Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan di Indonesia dewasa ini merujuk pada pembangunan yang
berbasis pada masyarakat. Pengembangan masyarakat merupakan salah satu upaya
dalam melakukan pembangunan. Pembangunan masyarakat menitikberatkan kepada
partisipasi masyarakat. Kegiatan swadaya yang dilaksanakan oleh masyarakat
memerlukan partisipasi masyarakat. Sinergi antara masyarakat dengan stakeholder
terkait seperti pemerintah dan pihak swasta diperlukan guna menunjang usaha
swadaya masyarakat.
Partisipasi masyarakat diperlukan untuk melakukan program pengembangan
masyarakat. Upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat digunakan metode-
metode partisipatif.
Di sini akan membahas salah satu metode partisipatif, yakni Methodology for
Participatory Assessment (MPA). Ciri-ciri dari MPA, tujuan MPA, langkah-langkah
MPA, syarat-syarat menggunakan MPA serta kelebihan dan kekurangan dari MPA itu
sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian MPA ?
2. Apa ciri-ciri MPA ?
3. Siapa yang dapat menggunakan MPA? Untuk apa?
4. Bagaimana Langkah-langkah kegiatan MPA?
5. Apa persyaratan dalam menggunakan MPA ?
6. Apa kelebihan dan kelemahan metode MPA?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu MPA
2. Untuk mengetahui ciri-ciri MPA
3. Untuk mengetahui tujuan penggunaan MPA
4. Untuk mengetahu langkah-langkah kegiatan MPA
5. Untuk mengetahui persyaratan dalam menggunakan MPA
6. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan metode MPA

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian MPA

Methodology for Participatory Assessment (MPA) adalah suatu metodologi yang


memungkinkan petugas kesehatan untuk menilai, bersama-sama dengan perempuan
dan laki-laki di masyarakat, kesinambungan dan pemanfaatan sarana air bersih dan
sarana sanitasi masyarakat dan prosesnya dimana mereka membangun proses-proses.

Faktor dan tools dalam MPA telah diuji secara global bersama-sama dengan 88
komunitas dan manajemen dan staf proyek dari 15 proyek. Studi ini, dilaksanakan
pada tahun 1998/99 oleh WSP dan IRC serta berbagai rekan kerjanya, menunjukkan
bahwa indikator MPA, yang dipakai bersama, secara nyata menjelaskan pada
seberapa luas, faktor apa yang memainkan peran dalam membuat suatu pelayanan air
bersih masyarakat lebih baik atau kurang baik, berkesinambungan dan dimanfaatkan
secara efektif. Tools dan skala MPA dapat digunakan untuk menilai dan memonitor
aspek khusus dari suatu pelayanan air bersih masyarakat menurut kebutuhan
masyarakat dan/atau proyek dan program. Bagaimanapun, monitoring dan evaluasi
kesinambungan dan pembuatan prediksi sebagaimana kemungkinan di masa datang
yang dapat menyinambungkan suatu sistem, membutuhkan implementasi dari semua
bagian secara penuh. Untuk itu kta mungkin perlu menggunakan satu bagian dari
metode dan tools partisipatori, yang mana membutuhkan waktu kira-kira satu minggu
untuk tiap komunitas, dan yang akan membantu kita untuk membangun suatu
keseluruhan data dasar dari program kita.

Setiap metode atau tool memberikan pandangan kepada suatu aspek khusus atau
aspek-aspek pelayanan dan proses pembangunannya: kesinambungan, pemanfaatan,
partisipasi, kesetaraan, kebutuhan dan kepuasan pengguna, pengelolaan masyarakat
dan peningkatan kapasitas untuk menyinambungkan sarana serta meningkatkan
kondisi dan perilaku sehat.

