Anda di halaman 1dari 44

ACCESS Seri - Monev Partisipatif No.

Cerita Perubahan Yang Mendasar


Most Significant Change Stories (MSC)
Sebuah Panduan Untuk Fasilitator

AusAID Indonesia
Kedutaan Besar Australia Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C 15-16 Jakarta 12940 Tel: +62 21 2550-5556 Fax: +62 21 2550-5582 Web: www.indo.ausaid.gov.au

Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia


Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Jl. Raya Pasar Minggu Km 19 Jakarta Selatan 12072 Tel: +62 21 7901825 Fax: +62 21 7901825 Web: www.depdagri.go.id

Cerita Perubahan Yang Mendasar


Most Significant Change Stories (MSC)
Sebuah Panduan Untuk Fasilitator

ACCESS Seri - Monev Partisipatif No. 4

Kata Pengantar
Perangkat alat Monitoring dan Evaluasi (MONEV) ini dibuat berdasarkan pengalaman yang diperoleh dari perkembangan dan implementasi program Australian Community Development and Civil Society Support Scheme (ACCESS), sebuah bagian dari Program Kerjasama Pembangunan Australia-Indonesia. ACCESS bertujuan membantu pengentasan kemiskinan dengan mengembangkan dan menerapkan pendekatan-pendekatan untuk meningkatkan kapasitas OMS (termasuk LSM, KSM, dsb) dan memberdayakan masyarakat di delapan kabupaten di Kawasan Timur Indonesia. Di masa lalu MONEV lebih dianggap sebagai sebuah persyaratan dari lembaga donor bagi mitra lokal dalam pelaksanaan program, daripada sebagai sebuah kesempatan untuk belajar dari pengalaman. Banyak mitra OMS lokal, masyarakat dan pemerintah yang terlibat dalam upaya-upaya pengembangan masyarakat, hanya memiliki sedikit, bahkan tidak sama sekali, pengalaman dalam MONEV partisipatif, terutama yang berpihak pada perempuan dan orang miskin. Dalam pengembangan kerangka MONEV ACCESS, menjadi jelas bahwa pendekatanpendekatan MONEV tradisional tidak sesuai dan tidak efektif untuk program yang bertujuan untuk peningkatan kapasitas dan pemberdayaan masyarakat. Meskipun relatif mudah untuk memantau indikator, seperti perubahan pada pendapatan atau akses terhadap air bersih, tidak demikian halnya dengan mengukur dampak dari program yang juga bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan memberdayakan masyarakat. Untuk itu Tim ACCESS bersama dengan mitra-mitranya memutuskan untuk mengembangkan dan menggunakan alat-alat MONEV yang memperkuat prinsip-prinsip dasar pemberdayaan, kesetaraan gender, transparansi dan kepercayaan antara mitra pembangunan lokal. ACCESS ingin mempromosikan pendekatan MONEV praktis yang berpihak pada perempuan dan orang miskin. Pada saat menggunakan alat-alat ini, ditekankan bagi mereka yang terlibat untuk melihat proses dan pengalaman yang diperoleh sebagai sebuah kesempatan untuk membangun kolaborasi, bersama-sama mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, dan mengembangkan strategi untuk mengatasi kekurangan-kekurangan yang ada. Seri MONEV Partisipatif terdiri dari 5 buah buku, yaitu: 1) Alat Pemantauan Partisipasi Masyarakat (Community Development Snapshot ToolCDST) untuk mendukung pemantauan program-program berbasis masyarakat desa, terutama yang berhubungan dengan pemberdayaan, kesetaraan gender dan keterlibatan orang miskin. 2) Perangkat Pemantauan Partisipatif Pengembangan Kapasitas - (Organisational Development Snapshot Tool - ODST) pemantauan partisipatif terhadap program dukungan peningkatan kapasitas organisasi mitra. 3) Evaluasi Dampak Berbasis Masyarakat memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk menilai dan mendiskusikan perubahan-perubahan yang muncul sebagai hasil dari sebuah program dari berbagai aspek, termasuk perubahan pendapatan, kapasitas, hubungan sosial, dan faktor-faktor yang mendukung dan menghambat perubahan. 

MSC - Most Significant Change Stories

4) Cerita Perubahan Yang Mendasar membantu menangkap kisah-kisah nyata tentang perubahan-perubahan yang dialami oleh mereka yang terlibat di dalam program, dari perspektif orang yang bersangkutan. 5) ACCESS dan Pembelajaran Terus-Menerus - sebuah pengantar teoritis dan gambaran praktis implementasi pembelajaran di ACCESS. Setiap buku dirancang sebagai sebuah manual yang berdiri sendiri. Diharapkan masing-masing manual ini dapat berguna bagi OMS, pemerintah dan masyarakat untuk melakukan MONEV partisipatif, dan untuk belajar dari hasil untuk meningkatkan program bersama di masa depan. Panduan-panduan ini beserta formatnya juga dapat diperoleh melalui situs www.access-indo.or.id atau www.idss.com.au. Banyak pihak yang terlibat dalam pembuatan buku-buku ini. Umpan balik dan pengalamanpengalaman yang diperoleh sangat bermanfaat dalam pengembangan pendekatan-pendekatan ini. Ucapan terima kasih kami tujukan terutama bagi 50 mitra utama ACCESS dan masyarakat di 85 desa di 8 kabupaten, di mana alat-alat ini telah diujicoba dan digunakan, terutama para perempuan dan orang miskin yang telah berpartisipasi dan memberikan masukan-masukan bagi alat MONEV ini. Kami ucapkan terima kasih juga bagi seluruh Tim ACCESS yang telah menunjukkan kapasitas, fleksibilitas, inisiatif dan kesediaannya untuk terus menerus mencoba pendekatan-pendekatan yang baru. Kami menyadari bahwa masih banyak kelemahan pada alat-alat MONEV ini dan masih banyak ruang untuk perbaikan. Kami di ACCESS akan terus belajar, berkembang dan meningkatkan pendekatan ini berdasarkan pengalaman dan umpan balik dari masyarakat dan pelaku pembangunan yang lain (kemungkinan besar perangkat ini sudah berubah pada saat publikasi!). Kami juga berharap pihak lain dapat belajar dari pengalaman kami dan berbagi pengalamannya dengan pihak-pihak lain. Masukan maupun umpan balik terhadap manual ini, baik mengenai pendekatan, layout maupun isinya akan sangat kami hargai. Julie Klugman Team Leader ACCESS Denpasar, April 2007



ACCESS Seri - Monev Partisipatif No. 4

DAFTAR ISI
-i Kata Pengantar Daftar Isi - iii - iv Daftar Singkatan luan 1 BAB 1: Pendahu luasi - 1
Eva ahan 1.1 Monitoring & e (MSC) - Perub gnificant Chang 1.2 Most Si -1 yang Mendasar s-3 ahan di Komunita 1.3 Cerita Perub ga - 3 ahan di Lemba 1.4 Cerita Perub

r4 n yang Mendasa BAB 2: Perubaha an Negatif - 4 rubahan Positif d


2.1 Pe bahan - 6 2.2 Persepsi Peru

7 rita Perubahan BAB 3: Teknik Ce 13 pulkan Cerita 4: Teknik Mengum elalui Wawancara - 13 Bab M
n Cerita D - 16 4.1 Pengumpula cara Formal: FG pulan Cerita Se 4.2 Pengum

erita 17 ghasilkan Bab 5: Menulis C ologi untuk Men


etod 5.1 Teknik dan M n - 17 Cerita Perubaha an - 19 5.2 Gaya Penulis

erita Perubahan Bab 6: Contoh C 23 yang Mendasar

FGD - 31 rtisipatif Melalui piran : Survey Pa Lam



MSC - Most Significant Change Stories

Daftar Singkatan
ACCESS AusAID CB CDST CLAPP FGD GPI IDSS JMS KSM KSP LESTARI LIPKEM LKM LSM MONEV MSC NTAADP ODST OMS P3KM PEKA PLC PPK SD SMA SMP YAJALINDO YASALTI YLAI YLDM Australian Community Development and Civil Society Strengthening Scheme Australian Agency for International Development Capacity Building (Pengembangan Kapasitas) Community Development Snapshot Tool (Alat Pemantauan Partisipasi Masyarakat) Community-Led Assessment and Planning Process (Proses Penjajakan dan Perencanaan yang Dipimpin oleh Masyarakat) Focus Group Discussion (Kelompok Diskusi Terfokus) Gender and Poverty Inclusive (Berfokus pada Gender dan Kemiskinan) International Development Support Services Jaringan Masyarakat Sipil Kelompok Swadaya Masyarakat Kelompok Simpan Pinjam Lembaga Swadaya Cipta Mandiri Lembaga Informasi Pengembangan Kesehatan & Ekonomi Masyarakat Lembaga Keuangan Masyarakat Lembaga Swadaya Masyarakat Monitoring dan Evaluasi Most Significant Change (Perubahan yang Mendasar) Nusa Tenggara Agricultural Area Development Project (Proyek Pengembangan Lahan Pertanian Nusa Tenggara) Organisational Development Snapshot Tool (Perangkat Pemantauan Partisipastif Pengembangan Kapasitas) Organisasi Masyarakat Sipil Program Peningkatan Perekonomian Kaum Miskin Penilaian Kapasitas (oleh KSM) Provincial Learning Center (Pusat Belajar Propinsi) Program Pengembangan Kecamatan Sekolah Dasar Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Pertama Yayasan Jalarambang Indonesia Yayasan Wali Ati Yayasan Lestari Alam Indonesia Yayasan Lembaga Dinamika Masyarakat

v

ACCESS Seri - Monev Partisipatif No. 4

MSC - Most Significant Change Stories

BAB 1: Pendahuluan
1.1. Monitoring dan Evaluasi
ACCESS dengan pendekatan CLAPP (Community Led Assessment Planning and Process), mendorong proses pengembangan dan pemberdayaan masyarakat marjinal secara partisipatif. Di dalam proses ini, baik LSM maupun instansi lain hanya berperan sebagai fasilitator, sedangkan masyarakat menentukan pilihan program serta bagaimana program-program ini dikelola. Pendekatan partisipatif ini juga diterapkan pada kegiatan monitoring dan evaluasi. Dengan terlibatnya masyarakat di dalam proses MONEV, maka proses pengembangan dan pemberdayaan masyarakat yang partisipatif menjadi lengkap. Monitoring dan evaluasi merupakan dua bagian dari siklus proyek. MONITORING adalah pengumpulan, pencatatan, pelaporan dan analisis yang terjadi selama silklus proyek untuk melihat apakah program berjalan sesuai dengan yang direncanakan dan apakah sumberdaya digunakan secara efisien. Informasi yang diperoleh dalam proses monitoring dapat membantu kita dalam mengelola proyek EVALUASI ditujukan untuk melihat hasil kegiatan dan apakah program berhasil mencapai tujuan yang diharapkan serta menghasilkan dampak yang diinginkan. Evaluasi juga digunakan untuk melihat apakah pendekatan yang digunakan tepat untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan demikian evaluasi membantu kita menilai hasil keseluruhan proyek. Hasil monitoring dan evaluasi (MONEV) bisa digunakan untuk: a. Memantau perkembangan, yaitu melihat kemajuan dan apakah proyek dijalankan sesuai rencana. b. Mengukur perubahan yang terjadi akibat proyek. c. Memperbaiki rencana dan meningkatkan kualitas implementasi kegiatan. Jelas bahwa MONEV bukan hanya alat untuk menentukan sebaik apa hasil kerja yang telah kita lakukan untuk kemudian dilaporkan keberhasilannya kepada penyandang dana (lembaga donor), tetapi bagaimana kita bisa melakukannya dengan lebih baik lagi. Sebagai agen pembangunan kita bertanggungjawab dalam berkontribusi pada upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat dampingan. Akan tetapi pada kenyataannya kita seringkali lupa bertanya kepada mereka apa yang mereka rasakan dan apa tanggapan mereka terhadap program yang telah atau sedang berjalan. Selama ini MONEV masih sering dipandang sebagai suatu penilaian yang dilakukan oleh pihak luar terhadap kinerja lembaga atau kelompok sasaran. Ini berbeda dengan MONEV partisipatif. MONEV partisipatif dikendalikan oleh masyarakat di dalam program itu sendiri dan merupakan sebuah proses refleksi yang dapat membantu pengembangan dan pemberdayaan masyarakat.

