movement: Pinel, Mesmer, Charot,
Bernheim, Dubois, Janet, Ellenberg, Rush, Dix,
1900-an Psikoanalisis, humanistik, behavioristik
BENTUK-BENTUK INTERVENSI Beberapa perspektif bentuk –
bentuk intervensi
BENTUK-BENTUK INTERVENSI
Menurut HIMPSI (2010) intervensi dalam bidang psikologi dapat
berbentuk:
1) Intervensi individual
2) Intervensi kelompok
3) Intervensi komunitas
4) Intervensi organisasi maupun sistem
BENTUK-BENTUK INTERVENSI
(LANJUTAN …..)

Menurut Cummings (2001), diagnosa dan intervensi terdiri atas 3


tingkatan, yaitu:
1) Individu (keterampilan, identitas tugas, umpan balik efektivitas
individu)
2) Kelompok (struktur tugas, tujuan, fungsi/komposisi/norma
efektivitas kelompok)
3) Organisasi (komponen teknologi, strategi, struktur, SDM,
budaya efektivitas organisasi)
BENTUK-BENTUK INTERVENSI
(LANJUTAN …..)

•Berg (2016), mengemukakan ada 4 level bagaimana diagnosa


dan intervensi ditetapkan, yaitu:
1) Level individual
2) Level interpersonal
3) Level group
4) Level intergroup
BENTUK-BENTUK INTERVENSI
(LANJUTAN …..)
White (2008), melalui Stepping up Primary Care Program membuat
6 tingkatan layanan secara interaktif yang meliputi:
1) Level 1: individual therapy (person-center therapy)
2) Level 2: groups (groups meet in community settings)
3) Level 3: single contacts (use advice clinic by phone)
4) Level 4: non-face-to-face work (use booklets, audio CD, website)
5) Level 5: working with other (service involves partnership working)
6) Level 6: population level (conducted a number of more innovative
interventions at the population level)
PRINSIP DASAR INTERVENSI
PRINSIP-PRINSIP INTERVENSI
• Carich dan Spilman (2004) menyimpulkan beberapa pendapat dari Keeney (1983),
Zeig (1980), 1987, and Zeig & Munion (1999), yang secara kolektif, tokoh tersebut
memberikan kerangka kerja secara praktis dan pedoman dalam melakukan
intervensi yag sesuai dengan dasar teori yang popular.
• Prinsip tersebut meliputi:
1. Respect 2. Rapport 7. Utilization principle
3. Joining 8. Safety principle
4. Compassion 9. Generative change
5. Cooperation 10. Metaphoric principle
6. Flexibility 11. Goal orientation
12. Multi-level communication principle
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
EFEKTIVITAS INTERVENSI :
1. PEMBERI INTERVENSI
2. KLIEN
3. SITUASI
RAGAM INTERVENSI DALAM PSIKOEDUKASI
PSIKOLOGI
PERBEDAAN EMPAT WILAYAH
ASPEK BIMBINGAN KONSELING PSIKOTERAPI PSIKIATRI
SASARAN Siswa Konselee/klien Klien/pasien Pasien
TUJUAN Memahami diri Memahami diri Memahami dan Mengobati diri
sendiri sendiri dalam mengembangkan agar mampu
kaitan yang lain diri untuk kaitan memahami diri
yang lain
PELAKSANA Guru, wali Konselor Psikolog Psikiater
kelas, orang tua (Psikoterapis)
FUNGSI Preventif Preventif, Preventif, kuratif Kuratif
konstruktif dan konstruktif
INSTRUMEN Ceramah/ Interview Alat tes/teknik Medis
nasihat psikologis
INSTITUSI Multi entry Konseling Psikologi Profesi Kedokteran
Jiwa
PSIKOEDUKASI
adalah suatu bentuk pendidikan ataupun pelatihan terhadap seseorang dengan gangguan
psikiatri yang bertujuan untuk proses treatment dan rehabilitasi.
Psikoeduakasi adalah treatment yang diberikan secara profesional dimana mengintegrasikan
intervensi psikoterapeutik dan edukasi (Lukens & McFarlane, 2004)
Dalam setting klinis, sasaran dari psikoedukasi adalah untuk mengembangkan dan meningkatkan
penerimaan pasien terhadap penyakit ataupun gangguan yang ia alami, meningkatkan pertisipasi
pasien dalam terapi, dan pengembangan coping mechanism ketika pasien menghadapi masalah
yang berkaitan dengan penyakit tersebut.
(Goldman, 1998) Psikoedukasi adalah suatu bentuk intervensi psikologi, baik individual ataupun
kelompok, yang bertujuan tidak hanya membantu proses penyembuhan klien (rehabilitasi) tetapi
juga sebagai suatu bentuk pencegahan agar klien tidak mengalami masalah yang sama ketika
harus menghadapi penyakit atau gangguan yang sama, ataupun agar individu dapat
menyelsaikan tantangan yang mereka hadapi sebelum menjadi gangguan.
Psikoedukasi tidak sama dengan psikoterapi walaupun kadang terjadi tumpang
tindih antara kedua intervensi tersebut. Psikoedukasi kadang ikut menjadi bagian
dari sebuah psikoterapi. Walsh (2010) menjelaskan bahwa psikoterapi dapat
dipahami sebagai proses interaksi antara seorang profesional dan kliennya (individu,
keluarga, atau kelompok) yang bertujuan untuk mengurangi distres, disabiliti,
malfungsi dari sistem klien pada fungsi kognisi, afeksi, dan perilaku. Psikoterapi juga
lebih fokus pada diri individu yang mendapatkan intervensi, sedangkan psikoedukasi
fokus pada sistem yang lebih besar dan mencoba untuk tidak mempatologikan
pasien.
BENTUK PSIKOEDUKASI
TRAINING : is a planned program designed to improve performance and bring
about measurable changes in knowledge, skill and behavior