Perempuan dan laki-laki setempat menggunakan hasil dari tiap tool untuk
melihat dimana posisi komunitas mereka pada suatu deretan skala deskriptif. Pada
skala tersebut, karakteristik yang beragam dari pelayanan dan proses partisipasi dapat

2
diskor. Dalam tiap skala, batas perbedaan deskripsi dari ketiadaan suatu karakteristik
tertentu, ke tingkat rendah atau sedang, menjadi tingkat yang lebih tinggi dari adanya
atau pelaksanaan karakteristik tertentu tersebut. Dengan menggunakan tools,
mendiskusikan hasil, pengisian skor dan kemudian memperlihatkan dan
mendiskusikan seluruh bagian pada suatu pertemuan review akhir dengan masyarakat,
setelah hasil dimasukkan ke dalam suatu program database, anggota masyarakat dan
staf dan manajemen proyek mengambil suatu pandangan umum dari kesimpulan dan
suatu pengertian yang lebih baik, dari keadaan keseluruhan serta kekuatan dan
kelemahan dari pelayanan air bersih dan proses partisipasinya.

MPA juga mencakup satu set tools penilaian untuk kelembagaan dan kebijakan yang
mendukung untuk kesinambungan melalui pendekatan yang lebih sensitif terhadap
gender dan kemiskinan dan tanggap terhadap kebutuhan.

Apa itu MPA?

 Suatu metodologi untuk membantu masyarakat, lembaga sektoral dan pembuat


kebijakan mencapai pelayanan yang lebih sinambung dan setara
 Satu set indikator khusus dari sektor untuk kesinambungan, kebutuhan, dan
sensitivitas terhadap gender dan kemiskinan
 Suatu susunan tools partisipatori untuk menilai indikator-indikator
 Suatu sistem skoring untuk menkuantifikasikan data dari penilaian partisipatori
 Suatu kerangka lintas sektoral untuk menganalisis kesinambungan dan
menghubungkannya dengan kebutuhan, gender dan kemiskinan

B. Ciri-Ciri MPA
MPA menggunakan pendekatan-pendekatan partisipatori misalnya PRA dan
SARAR sebagai perangkat peralatan dan metode yang selama bertahun-tahun telah
terbukti efektif untuk mebuat masyarakat berpartisipasi. MPA menambahkan ciri-ciri
berikut:

1. MPA merupakan metode yang baik ditujukan kepada dinas pelaksana maupun
kepada masyarakat untuk mencapai sarana yang dikelola secara
berkesinambungan dan digunakan secara efektif. Dirancang sedemikian rupa
untuk melibatkan semua stakeholder utama yang menganalisis keberadaan

3
masyarakat yang memiliki 4 komponen penting: lelaki miskin, perempuan miskin,
lelaki kaya, perempuan kaya.
Dengan demikian MPA mengoperasionalkan kerangka analisis gender dan
kemiskinan untuk menaksir kesinambungan sarana ABPL.

2. MPA menggunakan satu set indikator yang “sector specific” untuk mengukur
kesinambungan, kebutuhan gender dan kepekaaan akan kemiskinan. Masing-
masing diukur dengan menggunakan urutan partisipatori pada masyarakat, dinas
pelaksana dan pembuat kebijakan. Hasil dari penilaian pada tingkat masyarakat
dibawa oleh wakil-wakil masyarakat penguuna dan dinas pelaksana ke dalam
rapat “stakeholder,” dengan tujuan untuk secara bersama-sama mengevaluasi
faktor-faktor kelembagaan yang berpengaruh pada dampak proyek dan
kesinambungan pada tingkat lapangan. Hasil dari penilaian kelembagaan
digunakan untuk melakukan tinjau ulang atas kebijakanpada tingkat program atau
tingkat nasional.

3. MPA menghasilkan sejumlah data kualitatif tingkat desa, sebagian dapat


dikuantitatifkan ke dalam sistem ordinal oleh para warga desa sendiri. Data
kuantitatif ini dapat dianalisis secara statistik. Dengan cara ini kita dapat
mengadakan analisis antar masyarakat, antar proyek dan antar waktu, serta pada
tingkat program. Dengan demikian MPA dapat digunakan untuk menghasilkan
informasi manajemen untuk proyek skalabesar dan data yang sesuai untuk analisis
program

C. Penggunaan MPA

MPA membuka kemungkinan untuk digunakan dalam bermacam-macam


keperluan. Informasi kualitatif yang dihasilkan secara visual dapat dengan mudah
dikonversikan kedalam proses numerik data atau presentasi grafis. Hasil yang
berupa grafik tingkat masyarakat akan diperoleh segera setelah diterapkannya
perangkat partisipatori terhadap kelompok-kelompok dalam masyarakat, lelaki
perempuan, kaya dan miskin yang lalu dapat dipresentasikan di hadapan dan
diversifikasikan kepada warga masyarakat secara keseluruhannya. Data sejenis dari
waktu atau masyarakat yang berlainan setelah dikonsolidasikan dapat digunakan

4
untuk membantu para manajer atau personil proyek melihat kecenderungan yang
terjadi dan menganalisis sebabsebabnya.

Hasil penilaian atas beberapa proyek setelah dokonsolidasikan pada tingkat


program atau tingkat nasional dapat dipakai untuk keperluan analasis kebijakan

D. Persyaratan Dalam Menggunakan MPA

MPA dirancang sebagai bagian integral dari suatu proyek, bukan sekedar
tambahan atau sesuatu yang berdiri sendiri. Dengan demikian, MPA memerlukan
sebuah lembaga penyandang dana yang merasa terpanggil untuk merancang sebuah
proyek baru atau sebuah proyek partisipatori yang sedang berjalan yang ingin
menerapkan penilaian partisipatori. Walaupun di banyak negara ada sejumlah besar
fasilitator yang berpengalaman dalam menggunakan metode partisipatori, namun
masih diperlukan pelatihan khusus dalam MPA karena MPA bukan hanya sekedar
seperangkat peralatan partisipatori.

Pertama : MPA menambahkan sebuah kerangka analitis yang mendorong ke


arah kesinambungan merubah data partisipatori menjadi kode kuantitatif untuk
dipakaikan ke dalam analisis kesinambungan.

Kedua, karena watak keseluruhannya adalah partisipatori, MPA mendorong


proses pembelajaran para peserta. Fasilitator yang telah trampil dan peka akan
masalah gender dan kemiskinan merupakan kunci untuk mendorong daur
pembelajaran dan tindakan pada semua tingkat: masyarakat, rapat stakeholder dan
pengendali kebijakan. Dalam pelaksanaan MPA menggunakan 2 orang fasilitator
untuk tinggal bersama di desa sekurang-kurangnya 5 hari ditambah paling tidak satu
hari pada rapat stakeholder di kabupaten atau provinsi. Ini belum termasuk
perencanaan, analisis data dan penyiapan laporan, yang lamanya bervariasi
tergantung dari besar kecilnya proyek sasaran proyek, sasaran penilaian dan
dengan demikian juga besarnya jumlah sampel yang diperlukan. Umumnya,
penilaian MPA untuk keperluan rancangan proyek memerlukan sampel yang terdiri
dari beberapa masyarakat yang secara keseluruhannya mewakili variabel 4 utama
yang berpengaruh dalam pembuatan rancangan proyek baru, misalnya kondisi
geohidrologis atau kemiskinan nisbi dan tingkat kesakitan diare.

5
Jika MPA digunakan untuk pembuatan perencanaan mikro mengenai bantuan
proyek kepada masyarakat berarti diperlukan penilaian atas setiap masyarakat yang
dilayani oleh proyek, maka pembiayaannya harus dimasukkan ke dalam proseddur
pelaksanaan proyek. Kegiatan monitoring dan evaluasi biasanya memerlukan sampel
startifikasi atau purposive sebanyak 5 –10% dari jumlah masyarakat pada titik-titik
yang hampir bersamaan, selama masa proyek.

Menindaklanjuti penilaian yang dilakukan di seluruh dunia, MPA diterapkan


dalam skala yang lebih besar. Di Indonesia anggaran yang dipersipakan untuk
perencanaan dan monitoring pada sebuah proyek berskala besar sebanding dengan
besarnya biaya yang disediakan buat proyek yang menerapkan pendekatan
masyarakat dimana MPA diintegrasikan kedalam pelaksanannya. MPA sangat cocok
buat proyek-proyek yang dikendalikan oleh masyarakat, yang pada umumnya
mengalokasikan dana sebesar 20-30% dari keseluruhan anggaran pembangunannya
untuk keperluan pembinaanperangkat lunak

E. Tujuan MPA

MPA memberikan data yang pihak yang peduli masyarakat dan proyek yang
membantunya dapat gunakan untuk merencanakan peningkatan, dengan sumberdaya
yang ada. Perencanaan mungkin dapat terjadi sebagai bagian dari pembangunan
suatu pelayanan dan proyek baru, atau saat memonitor pelayanan dan suatu proyek
yang ada.Ditempatkan dalam suatu program data base, seorang manajer dan staf
program dapat menggunakan skor-skor dari partisipasi masyarakat untuk
membandingkan pelaksanaan di antara komunitas dan faktor-faktornya, melakukan
analisis (termasuk analisis statistik), menyiapkan grafik dan diagram untuk
presentasi, dan menghubungkan data dengan suatu Sistem Informasi Geografis
(GIS) yang lebih luas dan Sistem Informasi Manajemen (MIS). Dalam evaluasi
program/proyek, MPA mengutamakan untuk mencapai kesimpulan pada pencapaian
dan efektivitas proyek dan pendekatannya, sebagaimana diukur dengan suatu
kombinasi dari pihak luar (untuk obyektivitas) dan stakeholder lokal (untuk
pengetahuan dan kepedulian lokal yang akurat dan rinci).

F. Tahapan Kegiatan MPA/PHAST


1. Persiapan

6
· Tim Fasilitator
· Masyarakat
· Perlengkapan pedukung
· Rancangan kegiatan
2. Pelaksanaan

 Identifikasi Kondisi Umum Desa

1. Pertemuan dengan Aparat Desa


2. Inventaris data komunitas
3. Sejarah SAB/S dan promosi kesehatan
4. Klasifikasi kesejahteraan
5. Pemetaan sosial
6. Rapid Technical Assessment (RTA)
 Proses analisis situasi dan identifikasi masalah

7. Perencanaan Transect Walk dan FGD


8. Transect Walk Transect
Tinjauan Pengelolaan pelayanan

o Pengelolaan dan pengambilan keputusan (interview dengan Badan Pengelola)


o Sejarah partisipasi saat pembangunan pelayanan
o Penilaian pelatihan – Akses dan penggunaan
o Pengelolaan keuangan
Transect Walks

o Pengelolaan sumber air


o Penilaian tingkat kualitas kerja
o Penilaian pelayanan oleh kelompok pengguna perempuan dan laki-laki
o Masyarakat yang tidak terlayani

9. Efektivitas penggunaan/pocket voting SAB


10. Efektivitas penggunaan Sarana Sanitasi
11. Pembagian kerja berdasarkan gender dan waktu kerja
12. Hak suara dan pilihan dalam pengambilan keputusan
13. Alur penularan penyakit dan penghambatnya

7
 Musyawarah I (penyajian dan klarifikasi analisis situasi dan identifikasi
masalah)
 Musyawarah II (Termasuk Pemilihan/pembentukan TKM)

14. Pemilihan opsi Perubahan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


15. Pemilihan opsi sarana air bersih
16. Pemilihan opsi sarana sanitasi
17. Penilaian terhadap kebutuhan pelatihan
 Musyawarah III (Pemilihan opsi)

18. Opsi Pembiayaan

 Proses penyusunan RKM


 Musyawarah IV (Penyajian draft RKM)
 Proses pengajuan RKM

G. Kesinambungan Dalam MPA

MPA mengasumsikan bahwa tujuan dari masyarakat yang mengelola sarana


air bersih dan sanitasi adalah pembangunan suatu sarana yang tidak hanya
sinambung secara efektif, tetapi juga digunakan secara efektif oleh masyarakat.
Suatu pelayanan yang berkesinambungan secara efektif adalah sarana yang dapat
secara teratur dan handal menyediakan cukup air bersih dengan kualitas yang dapat
diterima, dari sudut pandang pengguna seperti halnya oleh otoritas, paling tidak
untuk kegunaan domestik. Kegunaan domestik mencakup air bersih untuk minum,
memasak, kebersihan pribadi, mencuci baju, membersihkan, dan produksi domestik
skala kecil (menanam sayuran dan memelihara ternak). Kerusakan jarang terjadi dan
perbaikan cepat dilakukan (dalam 48 jam) serta keuangan setempat menutupi
setidaknya biaya yang dibutuhkan secara teratur untuk operasional, pemeliharaan
dan perbaikan.