1.2 Most Significant Change (MSC) Perubahan yang Mendasar


Sistem monitoring dan evaluasi berdasarkan Teknik Cerita Perubahan yang Mendasar (Most Significant Change Story Technique - MSC1) adalah sebuah bentuk monitoring dan evaluasi partisipatif yang dikembangkan oleh Dr Rick Davies di Bangladesh lebih dari 10 tahun yang lalu. Pendekatan ini sekarang digunakan di seluruh dunia dalam bidang pengembangan masyarakat dan lembaga, akan tetapi teknik ini masih jarang digunakan di Indonesia.
. Informas mengena MSC juga dapat dperoleh d stus http://www. mande.co.uk/docs/MSCGude.pdf

ACCESS Seri - Monev Partisipatif No. 4

Cerita Perubahan yang Mendasar (MSC) adalah suatu alat sederhana yang memungkinkan kita melakukan MONEV secara rutin atas dampak program dengan meminta masyarakat dampingan menceritakan perubahanperubahan penting dalam hidup mereka atau di desa mereka. Cerita MSC yang dikumpulkan merupakan info kualitatif perubahan menurut sudut pandang masyarakat. Teknik MSC bisa dipakai untuk monitoring karena muncul di sepanjang siklus proyek dan memberikan informasi yang dapat membantu pengelolaan proyek. Teknik MSC ini juga berkontribusi pada evaluasi program karena dapat memberikan informasi mengenai dampak dan hasil yang diperoleh dari program yang dapat digunakan untuk membantu penilaian kinerja program secara keseluruhan. MSC cocok untuk program-program yang: kompleks dan multi-sektor; cakupannya besar dengan banyak lapisan organisasi;

berfokus pada perubahan sosial; pada dasarnya partisipatif; dirancang untuk mendorong adanya hubungan yang dekat antara staf lapangan dengan peserta/masyarakat.

Dampak dari Cerita Perubahan Proses Cerita Perubahan memberi ruang bagi para pihak untuk melihat dan memahami perubahan yang terjadi. Pihak pelaksana program terbantu mengamati dampak. Tersedianya dialog untuk membantu memahami nilai masing-masing. Memfasilitasi dialog yang dinamis yaitu, Apa yang benar-benar ingin Anda capai dan bagaimana kita dapat mencapai lebih daripada itu?. Masyarakat, kelompok dampingan dan pendamping terlibat bersama dalam menganalisa informasi, baik secara kwalitatif maupun kuantitatif.

MSC merupakan sebuah perangkat yang tepat ketika kita ingin mengetahui dampak dari intervensi yang dilakukan pada kehidupan orang yang berperan dan memasukkan ungkapan-ungkapan mereka. Selain itu, MSC dapat membantu fasilitator untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menangkap dan menganalisa dampak dari hasil kerja yang telah mereka lakukan. Dengan demikian MSC bukan hanya fokus pada akuntabilitas tetapi juga pada pembelajaran.

MSC - Most Significant Change Stories

1.3 Cerita Perubahan di Komunitas


Fasilitator berada pada posisi yang tepat untuk mengumpulkan cerita-cerita tentang perubahan yang dialami masyarakat. Lewat cerita perubahan ini kita bisa melihat dan menganalisa perubahan-perubahan yang dianggap paling penting oleh masyarakat. Bagaimana caranya? Anggota masyarakat diminta untuk menceritakan apa yang mereka anggap mendasar atau penting sebagai dampak dari program yang ada. Mereka juga diminta untuk menerangkan mengapa hal tersebut dirasa penting bagi mereka. Cerita tersebut dapat berupa cerita perseorangan atau cerita bersama. Cerita perseorangan menjelaskan satu atau beberapa perubahan yang dialami oleh seseorang. Cerita bersama/ komunal menjelaskan satu atau beberapa perubahan yang dialami di sebuah kelompok, dusun atau desa. Cerita perubahan juga bisa dikumpulkan dari berbagai tingkatan: dari kelompok sasaran program langsung; dari kelompok sasaran program tidak langsung; dari orang lainnya yang berkepentingan seperti tokoh desa, pemerintah kecamatan, dll; dari fasilitator LSM maupun dari pengelola program atau pihak donor. Dalam mengumpulkan cerita dari berbagai pihak, para fasilitator memiliki peluang untuk memastikan bahwa suara kaum perempuan secara khusus dan orang miskin pada umumnya didengar.

tersebut staf bisa menjelaskan mengapa perubahan tersebut penting bagi mereka atau lembaganya dan bagaimana pembelajaran mempengaruhi mereka meningkatkan efisiensi dan efektivitas perkerjaan. Seringkali LSM-LSM bekerja di tingkat lapangan sebagai lembaga yang mengimplementasikan proyek yang didanai oleh lembaga-lembaga internasional. Pada umumnya proyek-proyek ini juga menyediakan dukungan kepada LSM tersebut dalam bentuk pengembangan kapasitas staf dan penguatan organisasi. Teknik Cerita Perubahan dapat digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi dampak dari upaya penguatan kapasitas dan pengembangan lembaga secara keseluruhan. Lembaga hendaknya secara rutin meminta stafnya untuk menulis cerita tentang apa yang mereka anggap sebagai perubahan yang paling penting yang mereka alami dan menjelaskan mengapa perubahan-perubahan tersebut dianggap penting. Pendekatan ini akan memberikan informasi kualitatif tentang perkembangan organisasi dan kapasitas staf. Analisa terhadap ceritacerita tersebut dapat membantu pengelola lembaga untuk mengidentifikasi apa yang masih dibutuhkan untuk terus melakukan peningkatan kapasitas.

1.4 Cerita Perubahan di Lembaga


Lembaga juga dapat menghimpun bukti perubahan sebagai bagian dari kegiatan MONEV lembaga dengan menggunakan teknik Cerita Perubahan yang Mendasar. Staf bisa secara rutin diminta untuk menulis cerita yang dapat mengidentifikasi perubahanperubahan penting yang telah mereka alami selama melakukan fasilitasi. Di dalam cerita 

ACCESS Seri - Monev Partisipatif No. 4

BAB 2: Perubahan yang Mendasar


Melalui program-program yang kita lakukan, kita mencoba untuk mendorong terjadinya perubahan-perubahan di tengah masyarakat atau di lembaga dengan tujuan meningkatkan pemberdayaan masyarakat, mencapai kesetaraan gender, dan kelompok yang paling rentan di dalam komunitas (orang miskin, perempuan dan anak-anak), dan memperoleh kehidupan yang lebih layak dari segi ekonomis, sosial dan politik. Perubahan yang paling penting dan berkelanjutan adalah perubahan yang berasal dari dalam diri sendiri. Melalui proses partisipatif, masyarakat dapat mengidentifikasi apa yang perlu berubah dan bekerja sama untuk mencapainya. Sistem MONEV tradisional menggunakan indikator-indikator yang telah terlebih dahulu diidentifikasikan oleh pengelola program. Dengan demikian masyarakat dampingan atau penerima manfaat program tidak memiliki kesempatan untuk menyampaikan pendapat tentang indikator-indikator dampak program yang penting menurut mereka. Contoh, kita merencanakan dan membuat sebuah lokakarya mengenai teknik beternak baru, lalu kita melaporkan bahwa sebagai hasil dari lokakarya ini para peserta mendapatkan ketrampilan baru. Tapi tahukah kita bahwa ketrampilanketrampilan baru ini telah dapat membantu perubahan pada kehidupan para pesertanya? Apakah kita tahu apa dampak yang paling penting yang diperoleh peserta dari lokakarya tersebut? Berbeda dengan sistem MONEV tradisional, teknik Cerita Perubahan meminta penerima manfaat program mengidentifkasi sendiri perubahan penting yang terjadi pada dirinya sebagai hasil dari program yang mereka ikuti. Kita perlu mengingat bahwa perubahan yang dirasakan sangat subyektif. Untuk satu keluarga teknik beternak yang baru berarti  peningkatan produktifitas yang mana pada akhirnya mereka dapat menyekolahkan anakanak mereka. Perubahan penting yang terjadi bukanlah tentang teknik beternak yang baru, tetapi kenyataan bahwa teknik baru tersebut telah membuat anak-anak mereka bisa mengenyam pendidikan. Untuk keluarga lain bisa saja teknik beternak baru tersebut tidak membawa perubahan apa-apa. Perubahan penting yang diidentifikasi oleh penerima manfaat program dan dikumpulkan melalui cerita-cerita disebut MONEV kualitatif. Dengan menggunakan teknik Cerita Perubahan kita dapat menganalisa perubahanperubahan kecil yang terjadi di masyarakat. Meskipun perubahan-perubahan ini terlihat kecil dibandingkan dengan keseluruhan program, bisa saja diidentifikasi oleh para penerima manfaat program sebagai perubahan yang penting.

2.1 Perubahan Positif dan Negatif


Melalui cerita perubahan kita dapat memastikan dampak yang dialami oleh masyarakat dampingan program. Kita juga dapat melihat apakah pengalaman atau dampak yang dialami oleh masyarakat atau kelompok dampingan positif atau negatif. Pada masyarakat yang ikut serta dalam program kita bisa mendalami: apakah mereka lebih berdaya dari sebelumnya atau tidak ? apakah mereka merasa bahwa keadaan mereka telah berubah atau tidak? apakah kehidupan mereka menjadi lebih baik dan apa alasannya? Perubahan yang mendasar bisa dijelaskan sebagai hasil suatu proses yang dilalui seseorang atau suatu masyarakat baik positif maupun negatif.

MSC - Most Significant Change Stories

Ketika kita mengumpulkan cerita, kita seharusnya tidak melewatkan cerita-cerita yang negatif karena dari cerita-cerita yang negatif ini kita dapat mengetahui bagaimana cara meningkatkan kinerja program.

MEMBANGUN SUMUR BARU


Sebuah contoh dari perubahan mendasar yang positif: Seorang perempuan bercerita tentang sumur baru di desanya. Sebelum sumur baru dibangun ia harus berjalan sepanjang 3 km dan mengantri untuk mendapatkan air. Proses ini memakan waktu hampir empat jam setiap harinya. Sekarang, dengan adanya sumur ia bisa memanfaatkan waktunya untuk menjahit pakaian untuk kemudian dijual di desa. Hal ini membantu meningkatkan pendapatan keluarganya. Suatu contoh dari sebuah perubahan mendasar yang negatif: Seorang perempuan bercerita tentang sebuah sumur baru di desanya. Sebelum sumur baru dibangun ia harus berjalan sepanjang 3 km dan mengantri untuk mendapatkan air di sebuah sumur di luar desa. Sumur tersebut sengaja dibuat di luar desa karena masyarakat desa khawatir bahwa masalah malaria akan meningkat kalau sumur berada di dekat dengan permukiman karena air buangan sumur akan membuat nyamuk berdatangan. Sekarang dengan adanya sumur baru dia menjadi khawatir anak-anaknya akan terjangkit malaria, karena sumur yang baru terletak di dekat rumahnya.

Contoh di atas merupakan dua pendapat yang berbeda tentang adanya sumur baru di desa. Keduanya penting sebagai bahan untuk evaluasi dampak program. Kita bisa menggunakan informasi dari dua cerita di atas untuk memikirkan apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan dampak program. Kita tahu bahwa sumur baru akan mengurangi beban dan memberikan lebih banyak waktu luang bagi kaum perempuan, yang bisa digunakan untuk menambah pendapatan. Akan tetapi pada waktu bersamaan kita diminta untuk memberi perhatian pada dampak negatif yang bisa saja muncul yaitu berkembangnya penyakit malaria di desa. Dari kedua cerita tersebut dibuat rekomendasi: Perlu memantau sumur untuk melihat apakah sumur menyebabkan meningkatnya populasi nyamuk sehingga kasus malaria bertambah.

Perlu dilakukan sosialisasi tentang pencegahan berjangkitnya malaria. Pada program yang akan datang, isu ini perlu dibahas sebelum membangun sumur baru. Mungkin ada suatu kebutuhan untuk membangun sumur pada jarak yang lebih aman.

Seperti yang anda bisa lihat, Teknik Cerita Perubahan adalah suatu bentuk pembelajaran secara terus-menerus. Dengan mendengarkan persepsi-persepsi yang berbeda tentang perubahan yang terjadi dari banyak anggota masyarakat, cerita sumur baru menjadi lebih lengkap dan kita menemukan beberapa isu baru yang penting.

ACCESS Seri - Monev Partisipatif No. 4

2.2 Persepsi Perubahan


Alasan lain untuk mengumpulkan cerita-cerita perubahan adalah karena setiap orang memiliki persepsi yang berbeda atas perubahan. Teknik Cerita Perubahan memberikan kesempatan kepada para pihak yang terlibat (masyarakat, staf atau pengurus di lembaga dsb) untuk menggambarkan perubahan secara subyektif. Apa yang diidentifikasikan sebagai perubahan yang mendasar atau penting oleh seseorang atau sebuah kelompok mungkin sangat berbeda dengan perubahan yang dirasakan oleh orang atau kelompok yang lain. Perubahan mendasar yang dirasakan dapat berbeda-beda berdasarkan individu, kelompok, budaya dan alasan lain. Teknik Cerita Perubahan memungkinkan kita untuk mengumpulkan pandangan yang berbeda tersebut. Perbedaan pandangan bahkan juga dapat muncul dalam sebuah lembaga atau keluarga. Persepsi yang berbeda terhadap perubahan yang disampaikan dapat membantu kita untuk mengetahui beberapa hasil yang tidak direncanakan.