NON TRAINING : ceramah, penyuluhan, media tertulis seperti leaflet


RAGAM INTERVENSI DALAM KONSELING DAN PSIKOTERAPI
PSIKOLOGI
Pola Kesehatan Mental

Pendekatan
Pendekatan o Pengembangan Diri
Simptomatis o Penyesuaian diri
o Spiritual

Fungsi Kuratif Fungsi Konstruktif

+
Fungsi Preventif
- (-) (+)

Psikoterapi Konseling
Dimana Posisi Kita…?

Bimbingan

Konseling

Psikoterapi

Makin ke bawah,
Psikiatri setting klinisnya
lebih dominan
PSIKOANALISIS
Sigmund Freud (1856-1939) melakukan revolusi dalam dunia
psikoterapi dengan psikoanalisis.
Pengaruh Freud bertahan sampai tahun 60-an.
Asumsi: Permasalahan yang dihadapi klien adalah konflik yang
ditekan atau yang ditahan (repressed) di dalam alam tidak sadar,
sehingga untuk mencapai kesembuhan, hal-hal yang ditekan atau
ditahan dalam alam tidak sadar harus dikeluarkan  (uncovering,
unlocking prosess) untuk diketahui dan kemudian dianalisis dan
interprestasi,
PENDEKATAN BEHAVIORAL:
KONSEP DASAR
▪ Manusia : makhluk reaktif yang tingkah lakunya
dikontrol/ dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar (people
behave in the way that their environment has taught them to
behave, e.g., through rewards & punishments, modeling, etc)

▪ Manusia memulai kehidupannya dengan memberikan


reaksi terhadap lingkungannya dan interaksi ini
menghasilkan pola-pola perilaku yang kemudian
membentuk kepribadian
▪Tingkah laku seseorang ditentukan oleh banyak dan
macamnya penguatan (reward) yang diterima dalam
situasi hidupnya

▪Tingkah laku dipelajari ketika individu berinteraksi


dengan lingkungan, melalui hukum-hukum belajar :
•Pembiasaan klasik/ classical conditioning
•Pembiasaan operan/ operant conditioning
•Peniruan/ modelling.
▪Manusia bukanlah hasil dari dorongan tidak sadar
melainkan merupakan hasil belajar, sehingga ia
dapat diubah dengan memanipulasi dan mengkreasi
kondisi-kondisi pembentukan tingkah laku.