Suatu pelayanan yang digunakan secara efektif, sebagaimana didefinisikan


oleh MPA, adalah kombinasi dari persentase rumah tangga dengan kemudahan akses
terhadap sarana air bersih yang telah dibangun, persentase tersebut selalu
menggunakan sarana air bersih yang telah dibangun paling tidak untuk minum, dan
penggunaan sistem sarana air bersih yang ramah lingkungan (ada saluran

8
pembuangan air kotor dan tidak ada air yang menggenang). Dengan demikian, dapat
dimungkinkan bagi suatu komunitas untuk menyinambungkan sarananya secara
berhasil, tetapi tanpa mencapai jumlah mayoritas rumah tangga menggunakan sarana
secara efektif, dalam suatu cara untuk meningkatkan kesehatan. Dan, kecuali sarana
secara efektif digunakan, komunitas tidak akan menikmati secara penuh manfaat
untuk kesehatan yang mungkin diperoleh. MPA mempunyai indikator dan tools
untuk mengukur kedua dimensi kesinambungan baik sinambung secara efektif dan
digunakan secara efektif. Indikator kesinambungan mencakup lima dimensi: teknis,
sosial, kelembagaan, keuangan dan kelestarian lingkungan.

H. Kelebihan dan Kelemahan Metode MPA

 Kelebihan
1. Metode penilaian sosial mengintegrasikan data kualitatif dan kuantitatif
2. Pemangku kepentingan menganalisis informasi dan karena itu lebih mungkin
untukinternalisasi informasi dan menerapkan pelajaran
3. Secara khusus menargetkan kelompok marjinal

 Kekurangan :
1. Membutuhkan spesialis terlatih dalam proses partisipatif danketerampilan
fasilitasi
2. Tingkat tinggi usaha yang dibutuhkan relatif terhadap alat-alat lain
3. Validitas data yang sangat bergantung pada kualitasmendasari kerja , tetapi
juga dapat dipengaruhi sengaja

9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Methodology for Participatory Assessment (MPA) adalah suatu metodologi yang


memungkinkan petugas kesehatan untuk menilai, bersama-sama dengan perempuan dan laki-
laki di masyarakat, kesinambungan dan pemanfaatan sarana air bersih dan sarana sanitasi
masyarakat dan prosesnya dimana mereka membangun proses-proses.

MPA menambahkan ciri-ciri berikut:


1. MPA merupakan metode yang baik ditujukan kepada dinas pelaksana maupun kepada
masyarakat untuk mencapai sarana yang dikelola secara berkesinambungan dan
digunakan secara efektif.
2. MPA menggunakan satu set indikator yang “sector specific” untuk mengukur
kesinambungan, kebutuhan gender dan kepekaaan akan kemiskinan. Masing-masing
diukur dengan menggunakan urutan partisipatori pada masyarakat, dinas pelaksana
dan pembuat kebijakan. Hasil dari penilaian pada tingkat masyarakat
3. MPA menghasilkan sejumlah data kualitatif tingkat desa, sebagian dapat
dikuantitatifkan ke dalam sistem ordinal oleh para warga desa sendiri.

Persyaratan Dalam Menggunakan MPA


1. Pertama : MPA menambahkan sebuah kerangka analitis yang mendorong ke
arah kesinambungan merubah data partisipatori menjadi kode kuantitatif untuk
dipakaikan ke dalam analisis kesinambungan.
2. Kedua, karena watak keseluruhannya adalah partisipatori, MPA mendorong
proses pembelajaran para peserta.

MPA memberikan data yang pihak yang peduli masyarakat dan proyek yang
membantunya dapat gunakan untuk merencanakan peningkatan, dengan sumberdaya yang
ada

Tahapan Kegiatan MPA/PHAST

1. Persiapan

10
2. Pelaksanaan

 Kelebihan
1. Metode penilaian sosial mengintegrasikan data kualitatif dan kuantitatif
2. Pemangku kepentingan menganalisis informasi dan karena itu lebih mungkin
untukinternalisasi informasi dan menerapkan pelajaran
3. Secara khusus menargetkan kelompok marjinal

 Kekurangan :
1. Membutuhkan spesialis terlatih dalam proses partisipatif danketerampilan
fasilitasi
2. Tingkat tinggi usaha yang dibutuhkan relatif terhadap alat-alat lain
3. Validitas data yang sangat bergantung pada kualitasmendasari kerja , tetapi
juga dapat dipengaruhi sengaja

11
DAFTAR PUSTAKA

12

Anda mungkin juga menyukai