Di sebuah desa yang dilanda kekeringan di Sumba ada sebuah keluarga miskin menyambut sebuah sumur baru.
Sang ayah berkata bahwa perubahan yang sangat berarti bagi dirinya adalah sekarang ia memiliki air lebih dari cukup untuk mengairi tanamannya. Ini penting karena sekarang dia bisa mencukupi kebutuhan pangan keluarga dan mampu menambah pendapatan keluarga. Sang ibu berkata bahwa ia sekarang mampu menyekolahkan anakanaknya dengan lebih teratur. Ini penting karena nilai anak-anak di sekolah lebih baik karena mereka jarang terlambat atau bolos sekolah. Sang anak perempuan, yang berusia 13 tahun, berkata bahwa dia sekarang punya waktu untuk mengerjakan pekerjaan rumahnya dan sekarang bisa sekolah lebih baik. Ini penting untuk mencapai masa depan yang lebih baik. Sang anak laki-laki, yang berusia 8 tahun, berkata bahwa dia sekarang memiliki waktu lebih banyak untuk bermain dengan teman-temannya. Ini penting baginya karena sebelumnya dia harus menghabiskan waktunya untuk berjalan ke sumur tua mengambil air bagi keluarga dan tidak cukup waktu untuk bermain.

Barangkali kita tidak menyadari bahwa anak-anak menjadi sering membolos dari sekolah karena mereka harus mengambil air untuk keluarganya. Kita tidak menyadari bahwa dengan tersedianya sumur baru sebenarnya kita telah memberikan waktu lebih bagi anak-anak untuk belajar dan rekreasi, dan hal ini dapat membantu masa depan mereka.

MSC - Most Significant Change Stories

BAB 3: Teknik Cerita Perubahan


Monitoring dan Evaluasi sebuah program dengan Teknik Cerita Perubahan yang Mendasar adalah sebuah proses yang terdiri dari sejumlah tahap. Jika diterapkan di tingkat program sebaiknya ke-9 tahap dilaksanakan secara utuh. Ke-9 tahap utama pada Teknik Cerita Perubahan yang Mendasar adalah: 1) Menetapkan kategori/ topik perubahan 2) Menetapkan frekwensi pengumpulan cerita 3) Mengumpulkan cerita 4) Verifikasi cerita 5) Pemilihan cerita yang terkumpul 6) Tanggapan balik 7) Kwantifikasi 8) Meta-monitoring dan analisa sekunder 9) Merevisi sistem MSC Selain itu Teknik Cerita Perubahan yang Mendasar juga bisa digunakan sebagai alat pemberdayaan dengan fokus pada pengumpulan cerita dan tanggapan balik ke masyarakat. Pada kasus seperti ini maka proses diskusi yang terjadi terkait perubahan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya jauh lebih penting. Pada umumnya di sini kita mengumpulkan cerita tanpa seleksi tetapi mengutamakan proses aksi-refleksi-adaptasi-aksi-dst. Pada Bab 3 ini ke-9 tahap akan dijelaskan sedangkan di Bab 4 dan Bab 5 akan dijelaskan inti cara mengumpulkan cerita dan bagaimana menulis sebuah cerita yang menarik.

Tahap I: Menetapkan Kategori/ Topik1


Sebelum mulai mengumpulkan cerita perubahan, kita perlu menentukan jenis-jenis perubahan yang ingin dicapai dari program. Teknik cerita perubahan tidak menggunakan indikator program seperti yang biasa dipakai pada MONEV tradisional, tetapi lebih pada mengidentifikasi kategori atau topik perubahan yang luas. Kategori perubahan yang luas akan membantu lembaga untuk mengelompokkan dan menganalisa cerita-cerita yang dikumpulkan tersebut. Kategori/topik adalah klasifikasi cerita yang berfungsi sebagai pemandu atas jenis-jenis cerita yang ingin dilihat untuk tujuan monitoring dan evaluasi. Kategori perubahan ini mewakili berbagai isu di dalam program. Kategori tergantung pada siapa yang menjadi kelompok dampingan dan apa yang ingin dicapai. Kategori membantu kita untuk mengelola cerita yang dikumpulkan. Kita bisa membagi ceritacerita ke dalam kategori/topik yang telah ditentukan, kemudian diikuti dengan proses pemilihan cerita dari masing-masing kategori.
. Dalam buku-buku tentang MSC beberapa penuls mempertanyakan apakah langkah n harus dbuat pada tahap awal, atau dbuat setelah certa dkumpulkan. Apabla langkah n dlaksanakan pada awal maka kta membatas phak yang terlbat untuk memkr secara bebas. Namun hal tu bsa dbuat kalau fokus pengumpulan certa mau dbatas pada beberapa su pentng saja agar bsa danalsa. Apabla langkah n dlaksanakan setelah certa dkumpulkan maka kta akan bsa lhat varas topk certa yang dhaslkan dan danggap pentng.

ACCESS Seri - Monev Partisipatif No. 4

Sebagai ilustrasi, bayangkan kategori yang dipilih sebagai bagian dari sebuah koran. Di dalam sebuah koran ada bagian: berita umum, berita bisnis, olah raga, keuangan, dsb. Secara keseluruhan bagian-bagian tersebut membentuk sebuah koran yang lengkap. Demikian juga halnya dengan identifikasi berbagai macam kategori atau topik perubahan. Kategori-kategori ini secara keseluruhan akan menggambarkan pandangan terkait dengan tujuan program dan beberapa hal yang dianggap penting dalam program. Karena setiap program berbeda maka bentuk perubahan yang ingin kita peroleh di tingkat masyarakat juga berbeda. Sehingga perlu dilakukan sebuah diskusi dalam tim untuk membuat sebuah daftar jenis-jenis perubahan utama yang ingin dilihat yang terjadi pada pihak yang terlibat dalam program misalnya masyarakat, lembaga pendamping, dsb. Agar upaya pengumpulan cerita dapat dikelola dengan baik, jumlah kategori perlu dibatasi. Jumlah kategori yang mudah dikelola tidak melebihi 3-5 kategori. Contoh kategori berdasarkan TUJUAN ACCESS Pemberdayaan (Perubahan pada kemampuan orang untuk menuntut haknya, untuk bernegosiasi dengan pihak lain, untuk memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara namun juga terkait dengan peningkatan pendapatan rumah tangga dengan fokus pada pemberdayaan orang miskin dan kaum perempuan) Keberlanjutan (Perubahan perilaku dan pola pikir, perubahan pada kemampuan untuk menjaga dan memelihara aset baik aset program maupun aset desa sehingga bisa dimanfaatkan secara berkelanjutan) Keseimbangan Gender & Keikutsertaan Kaum Miskin (Perubahan secara spesifik terkait peran dan posisi perempuan, anak-anak dan orang miskin) Umum atau Terbuka (Perubahan yang tidak direncanakan, baik positif atau negatif, yang tidak termasuk dalam kategori lainnya).

Tahap II: Menetapkan Frekwensi Pengumpulan Cerita


Pihak yang berkepentingan (baik lembaga maupun masyarakat) perlu menentukan seberapa sering kita akan mengumpulkan cerita dari masyarakat, dari staf atau dari stakeholder yang lain. Jangka waktu yang digunakan bermacam-macam, ada yang 2-mingguan, ada bulanan, 3-bulanan dan tahunan. Yang paling umum adalah tiga bulanan agar proses ini tidak terlalu menguras sumber daya tetapi tetap mendukung proses refleksi dan analisis dalam rangka mendukung proses pemberdayaan. Hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam menentukan frekuensi pengumpulan cerita antara lain: - jangka waktu program - kapasitas staf yang ada - waktu yang tersedia - apakah staf dan masyarakat memiliki cukup waktu untuk mengumpulkan cerita - dana (walaupun kebutuhan terbatas)

Tahap III: Mengumpulkan dan Menulis Cerita


Bila kategori perubahan dan frekuensi pengumpulan cerita telah ditentukan, maka kita dapat memulai proses pengumpulan cerita. Sebelum proses pengumpulan cerita dilakukan, pertama-tama kita perlu mengetahui: Siapa yang akan mengumpulkan cerita? Apakah staf lapangan yang akan menulis cerita 

MSC - Most Significant Change Stories

atau para penerima manfaat diminta untuk menulis cerita mereka sendiri? Hal ini seringkali tergantung pada tingkat kemampuan masyarakat yang didampingi. Pada umumnya para staf lapangan mengumpulkan cerita dengan menggunakan metode wawancara sederhana yang dijelaskan pada bab 4. Setelah masyarakat dampingan merasa nyaman dengan proses yang ada, mereka dapat diminta untuk menulis cerita mereka sendiri. Siapa yang akan membuat foto (bila dibutuhkan)? Siapa yang akan diwawancara untuk memperoleh cerita perubahan? Apakah masyarakat penerima manfaat langsung atau stakeholder lain seperti pemerintah desa atau anggota masyarakat di luar kelompok dampingan untuk melihat apakah ada dampak yang lebih luas dari program. Teknik pengumpulan cerita dan gaya penulisan cerita dibahas lebih lanjut di Bab 4 dan Bab 5. Perhatikan Pengumpulan cerita sesuai kesepakatan (waktu, kategori, dsb) memiliki peran yang paling strategis dalam keseluruhan proses MSC. Agar proses MSC dapat berjalan dengan lancar maka perlu dihindari keterlambatan pengumpulan cerita. Untuk itu perlu disepakati sebuah mekanisme yang jelas untuk mengumpulkannya termasuk siapa yang mengumpulkan cerita, kapan dikirim ke bagian organisasi yang mengelola, bagaimana proses seleksi di dalam organisasi, bagaimana umpan balik ke pencerita dsb.

Tahap IV: Verifikasi Cerita Perubahan


Tahap ini adalah tahap untuk memastikan kebenaran informasi yang diperoleh pada saat wawancara. Cara yang paling mudah untuk melakukan verifikasi adalah melakukan konfirmasi kembali kepada si pencerita dengan membacakan kembali cerita yang telah ditulis. Dengan cara ini maka kita dapat: Memeriksa kembali informasi dan memastikan kita tidak membuat kesalahan pada cerita yang ditulis. Memberikan kesempatan bagi si pencerita untuk memberikan tambahan informasi ketika ia mendengar ceritanya dibacakan kepadanya Para pencerita juga dapat memeriksa: Seberapa akurat fakta yang diberikan? Apakah cerita yang diceritakan sesuai dengan kenyataan? Perkembangan apa yang terjadi sejak cerita ditulis? Ketika penulis cerita puas bahwa informasi cerita perubahan yang ditulis telah benar maka cerita tersebut lalu diberikan kepada lembaga untuk tahap berikutnya yaitu Pemilihan Cerita.

Tahap V: Memilih Cerita Perubahan


Ketika cerita-cerita telah dikumpulkan dari para pihak yang terlibat, antara lain masyarakat, staf atau lembaga, lalu dilakukan proses pemilihan cerita yang dianggap menggambarkan perubahan-perubahan penting yang dialami sebagai hasil dari program. Cara memilih cerita perubahan yang paling umum digunakan adalah dengan membentuk sebuah tim seleksi di mana anggotanya membaca seluruh cerita yang terkumpul sendirisendiri atau secara kolektif. Kemudian setiap cerita diberi penilaian berdasarkan kriteria yang sudah harus ditentukan sebelumnya dengan memberikan alasan penilaian. Cerita yang terpilih adalah cerita-cerita yang mendapatkan nilai tertinggi. 

ACCESS Seri - Monev Partisipatif No. 4

Jadwal pemilihan cerita dapat didasarkan pada kapasitas staf, jumlah cerita yang terkumpul selama periode pengumpulan cerita, dll. Disarankan agar periode pemilihan cerita antara 3-6 bulan. Jangka waktu ini memberi kesempatan kepada lembaga untuk menganalisa informasi yang ingin dikumpulkan di lapangan dari penerima manfaat program. Berikut ini adalah salah satu contoh sistem pemilihan cerita yang dilaksanakan di ACCESS. Langkah I Setiap bulan cerita-cerita dari masyarakat khususnya terkait isu-isu GPI (Keterlibatan perempuan; keikutsertaan kaum miskin) dikumpulkan. Setidaknya setiap mitra mengumpulkan satu cerita per bulan. Langkah II Cerita yang terkumpul dibaca bersama dengan teman-teman di desa atau rekanrekan di kantor untuk bersama-sama memastikan bahwa informasi di dalam cerita itu benar dan lengkap. Apakah perubahan betul-betul jelas? Apakah cerita itu menjelaskan mengapa perubahan itu dianggap sebagai sesuatu yang mendasar, signifikan atau penting? Apakah semua informasi latar belakang pencerita lengkap? Gunakan formulir yang telah disediakan dan/atau lakukan pengecekan dengan menggunakan Checklis Wawancara (Dijelaskan lebih jauh di Bab 4 dan Bab 5) Apakah cerita menjelaskan perbedaan antara situasi sekarang dengan sebelumnya? Langkah III Fasilitator atau masyarakat memberikan cerita mereka kepada staf ACCESS di propinsi masing-masing. Staf ACCESS kemudian memasukkan cerita yang diterima ke dalam kategori yang sudah ditentukan, kemudian membaca dan membahas cerita tersebut. Selanjutnya staf ACCESS di propinsi memilih 4 cerita (satu untuk masingmasing kategori), dan menjelaskan mengapa cerita tersebut dipilih. Langkah IV Bila setiap bulan ada empat cerita dari setiap propinsi maka pada akhir triwulan akan ada 12 cerita dari setiap propinsi yang diterima di kantor pusat. Dua belas cerita ini kemudian dinilai oleh tim penilai (terdiri dari 3 orang yang memberikan nilai masingmasing) berdasarkan: apakah perubahan yang diceritakan cukup jelas, apakah isi dan penulisan cerita menarik, apakah alasan perubahan dan bukti-bukti perubahan cukup jelas INGAT: Cerita harus mewakili kelompok dampingan dari program, terutama kaum perempuan dan orang miskin. Coba kumpulkan cerita baik dari perempuan maupun laki-laki dan juga dari kalangan muda maupun yang lebih tua.

Tahap VI: Umpan Balik

Tahap ini merupakan aspek paling penting dari teknik MSC. Cerita-cerita yang terpilih harus dibagikan kembali kepada masyarakat dampingan atau staf lembaga. Ini memberikan kesempatan kepada mereka (baik yang terlibat langsung dengan program maupun yang tidak terlibat secara langsung) untuk mendapat gambaran tentang perubahan yang terjadi pada orang lain dan untuk memikirkan kembali apa yang menggambarkan perubahan pen-ting bagi mereka. Selain itu cerita-cerita ini diharapkan akan memotivasi mereka untuk terus melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.

0

MSC - Most Significant Change Stories

Tips untuk fasilitator: Karena tahapan ini merupakan salah satu proses terpenting dalam program MSC maka perlu dipersiapkan mekanisme yang tepat untuk memfasilitasi masyarakat agar mampu memberikan tanggapan guna penyempurnaan cerita yang telah tersusun. Selain menyepakati cara pemberian umpan balik yang paling tepat, hal yang tidak kalah penting adalah membangun komitmen untuk mematuhi kesepakatan yang telah dibangun. Berdasarkan pengalaman dalam program MSC (yang terdokumentasi oleh pihak lain sebelumnya), tahapan ini sering tidak terealisasi diakibatkan banyak faktor, diantaranya kesibukan lembaga pendamping, kurangnya pemahaman yang mendukung keberdayaan masyarakat dan ketiadaan waktu. Solusi yang dapat diterapkan adalah tidak perlu membuat kegiatan baru khusus untuk umpan balik, tetapi proses ini dapat dijadikan satu dengan pertemuan rutin dengan masyarakat. Contoh Umpan Balik Kepada Masyarakat Petugas lapang kembali ke pencerita dan membacakan cerita yang ditulis. Cerita yang terkumpul dibaca untuk masyarakat luas pada waktu pertemuan desa atau rapat program lain. Masyarakat didorong untuk membacakan cerita perubahan kepada yang kurang mampu membaca. Cerita itu juga bisa ditempel di papan informasi atau di tempat umum lain sehingga lebih banyak orang bisa membaca cerita-cerita itu, misalnya di sekretariat program, rumah kepala desa, sekolah, balai desa/ tempat pertemuan. Setiap triwulan, enam bulan atau tahunan (sesuai dengan kapasitas lembaga) cerita perubahan yang terpilih dikumpulkan dalam sebuah buletin sederhana dan disebarkan kepada kelompok dampingan dan masyarakat luas. Bila cerita ditempelkan di tempat-tempat tertentu, taruh kertas kosong di samping masing-masing cerita. Minta kelompok dampingan, masyarakat dan pihak yang berkepentingan untuk menaruh tanda pada cerita yang mereka percaya mewakili perubahan paling mendasar. Dorong orang untuk menulis sebuah kalimat yang menerangkan kenapa itu sangat penting. Informasi ini bisa dipakai sebagai data analisa sekunder. Kita juga bisa mengecek silang pilihan yang dilakukan oleh masyarakat dengan pilihan dari lembaga.

Tahap VII: Kwantifikasi

Untuk menganalisa lebih jauh cerita yang terkumpul maka kita bisa menghimpun informasi mengenai: Jumlah orang yang mengirim cerita agar kita tahu berapa persen masyarakat memberi tanggapan terhadap perubahan yang mereka alami; atau berapa persen staf yang menceritakan. Berapa cerita dari laki-laki dan berapa dari perempuan siapa yang paling banyak memberikan cerita; adakah perbedaan nyata antara laki dan perempuan dari segi jumlah, kenapa itu terjadi? Berapa cerita per kategori perubahan adakah kategori yang sangat banyak peminat; adakah kategori yang sedikit peminat; apakah semua kategori diminati ataukah mungkin pemilihan kategori kurang tepat? Berapa banyak cerita dengan kasus yang serupa adakah banyak kasus yang sama; apa yang bisa kita belajar dari itu? 

ACCESS Seri - Monev Partisipatif No. 4

Tahap VIII: Meta-monitoring (data base) dan Analisa


Selain bermanfaat untuk memberikan tanggapan balik kepada masyarakat dampingan, cerita perubahan juga mempunyai banyak kegunaan lain, diantaranya: Sebagai dokumen pendukung bagi laporan perkembangan program Sebagai dokumen pendukung untuk laporan berkala dan laporan evaluasi Bahan dokumentasi untuk diedarkan, misalnya dalam bentuk buklet Hasil dari analisis cerita perubahan bisa digunakan untuk: Mendapat input untuk meningkatkan mutu program atau memperbaiki perencanaan ke depan Membantu menjelaskan sebuah isu/topik kepada orang yang menangani bidang yang sama Merekrut peserta (kelompok/ masyarakat dampingan) baru Membantu menjelaskan sebuah isu/topik kepada anggota staf lainnya. Untuk itu perlu memperhatikan tahap meta-monitoring dan analisa. Dengan menggunakan informasi yang dapat diukur, LSM dapat melakukan meta-monitoring dan analisa. Metamonitoring adalah menjaga/menghimpun dan menyimpan data tentang cerita perubahan, misalnya dengan membuat database atau spreadsheet dan mengorganisir data, seperti: Jenis kelamin orang yang bercerita Hasil dari proses pemilihan cerita Tema utama dari cerita perubahan Perbandingan antara cerita perubahan yang negatif dengan yang positif (kadang kala cerita dapat mengindikasikan ketidakpuasan atau halangan yang dialami oleh para penerima manfaat. Cerita-cerita ini disebut sebagai perubahan yang negatif).

Tahap IX: Merevisi Teknik Cerita Perubahan yang Mendasar


Setelah MONEV dengan teknik cerita perubahan dijalankan, mungkin sistem yang digunakan perlu direvisi kembali agar lebih efektif. Beberapa isu yang dapat muncul, antara lain: Apakah perlu merubah frekwensi pelaporan? Apakah perlu merubah domain/kategori? Apakah perlu merubah orang yang terlibat di dalam proses pemilihan cerita? Apakah perlu merubah proses pemilihan cerita? Bagaimana dengan proses tanggapan balik dan tindak lanjut?



BAB 4: Teknik Mengumpulkan Cerita


Inti dari monitoring dan evaluasi dengan Teknik Cerita Perubahan adalah pengumpulan cerita dari para penerima manfaat program, stakeholder lain dan staf lembaga. Melalui proses ini kita bisa meminta kepada para penerima manfaat program dan stakeholder lainnya untuk mengidentifikasi perubahan-perubahan penting yang mereka alami sebagai hasil dari program di mana mereka turut berpartisipasi sekaligus mendapat masukkan tentang penyebab perubahan tersebut. Mengapa cerita? Bercerita adalah alat yang sederhana, karena: Orang bisa menyampaikan cerita secara alami. Cerita bisa lebih deskriptif dan komprehensif dan menawarkan penjelasan lengkap tentang perubahan yang dialami. Cerita mudah diingat orang. Cerita dapat membawa pesan yang sulit. Fasilitator sering kali gelisah ketika harus mengumpulkan dan menulis cerita karena merasa tidak percaya diri akan kemampuan mewawancarai dan menuliskan cerita. Pembelajaran learned). yang diperoleh

MSC - Most Significant Change Stories

(lessons

Kedua, fasilitator dapat melakukan wawancara singkat dengan anggota kelompok dampingan, pemimpin dan anggota masyarakat dan pihakpihak setempat lainnya yang berkepentingan. Wawancara singkat adalah cara terbaik untuk memperoleh cerita perubahan. Hasil wawancara dapat dicatat pada saat wawancara atau sesudahnya, atau juga bisa dengan merekam wawancara dengan recorder. Ketiga, fasilitator bisa meminta mereka untuk menulis cerita mereka sendiri dengan menggunakan formulir yang telah disediakan. Teknik Wawancara Wawancara selalu dimulai dengan menjelaskan alasan mengapa wawancara dilakukan. Anda perlu menjelaskan bahwa Anda mengumpulkan cerita untuk melihat perkembangan program. Anda juga perlu menjelaskan bahwa ada kemungkinan cerita akan ditulis dan kemudian ditempel di desa supaya bisa dibaca setiap orang. Ketika Anda diijinkan melakukan wawancara, mulailah dengan menanyakan data orang yang diwawancarai seperti nama, usia, jenis kelamin, lokasi dan pekerjaan. Setelah itu mulailah dengan pertanyaan-pertanyaan yang sederhana sehingga suasana cair. CATATAN: Lihat kelompok dampingan program anda dan apa tujuan dari program tersebut. Yang terpenting adalah suara dari kelompok dampingan, baik laki-laki, perempuan, kaya, miskin, tua dan muda didengar dalam proses MSC dan bisa mengumpulkan berbagai cerita dari kelompokkelompok ini. 

4.1 Pengumpulan Cerita Melalui Wawancara


Sebagai fasilitator kita sering berinteraksi dengan kelompok masyarakat dan kelompok dampingan. Cerita tentang perubahan dapat dengan mudah dikumpulkan dengan beberapa cara. Pertama, fasilitator bisa mencatat tentang apa yang ia dengar secara langsung dari anggota kelompok dampingan, pemimpin masyarakat dan pihak-pihak setempat lainnya tentang perubahan-perubahan yang telah terjadi sebagai hasil dari program serta masalah-masalah yang berhubungan dengan program. Semua itu dapat dikumpulkan sebagai cerita

ACCESS Seri - Monev Partisipatif No. 4

Sebagai contoh, fokus dari program ACCESS adalah pemberdayaan masyarakat dengan menggunakan perspektif keberpihakan kepada kaum perempuan dan orang miskin. Untuk itu cerita perlu menggambarkan keseimbangan gender dan seharusnya jumlah pencerita laki-laki dan perempuan seimbang. Pertanyaan-pertanyaan terbuka berikut ini menjadi dasar dari cerita perubahan: Menurut pendapat anda, perubahan apa yang paling penting yang terjadi dalam (program/ proyek /kegiatan) selama (berapa) bulan terakhir ini (Jelaskan perubahan tersebut dan jelaskan mengapa perubahan tersebut penting). Pertanyaan lain yang lebih mendalam: Dalam menggali informasi tentang perubahan, kita bisa belajar dari dasar-dasar jurnalisme. Sebagai contoh, reporter surat kabar umumnya berusaha untuk mengelola cerita dari seputar enam pertanyaan utama, yaitu: APA yang telah terjadi/ sedang terjadi? DI MANA terjadi? Kepada SIAPA terjadinya? KAPAN terjadi? KENAPA itu terjadi? BAGAIMANA kejadiannya? Pertanyaan yang paling penting yang harus ditanyakan untuk menggali informasi tentang perubahan adalah MENGAPA?. Kita tidak hanya ingin mengetahui perubahan penting yang dialami, tetapi juga mendapatkan penjelasan mengapa perubahan tersebut dianggap penting oleh penerima manfaat program atau orang yang diwawancarai dan mengapa ini bisa terjadi. Sebagai contoh proses wawancara: P : Sejak bulan lalu, perubahan penting apa yang Anda rasakan sebagai hasil dari program ini? Kita kemudian perlu mengetahui kenapa perubahan ini dianggap penting. P : Tolong jelaskan, mengapa Anda merasa hal tersebut merupakan perubahan yang penting bagi Anda! Dari kedua pertanyaan tersebut Anda sudah memperoleh informasi perubahan penting 

yang dirasakan. Untuk memperoleh lebih banyak informasi perlu dilanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan lanjutan. Sebagai contoh, seorang responden perempuan menjawab bahwa perubahan terpenting yang dia rasakan sejak adanya program adalah dia mengikuti pertemuan/rapat untuk pertamakalinya dan mampu memberikan pendapatnya sendiri. Kemudian untuk dapat memperoleh informasi lebih banyak mengenai perubahan tersebut serta alasan mengapa hal tersebut penting bagi dirinya, kita melanjutkan wawancara dengan pertanyaan-pertanyaan lanjutan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut harus berhubungan dengan perubahan yang diceritakan pada awal wawancara. Pertanyaan: Kapan ini terjadi? Jawaban: sejak pertemuan program P : Di mana tempat pertemuannya? J : Di kantor desa P : Pertemuannya tentang apa? J : Pembahasan program P : Siapa lagi yang ikut dalam pertemuan? J : Hampir seluruh warga desa P : Bagaimana perasaan Anda saat itu? J : Sangat senang P : Kenapa bisa berbicara pada pertemuan dianggap penting? J : Saya merasa bangga. P : Mengapa Anda merasa bangga? J : Karena di desa ini perempuan biasanya sangat malu mengikuti pertemuan, tetapi sekarang kita tahu kita bisa mengikuti semua pertemuan tanpa rasa malu dan kita tahu bahwa kita juga dapat mengatakan sesuatu yang penting. P :Tolong ceritakan kepada saya seperti apa sebelumnya? Mengapa sebelumnya Anda tidak pernah mengikuti pertemuan? J : Dulu saya.......... Dengan mendapatkan jawaban dari kedua pertanyaan itu saja seharusnya sudah bisa dibuat sebuah cerita perubahan yang mendasar. Akan tetapi pertanyaan-pertanyaan tambahan lainnya perlu juga ditanyakan pada saat wawancara untuk memperoleh lebih banyak informasi yang bisa bermanfaat dalam penulisan cerita.

MSC - Most Significant Change Stories

CATATAN: Semua pertanyaan ini merupakan pertanyaan terbuka. Ini berarti subyek perlu berpikir tentang alasan-alasan kenapa perubahan ini penting baginya. Selalu gunakan pertanyaan terbuka dan coba hindari pertanyaan-pertanyaan retorik/konfirmatif. Untuk mempermudah, bisa digunakan contoh formulir di bawah ini. Formulir ini digunakan oleh ACCESS untuk mempermudah pengumpulan cerita perubahan di lapangan, dan formulir ini membantu memastikan bahwa semua informasi penting yang dibutuhkan diperoleh dengan cara yang sistematis.
Judul Cerita: Tanggal: LSM Pendamping: Lokasi: PENCERITA Nama: Umur: Pekerjaan: Jenis Kelamin: PENULIS Nama: Nama Lembaga: Posisi: Jenis Kelamin:

Hal apa yang berubah secara mendasar/signifikan? Seperti apa perubahan yang terjadi? Bandingkan situasi awal/sebelumnya dengan situasi yang terjadi saat ini).

Bagaimana dan mengapa perubahan tersebut dapat terjadi?

Siapa saja yang mendorong terjadinya perubahan itu? Di mana terjadinya? Kapan hal itu terjadi? Menurut anda, mengapa perubahan tersebut signifikan/penting?

Apa bukti yang menunjukkan bahwa perubahan ini penting? Ceritakan perbedaan kondisi yang telah terjadi atau diharapkan akan terjadi di kemudian hari akibat adanya perubahan di atas? CATATAN: Cerita (narasi) dilampirkan



ACCESS Seri - Monev Partisipatif No. 4

4.2 Pengumpulan Cerita Secara Formal: FGD


Selain pendekatan informal melalui berbagai kegiatan program dan kunjungan lapangan, bisa juga dilakukan pendekatan yang lebih formal untuk mengumpulkan cerita, yaitu melalui kelompok diskusi yang terfokus (FGD-Focus Group Discussion). Staf LSM membentuk satu atau beberapa kelompok FGD yang melibatkan masyarakat dampingan. Sebaiknya pada setiap FGD diikuti tidak lebih dari 10-15 peserta. Bisa kita pilih kelompok laki-laki atau kelompok perempuan atau kelompok campuran (jumlah peserta laki-laki dan perempuan yang seimbang). Dari segi lain kelompok juga bisa memperhatikan usia peserta - apakah kita berdiskusi dengan orang tua di desa atau khusus fokus pada pemuda-pemudi, dsb. Dalam mengumpulkan cerita perubahan yang mendasar ACCESS juga mencoba menggunakan survey partisipatif untuk mendapatkan hal-hal menarik yang bisa menjadi awal untuk menggali cerita. Alat dan langkah-langkah survey partisipatif yang dipergunakan ACCESS dalam menggali cerita perubahan dapat dilihat pada Lampiran 1.



MSC - Most Significant Change Stories

BAB 5: Menulis Cerita


Seperti yang dijelaskan pada Bab 4, cerita perubahan bisa dikumpulkan secara informal dengan kunjungan lapangan, kunjungan rumah-ke-rumah atau pada waktu ada pertemuan atau rapat terkait dengan program. Cerita perubahan juga bisa dikumpulkan lewat pendekatan FGD. Hal ini akan memungkinkan lembaga mengumpulkan cerita-cerita yang relevan terhadap kategori perubahan utama yang terkait dengan program. Bila informasi telah dikumpulkan, maka tahap berikutnya adalah menuangkan informasi tersebut ke dalam tulisan. Di bawah ini dijelaskan teknik-teknik menulis cerita perubahan

5.1. Teknik dan Metodologi untuk Menghasilkan Cerita Perubahan


Pengenalan Setelah kita mengumpulkan informasi kita harus menentukan bagaimana kita mempresentasikannya. Sebuah cerita perubahan akan lebih menonjol jika tulisan mengenai perubahan yang terjadi dan alasan perubahannya jelas terlihat. Bentuk cerita perubahan mirip dengan cerita studi kasus, namun lebih sederhana. Yang paling penting adalah BUATLAH MENJADI MUDAH dan MENARIK Suatu cerita perubahan sebaiknya ditulis dalam bentuk cerita pendek, biasanya hanya 12 halaman dan terdiri dari beberapa paragraf saja. Bahasa yang digunakan sederhana dan mudah dipahami. Perubahan disampaikan apa adanya (tidak melebih-lebihkan atau sebaliknya). Ingat, bahwa dalam cerita perubahan kita ingin menceritakan cerita seseorang semudah dan sejelas mungkin. Langkah pertama adalah memeriksa kelengkapan informasi yang dimiliki (gunakan checklist wawancara). Checklist di halaman berikut ini membantu memastikan bahwa kita telah mendapatkan semua informasi yang relevan. Kemudian pikirkan cara-cara yang akan digunakan untuk mempresentasikan informasi tersebut.



ACCESS Seri - Monev Partisipatif No. 4

CHECKLIST WAWANCARA Apakah Anda mempunyai perubahan mendasar untuk dilaporkan? Apakah Anda punya nama peserta Cerita Perubahan? Apakah sudah dicek ejaannya? (Anda boleh juga memakai aliasnya) Apakah Anda tahu usia peserta? Apakah Anda tahu di mana peserta tinggal? - Desa - Kecamatan - Kabupaten - Propinsi Apakah Anda punya informasi tentang latar belakang peserta? - Status (menikah/belum menikah) - Sudah berkeluarga/berapa anaknya? - Peran di desa? Apakah Anda tahu pekerjaan peserta? Dapatkah Anda menjawab enam pertanyaan utama tentang Cerita Perubahan? - Perubahan mendasarnya apa? - Di mana perubahan terjadi? - Kapan perubahan terjadi? - Siapa lagi yang dipengaruhi dalam perubahan ini? - Kenapa perubahan ini penting? - Bagaimana perubahan ini telah meningkatkan kehidupan seseorang? Apakah informasinya cukup membantu untuk menyusun sebuah cerita perubahan yang mendasar?

Ya

Tidak



MSC - Most Significant Change Stories

Memulai Cerita Perubahan Setelah kita yakin bahwa informasi sudah lengkap, maka kita bisa mulai menuliskan cerita perubahan tersebut. Kalimat pertama sangat penting, karena kalimat pertama memberitahukan apakah ini adalah cerita positif atau negatif. Ini adalah saat yang tepat untuk memperkenalkan setiap fokus yang menarik sehingga pembaca tertarik membacanya. Di bawah ini adalah contoh kerangka cerita perubahan yang digunakan oleh ACCESS.

KERANGKA CERITA PERUBAHAN YANG MENDASAR


Bagian 1: Menjelaskan langsung suatu perubahan penting yang dialami oleh responden. Ini merupakan fokus dari cerita. Bagian 2: Informasi latar belakang dari responden termasuk: - Data pribadi - Hubungan antara responden dan program - Judul program/nama LSM dll. Bagian 3: Informasi pokok tentang program termasuk: - Tujuan - Bidang program - Kegiatan Bagian 4: Menjelaskan perubahan mendasar yang dialami oleh responden (perubahan ini sudah disebut dalam paragraf 1). Bandingkan situasi sekarang dengan situasi masa yang lalu. Mengapa perubahan mendasar ini dianggap sebagai sesuatu yang penting untuk responden? Bagian 5: Tambahan informasi seperti: - Bukti lain atas perubahan mendasar. - Perubahan lainnya yang dialami. - Harapan responden untuk masa depan.

5.2. Gaya Penulisan


Untuk mendokumentasikan Cerita Perubahan ada 2 gaya penulisan yang efektif: 1) Gaya Penulisan Orang Pertama/Narasi 2) Gaya Penulisan Orang Kedua/ Reportase Gaya Penulisan Orang Pertama/ Narasi Gaya narasi berarti bahwa cerita disampaikan langsung oleh yang bersangkutan. Gaya cerita seperti ini membangun karakter yang lebih kuat pada Cerita Perubahan. Kita menjadi lebih yakin bahwa perubahan mendasar adalah sesuatu yang nyata karena diceritakan langsung oleh yang bersangkutan; namun diperlukan keahlian untuk menghasilkan sebuah narasi yang efektif. Sebaiknya wawancara direkam ke dalam kaset dan diketik, lalu teks hasil ketikan kemudian diedit. Ketika mengedit teks narasi, jangan takut untuk mengganti teks bila diperlukan, tetapi jangan mengubah arti atau cerita menurut Anda sendiri. Resiko dari gaya penulisan orang pertama / narasi ini yaitu menghabiskan banyak waktu. 

ACCESS Seri - Monev Partisipatif No. 4

Di bawah ini adalah cerita gaya orang pertama atau narasi berdasarkan contoh kerangka karangan. Melalui gaya penulisan ini cerita menjadi lebih pribadi sifatnya karena para pembaca membaca kata-kata langsung dari subyek cerita perubahan. INGAT: Kalau anda menggunakan gaya penulisan narasi, kita perlu membacakannya kembali kepada subyek cerita, supaya bisa diverifikasi kebenaran informasi dalam cerita.

IBU LISA BERANI BICARA


Nama saya Ibu Lisa. Saya sudah mengalami beberapa perubahan yang baik sebagai hasil dari program Yayasan Pikir. Tetapi bagi saya perubahan yang paling mendasar adalah keberanian saya untuk bicara secara bebas di desa. (Bagian 1) Saya seorang Ibu rumah tangga dari Kelurahan Mauliru, Kecamatan Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur. Saya berumur 38 tahun dan sudah mempunyai tiga anak (1 anak perempuan dan 2 anak laki-laki). Pada bulan Mei tahun 2005 saya mengikuti Program Peningkatan Perekonomian Kaum Miskin (P3KM) yang difasilitasi oleh Yayasan Pikir. (Bagian 2) P3KM didanai oleh Pemerintah Australia melalui program ACCESS dan masuk dalam CLAPP 1. Program ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian keluarga miskin di desa saya melalui beberapa inisiatif termasuk: Bantuan alat pertanian Peternakan kambing Pelatihan metode pertanian organik Pelatihan tenun dan motif tradisional Program ini juga terfokus pada kaum perempuan dan semua perempuan dari kelompok sasaran di Kelurahan Mauliru harus terlibat dalam proses perencanaan dan pelaksanaan program. (Bagian 3) Dari awal program saya disuruh ikut rapat desa yang diadakan untuk perencanaan program P3KM. Tetapi pertama kali saya harus duduk bersama dengan ibu-ibu dan laki-laki lain di dalam rapat saya betul-betul takut sekali. Saya belum pernah ikut rapat. Itulah selalu urusan laki-laki dan ibu di sini tidak boleh berpendapat. Tugas perempuan di sini di dapur saja masak nasi untuk tamu. Jadi saya takut sekali pertama kali disuruh berkata dan tidak bisa bilang apa saja! Namun sedikit demi sedikit saya merasa lebih berani bicara sehingga saya menjadi Ketua Kelompok Tenun Tradisional yang dibentuk oleh program P3KM. Sekarang pendapat saya banyak didengarkan. Keberanian saya untuk berbicara merupakan lebih dari perubahan pada saya sendiri namun itu juga merupakan perubahan mendasar untuk budaya di desa ini. Dulu dengan budaya di sini ibu-ibu selalu harus diam saja. Yang bikin keputusan itu laki-laki saja. Tetapi sekarang budaya di sini sudah berubah. Ibupun bisa ikut dalam proses keputusan program dan pendapat dari ibu-ibu dinilai sama dengan pendapat bapak. Saya kira ini adalah perubahan yang penting sekali untuk masa depan. (Bagian 4) Saya sudah menyuruh banyak ibu untuk juga ikut rapat sehingga kami dapat pelatihan khusus sesuai dengan keinginan dan kebutuhan kami, yaitu pelatihan tenun dan motif tradisional. Selain itu saya juga dapat pelatihan tentang pertanian organik besama dengan suami saya. Perubahan lain yang saya alami termasuk: Ketrampilan tenun baru. Ketrampilan pertanian organik yang bisa menambah hasil kebun saya. Saya sudah bisa membantu ekonomi keluarga saya. Dengan hasil dari penjualan tenun saya di pasar, ekonomi keluarga saya sudah meningkat sampai 30 persen. Apalagi semua anak saya bisa bersekolah dan harapan saya adalah mereka bisa terus bersekolah sampai kuliah. Tetapi juga saya punya harapan khusus untuk anak perempuanku. Harapan itu adalah bahwa perempuan di desa ini semakin lama semakin maju supaya anak perempuan saya punya lebih banyak kesempatan daripada saya sendiri. (Bagian 5)

0

MSC - Most Significant Change Stories

Gaya Penulisan Orang Kedua/ Reportase Dalam gaya ini, penulis memiliki kebebasan lebih untuk menambah informasi ke dalam Cerita Perubahan dengan tujuan untuk menghasilkan cerita yang menarik. Penulis juga dapat menulis hasil wawancara dalam bentuk yang lebih singkat sehingga cerita perubahan yang dihasilkan pendek dan sederhana. Gaya penulisan ini lebih cepat, lebih bisa diadaptasi dan bisa digunakan dalam semua bentuk dokumentasi. Dengan menggunakan gaya ini kita bisa melaporkan semua perubahan melalui wawancara dengan penerima proyek, atau kita bisa menghasilkan Cerita Perubahan berdasarkan pada apa yang kita lihat di lapangan. Untuk membuat teks tidak kaku, kita bisa menggunakan kutipan dari subyek tentang isu-isu tertentu. Ini juga akan membantu memberikan sentuhan personal pada Cerita Perubahan. Gaya penulisan bisa dalam format sederhana sehingga sebanyak mungkin orang bisa memahami cerita perubahan itu. Jika mau menulis cerita yang lebih panjang, boleh saja, tetapi ingatlah: Tetapkan fokus dari cerita perubahan. Lebih baik kalau semua informasi terkait dengan perubahan mendasar yang dialami. Cerita yang terlalu panjang bisa membosankan pembaca sehingga tidak semua cerita dibaca. INGAT: Biasanya suatu cerita perubahan bisa ditulis dalam 5 atau 6 paragraf saja. Jumlah paragraf ini cukup untuk menyampaikan informasi pokok tentang perubahan mendasar yang dialami.



ACCESS Seri - Monev Partisipatif No. 4

Di bawah adalah contoh cerita perubahan yang sama dengan sebelumnya tetapi menggunakan gaya penulisan reportase yang pendek.

IBU LISA BERANI BICARA


Sejak adanya program dari Yayasan Pikir di desanya, Ibu Lisa mengalami beberapa perubahan yang positif dalam kehidupannya. Perubahan yang dianggapnya sebagai perubahan paling penting adalah munculnya keberanian di dalam dirinya untuk dapat berbicara secara bebas untuk mengungkapkan pendapatnya di depan masyarakat di desanya. (Bagian 1) Ibu Lisa adalah seorang Ibu rumah tangga yang tinggal di Kelurahan Mauliru, Kecamatan Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur. Di usianya yang ke 38 tahun ini ia sudah mempunyai satu anak perempuan dan dua anak laki-laki. Sejak Bulan Mei tahun 2005 Ibu Lisa mengikuti Program Peningkatan Perekonomian Kaum Miskin (P3KM) yang difasilitasi oleh Yayasan Pikir. (Bagian 2) Kegiatan P3KM ini didanai oleh Pemerintah Australia melalui program ACCESS yang masuk ke dalam fase CLAPP 1. Tujuan dari program ini adalah meningkatkan perekonomian keluarga miskin melalui beberapa inisiatif, antara lain bantuan alat pertanian, peternakan kambing, pelatihan metode pertanian organik, pelatihan tenun dan motif tradisional. Program ini juga terfokus pada kaum perempuan sehingga semua perempuan dari kelompok sasaran harus terlibat dalam proses perencanaan dan pelaksanaan program.(Bagian 3) Sejak awal program Ibu Lisa diminta untuk selalu mengikuti pertemuan desa yang diadakan untuk pembuatan rencana program P3KM. Pada saat pertama kali menghadiri rapat ia sangat ketakutan karena dia harus duduk bersama dengan ibu-ibu dan laki-laki lain di dalam rapat. Saya belum pernah ikut rapat. Itulah selalu urusan laki-laki dan ibu tidak boleh berpendapat. Tugas perempuan di dapur saja masak nasi untuk tamu. Jadi saya takut sekali pertama kali disuruh berkata dan tidak bisa bilang apa saja!, kata Ibu Lisa. Namun sedikit demi sedikit Ibu Lisa merasa lebih berani bicara sehingga pada akhirnya dia dipilih menjadi Ketua Kelompok Tenun Tradisional yang dibentuk oleh program P3KM. Sekarang ia sudah berani berbicara di depan umum dan pendapat Ibu Lisa sudah banyak didengarkan. Menurut Ibu Lisa keberaniannya untuk berbicara bukan saja merupakan perubahan pada dirinya sendiri, melainkan juga perubahan mendasar untuk budaya di desanya. Dulu dengan budaya di sini ibu-ibu selalu harus diam saja. Yang bikin keputusan itu laki-laki saja, tutur Bu Lisa. Tetapi sekarang budaya di sini sudah berubah. Ibu-ibu pun bisa ikut dalam proses keputusan program dan pendapat dari ibu-ibu dinilai sama dengan pendapat bapak-bapak. (Bagian 4) Tidak hanya puas dengan perubahan yang ia alami, Ibu Lisa berusaha mengajak ibu-ibu yang lain untuk juga ikut rapat sehingga mereka dapat memperoleh pelatihan khusus sesuai dengan keinginan dan kebutuhan mereka, seperti pelatihan tenun dan motif tradisional. Selain aktif dalam pertemuan Ibu Lisa juga mengikuti pelatihan pertanian organik bersama dengan suaminya. Dari pelatihan tersebut ia mengalami perubahan lain, yaitu ketrampilan tenun baru dan ketrampilan pertanian organik yang bisa meningkatkan hasil dari kebunnya. Ibu Lisa mengatakan sejak ia mempunyai ketrampilan baru ia merasa lebih mampu untuk membantu ekonomi keluarganya. Dengan hasil dari jualan tenunnya ekonomi keluarga Bu Lisa sudah meningkat sampai 30 persen per bulan. Kini ia sudah bisa menyekolahkan anak-anaknya dan berharap anak-anaknya akan dapat terus bersekolah sampai lulus kuliah. Khusus untuk anak perempuannya ia mempunyai harapan tersendiri. Harapan saya adalah perempuan di desa ini semakin lama semakin maju supaya anak perempuan saya punya lebih banyak kesempatan daripada saya sendiri. (Bagian 5)



MSC - Most Significant Change Stories

BAB 6: Contoh Cerita Perubahan yang Mendasar


KAMBING MEMBAWA BERKAH
Ibu Hani sudah mengalami perubahan dari Program Peningkatan Pendapatan Petani Peternak Miskin dan Perempuan yang didampingi oleh Yajalindo. Perubahan yang sangat mendasar adalah meningkatnya pendapatan keluarga. Bagi Ibu Hani perubahan yang paling penting adalah kehidupan keluarganya tidak lagi tergantung pada rentenir. Dia merasa bebas dari bunga yang sangat tinggi. Ibu Hani adalah seorang ibu rumah tangga yang selalu berusaha untuk menambah pendapatan keluarganya dengan mencetak batu merah dengan upah hanya Rp 30 per buah. Dia tinggal di Dusun Bonto Jaya, Desa Baruga, Kecamatan Pajukukang, Kabupaten Bantaeng. Dia berumur 37 tahun dan mempunyai 2 orang anak (1 laki-laki dan 1 perempuan) namanya Anto Rianto dan Harianti. Ibu Hani mengikuti program ini mulai bulan Agustus 2004. Program Peningkatan Pendapatan Petani Peternak Miskin dan Perempuan didanai oleh Program ACCESS dalam proses CLAPP 1. Program ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian keluarga peternak miskin. Kegiatan yang sudah dilakukan adalah mengadakan pelatihan-pelatihan mengenai teknik beternak kambing yang baik serta pelatihan kesehatan kambing, dll. Dengan adanya program ini Ibu Hani sangat senang karena dulu dia memelihara kambing dengan sistem tesang selamanya. Artinya hasil anak kambing dibagi dua dengan pemilik kambing tersebut. Sekarang dia beternak kambing dengan sistem tesang sementara, yang artinya Ibu Hani menerima 2 ekor kambing dan dalam 2 tahun harus mengembalikan 4 ekor anak kambing, kemudian selebihnya menjadi milik ibu Hani. Pendapatan ekonominya meningkat karena anak kambingnya sebagai penyelamat kehidupan keluarganya apabila panen gagal. Dulunya apabila ada kebutuhan yang sangat mendesak maka dia akan meminjam kepada rentenir dengan bunga yang sangat tinggi. Misalnya dia pinjam Rp 1 juta maka dia harus mengembalikan sebanyak Rp 1,8 juta dalam jangka waktu hanya 10 bulan. Bukti bahwa perubahan itu penting adalah Ibu Hani tidak tergantung lagi pada rentenir. Pengetahuan Ibu Hani juga telah meningkat. Dulunya dia cuma tahu pengobatan tradisional, misalnya apabila kambingnya sakit perut maka cara pengobatannya kaki belakang kambing diangkat kemudian diberi comberan. Apabila kambingnya sakit mata maka cara pengobatannya bawang merah ditumbuk lalu diusapkan pada tanduknya. Sekarang dia sudah tahu pengobatan secara modern dengan cara menyuntik dan memberi obat. Harapan Ibu Hani adalah: Semoga program ini tidak berakhir Semoga kambingnya berkembang biak dan anak kambingnya dapat dijual untuk memenuhi kehidupan keluarganya sehingga tidak lagi harus meminjam uang dari rentenir. Cerita perubahan di komunitas dampingan YAJALINDO di Dusun Bonto Jaya, Desa Baruga, Kecamatan Pajukukang, Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan. Ditulis oleh Nursyamsi dengan kategori pemberdayaan masyarakat. Gaya penulisan yang digunakan adalah gaya penulisan reportase. Cerita ini adalah contoh cerita yang pendek tetapi memiliki fokus cerita yang jelas dan informasi yang cukup lengkap. 

ACCESS Seri - Monev Partisipatif No. 4

NURUL HIDAYAH, PEREMPUAN MUDA YANG DIHARGAI


Nama saya Nurul Hidayah. Saya sudah mengalami perubahan yang baik sebagai hasil dari program Kopwan Harmonis yang bekerjasama dengan ACCESS. Bagi saya perubahan yang paling mendasar adalah keberanian saya untuk ikut aktif dalam kegiatan yang diadakan di desa saya, yang selama ini para pemuda baik perempuan dan laki-laki kurang begitu dilibatkan dalam pengambilan keputusan dan kegiatankegiatan di desa. Saya merasa sangat dihargai ketika dipilih menjadi salah satu pengurus di Dusun Are Manis, di Desa Sandik, Kecamatan Batu Layar, Lombok Barat. Saya seorang remaja dan umur saya baru 22 tahun. Saya belum menikah dan saya anak ke-3 dari 5 bersaudara. Saya masih sekolah dan sekarang masih duduk di SMA kelas III. Pada bulan Mei 2004 saya mulai mengikuti Program Peningkatan Perekonomian Masyarakat Miskin (P3KM) yang difasilitasi oleh Kopwan Harmonis. Program ini didanai oleh ACCESS dan masuk ke dalam CLAPP, bertujuan untuk meningkatkan perekonomian keluarga miskin terutama perempuan melalui beberapa kegiatan diantaranya : Pelatihan-pelatihan ketrampilan membuat minyak tirjen. Studi banding. Pengelolaan hasil panen (kripik singkong). Pelatihan menjahit. Pelatihan pembukuan. Program Di Desa Sandik ini memang fokus pada perempuan dan kaum muda yang harus terlibat dalam proses perencanaan dan pelaksanaan program. Dari awal program saya disuruh ikut yang diadakan untuk perencanaan program P3KM. Pertama kali saya harus duduk sebagai pengurus dalam organisasi, walaupun baru sebagai pengurus kelompok di tingkat dusun. Saya belum pernah menjadi bendahara dalam organisasi yang ada di desa. Itulah karena selama ini sebelum ada program 

yang dilakukan oleh Kopwan Harmonis di desa para pemuda kurang begitu dilibatkan karena dianggap pikirannya yang masih suka main-main dan agak diremehkan sehingga kebanyakan para orang tua yang begitu dihargai yang dilibatkan sebagai peng-urus di tingkat desa. Alhamdulilah sekarang ini saya dipilih oleh anggota di dusun saya dan diakui di desa. Selama ini tugas perempuan hanya mengurus pekerjaan rumah tangga dan kalaupun dalam kegiatan hanya sebagai pembuat/menyiapkan konsumsi saja. Kaum muda jarang bahkan tidak pernah diajak musyawarah atau kegiatan di desa. Sedikit demi sedikit saya diajak mengikuti beberapa pelatihan yang diadakan di desa misalnya pelatihan-pelatihan pasca panen, pembuatan kripik, serta pelatihan konfeksi bagi anggota kelompok saya. Bagi saya pribadi pengetahuan saya sekarang semakin bertambah dan begitu juga ketrampilan saya dan ketrampilan anggota/masyarakat di dusun saya. Saya sedikit menggambarkan tentang kelompok yang saya urus yaitu saya menceritakan tentang kelompok KSP (kelompok simpan pinjam) dana bergulir yang ada di Desa Sandik yang jumlahnya 10 kelompok . Di sini pengurusnya semua perempuan dan pemuda di desa saya. Untuk kelompok yang saya urus itu ada 11 anggota yaitu 7 orang perempuan dan 4 orang laki-laki. Untuk dana bergulir ini tidak ada bunganya dari pinjaman hanya ada pemotongan Rp 10.000 per Rp 100.000 yang dipinjam. Pemotongan itu digunakan Rp 5.000 untuk administrasi dan Rp 5.000 lagi untuk penambahan modal kelompok sehingga bisa digulirkan ke masyarakat/anggota yang belum mendapat pinjaman. Untuk setorannya anggota menyetor ke saya satu kali seminggu dan alhamdulilah tidak ada yang macet. Anggota juga menabung dan jumlah keseluruhan tabungan sekarang lebih dari Rp 100.000 untuk sekarang ini (bulan Maret). Untuk pemotongan dari pinjaman berapa besarnya dan kapan penyetoran disepakati bersama dengan seluruh anggota.

MSC - Most Significant Change Stories

Untuk penerima manfaat diutamakan perempuan dan terutama yang belum mempunyai pekerjaan yaitu untuk menambah modal untuk mengembangkan usahanya. Dan terakhir harapan saya nanti adanya tambahan modal yang diberikan Kopwan Harmonis pada kelompok saya dan ke depan bisa menjadi koperasi syariah. Cerita perubahan di komunitas dampingan Kopwan Harmonis Sandik di Dusun Are Manis, Desa Sandik, Kecamatan Batu Layar, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Ditulis oleh Iin dengan kategori pemberdayaan masyarakat. Gaya penulisan yang digunakan adalah gaya penulisan narasi. Cerita ini merupakan cerita yang menarik untuk dibaca. Fokus perubahan yang dialami sangat jelas dan informasi untuk membuktikan perubahan tersebut cukup lengkap.

dua orang SMP dan satu orang lagi masih SD. Sejak bulan Mei 2005, Bapak Ngala Djaga Ura mengikuti program Peningkatan Perekonomian Kaum Miskin dan Perempuan yang difasilitasi oleh YASALTI dengan dukungan ACCESS. Progam ini bertujuan untuk meningkatkan ekonomi kaum miskin dan perempuan melalui beberapa bantuan seperti : Modal untuk pengrajin bambu anyaman gedek, kab lampu, tas dll. Pelatihan tentang cara memelihara ternak kambing Penggemukan sapi Modal untuk pengrajin tenun (menggunakan pewarna lokal) Pelatihan-pelatihan dan magang ke Yogya Bapak Ngala Djaga Ura mengaku bahwa sebelum ada bantuan dari ACCESS, modalnya sangat kecil dan untuk memperoleh bambu 40-60 batang memerlukan waktu satu minggu sebab dari modal yang sedikit ini terpotong untuk kebutuhan sehari-hari seperti makan, minum dll. Dari 40-60 batang

PENGRAJIN BAMBU YANG CUKUP BERHASIL


Kelurahan Malumbi adalah salah satu kelurahan yang rata-rata penduduknya adalah pengrajin bambu seperti anyaman gedek dll. Ada seorang pengrajin yang cukup berhasil, Bapak Ngala Djaga Ura. Dari anyaman gedek tersebut bapak ini bisa membeli seng, bisa menyekolahkan anak bahkan kebutuhan sehari-hari ia bisa mencukupi. Ini adalah hasil dari program ACCESS yang didampingi oleh YASALTI. Perubahan inilah yang sangat dirasakan manfaatnya. Bapak Ngala Djaga Ura adalah seorang bapak yang bertanggung jawab untuk kelangsungan hidup keluarganya. Mereka tinggal di Kelurahan Malumbi Kecamatan Kota, RT Kanjoga Mbila, Kabupaten Sumba Timur. Usianya sudah 51 tahun, ia memiliki empat orang anak yaitu tiga orang anak laki-laki dan satu orang anak perempuan, semuanya sudah sekolah, satu orang SMA, 

ACCESS Seri - Monev Partisipatif No. 4

bambu hanya diperoleh 4-5 lembar gedek isi, 3-4 lembar gedek kulit, dengan harga yang sangat murah, gedek isi per lembar Rp 5.000, gedek kulit Rp 15.000 per lembar, dan untuk menyelesaikan memerlukan waktu 2 minggu. Hasil jualan kira-kira Rp 300.000 per dua minggu, itupun kalau lancar terjual. Sekarang ada bantuan dari ACCESS berupa uang tunai Rp 250.000 untuk pengadaan bambu 100 batang, biaya transportasi Rp125.000 dan Rp 25.000 untuk keperluan lain (makan, minum, dll). 100 batang bambu ini memerlukan waktu 3 hari untuk sampai di tempat Dari 100 batang bambu kalau dianyam gedek diperoleh 10 lembar gedek isi dan 10 lembar gedek kulit dengan ukuran yang bervariasi. Harga gedek isi Rp 10.000 per lembar dan gedek kulit Rp 35.000 per lembar, gedek bermotif kulit Rp 50.000 per lembar, itupun dibuat kalau ada pemesanan, jadi dia kejar selama ini adalah anyaman biasa, karena cepat laku. Dari hasil anyaman ini dia bisa memperoleh uang sebanyak Rp 450.000 per dua minggu. Dari hasil ini saya juga bisa simpan bahkan sudah panjar untuk satu bulan ke depan. Dari hasil gedek ini saya bisa menyekolahkan anak-anaknya, dan bisa membeli seng untuk atap rumah serta bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dulu jangankan untuk menyekolahkan anak-anak saya, untuk kebutuhan sehari-hari saja tidak mencukupi, kata Bapak Ngala Djaga Ura. Menurut Bapak Ngala Djaga Ura selain peningkatan perekonomian, keikutsertaan perempuan dalam setiap pertemuan sangat dihargai dan selalu diberi kesempatan untuk berbicara dan mengungkapkan ide-ide mereka. Buktinya bahwa ada perempuan yang ikut magang ke Yogya. Setelah kembali malah perempuan yang langsung berinisiatif untuk mengumpulkan teman-teman kelompok untuk menyampaikan hasil magang mereka. Bapak Ngala Djaga Ura sangat berterima kasih karena dengan adanya bantuan ini kebutuhan ekonomi keluarganya cukup terpenuhi. Bahkan ia berharap dapat menyekolahkan anak-anaknya sampai tamat SMA. 

Anak-anak saya tamat SMA saja sudah merupakan kebanggaan tersendiri bagi kami, karena dari hasil ini kami bisa sekolahkan mereka walau berijazah SMA dan saya berharap bahwa dengan berijazah SMA kelak anak saya bisa bekerja di kantor yang walaupun nantinya kerja di kantor swasta itu sudah membuat saya sangat bangga, dan ia bisa memenuhi kebutuhannya sendiri. Cerita perubahan di komunitas dampingan YASALTI di Kelurahan Malumbi, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Ditulis oleh Naomi Dimu dengan kategori pemberdayaan masyarakat. Gaya penulisan yang digunakan adalahgaya penulisan reportase dengan menggunakan kutipan langsung dari pencerita. Informasi dalam cerita sangat lengkap dengan bukti-bukti (data-data) atas perubahan yang dialami oleh pencerita

PENGALAMAN BARU YANG MEMBAWA PERUBAHAN


Wa Ode Rahima adalah salah seorang ibu rumah tangga di Kelurahan Masiri, Kecamatan Batauga, Kabupaten Muna, yang benar-benar dapat merasakan manfaat program yang didanai ACCESS dengan metode pembelajarannya, yang dimulai sejak Mei 2005 lalu. Wa Ode Rahima juga mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Sintesa yang kebetulan memfasilitasi program ini. Ini adalah suatu yang baru bagi saya, dan benar-benar membawa perubahan khususnya buat saya sendiri. Sebelumnya saya dan mungkin ibu-ibu yang lain yang berperilaku yang sama dengan saya, dalam kesehariannya hanya beraktifitas dalam rumah saja untuk mengurus anak dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Saya jarang dan bahkan boleh dikatakan tidak pernah ikut dalam kegiatan-kegiatan rapat kelurahan yang ada di kelurahan kami, dikarenakan letak kantor kelurahan relatif jauh jaraknya dan

MSC - Most Significant Change Stories

pertemuan yang berkesan formal sehingga cukup merepotkan. Padahal tidak ada larangan siapapun untuk mengikuti kegiatankegiatan tersebut termasuk juga suami saya sendiri. Metode pembelajaran yang diterapkan oleh program ini dari awal penjajakan sampai implementasi, menarik dan cukup santai. Pertemuan dapat dilakukan di mana saja dan mengikuti kenyamanan kita sebagai peserta perempuan. Pertemuan sering dilakukan di halaman rumah, di bawah pohon, jadi kita sebagai kaum ibu merasa pertemuan tidak mengganggu aktifitas rumah. Sebelumnya saya juga mempunyai pengalaman buruk tentang kebiasaan saya, yaitu seringnya saya mencurigai suami saya sendiri padahal hanya karena suami saya sering berkoordinasi dengan masyarakat baik perempuan maupun laki-laki menyangkut program atau kegiatan-kegiatan pembangunan masyarakat yang pernah ada. Kebetulan suami saya dipercayakan untuk menjadi kepala lingkungan di kelurahan kami ini. Setiap suami saya keluar rumah saya suka marah-marah dan berfikir yang bukan-bukan, ini terjadi karena saya tidak

pernah mengetahui kegiatan masyarakat yang melibatkan suami saya. Kini kebiasaan saya berubah, saya sudah tidak cemburu dan mencurigai suami lagi. Kesadaran saya muncul sejak saya mengikuti pertemuan dengan metode kajian yang mengkaji tentang program atau kegiatan-kegiatan yang pernah ada dan dilakukan oleh masyarakat Kelurahan Masiri. Kalau tidak salah nama kajiannya Tangga Kegiatan. Dalam kajian ini saya mendengarkan langsung dari masyarakat tentang kegiatankegiatan apa saja yang pernah dilakukan masyarakat, bagaimana cara kerjanya dan siapa-siapa saja yang terlibat langsung. Di sinilah saya mengetahui secara jelas sebagian tugas dan peran suami saya sebagai kepala lingkungan yang selalu berhubungan dengan masyarakat. Ternyata memang kecemburuan saya selama ini tidak beralasan. Pengalaman menjalani pertemuan program ini, selain berdampak bagi saya juga suami saya. Alat kajian Kalender Kerja Harian menyadarkan kami, ternyata selama ini sayalah (istri) yang lebih banyak menghabiskan waktu dalam sehari untuk bekerja dibandingkan suami saya. Hanya



ACCESS Seri - Monev Partisipatif No. 4

saja mungkin ini sudah menjadi rutinitas dan saya merasa ini sebagai tanggung jawab saya sehingga saya tidak merasa terbebani. Dengan sendirinya juga muncul kesadaran suami saya. Kalau ada waktu senggang dia membantu saya dengan mengambil alih pekerjaan rumah seperti menyapu dan mencuci misalnya yang selama ini belum pernah dia lakukan. Kita lebih banyak saling berbagi. Mungkin inilah sebagian dari pengalaman saya berkat metode-metode pembelajaran yang telah diterapkan program ini. Dalam pembicaraannya yang terakhir Wa Ode Rahima sempat menitipkan harapan: Saya berharap semoga kalau ada programprogram lain yang masuk di kelurahan kami, juga dapat memberikan pembelajaran yang membawa perubahan bagi peningkatan cara pikir dan tingkah laku masyarakat. Cerita perubahan di komunitas dampingan Sintesa Buton di Kelurahan Masiri, Kecamatan Batauga, Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara. Ditulis oleh Yusitha Yumarsih, petugas lapangan Sintesa Buton dengan kategori cerita keseimbangan gender dan keikutsertaan orang miskin. Gaya penulisan yang digunakan adalah gaya penulisan narasi yang ditulis dengan menarik.

disebabkan juga karena hubungan kekeluargaan dengan pimpinan dan keakraban bersama personil LESTARI yang tergabung dalam program NTAADP pula. Kondisi LESTARI pada saat itu masih baru merangkak, tata kepengurusan tidak jelas, semua didominasi oleh pimpinan demikian juga dengan manajemennya (kepemimpinan/ kewenangan hanya milik pimpinan). Akan tetapi perkembangan selanjutnya ada perubahan yang dirasakan cukup baik terutama di tingkat kepemimpinannya, terlebih lagi setelah bergabung dengan ACCESS melalui program yang dilaksanakan di Desa Banyu Urip, progran CB, pertemuanpertemuan dengan mitra lainnya, pertemuanpertemuan dengan pelaksana program serta serta pertemuan-pertemuan/diskusi-diskusi yang dilaksanakan bersama di intern lembaga. Dari proses-proses tersebut telah banyak pembelajaran yang diperoleh yang mempercepat terjadinya perubahan tersebut baik perubahan lembaga dan pribadi secara personal. Di tingkat lembaga (LESTARI) telah terjadi perubahan model kepengurusan dan manajemennya, yang lebih banyak memberikan ruang kepada teman-teman lembaga bersama ketua pelaksana harian di dalam

PENINGKATAN KAPASITAS DIRI DAN PERUBAHAN KEPENGURUSAN LEMBAGA


Berawal dari pengalaman sebagai pendamping pada program NTAADP pada akhir tahun 2003 selama enam bulan saya banyak belajar, banyak sharing bersama teman-teman fasilitator yang tergabung dalam YLDM, sehingga saya merasa bahwa kemampuan yang saya miliki sangat minim dbandingkan dengan teman-teman senior. Oleh sebab itu saya berkomitmen untuk terus belajar sehingga sejak awal tahun 2004 saya bergabung dengan Yayasan LESTARI, yang 

MSC - Most Significant Change Stories

mengambil keputusan dan pengelolaan lembaga. Secara personal telah mampu meningkatkan kapasitas diri saya dan mengetahui, memahami tentang proses pembangunan yang partisipatif dengan mengedepankan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas dan demokrasi sehingga secara jujur saya akui kalau masyarakat yang pernah saya dampingi telah tumbuh kepercayaannya untuk difasilitasi, didampingi agar dapat menuju ke arah yang lebih baik (ada rasa yang terjadi di masyarakat bahwa kita dibutuhkan). Di desa asal kami tidak saja berperan sebagai bagian dari LESTARI tetapi juga merupakan bagian dari mereka, kami telah dipandang sebagai salah seporang yang potensial untuk merubah desa ke arah yang lebih maju sehingga sering diajak untuk berdiskusi oleh tokoh-tokoh yang ada di sana untuk bersama membangun desa. Demikian cerita singkat ini kami buat dengan satu kata, Kami sedang belajar dan selalu butuh terus belajar. Cerita perubahan di tingkat organisasi dari Yayasan LESTARI, dari Kabupaten Lombok Tengah, Propinsi Nusa Tenggara Barat . Cerita ini ditulis oleh Lalu Mustandi, 33 thn, staff Lestari dengan menggunakan gaya penulisan narasi.

pertemuan atau pelatihan saya hanyalah peserta. Tetapi sekarang saya bisa memfasilitasi pertemuan bahkan sering diundang untuk menjadi fasilitator pada pelatihanpelatihan yang dilakukan oleh LSM lain. Ini terjadi karena pelatihan seni fasilitasi dan Creative Learning Fasilitation yang dilakukan oleh Inspirit pada tahun 2005 yang lalu. Dua jenis pelatihan itulah yang banyak memberikan perubahan dalam kerja saya sebagai fasilitator. Saat ini saya sudah memfasilitasi penilaian kapasitas ( PEKA) untuk organisasi masyarakat. Bahkan terakhir saya mendapat kesempatan untuk belajar tentang bagaimana menjadi fasilitator pemantauan partisipatif (ODST). Kesempatan yang ada ini menjadi sebuah pengalaman luar biasa bagi saya dengan mengenal berbagai cara, metode, dan karakter yang berbeda-beda dari sebuah proses fasilitasi mulai dari fasilitasi penilaian kapasitas (PEKA), ODST, atau memfasilitasi pertemuan jaringan ataupun memfasilitasi masyarakat miskin dan perempuan. Harapan saya bahwa pengalaman yang saya dapatkan selama ini berbagai kegiatan CB-ACCESS adalah ada sebuah model belajar bersama antara sesama fasilitator (termasuk masyarakat miskin dan perempuan yang ada di desa). Untuk memperkuat posisi masyarakat miskin dan perempuan artinya model belajar ini bisa dimulai dari lembaga ( YLAI) , PLC, JMS yang nantinya bisa bermanfaat bagi orang banyak. Cerita perubahan di tingkat organisasi dari Yayasan Lestari Alam Indonesia, dari Kabupaten Sumba Timur, Propinsi Sulawesi Tenggara. Gaya penulisan yang digunakan adalah gaya penulisan narasi.

CB ACCESS, SEBUAH LANGKAH MENUJU PERUBAHAN


Mengikuti pelatihan peningkatan kapasitas yang sudah dilakukan ACCESS, mulai dari yang dilakukan REMDEC, Inspirit dan Yappika membawa perubahan yang sangat berarti dalam kerja-kerja saya dalam pendampingan terhadap masyarakat miskin dan perempuan. Sebelum mengikuti pelatihan-pelatihan saya hanyalah salah seorang dari banyak orang yang tergabung dalam LSM, dan dalam



ACCESS Seri - Monev Partisipatif No. 4

LIPKEM TETAP PROFESIONAL DAN EKSIS


Sejak bergabung dengan ACCESS ada beberapa perubahan yang terjadi di Lembaga yang dampaknya saya rasakan, tapi perubahan yang mendasar adalah tata kepengurusan di lembaga. Di mana saya lebih tahu siapa yang menjabat direktur, siapa yang bertanggung jawab di program, seperti apa yang dilakukan. Di mana tidak boleh ada jabatan tangkap seperti direktur sekaligus koordinator program yang mungkin ini bisa terjadi. Saya bernama Asisjah, seorang perempuan yang berstatus masih sendiri dengan usia 33 tahun. Saya bergabung di LIPKEM 5 tahun dan bekerja sebagai staff lapangan. Kantor saya ada di Makassar. Lembaga kami dipercayai oleh ACCESS untuk mendampingi petani rumput laut di Desa Garassikang yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan bagi petani rumput laut. Program ini sudah berjalan 6 bulan dan setiap 3 bulan lembaga memonitoring kegiatan. Saya memilih perubahan yang terjadi di lembaga itu dirasakan sangat penting karena dengan bekerjasama dengan ACCESS

rangkap jabatan sudah tidak ada, ini bertujuan untuk melihat keprofesionalan seorang yang diberi tanggung jawab, sehingga tidak ada program yang harus ditandatangani oleh direktur dan koordinator sementara kedua jabatan ini dirangkap oleh satu orang sehingga dia bingung untuk memposisikan dirinya di mana, apakah sebagai direktur atau koordinator. Dan pada saat ini sudah tidak terjadi karena masing-masing staff mempunyai tugas masing-masing. Selain perubahan di atas juga terjadi perubahan yang lain seperti kedisiplinan temanteman dalam membuat laporan, monitoring dan lembaga pada setiap program yang ada di lembaga. Ketrampilan teman-teman di lembaga memfasitasi kegiatan meningkat sehingga dari pihak swasta maupun pemerintah memberi kepercayaan kepada lembaga untuk menangani suatu kegiatan. Saya berharap ke depan tetap eksis dengan lembaga. Cerita perubahan di tingkat organisasi dari LIPKEM, dari Sulawesi Selatan. Gaya penulisan yang digunakan adalah gaya penulisan narasi.

0

MSC - Most Significant Change Stories

LAMPIRAN : Survey Partisipatif Melalui FGD


Waktu yang dibutuhkan: -1 hari Staf yang dibutuhkan: Sebaiknya 2 orang (satu fasilitator dan satu orang pencatat) Langkah-langkah:

Tahap I: Pembentukkan Kelompok Diskusi

Staf LSM membentuk satu atau beberapa Kelompok Diskusi yang Terfokus (Focus Group Discussion - FGD) yang melibatkan masyarakat dampingan. Sebaiknya pada setiap FGD diikuti tidak lebih dari 10-15 peserta. Bisa kita pilih kelompok laki-laki atau kelompok perempuan atau kelompok campuran (jumlah antara peserta laki-laki dan perempuan yang seimbang). Dari segi lain kelompok juga bisa memperhatikan usia peserta apakah kita wawancarai orang tua di desa atau khusus fokus pada pemuda-pemudi, dsb.

Tahap II: Survei Partisipatif

Sebelum FGD dimulai, fasilitator melakukan survei partisipatif. Alat sederhana ini berfungsi sebagai selingan agar tidak jenuh pada proses FGD, dan pada waktu yang bersamaan fasilitator bisa mendapatkan data pribadi peserta FGD dan menjelaskan inti dari topik FGD kepada mereka. Fasilitator survei memberikan sejumlah pertanyaan berdasarkan kategori perubahan yang telah ditentukan. Pada setiap pertanyaan, peserta diberi lima alternatif jawaban, dari yang terburuk hingga yang terbaik. Pertanyaan-pertanyaan tersebut ditulis di atas kertas plano/ kertas manila dan diletakkan di depan peserta FGD. Masing-masing peserta diberi empat lembar karton/ kertas kecil di mana mereka menulis nama, usia dan jenis kelamin. Masing-masing peserta berdiri, maju ke depan, menempel nama pada jawaban yang terbaik menurut mereka. Kemudian informasi ini bisa dihitung dan dijumlahkan. Contoh pertanyaan dan alternatif jawaban yang digunakan di ACCES dapat dilihat pada halaman 33. Pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan harus dibatasi berdasarkan kategori/ topik yang telah ditentukan sebelumnya.

Tahap III: Focus Group Discussion

Kegiatan ini memerlukan kemampuan memfasilitasi yang baik. Diskusi dirancang untuk tanya jawab secara partisipatif. Fasilitator memimpin diskusi dan peserta diminta untuk mengidentifikasi perubahan yang mandasar sesuai dengan kategori yang disebutkan dalam survei. Fasilitator bisa menggunakan hasil survei partisipatif sebagai bahan referensi untuk membantu mengarahkan pertanyaan dalam FGD. Sebagai alternatif, fasilitator boleh membuat FGD sangat sederhana dan mengadakan diskusi terbuka yang lebih banyak minta peserta untuk mengidentifikasi perubahan yang sangat penting yang telah terjadi pada mereka pada bulan sebelumnya. Kemudian mereka diminta 

ACCESS Seri - Monev Partisipatif No. 4

Tahap IV: Pemilihan dan Dokumentasi Cerita dari Kelompok Sasaran

Melalui proses FGD ini, fasilitator kemudian bisa memilih beberapa dari peserta yang memiliki cerita perubahan yang mendasar. Fasilitator boleh memutuskan untuk memilih satu cerita per kategori yang menurut mereka terbaik, atau memilih sejumlah cerita yang menurut mereka baik dan layak untuk direkam. Peserta terpilih lalu diwawancarai dan cerita perubahan yang mendasar direkam. Fasilitator kemudian akan mencatat cerita perubahan ke dalam formulir yang tersedia. Sebagai alternatif, fasilitator boleh meminta peserta terpilih menulis cerita mereka sendiri ke dalam formulir jika mereka pikir memungkinkan. Jika petugas lapang mempunyai kamera, mereka bisa mengambil gambar untuk mendukung cerita perubahan.



CONTOH DARI KATEGORI YANG DITENTUKAN OLEH PROGRAM ACCESS Kategori 1: Pemberdayaan
Bagaimana perubahan yang terjadi pada tingkat pendapatan keluarga anda dalam satu bulan terakhir ini?
Sangat Menurun Menurun Sedikit Tidak Berubah Meningkat Sedikit Sangat Meningkat

Kategori 2: Keberlanjutan Program


Bagaimana anda menilai partisipasi anda di dalam proses pengambilan keputusan terkait program dalam satu bulan terakhir ini?
Sangat Menurun Menurun Sedikit Tidak Berubah Meningkat Sedikit Sangat Meningkat

Kategori 3: Kesetaraan Gender


Berapa besar peningkatan yang terjadi pada partisipasi perempuan dalam satu bulan terakhir ini?
Sangat Menurun Menurun sedikit Tidak Berubah Meningkat Sedikit Sangat Meningkat

Kategori 4: Perubahan Umum


Secara umum, bagaimana Anda menilai pengalaman Anda dengan program yang ada dalam satu bulan terakhir ini?
Sangat Buruk Buruk Tidak Berubah Baik Sangat Baik

INGAT: Ini hanya contoh. Pertanyaan dan kategori/topik bisa selalu berubah dan lembaga harus menggunakan pertanyaan yang relevan dengan program dan hasil yang mereka harapkan.

33

ACCESS Seri - Monev Partisipatif No. 4



MSC MSC
Sekilas ACCESS
ACCESS (Australian Community Development and Civil Society Scheme) adalah salah satu proyek yang didukung oleh Pemerintah Australia melalui AusAID yang merupakan bagian tak terpisahkan dari program bantuan bilateral dari Pemerintah Australia kepada Pemerintah Indonesia dalam hal ini diwakili oleh Departemen Dalam Negeri khususnya Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. ACCESS bertujuan untuk membantu upaya pengentasan kemiskinan, dengan secara langsung mendorong pemberdayaan masyarakat dan penguatan masyarakat sipil di Indonesia dengan fokus di 8 kabupaten di Kawasan Timur Indonesia. ACCESS fokus pada penguatan organisasi-organisasi masyarakat sipil melalui upaya-upaya pengembangan kapasitas yang memungkinkan mereka untuk lebih efektif dalam membantu masyarakat yang mereka layani, dan untuk menguatkan masyarakat dalam penilaian dan perencanaan yang dipimpin oleh masyarakat yang menyertakan perempuan dan orang miskin. ACCESS juga bertujuan untuk meningkatkan kapasitas organisasi-organisasi masyarakat sipil untuk mendorong tata kepengurusan dan penyampaian layanan yang baik di tingkat kabupaten. ACCESS menyediakan dana hibah untuk membantu masyarakat melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat, yang membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat miskin secara keseluruhan.

ACCESS

INTERNATIONAL DEVELOPMENT SUPPORT SERVICES PTY LTD, A Connell Wagner Company


Level 12, 60 Albert Road South Melbourne 3205 Tel +61 3 96978333 Fax +61 3 96978599 Web: www.idss.com.au

Jl. Bet Ngandang I No. 1XX Sanur, Bali 80033 PO Box 3355 Tel: +62 361 288428 Fax: +62 361 287509 Email: access-ind@indo.net.id Web: www.access-indo.or.id

Anda mungkin juga menyukai