▪Manusia cenderung akan mengulang perilaku yang


mendapat reward (respon yang menyenangkan) dan
menghindari perilaku yang mendapat punishment
(respon yang tidak menyenangkan).
KARAKTERISTIK INTERVENSI BEHAVIORAL :

Berfokus pada tingkah laku yang tampak sekarang

Cermat dan operasional dalam merumuskan tujuan Intervensi


(konkret & spesifik)

Mengembangkan prosedur perlakuan spesifik berdasar riset

Penilaian obyektif terhadap tujuan intervensi


DISKUSI (10 MENIT)
Carilah Macam-Macam Intervensi dengan pendekatan behavioral
HUMANISTIK

Tahun 60-an, berkembang psikologi klinis dan psikologi


konseling sebagai reaksi dari perubahan-perubahan
yang terjadi di masyarakat setelah perang dunia kedua.
Muncul Carl Rogers --> nondirective conseling & client
centered approach yang kemudian menjadi person
centered apporoach. 
Asumsi: setiap orang pada dasarnya positif jika
mendapat unconditional positive regards
TERAPI PERUBAHAN PERILAKU

Muncul hampir bersamaan dengan humanistik


Terapi perubahan perilaku (behavioral therapy, behavior
modification)
Asumsinya berlawanan dengan psikoanalisis
Masalah perilaku dipahami sebagai hasil proses belajar.
Gejala yang muncul dapat diubah melalui berbagai dasar teori
belajar dan kemudian mempengaruhi keseluruhan kepribadian
pribadi yang bersangkutan.
Other Humanistic Therapies

Logotherapy : Viktor Frankl


? Bertanggung jawab terhadap perasaan dan tindakan sendiri
? Menemukan arti dan tujuan hidup
INTERVENSI PSIKOLOGI
ISLAM
MELIHAT MANUSIA SECARA
HOLISTIK
Awalnya ruh dan jasad/jism
Ketika keduanya bertemu, terbentuklah jiwa

Ruh: Substansi yang berasal dari Allah yang memiliki sifat suci
nan abadi.

Jasad: Substansi yang sekalipun suci tetapi sangat rentan


terhadap pengaruh eksternal.

Jiwa (nafs): Substansi yang terbentuk karena ‘perkawinan’


antara ruh dan jasad, yang dapat dipengaruhi oleh kondisi
eksternal.
Abdul razak kasyani:

Disebabkan keduanya merupakan substansi yang berbeda dan saling


bertolak belakang, maka ruh dan jasad tidak dapat saling
berkomunikasi.Ruh bersifat ruhani, murni, tidak terbagi-bagi.
Tubuh bersifat wadag dan terbagi-bagi (murakkab). Untuk berkomunikasi
dibutuhkan perantara, yang namanya jiwa.

Bila sesuatu yang ada dalam jiwa itu bertemu dengan dunia eksternal
positif, maka jiwa akan tumbuh kembang menjadi jiwa yang positif,
sehat, dan kuat.
Sebaliknya, bila kondisi jiwa yang positif tidak memperoleh dukungan
positif lingkungan eksternal, maka jiwa tidak tumbuh kembang optimal.
Hawa nafsu atau syahwat menguat, berkembanglah perilaku
negatif-destruktif.
• Terapi dengan Wudhu, untuk:
• Lupa
• Marah
• Gila
• Shalat tahajud dapat memberikan immun
pada penderita jantung.
• Lalu Bagaimana kalau tidak terbukti?

ْ‫إِنﱠ ا ْﻟﻣَﻼ ِﺋ َﻛ َﺔ ﺗُﺻَ ﻠﱢﻲ ﻋَ ﻠَﻰ اﻟْﻌَ ْﺑ ِد ﻣَﺎ َﻟ ْم ﯾُﺣْ دِث‬


Penyakit yang ditimbulkan dari dosa-dosa
(al-dzunûb) dan maksiat-maksiat (al-ma’
âshi) yang mengakibatkan rasa bersalah
(guilty feeling).

Terapinya adalah dengan taubat nasuha.


Syaratnya:
1. Menyesal (al-nadm);
2. Meninggalkan perbuatan dosa
3. Niat tidak mengulangi.
4. Minta maaf (jika terkait haqq adami)
CONTOH LAIN INTERVENSI ISLAM
Terapi Pemaafan dikembangkan Fuad Nashori
Terapi Taubat dikembangkan oleh Qurotul Uyun
Konseling Qur’ani dikembangkan oleh Sus Budiharto
PRINSIP : Melakukan 3-T
Mengisi dan 7 Olah batin: musyarathah,
menghiasi diri muraqabah, muhasabah,
dengan
sifat-sifat yang
Tahalli mu’aqabah, mujahadah,
mu’atabah, mukasyafah,
mulia

Takhalli Tajalli

3-T
• Mengosongkan diri dari
Munculnya kesadaran
segala sifat-sifat kotor yang
rabbanimelalui al-fana` dan
menutup cahaya ruhani.
al-baqa’, sehingga mengalami
• Dosa mengandung
peak experience
nuktah-nuktah hitam yang
meredupkan cahaya spiritual
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai